Anda di halaman 1dari 13

MODUL 1 PRAKTIKUM

STATISTIKA KENDALI MUTU

IDENTITAS :

Nama : Silfia Wisa Fitri


NIM : 20337010

Dosen Pembimbing:

Dr. Yenni Kurniawati, S.Si, M.Si

DEPARTEMEN STATISTIKA
FAKULTAS METEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2023
MODUL I

SEVEN TOOLS ( I )

Gugus kendali mutu dalam memperbaiki dan meningkatkan mutu menggunakan teknik
SEVEN TOOLS. Seven tools adalah alat-alat bantu yang bermanfaat untuk memetakan lingkup
persoalan, menyusun data dalam diagram-diagram agar lebih mudah untuk dipahami, menelusuri
berbagai kemungkinan penyebab persoalan dan memperjelas kenyataan atau fenomena yang
otentik dalam suatu persoalan. Ada 2 hal pokok yang perlu menjadi pedoman, sebelum
menggunakan seven tools, yaitu : EFISIEN (tepat) dan EFEKTIF (benar). EFISIEN, maksudnya
adalah ketepatan dalam memilih alat bantu yang sesuai dengan karakteristik persoalan yang akan
dibahas. EFEKTIF, artinya bahwa penggunaan alat bantu tersebut dilakukan dengan “benar”,
sehingga persoalan menjadi lebih jelas, mudah dimengerti dan memberikan peluang untuk
diperbaiki.

Seven tools meliputi :

1. Lembar pemeriksaan
2. Diagram pareto
3. Histogram
4. Diagram sebab akibat
5. Diagram pencar
6. Stratifikasi
7. Peta kendali

a. LEMBAR PEMERIKSAAN
Tujuan pembuatan lembar pengecekan adalah menjamin bahwa data dikumpulkan secara
teliti dan akurat oleh karyawan operasional untuk diadakan pengendalian proses dan
penyelesaian masalah
KEGIATAN PRATIKUM

1. Apa saja yang harus diperhatikan dalam membuat lembar pemeriksaan? Jelaskan !

Dalam membuat lembar pemeriksaan formulir atau formatnya harus dibuat


sesederhana mungkin dan mudah dimengerti. Dan hanya menuliskan informasi yang kita
butuhkan saja. Kita juga dapat test atau coba dulu Check Sheet tersebut sebelum kita
pakai dalam skala besar, lakukan perbaikkan jika diperlukan Sediakan ruang ekstra untuk
catatan penting yang mungkin tidak di antisipasi saat kita membuat Check Sheet. Kita
juga harus pastikan label dan data dapat dimengerti oleh orang yang mempergunakannya,
Check Sheet merupakan penyajian data yang ter-organisasi dan masih berbentuk data
mentah (Raw Data) sehingga kita masih memerlukan tools lain agar lebih baik dalam
menterjemahkan hasil yang kita perlukan.

2. Jelaskan beberapa jenis check sheet.

Beberapa jenis check sheet pertama, Process Distribution Check Sheet dimana
Check sheet ini mengukur frekuensi satu item di berbagai pengukuran, secara visual
menunjukkan distribusi yang interpretasikan sebagai histogram-histogram, analisis check
sheet ini akan menggunakan teori kurva normal seperti yang ada dalam ilmu statistik.
Jika terbukti data tidak normal atau jika data signifikan di dekat atau di luar garis
LSL/USL, maka usaha improvement harus dilakukan untuk menghilangkan special cause
of variation, yaitu: variasi yang terjadi karena faktor eksternal (dari luar sistem). Kedua,
Defective Item Check Sheet dimana Check sheet ini menghitung dan mengklasifikasikan
cacat menurut jenisnya, Hasil check sheet ini dapat dijadikan analisis Pareto, di mana
data kemudian akan diurutkan dari yang terbesar sampai dengan yang terkecil. Asumsi
analisis Pareto adalah mengidentifikasi 20% penyebab masalah vital (ranking tertinggi)
untuk mewujudkan 80% improvement secara keseluruhan. Ketiga, Defect Location
Check Sheet (atau Location Plot atau Concentration Diagram) dimana Check sheet ini
menggunakan gambar item untuk ditandai posisi cacatnya sehingga dapat diketahui di
mana cacat terbanyak terjadi dalam proses. Keempat, Defective Cause Check Sheet
dimana Check sheet ini bertujuan untuk mengkorelasikan sebab dan akibat dengan
memasukkan faktor-faktor penyebab yang mungkin, seperti waktu, operator, mesin, dan
lokasi. Dan kelima, Check-up Confirmation Check Sheet (atau Checklist) dimana Check
sheet ini berisi daftar tindakan atau hasil tindakan yang akan dicentang ketika telah
selesai dilakukan, Setelah selesai dicentang seluruhnya, check sheet ini menjadi semacam
sertifikat penyelesaian. Selain kelima jenis check sheet di atas terdapat juga work
sampling check sheet, traveling check sheet, dan lain-lain. Namun, kelima jenis check
sheet di atas lah yang paling banyak digunakan.
3. Buatlah lembar pemeriksaan dan interpretasikan dari soal berikut :
Dr. Frans Melik, Direktur Pengelola “M. C. SEHAT’i”, baru-baru ini
mengadakan survey melalui penyebaran kuesioner, guna menganalisa faktor-faktor
penyebab pasien yang semakin menurun karena akibat penurunan ini pendapatan M. C.
SEHAT’i juga turun sampai 20% dibandingkan dengan bulan yang sama periode tahun
lalu. Hasil kuesioner dari 1000 responden telah diringkas seperti dibawah ini, untuk
memudahkan, terlebih dahulu diberi kode pada masing-masing jawaban responden.

Penyebab
KODE

Obat-obatan di apotek (Klinik) kurang lengkap


A

Dokter ahli (spesialis) tidak lengkap


B

Tidak punya kartu berobat


C

Tidak tahu ada “Klinik Sehat Krina”


D

Pelayanan di Klinik kurang baik


E

Lokasi Klinik jauh dari rumah


F

Ruang tunggu Klinik kurang nyaman


G

Belum tahu prosedur pendaftarannya


H

Ringkasan Hasil Kuesioner


Lembar pemeriksaan (check sheet) dan analisis data:
Penyebab Kode Tabulasi Frekuensi
Obat-obatan di apotek (Klinik) kurang 19
A
lengkap
Dokter ahli (spesialis) tidak lengkap B 22
Tidak punya kartu berobat C 14
Tidak tahu ada “Klinik Sehat Krina” D 28
Pelayanan di Klinik kurang baik E 23
Lokasi Klinik jauh dari rumah F 52
Ruang tunggu Klinik kurang nyaman G 16
Belum tahu prosedur pendaftarannya H 31

Interpretasi :

Berdasarkan lembar pemeriksaan diatas dapat kita ambil kesimpulan bahwa faktor
penyebab pasien yang semakin menurun terbanyak disebabkan oleh lokasi Klinik yang jauh dari
rumah pasien berdasakan hasil survey sebanyak 52 responden, dan hanya sedikit keluhan
terhadap fasilitas ruang tunggu klinik dimana berdasarkan hasil survey hanya sebanyak 16
responden yang mengeluh.

b. DIAGRAM PARETO
Diagram pareto merupakan suatu gambar yang mengurutkan klasifikasi data dari kiri
ke kanan menurut urutan rangking tertinggi hingga terendah. Hal ini dapat membantu
menemukan permasalahan yang paling penting untuk segera diselesaikan (rangking
tertinggi) sampai dengan masalah yang tidak harus segera diselesaikan (rangking terendah).

KEGIATAN PRATIKUM
1. Sebutkan langkah-langkah penyusunan diagram pareto.
Berikut adalah langkah-langkah dalam pembuatan diagram pareto, ialah:
1. Kumpulkan data sebanyak banyaknya, namun data tersebut tetap harus dibatasi
rentang waktunya.
2. Tentukan ranking berdasarkan jumlah frekuensinya. Permasalahan dengan frekuensi
terbesar akan menjadi ranking tertinggi.
3. Hitung frekuensi kumulatif dan persentase kumulatif dari data yang ada agar bisa
membuat Diagram Pareto.
4. Buat diagram batang, dan urutkan sesuai dengan jumlah frekuensinya.
5. Lihat dampak pareto, jika jelas maka dapat diambil tindakan

2. Hitung frekuensi kumulatif dan persentase kumulatif dari survey (penyebaran kuesioner)
faktor-faktor penyebab pasien yang semakin menurun di M. C. SEHAT’i

Penyebab Kode Frekuensi Freku- Frek


ensi u-ensi
kumul kumu
-atif l-atif
(%)
Tidak punya kartu berobat C 14 14 6,8%
Ruang tunggu Klinik kurang nyaman G 16 30 14,6%
Obat-obatan di apotek (Klinik) kurang lengkap A 19 49 23,9%
Dokter ahli (spesialis) tidak lengkap B 22 71 34,6%
Pelayanan di Klinik kurang baik E 23 94 45,8%
Tidak tahu ada “Klinik Sehat Krina” D 28 122 59,5%
Belum tahu prosedur pendaftarannya H 31 153 74,6%
Lokasi Klinik jauh dari rumah F 52 205 100%

3. Buatlah diagram pareto dan langkah-langkah membuat diagram pareto pada minitab 16,
serta analisis data.
Langkah – Langkah :
1. Input data pada Minitab 16
2. Masukan C1 dengan Penyebab dan C2 dengan frekuensi
3. Stat > Quality Tools > Pareto Chart
4. Pada defects or attribute data in: select variable penyebab
5. Pada frequencies in: select variabel frekuensi

6. OK
Output :

Pareto Chart of Penyebab


200 100
80
Frekuensi 150

Percent
60
100
40
50 20
0 0
Penyebab ah ya a” ik ap ap an at
nn rin ba gk gk ob
rum r a K g n n a m
e r
ri ta at an le le ny b
da d af eh kur d ak a ng ng rtu
h S i r a a
u en ik in
ik )t ku ku
r k
ja rp lin Kl lis ny
a
ik u “K i s a ik) nik u
in d d e lin Kl
i p
Kl se a n sp (K k
si ro ad na i( k gu ida
k a p u y a l e g T
Lo hu ta
h la ah ot tu
n
ta a k Pe ter i ap g
m d k d n
lu Ti Do n Ru
a
Be a ta
b
t-o
ba
O
Frekuensi 52 31 28 23 22 19 16 14
Percent 25,4 15,1 13,7 11,2 10,7 9,3 7,8 6,8

Analisi Data:

Sumbu vertical yang ada di sebelah kiri adalah frekuensi responden ,sedangkan
sumbu vertical yang terdapat pada sebelah kanan adalah persentase kumulatif dari jumlah
total responden dari suatu unit yang diukur. Karena penyebab-penyebab tersebut disusun
dalam urutan yang menurun, maka fungsi kumulatifnya adalah fungsi concave atau
parabolik cekung. Dari bagan di atas sehingga dapat dianalisis bahwa faktor penyebab
pasien yang semakin menurun yang sering terjadi adalah lokasi klinik jauh dari rumah
dengan persentase 25,4 persen. Namun, tingkat penyebab tersebut tidak melebihi 80
persen sehingga masih berada dalam batas wajar.

HISTOGRAM

Histogram menjelaskan variasi proses, namun belum mengurutkan rangking dari


variasi terbesar sampai dengan yang terkecil.

KEGIATAN PRATIKUM

1. Sebutkan langkah-langkah penyusunan histogram .

Adapun langkah-langkah dalam penyusunan histogram, ialah :

1. Mengumpulkan data pengukuran.


2. Menentukan range atau nilai interval.
3. Menentukan banyaknya kelas interval.
4. Menentukan lebar kelas interval, batas kelas, dan nilai tengah kelas.
5. Menentukan frekuensi dari setiap kelas interval.
6. Membuat Grafik Histogram

2. Data hasil ujian sejarah untuk 40 mahasiswa


63 78 85 95 77 62 93 90
81 57 97 61 75 87 73 82
67 80 62 78 65 79 84 80
85 53 71 83 68 63 85 76
77 74 75 71 60 93 70 68

a. Nilai maksimum : 97
b. Nilai minimum : 53
c. Rentang : maks – min = 44
d. Banyak kelas = 1 + 3,3*L0G(n)
= 1 + 3,3*L0G(40)
= 6,28
e. Panjang kelas : Rentang/ Banyak kelas = 7
f. Batas kelas pertama : 53 – (0,5 × 𝑝𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 𝑘𝑒𝑙𝑎𝑠 ) = 53 – (0,5 × 7) = 56,5

3. Buatlah histogram dan langkah-langkah membuat histogram pada minitab 16, serta
analisis data.

Langkah – Langkah :

1. Input data ke Minitab 16


2. Beri nama C1 dengan Nilai
3. Pilih Graph > Histogram
4. Pilih model yang diinginkanlalu klik OK

5. Isikan graph variable dengan klik Nilai lalu “select” lalu OK

Histogram of Nilai
Normal
8 Mean 75,58
StDev 10,97
7 N 40

5
Frequency

0
50 60 70 80 90 100
Nilai
6. Jika ingin mengubah interval kelas dengan cara klik kanan Bars-nya lalu pilih Edit
bars. Setelah muncul pop up lalu pilih menu binning lalu ubah bagian number of
interval-nya.

Output :

Histogram of Nilai
Normal
12 Mean 75,58
StDev 10,97
N 40
10

8
Frequency

0
48 56 64 72 80 88 96
Nilai

c. DIAGRAM PENCAR / SCATTER PLOT


Diagram pencar merupakan gambaran yang menunjukkaan kemungkinan
hubungan (korelasi) antara pasangan dua macam variabel dan menunjukkan keeratan
hubungan antara dua variabel tersebut. Diagram pencar sering digunakan sebagai analisis
tindak lanjut untuk menentukan apakah penyebab yang ada benar-benar memberikan
dampak kepada karakteristik kualitas.

KEGIATAN PRATIKUM

1. Sebutkan langkah-langkah penyusunan diagram pencar !

Adapun langkah-langkah dalam penyusunan diagram pencar, ialah :

1. Mengumpulkan data.
2. Pembuatan sumbu vertikal dan sumbu horizontal.
3. Penebaran (plotting) data.
4. Pemberian informasi.

2. Data Tekanan Udara Hembus dan Persentase Plastik Kerusakan Tangki


Pembuat tangki plastik yang membuat dengan metode cetak hembusan menghadapi
masalah dengan tangki rusak yang mempunyai dinding tipis. Diduga variasi tekanan
udara, yang berbeda dari hari ke hari, yang menyebabkan ketidaksesuaian ketebalan
dinding.

3. Buatlah diagram pencar dan langkah-langkah membuat diagram pencar (scatter plot)
pada minitab 16 lalu analisis data.

Langkah – Langkah :

1. Input data ke dalam Minitab 16


2. Beri nama C1 dengan Tekanan Udara dan C2 dengan Persentase
3. Pilih Graph lalu klik Scatterplot

4. Pilih model scatterplot yang diinginkan

Output :

Scatterplot of Persentase vs Tekanan Udara


0,93

0,92

0,91
Persentase

0,90

0,89

0,88

0,87

0,86
8,2 8,4 8,6 8,8 9,0 9,2 9,4
Tekanan Udara

Anda mungkin juga menyukai