Anda di halaman 1dari 5

Telaah Toserba Yogya Ciumbuleuit Terhadap Koefisien Dasar Hijau Dan Garis

Sempadan Bangunan

Nama : Jacharias Desmond

NPM : 6112101033
Pendahuluan

Pranata pembangunan adalah suatu hukum atau peraturan yang dirancang


dan dibuat oleh pemerintah, dimana isinya memfokuskan pada peningkatan
kesejahteraan hidup yang berhubungan dengan manusia dan lingkungannya. Maka,
pranata pembangunan sifatnya adalah mengikat dan wajib diikuti oleh seluruh
masyarakat khususnya yang ingin mewujudkan peningkatan kesejahteraan hidup.
Tujuan dari pranata pembangunan memberikan batasan-batasan mengenai hal yang
terkait mengenai hubungan antar individu / kelompok dalam pelaksanaan
pembangunan sehingga menghasilkan sebuah daerah yang memiliki tata ruang
yang lebih berkualitas dan kondusif. Oleh karena itu diharapkan masyarakat untuk
mematuhi dan mengerti betul mengenai hukum-hukum dalam pranata
pembangunan.

Dalam hukum pranata pembangunan banyak hal yang diatur bagi sebuah
bangunan ingin dibangun seperti, Garis Sempadan Bangunan yang mengatur jarak
muka bangunan dapat dibangun pada tapak, Koefisien Dasar Bangunan yang
mengatur persentase luasan dasar bangunan yang boleh dibangun di sebuah tapak,
Koefisien Lantai Bangunan yang mengatur luasan seluruh lantai bangunan yang
boleh dibangun di sebuah tapak, lalu Koefisien Dasar Hijau yang mengatur
persentase ruang hijau yang wajib disediakan pada sebuah tapak yang ingin
dibangun, dan lain-lain.

Tentunya dengan mematuhi peraturan-peraturan dan hukum-hukum pranata


sebuah bangunan dapat dipertanggungjawabkan kualitasnya terhadap site dan
lingkungan sekitarnya. Juga dengan patuh tata ruang yang dihasilkan juga memiliki
kualitas dan nilai yang baik sehingga integrasi antara pengguna lingkungan dan
lingkungan itu sendiri tidak terganggu. Namun, terdapat banyak bangunan yang
masih belum mematuhi ataupun masih tidak mengerti mengenai hukum-hukum
maupun peraturan-peraturan pranata pembangunan.

Pembahasan

Toserba Yogya adalah perusahaan retail dengan konsep modern asal


Bandung yang telah beroperasi sejak tahun 1982 yang telah menjadi tujuan
perbelanjaan bagi segala lapisan masyarakat karena menyediakan berbagai jenis
hal untuk ditawarkan. Toko Yogya sendiri sudah banyak tersebar di seluruh pulau
Jawa, khususnya di daerah Jawa Barat salah satunya yang berada di Jalan
Ciumbuleuit. Cabang Toserba Yogya ini menarik untuk dibahas karena telah
melanggar beberapa point pada peraturan-peraturan yang telah ditetapkan oleh
pemerintah setempat mengenai pranata pembangunan.

Jika dilansir melalui situs resmi bsm.bandung.go.id Toserba Yogya cabang


Ciumbuleuit ini telah dibangun di tempat yang tempat yang sesuai dengan ketentuan
intensitas pemanfaatan ruang yaitu Toserba Yogya ini dibangun di tempat / wilayah
komersil sehingga dalam segi status perizinan Toserba Yogya Ciumbuleuit ini masuk
kedalam klasifikasi diizinkan. Tetapi jika dilansir dari situs yang sama tepat pada
wilayah tersebut sebuah bangunan wajib untuk menyediakan minimal 20% lahannya
untuk dijadikan area hijau / area penghijauan.

Sumber : http://bsm.bandung.go.id/ Sumber : Google Maps

Tetapi Toserba Yogya Ciumbuleuit ini sama sekali tidak menyediakan


sedikitpun area hijau pada lahannya, dimana lahannya yang bisa dijadikan area
hijau justru dijadikan sebagai lahan parker bagi para konsumen yang ingin
berbelanja. Tentunya ini sangat disayangkan dikarenakan dengan mengabaikan
Koefisien Dasar Hijau area resapan air hujan pada area tersebut justru akan
berkurang dan menghambat air hujan untuk segera dibuang yang dapat
menyebabkan peristiwa-peristiwa merugikan seperti banjir, hal ini tidak hanya
berdampak merugikan pada bangunan Toserba Yogya itu sendiri tetapi juga dengan
area tetangga sekitar. Faktor lain yang disayangkan dengan terabaikannya koefisien
dasar hijau oleh Toserba Yogya ini adalah rusaknya tata kota sekitar dengan
kurangnya penghijauan yang membuat lingkungan sekitar menjadi gersang dan
tidak asri. Solusi yang mungkin bisa digunakan untuk menggantikan lahan hijau
yang digunakan mungkin adalah dengan menggunakan vertical garden pada titik-titik
bangunan atau juga dengan menggunakan roof garden pada bagian atas bangunan.
Berdasarkan rumus Garis Sempadan Bangunan (GSB) yang disediakan pada
situs yang sama menghasilkan bahwa daerah Ciumbuleuit memiliki GSB (Garis
Sempadan Bangunan) sebesar 6 m dari ujung batas lahan bangunan dengan rumija
(Ruang Milik Jalan).

Sumber : Dokumen pribadi

Dalam hal ini Toserba Yogya dapat diapresiasi karena telah menaati
komponen peraturan ini, terbukti bahwa Toserba Yogya dibangun 9 meter dari batas
jalan oleh karena itu dapat dikatakan Toserba Yogya telah mengikuti peraturan GSB
yang sudah ditetapkan oleh pemerintah setempat.

Penutup

Dalam merancang maupun membangun sebuah gedung maupun jenis


bangunan lain peraturan pranata pembangunan sering dinomorduakan padahal
peraturan pranata pembangunan adalah suatu komponen yang penting dan menjadi
hal pertama yang harus dipikirkan pada awal masa perancangan. Dalam hukum
pranata pembangunan mulai dari batas bangunan yang boleh dibangun (GSB),
besar lahan hijau pada bangunan (KDH), batas maksimal luas bangunan (KLB), dan
lain-lain. Peraturan-peraturan tersebut berlaku untuk semua bangunan dan wajib
untuk diikuti tanpa terkecuali, termasuk untuk Toserba Yogya Ciumbuleuit. Yogya
Ciumbuleuit tidak mengikuti peraturan Koefisien Dasar Hijau (KDH) sebesar 20%
dengan tidak menyediakan sedikitpun ruang hijau pada perancangannya, walaupun
seperti itu Yogya Ciumbuleuit tetap menaati peraturan Garis Sempadan Bangunan
dengan membangun dengan jarak 9 meter dari batas jalan.

Anda mungkin juga menyukai