Anda di halaman 1dari 51

 

PEDOMAN

PENYAKIT TIDAK MENULAR

MASA PANDEMI COVI-19

PUSKESMAS TUJUH ULU PALEMBANG

DINAS KESEHATAN KOTA PALEMBANG

TAHUN 2021

1
 

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
rahmat dan karunia-Nya, Pedoman penyakit tidak menular pada masa pandemi co
vid-19
vid-19 di Pusk
Puskesma
esmas
s Tuju
Tujuh
h Ulu Pale
Palemban
mbang
g telah dapat dise
diselesai
lesaikan.
kan. Petugas
Puskesmas Tujuh Ulu Palembang telah menyusun suatu pedoman penyakit tidak
menular di Puskesmas yang diharapkan dapat menjadi acuan bagi setiap petugas
dalam menjalankan pekerjaan. Pedoman ini diharapkan dapat memperbaiki dan
meningkatkan kemampuan tenaga kesehatan yang bekerja di Puskesmas.

Kami menyampaikan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya


kepa
kepada
da se
semu
mua
a piha
pihak
k ya
yang
ng te
tela
lah
h me
memb
mber
erik
ikan
an ko
kont
ntri
ribu
busi
si da
dala
lam
m me
meny
nyus
usun
un
pedoman ini. Saran serta kritik yang membangun sangat kami harapkan untuk
penyempurnaan dan perbakikan di masa mendatang.

 Akhir kata, semoga pedoman ini dapat bermanfaat bagi tenaga kesehatan
dalam memberikan pelayanan di Puskesmas Tujuh Ulu Palembang.

Palembang, 2021

Pemegang Program,

Tian Belawat, Am. Keb


NRNPNSD2519332016

2
 

DAFTAR ISI

Halaman

Judul……………………………………………………………………………………………… 1

KATA PENGANTAR...................................................................................................….. 2

DAFTAR ISI…………………………………………………………………………………….. 3
BAB I PENDAHULUAN……………………………………………………………………... 4

 A. LATAR BELAKANG………


BELAKANG……………………
…………………………
…………………………
…………………………
……………………
……… 4

B. TUJUAN……
TUJUAN……………
………………
………………
………………
………………
………………
………………
………………
………………
………...…
...… 9

C. SASARAN
SASARAN ………………
………………………
………………
………………
………………
………………
………………
………………
…………...…
…...… 10

D. RUANG
RUANG LINGKUP…
LINGKUP…………
………………
………………
………………
………………
………………
………………
………………
………….
….
10
E. BATASAN
BATASAN OPER
OPERASIO
ASIONAL…
NAL…………
………………
………………
………………
………………
………………
………………
………..
..
10
BAB II STANDAR KETENAGAAN
KETENAGAAN …………………………
………………………………………
…………………………
………………..
….. 13

 A. KUALIFIKASI SUMBER


SUMBER DAYA MANUSIA…………
MANUSIA………………………
…………………………
………………….
……. 13

B. DISTRIBUS
DISTRIBUSII KETENAG
KETENAGAAN…
AAN…………
………………
………………
………………
………………
………………
………………
……… 14

C. JADWAL
JADWAL KEGIATAN
KEGIATAN………
………………
………………
………………
………………
………………
………………
………………
………….
….
15
BAB III STANDAR FASILITAS………………………………………………………………. 16

 A. DENAH RUANG…………………


RUANG………………………………
…………………………
…………………………
…………………………
…………….. 16

B. STANDAR
STANDAR FASILITA
FASILITAS……
S……………
………………
………………
………………
………………
………………
………………
…………..
….. 16
BAB IV TATA LAKSANA PELAYANAN…………………………………………………….. 21

 A. LINGKUP KEGIATAN


KEGIATAN ……………………
…………………………………
…………………………
…………………………
……………...…
...… 21

B. METODE……
METODE……………
………………
………………
………………
………………
………………
………………
………………
…………….
……......…
.....… 29

C. LANGKAH
LANGKAH KEG
KEGIATA
IATAN………
N………………
………………
………………
………………
………………
………………
………………
………..
..
31
BAB V LOGISTIK…………….…………………………………………………………………. 36

BAB VI KESELAMATAN SASARAN KEGIATAN ATAU PROGRAM……………………. 41

BAB VII KESELAMATAN KERJA……………………………………………………………. 47

BAB VIII PENGENDALIAN MUTU…………………………………………………………… 49

BAB IX PENUTUP.…………………………………………………………………………..... 52

3
 

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Penyakit Tidak Menular (PTM) umumnya bersifat kronis dan beberapa telah
mengalami kerusakan organ sehingga dapat menurunkan sistem kekebalan tu
buh penderitanya secara bertahap dan sangat rentan terhadap infeksi termasu
k yang disebabkan oleh infeksi virus COVID-19. menindaklanjuti upaya pence
gahan meluasnya penularan Corona Virus Disease 2019, maka dipandang per 
lu melakukan penguatan penanganan pencegahan penularan COVID-19 pada
orang dengan faktor risiko dan penyandang PTM yang merupakan kelompok r 
entan dan comorbid COVID-19.

Penyakit Tidak Menular (PTM) umumnya bersifat kronis dan beberapa telah
mengalami kerusakan organ sehingga dapat menurunkan sistem kekebalan tu
buh penderitanya secara bertahap dan sangat rentan terhadap infeksi termasu
k yang disebabkan oleh infeksi virus COVID-19. menindak Coronavirus Diseas
e 2019 (COVID-19) adalah penyakit saluran napas yang disebabkan oleh viru
s corona jenis baru yang belum pernah diidentifikasi sebelumnya pada manusi
a.

Tanda dan gejala COVID-19 antara lain gejala gangguan pernapasan akut s
eperti demam, batuk dan sesak napas. Masa inkubasi rata-rata 5-6 hari denga
n masa inkubasi terpanjang 14 hari. Pada kasus COVID-19 yang berat dapat
menyebabkan pneumonia, sindrom pernapasan akut, ggal ginjal, dan bahkan
kematian. Tanda-tanda dan gejala klinis yang dilaporkan pada sebagian besar 
kasus adalah demam, dengan beberapa kasus mengalami kesuitan bernafas,
dan hasil rontgen menunjukkan infiltrat pneumonia luas kedua paru.

4
 

Berdasarkan bukti ilmiah, COVID-19 dapat menular dari manusia ke manusi


a melalui kontak erat dan droplet, tidak melalui udara. Orang yang paling beris
iko tertular penyakit ini adalah orang yang kontak erat dengan pasien COVID-
19 termasuk yang merawat pasien COVID-19. Rekomendasi standar untuk me
ncegah penyebaran infeksi adalah melaui cuci tangan secara teratur, menerap

kan etika batuk dan bersin, menghindari kontak secara langsung dengan terna
k dan hewan liar serta menghindari kontak dekat dengan siapa pun yang men
unjukkan gejala penyakit pernapasan seperti batuk dan bersin. Selain itu, men
erapkan Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI) saat berada di fasilitas k
esehatan terutama unit gawat darurat.

Penyak
Penyakit
it Tid
Tidak
ak Men
Menula
ularr (PT
(PTM)
M) mer
merupa
upakan
kan mas
masala
alah
h yan
yang
g san
sanga
gatt
substansial, mengingat pola kejadian sangat menentukan status kesehatan di
suatu daerah dan juga keberhasilan peningkatan status kesehatan di suatu
negara
negara (Su
(Sudoy
doyo,
o, 200
2006).
6). Sec
Secara
ara glo
global
bal WHO (Wo
(World
rld Hea
Health
lth Organi
Organizat
zation
ion))
memperkirakan PTM menyebabkan sekitar 60% kematian dan 43% kesakitan
di seluruh dunia. Perubahan pola struktur masyarakat dari agraris ke industry
dan perubahan pola fertilitas gaya hidup dan social ekonomi masyarakat
diduga sebagai hal yang melatarbelakangi prevalensi Penyakit Tidak Menular 
(PTM), sehingga kejadian penyakit tidak menular semakin bervariasi dalam
transisi epidemiologi (Mirza, 2009).

Pada tahun 2016, sekitar 71 persen penyebab kematian di dunia adalah


penyakit tidak menular (PTM) yang membunuh 36 juta jiwa per tahun. Sekitar 
80 persen kematian tersebut terjadi di negara berpenghasilan menegah dan
rendah. 73% kematian saat ini disebabkan oleh penyakit tidak meniular, 35%
diantaranya karena penyakit jantung dan pembuluh darah, 12% oleh penyakit
kanker, 6% oleh penyakit pernafasan kronis, 6% karena diabetes, dan 15%
disebabkan oleh PTM lainnya (data WHO,2018).

5
 

Keprih
Keprihati
atinan
nan ter
terhad
hadap
ap pen
pening
ingkat
katan
an pre
preva
valen
lensi
si PTM tel
telah
ah men
mendor
dorong
ong
lahi
lahirn
rnya
ya ke
kese
sepa
paka
kata
tan
n te
tent
ntan
ang
g st
stra
rate
tegi
gi gl
glob
obal
al da
dala
lam
m pe
penc
nceg
egah
ahan
an da
dan
n
pengendalian PTM, khususnya di negara berkembang. PTM telah menjadi isu
st
stra
rate
tegi
gis
s da
dala
lam
m ag
agen
enda
da SD
SDGs
Gs 20
2030
30 se
sehi
hing
ngga
ga ha
haru
rus
s me
menj
njad
adii pr
prio
iori
rita
tas
s
pembangunan di setiap negara.

Indone
Indonesia
sia sa
saat
at ini men
mengah
gahad
adapi
api beb
beban
an ga
ganda
nda pen
penyak
yakit,
it, yai
yaitu
tu penya
penyakit
kit
menular dan penyakit tidak menular. Perubahan pola penyakit tersebut sangat
dipeng
dipengaru
aruhi
hi ant
antara
ara lai
lain
n ole
oleh
h per
peruba
ubaha
han
n lingk
lingkung
ungan,
an, per
perila
ilaku
ku mas
masya
yarak
rakat
at
transisi demografi, teknologi, ekonomi dan sosial budaya. Peningkatan beban
akibat
akibat PTM seja
sejalan
lan deng
dengan
an menin
meningkat
gkatnya
nya faktor risik
risiko
o yang meliput
meliputii pola
makan tidak sehat, kurang aktifitas fisik, dan merokok serta alkohol.

Program kemenkes lainnya yang disinergikan dengan program PTM utama


adalah pengendalian gangguan indera serta yang berfokus pada gangguan
penglihatan dan pendengaranserta gangguan disabilitas. Berdasarkan data
Riskesdas 2013, prevalensi ketulian sebesar 0,09%. hasil survei prevalensi
kebutaan atas usia 50 tahun indonesia berkisar antara 1,7% sampai dengan
4,
4,4%
4%.. Da
Dari
ri se
selu
luru
ruh
h oran
orang
g ya
yang
ng me
mend
nder
erit
ita
a ke
kebu
buta
taan
an,, 77
77,7
,7%
% ke
kebu
buta
taan
an
disebabkan oleh katarak. Penyebab lain dari kebuataan di indonesia adalah
kelainan di segmen posterior bola mata (6%), glucoma (2,9%), dan kelainan
refraksi yang tidak terkoreksi (2,3%). Pada prevalensi gangguan pendengaran
dite
ditemu
muk
kan 2,
2,6%
6% da
dan
n ke
ketu
tuli
lian
an se
sebe
besa
sarr 0,
0,09
09%.
%. se
seda
dang
ngka
kan
n pa
pada
da ri
ris
set
Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018 disebutkan prevalensi disabilitas
pada penduduk umur 18-59 tahun sebesar 22%.

Riske
Riskesda
sdas
s tah
tahun
un 20
2018
18 me
menun
nunjuk
jukkan
kan bah
bahwa
wa ter
terjad
jadii pen
pening
ingkat
katan
an pad
pada
a
indikator-indikator kunci PTM yang tercantum dalam RPJMN 2015-2019, yaitu
Pr
Prev
eval
alen
ensi
si teka
tekana
nan
n da
dara
rah
h tin
tingg
ggii pa
pada
da pe
pend
ndud
uduk
uk us
usia
ia 18 ta
tahu
hun
n ke
keat
atas
as
meningkat dari 25,8% menjadi 34,1%, Prevalensi obesitas penduduk usia 18
tahun
tahun ke
keata
atas
s me
menin
ningk
gkat
at dar
darii 14,
14,8%
8% men
menjad
jadii 21,
21,8%,
8%, Pre
Preval
valen
ensi
si mer
meroko
okok
k
penduduk usia ≤ 18 tahun meningkat dari 7,2% menjadi 9,1%.

6
 

Untuk data PTM lainnya menunjukkan hasil yaitu Prevalensi asma pada
penduduk semua umur menurun dari 4,5% menjadi 2,4%, Prevalensi kanker 
meningkat dari 1,4% per mil menjadi 1,8 per mil, Prevalensi stroke pada
penduduk umur ≥ 15 tahun meningkat dari 7 per mil menjadi 10,9 per mil,
Preval
Prevalens
ensii pen
penyak
yakit
it gin
ginjal
jal kro
kronis
nis ≥ 15 tah
tahun
un me
menin
ninhka
hkatt dae
daeii 2,0 pe
perr mil

menjadi 3,8 per mil, Preval


menjadi Prevalensi
ensi diab
diabetes
etes melit
melitus
us pada pen
pendudu
duduk
k umur ≥ 10
tahun meningkat dari 26,1 % menjadi 33,5%, Prevalensi konsumsi buah/sayur 
kurang pada penduduk umur ≥ 5 tahun meningkat dari 93,5% menjadi 95,5%.

Meningkatnya kasus PTM secara signifikan diperkirakan akan menambah


beban
beban masy
masyaraka
arakatt dan peme
pemerintah
rintah,, kare
karena
na pena
penangan
ngananny
annya
a membu
membutuhk
tuhkan
an
biaya yang besar dan memerlukan tekhnologi tinggi. Hal ini dapat terlihat data
Bada
Badan
n Pe
Peny
nyel
elen
enga
gara
ra Ja
Jami
mian
anan
an So
Sosi
sial
al Ke
Kese
seha
hata
tan
n (BPJ
(BPJS)
S) ta
tahu
hun
n 20
2017
17,,
sebanyak 10.801.787 juta orang atau 5,7% peserta JKN mendapat pelayanan
untuk penyakit katastropik dan menghabiskan biaya kesehatan sebesar 14,6
triliu
triliun
n rup
rupiah
iah ata
atau
u 21,
21,8%
8% da
dari
ri sel
seluru
uruh
h bia
biaya
ya pe
pelay
layana
anan
n kes
keseha
ehatan
tan den
dengan
gan
komposisi peringkat penyakit jantung sebesar 50,9% atau 7,4 triliun, penyakit
ginjal kronik sebesar 17,7% atau triliun rupiah.

Untuk itu dibutuhkan komitmen bersama dalam menurunkan morbiditas,


mort
mortal
alit
itas
as da
dan
n disa
disabi
bili
lita
tas
s PT
PTM
M me
mela
lalu
luii in
inte
ten
n sifi
sifika
kasi
si pe
penc
nceg
egah
ahan
an da
dan
n
pengendalian menuju Indonesia Sehat, sehingga perlu adanya pemahaman
yang optimal serta menyelu
menyeluruh
ruh tenta
tentang
ng besa
besarnya
rnya permasal
permasalahan
ahan PTM dan
faktor risikonya pada semua pengelola program disetiap jenjang pengambil
kebijakan dan lini pelaksanaan.

Puskesmas adalah fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama yang bertanggung


 jawab menyelenggarakan
menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu wilayah kerjanya.
Puskesmas Tujuh Ulu adalah salah satu dari 41 Puskesmas yang ada di
bawah Dinas Kesehatan Kota Palembang dengan wilayah kerjanya meliputi 1
kelura
kelurahan
han yai
yaitu
tu kel
kelura
urahan
han Tuj
Tujuh
uh Ulu Kec
Kecama
amatan
tan se
seber
berang
ang Ulu Sat
Satu
u Kot
Kota
a
Palembang.

7
 

Visii pe
Vis pemba
mbangu
ngunan
nan kes
keseha
ehatan
tan yan
yang
g dis
disele
elengg
nggara
arakan
kan ole
oleh
h Pus
Puske
kesma
smas
s
Tuju
Tujuh
h Ulu
Ulu ad
adal
alah
ah “T
“Ter
erwu
wuju
judn
dnya
ya Pu
Pusk
skes
esma
mas
s Tu
Tuju
juh
h Ul
Ulu
u se
seba
baga
gaii pusa
pusatt
pelay
pelayan
anan
an kes
keseha
ehatan
tan mas
masyar
yaraka
akatt yan
yang
g BAR
BARII da
dan
n PRI
PRIMA
MA di Kec
Kecama
amatan
tan
Seberang Ulu satu Kota Palembang”.

Berdasarkan visi Puskesmas Tujuh Ulu, maka disusunlah misi Puskemas


Tujuh Ulu sebagai berikut : 1. Meningkatkan kemitraan pada semua pihak, 2.
Meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan pemberdayaan masyarakat,
3. Menin
Meningkatk
gkatkan
an sarana dan prasaran
prasarana
a pela
pelayana
yanan
n yang bermutu prima, 4.
Meningkatkan standar pelayanan kesehatan.

Untu
Untuk
k me
men
ncap
apai
ai visi
isi dan misi
isi te
ters
rse
ebut
ut,, Pus
usk
kes
esma
mas
s Tuju
juh
h Ulu
menye
menyelen
lengga
ggarak
rakan
an upa
upaya
ya kes
keseha
ehatan
tan per
perora
oranga
ngan
n da
dan
n upa
upaya
ya kes
keseha
ehatan
tan
masyarakat, salah satunya adalah pelayanan Penyakit Tidak Menular.

Dalam melaksanakan pelayanan Penyakit Tidak Menular di Puskesmas,


agar
agar dap
dapat
at ber
berjal
jalan
an den
dengan
gan bai
baik
k da
dan
n dap
dapat
at mem
memen
enuhi
uhi keb
kebutu
utuhan
han pas
pasien
ien
maka Puskesmas Tujuh Ulu perlu menyusun “PEDOMAN PENYAKIT TIDAK
MENU
MENULA
LAR
R PU
PUSK
SKES
ESMA
MAS
S TU
TUJU
JUH
H UL
ULU”
U” ya
yang
ng da
dapa
patt di
dija
jadi
dika
kan
n se
seba
baga
gaii
pand
pandua
uan
n ba
bagi
gi pe
pena
nang
nggu
gung
ngja
jawa
wab
b prog
progra
ram
m PT
PTM
M da
dan
n Pe
Pela
laks
ksan
ana
a da
dala
lam
m
menunaik
menunaikan
an tugas
tugasnya
nya memb
memberika
erikan
n pelay
pelayanan
anan kese
kesehata
hatan
n yang aman dan
bermutu.

Kegiatan
Kegiatan Pela
Pelayana
yanan
n Peny
Penyakit
akit Tidak Menu
Menular
lar (PTM) melip
meliputi
uti kegi
kegiatan
atan di
dalam maupun luar gedung Puskesmas baik Upaya Kesehatan Perorangan
(UKP) dan Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM).

8
 

B. Tujuan

1. Tujuan Umum

Tersedianya acuan secara berjenjang bagi pengelola program untuk


dapat menyelenggarakan program P2PTM secara optimal di Puskesmas
Tujuh Ulu.

1. Tujuan Khusus

a. Sebagai pedoman petugas kesehatan dalam memberikan pelayanan


kesehatan sesuai standar pada penderita hipertensi, diabetes melitus dan
pelayanan kesehatan priduktif 

 b. Sebagai pedoman pemegang program tentang cara pelaksanaan program


P2PTM di Puskesmas Tujuh Ulu

c. Sebagai pedoman pemegang program tentang cara pelaksanaan program


P2PTM di Puskesmas Tujuh Ulu sehingga tersedianya data dan informasi
epidemiologi PTM serta terlaksananya pencegahan dan pengendalian
faktor risiko PTM berbasis masyarakat secara terpadu, rutin dan periodik

d. Sebagai pedoman tim posbindu dan lintas sektor dalam pelaksaan


kegiatan Posbindu PTM, Skrining PTM, serta petugas IVA dalam
pelaksanaan IVA.

C. Sasaran

9
 

1. Pelay
Pelayanan
anan Kes
Kesehata
ehatan
n Pada Usia Prod
Produktif
uktif (Tar
(Target
get 100%
100%)) = 1164
11647
7 Oran
g
2. Pelay
Pelayanan
anan Kese
Kesehata
hatan
n Pada Hipe
Hipertens
rtensii (Ta
(Target
rget 100%) = 4
4276
276 Oran
Orang
g
3. Pelay
Pelayanan
anan Kese
Kesehatan
hatan Pada Diabe
Diabetes
tes Meliru
Melirus
s (Ta
(Target
rget 100%
100%)) = 1165 Oran
g

4. Pelay
Pelayanan
anan Peme
Pemeriksa
riksaan
an IVA (Targ
(Target
et 1
100%)
00%) = 2
2675
675 WUS
5. Pelay
Pelayanan
anan Kes
Kesehata
ehatann In
Indera
dera (Targ
(Target
et 1
100%)
00%) = 6
6977
977 Oran
Orang
g
6. Pelay
Pelayanan
anan Kes
Kesehata
ehatan
n Jiwa (ODGJ
(ODGJ)) ( Tag
Taget
et 100%) = 3 Orang

D. Ruang Lingkup

Ruang
Ruang lingk
lingkup
up pe
pedom
doman
an ini mel
melipu
iputi
ti pel
pelaks
aksana
anaan
an pel
pelaya
ayana
nan
n PT
PTM
M bai
baik
k di
dalam gedung maupun di luar gedung di wilayah kerja Puskesmas Tujuh Ulu
meliputi, pengendalian melalui promosi dan deteksi dini serta pemantauan dan
tindak lanjut dini faktor risiko PTM, pelayanan kesehatan sesuai standar pada
pasien hipertensi dan diabetes melitus.

E. Batasan Operasional

Batasan operasional pedoman ini meliputi batasan pelaksanaan standar


pelayanan P2PTM di Puskesmas Tujuh Ulu yaitu :

a. Upa
Upaya
ya pen
pengen
gendal
dalian
ian mel
melalu
aluii pro
promos
mosii ad
adala
alah
h kegiat
kegiatan
an pe
penyu
nyuluh
luhan
an bai
baik
k
kepada
kepada ind
indivi
ividu
du mau
maupun
pun kel
kelomp
ompok
ok mas
masya
yarak
rakat
at ten
tentan
tang
g penya
penyakit
kit tid
tidak
ak
menular dan cara pencegahan penyakit tidak menular 
 b. Deteksi dini adalah upaya kesehatan untuk mengenali atau menandai suatu
gejala penyakit ataupun faktor resiko dari penyakit

c. Skr
Skrini
ining
ng ada
adalah
lah pem
pemeri
eriksa
ksaan
an kes
keseha
ehatan
tan yan
yang
g dil
dilaku
akuka
kan
n unt
untuk
uk me
menil
nilai
ai
apakah seseorang memiliki faktor risiko terhadap suatu masalah kesehatan

d. Prolanis adalah suatu sistem pelayanan kesehatan dan pendekatan proaktif 


yang dilak
dilaksana
sanakan
kan seca
secara
ra terint
terintegra
egrasi
si yang melib
melibatka
atkan
n pese
peserta,
rta, fasil
fasilitas
itas

10
 

kesehata
kesehatan
n dan BPJS kesehata
kesehatan
n dala
dalam
m rangk
rangka
a peme
pemelihara
liharaan
an kese
kesehatan
hatan
yang menderita penyakit kronis untuk mencapai kualitas hidup yang optimal
e. Pelap
Pelaporan
oran adal
adalah
ah kegia
kegiatan
tan rutin peng
pengumpu
umpulan
lan data, yakn
yaknii peng
pengumpu
umpulan
lan
data penyakit tidak menular kasus baru, pengumpulan data surveilans faktor 
risiko penyakit, pengumpulan data pelaksanaan posbindu PTM

f. Tindak lanjut adalah suatu aksi atau lanjutan langkah dari kegiata

F. LANDASAN HUKUM

Seba
Sebaga
gaii da
dasa
sarr pe
pela
laya
yana
nan
n P2
P2PT
PTM
M di Pu
Pusk
skes
esma
mas
s Tu
Tuju
juh
h Ul
Ulu
u di
dipe
perl
rluk
ukan
an
Pera
Peratu
tura
ran
n Pe
Peru
rund
ndan
ang-
g-Un
Unda
dang
ngan
an pe
pend
nduk
ukun
ung
g ( le
lega
gall as
aspect ))..
pect  Be
Bebe
bera
rapa
pa
ketentuan
ketentuan perat
peraturan
uran Perun
Perundang
dang-unda
-undangan
ngan yang digun
digunakan
akan adala
adalah
h seba
sebagai
gai
berikut :
1. Surat Edaran Nomor : HK.01.07/I/3402/2020
HK.01.07/I/3402/2020 Tentang Penanganan Orang Denga
n Faktor Risiko Dan Penyandang
Penyandang Penyakit Tidak Menular (PTM) Selama Masa P
andemi Covid-19
2. Peraturan Presiden Nomor 21 Tahun 2020 Tentang Pembatasan Sosial Berskala
Besar Dalam Rangka Percepatan Penanganan Covid-19
3. Keputusan Presiden Nomor 11 tahun 2020 Tentang Penetapan Kegawatdarurata
n Kesehatan Masyarakat Corona Virus Disease 2019 (Covid-19)
4. Peraturan Menteri
Menteri Kesehatan Nomor 9 Tahun 202
2020
0 Tentang Pedoman Pelaksan
Pelaksan
aan Penanganan Pembatasan Sosial Berskala Besar

5. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor HK.01.07/MENKES/104/2020 Tentang Pen


etapan Infeksi Covid-19 Sebagai Penyakit Yang Dapat Menimbulkan wabah Dan
Upaya Penanggulangannya

6. Surat Edaran Menteri


Menteri Kesehatan No. HK. 02.01/MENKES/202/20
02.01/MENKES/202/2020
20 Tentang Pro
tokol Isolasi Diri Sendiri Dalam Penanganan Corona Virus Disease 2019

11
 

7. Peratura
Peraturan
n Walikota
Walikota Palemban
Palembang
g Nomo
Nomorr 23 Tahun 2017 tentang Strategi
Strategi Dalam
Penca
Pencapa
paia
ian
n Stand
Standar
ar Pelay
Pelayan
anan
an Minim
Minimal
al Bi
Bidan
dang
g Keseh
Kesehata
atan
n di Lingku
Lingkunga
ngan
n
Pemerintah Kota Palembang
8. Instruksi Presiden
Presiden Nomor 1 Tahun
Tahun 2017 tentang
tentang Gerakan Masyarakt
Masyarakt Hidup Sehat
Sehat
9. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 44 Tahun
Tahun 2016
2016 tentang
Mnajemen Puskesmas
10. Peratu
Peraturan
ran Menter
Menterii Keseh
Kesehata
atan
n Repub
Republik
lik Indon
Indonesi
esia
a Nomor
Nomor 39 Tahun
Tahun 20
2016
16
Tent
Tentan
ang
g Pedo
Pedoma
man
n Peny
Penyel
elen
engg
ggar
aran
an Pr
Prog
ogra
ram
m In
Indo
done
nesi
sia
a Seha
Sehatt Deng
Dengan
an
Pendekatan Keluarga
11.Peraturan Menteri Kesehatan
Kesehatan Republik
Republik Indonesia
Indonesia Nomor 4 Tahun 2019 tentang
Standar Pelayanan Minimal di Bidang Kesehatan
12.Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 71 Tahun 2015 tentang
Penanggulangan Penyakit Tidak Menular 

BAB II

12
 

STANDAR KETENAGAAN

A. Kualifikasi Sumber Daya Manusia

 Adapun sumber daya manusia sebagai tenaga kompeten dalam upaya


kesehatan dalam kegiatan Penyakit Tidak Menular meliputi :

1. Dokter Umum dengan kualifikasi pendidikan S1 Kedokteran


2. Dokter Gigi dengan kualifikasi pendidikan S1 kedokteran Gigi

3. Bidan dengan kualifikasi pendidikanminimal D3 Kebidanan

4. Perawat dengan kualifikasi pendidikan minimal D3 Keperawatan

5. Te
Tena
naga
ga ke
kese
seha
hata
tan
n lain
lain ya
yang
ng terk
terkai
aitt ( Nu
Nutr
trit
iton
ons
s Hy
Hygg
ggie
iene
ne Sa
Sani
nita
tasi
si

Psikolog )

6. Tenaga Laboratorium dengan kualifikasi pendidikan minimal D3

7. Tenaga Farmasi dengan kualifikasi pendidikan minimal D3

8. Tenaga Promkes dengan kualifikasi pendidikan minimal S1 Kesehatan


masyarakat

B. Distribusi Ketenagaan

 Tenaga kesehatan yang ada di Puskesmas Tujuh Ulu :

No Tenaga Kebutuhan Kondisi di Kelebihan /

13
 

Sesuai Puskesmas
kekurangan
Kesehatan Standar  Tujuh Ulu

1 Dokter Umum 4 Orang 4 Orang Cukup

2 Dokter Gigi 1 Orang 1 Orang Cukup

3 Bidan 4 Orang 14 Orang Kelebihan

4 Perawat 4 orang 6 orang Kelebihan

Tenaga
5 Kesehatan  2 Orang 3 Orang Kelebihan
masyarakat

Tenaga
6 Kesehatan 1 Orang 2 Orang kelebihan
Lingkungan

 Ahli teknologi
teknologi
7 3 Orang 3 Orang Cukup
laboratorium

8 Tenaga gizi 1 Orang 1 Orang Cukup

9 Tenaga Farmasi 2 Orang 2 Orang Cukup

C. Jadwal Kegiatan

1. Kegiatan pelayanan Penyakit Tidak Menular dilaksanakan setiap harinya


pada unit poli umum dan untuk IVA dilaksakan pada hari sabtu di unit poli
KIA.

14
 

Hari Pukul

Senin s/d kamis 07.30 - 14.00

Jum’at 07.30 - 11.30


 
Sabtu 07.30 - 12.30

2. Kegiatan pelayanan penyakit tidak menular di luar gedung dilaksanakan


sesuai jadwal ( jadwal terlampir ).

No Kegiatan Bulan

 ja feb ma apr mei jun jul agus sep okt nov de
P2PTM
n r  t t s

1 Pembinaan 1x 1x 1x 1x 1x 1x 1x 1x 1x 1x
POSBINDU (HT,
DM, KTR,
KESWA) 

BAB III

SATANDAR FASILITAS

A. Denah Ruang

15
 

Pemeriksa
Pemeriksaan
an dan kons
konsultas
ultasii bagi pend
penderita
erita penya
penyakit
kit tidak menular dila
dilakuka
kukan
n
di Poli Balai Pengobatan
Pengobatan (BP) da
dan
n pemeriksaan IVA di lakukan di Poli KIA.

B. Standar Fasilitas

Standar Fasilitas Pelayanan Kesehatan mengacu pada Standar Fasilitas


Pemeriksaan Umum menurut Permenkes Nomer 4 Tahun 2019 :

1. Po
Poli
li KI
KIA
A di Pu
Pusk
skes
esma
mas
s Tu
Tuju
juh
h Ul
Ulu
u su
suda
dah
h me
meme
menu
nuhi
hi stan
standa
darr Lu
Luas
as,, At
Atap
ap,,
Langit-langit, dinding, lantai, pintu dan jendela sudah memenuhi
mem enuhi syarat.
2. Sanit
Sanitasi,
asi, V
Venta
entalasi,
lasi, P
Penca
encahaya
hayaan
an dan listrik cuku
cukup
p

16
 

3. Pera
Peralatan/
latan/Perle
Perlengka
ngkapan
pan yan
yang
g tersed
tersedia
ia di ruang kon
konsult
sultasi
asi antar
antara
a lain :
a. Meja
b. Kursi
c. Me
Medi
dia
a KIE
KIE (Pos
(Poste
ter)
r)

d. Alat pe
pemerik
meriksaan
saan PPTM
TM (HT
(HT,, DM, KT
KTR,
R, IVA, IINDER
NDERA,
A, KES
KESWA)
WA)
e. Buku re
register
gister pas
pasien
ien dan Alat tulis kantor 

Jumlah minimal
Kondisi di Kelebihan /
NO Jenis Peralatan di Puskesmas
Puskesmas Kekurangan
Non Rawat Inap

I. Set Pemeriksaan PTM

1 Bak Instrumen dengan tutup 1 Buah 1 Buah Cukup

2 Baki Logam Tempat Alat Steril 1 Buah 1 Buah Cukup


Bertutup
3 Mangkok untuk Larutan 1 Buah 1 Buah Cukup

4 Meja Instrumen / Alat 1 Buah 1 Buah Cukup

5 Meja Periksa Ginekologi dan 1 Buah 1 Buah Cukup


kursi pemeriksa
6 Spekulum Vagina (Cocor 3 Buah 13 Buah Cukup
Bebek) Besar 
7 Spekulum Vagina (Cocor 2 buah 12 Buah Cukup
Bebek) Kecil
8 Spekulum Vagina (Cocor 5 Buah 15 Buah Cukup
Bebek) Sedang
9 Spekulum Vagina (Sims) 1 Buah 1 Buah Cukup

10 Sphygmomanometer Dewasa 1 Buah 1 Buah Cukup


11 Stand Lamp untuk tindakan 1 Buah 1 Buah Cukup

12 Stetoskop Dewasa 1 Buah 1 Buah Cukup

13 1 Buah 1 Buah Cukup


Tampon Tang
14 1 Buah 1 Buah Cukup
Tempat Tidur Periksa
15 1 Buah 1 Buah Cukup
Termometer Dewasa
16 Timbangan Dewasa 1 Buah 1 Buah Cukup

17
 

II. Bahan Habis Pakai

1  Alkohol Sesuai Sesuai Cukup


kebutuhan kebutuhan

  2 Cairan Desinfektan Sesuai


kebutuhan Sesuai
kebutuhan Cukup

Sesuai Sesuai
3 Kain Steril Cukup
kebutuhan kebutuhan

Cukup

Sesuai Sesuai
4 Kapas kebutuhan kebutuhan

Sesuai Sesuai
5 Kasa Non Steril Cukup
kebutuhan kebutuhan

  6 Kasa Steril Sesuai Sesuai Cukup


kebutuhan kebutuhan

Sesuai Sesuai
7 Lidi kapas Steril Cukup
kebutuhan kebutuhan

Sesuai Sesuai
8 Lubrikan gel Cukup
kebutuhan kebutuhan

Sesuai Sesuai
9 Masker  Cukup
kebutuhan kebutuhan

Sesuai Sesuai
  10 Cairan Asam Asetat Cukup
kebutuhan kebutuhan

Sesuai Sesuai
  11 Sabun Tangan atau Antiseptik kebutuhan kebutuhan Cukup

Sesuai Sesuai
  12 Sarung tangan Cukup
kebutuhan kebutuhan

III.
III. Per
erle
len
ngkap
gkapan
an P
PTM
TM

18
 

1 Bantal
1 Buah 1 Buah Cukup

2 Baskom Cuci Tangan


1 Buah 1 Buah Cukup

3 Celemek Plastik
1 Buah 1 Buah Cukup

1 Buah 1 Buah Cukup


4 Kasur 
5 Lemari Alat
1 Buah 1 Buah Cukup

6 Lemari Obat
1 Buah 1 Buah Cukup

7 Meteran (untuk mengukur


mengukur tinggi
tinggi li 1 Buah 1 Buah Cukup
ngkar perut)
8 Perlak 2 Buah 2 Buah Cukup

9 Sarung Bantal 2 Buah 2 Buah Cukup

10 Selimut 1 Buah 1 Buah Cukup

  11 Seprei 2 Buah 2 Buah Cukup

  12 Sikat untuk Membersihkan


Membersihkan 1 Buah 1 Buah Cukup
Peralatan
Tempat Sampah Tertutup yang
13 dilengkapi dengan injakan 2 Buah 2 Buah Cukup

pembuka penutup
14 Tirai 1 Buah 1 Buah Cukup

15 Toples Kapas / Kasa Steril 1 Buah 1 Buah Cukup

16 Tromol Kasa / Kain Steril 1 Buah 1 Buah Cukup

17 Waskom Bengkok Kecil 1 Buah 1 Buah Cukup

IV. Pencatatan dan pelaporan

Sesuai Sesuai
1. Formulir FR-PTM Kebutuhan Kebutuhan Cukup

19
 

Sesuai Sesuai
2. Formulir Informed Consent  Cukup
Kebutuhan Kebutuhan

Sesuai Sesuai
3. Formulir Pemeriksaan IVA Cukup
Kebutuhan Kebutuhan

Sesuai Sesuai
4. Formulir SRQ Cukup
Kebutuhan Kebutuhan

Sesuai Sesuai
5. Formulir Laporan Cukup
Kebutuhan Kebutuhan

Sesuai Sesuai
6. Formulir Rujukan Cukup
Kebutuhan Kebutuhan

BAB IV
TATALAKSANA PELAYANAN

A. Lin
Lingku
gkup
p keg
kegiat
iatan
an

20
 

1. Upa
Upaya
ya Kes
Keseha
ehatan
tan Pe
Peror
rorang
angan
an (UK
(UKP)
P) :
Kegiat
Kegiatan
an be
berup
rupa
a ko
konsu
nsulta
ltasi
si pas
pasien
ien,, pem
pember
berian
ian oba
obatt ses
sesuai
uai ke
kebut
butuha
uhan
n
pasien yang tersedia di Puskesmas atau dirujuk.

1.1 Pelay
Pelayanan
anan ke
keseha
sehatan
tan pada usi
usia
a produ
produktif
ktif

a. Pe
Perrny
nyat
ataa
aan
n Sta
tand
nda
ar
Seti
Setiap
ap wa
warg
rga
a ne
nega
gara
ra us
usia
ia 15 ta
tahu
hun
n sa
samp
mpai
ai 59 ta
tahu
hun
n me
mend
ndap
apat
atka
kan
n
pelayanan kesehatan sesuai standar. Pemerintah daerah Kabupaten/kota
wajib
wajib mem
member
berika
ikan
n pel
pelaya
ayanan
nan kes
keseha
ehatan
tan dal
dalam
am ben
bentuk
tuk edu
edukas
kasii dan
skrining kesehatan sesuai standar kepada warga negara usia 15-59 tahun
di wilayah kerjanya dalam kurun waktu satu tahun.
b. Pengertian
Pelayanan kesehatan pada usia produktif sesuai standar meliputi :

1. Edukasi kesehatan termasuk keluarga berencana


2. Skrining faktor risiko penyakit menular dan penyakit tidak menular 

c. Me
Meka
kani
nism
sme
e Pe
Pela
laya
yana
nan
n
1. Penetapan sasaran usia produktif ( berusia 15-59 tahun ) di wilayah
kabupaten
kabupaten/kota
/kota dalam satu tahun meng
mengguna
gunakan
kan data proyeksi BPS
atau data riil yang diyakini benar, dengan mempertimbangkan estimasi
dari hasil survei/riset yang terjamin validitasnya, yang ditetapkan oleh
Kepala Daerah.
2. Pelayanan edukasi pada usia proktif adalah Edukasi yang dilaksanakan
di Fasilitas Pelayanan Kesehatan dan/atau UKBM

3. Pelay
Pelayanan
anan Skrin
Skrining
ing fakto
faktorr risik
risiko
o pada usia prod
produktif
uktif adal
adalah
ah skrin
skrining
ing
yang dilakukan minimal 1 kali dalam setahun untuk penyakit menular 
dan penyakit tidak menular meliputi :

a) Peng
Pengukura
ukuran
n tinggi ba
badan,
dan, bera
beratt badan dan lin
lingkar
gkar per
perut
ut

b) Pen
Penguk
gukura
uran
n teka
tekanan
nan d
dara
arah
h

c) Pem
Pemeri
eriksa
ksaan
an gu
gula
la dar
darah
ah

21
 

d) Ana
Anamne
mnesa
sa per
perila
ilaku
ku ber
berisi
isiko
ko

1. Tindaklanjut hasil skrining kesehatan meliputi :

a) Mela
Melakuka
kukan
n ru
rujukan
jukan jika diper
diperlukan
lukan

b) Memb
Memberika
erikan
nppenyu
enyuluhan
luhan kese
kesehatan
hatan

2. Wanita usia 30-50 tahun yang sudah menikah atau mempunyai riwayat
berhubun
berhubungan
gan seks
seksual
ual beris
berisiko
iko dilak
dilakukan
ukan peme
pemeriksa
riksaan
an SADANIS
SADANIS dan
cek IVA

1.2 Pelay
Pelayanan
anan kes
kesehata
ehatan
n penderi
penderita
ta hipert
hipertensi
ensi
a. Pernyataan Standar
Setiap penderita hipertensi mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai
st
stan
anda
dar.
r. Pe
Peme
meri
rint
ntah
ah da
daer
erah
ah ka
kabu
bupa
pate
ten/
n/ko
kota
ta wa
waji
jib
b me
memb
mber
erik
ikan
an
pelaya
pelayanan
nan ke
keseh
sehata
atan
n ses
sesuai
uai sta
standa
ndarr ke
kepad
pada
a se
selur
luruh
uh pen
pender
derita
ita
hipertensi usia 15 tahun ke atas sebagai upaya pencegahan sekunder 
di wilayah kerjanya dalam kurun waktu satu tahun.

b. Pengertian

Pelayanan kesehatan pada penderita hipertensi sesuai standar meliputi


:

1. Pengukuran tekanan darah


2. edukasi

c. Mekanisme Pelayanan
1. Pene
Penetapa
tapan
n sasa
sasaran
ran penderi
penderita
ta hiper
hipertens
tensii ditet
ditetapka
apkan
n oleh Kepa
Kepala
la
daera
daerah
h den
dengan
gan meng
menggun
gunak
akan
an data RIS
RISKES
KESDAS
DAS terb
terbaru
aru yang di
tetapkan oleh Menteri Kesehatan
2. Pelayanan kesehatan hipertensi adalah pelayanan kesehatan sesuai
standar yang meliputi :

22
 

a) Peng
Pengukur
ukuran
an te
tekana
kanan
n da
darah
rah d
dilaku
ilakukan
kan m
minima
inimall satu kali sebu
sebulan
lan d
dii
fasilitas pelayanan kesehatan

b) Eduk
Edukasi
asi perub
perubahan
ahan gaya hidu
hidup
p da
dan/ata
n/atau
u ke
kepatuh
patuhan
an m
minum
inum obat

c) Me
Mela
laku
kuka
kan
n ru
ruju
juka
kan
n ji
jika
ka d
dip
iper
erlu
luka
kan
n

d) Tekanan Darah Sewaktu (TDS) lebih dari 140 mmHg


ditambahkan pelayanan farmakologi

1.3 Pelay
Pelayanan
anan kes
kesehata
ehatan
n penderi
penderita
ta diabet
diabetes
es melitru
melitrus
s ( DM )
a. Pernyataan Standar
Setiap
Setiap pend
penderita
erita diabe
diabetes
tes melit
melitus
us mend
mendapatk
apatkan
an pelay
pelayanan
anan kese
kesehatan
hatan
sesuai standar. Pemerintah daerah kabupaten/kota wajib memberikan

pelayanan kesehatan sesuai standar kepada seluruh penderita diabetes


melitu
melitus
s ( DM ) usi
usia
a 15 tah
tahun
un ke atas seb
sebag
agai
ai upa
upaya
ya pen
penceg
cegaha
ahann
sekunder di wilayah kerjanya dalam kurun waktu satu tahun.

b. Pengertian

Pelayanan kesehatan pa
pada
da penderita diabetes m
melitus
elitus sesuai stand
standar 
ar 
meliputi :

1. Pengukuran gula darah


2. Edukasi

3. Terapi farmakologi

23
 

c. Mekanisme Pelayanan

1. Pen
Peneta
etapa
pan
n sas
sasara
aran
n pe
pende
nderit
rita
a dia
diabet
betes
es me
melitu
litus
s dit
diteta
etapka
pkan
n ole
oleh
h
Kepala
Kepala Daera
Daerah
h deng
dengan
an meng
menggunak
gunakan
an data RISKE
RISKESDAS
SDAS terba
terbaru
ru
yang di tetapkan oleh Menteri Kesehatan

2.Pelayanan kesehatan diabetes melitus adalah pelayanan kesehatan


sesuai standar yang meliputi :

a) Pe
Peng
nguk
ukur
uran
an gula dara
darah
h dila
dilaku
kuka
kan
n mi
mini
nima
mall sa
satu
tu ka
kali
li sebu
sebula
lan
n di
fasilitas pelayanan kesehatan

b) Edu
Edukas
kasii per
peruba
ubahan
han g
gaya
aya h
hidu
idup
p dan
dan/at
/atau
au Nu
Nutri
trisi
si

c) Mel
Melaku
akukan
kan ruj
rujuka
ukan
n jjika
ika dip
diperl
erluka
ukan
n

d) Gu
Gula
la Da
Dara
rah
h Sew
Sewak
aktu
tu (G
(GDS
DS)) leb
lebih
ih da
dari
ri 20
200
0 mg/
mg/dl
dl di
dita
tamb
mbah
ahka
kan
n

pelayanan terapi farmakologi

1.4 Pelayanan kesehatan jiwa


a. Pernyataan Standar
Setia
Setiap
p oran
orang
g de
deng
ngan
an ga
gang
nggu
guan
an jiwa
jiwa be
bera
ratt me
mend
ndap
apat
atka
kan
n pe
pela
laya
yana
nan
n
keseh
kesehata
atan
n ses
sesuai
uai sta
stand
ndar.
ar. Pem
Pemeri
erinta
ntah
h dae
daerah
rah Kab
Kabupa
upaten
ten/Ko
/Kota
ta waj
wajib
ib
memberikan
memberikan pela
pelayana
yanan
n keseh
kesehatan
atan ses
sesuai
uai stan
standar
dar kepa
kepada
da selur
seluruh
uh oran
orang
g
dengan gangguan jiwa (ODGJ) berat sebagai upaya pencegahan sekunder 
di wilayah kerjanya dalam kurun waktu satu tahun.

b. Pengertian

24
 

Pelayanan kesehatan pada ODGJ berat sesuai standar bagi psikotik akut
dan Skizofrenia meliputi :
1. Pemeriksaan kesehatan jiwa
2. Edukasi

c. Mekanisme Pelayanan
1.Penetapa
1.Penetapan
n sas
sasara
aran
n pad
pada
a ODG
ODGJ
J ber
berat
at dit
diteta
etapka
pkan
n ole
oleh
h Kep
Kepala
ala Dae
Daerah
rah
dengan menggunakan data RISKESDAS terbaru yang di tetapkan oleh
Menteri Kesehatan.
2. Pemeriksaan kesehatan
kesehatan jiwa meliputi:
a) Pemeriksaan status mental
b) Wawancara
c) Edukasi k
ke
epatuhan minum obat.
d) Mel
Melaku
akukan
kan ruj
rujuka
ukan
n jika
jika dip
diperl
erluka
ukan
n

1.5 Deteksi dini kanker 


a. Pengertian
Kegiatan deteksi dini kanker adalah kegiatan deteksi dini kanker payudara
dan kanker leher rahim pada wanita usia 30-50 tahun atau wanita yang
pernah berhubungan seksual, yang dilakukan di FKTP.

b. Mekanisme pelayanan

1. Petugas memastikan identitas pa


pasien
sien dan kelengkapa
kelengkapan
n informed consent
2. Petugas melakukan anamne
anamnesa sa kepada pasien

25
 

3. Petugas menjelaskan prosed


prosedur
ur pemeriksaan kepada pasien
4.Petugas melakukan pemeriksaan vital sign
5. Petugas meminta pasien untuk menanggalka
menanggalkan
n pakaian dari pinggang
hingga lutut untuk menggunakan kain yang sudah disiapkan
6.Petugas mengatur posisi paien dan menyalakan lampu sorot

7. Petugas mencuci tanagn dan memakai handsco


handscoon
on
8. Petugas melakuka
melakukann vulva hygiene
9. Petugas melakukan pemeriksaan dengan mengguna
menggunakan
kan spekulum
dan melihat serviks
10. Petugas membersihkan serviks d
dan
an meng
mengoleskan
oleskan a
asam
sam ase
asetat
tat
11. Petugas melihat apa
apakah
kah ada perubahan warna p
pada
ada leher rahim
Jika tidak, jelaskan kepada pasien kapan harus kembali untuk mengulangi
pemeriksaan ulang
Jika
Jika ya
ya,, te
tent
ntuk
ukan
an me
meto
tode
de ta
tata
ta laks
laksan
ana
a ya
yang
ng ak
akan
an di
dila
laku
kuka
kan
n un
untu
tuk
k

pemeriksaan lanjut
12. Petu
Petugas
gas mel
melakuk
akukan
an dek
dekontam
ontaminas
inasii alat
13. Petugas memnita pasien untuk memasang kembali pakaiannya
14. Petug
Petugas
as menc
mencuci
uci tanga
tangan
n

1.6 Kawasan tanpa rokok


a. Kegiatan meliputi :

1. Penetapan KTR

2. Memenuhi 8 indikator penerapan KTR

3. Upaya berhenti merokok (UBM)

b. Tahapan dalam
dalam kegiatan U
UKM
KM yaitu penjadwalan k
kegiatan
egiatan KTR

26
 

c. Mekanisme pelayanan :

1.Petugas menyiapkan alat-alat skrining kesehatan

2.Petugas melakukan anamnesa

3. Petugas melakukan pemeriksaa


pemeriksaan
n dengan alat micro CO/smokerlyzer 
4. Petugas melengkap
melengkapii pencatatan dan pelaporan

1.7 Kesehatan Indera

a. Konseling dan penyuluhan

Konseling dan penyuluhan dilakukan di Posyandu atau kunjungan Upaya


Kesehatan Kerja ( UKK )

1. Petugas memberikan salam dan menyapa kepada klien dengan sopan


2. Petugas menanyakan kepada klien informasi tentang dirinya

27
 

3. Petugas membantu menentukan pilihan sesuai kebutuhan klien

4. Pet
Petug
ugas
as men
menjel
jelask
askan
an se
secar
cara
a len
lengka
gkap
p ten
tentan
tang
g ha
hal-h
l-hal
al yang
yang be
berka
rkaita
itan
n
dengan pilihannya

5. Petugas meminta klien untuk datang kembali bila diperlukan

b. Pela
Pelayana
yanan
n denga
dengan
n momen khu
khusus
sus

Pela
Pelaya
yana
nan
n mo
mome
men
n kh
khus
usus
us dila
dilaku
kuka
kan
n da
dala
lam
m be
bent
ntuk
uk ke
kegi
giat
atan
an skri
skrini
ning
ng
program indera

1. Petugas mempersiapka
mempersiapkan
n tempat dan alat kesehatan yang akan digunakan
2.Petugas melakukan anamnesa

3.Petugas melakukan pemeriksaan

4. Petugas memberikan pelayan


pelayanan
an sesuai prosedur 

5.Petugas melengkapi pencatatan

B. Metode

Metode pelayanan kesehatan


kesehatan penyakit tidak menular ( PTM ) yang dilakukan
di Puskesmas Tujuh Ulu Palembang menggunakan metode :

1. Perencanaan

Perencanaan akan hasil penentuan prioritas, rumusan tujuan, rumusan


intervensi dan jadwal kegiatan yang akan dilaksanakan. Perencanaan
kegiatan penyakit tidak menular ( PTM ) hendaknya terintegrasi dengan
kegiatan perencanaan di wilayah kerja puskesmas. Kegiatan perencanaan
terdiri dari, sebagai berikut :

28
 

a. Menentukan prioritas masalah


b. Menentukan tujuan

c. Menentukan kegiatan

d. Menyusun jadwal kegiatan

2. Pelaksanaan

Pelaksanaan merupakan upaya yang akan dilakukan sesuai dengan


rencana kegiatan. Kegiatannya merupakan implementasi dari kegiatan
terpilih. Mekanisme pelaksanaan dapat dilakukan dengan berbagai cara,
sebagaimana dijelaskan di lingkup kegiatan di atas.

3. Monitoring

Monitoring adalah kegiatan yang bertujuan untuk mengetaui sejauh mana


pencapaian dan pelaksanaan
pelaksanaan program penyakit tidak menular ( PTM ) di
puskesmas. Monitoring dapat dilakukan pada saat pelaksanaan kegiatan
bailk dalam gedung maupundi luar gedung.

Mekanisme monitoring dapat dilakukan dengan cara melakukan pelaporan


pelaksanaan dan pencapaian program kesehatan lingkungan di Puskesmas,
yang disampaikan oleh pengelola program pelayanan penyakit tidak

menular ( PTM ) di Puskesmas kepada kepala puskes


puskesmas
mas setiap bulannya (
secara langsung ataupun melalui mini lokakarya bulanan puskesmas )

4. Evaluasi

Evaluasi sebaiknya dilakukan di setiap tahapan mulai dari perencanaan,


pelaksanaan dan hasil evaluasi dilakukan pada setiap pertengahan dan
akhir tahun untuk menilai proses dan hsil pelaksanaan kegiatan pelayanan
program penyakit tidak menular ( PTM )di puskesmas. Hal tersebut
dimaksudkan untuk menilai sejauh mana kemajuan kegiatan dan hasil yang

29
 

dicapai. Evaluasi dilakukan dengan menggunakan indikator kinerja program


pelayanan program penyakit tidak menular ( PTM ) di Puskesmas Tujuh Ulu.

5. Pelaporan

Menyampaikan laporan kegiatan pelayanan program penyakit tidak menular


( PTM ) secara berkala Kepala Dinas Kesehatan Kota. Laporan kegiatan
pelayananan penyakit
penyakit tidak menular ( PTM ) merupakan bahan
pertimbangan untuk menetapkan kebijakan dalam skala kota. Bila pasien
yang diberikan pelayanan penyakit
penyakit tidak menular ( PTM ) adalah anggota
masyarakat yang bertempat tinggal diluar wilayah Puskemas, maka Kepala
Puskesmas akan melaporkana kepada Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
setempat untuk ditindaklanjuti. Pencatatan dan pelaporan kegiatan
pelayanan program penyakit tidak melura ( PTM ) di Puskesmas terintegrasi
dengan sistem informasi Puskesmas sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

C. La
Lang
ngka
kah
h Kegi
Kegiat
atan
an

1. Pengkajian Awal

Ketika pasien diterima di Puskesmas untuk memperoleh pelayanan perlu


dil
dilaku
akuka
kan
n ka
kajia
jian
n awa
awall yan
yang
g len
lengka
gkap
p dal
dalam
am men
meneta
etapka
pkan
n ala
alasan
san ken
kenapa
apa
pasien
pasien per
perlu
lu men
mendap
dapat
at pel
pelaya
ayanan
nan kli
klinis
nis di Pus
Puske
kesma
smas.
s. Pad
Pada
a tah
tahap
ap ini
ini,,
Puskesmas membutuhkan informasi khusu dan prosedur untuk mendapat
informasi,
informasi, tergantun
tergantung
g pada kebutuha
kebutuhan
n pasi
pasien
en dan jenis pelayan
pelayanan
an yang
harus diberikan.
diberikan. Kajia
Kajian
n dilak
dilaksana
sanakan
kan oleh setiap disip
disiplin
lin dalam lingkup
prakti
praktik,
k, pro
profes
fesi,
i, per
perizi
izinan
nan,, und
undan
ang-u
g-und
ndang
ang dan pe
perat
ratura
uran
n ter
terkai
kaitt ata
atau
u
sertifikasi. Dalam hal ini, pengkajian awal dilakukan dengan prinsip SOAP,
yaitu :

30
 

 Subyektif 

Data subyektif pasien didapatkan dari anamnesa pasien / keluarganya.


Data subyektif antara lain membuat keluhan utama, keluhan tambahan,
riwayat penyakit sekarang, riwayat penyakit dahulu, riwayat penyakit

keluar
keluarga,
ga, riw
riwaya
ayatt ale
alergi
rgi,, inf
inform
ormasi
asi lai
lainny
nnya
a ya
yang
ng dib
dibutu
utuhka
hkan
n unt
untuk
uk
membantu menegakkan diagnosa.

 Obyektif 

Data obyektif pasien didapatkan dari pemeriksaan yang dilakukan oleh


petugas terhadap pasien, baik pemeriksaan fisik maupun penunjang.
Pemeri
Pemeriksa
ksaan
an fisik
fisik yan
yang
g dil
dilaku
akuka
kan
n ana
anatar
tara
a ala
alain
in : ke
keada
adaan
an um
umum,
um,
kesada
kesadaran
ran,, tan
tanda-
da-tan
tanda
da vital,
vital, sta
status
tus gen
genera
eralis
lis,, sta
status
tus lok
lokali
alis,
s, dan
pemeriksaan fisik lain yang diperlukan untuk menegakkan diagnosa.
diagnosa.

Pem
eme
eri
riks
ksaa
aan
n pe
penu
nun
njang
jang dila
dilak
kuk
ukan
an ap
apa
abi
bila
la dib
ibu
utu
tuhk
hkan
an un
untu
tuk
k
mene
menega
gakk
kkan
an diag
diagno
nosa
sa,, mi
misa
saln
lnya
ya pe
peme
meri
riks
ksaa
aan
n la
labo
bora
rato
tori
rium
um,, da
dan
n
sebagainya. Pemeriksaan penunjang yang diperlukan tetapi tidak dapat

dila
dilaku
kuka
kan
n di Pu
Pusk
skes
esma
mass Tu
Tuju
juh
h Ulu,
Ulu, ma
mak
ka di
dila
laku
kuka
kan
n di fa
fasi
sili
lita
tas
s
pelayanan kesehatan lain yang bekerja sama dengan Puskesmas Tujuh
Ulu.

  Assesment

Temu
Temuan
an pa
pada
da ka
kaji
jian
an aw
awal
al da
dapa
patt di
digu
guna
naka
kan
n un
untu
tuk
k me
mene
nega
gakk
kkan
an
diagnosis dan menetapkan pelayanan / tindakan sesuai kebutuhan serta
rencana tindak lanjut dan evaluasinya.

Temuan
Temu an da
dan
n kakaji
jian
an aw
awal
al juga
juga dadapa
patt di
digu
guna
naka
kan
n un
untu
tuk
k me
memb
mbua
uatt
keputusan perlunya review / kajian ulang pada situasi yang meragukan.

31
 

 Planning (Perencanaan Layanan)

Rencana layanan ditetapkan berdasarkan hasil kajian yang dinyatakan


dalam
dalam be
bentu
ntuk
k dia
diagno
gnosis
sis.. Dal
Dalam
am men
menyu
yusun
sun ren
renca
cana
na lay
layana
anan
n per
perlu
lu
dipa
ipand
ndu
u ole
oleh sta
tan
ndar pe
pela
lay
yan
ana
an me
med
dis dan sta
tan
ndar as
asu
uha
han
n

keperawatan.

1. Perencanaan Layanan Klinis

Rencan
Rencana
a lay
layana
anan
n dit
diteta
etapka
pkan
n be
berda
rdasar
sarkan
kan has
hasilil ka
kajia
jian
n ya
yang
ng din
dinyat
yataka
akan
n
dalam bentuk diagnosis. Dalam menyusun rencana layanan perlu dipandu
oleh standar pelayanan medis dan standar asuhan keperawatan.

Pasien punya hak untuk mengambil keputusan terhadap layanan yang akan
dipe
dipero
role
leh.
h. Pa
Pasi
sien
en/k
/kel
elua
uarg
rga
a dibe
diberi
ri pe
pelu
luan
ang
g un
untu
tuk
k be
beke
kerja
rjasa
sama
ma da
dala
lam
m
menyusun rencana layanan klinis yang akan dilakukan. Dalam menyusun
renca
rencana
na lay
layana
anan
n ter
terseb
sebut
ut ha
harus
rus me
mempe
mperha
rhatik
tikan
an nil
nilai-
ai-nil
nilai
ai bu
buday
daya
a yag
dimiliki oleh pasien.

Pada
Pada ko
kond
ndis
isii te
tert
rten
entu
tu pa
pasi
sien
en me
memb
mbut
utuh
uhka
kan
n la
laya
yana
nan
n te
terp
rpad
adu
u yan
ang
g
meliba
melibatka
tkan
n tim kes
keseha
ehatan
tan.. Ren
Rencan
cana
a lay
layana
anan
n ter
terpad
padu
u mel
melipu
iputi
ti : tuj
tujua
uan
n
layanan yang akan diberikan, pendidikan kesehatan pada pasien dan/atau
keluarga pasien, jadwal kegiatan, sumber daya yang akan digunakan, dan
kejelasan tanggung jawab tiap anggota tim kesehatan dalam melaksanakan
layanan. Pelaksanaan layanan terpadu antar profesi dilaksanakan dengan
rujukan internal Puskesmas.

2. Persetujuan tindakan medis (informed consent)

32
 

Salah satu cara melibatkan pasien dalam pengambilan keputusan tentang


pelaya
pelayana
nan
n yan
yang
g dit
diteri
eriman
manya
ya ada
adalah
lah de
denga
ngan
n car
cara
a mem
member
berika
ikan
n inf
inform
ormed
ed
consent/informed choice. Untuk menyetujui/memilih tindakan, pasien harus
dibe
diberi
ri pe
penj
njel
elas
asan
an/k
/kon
onse
seki
king
ng te
tent
ntan
ang
g ha
hall ya
yang
ng be
berh
rhub
ubun
unga
gan
n de
deng
ngan
an
pelayanan yang direncanakan, karena dieperlyakan untuk suatu keputusan

persetujuan.

Inform
Informed
ed con
conse
sent
nt dil
dilaku
akukua
kuan
n seb
sebelu
elum
m sua
suatu
tu tin
tindak
dakan
an ata
atau
u pen
pengob
gobata
atan
n
tertentu yang berisiko. Pasien dan keluarga dijelaskan tentang tes/tindakan,
pr
pros
osed
edur
ur,, da
dan
n pe
peng
ngob
obat
atan
an ma
mana
na ya
yang
ng me
meme
merlu
rluka
kan
n pe
pers
rset
etuj
ujua
uan
n da
dan
n
bagaimana
bagaimana mereka dapa
dapatt memb
memberika
erikan
n pers
persetuju
etujuan
an seca
secara
ra tertul
tertulis
is pada
lembar inform consent.

3. Penyuluhan/edu
Penyuluhan/edukasi
kasi pasien dan/atau keluarga

Untuk meningkatkan luaran klinis yang optimal perlu ada kerjasama antara
petu
petug
gas kes
ese
ehat
ata
an dan pas
asie
ien/
n/ke
kelu
lua
arg
rga.
a. Pasie
sien/
n/k
kel
elua
uarg
rga
a pe
perrlu

mendapatk
mendap atkan
an pen
penyul
yuluha
uhan
n kes
keseha
ehatan
tan dan eduedukas
kasii ya
yang
ng ter
terkai
kaitt den
dengan
gan
penya
penyakit
kit da
dan
n keb
kebutu
utuhan
han klinis
klinis pas
pasien
ien,, ole
oleh
h kar
karena
ena itu penyul
penyuluh
uhanan da
dan
n
pendidikan pasien/keluarga perlu dipadukan dalam pelayanan klinis.

Setiap
Setiap kal
kalii sel
selesa
esaii mel
melaku
akuka
kan
n edu
edukas
kasii kep
kepada
ada pas
pasien
ien/ke
/kelua
luarga
rga mak
maka
a
dilakukan
dilakukan peni
penilaian
laian terha
terhadap
dap efekt
efektivita
ivitas
s peny
penyampa
ampaian
ian infor
informasi
masi kepa
kepada
da
pasien/ke
pasien/keluarg
luarga
a pasi
pasien
en agar mereka dapa
dapatt berp
berperan
eran aktif dalam prose
proses
s
la
laya
yana
nan
n da
dan
n me
mema
maha
hami
mi ko
kons
nsek
ekue
uens
nsii la
laya
yana
nan
n ya
yang
ng di
dibe
berik
rikan
an.. Ha
Hasi
sill
pelaksanaan edukasi ditulis di dalam lembar catatan penyampaian edukasi
dan disimpan di dalam berkas rekam medis.

33
 

4. Perencanaan Rujukan

Jika kebutuhan pasien tidak dapat dipenuhi oleh Puskesmas, maka pasien
harus dirujuk ke fasilitas kesehatan yang mampu menyediakan pelayanan
yang dibutuhkan oleh pasien. Pasien/keluarga pasien mempunyai hak untuk

memperoleh informasi tentang rencana rujukan. Informasi tentang rencana


ru
ruju
juka
kan
n ha
haru
rus
s disa
disamp
mpai
ailk
lkan
an de
deng
ngan
an ca
cara
ra ya
yang
ng mumuda
dah
h didipa
paha
hami
mi ol
oleh
eh
pasien/keluarga pasien.

Informasi tentang rencana rujukan diberikan kepada pasien/keluarga pasien


untu
untuk
k me
menj
njam
amin
in ke
kes
sinam
inambu
bung
ngan
an pe
pela
laya
yana
nan.
n. In
Info
form
rmas
asii ya
yang
ng pe
perl
rlu
u
disampaikan kepada pasien meliputi : alasan rujukan, fasilitas kesehatan
yang dituju, termasuk pilihan fasilitas kesehatan lainnya, jika ada, sehingga
pasien/keluarga pasien dapat memutuskan fasilitas yang mana yang dipilih,
serta kapan rujukan harus dilakukan.

Untuk
Untuk me
memas
mastik
tikan
an kon
kontin
tinuit
uitas
as pe
pelay
layan
anan,
an, inf
inform
ormasi
asi men
mengen
genai
ai ko
kondi
ndisi
si
pasien dikirimbersama pasien. Salainan resume pasien tersebut diberikan
kepad
kepada
a fas
fasilit
ilitas
as kes
keseha
ehatan
tan pen
peneri
erima
ma tuj
tujuan
uan ruj
rujuka
ukan
n ber
bersam
sama
a den
dengan
gan
pasien
pasien.. Res
Resume
ume ter
terse
sebut
but mem
memuat
uat ko
kondi
ndisi
si klinis
klinis pas
pasien
ien,, pro
prosed
sedur
ur dan
pemeriksaan yang telah dilakukan dan kebutuhan pasien lebih lanjut.

5. Tata laksana tindak lanjut pasien rujuk balik

Jika
Jika pu
pusk
skem
emas
as me
mene
neri
rima
ma um
umpa
pan
n ba
balik
lik ru
ruju
juka
kan
n pa
pasi
sien
en da
dari
ri fa
fasi
sili
lita
tas
s
kese
keseha
hata
tan
n ya
yang
ng lebi
lebih
h ti
ting
nggi
gi atau
atau fa
fasi
sili
lita
tas
s ke
kese
seha
hata
tan
n la
lain
in,, ma
maka
ka pe
perl
rlu
u
dilakukan tindak lanjut terhadap pasien melalui proses kajian, dan sesuai
prosedur yang berlaku, dengan memperhatikan rekomendasi tindak lanjut
dari sarana kesehatan yang memberikan umpan balik rujukan.

6. Pengelolaan dan pemberian obat

34
 

Seba
Sebaga
gaii pe
pela
laks
ksan
ana
a pe
pela
laya
yana
nan
n ke
kes
seh
ehat
atan
an me
memb
mber
erik
ikan
an pe
pela
laya
yana
nan
n
pemberian obat kepada pasien

7. Pemantauan pengobatan pada pasien

BAB V

LOGISTIK

Manajemen logistik alat kesehatan adalah suatu pengetahuan mengenai


perencanaan, penetuan kebutuhan, pengadaan, penyimpanan, pemeliharaan
serta penghapusan material atau alat-alat kesehatan. Tujuan dari manajemen
logi
logist
stik
ik ad
adal
alah
ah te
ters
rsed
edia
iany
nya
a se
seti
tiap
ap ba
baha
han
n se
seti
tiap
ap sa
saat
at di
dibu
butu
tuhk
hkan
an,, ba
baik
ik
mengen
mengenai
ai jen
jenis,
is, jum
jumlah
lah mau
maupun
pun kua
kualita
litas
s ya
yang
ng dib
dibutu
utuhka
hkan
n se
secar
cara
a efi
efisie
sien.
n.
Deng
Dengan
an de
demi
miki
kian
an ma
manj
njem
emen
en logi
logist
stik
ik da
dapa
patt di
dipa
paha
hami
mi se
seba
bagi
gi pr
pros
oses
es
pergerakkan dan pemberdayaan semua sumber daya yang memiliki dan atau
potensial untuk dimanfaatkan, untuk operasional, secara efektif dan efisien.
Oleh karena itu untuk menilai apakah pengelolaan logistik sudah memadai

35
 

adalah dengan menilai apakah sering terjadi keterlambatan dan atau bahan
yang
yang dib
dibutu
utuhk
hkan
an tid
tidak
ak ter
tersed
sedia,
ia, ber
berapa
apa ka
kalili fre
frekue
kuens
nsiny
inya,
a, be
berap
rapa
a ba
banya
nyak
k
persediaan yang menggangur (idle stock) dan berapa lama hal itu terjadi,
berapa banyak bahan yang kadaluarsa atau rusak atau tidak dapat dipakai
lagi.

Manajemen logistik sebagai suatu fungsi mempunyai kegiatan-kegiatan :

A. Perencanaan Kebutuhan

Fungsi perencanaan ini pada dasarnya adalah menghitung berapa besar 


kebutuhan
kebutuhan bahan logis
logistik
tik yang diperluk
diperlukan
an untuk periode waktu terte
tertentu,
ntu,
biasan
biasanya
ya unt
untuk
uk sat
satu
u tah
tahun.
un. Ada dua ca
cara
ra pen
pendek
dekata
atan
n yan
yang
g dig
diguna
unaka
kan
n
dalam perencanaan kebutuhan obat, yaitu :

1. Dengan memenuhui atau menghitung kebutuhan yang telah dengan nyata


dipergunakan dalam periode waktu yang lalu :

a. Jumlah sisa/persediaan pada awal periode

 b. Jumlah pembelian pada periode waktu

c. Jumlah bahan logistik yang terpakai selama periode

d. Membuat analisis efisiensi penggunaan bahan logistik, dikaitkan dengan


kinerja yang dicapai

e. Me
Memb
mbua
uatt an
anal
alis
isa
a ke
kela
lanc
ncar
aran
an pe
peny
nyed
edia
iaan
an ba
baha
han
n lo
logi
gist
stik
ik,, mi
misa
saln
lnya
ya
frekuensi barang yang diminta ”habis” atau tidak ada penyediaan jumlah
barang yang menumpuk, serta penyebab terjadinya keadaan tersebut.

2. Dengan melihat program kerja yang akan datang :

36
 

a. Me
Memb
mbua
uatt an
anal
alis
isa
a ke
kebu
butu
tuha
han
n un
untu
tuk
k da
dapa
patt me
menu
nunj
njan
ang
g pe
pela
laks
ksan
anaa
aan
n
kegiatan pelayanan, pola penyakit, target kinerja kerja

 b. Me
Memp
mper
erha
hatik
tikan
an ke
kebi
bija
jaka
kan
n pimp
pimpin
inan
an me
meng
ngen
enai
ai stan
standa
dari
risa
sasi
si ba
baha
han,
n,
at
atau
aupu
pun
n ke
kebi
bija
jaka
kan
n dlam
dlam pe
peng
ngad
adua
uan.
n. (u
(unt
ntuk
uk ob
obat
at mi
misa
saln
lnya
ya ad
ada
a
formularium, untuk pengadaan di puskesmas)

c. Menyesuaikan perhitungan dengan memperhatikan persediaan awal, baik


meliputi jenis, jumlah maupun spesifikasi logistik)

d. Memperhatikan kemampuan gudang tempat penyimpanan barang

B. Penganggaran

Fungsi
Fungsi ber
beriku
ikutny
tnya
a ada
adalah
lah pen
pengan
gangga
ggaran
ran,, ya
yaitu
itu men
menghi
ghitun
tung
g keb
kebutu
utuhan
han
sesuai dengan kebutuhan pengadaan bahan logistik

C. Pengadaan

Fungsi berikutnya adalah pengadaan, yaitu semua kegiatan yang dilakukan


untuk mengadakan bahan logistik yang telah direncanakan

D. Penyimpanan

Fungsi berikutnya adalah penyimpanan ini sebenarnya termasuk juga fungsi


penerimaan barang. Secara garis besar yang harus dicek kebenarannya
adalah :

1. Kes
Kesesu
esuaia
aian
n den
dengan
gan jen
jenis,
is, jum
jumlah
lah da
dan
n spe
spesif
sifika
ikasi
si bah
bahan
an ser
serta
ta wak
waktu
tu

penyerahan barang terhadap surat pesan (SP) dan surat perintah kerja
(SPK)

37
 

2. Kondisi fisik bahan, apakah tidak ada perubahan warna, kemasan, bau,
noda dan sebagainya yang menindikasikan tingkat kualitas bahan

3. Kesesuaian waktu penerimaan bahan terhadap batas waktu surat pesan


(SP)

Bara
Barang
ng ya
yang
ng dite
diteri
rima
ma te
ters
rseb
ebut
ut ke
kemu
mudi
dian
an di
dibu
buat
atka
kan
n be
beri
rita
ta ca
cara
ra
penerimaan (BAP) barang. Berdasarkan sifat dan kepentingan barang/bahan
logist
logistik
ik ad
ada
a beb
bebera
erapa
pa jen
jenis
is ba
baran
rang
g log
logist
istik,
ik, yai
yaitu
tu bia
biasa
sanya
nya tid
tidak
ak lan
langsu
gsung
ng
disimpan digudang, akan tetapi diterimakan langsung kepada pengguna. Yang
penting adalah bahwa mekanisme ini harus diatur sedemikian rupa sehingga
tercip
tercipta
ta int
intern
ernal
al che
check
ck (sa
(salin
ling
g uji sec
secara
ara oto
otomat
matis)
is) ya
yang
ng mem
memad
adai,
ai, ya
yang
ng
dietetapkan oleh yang berwenang (pimpinan).

Fung
Fungsi
si pe
peny
nyim
impa
pana
nan
n ini
ini sa
sang
ngat
at me
mene
nent
ntuk
ukan
an ke
kela
lanc
ncar
aran
an di
dist
stri
ribu
busi
si..
Beberapa keuntungan melakukan fungsi penyimpanan ini adalah :

1. Untuk mengantisipasi
mengantisipasi kead
keadaan
aan yang fluktuatif
fluktuatif,, karen
karena
a serin
sering
g terja
terjadi
di
kesulitan memperkirakan kebutuhan secara akurat
2. Untuk menghindari kekosongan bahan (out of stock)

3. Untuk menghemat biaya, serta mengantisipasi fluktuasi kenaikan harga


bahan

4. Untuk menjaga agar kualitas bahan dalam keadaan siap pakai

5. Untuk mempercepat pendisribusian

Meto
Metode
de ya
yang
ng se
serin
ring
g digu
diguna
naka
kan
n da
dala
lam
m pe
peng
ngen
enda
dalia
lian
n pe
pers
rsed
edia
iaan
an di
Puskesmas adalah

38
 

dengan meprhatikan sifat barang/obat, apakah termasuk barang vital, esensial


atau normal (VEN System). Digabungkan dengan apakah barang tersebut fast
atau slow moving. Selama periode tertentu kemudian dihitung kebutuhan atau
peng
penggu
guna
naan
an,, se
sehi
hing
ngga
ga dike
diketa
tahu
huii rata
rata-r
-rat
ata
a pe
peng
nggu
guna
naan
an pe
perr bu
bula
lan
n ju
juga
ga
fluktuasi permintaannya. Dari perhitungan itu secara empiris, dapat ditentukan

berapa besar jumlah.

1. Persediaan minimal/jenis barang perbulan


2. Persediaan maksimal/jenis barang perbulan

3. Persediaan pengaman (iron stock/idle stock)

Dalam
Dalam peny
penyimp
impana
anan
n diken
dikenal
al ada syste
system
m FIF
FIFO
O (fir
(first
st in firs
firstt out
out).
).
Khusus di Puskesmas seharusnya FIFO juga dibaca sebagai first expired first
out (FEFO). Mana yang mempunyai masa kadaluarsa pendek/singkat harus
dikeluarkan terlebih dahulu, tidak tergantung kapan diterimanya digudang.

Kebu
Kebutu
tuha
han
n da
dana
na da
dan
n logi
logist
stik
ik un
untu
tuk
k pe
pela
laks
ksan
anaa
aan
n pe
pela
laya
yana
nan
n
kesehatan Ibu dan Anak tersebut direncanakan dalam pertemuan lokakarya
mini lintas program dan lintas sektor sesuai dengan tahapan kegiatan yang
akan dilaksanakan.

39
 

BAB VI

KESELAMATAN SASARAN KEGIATAN / PROGRAM

Kesela
Keselamat
matan
an pas
pasien
ien ( pat
patien
ientt saf
safety
ety ) ada
adalah
lah su
suatu
atu sys
system
tem dim
dimana
ana
psukesma
psukesmas
s memb
membuat
uat asuhan kebiadan lebih awal. Hal ini termasuk asesmen
resiko, identifikasi dan pengolahan hal yang berhubungan dengan resiko pasien,
pelaporan dan anilsa insiden, kemampuan belajar dari insiden dan tindak lanjutnya
implementasi solusi untuk menimbulkan timbulnya resiko. System ini mencegah
terjadinya
terjadinya cider
cidera
a yang dise
disebabka
babkan
n oelh kesa
kesalaha
lahan
n akib
akibat
at melak
melaksana
sanakan
kan suat
suatu
u
tindakan atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya diambil.

A. Tujuan

Keselamat
Keselamatan
an Pasi
Pasien
en bertuj
bertujuan
uan untuk menin
meningkatk
gkatkan
an mutu pelay
pelayanan
anan fasil
fasilitas
itas
pelayanan kesehatan melalui penerapan manajemen risiko dalam seluruh aspek
pelayanan yang disediakan oelh fasilitas pelayanan kesehatan.

40
 

B. Penyelenggaraa
Penyelenggaraan
n Keselamatan Pasien

Kriteria standar keselamatan pasien dalam kesinambung


kesinambungan
an pelayanan meliputi :

a. Pe
Pelay
layan
anan
an sec
secara
ara men
menyel
yeluru
uruh
h dan ter
terkoo
koordi
rdinas
nasii mul
mulai
ai dar
darii sa
saat
at pas
pasien
ien
masu
masuk,
k, pe
peme
meri
riks
ksaa
aan,
n, diag
diagno
nos
sis,
is, pe
pere
renc
ncan
anaa
aan
n pe
pela
laya
yana
nan,
n, ti
tind
ndak
akan
an
pengobatan, pemindahan pasien, rujukan, dan saat pasien keluar dari fasilitas
pelayanan kesehatan
 b. Koo
Koordi
rdinas
nasii pe
pelay
layana
anan
n yan
yang
g dis
disesu
esuaik
aikan
an den
dengan
gan keb
kebutu
utuhan
han pas
pasien
ien da
dan
n
ketersediaan sumber daya fasilitas pelayanan kesehatan

c. Koordinasi pelayanan dalam me


meningkatkan
ningkatkan komunikasi untuk memfasilitasi
dukung
dukungan
an kel
keluar
uarga,
ga, as
asuha
uhan
n kep
kepera
erawat
watan,
an, pe
pelay
layan
anan
an sos
sosial
ial,, ko
konsu
nsulta
ltasi,
si,
rujukan, dan tindak lanjut lainnya
d. Komun
Komunikasi
ikasi dan peny
penyampa
ampaian
ian inform
informasi
asi anta
antarr profe
profesi
si kese
kesehatan
hatan sehin
sehingga
gga
tercapai proses koordinasi yang efektif.

C. Standar Keselamatan Pasien fasilitas Pelayanan Kesehatan

Standar keselamatan pasien wajib diterapkan fasilitas pelayanan kesehatan dan


penilaiannya dilakukan dengan menggunakan Instrumen Akreditasi,

Standar keselamatan pasien tersebut terdiri dari tujuh standar yaitu :

1. Hak pasien untuk mendapat informasi

1. Mendidik pasien dan keluarga tentang hak dan kewajiban pasien

2. Keselamatan pasien dan kesinambung


kesinambungan
an pelayanan

3. Penggunaan metoda-metoda peningkatan kinerja untuk melakukan evaluasi


dan program peningkatan keselamatan pasien

41
 

4. Peran kepemimpinan dalam meningkatan keselamatan pasien

5. Mendidik staf tentang keselamatan pasien

6. Komunikasi merupakan kunci bagi staf untuk mencapai keselamatan pasien

D. Sasaran Keselamatan Pasien

Untuk meningkatkan keselamatan pasien perlu dilakukan pengukuran terhadap


sasa
sasara
ran-
n-sa
sasa
sara
ran
n ke
kese
sela
lama
mata
tan
n pa
pasi
sien
en.. In
Indi
dika
kato
torr pe
peng
nguk
ukur
uran
an sa
sasa
sara
ran
n
keselamatan pasien seperti pada tabel berikut ini :

No Indikator Sasaran Keselamatan Pasien Puskemas Tujuh Ulu Target

1 Tidak terjadinya kesalahan identifikasi pasien 100%

2 Peningkatan komunikasi efektif 100%

3 Tidak terjadinya kesalahan pemberian obat kepada pasien 100%

4 Tidak terjadinya kesalahan prosedur tindakan medis dan 100%


keperawatan

5 Pen
Pengur
gurang
angan
an ter
terjad
jadiny
inya
a ris
risiko
iko inf
infeks
eksii di Pus
Puskes
kesmas
mas 10
100%
0%

6 Mengurangi resiko cedera pasien akibat terjatuh 100%

1. Tidak terjadinya kesalahan identifikasi pasien

Identifikasi pasien yang tepat meliputi tiga detail wajib, yaitu: nama, umur,

nomor rekam medis pasien. Kegiatan identifikasi pasien dilakukan pada saat

42
 

pend
pendaf
afta
tara
ran,
n, pe
pemb
mber
eria
ian
n ob
obat
at,, pe
peng
ngam
ambi
bila
lan
n sp
spes
esim
imen
en at
atau
au pe
pemb
mber
eria
ian
n
tindakan

2. Peningkatan komunikasi efektif 

Komu
Komuni
nika
kasi
si ef
efek
ekti
tif,
f, ya
yang
ng te
tepa
patt wa
wakt
ktu,
u, ak
akur
urat
at,, le
leng
ngka
kap,
p, je
jela
las
s da
dan
n ya
yang
ng
dipa
dipaha
hami
mi oleh
oleh res
resipie
ipien/
n/pe
pene
neri
rima
ma ak
akan
an me
meng
ngur
uran
angi
gi ke
kesa
sala
laha
han,
n, da
dan
n
menghasi
menghasilkan
lkan peni
peningka
ngkatan
tan kese
keselama
lamatan
tan pasi
pasien.
en. Komu
Komunikas
nikasii dapa
dapatt seca
secara
ra
elektronik, lisan, atau tertulis.

Komu
Komuni
nika
kasi
si ya
yang
ng pa
pali
ling
ng mu
muda
dah
h me
meng
ngal
alam
amii ke
kesa
sala
laha
han
n ad
adal
alah
ah pe
peri
rint
ntah
ah
diberikan
diberikan secara lisan dan yang diber
diberikan
ikan melalui telpo
telpon.
n. Komun
Komunikas
ikasii lain
yang mudah terjadi kesalahan adalah pelaporan kembali hasil pemeriksaan
klinis, seperti laboratorium klinis menelpon unit pelayanan untuk melaporkan
hasil pemeriksaan segera/cito

3. Tidak terjadinya kesalahan pemberian obat kepada pasien

Ketepatan
Ketepatan pemberian obat kepa
kepada
da pasie
pasien
n dima
dimaksud
ksudkan
kan agar tidak terjad
terjadii
kesa
kesala
laha
han
n iden
identi
tifi
fika
kasi
si pa
pada
da sa
saat
at me
memb
mber
erik
ikan
an ob
obat
at ke
kepa
pada
da pa
pasi
sien
en..
Pengukuran indikator dilakukan dengan cara menghitung jumlah pasien yang

dilayani oleh bagian farmasi dikurangi kejadian kesalahan pemberian obat


dibagi jumlah seluruh pasien yang mendapat pelayanan obat.

4. Tidak terjadinya kesalahan prosedur tindakan medis dan keperawatan

Dalam melaksanakan tindakan medis dan keperawatan, petugas harus selalu


melaksanakannya dengan prosedur yang telah ditetapkan. Identifikasi pasien
yang akan mendapatkan tindakan medis dan keperawatan perlu dilakukan
sehingga tidak terjadi kesalahan
kesalahan dalam pemberian prosedur 

43
 

5. Pengurangan terjadinya risiko infeksi di Puskesmas

 Agar tidak terjadi risiko infeksi, maka semua petugas Puskesmas Tujuh Ulu
wajib menjaga kebersihan tangan dengan cara mencuci tangan 7 langkah
dengan menggunakan sabun dan air mengalir. 7 langkah cuci tangan pakai
sabun (CTPS) harus dilaksanakan pada keadaan, yaitu :

a. Sebelum kontak dengan pasien


 b. Setelah kontak dengan pasien

c. Sebelum tindakan aseptik

d. Setelah kontak dengan cairan tubuh pasien

e. Setelah kontak dengan lingkungan sekitar pasien

E. Tujuh Langkah Menuju Keselamatan Pasien

Sangat
Sangat pen
pentin
ting
g bag
bagii sta
staff fas
fasili
ilitas
tas pel
pelaya
ayanan
nan kes
keseha
ehatan
tan unt
untuk
uk dap
dapat
at men
menila
ilaii
kemaju
kemajuan
an yan
yang
g tel
telah
ah dic
dicapa
apaii da
dalam
lam mem
membe
berik
rikan
an asu
asuhan
han ya
yang
ng leb
lebih
ih ama
aman.
n.
Dengan
Dengan tuj
tujuh
uh lan
langka
gkah
h men
menuju
uju kes
kesela
elamat
matan
an pas
pasien
ien,, mel
melalu
aluii per
perenc
encana
anaan
an

kegiat
kegiatan
an dan pen
penguk
gukura
uran
n kin
kinerj
erjany
anya.
a. Me
Melak
laksan
sanaka
akan
n tuj
tujuh
uh lan
langka
gkah
h ini aka
akan
n

44
 

membantu memastikan bahwa asuhan yang diberikan seaman mungkin, dan


 jika terjadi sesuatu hal yang
yang tidak benar bisa sege
segera
ra diambil tindakan yan
yang
g tepat.

Tujuh langkah menuju keselamatan pasien terdiri dari :

a. Membangun kesadaran akan nilai keselamatan pasien, ciptakan budaya adil


dan terbuka
 b. Memimpin dan mendukung staf. Tegakkan fokus yang kuat dan jelas tentang
keselamatan pasien diseluruh fasilitas pelayanan kesehatan anda

c. Meng
Menginteg
integrasik
rasikan
an aktiv
aktivitas
itas peng
pengelola
elolaan
an risik
risiko.
o. Bang
Bangun
un siste
sistem
m dan pros
proses
es
untu
untuk
k me
meng
ngel
elol
ola
a ris
risik
iko
o da
dan
n me
meng
ngin
inde
dent
ntifi
ifika
kasi
si ke
kemu
mung
ngki
kina
nan
n te
terj
rjad
adin
inya
ya
kesalahan

d. Me
Meng
ngem
emba
bang
ngka
kan
n sist
sistem
em pe
pela
lapo
pora
ran.
n. Pa
Past
stik
ikan
an staf
staf an
anda
da mu
muda
dah
h un
untu
tuk
k
melaporkan insiden secara internal (lokal) maupun eksternal (naisonal)

e. Me
Melib
libat
atka
kan
n da
dan
n be
berk
rkom
omun
unik
ikas
asii de
deng
ngan
an pa
pasi
sien
en ke
kemb
mban
angk
gkan
an ca
cara
ra-c
-car
ara
a
berkomunikasi cara terbuka dan mendengarkan pasien

f. Belajar dan berbagi pengalaman tentang keselamatan pasien. Dorong staf 


untuk
untuk me
mengg
ngguna
unaka
kan
n ana
analis
lisa
a aka
akarr mas
masala
alah
h gun
guna
a pem
pembel
belaja
ajaran
ran ten
tentan
tang
g
bagaimana terjadi insiden

g. Me
Menc
nceg
egah
ah ce
cede
dera
ra me
mela
lalu
luii im
impl
plem
emen
enta
tasi
si sist
sistem
em ke
kese
sela
lama
mata
tan
n pa
pasi
sien.
en.

Pembelaja
Pembel ajaran
ran lew
lewat
at per
peruba
ubahan
han-pe
-perub
rubaha
ahan
n did
didala
alam
m pra
prakte
ktek,
k, pro
proses
ses ata
atau
u
sistem.

45
 

BAB VII

KESELAMATAN KERJA

Dalam
Dalam men
mengur
gurang
angii dan men
mence
cegah
gah bah
bahaya
aya yan
yang
g aka
akan
n ter
terjad
jadi,
i, set
setiap
iap
pemegang program harus mengerjakan pekerjaannya dengan hati-hati, mengenali
bahan potensial berbahaya dan penanggunga
penanggungannya
nnya sesuai dengan ketentuan yang
berlaku. Kegiatan tersebut merupakan upaya kesehatan dan keselamatan kerja.

Keselamatan dan kesehatan kerja di Puskesmas Tujuh Ulu adalah segala


kegiat
kegiatan
an unt
untuk
uk men
menjam
jamin
in dan mel
melind
indung
ungii kes
kesela
elamat
matan
an dan kes
keseha
ehatan
tan bag
bagii
sumber daya manusia di Puskesmas, pasien, pendamping pasien, pengunjung,

maupun lingkungan Puskesmas melalui upaya pencegahan kecelakaan kerja dan


penyakit akibat kerja di Puskesmas.

Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan tingkat pertama yang


meny
menyel
elen
engg
ggar
arak
akan
an pe
pela
laya
yana
nan
n ke
kese
seha
hata
tan
n pe
pero
rora
rang
ngan
an ya
yang
ng me
meny
nyed
edia
iaka
kan
n
pelayanan rawat jalan, dan kasus darurat di ruang tindakan. Standar pelaksanaan
K3 di Puskesmas, yaitu :

 Pengenalan potensi bahaya dan pengendalian resiko K3 di fasyankes


 Penerapan kewaspadaan standar 

 Penerapan prinsip ergonomi

46
 

 Pemeriksaan kesehatan berkala

 Pemberian imunisasi

 Pembudayaan perilaku hidup bersih dan sehat di Puskesmas

 Pengelolaan sarana dan prasarana puskesmas dari aspek keselamatan dan


kesehatan kerja
 Peng
Pengel
elol
olaa
aan
n pe
pera
rala
lata
tan
n me
medi
dis
s pu
pusk
skes
esma
mas
s da
dari
ri as
aspe
pek
k ke
kese
sela
lama
mata
tan
n da
dan
n
kesehatan kerja

 Kesi
Kesiap
ap siag
siagaa
aan
n me
meng
ngha
hada
dapi
pi ko
kond
ndis
isii da
daru
rura
ratt at
atau
au be
benc
ncan
ana
a te
term
rmas
asuk
uk
kebakaran

 Pengelolaan bahan berbahaya, beracun dan limbah bahan berbahaya dan


beracun

 Pengelolaan limbah domestik

47
 

BAB VIII

PENGENDALIAN MUTU

Pengendalian mutu pelayanan klinis merupakan kegiatan untuk mencegah


terjad
terjadiny
inya
a mas
masala
alah
h ter
terkai
kaitt pel
pelaya
ayana
nan
n pen
pengob
gobata
atan
n ata
atau
u men
menceg
cegah
ah ter
terjad
jadiny
inya
a

kesala
kesalaha
han
n pe
peng
ngob
obat
atan
an/m
/med
edik
ikas
asii (m
(med
edic
icti
tion
on er
erro
ror),
r), ya
yang
ng be
bertu
rtuju
juan
an un
untu
tuk
k
keselamatan pasien.

Unsur-unsur yang mempengaruhui mutu pelayanan sebagai berikut :

a. Unsur masukan (input), yaitu sumber daya manusia, sarana dan prasarana,
ketersediaan dana, dan standar prosedur operasional
 b. Unsur proses, yaitu tindakan yang dilakukan, komunikasi, dan kerja sama

c. Unsur lingkungan, yaitu kebijakan, organisasi, manjemen, buadaya, respon, dan

tingkat pendidikan masyarakat.

Pengendalian mutu pelayanan klinis terintegrasi dengan program pengendalian


mutu pelayanan klinis Puskesmas yang dilaksanakan secara berkesinambungan.

Kegiatan pengendalian mutu pelayanan klinis meliputi :

a. Perencanaan, yaitu menyusun rencana kerja dan cara monitoring dan evaluasi
untuk peningkatan mutu standar 
 b. Pelaksanaan, yaitu :

48
 

1. Monitoring dan evaluasi capaian pelaksana rencana kerja (membandingkan


antara capaian dengan rencana kerja)

2. Memberikan umpan balik terhadap hasil capaian

c. Tindakan hasil monitoring dan evaluasi yaitu :

1. Melakukan perbaikan kualitas pelayanan standar 

2. Meningkatkan kualitas pelayanan jika capaian sudah memuaskan

Indikator SPM Program Penyakit Tidak Menular a


adalah
dalah sebagai
sebagai berikut :

 
No Indikator Target Cara Pengukuran

1 Pelayanan Kesehatan Pada Usia 100 %


Jumlah usia produktif 15-59 tahun x 100%
Produktif Sesuai Standar 

2 Pelayanan Kesehatan Penderita 100% Jumlah penduduk usia produktif + Jumlah pen

Hipertensi Sesuai Standar  duduk usia lansia x 31,2%

3 Pelayanan Kesehatan Penderita 100% Jumlah penduduk usia produktif + Jumlah pen

Diabetes Melitus (DM) Sesuai duduk usia lansia x 8,5

Standar 

4 Pelayanan Kesehatan Orang 100% 0,2 % x Jumlah Penduduk


dengan Gangguan Jiwa Berat
(ODGJ) Sesuai Standar 

49
 

Indikator Kinerja Program PTM adalah sebagai berikut :

No Indikator Target Cara Pengukuran

1 Program IVA 100 % Jumlah wanita usia subur yang periksa IVA x100%

  Jumlah sasaran wanita usia subur usia 30-50 tahun

2 Program Kawasan 100


100% Ju
Juml
mlah
ah llok
okas
asii te
tela
lah
h mel
melak
akuk
ukan
an KT
KTR
Rx1
100
00 %
Tanpa Rokok
(KTR)

3 Program Indera 100% 40 % x Jumlah penduduk

50
 

BAB IX

PENUTUP

Pedoman
Pedoman Pena
Penangula
ngulangan
ngan Pen
Penyakit
yakit Tida
Tidak
k Menular (PTM
(PTM)) Puskesma
Puskesmas
s
Tujuh Ulu ini digu
digunakan
nakan sebagai acua
acuan
n pelak
pelaksana
sanaan
an pena
penangula
ngulangan
ngan Penyakit
tidak menular (PTM) di Puskesmas Tujuh Ulu. Untuk keberhasilan pelaksanaan
pelayanan diperlukan komitmen dan kerja sama semua pihak.

Hal tersebut akan menjadikan pelayanan Penyakit Tidak Menular (PTM)


di Puskesmas Tujuh Ulu semakin optimal dan dapat dirasakan manfaatnya oleh
pasien dan masyarakat yang pada akhirnya dapat meningkatkan citra puskesmas
dan kepuasan terhadap proses penangulangan Penyakit Tidak Menular (PTM)
kepada pasien maupun masyarakat.

51

Anda mungkin juga menyukai