Anda di halaman 1dari 73

RAHASIA

MARKAS BESAR TNI ANGKATAN UDARA


SEKOLAH STAF DAN KOMANDO

OPTIMALISASI KEMAMPUAN TERBANG MALAM


PESAWAT HELIKOPTER KEPRESIDENAN REPUBLIK INDONESIA
GUNA MENINGKATKAN OPERASI PENERBANGAN VVIP/VIP
DALAM RANGKA MENDUKUNG TUGAS TNI ANGKATAN UDARA

TASKAP ELEMEN AIR POWER

Oleh:

Nama : Ari Firmansyah


Pangkat/Korp : Mayor Pnb
NRP : 535063
Nosis : 024

SEKOLAH STAF DAN KOMANDO TNI ANGKATAN UDARA


PERWIRA SISWA SESKOAU KE-59 TP. 2022

LEMBAR PERSETUJUAN
RAHASIA
LEMBAR PERSETUJUAN

JUDUL : Optimalisasi Kemampuan Terbang Malam


Pesawat Helikopter Kepresidenan Republik Indonesia
Guna Meningkatkan Kemampuan Operasi Penerbangan VVIP/VIP
Dalam Rangka Mendukung Tugas TNI Angkatan Udara

PENULIS
Nama : Ari Firmansyah
Pangkat/Korp : Mayor Pnb
NRP : 535063
No. Pasis : 024

PEMBIMBING
Nama : Ucok Enrico Hutajulu, S.H., M.M.
Pangkat/Korp : Kolonel Pnb
NRP : 523374

Telah memenuhi syarat dan setuju untuk dinilai.

Lembang, Mei 2022


Perwira Pembimbing,

Ucok Enrico Hutajulu, S.H., M.M.


Kolonel Pnb NRP 523374
PERNYATAAN KEASLIAN

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Ari Firmansyah


Pangkat/NRP : Mayor Pnb/535063
Jabatan : Pamen Lanud Halim P.
Instansi : Lanud Halim Perdanakusuma
Alamat : Komplek Perwira Garuda Emas
Jalan Garuda Emas 1 No. 9 Dwikora
Lanud Halim Perdanakusuma

Sebagai Perwira Siswa Seskoau A-59 TP. 2022 menyatakan dengan sebenar-
benarnya, bahwa:

a. Hasil penulisan Kertas Karya Perorangan (Taskap) yang Saya tulis merupakan
hasil karya sendiri dan benar keasliannya.

b. Apabila ternyata sebagian tulisan Taskap ini terbukti tidak asli atau plagiasi, maka
Saya besedia untuk mmbatalkan dan sanggup menanggung segala akibatnya.

Demikian Pernyataan Keaslian ini dibuat untuk dapat dipergunakan seperlunya.

Lembang, Mei 2022


Perwira Siswa,

Ari Firmansyah
Mayor Pnb NRP 535063
LEMBAR PENGESAHAN

Yang bertanda tangan di bawah ini, Perwira Penguji dan Pengkoreksi:

1. Nama : Achmad Subuki


Pangkat/Korps/NRP : Kolonel Pas/518857

2. Nama : Maman Sudirman, S.Sos.


Pangkat/Korps/NRP : Kolonel Adm/519743

3. Nama : Budi Winarto, A.Md., S.E.


Pangkat/Korps/NRP : Kolonel Sus/525896

Menyatakan bahwa Taskap Elemen Air Power dengan judul:

OPTIMALISASI KEMAMPUAN TERBANG MALAM


PESAWAT HELIKOPTER KEPRESIDENAN REPUBLIK INDONESIA
GUNA MENINGKATKAN OPERASI PENERBANGAN VVIP/VIP
DALAM RANGKA MENDUKUNG TUGAS TNI ANGKATAN UDARA

SAH

Sebagai persyaratan lulus pendidikan Seskoau Angkatan Ke-59 TP. 2022 bagi Perwira
Siswa:

Nama : Ari Firmansyah


Pangkat/Korps/NRP : Mayor Pnb/535063

Lembang, Mei 2022


Perwira Penguji dan Pengkoreksi,

Nana Penguji dan Pengkoreksi: Tanda Tangan

1. Nama : Achmad Subuki


Pangkat/Korps/NRP : Kolonel Pas/518857 ………………..

2. Nama : Maman Sudirman, S.Sos.


Pangkat/Korps/NRP : Kolonel Adm/519743 ………………..

3. Nama : Budi Winarto, A.Md., S.E.


Pangkat/Korps/NRP : Kolonel Sus/525896 ………………..
ABSTRAKSI

TNI Angkatan Udara memiliki peranan penting dalam penyelenggaraan


pengamanan Presiden dan Wakil Presiden beserta keluarganya yang salah satu
perwujudannya adalah dengan melaksanakan dukungan Penerbangan VVIP/VIP
menggunakan pesawat helikopter. Setidaknya terdapat tiga satuan di bawah jajaran TNI
Angkatan Udara yang memiliki tugas untuk melaksanakan dukungan penerbangan
VVIP/VIP menggunakan pesawat helikopter. Skadron Udara 45 sebagai satuan utama
serta Skadron Udara 6 dan 8 sebagai satuan pendukung. Pelaksanaan kegiatan dalam
rangka mendukung penerbangan VVIP/VIP menggunakan pesawat helikopter acap kali
dihadapkan dengan berbagai kendala, salah satunya adalah kemampuan dalam
melaksanakan penerbangan yang kurang optimal. Personel yang qualified NVG Pilot
terbatas, perlengkapan dan peralatan terbang malam minim, belum adanya sarana dan
prasarana pendukung latihan terbang malam, piranti lunak yang memerlukan
pembaharuan serta penambahan alutsista pesawat helikopter VVIP/VIP adalah hal yang
dinilai menyebabkan kurang optimalnya kemampuan terbang malam dari beberapa
satuan tersebut.

Berdasarkan permasalahan tersebut, maka perlu adanya langkah-langkah


optimalisasi kemampuan terbang malam pesawat Helikopter Kepresidenan Republik
Indonesia melalui upaya-upaya yang dilaksanakan secara bertahap, bertingkat serta
berkesinambungan. Optimalisasi tersebut diharapkan mampu meningkatkan operasi
penerbangan VVIP/VIP sehingga tugas TNI Angkatan Udara dapat terlaksana dengan
baik. Tujuan dari penulisan naskah yang berjudul “Optimalisasi Kemampuan Terbang
Malam Pesawat Helikopter Kepresidenan Republik Indonesia Dalam Rangka
Meningkatkan Operasi Penerbangan VVIP/VIP Guna Mendukung Tugas TNI Angkatan
Udara” adalah sebagai sumbangan pemikiran yang bersifat saran bagi pimpinan dalam
menentukan kebijakan terkait peningkatan kemampuan terbang malam dari pesawat
Helikopter Kepresidenan Republik Indonesia. Metode yang digunakan dalam
penyusunan dan penulisan naskah ini adalah metode deskriptif analisis, dimana
menggunakan studi pustaka referensi-referensi serta beberapa peraturan perundang-
undangan yang terkait.

Guna menunjang keberhasilan optimalisasi kemampuan terbang malam Helikopter


Kepresidenan Republik Indonesia, disampaikan beberapa saran antara lain perlunya
Mabesau beserta jajaran stakeholder di bawahnya, agar merencanakan pengadaan
2

pesawat helikopter VVIP/VIP baru dengan kemampuan yang lebih tinggi dibanding
pesawat yang dioperasionalkan saat ini.

Kata kunci: Optimalisasi, Kemampuan Terbang Malam Helikopter Kepresidenan


Republik Indonesia.
SKETSA BIOGRAFI

Penulis bernama lengkap Ari Firmansyah yang pada


saat karya tulis ini disusun berpangkat Mayor dengan korps
Penerbang. Penulis dilahirkan di Kota Bandung, Jawa Barat
pada tanggal 4 Februari 1985 sebagai anak ke-2 dari 3
bersaudara. Penulis menyelesaikan pendidikan umum SD
Negeri Centeh II Bandung pada tahun 1997, SLTP Negeri 4
Bandung pada tahun 2000 dan SMU Negeri 20 Bandung
pada tahun 2003. Selanjutnya Penulis menempuh
pendidikan militer di Akademi Angkatan Udara (AAU),
Yogyakarta.

Pada tahun 2006, Penulis lulus dari AAU dan dilantik dengan pangkat Letnan Dua
Administrasi, selanjutnya mengikuti Pendidikan Dasar Kecabangan Penerbang di
Sekolah Penerbang TNI AU Angkatan ke-76 dan lulus pada tahun 2008 dan dilanjutkan
mengikuti Kursus Pengenalan Terbang Pesawat Helikopter (KPTPH) Angkatan ke-11
sampai dengan tahun 2009. Pendidikan militer lainnya yang pernah Penulis ikuti adalah
Kursus Flight Security Officer (FSO) pada tahun 2014, Sekolah Komando Kesatuan
angkatan Udara (Sekkau) pada tahun 2015 dan Sekolah Instruktur Penerbang TNI AU
tahun 2018. Saat ini Penulis berdinas di Lanud Halim Perdanakusuma dengan jabatan
Pamen Lanud Halim Perdanakusuma.

Penulis telah memiliki seorang Istri yang bernama Mei Yustika Cahyani dan telah
dikaruniai dua orang anak, yaitu M. Prawira Akhtar Firmansyah dan Maryam Pranaya P.
Firmansyah. Demikianlah Sketsa Biografi dari Penulis yang dapat disampaikan dalam
penunisan Taskap dengan judul: Optimalisasi Kemampuan Terbang Malam Pesawat
Helikopter Kepresidenan Republik Indonesia Guna Meningkatkan Operasi Penerbangan
VVIP/VIP Dalam Rangka Mendukung Tugas TNI Angkatan Udara.
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur senantiasa penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, Tuhan Yang
Maha Kuasa yang telah melimpahkan berkat dan rahmat-Nya sehingga penyusunan
Taskap dengan judul Optimalisasi Kemampuan Terbang Malam Pesawat Helikopter
Kepresidenan Republik Indonesia Guna Meningkatkan Operasi Penerbangan
VVIP/VIP Dalam Rangka Mendukung Tugas TNI Angkatan Udara, dapat diselesaikan.
Tanpa adanya bimbingan serta bantuan dari berbagai pihak, proses penyusunan Taskap
ini tidak mungkin dapat diselesaikan, maka dengan segala kerendahan hati, Penulis
mengucapkan rasa terima kasih yang setinggi-tingginya kepada:

1. Komandan Seskoau Marsekal Muda TNI Widyargo Ikoputra, S.E., M.M. yang
telah memberikan kesempatan dan bimbingan kepada penulis selama mengikuti
pendidikan dan seluruh staf yang telah memberikan dukungan sehingga Taskap ini
dapat diselesaikan tepat pada waktunya.

2. Kolonel Pnb Ucok Enrico Hutajulu, S.H., M.M. selaku Patun Pembimbing
yang telah mengarahkan dengan penuh keabaran dalam pembuatan naskah ini.

3. Seluruh Staf Pengajar di Seskoau yang telah membagikan ilmu dan


pengetahuan sebagai masukan berharga bagi penyusunan Taskap ini.

4. Istri dan dua Buah Hati tercinta yang telah memberikan perhatian dan
menjadi penyemangat dalam mengikuti pendidikan di Seskoau.

5. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, atas dukungan moril
sehingga penulisan Taskap ini dapat terselesaikan.

Penulis menyadari bahwa Taskap ini masih jauh dari sempurna, akan tetapi
Penulis berharap Taskap ini dapat memberi manfaat bagi Lembaga Seskoau dan TNI
Angkatan Udara pada umumnya. Semoga Tuhan Yang Maha Kuasa senantiasa
memberikan petunjuk dan perlindungan-Nya kepada kita semua. Aamiin.

Lembang, Mei 2022


Perwira Siswa,
Ari Firmansyah
Mayor Pnb NRP 535063
DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN......................................................................................................
PERNYATAAN KEASLIAN.....................................................................................................
LEMBAR PENGESAHAN.......................................................................................................
ABSTRAKSI............................................................................................................................
SKETSA BIOGRAFI................................................................................................................
KATA PENGANTAR...............................................................................................................
DAFTAR ISI ...........................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN
1. Latar Belakang.................................................................................................... 1
2. Rumusan Masalah.............................................................................................. 2
3. Maksud dan Tujuan............................................................................................ 3
4. Ruang Lingkup dan Sistematika......................................................................... 4
5. Metode dan Pendekatan.................................................................................... 4
6. Pengertian.......................................................................................................... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


7. Umum................................................................................................................. 6
8. Peraturan Perundang-undangan........................................................................ 6
9. Kerangka Teoritis................................................................................................ 8
10. Data dan Fakta................................................................................................... 9
11. Lingkungan Strategis..........................................................................................12

BAB III PEMBAHASAN


12. Umum.................................................................................................................18
13. Kualifikasi Crew Pesawat Helikopter Kepresidenan Republik Indonesia..........18
14. Kondisi Peralatan dan Perlengkapan Terbang Malam Pesawat Helikopter
Kepresidenan Republik Indonesia............................................................................24
15. Sarana dan Prasarana Latihan Terbang Malam Pesawat Helikopter
Kepresidenan Republik Indonesia............................................................................29
16. Kondisi Piranti Lunak Pesawat Pesawat Helikopter Kepresidenan Republik
Indonesia...................................................................................................................32
17. Kondisi Alutsista Pesawat Helikopter Kepresidenan Republik Indonesia..........35

BAB IV PENUTUP
18. Kesimpulan.........................................................................................................37
19. Saran..................................................................................................................39

DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................................40


RAHASIA

MARKAS BESAR TNI ANGKATAN UDARA


SEKOLAH STAF DAN KOMANDO

OPTIMALISASI KEMAMPUAN TERBANG MALAM


PESAWAT HELIKOPTER KEPRESIDENAN REPUBLIK INDONESIA
GUNA MENINGKATKAN OPERASI PENERBANGAN VVIP/VIP
DALAM RANGKA MENDUKUNG TUGAS TNI ANGKATAN UDARA

BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang.

a. Wilayah Indonesia yang sangat luas serta terdiri atas pulau-pulau yang
terletak di posisi silang dengan sumber daya alam yang beraneka ragam serta
demografi yang majemuk mengandung tantangan yang sangat kompleks menuntut
strategi pertahanan negara yang tepat untuk mengamankan wilayah tersebut dan
berimplikasi pada tuntutan pembangunan dan pengelolaan sistem pertahanan
negara yang handal. Tentara Nasional Indonesia Angkatan Udara (TNI AU)
sebagai salah satu bagian integral dari TNI, memiliki tugas melaksanakan tugas
TNI Matra Udara di bidang pertahanan, menegakkan hukum dan menjaga
keamanan wilayah udara yuridiksi nasional sesuai dengan ketentuan hukum
nasional dan hukum internasional, melaksanakan pembangunan dan
pengembangan kekuatan matra udara serta melaksanakan pemberdayaan wilayah
pertahanan udara1. Penjabaran dari tugas tersebut diantaranya adalah
melaksanakan Operasi Militer Perang (OMP) dan Operasi Militer Selain Perang
(OMSP), salah satu pelaksanaan OMSP sesuai dengan UU No. 34 Tahun 2004
adalah Mengamankan Presiden dan Wakil Presiden Beserta Keluarganya yang
dijabarkan dengan melaksanakan Operasi Penerbangan VVIP/VIP dengan
menggunakan pesawat helikopter.

b. TNI Angkatan Udara memiliki peranan penting dalam penyelenggaraan


pengamanan Presiden dan Wakil Presiden beserta keluarganya yang salah satu
perwujudannya adalah dengan melaksanakan Operasi Penerbangan VVIP/VIP

1
Mabes AU, Doktrin TNI ANGKATAN UDARA, Swa Bhuana Paksa, Jakarta, 2019, hal 5

RAHASIA
2

menggunakan pesawat helikopter. Dukungan Operasi Penerbangan tersebut


dilaksanakan oleh beberapa Skadron Udara TNI Angkatan Udara yang memiliki
home base di Lanud Halim Perdanakusuma Jakarta, yaitu di Skadron Udara 45
(mengoperasikan pesawat helikopter AS/NAS-332 L2/L1 Super Puma VVIP/VIP)
serta didukung oleh Skadron Udara 6 dan Skadron Udara 8 yang berlokasi di
Lanud Atang Sendjaja Bogor. Sesuai dengan karakteristiknya yang mampu
terbang dan mendarat di area terbatas, penggunaan pesawat helikopter sangat
membantu pada pelaksanaan kunjungan kerja pejabat negara VVIP/VIP ke
berbagai daerah, dalam hal ini di wilayah yang tidak dapat terjangkau oleh
pesawat fixed wings. Namun pada pelaksanaannya, pesawat helikopter
Kepresidenan Republik Indonesia masih menemukan permasalahan pada
kemampuan melaksanakan penerbangan pada malam hari, permasalahan
tersebut diantaranya: crew yang qualified NVG Pilot terbatas, perlengkapan dan
peralatan terbang malam minim, belum adanya sarana dan prasarana pendukung
latihan terbang malam, piranti lunak yang memerlukan pembaharuan serta
penambahan alutsista pesawat helikopter VVIP/VIP. Seluruh permasalahan
tersebut menyebabkan kemampuan terbang malam crew Helikopter Kepresidenan
Republik Indonesia belum optimal yang berimbas pada pelaksanaan Operasi
Penerbangan VVIP/VIP tidak maksimal.

c. Pelaksanaan Operasi Penerbangan VVIP/VIP menggunakan pesawat


helikopter tersebut dapat terealisasi dengan optimal melalui upaya-upaya yang
dilaksanakan secara bertahap, bertingkat dan berkesinambungan oleh berbagai
pihak yang berkompeten. Upaya tersebut diantaranya: pelatihan kepada crew,
pengadaan peralatan dan perlengkapan tebang malam, pengadaan sarana dan
prasarana latihan terbang malam, pembaharuan piranti lunak serta penambahan
alutsista pesawat helikopter VVIP sehingga pelaksanaan Operasi Penerbangan
VVIP dapat berjalan dengan baik.

2. Rumusan Masalah. Berdasarkan uraian pada latar belakang tersebut di atas,


dapat dilihat bahwa kualifikasi seluruh crew pesawat Helikopter Kepresidenan, kondisi
peralatan dan perlengkapan terbang malam, ketersediaan sarana dan prasarana latihan
terbang malam dan kondisi piranti lunak masih kurang sehingga mengakibatkan
3

kemampuan terbang malam pesawat Helikopter Kepresidenan Republik Indonesia tidak


optimal, dengan demikian maka yang menjadi rumusan masaah dalam penulisan Taskap
ini adalah:

“Bagaimana Mengoptimalkan Kemampuan Terbang Malam Pesawat Helikopter


Kepresidenan Republik Indonesia Guna Meningkatkan Operasi Penerbangan
VVIP/VIP Dalam Rangka Mendukung Tugas TNI Angkatan Udara?”

Dari rumusan di atas akan dianalisa dan dikaji dengan menggunakan beberapa
pertanyaan yang relevan, sebagai berikut:

a. Bagaimana kualifikasi seluruh crew pesawat Helikopter Kepresidenan


Republik Indonesia saat ini terkait kualifikasi sebagai NVG Pilot?

b. Bagaimana kondisi peralatan dan perlengkapan terbang malam pesawat


Helikopter Kepresidenan Republik Indonesia saat ini?

c. Bagaimana ketersediaan sarana dan prasarana latihan terbang malam


pesawat Helikopter Kepresidenan Republik Indonesia saat ini?

d. Bagaimana kondisi piranti lunak yang tersedia saat ini terkait pelaksanaan
penerbangan malam hari dalam rangka melaksanakan Operasi Penerbangan
VVIP/VIP?

e. Bagaimana kesiapan alutsista pesawat Helikopter Kepresidenan Republik


Indonesia saat ini?

3. Maksud dan Tujuan.

a. Maksud. Penulisan naskah ini dimaksudkan untuk menganalisis tentang


optimalisasi kemampuan terbang malam pesawat Helikopter Kepresidenan
Republik Indonesia, melalui analisis problem solving dengan menemukan pokok-
pokok persoalan sebagai penyebab pokok masalah serta pokok-pokok pemecahan
4

persoalannya melalui kebijakan, strategi dan upaya guna meningkatkan Operasi


Penerbangan VVIP/VIP dalam rangka mendukung tugas TNI Angkatan Udara.

b. Tujuan. Tujuan dari penulisan naskah ini untuk memberikan masukan


kepada Pimpinan dalam mengambil kebijakan lebih lanjut dalam mengoptimalkan
kemampuan terbang malam pesawat Helikopter Kepresidenan Republik Indonesia
guna meningkatkan Operasi Penerbangan VVIP/VIP dalam rangka mendukung
tugas TNI Angkatan Udara.

4. Ruang Lingkup dan Sistematika.

a. Ruang Lingkup. Penulisan Taskap ini dibatasi pada upaya untuk


mengoptimalkan kemampuan terbang malam pesawat Helikopter Kepresidenan
Republik Indonesia dari aspek personel, materiel dan piranti lunak.

b. Sistematika. Adapun Taskap ini disusun dengan sistematika sebagai


berikut:

1) Bab I. Pendahuluan.

2) Bab II. Tinjauan Pustaka.

3) Bab III. Pembahasan.

4) Bab IV. Penutup.

5. Metode dan Pendekatan.

a. Metode. Metode yang digunakan dalam penulisan Taskap ini adalah


deskriptif-analisis dan studi kepustakaan yaitu dengan cara menghimpun informasi
yang relevan dengan topik atau masalah yang menjadi objek penelitian melalui
sumber-sumber kepustakaan serta pengumpulan data empiris di lapangan. searah.
5

b. Pendekatan. Pendekatan yang digunakan dalam penyusunan dan


penulisan naskah ini adalah menggunakan pendekatan dengan menganalisis
kemampuan terbang malam pesawat Helikopter Kepresidenan Republik Indonesia
guna meningkatkan Operasi Penerbangan VVIP/VIP dalam rangka mendukung
tugas TNI Angkatan Udara.

6. Pengertian. Menjelaskan beberapa pengertian tentang istilah-istilah khusus yang


terdapat dalam naskah ini, dengan tujuan agar pembaca dapat memahami dan
mengetahuinya. (Daftar Pengertian Periksa Lampiran II).
6

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

7. Umum. Penyelenggaraan penerbangan VVIP/VIP merupakan penerbangan


dengan membawa penumpang/personel VVIP/VIP atau penumpang lain yang dapat
dikategorikan sebagai penumpang VVIP/VIP. Demi terselenggaranya operasi
penerbangan VVIP/VIP dengan aman, tertib dan lancar, maka perlu ditetapkan
ketentuan-ketentuan umum terkait dengan tujuan, sasaran, kebijakan dasar serta asas-
asas yang akan dijadikan pedoman dalam penerbangan VVIP/VIP. Dalam rangka
mencapai sasaran tersebut perlu adanya perundang-undangan serta peraturan yang
mendukung yang dijadikan sebagai dasar hukum dan kepustakaan yang digunakan dalam
rangka pelaksanaan tugas.

8. Peraturan Perundang-undangan. Dalam penyusunan naskah ini terdapat


beberapa peraturan serta perundang-undangan yang dijadikan dasar, diantaranya
sebagai berikut:

a. Undang-Undang RI Nomor 34 Tahun 2004 tentang Tentara Nasional


Indonesia. Dalam Undang-undang RI No. 34 tahun 2004 Bab II Pasal 2 tentang
Jati Diri ayat 4, disebutkan bahwa TNI adalah tentara profesional yaitu tentara
yang terlatih, terdidik, diperlengkapi secara baik, tidak berpolitik praktis, tidak
berbisnis dan dijamin kesejahteraannya serta mengikuti kebijakan politik negara
yang menganut prinsip demokrasi, supremasi sipil, hak asasi manusia, ketentuan
hukum nasional dan hukum internasional yang telah diratifikasi. 2 Sesuai dengan
jati diri TNI sebagai TNI profesional, dengan tujuan utamanya adalah sebagai
tentara yang terlatih maka crew Helikopter Kepresidenan Republik Indonesia harus
terlatih dan memiliki kemampuan yang tinggi dalam mengemban tugas yang
diberikan kepadanya yaitu melaksanakan operasi penerbangan VVIP/VIP dimana
tugas ini merupakan bagian dari tugas pokok TNI pada OMSP yaitu mengamankan
Presiden dan Wakil Presiden beserta keluarganya dan membantu mengamankan
Tamu Negara setingkat kepala Negara.

2
Undang-undang RI Nomor 34 Tahun 2004 Tentang Tentara Nasional Indonesia
7

b. Keputusan Panglima TNI Nomor Kep/545/V/2019 Tanggal 22 Mei 2019


tentang Doktrin TNI Angkatan Udara Swa Bhuwana Paksa. Salah satu
kharakteristik dari kekuatan udara pada dasarnya dipengaruhi oleh perkembangan
teknologi. Kekuatan udara dipandang mampu bergerak lebih cepat dibanding
kekuatan darat dan laut sehingga kemampuan mobilitas yang tinggi dapat
menggelar kekuatan udara dalam waktu yang singkat. Hal tersebut dapat
diproyeksian pada kemampuan Helikopter Kepresidenan Republik Indonesia yaitu
dapat menjangkau ke segala penjuru di seluruh titik di permukaan bumi dan
terhadap sasaran bergerak di darat, laut dan udara sesuai dengan kemampuan
teknologi yang dimilikinya.3 Mengacu pada tugas TNI Angkatan Udara sesuai UU
RI no 34 tahun 2004 Pasal 10 yang dijelaskan di atas, Operasi Dukungan
Angkutan VVIP/VIP yang merupakan salah satu bentuk Operasi Angkutan Udara
memiliki peran penting, sehingga operasi ini memiliki wadah dalam doktrin TNI
angkatan Udara yang masuk lingkup OMSP dan pelaksanaannya dijelaskan dalam
doktrin Operasi Udara TNI Angkatan Udara.

c. Keputusan Panglima TNI Nomor Kep/1287/XII/2018 tanggal 5 Desember


2018 tentang Petunjuk Penyelenggaraan Operasi Pengamanan Presiden dan
Wakil Presiden, Mantan Presiden dan Mantan Wakil Presiden beserta
Keluarganya serta Tamu Negara Setingkat Kepala Negara/Kepala
Pemerintahan. Presiden dan Wakil Presiden, Mantan Presiden beserta
Keluarganya serta Tamu Negara setingkat Kepala Negara/Kepala Pemerintahan
merupakan representasi negara yang harus mendapat perlakuan pengamanan
secara khusus sebagai Very Very Important Person (VVIP). Sebagaimana
diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 34 Tahun2004 tentang TNI, dalam
penjelasan jenis-jenis Operasi Militer Selain Perang (OMSP) disebutkan bahwa
salah satu tugas TNI adalah melaksanakan Operasi Pengamanan (Opspam)
Presiden dan Wakil Presiden, Mantan Presiden dan Wakil Presiden beserta
Keluarganya serta Tamu Negara Setingkat Kepala Negara/Kepala Pemerintahan.

d. Prosedur Tetap Operasi Penerbangan Skadron Udara 45, Skadron


Udara 6 dan Skadron Udara 8. Tugas Pangkalan TNI AU Halim Perdanakusuma

3
Kep Panglima TNI/545/V/2019 tentang Doktrin SBP no. 16 tentang Karakteristik Kekuatan Udara, h.21.
8

dan Atang Sendjaja adalah menyiapkan dan melaksanakan pembinaan dan


pengoperasian seluruh satuan dalam jajarannya, pembinaan potensi dirgantara
serta menyelenggarakan dukungan operasi bagi satuan lainnya. Skadron Udara di
jajaran Lanud Halim Perdanakusuma dan Atang Sendjaja sebagai salah satu
satuan pelaksana operasional memiliki tugas untuk menyiapkan dan
mengoperasikan pesawat helikopter guna melaksanakan operasi dukungan udara
salah satunya Operasi Penerbangan VVIP/VIP. Pada pelaksanaannya diharapkan
Skadron Udara 45, Skadron Udara 6 dan Skadron Udara 8 mampu mendukung
Operasi Penerbangan VVIP/VIP dengan baik.

9. Kerangka Teoritis.

a. Teori Manajemen POAC, G.R Terry (1978). “Management is a distinct


process consisting of planning, organizing, actuating, and controlling, performed to
determine and accomplish stated objectives by the use of human beings and other
resources”. Manajemen merupakan sebuah proses yang khas, yang terdiri dari
tindakan-tindakan: perencanaan, pengorganisasian, menggerakkan dan
pengawasan yang dilakukan untuk menentukan serta mencapai sasaran-sasaran
yang telah ditetapkan melalui pemanfaatan sumber daya manusia serta sumber-
sumber lainnya.

b. Aviation Safety Factor. Penerapan Teori tentang Keselamatan Terbang


dan Kerja (Lambangja) selalu menjadi prioritas utama dalam setiap pelaksanaan
penerbangan. Dalam penyusunan Taskap ini mengadopsi teori aviation safety
factor pada buku Commercial Aviation Safety oleh Stephen K. Cusick, Antonio I.
Cortes, Clarence C. Rodrigues di tahun 2017, yang menjelaskan bahwa faktor
pendukung safety dibagi menjadi tiga faktor, yaitu Technical Factor, Organizational
Factor dan Human Factor. Faktor pendukung tersebut selaras dengan tugas yang
dilaksanakan satuan yang melaksanakan Operasi Penerbangan VVIP/VIP
menggunakan pesawat helikopter dalam upaya optimalisasi yang dilaksanakan
untuk melaksanakan Operasi dukungan penerbangan VVIP/VIP. Pesawat yang
menjadi alutsista utama membutuhkan pendukung yang terdiri dari tiga faktor
tersebut agar tetap mampu beroperasi dengan baik meskipun terdapat beberapa
9

kondisi yang kurang terpenuhi jika di hadapkan dengan situasi yang ada saat ini.
Dengan adanya optimalisasi pada tiga faktor pendukung tersebut, diharapkan
dapat memberikan solusi terbaik terhadap kekurangan yang ada sehingga
operasional Penerbangan VVIP/VVIP yang dilaksanakan akan tetap tinggi dalam
melaksanakan tugas TNI Angkatan Udara.

c. Teori Pembangunan Manusia. Pembangunan manusia adalah suatu


proses untuk memperbesar pilihan-pilihan bagi manusia (“a process of enlarging
people’s choices”). Pembangunan manusia memperhatikan bukan hanya pada
upaya meningkatkan kemampuan (kapabilitas) manusia tetapi juga upaya-upaya
untuk memanfaatkan kemampuan secara optimal. Pembangunan manusia
didukung oleh empat pilar pokok, yaitu: produktivitas, pemerataan, kesinambungan,
dan pemberdayaan.

10. Data dan Fakta. Kemampuan Skadron Udara 45, Skadron Udara 6 serta Skadron
Udara 8 dalam melaksanakan penerbangan malam hari dalam rangka melaksanakan
Operasi Penerbangan VVIP masih belum optimal. Hal tersebut terjadi karena adanya
beberapa kendala yang dihadapi ketiga Skadron Udara tersebut dalam bidang personel,
alutsista, sarana dan prasarana serta piranti lunak. Data dan fakta yang ada saat ini
diantaranya:

a. Data. Data merupakan kumpulan deskripsi dasar atau keterangan dari


suatu objek yang didapatkan dari hasil observasi (pengamatan) serta diolah
menjadi bentuk yang mudah untuk dipahami seperti informasi, solusi, data base,
dan lainnya. Adapun data tersebut diantaranya:

1) Penerbang Berkualifikasi NVG Pilot. Jumlah Penerbang berkualifikasi


NVG Pilot saat ini masih sangan minim dan tidak merata jumlahnya pada
setiap Skadron Udara yang melaksanakan Operasi Penerbangan VVIP/VIP
pesawat helikopter. Dari ketiga Skadron Udara tersebut, hanya Skadron
Udara 45 yang sama sekali tidak memiliki Penerbang dengan kualifikasi
NVG Pilot. (Daftar Crew Berkualifikasi NVG periksa Lampiran V).
10

Tabel 1.1 Data Rekapitulasi Penerbang NVG

KEKUATAN KEKUATAN
NO. SATUAN PENERBANG PENERBANG NVG KET
INST CAPT CO INST CAPT CO

1. Skadud 45 12 7 11 - - -

2. Skadud 6 9 13 9 3 9 -

3. Skadud 8 8 7 20 4 7 -

Sumber: Daftar Nominatif Penerbang Skadud 45, 6 dan 8 (Feb, 2022)

2) Peralatan dan Perlengkapan Terbang Malam. Peralatan dan


perlengkapan terbang malam yang dimiliki tidak merata pada Skadron Udara
45, Skadron Udara 6 serta Skadron Udara 8. Hal tersebut dapat
digambarkan pada data sebagai berikut:

Tabel 1.2 Data Rekapitulasi Peralatan Terbang Malam

NF AIDS
NO. KESATUAN PESAWAT KUAT SIAP KET
NVG FLIR
LIGHT

1. Skadud 45 AS-332 L2 2 1 - - -

NAS-332 L1 3 1 - - -

2. Skadud 6 NAS-332 L1 6 5 2 - -

3. Skadud 8 EC-725 6 4 6 6 -
11

SA-330 7 2 - - -

Sumber: Daftar Laporan Harian Skadud 45, 6 dan 8 (Feb, 2022)

Tabel 1.3 Data Rekapitulasi Perlengkapan Terbang Malam

NVG
NO. SATUAN HELM KET
JENIS TIPE JML

1. Skadud 45 NVG NVG ORT 11 11 Kemhan


Gen-2 ANVIS MK II-A

NVG NVG NVLS- 5 5 TNI AU


Gen-3 ANVIS-HELI

2. Skadud 6 NVG NVG NVLS- 5 5 TNI AU


Gen-3 ANVIS-HELI

3. Skadud 8 NVG NVG NVLS- 5 5 TNI AU


Gen-3 ANVIS-HELI

Sumber: Daftar Laporan Tahunan Skadud 45, 6 dan 8 (Jan, 2022)

3) Sarana dan Prasarana Latihan Terbang Malam. Komponen sarana


dan prasarana tentu berperan penting dalam keberhasilan penyelenggaraan
latihan. Tepeliharanya ketersediaan dan kesiapan fasilitas latihan
senantiasa menjadi bagian dari prioritas. Belum adanya sarana dan
prasarana khusus yakni ruang adaptasi gelap pada Skadron Udara 45,
Skadron Udara 6 serta Sekadon Udara 45 tentu saja berpengaruh pada saat
pelaksanaan latihan terbang malam.
12

4) Piranti Lunak. Piranti Lunak merupakan pedoman dalam setiap


pelaksanaan operasi penerbangan maupun latihan. Saat ini hanya Skadron
Udara 45 yang belum memiliki piranti lunak yang mengatur operasi
penerbangan malam hari menggunakan NVG karena spesifikasi pesawat
AS/NAS-332 L2/L1 VVIP/VIP tidak memiliki NVG light mode serta pesawat
belum dilengkapi peralatan terbang malam seperti FLIR.

b. Fakta. Mengacu pada dasar tersebut, tugas Skadron Udara 45, Skadron
Udara 6 serta Skadron Udara 8 memiliki sebuah pedoman yang saat ini harus tetap
dilaksanakan secara profesional meskipun fakta menunjukkan banyak kegiatan
operasional yang dihadapkan dengan kendala atau permasalahan. Terdapat
beberapa permasalahan yang dihadapi oleh ketiga Skadron Udara tersebut saat ini
dalam kemampuan melaksanakan penerbangan pada malam hari guna
mendukung Operasi Penerbangan VVIP/VIP, diantaranya: personel yang qualified
NVG Pilot terbatas, perlengkapan dan peralatan terbang malam minim, belum
adanya sarana dan prasarana pendukung latihan terbang malam, piranti lunak
yang memerlukan pembaharuan serta penambahan alutsista pesawat helikopter
VVIP/VIP. Fakta yang ada di lapangan menunjukkan bahwa permasalahan-
permasalahan tersebut dapat mengganggu pelaksanaan tugas Skadron Udara 45,
Skadron Udara 6 serta Skadron Udara 8 dalam mendukung Operasi Penerbangan
VVIP/VIP. Kondisi tersebut memerlukan adanya upaya optimalisasi yang harus
dilaksanakan dengan memberdayakan sumber daya yang dimiliki agar standar
pengoperasian pesawat dalam melaksanakan Operasi Penerbangan VVIP/VIP
tetap terpenuhi dengan baik.

11. Lingkungan Strategis. Pada bagian ini dijelaskan tentang kecenderungan


perkembangan lingkungan strategis yang berpengaruh erat terhadap permasalahan yang
dikaji dalam penulisan Taskap ini. Dalam upaya mendukung tugas TNI angkatan Udara
terdapat beberapa faktor lingkungan strategis dalam maupun luar negeri yang sangat
berpengaruh pada kemampuan terbang malam pesawat Helikopter Kepresidenan
Republik Indonesia saat ini. Hal tersebut dapat digambarkan sebagai berikut:
13

a. Perkembangan Lingkungan Global. Kawasan Asia-Pasifik adalah


kawasan yang strategis, baik dalam aspek ekonomi, politik, maupun militer. Di
kawasan ini terdapat negara-negara berpenduduk lebih dari satu miliar (India dan
Tiongkok), berteknologi militer modern, SDM militer yang besar, yang berpengaruh
terhadap ekonomi dan politik global. Dalam perspektif keamanan tradisional,
kawasan Asia-Pasifik memiliki peluang dan tantangan yang sangat kompleks, serta
faktor risiko yang dapat menimbulkan konflik antar negara. Sengketa di Laut Cina
Selatan, Laut Cina Timur, Semenanjung Korea dan ketegangan di beberapa
wilayah perbatasan antar negara merupakan hal yang perlu disikapi secara
bijaksana. Perkembangan kawasan Asia Pasifik yang sangat dinamis akan
berdampak pada masalah ekonomi dan keamanan. Perkembangan yang perlu
dicermati dan berpengaruh terhadap stabilitas keamanan adalah kebijakan
ekonomi dan militer Tiongkok, kebijakan strategis Amerika Serikat (AS) di kawasan
dan sengketa di Laut Cina Selatan.

b. Perkembangan Lingkungan Regional. Perhimpunan Bangsa-bangsa


Asia Tenggara (ASEAN) diharapkan telah menyusun dan memiliki strategi yang
jelas untuk menghadapi berbagai risiko keamanan yang mungkin terjadi di
kawasan selama dan setelah masa pandemi Covid-19. Pandemi turut
mempengaruhi kemampuan negara-negara mengantisipasi ancaman keamanan di
kawasan, khususnya di wilayah sengketa seperti Laut China Selatan. Pandemi
Covid-19 memaksa sebagian besar negara di Asia Tenggara untuk mengalihkan
anggarannya, termasuk anggaran bidang pertahanan untuk menanggulangi Covid-
19 dan keputusan itu menyebabkan terbatasnya kemampuan negara-negara untuk
meningkatkan pengawasan dan pengamanan di Laut China Selatan. Hal
tersebut tentu saja menuntut kesiapsiagaan yang tinggi dari TNI Angkatan Udara
dengan meningkatkan kemampuan operasional satuan-satuan di bawah
jajarannya.

c. Perkembangan Lingkungan Nasional. Dalam upaya mendukung tugas


TNI Angkatan Udara terdapat beberapa faktor lingkungan strategis dalam negeri
yang sangat berpengaruh pada kemampuan terbang malam dalam rangka
melaksanakan Operasi Penerbangan VVIP/VIP menggunakan pesawat helikopter.
14

Pengaruh perkembangan lingkungan strategis dalam aspek nasional tersebut


diantaranya:

1) Aspek Ideologi. Pancasila sebagai dasar dan ideologi negara


merupakan hal yang fundamental dalam tatanan kehidupan berbangsa dan
bernegara. Sebagai dasar negara, Pancasila merupakan sumber dari
segala sumber hukum yang berlaku di Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Sebagai ideologi negara Pancasila merupakan falsafah dan pandangan
hidup bangsa Indonesia yang mengandung nilai-nilai moral, etika dan cita-
cita luhur serta tujuan yang akan dicapai bangsa Indonesia. Pengamalan
Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara berupa nilai-nilai
keselarasan, keseimbangan dan keserasian, persatuan dan kesatuan,
kekeluargaan dan kebersamaan, yang senantiasa menjadi landasan filosofis
bagi warga negara dalam bepikir, bersikap dan bertindak dalam rangka
penyelenggaraan pertahanan negara. Pengembangan nilai-nilai
kebhinnekaan dan nilai-nilai keadilan yang terdapat dalam Pancasila
dimaksudkan untuk mencegah munculnya ego kedaerahan dan memperkuat
nasionalisme. Penerapan nilai-nilai Pancasila akan meredam timbulnya
aktivitas kelompok-kelompok radikal dalam lingkungan masyarakat. 4
Kekuatan ideologi tersebut harus menjadi pendorong untuk Skadron Udara
45, Skadron Udara 6 serta Skadron Udara 8 mencapai lebih baik dan
dengan semangat mencapai kemajuan inilah yang mendasari untuk selalu
berusaha mencapai kondisi yang lebih baik setiap harinya terutama dengan
mengasah kemampuannya dalam melaksanakan setiap tugas yang
diberikan, satu diantaranya adalah meningkatkan kemampuan terbang
malam dalam melaksanakan setiap tugas yang diberikan.

2) Aspek Politik. Kondisi politik nasional sedang mengalami penataan


secara signifikan pada aspek infrastruktur politik, suprastruktur politik, dan
budaya politik. Isu-isu yang terkait komitmen politik hendaknya dilaksanakan
secara proporsional pada semua aspek, sementara pemerintahan terus

4
Kementrian Pertahanan RI, Buku Putih Pertahanan Indonesia 2015 (Jakarta, 2015), hal 19.
Instrumen Ideologi
15

berupaya membangun komunikasi politik secara demokratis sesuai


mekanisme hubungan kerja. Pembangunan nasional masih terkonsentrasi
di Pulau Jawa, sementara daerah-daerah di luar Jawa mengalami
ketimpangan yang cukup jauh. Akibatnya Pulau Jawa menjadi sasaran
urbanisasi dalam jumlah besar yang tidak diimbangi dengan daya tampung
dan tata ruang yang memadai. Kondisi tersebut ikut menambah
ketimpangan pembangunan di daerah-daerah dan pada skala tertentu dapat
menjadi isu stabilitas nasional. Pemindahan Ibu Kota Negara ke Pulau
Kalimantan yang direncanakan pada tahun 2024 menjadi salah satu prioritas
pemerintah saat ini. Penghematan anggaran merupakan salah satu akibat
dilaksanakannya pemindahan Ibukota Negara. Namun, belum setujunya
seluruh fraksi terhadap wacana kegiatan tersebut menjadikan situasi politik
Indonesia terus memanas. Kondisi politik ini dapat mengancam jalannya
pemerintahan termasuk Presiden dan Wakil Presiden. Skadron Udara 45,
Skadron Udara 6 serta Skadron Udara 8 memiliki tugas melaksanakan
Operasi Penerbangan VVIP/VIP tentu saja turut bertanggung jawab dalam
hal pengamanan Presiden dan Wakil Presiden. Terkait hal tersebut ketiga
Skadron Udara tersebut dituntut siaga senantisa dalam usaha pengamanan
Presiden dan Wakil Presiden serta VVIP lainnya. Dalam rangka
melaksanakan tugasnya, tidak dapat dipastikan waktu pelaksanaannya baik
siang ataupun malam hari, karena pergerakan pesawat menyesuaikan
kegiatan protokoler VVIP. Menyikapi hal tersebut, Skadron Udara 45,
Skadron Udara 6 dan Skadron Udara 8 dituntut memiliki kemampuan
terbang yang tinggi baik pada siang hari maupun malam hari.

3) Aspek Ekonomi. Berdasarkan data dari Nota Keuangan Rancangan


Anggaran Pendapatan dan Belanja (RAPBN) 2021, pemerintah
memperkirakan anggaran di bidang pertahanan dan keamanan sebesar Rp.
137,2 triliun atau mengalami kenaikan 6% dibandingkan dengan realisasi
pada Tahun Anggaran 2020 dengan jumlah anggaran sebesar Rp. 131,2
triliun.5 Kenaikan tersebut disebabkan antara lain adanya permintaan dari
Menteri Pertahanan. Namun realokasi anggaran belanja pada Kementerian
5
Informasi APBN 2021, https://www.kemenkeu.go.id/media/16835/informasi-apbn-2021.pdf, di
akses tanggal 19 September 2021, 15.30 wib.
16

Negara dan Lembaga (K/L) terkait dengan kondisi pandemi Covid-19 yang
belum selesai, dimana pemerintah melaksanakan beberapa programnya
antara lain yaitu program vaksinasi nasional, penanganan dampak Covid-19,
dukungan anggaran perlindungan sosial dan percepatan pemulihan ekonomi
nasional. Hal tersebut digunakan untuk memenuhi kebutuhan alutsista
dalam mendukung program pertahanan negara. Sehubungan dengan hal
tersebut akan memberikan dampak yang dapat mengoptimalkan
kemampuan terbang malam dalam rangka melaksanakan Operasi
Penerbangan VVIP/VIP.

4) Aspek Sosial Budaya. Globalisasi yang sarat dengan semangat


perubahan berdampak kepada perubahan nilai-nilai yang memengaruhi pola
pikir, pola sikap dan pola tindak generasi penerus bangsa serta berbagai
permasalahan kebangsaan yang secara signifikan berpengaruh terhadap
tatanan budaya bangsa. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
membawa nilai-nilai tertentu yang secara langsung atau tidak langsung
bersinggungan dengan nilai-nilai sosial budaya bangsa yang sudah ada.
Selain masalah-masalah tersebut di atas, masalah budaya masyarakat
Indonesia dalam hal ini TNI yang sekarang masih menjadi momok adalah
perasaan tidak puas terhadap penghasilan yang telah diberikan oleh negara.
Dengan tingkat kesejahteraan yang ada sekarang jika dikaitkan dengan
tingkat konsumtif yang tinggi maka penghasilan yang didapatkan akan
dirasakan kurang. Sehingga beberapa personel akan berusaha mencari
penghasilan tambahan dan menyebabkan tidak fokus pada tugas pokoknya,
tentunya hal ini akan mempengaruhi tingkat profesional dalam berkerja.
Oleh karena itu perubahan sosial budaya ini merupakan faktor penting yang
mendukung terjadinya peningkatan atau sebaliknya penurunan kemampuan
awak pesawat. Beberapa dari perubahan kehidupan sosial budaya ini juga
ditemukan pada beberapa personel Skadron Udara 45, Skadron Udara 6
serta Skadron Udara 8 tidak terkecuali para awak pesawatnya. Hal
tersebut jika dibiarkan maka dapat menjadi hambatan bagi pembinaan
personel khususnya pembinaan terhadap kemampuan awak pesawat.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi begitu pesat dibidang
17

penerbangan khususnya pesawat, sehingga pesawat mengharuskan


melaksanakan updating, satu diantaranya untuk alat yang menunjang
kelancaran terbang malam. Sebagai contoh teknologi tersebut adalah NVG
(Night Visison Google) dan FLIR (Forward Looking Infrared). Pada masa
sebelum adanya NVG dan FLIR, penerbangan pada malam hari
dilaksanakan secara visual maupun instrument flight, sehingga terbatas
pada penerbangan dari aerodrome menuju aerodrome saja. Dengan
adanya NVG dan FLIR ini tentunya sangat mempengaruhi kemampuan
awak pesawat terutama penerbang, karena dengan menggunakan NVG dan
FLIR akan mempermudah kerja dari awak pesawat dan menjamin tingkat
keamanan dan keselamatan dalam pelaksanaan terbang malam, dengan
peralatan tersebut penerbangan dapat dilaksanakan dari aerodrome menuju
spot bahkan dari spot menuju spot tengan penerangan terbatas. Dari
contoh tersebut di atas, dapat dilihat begitu signifikannya pengaruh
kemajuan teknologi dalam mendukung kemampuan awak pesawat, dalam
hal ini khususnya awak pesawat di Skadron Udara 45, Skadron Udara 6
serta Skadron Udara 8 dalam mendukung Operasi Penerbangan VVIP/VIP.
18

BAB III
PEMBAHASAN

12. Umum. Skadron Udara 45, Skadron Udara 6 serta Skadron Udara 8 dalam
rangka mendukung tugas satuan dalam hal ini melaksanakan Operasi Penerbangan
VVIP/VIP, sangat diperlukan langkah-langkah yang terkoordinir serta terpadu, mulai dari
tingkat komando teratas dari ketiga Skadron Udara tersebut yaitu Mabesau, Koopsudnas,
Koopsud I, Lanud Halim Perdanakusuma untuk Skadron Udara 45, Lanud Atang Sendjaja
untuk Skadron Udara 6 dan Skadron Udara 8. Kondisi kemampuan dukungan VVIP/VIP
ketiga Skadron Udara tersebut diharapkan mampu meningkatkan kemampuan
melaksanakan penerbangan pada malam hari pada Operasi Penerbangan VVIP/VIP.
Dengan adanya permasalahan atau belum optimalnya kemampuan tersebut, maka dapat
ditentukan langkah-langkah atau upaya-upaya yang bisa dilaksanakan agar kemampuan
dukungan VVIP/VIP menjadi optimal terutama untuk melaksanakan penerbangan pada
malam hari.

13. Kualifikasi Crew Pesawat Helikopter Kepresidenan Republik Indonesia.


Kualifikasi crew merupakan mandatory items dalam melaksanakan suatu penerbangan,
baik itu misi opersasi maupun penerbangan latihan. Tanpa adanya kualifikasi, seorang
crew tidak dapat melaksanakan suatu misi tertentu. Salah satu contoh dari kualifikasi
adalah NVG Pilot. Dengan memiliki kualifikasi tersebut, seorang crew dapat
19

melaksanakan penerbangan dengan menggunakan NVG aids. Jumlah Penerbang


berkualifikasi NVG Pilot saat ini masih sangat minim dan tidak merata jumlahnya pada
setiap Skadron Udara yang mendukung Penerbangan VVIP/VIP menggunakan pesawat
helikopter. Dari tiga Skadron Udara yang melaksanakan Operasi Penerbangan VVIP/VIP
di TNI AU hanya Skadron Udara 45 yang belum memiliki Penerbang berkualifikasi NVG
Pilot, hal ini dilatarbelakangi karena lima unit Helikopter AS/NAS-332 L2/L1 Super Puma
VVIP/VIP yang dioperasionalkannya belum memiliki spesifikasi NVG light mode. Jika
ditarik ke belakang, sejak tahun 2009 Skadron Udara 45 lebih dahulu memiliki
perlengkapan NVG dibandingkan dua Skadron lainnya, namun perlengkapan tersebut
tidak dapat digunakan karena tidak adanya NVG light mode di pesawat. Keterbatasan
tersebut berimbas kepada tidak adanya crew Skadron Udara 45 yang memiliki kualifikasi
NVG Pilot yang menyebabkan tidak meratanya kemampuan Penerbang Helikopter
Kepresidenan Republik Indonesia.
Teori Pembangunan Manusia dapan digunakan sebagai pendukung dari Teori
Manajemen, salah satunya adalah pembangunan aspek kemampuan, maka untuk
meningkatkan jumlah Crew Helikopter Kepresidenan Republik Indonesia yang memiliki
kualifikasi NVG Pilot, diperlukan adanya upaya-upaya diantaranya:

a. Mabes TNI AU. Mabes TNI AU dapat melaksanakan upaya sebagai


berikut:

1) Mabes TNI AU menindaklanjuti laporan dari Koopsudnas terkait


usulan cross program initial NVG rating Penerbang Skadron Udara 45 di
Skadron Udara 6 dengan mengizinkan usulan tersebut untuk dilaksanakan
serta melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaannya.

2) Mabes TNI AU menindaklanjuti laporan dari Koopsudnas terkait


usulan cross program initial NVG rating Penerbang Skadron Udara 45 di
Skadron Udara 6 dengan melaksanakan pengawasan secara ketat sehingga
pelaksanaan dapat dilaksanakan dengan tepat sasaran dan tepat waktu.
20

3) Mabes TNI AU menindaklanjuti laporan dari Koopsudnas terkait


usulan usulan pelaksanaan latihan simulator NVG bagi penerbang Skadron
Udara 45, dengan cara:

a) Berkoordinasi dengan Kementerian Sekretariat Negara untuk


mengadakan program latihan simulator NVG untuk penerbang
Skadron Udara 45.

b) Memerintahkan Disopslat untuk merencanakan program latihan


Simulator NVG bagi penerbang Skadron Udara 45 serta
melaksanakan pengawasan sehingga program tersebut dapat
terelialisasi dengan tepat sasaran.

4) Mabes TNI AU menindaklanjuti laporan dari Koopsudnas terkait


usulan program initial NGV training bagi Penerbang Skadron Udara 6 dan 8
yang belum memiliki kualifikasi NVG Pilot, untuk selanjutnya memerintahkan
Disopslat untuk merencanakan dan mengalokasikan initial NVG training
pada program kerja tahun berikutnya serta melaksanakan pengawasan
terhadap pelaksanaannya.

5) Mabes TNI AU berkoordinasi dengan Kementerian Sekretariat Negara


untuk mengadakan program initial rating NVG Pilot untuk Penerbang
Skadron Udara 45.

6) Mabes TNI AU menindaklanjuti laporan dari Koopsudnas terkait


rencana program latihan profisiensi NVG bagi seluruh penerbang Skadron
Udara 45, 6 dan 8 serta melaksanakan pengawasan secara ketat dan
terukur terhadap pelaksanaan sehingga kegiatan dapat dilaksanakan
dengan baik dan tepat sasaran.

7) Mabes TNI AU memerintahkan Koopudnas untuk melaksanakan


evaluasi terhadap pelaksanaan program yang dilaksanakan oleh Skadron
21

Udara 45, 6 dan 8 sehingga hasil dari program yang dilaksanakan tepat
sasaran.

b. Koopsudnas. Koopsudnas dapat melaksanakan upaya sebagai berikut:

1) Koopsudnas menindaklanjuti laporan dari Koopsud I selanjutnya


dilaporkan kepada Mabesau terkait usulan cross program initial NVG rating
Penerbang Skadron Udara 45 di Skadron Udara 6 serta melaksanakan
pengawasan terhadap pelaksanaannya.

2) Koopsudnas menindaklanjuti laporan dari Koopsud I selanjutnya


dilaporkan kepada Mabesau terkait usulan pelaksanaan latihan simulator
NVG bagi penerbang Skadron Udara 45 serta melaksanakan pengawasan
terhadap pelaksanaannya.

3) Koopsudnas menindaklanjuti laporan dari Koopsud I selanjutnya


dilaporkan kepada Mabesau terkait usulan program initial NGV training bagi
Penerbang Skadron Udara 6 dan 8 yang belum memiliki kualifikasi NVG
Pilot serta melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaannya.

4) Koopsudnas menindaklanjuti laporan dari Koopsud I selanjutnya


dilaporkan kepada Mabesau terkait renana latihan profiensi terbang
menggunakan NVG bagi seluruh penerbang Skadron Udara 45, 6 dan
Skadron Udara 8.

5) Koopsudnas melaksanakan pengawasan secara ketat terhadap


program kegiatan yang dilaksanakan, sehingga program tersebut dapat
terlaksana dengan baik dan tepat sasaran.

6) Koopsudnas memerintahkan Koopsud I untuk melaksanakan


pengawasan serta evaluasi program yang dilaksanakan oleh Skadron
Udara 45, 6 dan 8 sehingga hasil dari program yang dilaksanakan tepat
sasaran.
22

c. Koopsud I. Koopsud I dapat melaksanakan upaya sebagai berikut:

1) Koopsud I menindaklanjuti pengusulan dari Lanud Halim


Perdanakusuma dan Lanud Atang Sendjaja untuk selanjutnya dilaporkan
kepada Komando Atas terkait pelaksanaan cross program initial NVG rating
Penerbang Skadron Udara 45 di Skadron Udara 6 serta melaksanakan
pengawasan terhadap pelaksanaannya.

2) Koopsud I menindaklanjuti pengusulan dari Lanud Halim


Perdanakusuma untuk selanjutnya dilaporkan kepada Komando Atas terkait
pengusulan pelaksanaan latihan simulator NVG bagi penerbang Skadron
Udara 45 serta melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaannya.

3) Koopsud I menindaklanjuti pengusulan dari Lanud Atang Sendjaja


selanjutnya dilaporkan kepada Komando Atas untuk mengadakan program
initial NGV training sehingga seluruh Penerbang Skadron Udara 6 dan 8
memiliki kualifikasi NVG Pilot serta melaksanakan pengawasan terhadap
pelaksanaannya.

4) Koopsud I menindaklanjuti pengusulan dari Lanud Halim


Perdanakusuma dan Lanud Atang Sendjaja untuk melaksanakan latihan
profisiensi menggunakan NVG bagi seluruh penerbang Skadron Udara 45, 6
dan 8 serta melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaannya.

5) Koopsud I melaksanakan pengawasan terhadap program latihan yang


dilaksanakan oleh Skadron Udara 45, 6 dan 8 sehingga program yang
dilaksanakan dengan aman dan tepat sasaran.

6) Koopsud I memerintahkan Lanud Halim Perdanakusuma dan Lanud


Atang Sendjaja untuk melaksanakan evaluasi yang pengawasan terhadap
program latihan yang dilaksanakan oleh Skadron Udara 45, 6 dan 8
23

sehingga program latihan yang dilaksanakan selanjutnya dapat berjalan


lebih baik.

d. Lanud Halim Perdanakusuma. Lanud Halim Perdanakusuma dapat


melaksanakan upaya sebagai berikut:

1) Lanud Halim Perdanakusuma berkoordinasi dengan Lanud Atang


Sendaja untuk pengusulan kepada Koopsud I terkait mengadakan cross
program Penerbang Skadron Udara 45 untuk melaksanakan initial program
di Skadron Udara 6 untuk mendapatkan kualifikasi sebagai NVG Pilot serta
melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaannya.

2) Lanud Halim Perdanakusuma mengajukan pengusulan pelaksanaan


latihan Simulator NVG bagi penerbang Skadron Udara 45. Sehingga
walaupun belum memiliki kualifikasi sebegai penerbang NVG, penerbang
Skadron Udara 45 memiliki pengetahuan dasar atau gambaran bagaimana
melaksanakan penerbangan pada malam hari menggunakan NVG serta
melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaannya.

3) Lanud Halim Perdanakusuma mengajukan pengusulan pelaksanaan


latihan profisiensi menggunakan NVG bagi penerbang Skadron Udara 45.

4) Lanud Halim Perdanakusuma melaksanakan pengawasan terhadap


pelaksanaan latihan profiensi menggunakan NVG yang dilaksanakan oleh
Skadron Udara 45.

5) Lanud Halim Perdanakusuma melaksanakan evalusi secara berkala


pelaksanaan latihan profiensi menggunakan NVG yang dilaksanakan oleh
Skadron Udara 45 dan melaporkan hasil evaluasi tersebut kepada Komando
Atas sehingga hasil program latihan berikutnya akan lebih baik.

e. Lanud Atang Sendjaja. Lanud Atang Sendjaja dapat melaksanakan upaya


sebagai berikut:
24

1) Lanud Atang Sendjaja berkoordinasi dengan Lanud Halim


Perdanakusuma untuk pengusulan kepada Koopsud I terkait mengadakan
cross program Penerbang Skadron Udara 45 untuk melaksanakan initial
program untuk mendapatkan kualifikasi sebagai NVG Pilot.

2) Lanud Atang Sendjaja mengusulkan kepada Koopsud I untuk


selanjutnya dilanjutkan ke Komando Atas untuk mengadakan program initial
NGV training sehingga seluruh Penerbang Skadron Udara 6 dan 8 memiliki
kualifikasi NVG Pilot.

3) Lanud Atang Sendjaja mengusulkan kepada Koopsud I untuk


selanjutnya dilanjutkan ke Komando Atas untuk melaksanakan program
profisiensi menggunakan NVG bagi seluruh penerbang Skadron Udara 6
dan Sladron Udara 8.

4) Lanud Atang Sendjaja melaksanakan pengawasan terhadap


pelaksanaan latihan profiensi menggunakan NVG yang dilaksanakan oleh
Skadron Udara 6 dan 8.
5) Lanud Atang Sendjaja melaksanakan evalusi secara berkala
pelaksanaan latihan profiensi menggunakan NVG yang dilaksanakan oleh
Skadron Udara 6 dan 8 dan melaporkan hasil evaluasi tersebut kepada
Komando Atas sehingga hasil program latihan berikutnya akan lebih baik.

14. Kondisi Peralatan dan Perlengkapan Terbang Malam Pesawat Helikopter


Kepresidenan Republik Indonesia. Salah satu aspek yang mendukung terciptanya
kondisi safety yang tinggi pada saat melaksanakan penerbangan menurut Aviation Safety
Factor adalah technical factor, yaitu segala sesuatu yang berhubungan dengan hal teknis,
diantaranya perlengkapan dan peralatan. Terkait hal tersebut, kemampuan untuk
melaksanakan terbang malam sangat ditunjang oleh ketersediaan peralatan dan
perlengkapan terbang malam. Dari ketiga satuan pendukung Operasi Penerbangan
VVIP/VIP, peralatan dan perlengkapan terbang malam yang dimiliki tidak merata. Hal
tersebut terjadi karena tidak samanya generasi gari pesawat helikopter yang ada. Rata-
25

rata teknologi yang dimiliki pesawat masih teknologi tahun 90-an yang tentu saja
teknologinya sudah tertinggal dari pesawat sejenis yang dioperasikan oleh negara lain
yang telah melaksanakan upgrade, termasuk pada peralatan dan perlengkapan terbang
malam. Sehingga sebagian besar saat ini hanya mampu melaksanakan penerbangan
dari runway menuju spot dan dari spot menuju spot pada malam hari. Hal tersebut tentu
saja dapat mengurangi kesiapsiagaan satuan dalam melaksanakan tugasnya.
Perlengkapan terbang malam dan upaya tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:

a. FLIR (Forward Looking Infra Red). FLIR merupakan sala satu komponen
atau perlengkapan yang penting dalam mendukung optimalisasi kemampuan
terbang yang terintegrasi langsung dengan pesawat yang bekerja menggunakan
lensa khusus yang mampu memfokuskan infra red yang diemisikan oleh semua
objek dalam pandangannya. Dengan FLIR tugas seorang pilot akan lebih mudah
dalam mengarahkan pesawat dalam kondisi cuaca berawan atau berkabut yang
dengan penglihatan mata telanjang tidak bisa tertangkap. Saat ini, hanya pesawat
helikopter EC-725 Caracal Skadron Udara 8 yang sudah dilengkapi FLIR sehingga
kondisi tersebut sangat mempengaruhi kemampuan penerbangan pada malam hari
bagi dua satuan lainnya.

b. Night Vision Google (NVG) yang sesuai kebutuhan. Night Vision Google
(NVG) merupakan peralatan salah satu perlengkapan perorangan berbentuk
teropong yang digunakan oleh crew pesawat yang berfungsi untuk membantu
penglihatan pada saat kondisi cahaya sangat terbatas. NVG pada dasarnya
bekerja dengan dua cara yang berbeda tergantung teknologi yang digunakan.
Yang pertama dengan memperkuat gambar dengan mengumpulkan sejumlah
cahaya termasuk infra red yang tidak tertangkap oleh mata biasa, kemudian
memperkuatnya sehingga gambar tersebut dapat terlihat dengan mudah. NVG
sangat membantu pilot untuk mengarahkan pesawat pada saat kondisi
pencahayaan sangat terbatas. Saat ini seluruh Skadron Udara pelaksana Operasi
Penerbangan VVIP/VIP pesawat helikopter sudah memiliki perlengkapan NVG.
Namun dari ketiga Skadron tersebut, hanya Skadron Udara 45 yang belum
menggunakannya terkait belum adanya penyesuaian instrument lighting system
26

sehingga berimbas pula kepada tidak adanya Penerbang yang memiliki kualifikasi
sebagai NVG Pilot

Untuk mewujudkan peralatan dan perlengkapan penerbangan pada malam hari


pada seluruh Helikopter Kepresidenan Republik Indonesia dapat dilakukan upaya berikut:

a. Mabes TNI AU. Mabes TNI AU dapat melaksanakan upaya sebagai


berikut:

1) Mabes TNI AU menindaklanjuti laporan dari Koopsudnas tentang


usulan untuk melengkapi seluruh pesawat helikopter yang berada di
Skadron Udara 45, 6 dan 8 dengan Forward Looking Infrared (FLIR) dengan
memerintahkan Disaeroau untuk merencanakan pengadaan pada tahun
selanjutnya.

2) Mabes TNI AU menindaklanjuti laporan dari Koopsudnas tentang


usulan melaksanakan penyesuaian lighting system pada seluruh pesawat
helikopter di Skadron Udara 45 sehingga compatible dengan Night Vision
Google NVG) dengan berkoordinasi kepada Kementerian Sekretariat
Negara.

3) Mabes TNI AU menindaklanjuti laporan dari Koopsudnas untuk


menambah jumlah Night Vision Google (NVG) bagi Skadron Udara 6 dan 8
dengan memerintahkan Disopslatau untuk menjadikannya prioritas pada
rencana pengadaan tahun berikutnya.

4) Mabes TNI AU melaksanakan pengawasan terhadap proses


pengadaan NVG dan FLIR serta proses pelaksanaan penyesuaian lighting
system pesawar Helikopter Kepresidenan Republik Indonesia sehingga
dapat berjalan sesuai sencana, tepat guna dan sasaran.

5) Mabes TNI AU melaksanakan evaluasi terhadap proses pengadaan


NVG dan FLIR serta proses pelaksanaan penyesuaian lighting system
27

pesawar Helikopter Kepresidenan Republik Indonesia sehingga proses


pengadaan selanjutnya dapat berjalan lebih baik.

b. Koopsudnas. Koopsudnas dapat melaksanakan upaya sebagai berikut:

1) Koopsudnas menindaklanjuti laporan dari Koopsud I untuk


selanjutnya dilaporkan kepada Mabes TNI AU untuk melengkapi seluruh
pesawat helikopter yang berada di Skadron Udara 45, 6 dan 8 dengan
Forward Looking Infrared (FLIR).

2) Koopsudnas menindaklanjuti laporan dari Koopsud I untuk


selanjutnya dilaporkan kepada Mabes TNI AU untuk melaksanakan
penyesuain lighting system pada seluruh pesawat helikopter di Skadron
Udara 45 sehingga compatible dengan Night Vision Google NVG).

3) Koopsudnas menindaklanjuti laporan dari Koopsud I untuk


selanjutnya dilaporkan kepada Mabes TNI AU untuk menambah jumlah
Night Vision Google (NVG) bagi Skadron Udara 6 dan 8.

4) Koopsudnas melaksanakan pengawasan terhadap proses pengadaan


NVG dan FLIR untuk pesawat Helikopter Kepresidenan Republik Indonesia
sehingga berjalan tepat guna, tepat sasaran serta sesuai dengan rencana
yang telah dibuat.
5) Koopsudnas melaksanakan evaluasi terhadap proses pengadaan
NVG dan FLIR untuk pesawat Helikopter Kepresidenan Republik Indonesia
sehingga proses pengadaan selanjutnua berjalan lebih baik.

c. Koopsud I. Koopsud I dapat melaksanakan upaya sebagai berikut:

1) Koopsud I menindaklanjuti usulan dari Lanud Halim Perdanakusuma


dan Lanud Atang Sendjaja untuk dilaporkan kepada Komando Atas tentang
usulan melengkapi seluruh pesawat helikopter yang berada di bawah
jajarannya dengan Forward Looking Infrared (FLIR).
28

2) Koopsud I menindaklanjuti usulan dari Lanud Halim Perdanakusuma


tentang penyesuain lighting system pada seluruh pesawat helikopter di
Skadron Udara 45 sehingga compatible dengan Night Vision Google NVG).

3) Koopsud I menindaklanjuti usulan dari Lanud Atang Sendjaja untuk


menambah kuantitas Night Vision Google (NVG).

4) Koopsud I melaksanakan pengawasan terhadap proses pengadaan


NVG dan FLIR untuk pesawat Helikopter Kepresidenan Republik Indonesia
sehingga berjalan tepat guna, tepat sasaran serta sesuai dengan rencana
yang telah dibuat.

5) Koopsud I melaksanakan evaluasi terhadap proses pengadaan NVG


dan FLIR untuk pesawat Helikopter Kepresidenan Republik Indonesia
sehingga proses pengadaan selanjutnya berjalan lebih baik.

d. Lanud Halim Perdanakusuma. Lanud Halim Perdanakusuma dapat


melaksanakan upaya sebagai berikut:

1) Lanud Halim Perdanakusuma mengusulkan kepada Komando Atas


melalui Kajian yang dibuat oleh Skadron Udara 45 untuk melengkapi seluruh
helikopter yang berada di Skadron Udara 45 dengan Forward Looking
Infrared (FLIR).

2) Lanud Halim Perdanakusuma mengusulkan kepada Komando Atas


melalui Kajian yang dibuat oleh Skadron Udara 45 tentang penyesuain
lighting system pada seluruh pesawat helikopter di Skadron Udara 45
sehingga compatible dengan Night Vision Google NVG).

3) Lanud Halim Perdanakusuma membantu melaksanakan pengawasan


terhadap proses pengadaan NVG dan FLIR untuk pesawat Helikopter
29

Skadron Udara 45 sehingga berjalan tepat guna, tepat sasaran serta sesuai
dengan rencana yang telah dibuat.

4) Lanud Halim Perdanakusuma melaksanakan evaluasi terhadap


proses pengadaan NVG dan FLIR untuk pesawat Helikopter Skadron Udara
45 sehingga proses pengadaan selanjutnya berjalan lebih baik

e. Lanud Atang Sendjaja. Lanud Atang Sendjaja dapat melaksanakan upaya


sebagai berikut:

1) Lanud Atang Sendjaja mengusulkan kepada Komando Atas melalui


Kajian yang dibuat oleh Skadron Udara 6 dan 8 untuk melengkapi seluruh
helikopter yang berada di Skadron Udara dengan Forward Looking Infrared
(FLIR).

2) Lanud Atang Sendjaja mengusulkan kepada Komando Atas melalui


Kajian yang dibuat oleh Skadron Udara 6 dan 8 untuk menambah kuantitas
Night Vision Google (NVG).

3) Lanud Atang Sendjaja membantu melaksanakan pengawasan


terhadap proses pengadaan NVG dan FLIR untuk pesawat Helikopter
Skadron Udara 6 dan 8 sehingga berjalan tepat guna, tepat sasaran serta
sesuai dengan rencana yang telah dibuat.
4) Lanud Atang Sendjaja melaksanakan evaluasi terhadap proses
pengadaan NVG dan FLIR untuk pesawat Helikopter Skadron Udara 6 dan 8
sehingga proses pengadaan selanjutnya berjalan lebih baik

15. Sarana dan Prasarana Latihan Terbang Malam Pesawat Helikopter


Kepresidenan Republik Indonesia. Teori Aviation Safety Factor menjelaskan bahwa
technical factor sangat menunjang keberhasilan pelaksanaan suatu kegiatan
penerbangan, baik latihan maupun misi operasi. Sarana dan Prasarana merupakan
aspek yang dapat menunjang peningkatan safety yang merupakan bagian dari technical
factor. Adapun kondisi saat ini sarana dan prasarana yang dapat mendukung upaya
30

meningkatkan kemampuan terbang malam awak pesawat Skadron Udara 45 saat ini
adalah belum adanya ruangan adaptasi terbang malam yang digunakan awak pesawat
sebelum melaksanakan latihan terbang malam di seluruh satuan. Sebagai referensi, TNI
AD saat ini telah memiliki ruangan adaptasi terbang malam di Lanumad A. Yani
Semarang dan satu Skadron Serbu di Pondok Cabe Jakarta. Awak pesawat yang akan
melaksanakan latihan maupun operasi terbang malam di sekitar aerodrome Lanumad A.
Yani dan Skadron Serbu di Pondok Cabe dapat melaksanakan adaptasi kegelapan
sebelumnya, sehingga hasil latihan yang diperoleh dapat optimal dan memiliki tingkat
safety yang tinggi

Untuk mewujudkan tersedianya sarana dan prasarana latihan terbang malam agar
kemampuan melaksanakan penerbangan pada malam dapat terlaksana secara optimal,
dapat dilaksanakan upaya sebagai berikut:

a. Mabes TNI AU. Mabes TNI AU dapat melaksanakan upaya sebagai


berikut:

1) Mabes TNI AU menindaklanjuti laporan dari Koopsudnas tentang


usulan pengadaan ruangan adaptasi gelap yang dibutuhkan crew Skadron
Udara 6 dan 8 yang digunakan sebelum melaksanakan latihan penerbangan
pada malam hari dengan mmemerintahkan Asrena Kasau dan Disfaskonau
merencanakan dan merealisasikannya pada tahun anggaran selanjutnya.

2) Mabes TNI AU menindaklanjuti laporan dari Koopsudnas tentang


usulan pengajuan pengadaan ruangan adaptasi gelap yang dibutuhkan crew
Skadron Udara 45 yang digunakan sebelum melaksanakan latihan
penerbangan pada malam hari melalui koordinasi dengan Kemeterian
Sekretariat Negara terkait pengadaan ruangan tersebut di hanggar Skadron
Udara 45 dan menjadikannya sebagai prioritas pada tahun anggran
selanjutnya.

3) Mabes TNI AU melaksanakan pengawasan terhadap proses


pengadaan atau pembangunan ruang adaptasi kegelapan yang diusulan
31

oleh Skadron Udara 45, 6 dan 8 sehingga ruangan tersebut sesuai dengan
standar dan spesifikasi yang dibutuhkan oleh satuan pengguna.

4) Mabes TNI AU melaksanakan evaluasi terhadap proses pengadaan


atau pembangunan ruang adaptasi kegelapan yang diusulan oleh Skadron
Udara 45, 6 dan 8 sehingga proses pengadaan selanjutnya dapat berjalan
lebih baik.

b. Koopsudnas. Koopsudnas dapat melaksanakan upaya sebagai berikut:

1) Koopsudnas menindaklanjuti laporan dari Koopsud I untuk


selanjutnya dilaporkan kepada Mabes TNI AU tentang pengajuan
pengadaan ruangan adaptasi gelap kepada Komando Atas yang dibutuhkan
crew Skadron Udara 6, 8 dan 45 sebelum melaksanakan latihan
penerbangan pada malam hari.

2) Koopsudnas melaksanakan pengawasan terhadap proses pengadaan


atau pembangunan ruang adaptasi kegelapan yang diusulan oleh Skadron
Udara 45, 6 dan 8 sehingga ruangan tersebut sesuai dengan standar dan
spesifikasi yang dibutuhkan oleh satuan pengguna.

3) Koopsudnas melaksanakan evaluasi terhadap proses pengadaan


atau pembangunan ruang adaptasi kegelapan yang diusulan oleh Skadron
Udara 45, 6 dan 8 sehingga proses pengadaan selanjutnya dapat berjalan
lebih baik.

c. Koopsud I. Koopsud I Koopsudnas dapat melaksanakan upaya sebagai


berikut:

1) Koopsud I menindaklanjuti usulan dari Lanud Halim Perdanakusuma


dan Lanud Atang Sendjaja untuk dilaporkan kepada Komando Atas tentang
pengadaan ruangan adaptasi gelap kepada Komando Atas yang dibutuhkan
32

crew Skadron Udara 6, 8 dan 45 sebelum melaksanakan latihan


penerbangan pada malam hari.

2) Koopsud I melaksanakan pengawasan terhadap proses pengadaan


atau pembangunan ruang adaptasi kegelapan yang diusulan oleh Skadron
Udara 45, 6 dan 8 sehingga ruangan tersebut sesuai dengan standar dan
spesifikasi yang dibutuhkan oleh satuan pengguna.

3) Koopsud I melaksanakan evaluasi terhadap proses pengadaan atau


pembangunan ruang adaptasi kegelapan yang diusulan oleh Skadron Udara
45, 6 dan 8 sehingga proses pengadaan selanjutnya dapat berjalan lebih
baik.

d. Lanud Halim Perdanakusuma. Lanud Halim Perdanakusuma dapat


melaksanakan upaya sebagai berikut:

1) Lanud Halim Perdanakusuma memerintahkan Skadron Udara 45


untuk membuat Kajian tentang pentingnya ruangan adaptasi gelap dan
selanjutnya membuat pengajuan pengadaan ruangan adaptasi gelap kepada
Komando Atas yang dibutuhkan crew sebelum melaksanakan latihan
penerbangan pada malam hari.

2) Lanud Halim Perdanakusuma melaksanakan pengawasan terhadap


proses pengadaan atau pembangunan ruang adaptasi kegelapan yang
diusulan oleh Skadron Udara 45 sehingga ruangan tersebut sesuai dengan
standar dan spesifikasi yang dibutuhkan oleh satuan pengguna.

3) Lanud Halim Perdanakusuma melaksanakan evaluasi terhadap


proses pengadaan atau pembangunan ruang adaptasi kegelapan yang
diusulan oleh Skadron Udara 45 sehingga proses pengadaan selanjutnya
dapat berjalan lebih baik.
33

e. Lanud Atang Sendjaja. Lanud Atang Sendjaja dapat melaksanakan upaya


sebagai berikut:

1) Lanud Atang Sendjaja memerintahkan Skadron Udara 6 dan 8 untuk


membuat Kajian tentang pentingnya ruangan adaptasi gelap dan selanjutnya
membuat pengajuan pengadaan ruangan adaptasi gelap kepada Komando
Atas yang dibutuhkan crew sebelum melaksanakan latihan penerbangan
pada malam hari.

2) Lanud Atang Sendjaja melaksanakan pengawasan terhadap proses


pengadaan atau pembangunan ruang adaptasi kegelapan yang diusulan
oleh Skadron Udara 6 dan 8 sehingga ruangan tersebut sesuai dengan
standar dan spesifikasi yang dibutuhkan oleh satuan pengguna.

3) Lanud Atang Sendjaja melaksanakan evaluasi terhadap proses


pengadaan atau pembangunan ruang adaptasi kegelapan yang diusulan
oleh Skadron Udara 6 dan 8 sehingga proses pengadaan selanjutnya dapat
berjalan lebih baik.

16. Kondisi Piranti Lunak Pesawat Helikopter Kepresidenan Republik Indonesia.


Piranti Lunak merupakan pedoman dalam setiap pelaksanaan operasi penerbangan
maupun latihan. Saat ini kondisi perangkat lunak yang digunakan oleh awak pesawat
belum optimal untuk mendukung pelaksanaan operasi terbang malam. Untuk
memaksimalkan upaya meningkatkan kemampuan terbang malam awak pesawat,
perangkat lunak tersebut memerlukan revisi karena tidak dapat mendukung upaya
tersebut. Sehingga dengan dilaksanakan penyesuaian-penyesuaian terhadap faktor-
faktor yang dinilai dapat menghambat upaya pembinaan awak pesawat, proses
pembinaan dapat berjalan sesuai harapan serta perangkat lunak tersebut dapat dijadikan
dasar yang legitimate dalam upaya meningkatkan kemampuan terbang, terutama
peningkatan kemampuan terbang malam. Dari ketiga satuan tersebut, hanya Skadron
Udara 45 yang belum memiliki SOP, Prosedur Tetap serta Silabus Pelatihan penerbangan
malam hari menggunakan NVG dan FLIR dibandingakan dua Skadron Udara lainnya.
Hal tersebut menunjukan bahwa piranti lunak terkait Operasi maupun Latihan Terbang
34

Malam menggunakan NVG belum merata pada satuan pelaksana Operasi Penerbangan
VVIP/VIP menggunakan pesawat helikopter.

Untuk mewujudkan pembaharuan terhadap setiap piranti lunak yang mendukung


pelaksanaan penerbangan pada malam hari sehingga pelaksanaan operasi terbang
malam dalam mendukung operasi penerbangan VVIP/VIP memiliki pedoman yang sesuai,
dapat dilaksanakan upaya sebagai berikut:

a. Mabes TNI AU. Mabes TNI AU dapat melaksanakan upaya sebegai


berikut:

1) Mabes TNI AU menindaklanjuti laporan dari Koopsudnas tentang


pelaksanaan dan perkembangan operasi maupun latihan penerbangan pada
malam hari yang dilaksanakan oleh Skadron Udara 45, 6 dan 8 sehingga
setiap pelaksanaan tugas yang dilaksanakan dapat berjalan dengan baik,
aman serta lancar sesuai dengan piranti lunak yang dijadikan dasar.

2) Mabes TNI AU memerintahkan Koopsudnas untuk dilanjutkan ke


satuan bawah untuk mensosialisasikan piranti lunak tersebut kepada satuan
lainnya sehingga terdapat kesepahaman tentang prosedur pelaksanaan
penerbangan.

b. Koopsudnas. Koopsudnas dapat melaksanakan upaya sebagai berikut:

1) Koopsudnas memenindaklanjuti laporan dari Koopsud I tentang


pembaharuan setiap piranti lunak yang mendukung kegiatan operasi
maupun latihan yang dilaksanakan oleh Skadron Udara 45, Skadron Udara 8
dan Skadron Udara 6 dengan merealisaasikannya dalam bentuk revisi
Silabus Latihan.
2) Koopsudnas melaksanakan monitoring terhadap pelaksanaan
kegiatan operasi dan latihan penerbangan pada malam hari yang
dilaksanakan sesuai dengan piranti lunak yang disusun dan melaporkannya
kepada Mabes TNI AU setiap perkembangannya.
35

c. Koopsud I. Koopsud I dapat melaksanakan upaya sebagai berikut:

1) Koopsud I menindaklanjuti usulan dari Lanud Halim Perdanakusuma


dan Lanud Atang Sendjaja untuk dilaporkan kepada Komando Atas tentang
revisi piranti lunak yang dibutuhkan oleh Skadron Udara 45, Skadron Udara
6 dan Skadron Udara 45 dalam melaksanakan penerbangan pada malam
hari.

2) Koopsud I melaksanakan monitoring terhadap pelaksanaan kegiatan


operasi dan latihan penerbangan pada malam hari yang dilaksanakan sesuai
dengan piranti lunak yang disusun dan melaporkannya kepada Koopsudnas
setiap perkembangannya.

d. Lanud Halim Perdanakusuma. Lanud Halim Perdanakusuma dapat


melaksanakan upaya dengan memerintahkan Skadron Udara 45 untuk
memperbaharui yang selanjutnya mensosialisasikannya kepada Komando Atas
serta lainnya terkait piranti lunak yang saat ini ada jika belum sesuai dengan
kemampuan dan pelaksanaan kegiatan operasi dan latihan penerbangan pada
malam hari.

e. Lanud Atang Sendjaja. Lanud Atang Sendjaja dapat melaksanakan upaya


dengan memerintahkan Skadron Udara 6 dan 8 untuk memperbaharui yang
selanjutnya mensosialisasikannya kepada Komando Atas serta lainnya terkait
piranti lunak yang saat ini ada jika belum sesuai dengan kemampuan dan
pelaksanaan kegiatan operasi dan latihan penerbangan pada malam hari

17. Kesiapan Alutsista Pesawat Helikopter Kepresidenan Republik Indonesia.


Kesiapan alutsista merupakan salah satu faktor utama bagi terlaksananya suatu operasi
penerbangan, dimana kesiapan alutsistan berbanding lurus dengan tingkat pencapaian
suatu program kerja yang direncanakan. Saat ini kesiapan rata-rata harian pada setiap
36

satuan pendukung Operasi Penerbangan VVIP/VIP pesawat helikopter saat ini tidak
merata. Skadron Udara 45 sebagai satuan utama dalam melaksanakan Operasi
penerbangan VVIP/VIP pesawat helikopter memiliki kesiapan paling rendah dibandingkan
satuan lainnya. Minimnya kesiapan pesawat tersebut sangat mempengaruhi
kesiapsiagaan dalam melaksanakan penugasan yang memungkinkan setiap saat ada.
Hal tersebut juga sangat berpengaruh terhadap jalannya kegiatan latihan yang telah
direncanakan.

Untuk mewujudkan pengadaan alutsista pesawat Helikopter Kepresidenan


Republik Indonesia baru sehingga tingkat kesiapan pesawat tinggi, dapat dilaksanakan
upaya sebagai berikut:

a. Mabes TNI AU. Mabes TNI AU dapat melaksanakan upaya sebagai


berikut:

1) Mabes TNI AU menindaklanjuti laporan dari Koopsudnas tentang


usulan penambahan pesawat helikopter baru dengan opsreq dapat
melakukan penerbangan pada malam hari dari spot ke spot dengan
memerntahkan Asrena untuk merencanakannya pada rencana pengadaan
alutsista ke depan dan menjadikannya sebagai prioritas utama.

2) Mabes TNI AU menindaklanjuti laporan dari Koopsudnas tentang


usulan penambahan pesawat helikopter baru dengan opsreq dapat
melakukan penerbangan pada malam hari dari spot ke spot melalui
koordinasi dengan Kementerian Sekretariat Negara untuk pengadaan
helikopter baru bagi Skadron Udara 45.

b. Koopsudnas. Koopsudnas menindaklanjuti laporan dari Koopsud I tentang


usulan penambahan pesawat helikopter baru dengan opsreq dapat melakukan
penerbangan pada malam hari dari spot ke spot sehingga selain kesiapan pesawat
meningkat, kemampuan melaksanakan operasi penerbangan pada malam hari
meningkat.
37

c. Koopsud I. Koopsud I menindaklanjuti usulan dari Lanud Halim


Perdanakusuma dan Lanud Atang Sendjaja untuk dilaporkan kepada Komando
Atas tentang usulan penambahan pesawat helikopter baru dengan opsreq dapat
melakukan penerbangan pada malam hari dari spot ke spot sehingga selain
kesiapan pesawat meningkat, kemampuan melaksanakan operasi penerbangan
pada malam hari meningkat.

d. Lanud Halim Perdanakusuma. Lanud Halim Perdanakusuma dapat


melaksanakan upaya dengan memerintahkan Skadron Udara 45 untuk membuat
kajian penambahan pesawat helikopter baru dengan operations requirment dapat
melakukan penerbangan pada malam hari dari spot ke spot sehingga selain
kesiapan pesawat meningkat, kasiapan dalam pelaksanaan operasi penerbangan
pada malam hari pun meningkat

e. Lanud Atang Sendjaja. Lanud Atang Sendjaja dapat melaksanakan upaya


dengan memerintahkan Skadron Udara 6 dan Skadron Udara 8 untuk membuat
kajian penambahan pesawat helikopter baru dengan opsreq dapat melakukan
penerbangan pada malam hari dari spot ke spot sehingga selain kesiapan pesawat
meningkat, kasiapan dalam pelaksanaan operasi penerbangan pada malam hari
pun meningkat

BAB IV
PENUTUP
38

18. Kesimpulan. Pada penulisan Kertas Karya Perorangan dengan judul Optimalisasi
Kemampuan Terbang Malam Pesawat Helikopter Kepresidenan Republik Indonesia Guna
Meningkatkan Operasi Penerbangan VVIP/VIP Dalam Mendukung Tugas TNI Angkatan
Udara, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

a. Skadron Udara 45, Skadron Udara 6 dan Skadron Udara 8 sebagai satuan
melaksanakan operasi penerbangan VVIP/VIP menggunaan pesawat helikopter
memiliki permasalahan karena belum optimalnya kemampuan dalam
melaksanakan operasi penerbangan pada malam hari, terutama Operasi
Penerbangan VVIP/VIP. Kondisi tersebut disebabkan oleh adanya permasalahan
Crew yang memiliki kualifikasi NVG Pilot masih terbatas. Kemampuan crew
merupakan salah satu faktor penunjang keberhasilan pada pelaksanaan
penerbangan, diantaranya melaksanakan penerbangan pada malam hari saat
mendukung penerbangan VVIP/VIP. Crew yang memiliki kualifikasi sebagai NVG
Pilot sangat diperlukan sehingga setiap tugas yang diberikan dapat terlaksana
dengan baik serta potensi terjadinya inciden bahkan accident dapat diminimalisir.
Saat ini crew pesawat Helikopter Kepresidenan Republik Indonesia yang memiliki
kualifikasi NVG Pilot sangan minim. Penyebaran crew tersebut tidak merata,
hanya crew Skadron Udara 6 dan 8 yang memiliki kualifikasi sebagai NVG Pilot
dan itu pun tidak seluruhnya. Ironinya, Skadon Udara 45 yang sebagai kekuatan
utama dalam melaksanakan dukungan penerbangan VVIP/VIP menggunakan
pesawat helikopter, tidak satu pun crewnya memiliki kualifikasi NVG Pilot. Kondisi
tersebut memerlukan perhatian khusus dan perlu dilaksanakan upaya dari
Komando Atas dalam penyelesaiannya. Cross program NVG Rating, pelatihan
NVG Rating dan pelatihan simulator merupakan upaya yang dapat dilaksanakan
untuk menyikapi permasalahan tersebut sehingga diharapkan kesiapan crew dalam
mendukung operasi penerbangan VVIP/VIP menjadi meningkat, termasuk dalam
melaksanakan terbang malam.

b. Penggunaan NVG dan FLIR sangat penting dalam menunjang keberhasilan


pelaksanaan setiap tugas yang diberikan dalam hal ini melaksanakan penerbangan
pada malam hari. Saat ini tidak seluruh satuan pelaksana Operasi Penerbangan
VVIP/VIP yang memilikinya. Hanya Skadron Udara 45 yang belum memiliki
39

peralatan dan perlengkapan terbang malam dibandingkan Skadron Udara 6 dan 8.


Pengadaan Night Vision Google (NVG), Forward Looking Infrared (FLIR) serta
melaksanakan penyesuaian lighting system sehingga compatible dengan NVG
device merupakan alternatif upaya yang dapat diambil untuk mengatasi
permasalahan tersebut.

c. Dengan adanya sarana dan prasarana yang mendukung pelaksanaan


latihan terbang malam dalam hal ini ruangan adaptasi kegelapan, pelaksanaan
latihan penerbangan pada malam hari akan lebih optimal sehingga kemampuan
crew dalam mendukung penerbangan VVIP/VIP pada malam hari akan lebih baik.
Saat ini tidak ada satupun seluruh satuan pelaksana Operasi Penerbangan
VVIP/VIP yang memiliki sarana dan prasarana latihan terbang malam, yaitu
ruangan adaptasi gelap. Pengadaan ruangan adaptasi gelap dapat diambil oleh
Komando atas, sehingga proses latihan terbang malam dapat berjaan dengan
optimal.

d. Pembaharuan pada setiap piranti lunak yang digunakan sebagai acuan pada
pelaksanaan penerbanga pada malam hari, baik kegiatan latihan maupun dalam
melaksanakan penerbangan operasi akan meningkatkan faktor safety dan
keberhasilan pelaksanaan kegiatan karen setiap tugas yang dilaksanakan memiliki
dasar atau payung hukum. Saat ini hanya Skadron Udara 45 yang belum memiliki
piranti lunak pengoperasian NVG karena belum memiliki crew dan pesawat yang
berkualifikasi NVG. Setelah dilaksanakan langkah-langkah upaya sebelumnya,
maka dapat diambil langkah selanjutnya yaitu dengan memperbaharui setiap piranti
lunak yang mendukung pelaksanaan penerbangan malam dan selanjutnya
melaksanakan sosialisasi kepada Komando Atas maupun satuan samping
sehinggan setiap prosedur penerbangan memiliki kesamaan persepsi.

e. Pengadaan alutsista baru merupakan salah satu upaya dengan efek


keberhasilan paling signifikan karena dihadapkan dengan jumlah kesiapan yang
cukup rendah dan usia alutsista yang sudah tidak muda lagi. Saat ini kesiapan
alutsista dalam hal ini pesawat helikopter yang mendukung pelaksanaan
penerbangan VVIP sangat minim. Dengan pengadaan alutsista baru baik yang
40

diadakan oleh TNI AU maupun Kementerian Sekretariat Negara maka optimalisasi


pelaksanaan penerbangan pada malam hari untuk mendukung penerbangan
VVIP/VIP dapat terlaksana.

19. Saran. Adapun saran yang dapat disampaikan adalah sebagai berikut:

a. Dimohon kepada Komando Atas yang berkompeten terhadap upaya


optimalisasi kemampuan terbang malam pesawat Helikopter Kepresidenan
Republik Indonesia menjadikan prioritas utama mengingat besarnya beban dan
tanggung jawab yang diemban oleh satuan pelaksana penerbangan VVIP/VIP
sehingga diharapkan setiap tugas yang diberikan dapat terlaksana dengan baik.

b. Dimohon kepada Kementerian Sekretariat Negara untuk mendukung penuh


Skadron Udara 45 terhadap upaya optimalisasi kemampuan terbang malam
pesawat Helikopter Kepresidenan Republik Indonesia melalui pelatihan crew,
pengadaan alutsista, peralatan, perlengkapan serta sarana dan prasarana yang
mendukung optimalisasi kemampuan pelaksanaan penerbangan pada malam hari,
sehingga faktor safety dalam melaksanakan setiap penugasan dapat dilaksanakan
dengan baik yang mengakibatkan setiap tugas penerbangan VVIP yang diberikan
dapat terlaksana dengan baik.

Lembang, Mei 2022


Perwira Siswa,

Ari Firmansyah
Mayor Pnb NRP 535063

RAHASIA
40
41

DAFTAR PUSTAKA

Buku:

Kementerian Pertahanan RI, 2015. Buku Putih Pertahanan Indonesia. Kementerian


Pertahanan RI. Jakarta.

Kementerian Pertahanan RI, 2009. Peraturan Menteri Pertahanan tentang Pokok-pokok


Pembinaan Pemeliharaan Materiil. Kementerian Pertahanan RI. Jakarta.

General John Shalikashvili, 16 Juni 1995, Joint Doctrine for Military Operations Other
Than War

Mabes AU, 2011, Doktrin TNI AU Swa Bhuwana Paksa, Keputusan Panglima TNI No.
Kep/545/V/2019, Jakarta.

Mabes AU, 2011, Pokok-pokok Organisasi dan Prosedur Koopsud I, Peraturan Kasau
Nomor 174 tahun 2011, Jakarta

Mabes AU, 2011, Terminologi Angkatan Udara, Peraturan Kasau Nomor 118 tahun 2011,
Jakarta

Lanud Halim Perdanakusuma, 2021, Prosedur Tetap Skadron Udara 45, tahun 2021,
Jakarta

Lanud Atang Sendjaja, 2021, Prosedur Tetap Skadron Udara 6 dan 8, tahun 2021, Bogor

Air Marshal G.D Shepherd, Maret 2007, Air Power Manual, Air force Headquarters
Canberra ACT 2600, air mobility
41
42

Situs Internet:

https://www.kemenkeu.go.id/media/16835/informasi-apbn-2021.pdf, Informasi APBN


2021,
tanggal 19 September 2021, 15.30 WIB.

https://kbbi.web.id/silabus, Kamus Bahasa Indonesia Online, tanggal 13 Februari 2022.

https://en.wikipedia.org/wiki/Forward_looking_infrared , 13 Maret 2022.


43
RAHASIA
Lampiran I Dari Naskah
MARKAS BESAR TNI ANGKATAN UDARA Tanggal Mei 2022
SEKOLAH STAF DAN KOMANDO

ALUR PIKIR
OPTIMALISASI KEMAMPUAN TERBANG MALAM PESAWAT HELIKOPTER KEPRESIDENAN REPUBLIK INDONESIA
GUNA MENINGKATKAN OPERASI PENERBANGAN VVIP/VIP
DALAM RANGKA MENDUKUNG TUGAS TNI ANGKATAN UDARA

DASAR PEMIKIRAN
- UU NO. 34 TH. 2004
- DOKTRIN SBP
- SOP OPSBANG VVIP/VIP
- TEORI-TEORI

- CREW QUAL
NVG MIN KONDISI OPERASI
- ALPAL TM MIN KEMAMPUAN KEMAMPUAN PENERBANGAN TUGAS
- SARPRAS TM TERBANG UPAYA TERBANG VVIP/VIP TNI AU
MIN MALAM PEMECAHAN MALAM MENINGKAT TERDUKUNG
- PINAK TM MIN BELUM MASALAH OPTIMAL
- PSWAT PERLU OPTIMAL
PEREMAJAAN

Perwira Siswa,

PENGARUH
BANGLINGSTRA Ari Firmansyah
Mayor Pnb NRP535063

RAHASIA
MARKAS BESAR TNI ANGKATAN UDARA Lampiran II Dari Naskah
SEKOLAH STAF DAN KOMANDO Tanggal Mei 2022

PENGERTIAN-PENGERTIAN

Menjelaskan beberapa pengertian tentang istilah-istilah khusus yang terdapat


dalam naskah ini, dengan tujuan agar pembaca dapat memahami dan mengetahuinya.

a. Air Crew. Aircrew adalah awak pesawat TNI AU yang mempunyai


kualifikasi dalam melaksanakan tugas-tugas penerbangan sesuai dengan brevet
yang dimilikinya, atau orang lain yang berdasarkan perjanjian kerjasama/peraturan
perundang-undangan ditugaskan untuk kepentingan Kemhan/TNI AU dan tugas
penerbangan sesuai dengan brevet yang dimilikinya. 6

b. Silabus. Silabus adalah (1) kerangka unsur kursus pendidikan, disajikan


dalam aturan yang logis, atau dalam tingkat kesulitan yang semakin meningkat;
(2) ikhtisar suatu pelajaran.7

c. Simulator. Simulator merupakan suatu alat tiruan baik sebagian atau


seluruhnya dari peralatan tertentu, yang berfungsi untuk melatih keterampilan
personel, sebelum menangani peralatan sesungguhnya atau untuk penyegaran
keterampilan yang telah dimiliki.8

d. Very Very Important Person (VVIP). Very Very Important Person


(VVIP). VVIP adalah pejabat Negara setingkat Presiden/Wakil Presiden atau
tamu kenegaraan setingkat Presiden/Wakil Presiden/Kepala Negara lainnya dari
Negara asing yang berkunjung ke Indonesia. 9

6
Peraturan Kasau Nomor Perkasau/36/XII/2013 tentang Pokok-pokok Organisasi dan Prosedur
Wing Udara 1
7
Kamus Bahasa Indonesia Online, http://kamusbahasaindonesia.org/silabus, 13 September
2105.
8
Mabes TNI ANGKATAN UDARA, (Skep Kasau no Skep 116/IX/2002 tentang Terminologi TNI
ANGKATAN UDARA),Jakarta, tahun 2002, hlm 72.
9
Mabesau, POP Skadron Udara 45, Jakarta, 2013
2

e. Alutsista. Alutsista adalah setiap jenis materiil yang merupakan alat


utama sistem senjata beserta perlengkapannya yang dipergunakan untuk
melengkapi kebutuhan pokok komponen utama pertahanan negara. 10

f. Forward Looking Infra Red (FLIR). Forward Looking Infra Red (FLIR)
merupakan komponen atau perlengkapan yang terintegrasi dengan pesawat yang
bekerja menggunakan lensa khusus yang mampu memfokuskan infra red yang
diemisikan oleh semua objek dalam pandangannya. Dengan FLIR tugas seorang
pilot akan lebih mudah dalam mengarahkan pesawat dalam kondisi cuaca
berawan atau berkabut yang dengan penglihatan mata telanjang tidak bisa
tertangkap.11

g. Night Vision Google (NVG). Night Vision Google (NVG) merupakan


peralatan berbentuk teropong yang digunakan oleh crew pesawat yang
beberfungsi untuk membantu penglihatan pada saat kondisi cahaya sangat
terbatas. NVG pada dasarnya bekerja dengan dua cara yang berbeda tergantung
teknologi yang digunakan. Yang pertama dengan memperkuat gambar dengan
mengumpulkan sejumlah cahaya termasuk infrared yang tidak tertangkap oleh
mata biasa, kemudian memperkuatnya sehingga gambar tersebut dapat terlihat
dengan mudah.12

Perwira Siswa,

Ari Firmansyah
Mayor Pnb NRP 535063

10
Peraturan Menteri Pertahanan Nomor 20 Tahun 2009, tanggal 13 Oktober 2009 tentang Pokok-
Pokok Pembinaa Pemeliharaan Materiil, hlm 3.
11
https://en.wikipedia.org/wiki/Forward_looking_infrared , 13 September 2015.
12
http://helistream.com/helicopter-training-school/NVG-training/, 13 September 2015.
3

MARKAS BESAR TNI ANGKATAN UDARA Lampiran III Dari Naskah


SEKOLAH STAF DAN KOMANDO Tanggal Mei 2022

FORWARD LOOKING INFRARED (FLIR)

1. Forward Looking Infra Red (FLIR) merupakan komponen atau perlengkapan yang
terintegrasi dengan pesawat yang bekerja menggunakan lensa khusus yang mampu
memfokuskan infra red yang diemisikan oleh semua objek dalam pandangannya.
Dengan FLIR tugas seorang pilot akan lebih mudah dalam mengarahkan pesawat dalam
kondisi cuaca berawan atau berkabut yang dengan penglihatan mata telanjang tidak bisa
tertangkap.

2. Visualisasi FLIR.

FLIR
4

FLIR Pada NAS-332 Super Puma

FLIR Indicator

Perwira Siswa,
5

Ari Firmansyah
Mayor Pnb NRP 535063

MARKAS BESAR TNI ANGKATAN UDARA Lampiran IV Dari Naskah


SEKOLAH STAF DAN KOMANDO Tanggal Mei 2022

NIGHT VISION GOOGLE (NVG)

1. NVG ORT-ANVIS MKII ORT-5258 (GENERASI-2)

a. Spesifikasi.
1). Tipe : ORT-ANVIS MKII ORT-5258 (Gen 2)
2). Manufacture : Ortek Ltd. Israel

b. NVG Citra NVG

2. NVG GENERASI-3

a. Spesifikasi.
1). Tipe : F-4949, AN/AVS-9 (Gen 3)
2). Manufacture : ITT Ltd. Amerika Serikat
3) Spesifikasi lain : a) Resolusi dan kemampuan tinggi setiap
kondisi,
b) Dapat digunakan pada kelas A, B dan C.
Cocok untuk setiap jenis cockpit lighting.
6

c)2 Dapat digunakan pada fix wings dan rotary


wings.
4) Hemat penggunaan daya
5) Auto light reductions

b. NVG Citra NVG

Perwira Siswa,

Ari Firmansyah
Mayor Pnb NRP 535063
7
M Lampiran V-A Dari Naskah
A Tanggal Mei 2022
R
K
A
S

B
E
S
A
R

T
N
I

A
N
G
K
A
T
A
N

U
D
A
R
A
SEKOLAH STAF DAN KOMANDO

DAFTAR NOMINATIF PENERBANG DAN DAFTAR PENERBANG BERKUALIFIKASI NVG SKADRON UDARA 6
9

RATING KULIFIKASI
NO. NAMA PANGKAT / NRP JABATAN AS-332L1/C1/C1e/C1+ KET
SUPER PUMA

1 2 3 4 5 6

ORGANIK

1. A.M. Mulyono Letkol Pnb/529598 Komandan Skadron Udara 6 IP / TP / IP NVG

2. Rizky Wijayanto Mayor Pnb/534984 Kasiops IP / TP / C NVG

3. Nurfi A.M. Mayor Pnb/537849 Danflight Lat C / TP

4. Sofan H. Kapten Pnb/539094 Ps. Kasilambangja C / TP / C NVG

5. Endrik S.U. Kapten Pnb/539110 Ps. Danflight Ops A C / TP / C NVG

6. Fitriandi Kapten Pnb/540987 Ps. Danflight Ops B C / TP / C NVG

7. Surya Mega P. Kapten Pnb/541028 Ps. Danflight Ops C C / TP / C NVG

8. Eddo M.A. Lettu Pnb/541605 Kasubsiopsud C / TP

9. Irfani M.A. Lettu Pnb/542381 Kasubsibinlambangja C / TP


10

10. Fahmi M.S. Lettu Pnb/542376 Kaurdal C / TP


2
11. Alberdo P.F. Lettu Pnb/543242 Ps. Pa Pnb Gol. VII C (BR) / TP

1 2 3 4 5 6

12. Romi A.W. Lettu Pnb/543289 Ps. Pa Pnb Gol. VII C (BR) / TP

13. B. Bashofi Lettu Pnb/544026 Kaset CO

14. M. Ridwan R. Lettu Pnb/545155 Kaurdispatch CO

15. Adhika D. Lettu Pnb/545205 Kaurkapbangnav CO

16. Wahyu Eko P. Lettu Pnb/545227 Pa. Pnb Gol. VIII CO

17. Adyawan B.P. Letda Pnb/546488 Pa. Pnb Gol. VIII CO

18. Oki S.R. Letda Pnb/548264 Pa. Pnb Gol. IX CO

19. Jeffri P. Letda Pnb/548264 Kasuburtatib CO

20. M. Yusuf N.A. Letda Pnb/548274 Kasuburpers CO

NON ORGANIK
11

1. R.E. Kargono Kolonel Pnb/523339 Komandan Wing Udara 4 IP / TP

2. Suryo P. Letkol Pnb/526339 Kadispers Lanud Atang S. IP / TP

3. Risdiyanto Letkol Pnb/528723 Kasidalkual Subdisbinprof Pnb/Nav Disopslatau IP / TP / IP NVG

4. Ageng W. Mayor Pnb/532403 Kasi Baseops Lanud Atang S. IP / TP / C NVG

5. Heru W. Mayor Pnb/533702 Ps. Kafaslat Wing Udara 4 IP / TP / C NVG

6. Nugroho T.W. Mayor Pnb/535055 Pamen Lanud Atang S. IP / TP / C NVG

7. A. Budiono Mayor Pnb/536443 Kaurstandeval Lambangja Wing Udara 4 IP / TP

1 2 3 4 5 6

Ps. Danflight Ops A


8. M. Tito D.P. Kapten Pnb/541586 C / TP / C NVG
Satud PP Wing 4 Lanud Atang S.

Ps. Kasubsilat Siops


9. Septiano N.H.S. Lettu Pnb/542649 C / TP
Satud PP Wing 4 Lanud Atang S.

Ps. Kasubsibinlambangja
10. Dimas A. Lettu Pnb/543217 C (BR) / TP
Satud PP Wing 4 Lanud Atang S.
12

Ps. Kasubsialkat Silambangja


11. Eko Z.A. Lettu Pnb/544026 CO
Satud PP Wing 4 Lanud Atang S.

Perwira Siswa,

Ari Firmansyah
Mayor Pnb NRP 535063

MARKAS BESAR TNI ANGKATAN UDARA Lampiran V-B Dari Naskah


SEKOLAH STAF DAN KOMANDO Tanggal Mei 2022

DAFTAR NOMINATIF PENERBANG DAN DAFTAR PENERBANG BERKUALIFIKASI NVG SKADRON UDARA 8

NO. NAMA PANGKAT / NRP JABATAN RATING KULIFIKASI KET


13

SA-330 EC-725
PUMA CARACAL

1 2 3 4 5 6 7

ORGANIK

1. Zulhamidi Lubis Letkol Pnb/529675 Komandan Skadron Udara 8 IP / TP IP / TP / IP NVG

2. Nodhi B.L. Mayor Pnb/536457 Kasiops C / TP IP / TP / C NVG

3. Bima W.W. Kapten Pnb/541054 Ps. Pa Pnb Gol. VI C / TP C / NVG

4. Abadi S.W. Kapten Pnb/541009 Ps. Kasilambangja C / TP C / NVG

5. Fajar D.B.S. Kapten Pnb/541584 Kaurdal C / TP C

6. Yusman P. Kapten Pnb/541558 Ps. Pa Pnb Gol. VI C / TP C / TP

7. Zefanya O. Kapten Pnb/542342 Pa. Pnb Gol. VII CO C / TP / C NVG

8. Randy K. Lettu Pnb/542648 Ps. Kasubsilat C / TP CO

9. Yogie P. Lettu Pnb/543288 Kaset CO C / NVG


14

10. Arianto E.S. Lettu Pnb/543167 Ps. Pa Pnb Gol VII CO CO

1 22 3 4 5 6 7

11. Adhiat P.S. Lettu Pnb/543188 Ps. Kasubsiopsud Siops CO CO

12. Apriandani Lettu Pnb/543212 Ps. Kasubsibinlambangja CO CO

13. Indra S.K. Lettu Pnb/544063 Kaurdispatch CO CO

14. Misbahul K.I.B.F. Lettu Pnb/544054 Kaurkapbangnav CO CO

15. Adam I. Letda Pnb/545203 Kasubur BMN Urdal CO CO

16. Ardy S. Letda Pnb/546556 Pa. Pnb Gol. VIII - CO

17. Arief R. Letda Pnb/546525 Pa. Pnb Gol. VIII - CO

18. Anterio C. Letda Pnb/546516 Pa. Pnb Gol. VIII - CO

19. Margianto Letda Pnb/546548 Pa. Pnb Gol. VIII - CO

20. Ghany R. Letda Pnb/548260 Kasuburtatib Urdal - CO

21 Aditya A.S.I. Letda Pnb/548199 Kasuburpers - CO

22 Brian R.R. Letda Pnb/548197 Kasuburyar - CO


15

23 Diki A. Letda Pnb/549862 Pa. Pnb Gol. IX - CO

24 David N.S. Letda Pnb/549860 Pa. Pnb Gol. IX - CO

25 Khrisna B.A.S. Letda Pnb/549906 Pa. Pnb Gol. IX - CO

NON ORGANIK

1. Asep W.W. Kolonel Pnb/526223 Kadisops LAnud Atang S. IP / TP IP / TP / IP NVG

2. Betya L.M. Letkol Pnb/528669 Kasilatma Subdislat Disopslatau IP / TP IP / TP / IP NVG

1 2 3 4 5 6 7

3. Immanuel S. Letkol Pnb/531169 Kaopslat Wing Udara 4 IP / TP IP / TP / IP NVG

4. Tatag O.S. Mayor Pnb/532430 Dansatud PP IP / TP IP / TP

Ps. Kasi Tahwildirga Dispotdirga


5. Adam H.A. Mayor Pnb/533654 IP / TP IP / TP / IP NVG
Laud Atang S.

6. Resque P. Mayor Pnb/534965 Pamen Lanud Atang S. C / TP C / TP

7. B. Nanang N.H. Mayor Pnb/535033 Ps. Kalambangja Lanud Atang S. IP / TP IP / TP / C NVG


16

8. Arif Kh. Mayor Pnb/53778 IP. Lanud Adisutjipto C / TP C / TP / NVG

9. Wira S. Kapten Pnb/542368 Kasubsiopsud Siops Satud PP CO CO

10. Taufiq F. Lettu Pnb/545154 Ps. Kasuburevlapops Wing Udara 4 CO CO

11. Bagus A. Lettu Pnb/545142 Ps. Kasuburevlaplat Wing Udara 4 CO CO

Perwira Siswa,

Ari Firmansyah
Mayor Pnb NRP 535063

MARKAS BESAR TNI ANGKATAN UDARA Lampiran V-C Dari Naskah


SEKOLAH STAF DAN KOMANDO Tanggal Mei 2022

DAFTAR NOMINATIF PENERBANG DAN DAFTAR PENERBANG BERKUALIFIKASI NVG SKADRON UDARA 45
17

KUAL KUAL
NVG
NO. NAMA PANGKAT / NRP JABATAN AS-332L2 NAS-332L1 KET
RATING
VVIP SP VIP SP

1 2 3 4 5 5 6 7

ORGANIK

1. Pontianus A.H. Letkol Pnb/529575 Komandan Skadron Udara 45 CV CV -

2. I.A.Y. Lessy Mayor Pnb/535014 Kapokist CV CV -

3. Ari Firmansyah Mayor Pnb/535063 Kasilambangja CV CV -

4. Indra Arya S. Mayor Pnb/536444 Danflightlat CV CV -

5. Wahyu R.L.P. Mayor Pnb/536380 Kasiops CV CV -

6. Pinandita I.J.N. Mayor Pnb/537815 Danflight Ops B. CV CV -

7. Rofi Eka W. Kapten Pnb/541046 Pa. Pnb Gol. VII CAPT CAPT -

8. Robbi F. Kapten Pnb/540978 Pa. Pnb Gol. VII CO CO - Grounded

9. Ryan P.P. Kapten Pnb/541643 Pa. Pnb Gol. VII CAPT CO -


18

10. A. Riski R. Kapten Pnb/541626 Kaurdal CAPT CAPT -

1 2 2 3 4 5 5 6 7

11. M. Rasyid R. Kapten Pnb/542311 Kasubsiopsud Siops CAPT CAPT -

12. Ilham A. Kapten Pnb/542320 Kasubsilat Siops CAPT CAPT -

13. A. Muzaqi Lettu Pnb/543230 Kasubsibinlambangja Silambangja CAPT CO -

14. M.A. Kamal Lettu Pnb/543233 Ps. Kasubsialkat Silambangja CAPT CO -

15. Jalu K.I. Lettu Pnb/544044 Kaurdispatch Siops CO CO -

16. M. Falah Lettu Pnb/544005 Pa. Pnb Gol. VIII CO CO -

17. R. Fauzi W. Lettu Pnb/545149 Kaurkapbangnav Siops CO CO -

18. Alif S. Lettu Pnb/545194 Kaset CO CO -

19. Tiyo H.W. Lettu Pnb/546579 Pa. Pnb Gol. VIII CO CO -

20. M. Ibnu H. Lettu Pnb/546493 Pa. Pnb Gol. VIII CO CO -

21. Sandro I. Letda Pnb/548176 Kasuburtatib Urdal CO CO -

22. Helmi G. Letda Pnb/548230 Kasuburpers Urdal CO CO -


19

23. Dimas S.R. Letda Pnb/549886 Pa. Pnb Gol. IX CO - -

24. Dirga K.P. Letda Pnb/549872 Pa. Pnb Gol. IX CO - -

NON ORGANIK

1. D. Pantinovan Kolonel Pnb/526235 Kalaiklambangja Koopsud I CV CV -

2. Y. Frits Dh. Letkol Pnb/527639 Pabandyaevalsop Kas Kohanud CV CV -

3. Aulia S. Letkol Pnb/528748 Kasiopslat Pusoyu Sekkau CV CV -

1 2 3 4 5 5 6 7
3
3
4. N. Purbo Letkol Pnb/531195 Kasiopslat Disops Lanud Halim P. CV CV -

5. Didi R.S. Mayor Pnb/532359 Kasitahwilhandirga Dispot Halim CV CV -

6. Siswantoyo Mayor Pnb/533639 Pamen Lanud Halim P. CV CV -

Perwira Siswa,
20

Ari Firmansyah
Mayor Pnb NRP 535063

Anda mungkin juga menyukai