Anda di halaman 1dari 1

Pengelolaan Air Tanah

Sesuai dengan amanat Undang-undang nomor 17 tahun 2019 tentang


Sumber Daya Air, pengelolaan air tanah didasarkan pada 3 pilar, yaitu 1)
Konservasi Air Tanah, 2) Pendayagunaan Air Tanah, dan 3) Pengendalian
Daya Rusak Air Tanah. Pada pilar Konservasi, Pusat Air Tanah dan Geologi
Tata Lingkungan (PATGTL) menyelenggarakan kegiatan: Penyusunan Peta
Zona Konservasi Air Tanah, Penyelidikan Kondisi Daerah Imbuhan Air Tanah,
Penyelidikan Daerah Imbuhan Mata Air, Pemantauan Kondisi Kualitas AIr
Tanah, dan Pembangunan Jaringan Sumur Pantau.
Pada pilar Pendayagunaan air tanah, sejak terbitnya Keputusan Menteri
ESDM nomor 259.K/GL.01/MEM.G/2002 tentang Standar Penyelenggaraan
Izin Pengusahaan Air Tanah pada tanggal 19 Oktober 2022, kewenangan
perizinan air tanah sekitar 74% wilayah Indonesia menjadi kewenangan
Pemerintah Pusat. Sampai dengan bulan Maret 2023, PATGTL sudah
melayani Izin Pengusahaan Air Tanah sebanyak 2390 permohonan serta
Persetujuan Pengeboran Eksplorasi Air Tanah dan Persetujuan Studi
Kelayakan Air Tanah sebanyak 765 permohonan. Selain pelayanan perizinan,
PATGL menyelenggarakan kegiatan pengawasan air tanah, yaitu
pengawasan konstruksi/perekaman borehole camera sumur bor dan
pengawawasan uji pemompaan serta pengawasan pelaksanaan perizinan air
tanah.
Pada pilar Pengendalian daya rusak air tanah, PATGTL menyelenggarakan
kegiatan pemantauan penurunan tanah (landsubsidence) dan intrusi air laut.
Pemantauan landsubsidence saat ini masih difokuskan di daerah pantai utara
Pulau Jawa, seperti Jakarta, Pekalongan, Semarang, Kendal, Cirebon, dan
Surabaya. Sedangkan kegiatan pemantauan intrusi air laut saat ini masih
fokus di Jakarta-Bekasi dan sekitarnya.

Anda mungkin juga menyukai