Anda di halaman 1dari 20

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian IPS
Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu mata
pelajaran yang dibelajarkan di SMP/MTs. IPS mengkaji seperangkat peristiwa,
fakta, konsep, dan generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial. Mata pelajaran
Ilmu Pengetahuan Sosial memuat materi Geografi, Sejarah, Sosiologi, dan
Ekonomi. Mempelajari IPS secara terpadu dengan mempertimbangkan keempat
kajian tersebut.
IPS merupakan sebuah mata pelajaran yang diberikan pada jenjang
pendidikan dasar dan menengah. Mata pelajaran IPS merupakan sebuah mata
pelajaran integrasi dari mata pelajaran Sejarah, Geografi, dan Ekonomi serta
mata pelajaran ilmu sosial lainnya (Sapriya, 2009: 7)
IPS merupakan suatu program pendidikan dan bukan sub-disiplin
ilmu tersendiri, sehingga tidak akan ditemukan baik dalam nomenklatur filsafat
ilmu, disiplin ilmu-ilmu sosial (social science), maupun ilmu pendidikan
Sumantri (2001: 89)
Ilmu pengetahuan sosial atau IPS merupakan integrasi dari
berbagai cabang ilmu-ilmu sosial dan humaniora seperti: sosiologi, sejarah,
geografi, ekonomi, politik, hukum dan budaya. Ilmu Pengetahuan Sosial
dirumuskan atas dasar realitas dan fenomena sosial yang mewujudkan satu
pendekata interdsipliner dari aspek dan cabang ilmu-ilmu sosial. IPS atau studi
sosial merupakan bagian dari kurikulum sekolah yang diturunkan dari isi materi
cabang-cabang ilmu sosial: sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi, politik,
antropologi, filsafat, dan psikologi sosial (Depdiknas, 2006: 4) 1

1
Yulia siska, Konsep Dasar IPS untuk SD/MI, (Yogyakarta: Garudhawaca, 2016), h. 3

1
B. Perkembangan IPS di Indonesia
IPS sebagai sebuah bidang keilmuan yang dinamis, karena
mempelajari tentang keadaan masyarakat yang cepat perkembangannya, tidak
lepas dari perkembangan. Pengembangan kurikulum IPS merupakan jawaban
terhadap tuntutan kebutuhan masyarakat yang akan mempelajarinya.
Perkembangan IPS di Indonesia dilatarbelakangi oleh beberapa hal berikut.
1. Pengalaman hidup masa lampau dengan situasi sosialnya yg labil
memerlukan masa depan yg lebih mantap dan utuh sebagai suatu
bangsa yg bulat.
2. Laju perkembangan pendidikan, teknologi, dan budaya Indonesia
memerlukan kebijakan pendidikan pengajaran yang seirama dengan laju
perkembangan tersebut.
3. Agar output pendidikan persekolahan benar benar lebih relevan dengan
tuntutan masyarakat yg ia akan menjadi bagiannya dan materi yg
dimuat dalam kurikulum atau dipelajari peserta didik dapat bermanfaat .
2

Segi lain yang menyebabkan dikembangkannya kurikulum IPS sebagai


mata pelajaran wajib bagi setiap anak didik adalah menyiapkan mereka kelak
apabila terjun ke dalam kehidupan masyarakat. Sejak diberlakukan kurikulum
tahun 1964-1968, program pengajaran ilmu-ilmu sosial masih menggunakan
cara (pendekatan tradisional). Ilmu sosial seperti sejarah, geografi, dan ekonomi
masih disajikan secara terpisah. Sejumlah ahli menyadari bahwa sebenarnya
sistem tersebut telah usang dan tidak relevan.
Pada tahun 1972, oleh badan penelitian pendidikan (sekarang menjadi
badan penelitian pengembangan pendidikan dan kebudayaan = BP3k) di Jakarta
diselenggarakan pertemuan para ahli pendidikan berbagai disiplin ilmu dari ikip
dan lembaga lembaga lain untuk membahas masalah rencana pembaharuan
kurikulum sekolah di Indonesia . Pertemuan tersebut menyepakati penerapan
2
Herman firdaus (2017 september) perkembangan ips di indonesia Retri
http://www.blogbarabai.com/2017/09/perkembangan-ips-di-indonesia.html?m=1 (diakses pada 8
april 2019 pukul 18.03)

2
kerrja kurikulum broadfield untuk mata pelajaran ilmu-ilmu sosial, yaitu sistem
kurikulum yg mengelompokkan mata pelajaran sejenis yg menjadi satu bidang
studi. Disepakati pula untuk mata pelajaran kemasyrakatan (ilmu sosial ) seperti
sejarah, geografi, ekonomi dan lain lain dikelompokkan dalam satu bidang studi
dengan nama ilmu pengetahuan sosial.
Pemaduann ilmu ilmu sosial menjadi ssatu bidang ips diterapkan pada
kurikulum 1974 untuk 8 buah proyek perintis sekolah pembangunan ( PPSP).
Setahun kemudian nama bidang studi ips resmi memperoleh status formal
melalui pembakuan kurikulum 1975 untuk jenjang pendidikan dasar dan
mmenengah.
Dapat diambil kesimpulan. Bahwa ips selalu mengalami perkembangan
perkembangan. Dan pada akhir nya sampai lah ips kedalam satu tujuan
perkembangan terakhir nya yaitu pemaduan ilmu ilmu sosial menjadi bidang
studi ips diterapkan pada kurikulum 1974 untuk 8 buah proyek perintis sekolah
pembangunan (PPSP) . Setahun kemudian nama bidang studi ips resmi
memperoleh status formal melalui pembakuan kurikulum 1975 untuk jenjang
pendidikan dasar dan menengah.

C. Pengertian Kurikulum
1. Pengertian kurikulum menurut Daniel Tanner dan Laurer Tanner
Kurikulum adalah pengalaman dan pembelajaran yang terarah dan
terencana secara terstuktur dan tersusun melalui proses rekontruksi
pengetahuan dan pengalaman yang secara sistematis yang berada
dibawah pengawasan lembaga pendidikan sehingga pelajar memiliki
motivasi dan minat belajar.
2. Pengertian kurikulum menurut V. Carter(1973) Kurikulum adalah
bentuk pengajaran yang sistematik atau urutan subjek yang
dipersyaratkan untuk lulus atau sertifikasi dalam pelaran mayor.
3. Pengertian kurikulum menurut Murarry Print kurikulum adalah
sebuah ruang pembelajaran yang terencana diberikan secara langsung

3
oleh siswa oleh sebuah lembaga pendidiksn dan pengalaman yang
dapat dinikmati semua siswa pada saat kurikulum diterapkan.
4. Pengertian kurikulum menurut UU. No 20 Tahun 2003 pengertian
kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai
tujuan, isi, dan bahan pengajaran serta cara yang digunakan sebagai
pedoman penyelenggaran kegiatan pembelajaran untuk mencapai
tujuan pendidikan nasional.3
Dapat disimpulkan bahwa kurikulum ialah suatu rencana pembelajaran
yang dilakukan disekolah diberikan langung pada siswa dengan pengawasan
lembaga pendidikan agar tercapainya tujuan pendidikan nasioanal yang sesuai.

D. Sejarah dan asal-usul kurikulum


Istilah kurikulum (curriculum) adalah suatu istilah yang digunakan
yang berasal dari yunani. Pada awalnya istilah ini digunakan untuk dunia
olahraga yaitu berupa jarang yang harus ditempuh oleh seorang pelari. Pada
masa yunani dulu kata istilah “kurikulum” digunkan untuk menunjukkan
tahapan-tahapan yang dilalui atau ditempuh oleh seorang pelari dalam
perlombaan lari estafet yang dikenal dalam dunia atletik. Dalam proses lebih
lanjut istilah ternyata mengalami perkembangan sehingga penggunaan istilah
ini meluas dan merambah ke dunia pendidikan4.
Kurikulum mempunyai sejarah dan tahapan yang unik ketika pada
masa yunani dulu. Kurikulum di Indonesia juga memiliki sejarah dimana
kurikulum Indonesia mengalami banyak perubahan demi berjalannya tujuan
pendidikan di Indonesia.
Kurikulum dulunya dijadikan alat politik oleh pemerintah, pada masa
indonesia masih dijajah belanda dan jepang dimana kurikulum harus
disesuaikan dengan politik kedua negara tersebut.
Setelah Indonesia merdeka pada tahun 1945, kurikulum sekolah
diubah dan disesuaikan dengan kepentingan politik bangsa Indonesia yang

3
Sarinah, Op.Cit, h. 13
4
Ibid., h. 7

4
dilandasi oleh nilai-nilai luhur bangsa sebagai cerminan masyarakat Indonesia.
Pasca kemerdekaan, kurikulum pendidikan nasional telah mengalami
perubahan,
yaitu pada tahun 1947, 1952, 1964, 1968, 1975, 1984, 1994, 2004, 2006
dan 2013.

Perubahantersebut merupakan konsekuensi logis dari terjadinya perubahan sist
em politik, sosial budaya, ekonomi, dan iptek dalam masyarakat berbangsa dan
bernegara. Semua kurikulum nasional dirancang berdasarkan landasan yang sama,
yaitu Pancasila dan UUD 1945, perbedaanya pada penekanan pokok dar  tujuan
pendidikan serta pendekatan dalam merealisasikannya.

E. IPS pada Kurikulum 1945-1964


Pada kurun waktu tahunn 1945 – 1964 istilah IPS di Indonesia
belum dikenal namun, pembelajaran yg memiliki karakteristik sama dengan ips
meerujuk kepada difinisi sosial studies menurut Edgar Wesley yang menyatakan
bahwa pendidikan IPS ialah ilmu-ilmu sosial yang disederhanakan untuk tujuan
pendidikan. Kenyataan ini dapat dilihat dari adanya mata pelajaran sejarah,
geografi, civics, koperasi yang disampaikan secara terpisah di sekolah dasar dan
mata pelajaran ekonomi, sosiologi, antropologi di sekolah menengah.5
Maka dari itu bahwa kurikulum IPS kurikulum 1945-1964 pada
waktu itu belum dikenal. Pada saat itu dikurikulum 1945-1964 ada pembelajaran
yang memiliki karakteristik sama dengan IPS yaitu merujuk kepada definisi
social studies.

F. IPS pada Kurikulum 1964-1968


Dalam kurikulum 1964, ada perubahan pendekatan dalam pengajaran IPS
di Indonesia, meskipun istilah IPS pada kurun waktu ini belum dikenal.
Dimyanti menanamkan pendekatan yang digunakan bersifat koleratif dari ilmu-
ilmu sosial. Dalam kurikulum tersebut, ada mata pelajaran pendidikan
5
Eko Susanti Dan Henni Endayani, Bahan Ajar Konsep Dasar Ips, (Medan: Uinsu, 2018), h. 18-
19

5
kemasyarakatan yang terdiri atas korelasi dari mata pelajaran ilmu bumi, sejarah
dan civics. Pada tahun 1968, terjadi perubuhan kurikulum yang ditandai oleh
adanya pengelompokan mata pelajaran sesuai dengan orientasi dan
perkembangan pendidikan. Pada saat ini mulai diperkenalkan nama pendidikan
kewarganegaraan sehingga pendidikan kemasyarakatan diubah menjadi
pendidikan kewarganegaraan yang merupakan korelasi dari ilmu bumi, sejarah,
dan pengetahuan kewarganegaraan. 6
Kurikulum 1964 ini merupakan kurikulum yang terakhir di masa orde
lama. Pada kurikulum 1964 lebih menekankan unsur tujuan pendidikan
kewarganegaraan dan moral. Adanya perubahan pada kurikulum ini pemerintah
menginginkan rakyat mendapatkan pengetahuan akademik untuk pembekalan
pada jenjang SD. Pada kurikulum ini ada dua kelompok mata pelajaran yaitu
kelompok dasar dan kelompok cipta dimana kelompok dasar memiliki tujuan
mengembangakan kepribadian siswa dan siswi sesuai dengan kualitas yang
diharapkan dalam tujuan pendidikan nasional.
Pada kelompok dasar dengan mata pelajaran sejarah indonesia dan
geografi indonesia yaitu memberikan landasan yang kuat karena mampu
memberikan gambaran tentang perkembangan dan dinamika kehidupan
masyarakat di wilayah Nusantara. Kelompok cipta dengan mata pelajaran
sejarah dunia dan geografi dunia berkaitan dengan kehidupan masyarakat diluar
wilayah geografis Indonesia.
Untuk pendidikan menengah ada kelompok dasar dan kelompok khusus.
Kelompok wajib diambil oleh seluruh siswa dan siswi. Sedangkan kelompok
khusus adalah mata pelajaran yang diambil oleh siswa dan siswi untuk
memasuki jurusan tertentu dengan jurusan, alam, sosial, dan budaya.
Kurikulum 1968 merupakan bentuk pembaharuan dari kurikulum 1964,
yaitu dilakukan perubahan sturktur kurikulum pendidikan panchawardhana
menjadi pembinaan jiwa pancasila, pembinaan dasar, dan kecakapan khusus.
Dari segi tujuan pendidikan, kurikulum 1968 ditekenkan pada upaya untuk

6
Muhammad Kaulan Karima, dkk, Ilmu Pengetahuan Sosial Pengantar dan Konsep Dasar,
(Medan: Perdana Publishing, 2019), h. 36

6
membentuk manusia pancasila sejati, kuat, sehat jasmani, mempertinggi
kecerdasaan, dan keterampilan jasmani, moral dan budi pekerti dan keyakinan
beragama. Sedangkan isi pendidikandi arahkan kepada kegiatan mempertinggi
kecerdasan dan keterampilan, serta mengembangkan fisik yang sehat dan kuat. 7
Pada kurikulum 1968 civics dirubah menjadi kewarganegaraan.
Pendidikan ilmu sosial masih tetap dalam pelajarn kelompok dasar sedangkan
ilmu sosial lain masuk dalam kelompok cipta atau khusus.

G. IPS pada Kurikulum 1975 dan 1984


Sebagai hasil kesepakatan komunitas akademik pada tahun sebelumnya,
maka padatahun 1975 mulai diperkenalkan matapelajaran Ilmu Penegtahuan
Sosial (IPS) dalam sistemkurikulum di Indonesia, IPS sebagai matapelajaran
baru dalam kurikulum 1975 diberikan untuk jenjang SD, SMP, dan SMA
menggunakan pendekatan yang disesuaikan dengan tingkat perkembangan dan
karateristik peserta didik yang adapada di tiap jenjang tersebut. 8
Dapat dikatakan bahwa Kurikulum 1975 memberikan landasan baru bagi
kebijakan pengembangan kurikulum di Indonesia. Kurikulum 1975 merupakan
kurikulum pertama di Indonesia yang dikembangkan berdasarkan teori, model,
dan desain kurikulum modern.
Semua pokok pembahasan dikembangkan dalam satuan pelajaran
menurut PPSI. Pertimbangan-pertimbangan didaktis-psykologis yang
mewajibkan guru mengajar dengan menggunakan satuan pelajaran menurut
kurikulum 1975, lebih memperjelas bahwa pusat kegiatan hidup manusia
merupakan obyek studi IPS.9
Kurikulum 1975 menekankan pada tujuan, agar pendidikan lebih efisien
dan efektif. “Yang melatarbelakangi adalah pengaruh kon sep di bidang
manejemen, yaitu MBO (management by objective) yang terkenal saat itu.
Metode, materi, dan tujuan pengajaran dirinci dalam Prosedur Pengembangan

7
Sarinah, Op.Cit, h. 130
8
Muhammad Kaulan Karima, dkk, Op.Cit, h. 37
9
N. Daldjoeni, Dasar-Dasar Ilmu Pengetahuan Sosial, (Bandung: offset alumni, kotak pos 272,
1981), h. 218

7
Sistem Instruksional (PPSI). Zaman ini dikenal istilah “satuan pelajaran”, yaitu
renca na pelajaran setiap satuan bahasan.
Kurikulum 1975 IPS memuat materi-materi ilmu sosial: sejarah,
geografi, ekonomi koperasi, PPKn, dan tata buku dan hitung dagang untuk
jenjang pendidikan menengah (MA/SMA). Setiap satuan pelajaran dirinci lagi:
petunjuk umum, tujuan instruksional khusus (TIK), materi pelajaran, alat
pelajaran, kegiatan belajar-mengajar, dan evaluasi. Kurikulum 1975 banyak
dikritik. Padatahun 1975, lahirlah kurikulum 1975 yang mengelompokkan tiga
jenis pendidikan, yakni pendidikan umum, pendidikan akademis dan pendidikan
keahlian khusus.

Menurut Winata putra kurikulum 1975 menampilkan pendidikan IPS


dalam empat profil sebagai berikut:
1. Pendidikan moral
Pancasila menggantikan pendidikan kewarganegaraan sebagai suatu
bentuk pendidikan IPS khusus yang mewadahi tradisi citizenship
transmission.
2. Pendidikan IPS terpadu (integrated) untuk sekolah dasar.
3. Pendidikan IPS terkonfederasi untuk SMP yang menenmpatkan IPS
sebagai konsep paying yang menaungi mata pelajaran geografi,
sejarah,ekonomi koperasi.
4. Pendidikan IPS terpisah-pisah yang mencakup mata pelajaran sejarah,
geografi, ekonomi untuk SMA atau sejarah dan geografi untuk SPG.

Pendidikan IPS memiliki macam mata pelajaran yang yang dibagi-bagi


pada mata pelajaran sejararh, geografi, ekonomi, yang semua itu mencakup dan
berkaitan pada ilmu pengetahuan sosial.
Dengan demikian orientasi pendidikan mata pelajaran IPS masuk
kekurikulum 1975 masukkedalam SD/MI SMP/MTS, namun IPS sebagai
pendidikan akademis mempunyai misi menyampaikan nilai-nilai berdasarkan
filsafat pancasila dan UUD 1945. Matapelajaran IPS pun berfungsi dan

8
mendukung tercapainya tujuan PMP. Kurikulum 1975 adalah kurikulum
pertama di Indonesia yang dikembangkan berdasarkan proses dan prosedur yang
didasarkan pada teori pengembangan kurikulum.

Dalam kurikulum 1984, pengajaran IPS disekolah khususnya pada jenjang


sekolah menengah di uraikan berdasrkan disiplin ilmu sosial untuk masing-
masing mata pelajaran atau bahkan pembahasan tersendiri secara terpisah.
Kurikulum IPS 1984 pada hakikatnya menyempurnakan atau memperbaiki
kelemahan-kelemahan Kurikulum 1975. Pada model kurikulum 1984 untuk
jenjang SMP dan SMA tidak banyak mengalami perubahan karena sebagai
penyempurnaan dari kurikulum 1975. Demikian pula untuk jenjang SD, mata
pelajaran IPS tidak mengalami perubahan artinya kurikulum yang berlaku adalah
kurikulum 1975.
Kurikulum Tahun 1984 merupakan penyempurnaan Kurikulum Tahun
1975. Dalam kurikulum 1984, nama IPS hanya digunakan untuk menyebutkan
nama mata pelajaran pada jenjang pendidikan dasar MI/SD dan MTs/SMP, sama
seperti dalam Kurikulum 1975. Disiplin ilmu yang dimasukkan dalam mata
pelajaran IPS pada jenjang pendidikan dasar (MTs/SMP) menjadi lebih luas
dibandingkan dengan Kurikulum 1975. Disiplin ilmu seperti sosiologi,
antropologi, hukum, politik dijadikan materi baru bagi IPS. Dilihat dari jumlah
disiplin ilmu yang tercakup, maka dapat dikatakan bahwa Kurikulum Tahun 1984
untuk IPS lebih maju jika dibandingkan dengan Kurikulum Tahun 1975.
Berbeda dengan mata pelajaran IPS pada jenjang pendidikan dasar, untuk
jenjang pendidikan menengah, nama IPS tidak lagi digunakan, melainkan disiplin
ilmu sosial itu sendiri. IPS untuk jenjang pendidikan menengah diwakili mata
pelajaran sejarah, geografi, ekonomi, antropologi-sosiologi, dan tata negara.
Setiap disiplin ilmu yang disebutkan itu merupakan mata pelajaran yang berdiri
sendiri. Dengan demikian tiap-tiap disiplin ilmu memiliki GBPP yang berbeda
yang secara fisik terpisah dan isinya tidak berhubungan.

9
Kurikulum 1984 mengusung process skill approach. Meski mengutamakan
pendekatan proses, tapi faktor tujuan tetap penting. Kurikulum ini juga sering
disebut “Kurikulum 1975 yang disempurnakan”. Posisi siswa d itempatkan
sebagai subjek belajar. Dari mengamati sesuatu, mengelompokkan,
mendiskusikan, hingga melaporkan. Model ini disebut Cara Belajar Siswa Aktif
(CBSA) atau Student Active Leaming (SAL).10
Oleh karena itu, Kurikulum 1984 ini berorientasi kepada tujuan
instruksional. Didasari oleh pandangan bahwa pemberian pengalaman belajar
kepada siswa dalam waktu belajar yang sangat terbatas di sekolah harus benar-
benar fungsional dan efektif. Sebelum memilih atau menentukan bahan ajar, yang
pertama harus dirumuskan adalah tujuan apa yang harus dicapai siswa.

H. IPS pada Kurikulum 1994


Padakurikulum 1994, mata pelajaran IPS mengalami perubahan yang
cukup signifikasikan. Hal ini terjadi setelah berlakunya undang-undang Nomor
2/1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional sebagai implikasi dari pelaksanaan
UU tersebut muncul kajian kurikuler yang menggantikan mata pelajaran
Pendidikan Moral Pancasila (PMP) menjadi Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan (PPKn).11
Kedudukan PPKn ini masih tetap sebagai mata pelajaran dalam
lingkup IPS khusus dan wajib diikuti oleh semua siswa pada semua jenjang (SD,
SMP,SMA). Untukmatapelajaran IPS kurikulum 1994
menetapkankarakteristiksebagaiberikut:
1. Mata pelajaran IPS untuk SD masih tetap menggunakan pendekatan
terpadu (integrated) dan berlaku untuk kelas III s.d kelas VI sedangkan
untuk kelas I dan II tidak secara eksplit bahwa IPS sebagai mata pelajaran
yang berdiri sendiri.

10
Ratu (2011 Mei 21) Kurikulum Ips, retri http://ratusilumanular.blogspot.com/2011/05/kurikulum-
ips.html, (diakses pada 10 april 2019 pukul 00.53)
11
Muhammad Kaulan Karima, dkk, Op.Cit, h. 38

10
2. Mata pelajaran IPS untuk SMP tidak mengalami perubahan pendekatan
artinya masih bersifat terkofederasi yang mencakup geografi, sejarah dan
ekonomi koperasi.
3. Mata pelajaran IPS untuk SMA menggunakan pendekatan terpisah-pisah
(separated) atas mata pelajaran sejarah nasional dan sejarah umum untuk
kelas I dan II, ekonomi dan geografi untuk kelas I dan II, sosiologi kelas
II, sejarah budaya untuk kelas III program bahasa, ekonomi, sosiologi, tata
Negara, dan antropologi untuk kelas III program IPS. 12
Dari segi alokasi waktu yang disediakan, kurikulum 1986 dan kurikulum
1994 terdapat perbedaan yang berarti,materi pada kurikulum 1986 padat
sehingga keluasan materi dibatasi, sedangkan kurikulum 1994 sebaliknya,
kurikulum 2006 lebih simpel lagi.
Pada kurikulum ini ruang lingkup yang menjadi kajiannya yaitu ilmu
bumi, sejarah (nasional dan umum), dan ekonomi. Bentuk pengajarannya
terpisah dan didasarkan pendekatan disiplin ilmu itu terlihat secara jelas dalam
setiap komponen GBPP (tujuan, pengalaman belajar, materi).
Dalam kurikulum 1994, IPS dan PMP tetap terpisah, hanya berubah
menjadi PPKn yang diajarkan sejak kelas 1, dan IPS mulai kelas 3, dan tetap
menggunakan pendekatan spiral.
Kurikulum SD 1994, lebih menekankan :
a. Membaca, menulis dan berhitung
b. Muatan lokal
c. IPTEK
d. Wawasan Lingkungan
e. Pengembangan Nilai
f. Pengembangan Ketrampilan
- ketrampilan manual.
- ketrampilan sosial
- ketrampilan mental atau kognitif

12
Ibid.

11
Khusus untuk IPS SD Untuk IPS SD, bahan kajian pokok dibedakan
atas dua bagian, ialah pengetahuan sosial meliputi lingkungan sosial, geografi,
ekonomi, dan politik atau pemerintahan, sedangkan bahan kajian sejarah
mencakup perkembangan masyarakat Indonesia sejak masa lampau hingga
kiniataupunsejarah local dansejarahnasional.

I. IPS pada Kurikulum 2004 (Kurikulum Berbasis Kompetensi)


Dalam Kurikulum SD/MI 2004 hanya terdapat satu SK masing-masing
jenjang kelas untuk hampir semua mata pelajaran. Namun dalam Kurikulum
2006 terdapat dua SK untuk setiap jenjang kelas untuk seluruh mata pelajaran
plus rinciannya pada kelas dan pelajaran tertentu. Masing-masing SK sudah
diplot mana yang untuk semester 1 dan 2. Sementara itu, batasan semacam ini
tidak ada pada Kurikulum 2004.
a. Kurikulum 2004 untuk Ilmu Penggetahuan Sosial memuat materi
Pengetahuan Sosial dan Kewarganegaraan.
b. Pengetahuan Sosial disatukan dengan Pendidikan Kewarganegaraan
dipelajari siswa mulai dari kelas I sampai kelas IV SD.
c. Merupakan korelasi berbagai disiplin ilmu seperti Sosiologi,
Antropologi, Sejarah, Ekonomi, Geografi dan Politik
kewarganegaraan dan sebagainya.
d. Dari segi tujuan kurikuler untuk setiap kelas dari kelas I –VI masing-
masing memiliki satu tujuan disebut Standar Kompetensi. Dari setiap
standar kompetensi dikembangkan menjadi kompetensi dasar, hasil
belajar indikator dan materi pokok.
e. Dari segi lingkup bahan pengajaran menggunakan pendekatan spiral,
yaitu pendekatan pembelajaran dimulai dari lingkungan yang
terdekat dan sederhana sampai kepada lingkungan yang makin luas
dan kompleks.
f. Untuk sejarah pendekatan yang digunakan bisa menggunakan
periodesasi yaitu penyampaian bahan pelajaran dimulai dari zaman
kuno sampai dengan sejarah kontemporer, bisa juga menggunakan

12
pendekatan Flashback dimulai dengan zaman sekarang menuju
zaman yang terjadi pada masa lalu.
g. Materi yang disampaikan sedikit tetapi mendalam dan kontektual
(perampingan materi dan lebih simpel), komoperhensif dan
berkelanjutan.
h. Mengutamakan hasil disamping proses agar siswa memiliki
kompetensi yang memadai atas pengetahuan, keterampilan dan sikap
yang sesuai dengan tujuan yang telah digariskan dalam kurikulum
dan dalam pembelajaran.
i. Materi ilmu-ilmu sosial diambil dalam kehidupan sehari-hari yang
lansung dapat diamati dan dipahami siswa. Pengorganisasian materi
dimulai dari lingkungan terdekat sampai pada lingkungan terjauh,
yaitu dari lingkungan keluarga, tetangga,sekolah, masyarakat sekitar,
Indonesia, dan dunia.
j. Merujuk pada tuntutan Kurikulum Berbasis Kompetensi yaitu
dengan menggunakan program “life skill” ini merupakan salah satu
upaya untuk memberikan kecakapan bagi lulusan sekolah disemua
jenjang pendidikan.13
Dari poin-poin diatas kurikulum 2004 KBK (Kurikulum Berbasis
Kompetensi) ini pendidikan dasar (SD) dikenal dengan IPS, dengan mata
pelajaran sejarah nasional, geografi, koperasi dan ilmu bumi. Pada tingkat
menengah (SMP) materi IPS menjadi satuan terpisah yaitu sejarah, ekonomi dan
geografi. Dan pada penilaiannya siswa dihadapkan pada tiga kategori yaitu:
kognitif, efektif dan psikomotorik.

J. IPS pada Kurikulum 2006 (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan)


Kurikulum 2006 atau dikenal dengan Model KTSP (Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan) yakni model umum yang berisi kerangka acuan dan model
kurikulum lengkap yang lansung diaplikasikan ke dalam satuan pendidikan.
13
Komala Puspita (2014 September 06) Perkembangan Kurikulum Ips, Retri
Http://Komalaps.Blogspot.Com/2014/09/Perkembangan-Kurikulum-Ips.Html?M=1, (diakses pada
9 april 2019 pukul 19.48)

13
Kurikulum 2006 atau KTSP merupakan modifikasi dari model kurikulum
yang sudah ada. Kurikulum ini memuat berupa standar isi dan standar
kompetensi.
Dalam Kurikulum SD/MI 2004 hanya terdapat satu SK masing-masing
jenjang kelas untuk hampir semua mata pelajaran. Namun dalam Kurikulum
2006 terdapat dua SK untuk setiap jenjang kelas untuk seluruh mata pelajaran
plus rinciannya pada kelas dan pelajaran tertentu. Masing-masing SK sudah
diplot mana yang untuk semester 1 dan 2. Sementara itu, batasan semacam ini
tidak ada pada Kurikulum 2004.
Kurikulum 2006 merupakan kurikulum operasional yang disusun dan
dilaksanakan oleh masing-masing satuan pendidikan (sekolah).   Sekolah atau
guru mempunyai kelulusan penuh untuk menjabarkan kompetensi menjadi
beberapa indikator atau mengembangkan indikator sendiri.   Kurikulum 2006
bersifat memberi rambu-rambu untuk menentukan materi kemudian
pendalaman dan keluasan materi sepenuhnya ditentukan oleh guru.
Standar isi adalah ruang lingkup materi dan tingkat kompetensi yang
dituangkan dalam kriteria tentang tamatan, kompetensi bahan kajian,
kompetensi mata pelajaran, dan silabus pembelajaran yang harus dipenuhi
oleh peserta didik pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu. Standar
kompetensi adalah perilaku yang dapat diukur dan/diobservasikan untuk
menunjukan ketercapaian kompetensi dasar tertentu yang menjadi acuan mata
pelajaran.

Kurikulum SD tahun 2006 lebih menekankan :


1) Kelompok Mata Pelajaran.
PP No 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan pasal 6 (1)
menyatakan bahwa kurikulum untuk jenis pendidikan umum, kejuruan dan
khusus pada jenjang pendidikan dasar dan menengah terdiri atas :
a) Kelompok mapel agama dan akhlak mulia
b) Kelompok mapel kewarganegaraan dan teknologi
c) Kelompok mapel ilmu pengetahuan dan teknologi
d) Kelompok mapel setetika

14
e) Kelompok mapel jasmani, olahraga dan kesehatan.
Adapun yang menjadi ruang lingkup mata pelajaran Ilmu Pengetahuan
Sosial, dapat dilihat pada tabel Aspek dan Sub Aspek Ilmu-ilmu Sosial di bawah
ini. Khusus melalui mata pelajaran IPS SD, merupakan standar kompetensi
kecakapan hidup dan telah dibakukan dalam kurikulum 2006, meliputi:
a. Kecakapan Personal
Kecakapan ini meliputi beriman kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, berfikir rasional, memahami diri sendiri,, percaya
diri, bertanggung jawab untuk pembelajaran pribadi, dapat
menghargai, dan menilai diri sendiri. Aspek akhlak mulia meliputi
kemampuan pengenalan, pemahaman, dan penanaman nilai-nilai
keagamaan, serta pengamalan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan
individual ataupun kolektif kemasyarakatan. Peningkatan spriual
tersebut pada akhirnya bertujuan pada optimalisasi sebagai potensi
yang dimiliki manusia yang aktualisasinya mencerminkan harkat dan
martabatnya sebagai makhluk Tuhan.
b. Kecakapan Sosial
Kecakapan ini meliputi kompetensi bekerjasama dalam kelompok,
menunjukkan tanggungjawab sosial, mengendalikan emosi, dan
berinteraksi dalam masyarakat dan budaya lokal serta global.
disamping itu siswa dapat meningkatkan potensi fisik serta
membudayakan sikap sportif, disiplin, kerja sama, dan hidup sehat.
c. Kecakapan Intelektual
Kecakapan ini meliputi kompetensi menguasai pengetahuan,
menggunakan metode dan penelitian ilmiah, bersikap ilmiah,
mengembangkan kapasitas sosial dan berfikir strategis untuk belajar
sepanjang hayat, serta berkomunikasi secara ilmiah. Disamping itu
siswa dapat memperoleh kompetensi lanjut akan ilmu pengetahuan dan
teknologi serta membudayakan berpikir ilmiah secara kritis, kreatif,
dan mandiri dan berprilaku ilmiah yang kritis, kreatif, dan nilai-nilai
untuk mengambil keputusan yang tepat.

15
d. Kecakapan vokasional
Kecakapan ini berkaitan dengan suatu bidang
kejuruan/keterampilan yang meliputi keterampilan funsional,
keterampilan bermata pencahrian seperti menjahit, bertani, berternak,
otomotif; keterampilan bekerja; kewirausahaan; dan keterampilan
menguasai teknologi informasi dan komunikasi.14
Dapat disimpulkan kurikulum 2006 KTSP (Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan). Dalam kurikulum ini materinya hampir sama dengan
kurikulum 2004. Bentuk penilaiannya juga hampir sama, pada kurikulum 2006
peserta didik diharuskan kritis, kreatif dan mampu memecahkan masalah, dan
sisiwa diberi presentasi 70% kreatifnya dan guru presentasinya hanya diberi
30% saja.

K. KURIKULM K13
Kurikulum 2013 (K-13) merupakan kurikulum tetap diterapkan oleh
pemerintah untuk menggantikan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan yang
telah berlaku selama kurang lebih 6 tahun. Kurikulum 2013 masuk dalam masa
percobaanya pada tahun 2013 dengan menjadikan beberapa sekolah menjadi
sekolah percobaan.15

Kurikulum 2013 merupakan sebuah pembelajaran yang menekankan


pada aspek afektif atau perubahan perilakku dan Kompetensi yang ingin dicapai
adalah kompetensi yang berimbang antara sikap, keterampilan, dan pengetahuan,
disamping cara pembelajarannya yang holistik dan menyenangkan.

Kurikulum 2013 memiliki empatas pekpenilaian, yaitu aspek


pengetahuan, aspek keterampilan, aspeksikap, dan perilaku.Di dalamKurikulum
2013, terutama di dalam materi pembelajaran terdapa tmateri yang dirampingkan

14
Komala Puspita (2014 September 06) Perkembangan Kurikulum Ips, Retri
Http://Komalaps.Blogspot.Com/2014/09/Perkembangan-Kurikulum-Ips.Html?M=1 (diakses pada
9 april 2019 pukul 19.48)
15
Nurul fikri ppib bogor( 2015 agustus) pengertian kurikulum k13 atau kurtilas Retri http://nfppib-
pajajaranbogor.blogspot.com/2015/08/pengertian-kurikulum-2013-k-13-atau.html, (10 april 2019
pukul 14.26)

16
dan materi yang ditambahkan.Materi yang dirampingkan terlihat ada di
materiBahasa Indonesia, IPS, PPKn, dsb.,sedangkanmateri yang ditambahkan
adalah materi Matematika.

Kurikulum 2013 menerbitkan harapan akan hadirnya pendidikan dan


persekolahan yang lebih ramah tumbuh-kembang peserta didik, yang berarti juga
ramah kepada perkembangan

Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Anies


Baswedan, nomor 60 tahun 2014 tanggal 11 Desember 2014, pelaksanaan
Kurikulum 2013 dihentikan dan sekolah-sekolah untuk sementara kembali
menggunakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, kecuali bagi satuan
pendidikan dasar dan menengah yang sudah melaksanakannya selama 3 (tiga)
semester, satuan pendidikan usia dini, dan satuan pendidikan
khusus. Penghentian tersebut bersifa tsementara, paling lama sampai tahun
pelajaran 2019/2020.

Kurikulum 2013 memiliki empat aspek yaitu,

1. Aspek pengetahuan
2. Aspek keterampilan
3. Aspek sikap
4. Aspek prilaku

Pada penerapan kurikulum 2013 (K13) misalnya, pelajaran yang


diterapkan lebih mengacu pada aplikasi dalam dunia nyata. Namun bagi beberapa
sekolah, metode ini kurang cocok diterapkan karena SDM yang kurangsiap.
Meskipun berumur pendek, K-13 cukup memberikan pengalaman baru bagi guru
untuk menciptakan bahan ajar yang menarik.

L. Manfaat kurikulum IPS


1. Membekali peserta didik dengan pengetahuan sosial yang berguna
dalam kehidupannya kelak di masyarakat. 

17
2. Membekali peserta didik dengan kemampuan mengidentifikasi,
menganalisis dan menyusun alternatif pemecahan masalah sosial
yang terjadi dalam kehidupan di masyarakat.
3. Membekali peserta didik dengan kemampuan berkomunikasi
dengan sesama warga masyarakat dan berbagai bidang keilmuan
serta bidang keahlian. 
4. Membekali peserta didik dengan kesadaran, sikap mental yang
positif dan keterampilan terhadap pemanfaatan lingkungan hidup
yang menjadi bagian dari kehidupan tersebut. 
5. Membekalipesertadidikdengankemampuanmengembangkanpenget
ahuandankeilmuan IPS sesuai dengan perkembangan kehidupan,
masyarakat, ilmu pengetahuan dan teknologi.16
Dapat disimpulkan manfaat ips adalah membekali peserta didik dengan
pengetahuan sosial yang berguna dalam kehidupannya kelak di
masyarakat. Membekali peserta didik dengan kemampuan mengidentifikasi,
menganalisis dan menyusun alternatif pemecahan masalah sosial yang terjadi
dalam kehidupan di masyarakat. 

BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
16
zuhdialauddinmas ( 2017 januari) Tujuan Dan Manfaat Ilmu Pengetahuan Sosial Retri
http://perspektiflensatebal.blogspot.com/2017/01/tujuan-dan-manfaat-ilmu-pengetahuan.html,
(diaksespada 10 april pukul 23. 46)

18
1. IPS disebut sebagai bidang keilmuan yang sangat dinamis, karena
mempelajari keadaan masyarakat yang cepat perkembangannya. IPS
merupakan hasil kombinasi atau basil pemfusian atau perpaduan dari
sejumlah mata pelajaran seperti geografi, ekonomi, sejarah,
antropologi, dan politik. Mata pelajaran tersebut mempunyai ciri-ciri
yang sama, oleh karena itu dipadukan menjadi satu bidang studi yaitu
Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS). IPS sebagai satu program pendidikan
tidak hanya menyajikan tentang konsep-konsep pengetahuan semata,
namun harus pula mampu membina peserta didik menjadi warga
negara dan warga masyarakat yang tahu akan hak dan kewajibannya,
yang juga memiliki tanggung jawab atas kesejahteraan bersama yang
seluas-luasnya.
2. Kurikulum ialah suatu rencana pembelajaran yang dilakukan
disekolah diberikan langung pada siswa dengan pengawasan lembaga
pendidikan agar tercapainya tujuan pendidikan nasioanal yang sesuai.
3. Kurikulum mempunyai sejarah dan tahapan yang unik ketika pada
masa yunani dulu. Kurikulum di Indonesia juga memiliki sejarah
dimana kurikulum Indonesia mengalami banyak perubahan demi
berjalannya tujuan pendidikan di Indonesia.
4. Pengembangan kurikulum ilmu-ilmu sosial menjadi IPS sejak tahun
1975 dilatarbelakangi oleh dua hal penting, yakni sejarah atau
pengalaman hidup masyarakat yang labil dimasa lalu dan laju
perkembangan teknologi ke depan yang perlu disikapi agar peserta
didik yang dihasilkan relevan dengan kondisi yang akan dihadapi
dalam masyarakatnya.
5. Kurikulum IPS metode pembelajaran yang dirancang tidak hanya
untuk individu saja, tetapi juga untuk keperluan kelompok. Tempatnya
bebas, tidak harus formal. Unsur pentingnya adalah sumber
pengajaran, guru dan murid.

B. SARAN

19
Kami menyadari bahwa penulisan makalah ini masih jauh dari kata
sempurna, kami harap kedepannya akan menjadi lebih baik. Maka dari itu
kami mohon bimbingan dan saran dari teman-teman dan Dosen pengampu.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca untuk menambah
pengetahuan dan wawasan tentang makalah Perkembangan ips pada
kurikulum nasioanal yang kami bawakan.

20

Anda mungkin juga menyukai