Health Problem
Konflik mempengaruhi jutaan orang setiap tahun di seluruh dunia, dan antara tahun
1991 dan 1997, lebih dari $2 miliar dihabiskan untuk bantuan darurat non-makanan.
Perkiraan terbaru menetapkan jumlah pengungsi internal pada 30 juta dan jumlah pengungsi
yang mencari suaka melintasi perbatasan internasional pada 23 juta, sebagian besar dari
mereka melarikan diri dari zona konflik1. Akibat dari kekurangan makanan, dislokasi
populasi, dampak persenjataan, dan rusaknya layanan kesehatan esensial, populasi yang
terkena dampak konflik bersenjata menderita implikasi kesehatan masyarakat yang serius.
Dengan melihat banyak sekali permasalahan kesehatan yang diakibatkan oleh konflik,
ICRC turut andil dalam memberikan bantuan-bantuan, terutaman bantuan kesehatan. ICRC
memiliki banyak program kegiatan kesehatan yang dapat membantu para korban konflik2.
Kegiatan Pertama adalah pertolongan pertama dan rumah sakit darurat, program
perawatan pertolongan pertama dan rumah sakit darurat ICRC bertujuan untuk memastikan
bahwa korban terluka dan sakit memperoleh keamanan yang manusiawi dan pengobatan yang
efektif, serta dirujuk ke tempat untuk perawatan lebih lanjut. Program-program ini dirancang
untuk memberikan perawatan darurat dalam jangka pendek saat membangun Perhimpunan
Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Nasional kapasitas untuk memberikan perawatan
tersebut di masa depan. Program ini dikhususkan untuk berbagai kelompok, termasuk
pembawa senjata, pembersih ranjau, pengunjuk rasa, masyarakat terpencil, petugas
kesehatan, yang terluka. ICRC bekerja sama dengan mitra-mitra khususnya Perhimpunan
Nasional untuk mengatur dan menjalankan pertolongan pertama dan program perawatan
darurat pra-rumah sakit. Inisiatif semacam itu menyelamatkan nyawa, membawa harapan dan
bantuan untuk menumbuhkan rasa hormat yang lebih besar kepada pasien dan merawat
mereka
1
Banatvala, N., & Zwi, A. B. (2000). Public health and humanitarian interventions: Developing the evidence
base. British Medical Journal, 321(7253), 101–105
2
ICRC. (2015). HEALTH ACTIVITIES CARING FOR PEOPLE AFFECTED BY ARMED CONFLICT AND
OTHER SITUATIONS OF VIOLENCE.
Kegiatan Kedua adalah perawatan utaman kesehatan, tujuan program ini yaitu untuk
menjamin titik akses pertama ke pelayanan kesehatan bagi korban konflik bersenjata.
Layanan perawatan kesehatan telah terlatih secara profesional staf untuk memberikan
perawatan dan pengobatan untuk penyakit yang paling sering diderita oleh korban. Tindakan
yang paling efektif adalah pencegahan, seperti: memvaksinasi anak-anak atau memberikan
perawatan antenatal untuk ibu hamil. Pelayanan kesehatan juga dimana perempuan korban
kekerasan mencari bantuan dan nasihat. Berbagai kegiatan dilakukan untuk memenuhi
kebutuhan korban, termasuk melakukan operasi darurat, mendukung kesehatan tingkat
pertama fasilitas dan menjalankan unit kesehatan keliling.
Kegiatan Ketiga adalah rehabilitasi fisik, akses ke layanan rehabilitasi fisik sangat
penting untuk memastikan bahwa orang dengan gangguan fisik penyandang disabilitas
merasa dilibatkan dan berpartisipasi penuh dalam masyarakat. Mendapatkan kembali
mobilitas adalah langkah pertama menuju memiliki kesempatan yang sama seperti yang lain
anggota masyarakat. Bagi sebagian orang, itu bisa berarti menikmati hak-hak dasar seperti
akses ke makanan, tempat tinggal dan pendidikan, mencari pekerjaan dan mendapatkan
penghasilan penghasilan. Proyek rehabilitasi fisik ICRC dirancang untuk memperkuat
layanan rehabilitasi yang ditawarkan di negara yang bersangkutan dan bertujuan untuk
meningkatkan akses layanan bagi penyandang disabilitas.