Didukung oleh:
2019
Judul Buku:
PERAWATAN KELUARGA
Tim Pengembangan:
1. Dr. Lita Sarana
2. Hj. Aini Maryam, SKM
3. Hj. Nining Suryaningsih, S.Kep
4. Hj. Nunung Nurul Choiriah, Amd.Kep
5. Budi Purwanto, S.Si, M.Si
6. Cania Dewi, S.Tr.Keb, SKM
7. Komalasari
8. Yessy Kornitasari, S.Kep, Ners
9. Nurmala Sari
10. Lamudin
11. Sr. Ratu Tanti Darmiasih, AMK, S.Pd
12. Istianasari
13. Leo Pattiasina
Penerbit:
Palang Merah Indonesia (PMI)
Jl. Jend. Gatot Subroto Kav. 96
Jakarta – Indonesia 12790
Telp: +62 21 799 2315
Fax: +62 21 799 5188
www.pmi.or.id
Puji Syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan karunianya, sehingga revisi
buku Perawatan Keluarga edisi ketiga dapat diselesaikan. Buku Perawatan Keluarga
Edisi ketiga ini merupakan penyempurnaan dari buku Perawatan Keluarga yang terbit
sebelumnya.
Buku perawatan keluarga edisi ketiga ini memberikan informasi dan wawasan kepada
Kami menyadari masih banyak yang perlu disempurnakan dalam buku ini, kami akan
terus melakukan penyesuaian dengan kebutuhan masyarakat. Semoga buku ini dapat
bermanfaat bagi siapapun pembacanya, baik bagi internal Palang Merah Indonesia
maupun bagi masyarakat Indonesia.
i
BAB I.
KONSEP DASAR PERAWATAN KELUARGA
BAB I
KONSEP DASAR PERAWATAN KELUARGA
1. Undang-Undang
Dalam Kesehatan
upaya mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal, peran
serta masyarakat dalam upaya menolong dirinya sendiri baik mencegah atau
mengatasi masalah kesehatannya adalah sangat penting. Oleh karena itu, setiap
upaya yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat dalam
bidang kesehatan atau keperawatan, selalu disambut dengan baik. Begitu pula
dengan PALANG MERAH INDONESIA,
INDONESIA, hal ini dapat dilihat dari:
2. Keluarga
Keluarga adalah sekumpulan orang dengan ikatan perkawinan, adopsi, kelahiran,
yang bertujuan menciptakan, mempertahankan budaya, meningkatkan
perkembangan fisik, mental, emosional, sosial dari tiap anggota keluarga (Duval
dan Logan, 1986).
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga,
dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah satu
atap dalam keadaan ketergantungan (Depkes RI, 1988).
merawat keluarga.
1
BAB I. KONSEP DASAR PERAWATAN KELUARGA
2
BAB I. KONSEP DASAR PERAWATAN KELUARGA
Tidak memasukkan benda atau alat ke dalam tubuh klien tanpa pengawasan yang
berwenang.
3
BAB I. KONSEP DASAR PERAWATAN KELUARGA
Latar belakang
Sehat adalah hak asasi manusia dan salah satu faktor yang menentukan kualitas
sumber daya manusia.
4
BAB I. KONSEP DASAR PERAWATAN KELUARGA
Tujuan
Secara umum PHBS bertujuan untuk meningkatkan jumlah rumah tangga sehat di
Kabupaten/Kota, secara khusus adalah meningkatnya pengetahuan, kemauan
dan kemampuan anggota rumah tangga untuk menerapkan PHBS yaitu
dengan berperan aktif dalam
dalam gerakan PHBS di masyarakat.
masyarakat.
Manfaat
1) Setiap anggota keluarga mampu memelihara kesehatannya sehingga dapat
meningkatkan produktifitas kerja.
2) Dengan meningkatnya kesehatan anggota keluarga, biaya pengobatan dapat
dialokasikan untuk keperluan lain seperti pendidikan, usaha, dll.
3) Anggota keluarga dapat mewujudkan secara mandiri cara-cara pencegahan
penyakit.
4) Dapat menjadi percontohan rumah tangga sehat bagi lingkungannya.
5) Membantu pemerintah untuk meningkatkan derajat kesehatan bagi
masyarakat.
Kebersihan diri
Kebersihan diri merupakan faktor penting dalam usaha pemeliharaan kesehatan
secara umum. Kebersihan diri meliputi:
1) Mandi setiap hari secara teratur dengan menggunakan air bersih dan sabun
sesuai kebutuhan.
2) Mencuci rambut secara teratur dengan sampo minimal 1 minggu dua kali
dan disisir dengan rapih.
3) Mencuci tangan sebelummenyiapkan makanan dan minuman, sebelum
makan, sesudah b.a.b dan b.a.k.
4) Kuku digunting pendek dan bersih.
5) Kaki dirawat dengan baik dan teratur, pakailah sepatu yang cocok sesuai
ukuran.
6) Sikat gigi 3x sehari pagi dan sore dan sebelum tidur.
7) Pakaian perlu diganti setiap habis mandi dengan pakaian yang dicuci bersih
dan disetrika.
5
BAB I. KONSEP DASAR PERAWATAN KELUARGA
3) Mengambil, menyimpan dan mengelola air dengan cara yang bersih dan
aman.
4) Merebus air sebelum diminum minimal 10 menit setelah mendidih.
5) Mengelola sampah secara sehat.
6) Menjaga kebersihan rumah.
Salah satu contoh perilaku hidup sehat yang diterapkan adalah mencuci tangan
dengan menggunakan sabun dan air yang mengalir, menjaga kebersihan
lingkungan, mengelola sampah secara sehat.
Kebersihan lingkungan
Kebersihan lingkungan adalah suatu usaha menjaga lingkungan tetap bersih dan
sehat, sehingga dapat mencegah penularan penyakit.
Sumber: https://majalahrumahsehat.wordpress.com/20
https://majalahrumahsehat.wordpress.com/2016/12/05/kriter
16/12/05/kriteria-rumah-sehat
ia-rumah-sehat
6
BAB I. KONSEP DASAR PERAWATAN KELUARGA
disentri,
nyamuk, infeksi yang
lalat dan ditularkan
tikus. melalui
Jika anak-anak
bermain sampah, mereka bisa terluka yang Sumber: www.tokosyafiq.net
mudah terjangkit penyakit menjadi infeksi.
infeksi.
Tidak berbau,dengan
Harus sesuai harussuhu
bebas dari bau
sekitarnya busuk,
atau lebih bau belerang, dsb.
rendah.
Sayuran
Mencuci harus bersih,
peralatan bebas
rumah dari insektisida
tangga dan pakaian harus mempergunakan air
bersih, untukmenghindari timbulnya penyakit.
Peralatan mencuci harus selalu dalam keadaan bersih dan kering.
Kakus/jamban/W.C
Setiap keluarga memiliki jamban yang bersih dan terawat (tidak berbau dan
memiliki persediaan air yang cukup).
Cara membersihkan:
Lantai jamban dibersihkan memakai desinfektan tetapi obat desinfektan
tersebut jangan sampai masuk ke dalam lubang jamban, sebab dapat
mematikan bakteri yang ada di dalam yang berfungsi untuk
menghancurkan najis/ kotoran.
Lubang jamban dibersihkan dengan sikat bertangkai panjang yang mudah
diputar (sikat WC).
7
BAB I. KONSEP DASAR PERAWATAN KELUARGA
Menimbulkan bau busuk.
Mengganggu pemandangan.
Mengurangi luas tanah yang seharusnya dapat digunakan.
Menjadi sarang nyamuk yang menularkan penyakit.
harus
menjaditertutup supaya tidak
sumber penyakit.
b) Bergotong royong untuk
membuat saluran pembuangan
air limbah.
c) Bersihkan saluran pembuangan
air limbah secara rutin.
Sumber :www.biority-rotech.info
8
BAB I. KONSEP DASAR PERAWATAN KELUARGA
Gizi Seimbang
Pola makan sehat bukan berarti hanya mengkonsumsi makanan yang membuat perut
kenyang namun bagaimana semua yang dibutuhkan oleh tubuh terpenuhi secara
seimbang untuk mencapai serta memelihara kesehatan dan status gizi optimal, tubuh
perlu mengkonsumsi makanan sehari-hari yang mengandung zat-zat gizi seimbang.
Pedoman dasar tentang gizi seimbang yang disusun sebagai penuntun pada perilaku
konsumsi makanan di masyarakat secara baik dan benar adalah Pedoman Gizi
9
dan kejukacang
kedelai, serta sumber
tanah, protein
kacang makanan nabatitolo,
hijau, kacang seperti kacang-kacangan,
serta hasil olahannya kacang
seperti
tempe, tahu, susu kedelai serta oncom.
c. Sumber zat pengatur seperti sayuran dan buah, sayuran diutamakan yang
berwarna hijau dan kuning jingga seperti bayam, kangkung, wortel, tomat, buah-
buahan diutamakan yang berwarna jingga yang kaya akan serat seperti papaya,
manga, nanas, jambu biji, apel dan jeruk.
5.
6. Batasi konsumsi
Biasakan sarapanmakanan
pagi. manis, asin, dan berlemak.
7. Biasakan minum air putih yang cukup dan aman.
8. Biasakan membaca label pada kemasan makanan.
9. Cuci tangan pakai sabun dengan air bersih dan air mengalir.
10. Lakukan aktifitas fisik yang cukup pertahankan berat badan normal.
Pola makan sehat dengan gizi seimbang dapat ditunjang dengan beberapa tips sehat
sebagai berikut:
1. Proses memasak makanan sangat mempengaruhi kandungan gizi dalam makanan
tersebut misalnya ketika memasak sayur jangan direbus terlalu lama karena
kandungan mineralnyaakan hilang.
2. Kurangi jenis makanan yang digoreng untuk mengurangi lemak jenuh karena
proses pemanasan pada minyak.
3. Hindari makanan
tinggi seperti cepat
ditemui saji bahaya
pada karena mie
jenisinstan
makanan
beluminilagi
mengadung kalori
keberadaan yang
zat aditif
pada makanan siap saji yang didapat dari bahan pewarna dan pengawetnya.
Sumber: www.gizi.depkes.org
10
1. Pengertian
ASI Eksklusif adalah pemberian ASI saja sejak bayi dilahirkan sampai usia 6 bulan
tanpa diberi makanan tambahan karena ASI sudah mencukupi kebutuhan bayi untuk
tumbuh kembang yang sehat.
Pemberian ASI terbaik adalah jika ASI terus diberikan sampai anak berusia 2 tahun
atau lebih. Makanan pendamping ASI diberikan setelah bayi berusia 6 bulan diberikan
secara bertahap. Makanan yang diberikan harus bergizi baik untuk membantu
pertumbuhan anak sehat dan memiliki daya tahan terhadap penyakit.
c. Efek psikologis.
Pada saat bayi kontak kulit dengan ibunya, maka akan timbul rasa aman dan
nyaman bagi bayi. Perasaan ini sangat penting unuk menimbulkan rasa
percaya (basic
(basic sense of trust).
a. ASI dapat bertahan hingga 6 jam jika disimpan pada suhu ruangan 25 derajat
Celcius.
b. ASI dapat bertahan hingga 24 jam jika disimpan dalam kotak pendingin yang
ditambah kantong es pack.
pack.
c. ASI dapat bertahan 5 hari jika disimpan dalam lemari pendingin dengan suhu
minimal 4 derajat Celcius.
d. ASI dapat bertahan hingga 6 bulan jika disimpan di dalam Freezer dengan
suhu minus 18 (-18) derajat
E. IMUNISASI
Pengertian
Imunisasi
seseorang adalah
dengan cara untuk menimbulkan
menyiapkan imunitasantibodi,
dan menimbulkan atau kekebalan
sehingga tubuh
tubuh pada
siap
mengatasi kuman yang datang
datang sehingga orang itu tidak menjadi sakit atau bila sakit
hanya ringan saja tanpa komplikasi.
Dengan memberi imunisasi teratur sesuai jadwal maka dalam tubuh akan bertambah
zat penolak penyakit tertentu, sehingga resiko untuk mendapat penyakit tersebut
diperkecil.
Tujuan
a. Untuk melindungi seseorang bayi atau anak dari serangan penyakit tertentu.
b. Mengurangi angka kesakitan suatu penyakit yang sangat membahayakan bahkan
dapat mengakibatkan kematian.
12
Macam-macam Imunisasi
No. Jenis Fungsi
Polio oral/tetes
Dan IPV
2. : Dapat mencegah penyakit poliomyelitis
(Inactivated polio
vaccine) / suntik
BCG (Baciles
3. : Dapat mencegah penyakit TBC
Calmete Guirin)
Penyakit menular adalah penyakit yang secara alamiah dapat berpindah dari seseorang
kepada orang lain.
Perubahan suhu dan iklim sangat besar pengaruhnya pada vektor serangga dalam
penyebaran penyakit. Berbagai jenis penyakit yang ditularkan melalui vektor (hewan
yang membawa mikroorganisme patogen), yaitu penyakit saluran cerna, dan penyakit
yang ditularkan melalui air. Salah satu vektor tersebut adalah nyamuk, suhu yang lebih
hangat meningkatkan perkembangbiakan nyamuk dan mempersingkat waktu
pematangan dalam badan vektor tersebut sehingga lebih cepat menjadi dewasa dan
mempengaruhi perilaku nyamuk yang memungkinkan terjadinya penularan.
Salah satu penyakit menular yang disebarkan oleh nyamuk yang paling sensitif
terhadap perubahan iklim jangka panjang adalah malaria. Suhu yang sangat tinggi
memiliki efek mematikan bagi nyamuk dan parasit malaria. Namun pada suhu rendah,
peningkatan suhu sedikit saja dapat meningkatkan risiko transmisi malaria. Selain
malaria, penyakit yang juga disebarkan oleh nyamuk adalah dengue umumnya terjadi
pada cuaca yang lebih hangat dan lembab. Perubahan iklim berkaitan dengan pola
hujan. Hal ini dapat mempengaruhi penyebaran berbagai mikroorganisme
menyebarkan penyakit.
15
Hujan dapat mencemari air dengan cara memindahkan kotoran manusia dan hewan ke
air tanah. Organisme yang ditemukan antara lain kriptosporodium, giardia, dan E.coli
yang dapat menyebabkan penyakit seperti diare. Penularan penyakit saluran cerna
seperti diare bukan hanya melalui kontaminasi air, tetapi juga dapat meningkat akibat
suhu tinggi, melalui efek langsung pada pertumbuhan organisme di lingkungan.
Hujan yang terus menerus dapat menimbulkan banjir. Adanya banjir dapat
memberikan tempat yang sesuai untuk nyamuk berkembang biak sehingga jumlahnya
bertambah. Banjir juga menimbulkan penyakit menular seperti leptospirosis akibat
adanya kontaminasi air dengan kotoran tikus. Penyakit-penyakit yang disebabkan oleh
tercemarnya air dengan mikroorganisme patogen umumnya terjadi di negara-negara
miskin, dimana pasokan air dan sanitasi tidak adekuat. Wabah seperti kolera, tifoid,
dan diare timbul setelah banjir, sedangkan kekeringan menyebabkan kurangnya air
yang tersedia untuk mencuci dan sanitasi serta meningkatkan resiko terjadinya
penyakit menular.
Suhu yang lebih tinggi dapat meningkatkan pembentukan polutan udara selain
karbondioksida. Gas yang berasal dari pembakaran bahan bakar seperti minyak dan
batu bara menambah polusi udara. Paparan polutan tersebut dapat memperberat
penyakit kardiovaskular dan pernapasan sehingga dapat menyebabkan kematian dini.
1. Sumber penularan
Mata rantai penularan penyakit dapat dibedakan atas tiga macam, yaitu:
a. Manusia (Human
(Human Reservoir)
Human reservoir dapat berupa:
1) Orang sakit dengan gejala-gejala yang jelas (kasus klinis)
2) Orang sakit dengan gejala-gejala yang tidak jelas (kasus sub klinis)
3) Karier, yaitu orang yang tidak sakit tetapi tubuhnya mengandung dan
mengeluarkan hama penyakit.
b. Hewan (Animal Reservoir)
Beberapa jenis hewan dapat menjadi sumber penularan beberapa macam
penyakit, seperti misalnya lembu dan biri-biri (penyakit anthrax), anjing
(penyakit rabies), tikus (penyakit pes), dan babi (cacing pita).
c. Lain-lain sumber penularan
Sumber penularan lain misalnya tanah dan udara. Di tanah terdapat berbagai
bibit penyakit seperti misalnya spora dari basil tetanus (Clostridium
( Clostridium tetani),
telur dari cacing-cacing (cacing ankylostoma, ascaris, dan lain-lain), yang
dapat menimbulkan penyakit pada manusia. Di udara bebas beterbangan
bermacam-macam mikro organisme yang juga dapat menimbulkan penyakit-
penyakit seperti streptococcus, staphylococcus, dan lain-lain.
16
2. Hama penyakit
Hama penyakit adalah mikro organisme yang merupakan penyebab penyakit pada
tuan rumah.
rumah.
Hama penyakit ini hidup dalam tubuh tuan rumahnya sebagai parasit, mereka
menimbulkan kerusakan pada sel-sel jaringan tubuh yang ditempatinya, baik
secara langsung maupun melalui toksin (racun) yang dihasilkannya.
Pintu keluar adalah jalan yang dilalui oleh hama penyakit sewaktu
keluar/dikeluarkan dari tubuh tuan rumah.
4. Cara penularan
Cara penularan penyakit adalah proses-proses yang dialami oleh hama penyakit
tersebut sehingga dapat masuk ke dalam tubuh calon penderita.
Masing-masing penyakit menular mempunyai cara penularan yang khas, yang satu
berbeda dengan yang lain.
yang berisijatuh
butir yang hamadipenyakit, yang mengering
tanah apabila disebut droplet
akannuclei , sedangkan
membentuk debu butir-
yang
penuh dengan hama penyakit juga. Dengan perantara udara/angin baik
itu droplet nuclei maupun debu yang terkontaminasi itu akan dapat
tersebar sampai jauh, dan akan dapat menimbulkan penularan pada
orang banyak melalui pernafasan.
c. Melalui makanan (f
(food borne infection)
Penyakit-penyakit seperti yang telah disebutkan di atas juga dapat menular
dengan perantara makanan. Penularan dapat terjadi karena:
18
Pintu masuk adalah bagian-bagian badan yang dilalui oleh hama penyakit sewaktu
masuk ke dalam tubuh calon penderita. Pintu masuk itu disebut juga pintu infeksi.
6. Kerentanan
Kerentanan adalah kesediaan dari tubuh calon tuan rumah untuk menjadi sakit.
Tanpa adanya kerentanan maka calon tuan rumah tersebut akan tetap sehat
meskipun mendapat penularan hama penyakit.
Dalam kenyataan hidup sehari-hari meskipun kita dikelilingi dan diserang oleh
hama peyakit yang tidak terhitung jumlahnya, kita tidak selalu jatuh sakit.
19
BAB II.
PERSIAPAN PELAKSANAAN PERAWATAN KELUARGA DIRUMAH
A. Kewaspadaan Universal
B. Persiapan Tindakan Perawatan
BAB II. PERSIAPAN PELAKSANAAN PERAWATAN KELUARGA DI RUMAH
BAB II
PERSIAPAN PELAKSANAAN PERAWATAN KELUARGA DI
RUMAH
A. KEWASPADAAN UNIVERSAL
Kewaspadaan universal merupakan bagian dari upaya pengendalian infeksi,
penerapannya didasarkan pada kekeyakinan
yakinan bahwa darah dan cairan tubuh manusia
sangat potensial menularkan penyakit, baik yang berasal dari klien maupun dari pelaku
perawatan.
1. Mencuci tangan
Cuci tangan harus dilakukan dengan benar sebelum dan sesudah melakukan
tindakan perawatan walaupun petugas a akan
kan memakai sarung tangan atau alat
pelindung lain untuk menghilangkan/mengurangi mikro organisme yang ada di
tangan sehingga penyebaran penyakit dapat dikurangi dan infeksi silang dapat di
minimalis prosedur mencuci tangan dilakukan sebelum dan sesudah memakai
sarung tangan atau melakukan tindakan.
INGAT CUCI TANGAN !!! tidak dapat digantikan dengan sarung tangan
Pengertian
Mencuci tangan adalah salah satu tindakan sanitasi dengan membersihkan tangan
c.
d. Mencegah penularan
Melatih suatu penyakit.
kebiasaan yang baik.
20
ember/wadah kosong untuk menampung air kotor.
Sabun dan tempatnya.
Tisu, handuk tangan (satu kali pakai dicuci).
Prosedur
Lepaskan semua perhiasan di tangan (arloji, gelang, cincin, dll) kemudian
gulung lengan baju.
Buka keran atau siramkan air dari ceret/botol dan sabun hingga berbusa.
Lakukan 12 langkah cuci tangan.
Bilas tangan sampai bersih.
Tutup kran menggunakan siku, ingat jangan mengibas air dari tangan.
Keringkan tangan dengan menggunakan tisu atau handuk tangan (satu
kali pakai dicuci).
Cara melakukan 12 langkah cuci tangan
Basahi tangan dengan air.
Tuangkan
tangan. sabun 3 sampai 5 cc untuk menyabuni seluruh permukaan
Gosok kedua telapak tangan hingga merata.
Gosok punggung dan sela- sela jari tangan, tangan kiri dengan tangan
kanan dan sebaliknya.
Gosok kedua telapak dan sela-sela jari.
Jari-jari sisi dalam dari kedua tangan saling mengunci.
Gosok ibu jari berputar dalam genggaman.
Gosok dengan memutar ujung jari-jari tangan kanan ditelapak kiri dan
sebaliknya.
Bilas kedua telapak tangan dengan air.
Keringkan dengan handuk atau tisu sekali pakai hingga benar-benar
kering.
Gunakan handuk atau tisu tersebut untuk menutup kran.
Gosok
Gosokan kedua telapak
telapak tangan.
tangan kiri diatas punggung tangan kanan dan
sebaliknya.
Gosokan kedua telapak tangan dengan jari saling menyilang
Gosokkan ruas tangan.
Gosokkan ibu jari kanan secara melingkar di dalam telapak tangan
kiri yang berada di dalam posisi mengepal dan sebaliknya.
Gosokkan ujung jari secara melingkar dan sebaliknya.
Penggunaan APD wajib bagi pelaku PK setiap akan melakukan tindakan terutama
yang mempunyai risiko, jenis-jenis Alat Pelindung Diri (APD): sarung tangan,
celemek atau scot, masker, penutup kepala, kaca mata bila perlu, dan sepatu
pelindung bila perlu.
Tidak semua alat APD secara bersamaan dipakai, tetapi tergantung pada jenis
tindakan atau kegiatan yang akan dikerjakan.
Tujuan memakai alat pelindung diri adalah untuk melindungi diri pelaku PK dari
kotoran atau penularan pada saat merawat klien serta untuk mencegah infeksi
silang dari pelaku PK ke klien.
22
Penutup Kepala
Pelindung Wajah
penyakit.
Cara menggunakan celemek:
1) Mencuci tangan sesuai prosedur.
2) Peganglah tali penggantung celemek dan masukan melalui
kepala.
3) Ikatlah kedua tali pada sisi kiri dan kanan ke belakang dengan
ikatan yang mudah dilepas.
Cara melepaskan celemek:
1) Buka ikatan celemek yang ada dibelakang tubuh pelaku.
2) Lepaskan celemek melalui kepala.
3) Celemek dapat digantung di dalam ruang klien dengan posisi
bagian luar celemek menghadap keluar. Bila digantung di luar
ruangan klien celemek harus dalam posisi terbalik (bagian luar di
dalam).
4) Pelaku
Catatanmencuci tangan
: Celemek kembali.
dicuci setiap hari dengan cara direndam
dalam larutan klorin selama 10 menit, selanjutnya dicuci
memakai detergen dan dibilas sampai bersih lalu dikeringkan.
23
Sarung tangan
Persiapan:
1) Kuku pelaku PK dijaga selalu pendek.
2) Lepaskan cincin dan perhiasan lain.
3) Sarung tangan.
bila mungkin
Proses steril dan
pangelolaan Alatsiap pakai. habis dipakai melalui 4 (empat) tahap kegiatan
Kesehatan
yaitu :
Dekontaminasi
Rendam dalam larutan klorin 0.5% selama 10 menit
Catatan :
1.
2. Alat yang tidak
Alat yang terbungkus dalamharus
terbungkus bungkusan
bungkus an steril
disimpan dapat
dalam disimpan
tempat sampai
(tromol) 1 minggu
minggu bila tetap kering
steril
3. Alat yang diolah dengan desinfeksi tingkat
tingkat tinggi disimpan dalam wadah tertutup
tertutup yang tidak
mudah terbuka atau segera dipakai
Dekontaminasi
Dekontaminasi yaitu menghilangkan mikro organisme patogen dan kotoran dari suatu
benda sehingga aman untuk pengelolaan selanjutnya merupakan langkahlangkah pertama
bagi pengelolaan alat kesehatan habis pakai seperti misalnya bekas tumpahan darah
/cairan tubuh.
Dekontaminasi dilakukan
larutan kimia yang dengan
digunakan menggunakan
untuk membunuh bahan
mikro desinfektan yaitu benda
organisme pada bahan mati,
atau
dan di Indonesia larutan yang sering dipakai adalah klorin 0,5 % secara direndam
selama 10 menit.
25
Larutan Klorin tersebut bersifat sangat korosif terhadap logam sehingga konsentrasi
dan waktu yang dianjurkan harus ditaati ketat.
Pencucian
Langkah setelah dekontaminasi dilakukan pembersihan dengan mencuci yaitu
menghilangkan segala kotoran yang kasat mata dari benda dan permukaan benda
Sterilisasi
Merupakan tindakan membunuh kuman pathogen dan apatogen beserta sporanya
dengan berbagai cara, antara merebus, stoom (tindakan sterilisasi dengan uap panas),
panas kering (mensterilkan alat dengan cara memasukkan alat kedalam mesin
sterilisator dengan menggunakan panas tinggi), dan dengan bahan kimia (tindakan
sterilisasi dengan cara menyusun peralatan dalam satu tempat dengan menggunakan
bahan kimia, seperti formalin,dan alkohol).
Sterilisasi hanya bisa dilakukan di Rumah Sakit/ Pelayanan Kesehatan yang memiliki
peralatan untuk sterilisasi sedangkan untuk dirumah hanya bisa Disinfektan Tingkat
Tinggi (DTT) dan membakar (sudah tidak digunakan).
1) Merebus
Persiapan alat:
- Alat-alat yang akan di sterilkan.
- Alat untuk merebus dapat alat khusus untuk sterilisator atau panik biasa.
- Tempat menyimpan alat sehabis disterilkan.
- Alat penjepit (korentang).
- Kain kasa.
Prosedur kerja
- Dekontaminasikan dan besihkan alat yang akan di DTT.
- Susun alat-alat dalam panci khusus, pastikan alat terendam air dengan
batas 2,5 cm dari permukaan alat.
- Tutup rapat dan biarkan air mendidih, setelah mendidih dihitung sampai
20 menit. Setelah mendidih jangan memasukan benda apapun ke dalam
rebusan alat tersebut.
- Pindahkan alat-alat yang sudah di DTT ke bak steril dengan
menggunakan alat steril.
2) Membakar
Salah satu tindakan DTT yang dapat dilakukan adalah dengan membakar.
Metode sterilisasi ini biasanya dilakukan pada peralatan berukuran besar,
peralatan disusun sedemikian rupa kemudian dioleskan spiritus dan dibakar.
Tujuan
- Agar peralatan siap pakai.
- Mengurangi bahaya penularan (infeksi silang).
26
Persiapan Alat
- Lampu spiritus.
- Cairan spirtus.
- Korek api, kapas bulat.
- Bengkok
- Korentang
- Kain lap. steril.
- Alat-alat yang akan disterilkan.
Prosedur Kerja
- Dekontaminasi dan bersihkan alat yang akan disterilkan kemudian
dikeringkan.
- Susun alat pada tempat pembakaran.
- Isi bengkok dengan air.
- Basahi kapas dengan spirtus kemudian letakkan di dalam alat yang akan
disterilkan.
- Nyalakan lampu spirtus.
- Gunakan korentang untuk mengambil kapas kemudian nyalakan dan
masukkan kebagian dalam serta tutup alat-alat yang akan dibakar.
- Buang kapas kedalam bengkok yang telah diisi air.
- Bersihkan bagian yang telah dibakar dengan menggunakan kain kasa
steril kemudian ditutup.
Untuk menghindari perlukaan atau kecelakaan kerja maka semua benda tajam
harus digunakan sekali pakai. Sebelum dibawa ke tempat pembuangan akhir atau
tempat pemusnahan, maka diperlukan suatu wadah penampungan sementara yang
bersifat kedap air dan tidak mudah bocor serta kedap tusukan.
c. Pengelolaan limbah dan sanitasi.
Secara Umum limbah dapat dibedakan menjadi limbah cair dan limbah padat, limbah
padat biasa juga disebut sampah. Limbah yang berasal dari sarana kesehatan secara
umum dibedakan atas:
Limbah rumah tangga atau limbah non medis yaitu limbah yang tidak kontak
dengan darah dan cairan tubuh sehingga disebut risiko rendah.
Limbah medis (kesehatan) yaitu bagian dari sampah Rumah Sakit yang berasal
dari bahan yang mengalami kontak dengan darah atau cairan tubuh klien dan
dikategorikan sebagai limbah berisiko tinggi
tinggi dan bersifat menularkan penyakit.
Tehnik penanganan sampah meliputi pemisahan, penanganan, penampungan
sementara dan pembuangan.
Sebelum melakukan penanganan limbah, pelaku PK sebaiknya mengetahui istilah-
istilah berikut :
1) Aseptik yaitu suatu usaha untuk mempertahankan klien agar terbebas dari
mikroorganisme yang berbahaya.
27
c. bermain
Sediakanterutama hewan berkutu.
tempat sampah yang tertutup dan buang sampah pada tempatnya.
d. Jaga kebersihan sumber air, MCK dan lingkungannya.
e. Hindari genangan air hujan disekitar rumah.
f. Air limbah diusahakan lancar alirannya.
3. Persiapan Klien
Persiapan fisik dan mental yang perlu dilakukan antara lain:
a. Perkenalkan diri (bagi pelaku yang belum dikenal klien).
b. Memberikan penjelasan mengenai tujuan tindakan yang akan dilakukan dan
waktu yang dibutuhkan selama melaksanakan tindakan.
c. Mintalah persetujuan dari klien dan keluarga tentang tindakan yang akan
dilaksanakan.
4. Persiapan Alat
a. Peralatan yang akan digunakan harus dalam keadaan bersih sesuai dengan
b. tindakan
Peralatanyang akan dilakukan.
disesuaikan dengan kemampuan masing-masing keluarga.
b. Peralatan disesuaikan dengan kemampuan masing masing keluarga.
c. Peralatan sederhana tidak masalah.
28
BAB III.
PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN KELUARGA
K. Terapi Gerak
BAB III. PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN KELUARGA
BAB III
PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN KELUARGA
Penataan tempat tidur dilakukan bila klien yang sakit, sedapat mungkin dibaringkan
ditempat tidur tersendiri yang diatur rapi dan bersih.
Pengertian
Merapikan dan menata tempat tidur sesuai dengan kebutuhan.
Tujuan
1. Memberikan istirahat sesuai kebutuhan.
2. Mencegah penyakit bertambah parah.
3. Memberikan rasa nyaman klien.
Prosedur Pelaksanaan
Pelaksanaan Penataan Tempat Tidur
1. Persiapan Alat
Baki berisi:
a. APD sesuai kebutuhan.
b. Perlak dan alasnya.
c. Linen terdiri dari seprai, sarung bantal,
sarung guling dan selimut.
d. Bantal dan guling.
e. Keranjang untuk linen kotor.
29
30
Dalam perawatan keluarga, tindakan kedua yang dilakukan adalah pengukuran tanda-
tanda vital meliputi: denyut nadi, pernafasan, tekanan darah dan suhu tubuh.
Hal ini diperlukan untuk memantau perkembangan klien.
1. Denyut nadi
Pengertian
Tujuan
a. Untuk mendapatkan data awal.
b. Untuk mengetahui keadaan jantung klien (kecepatan, irama dan volume.
c. Untuk memantau perubahan apapun yang terjadi pada klien.
d. Untuk memantau sirkulasi perifer klien.
nadi meningkat
Celcius, bila akan
denyut nadi suhu bertambah
badan meningkat. Setiap kenaikan suhu 1 derajat
10 – 15 denyutan.
31
2. Menghitung Pernapasan
Pengertian
Tujuan
a. Untuk menilai laju, irama dan volume pernafasan.
b. Untuk menilai perubahan kondisi klien.
c. Untuk membantu menentukan diagnosa.
Pernafasan normal
a. Bayi (sampai 1 tahun) : 40 – 60 x/menit
b. Anak : 20 – 30x/menit
c. Dewasa : 16 – 20 x/menit
32
Pengertian
Tekanan darah adalah desakan darah terhadap dinding pembuluh darah arteri
atau vena sebagai akibat jantung berdenyut darah dipompa dari jantung lalu
mengalir ke pembuluh.
Pengukuran tekanan darah normal terdiri dari :
1. Systole: 100 – 120 mmHg (hydragenium)
Systole adalah tekanan darah tertinggi pada pembuluh darah arteri atau nadi
sebagai akibat kontraksi serambi kiri jantung yang memompakan darah ke
dalam aorta.
2. Diastole: 60 – 80 mmHg (hydragenium)
Diastole adalah tekanan darah terendah dalam pembuluh darah arteri atau
nadi pada saat jantung istirahat dalam dua kontraksi.
Tujuan
a. Menentukan tekanan darah klien.
b. Membantu untuk menegakkan diagnose.
c. Memantau perubahan kondisi klien.
33
Prosedur Pelaksanaan
a. Persiapan Alat:
Baki/nampan berisi :
1) APD.
2) Stetoskop
3) Buku catatan harian
4) Tensimeter Digital dan Tensi Meter air Raksa (Spigmanometer).
Bagian-bagian Tensimeter :
Manset Tensimeter.
Pompa (balon karet) yang mempunyai
pentil atau sekrup dan pipa karet.
Pipa karet penyambung.
Manometer yang terdiri dari reservoir yang
berisi air raksa, pipa gelas dan skala
34
Pengertian
36
Gambar
Gambar en ukuran suhu di anus/d
anus/dubur
ubur
37
1. Mandi
Pengertian
Membersihkan seluruh tubuh klien baik diatas tempat tidur maupun di kamar
mandi dengan mempergunakan sabun.
Tujuan
a. Merangsang sirkulasi darah.
b. Memberikan perasaan segar pada klien.
c. Memberikan rasa rileks dan nyaman.
d. Mencegah dan menghilangkan bau badan yang tidak sedap.
e. Mencegah terjadinya luka lecet.
f. Membersihkan kotoran yang melekat pada tubuh klien.
g. Melatih otot–otot secara aktif atau pasif.
38
Catatan :
Bila air sudah kotor, air harus segera
diganti.
Sela-sela jari tangan dan kaki harus
dibersihkan dan dikeringkan dengan baik,
demikian juga lipatan paha, ketiak, belakang
telinga, bokong dan pusar.
Sewaktu memandikan klien selalu
memperhatikan keadaan umum klien bila
ada luka atau tanda-tanda merah harus
Gambarr meman
Gamba memandikan
dikan di te
tem
m at tid
tidur
ur
dilaporkan.
Hindarkan klien dari rasa kedinginan dan lelah.
Jalin komunikasi dengan klien selama tindakan berlangsung .
40
2. Mencuci Rambut
Pengertian
Tujuan
a. Menjaga rambut tetap bersih dan sehat
b. Mencegah infeksi dan gatal–gatal
c. Merangsang sirkulasi
d. Membersihkan rasa nyaman dan segar
Prosedur
a. Persiapan Alat
1) APD
2) Baki berisi:
2 buah Sisir.
Handuk. Gambar mencuci rambut
1 buah waslap.
Kapas untuk menutup telinga
Kom kecil berisi kain kasa dan shampoo.
Perlak dan alas perlak.
3) Bengkok berisi larutan klorin/bayclin atau air sabun.
4) Talang karet.
5) Gayung.
6) Ember berisi air dingin.
7) Ember berisi air hangat.
8) Ember kosong.
9) Cerek berisi air panas.
10) Kain pel.
41
15) Menggosok pangkal rambut dengan kain kasa yang telah diberi shampo
kemudian di urut dengan ujung jari, bilas rambut sampai bersih kemudian
dikeringkan.
16) Mengangkat tutup telinga dan mata, mengangkat talang, memasukan
karet ke dalam ember.
17) Mengangkat perlak di bawah kepala, lalu keringkan dengan handuk yang
ada dibawahnya.
18) Mengembalikan klien pada posisi semula.
19) Menyisir rambutklien dengan sisir yang bersih, dimulai dari ujung hingga
pangkal rambut.
20) Membereskan dan merapikan peralatan.
21) Melepaskan APD.
22) Mencuci tangan sesuai prosedur.
23) Membuka kembali pintu dan tirai.
Tujuan
a. Menjaga kebersihan mulut, gigi, gusi, dan bibir
b. Membersihkan mulut dan gigi dari sisa makanan
c. Menghilangkan rasa tidak nyaman akibat bau mulut
d. Meningkatkan rasa percaya diri.
Menyikat gigi
a. Persiapan alat:
1) APD sesuai kebutuhan.
2) Baki berisi:
Sikat gigi.
Pasta gigi.
Air.
Gelas.
Bengkok.
Tisu.
Serbet/handuk kecil.
Sedotan.
42
a. Persiapan alat:
1) APD sesuai kebutuhan.
2) Sikat dan sikat gigi.
3) Air dalam botol atau cerek.
4) Baskom.
5) Bengkok.
Tujuan
a. Memberikan rasa segar dan menghindarkan bau mulut.
b. Mencegah timbulnya infeksi dan penularan penyakit melalui mulut.
c. Mencegah gigi berlubang.
d. Meningkatkan daya tahan tubuh.
e. Sebagai salah satu pengobatan.
Persiapan alat:
a. APD sesuai kebutuhan.
b. Baki berisi:
Perlak
Alas perlak.
Bengkok.
Sudip lidah (ujungnya dilapisi kasa steril).
Pelembab bibir/madu.
Kapas lidi (cotton buds).
Kom berisi obat kumur/air garam.
Kasa depers.
Pinset/penjepit.
44
4. Kebersihan Kuku
Kebersihan kuku juga merupakan salah satu bagian dari kebersihan diri. Caranya
Prosedur menggunting
1) Memberitahu kuku:mengenai tindakan yang akan dilakukan.
klien/keluarga
2) Menyiapkan peralatan.
3) Mencuci tangan sesuai prosedur.
4) Memakai APD.
5) Mendekatkan peralatan.
6) Menjaga privasi klien/menutup pintu dan tirai.
7) Rendam jari–jari kedalam waskom yang berisi air hangat selama 3 menit
untuk melunakkan kuku tangan yang ak akan
an dipotong, sedangkan untuk
untuk kuku
kaki di rendam selama 5 menit.
8) Bila kuku terlihat kotor,bersihkan dengan sikat lunak yang telah diberi
sabunlalu bersihkan dengan air dan kemudian keringkan dengan handuk kecil.
9) Pasang alas dibawah tangan yang akan dibersihkan dan dipotong kukunya.
10) Potong kuku jari tangan sesuai dengan lekukan, dengan posisi jari – jari diatas
bengkok atau baskom yang berisi cairan sabun.
11) Untuk kuku jari kaki dipotong lurus, tidak sesuai dengan lekukan.
12) Bersihkan tangan dengan air bersih dan keringkan kuku dengan handuk kecil.
13) Oleskan krim kuku sambil dipijat halus.
14) Membereskan danmerapikan peralatan.
15) Melepaskan APD.
16) Mencuci tangan sesuai prosedur.
17) Membuka kembali pintu dan tirai.
Gam
Gambar men unti
untin
n ku
kuk
ku
45
D. ELIMINASI
Pengertian
Eliminasi
dan feses.adalah pengeluaran, pembuangan sisa metabolisme tubuh baik berupa urin
d.
e. Pasu
Labu najis/pispot
kemih/urinaldan tutupnya.
untuk pria.
f. Bel.
g. Bangku kecil.
7) Mengangkat
bokong (perlak selimut pada sisi pelaku PK berdiri, kemudian pasang alas
dan alasnya).
8) Membuka pakaian bawah klien.
9) Tutup pispot dibuka, diletakkan diatas bangku dengan bagian dalam
menghadap ke atas.
10) Meminta klien untuk menekuk lututnya dan mengangkat bokongnya.
11) Letakkan pispot dibawah bokong (bila perlu dibantu mengangkat bokongnya).
12) Bila klien pria, diberikan urinal di depan pispot.
13) Periksa apakah letak pispot baik, selimut ditutup kembali dan diberikan bel
kepada klien.
14) Klien dapat ditinggalkan dan minta untuk membunyikan bel apabila telah
selesai.
15) Setelah BAB dan BAK,bila klien pria,urinal diangkat dulu. Kemudian alat
kelamin disiram dari bagian atas.
16) Sambil
letakkanklien dimiringkan
diatas membelakangi
bangku kecil dan ditutup. pelaku PK, angkat pispot kemudian
46
17) Bersihkan bokong dengan tisu toilet dari depan ke belakang, buang tisu
toilet ke kantong plastik.
18) Ambil sabun menggunakan washlap, lalu bersihkan bokong dengan
washlap tersebut (dalam kondisi tertentu).
19) Mengeringkan bokong dengan handuk.
20)
21) Mengangkat
Memakaikan perlak dan pengalasnya.
pakaian bawahklien dan klien
dikembalikan ke posisi semula.
22) Membereskan dan merapikan peralatan, dikeluarkan
dari kamar dan pispot dibersihkan.
23) Melepaskan APD.
24) Mencuci tangan sesuai prosedur.
25) Membuka kembali pintu dan tirai.
Catatan: Saat ini dapat menggunakan popok sekali pakai ( diaper) untuk
dewasa dengan popok sekali pakai dikenal dengan nama Underpad
E. PERAWATAN KHUSUS
Perawatan Kolostomi di Rumah
Pengertian
Kolostomi adalah
adalah Lubang yang dibuat melalui pembedahan diantara kolon dan
permukaan abdoman (Kamus Keperawatan ), pada kasus-kasus tertentu misalnya
tumor usus besar, athresia ani pada kasus kelainan bawaan, dan kecelakaan.
Tujuan
1. Menjaga kulit sekitar lubang buatan agar tidak lecet
2. Agar anak terhindar dari infeksi
3. Mencegah timbulnya bau tidak sedap
4. Mencegah penyakit agar tidak bertambah parah
Waktu penggantian
Waktu untuk mengganti kolostomi jika kantong sudah
terlihat penuh, bocor dan kotor.
Alat perawatan
1. Kantong plastik bening 1 buah / kolostomi bag
2. Double tip (bila menggunakan kantong plastik bening)
3. Air hangat
4. Baskom kecil berisi air hangat
5. Kapas dan kassa secukupnya
6. Gelang karet
7. Vasellin jelly
8. Kantong kresek 1 buah
Langkah-langkah perawatan
1. Cuci tangan dengan bersih.
2. Tempatkan pasien pada posisi telentang.
47
3. Buka kantong plastik dan kassa pelindung lubang buatan yang sudah terpasang,
jika lengket buka kantong dengan menggunakan kapas basah.
4. Buang kantong dan kassa pelindung ke kantong kresek.
5. Bersihkan lubang buatan dengan kapas yang dibasahi oleh air hangat (kapas
setelah direndam di air hangat menggunakan baskom kecil diperas sehingga
6. kapas tidaklubang
Bersihkan terlalubuatan
basah).mulai dari kulit bagian luar di sekitar lubang buatan.
7. Keringkan kulit sekeliling lubang buatan dengan kassa kering.
8. Pasang kasa pelindung yang diolesi vaselin atau jelly ke sekeliling lubang buatan
dengan cara melingkar.
9. Ukur lubang buatan, lalu buat lubang pada kantong plastik yang bening sesuai
ukuran lubang buatan.
10. Buka perekat pada kantong plastik bening ( bila menggunakan kantong plastik
biasa, tempelkan double tip mengelilingi lubang kolostomi).
11. Tempatkan kantong plastik bening pada lubang, tekan dengan lembut mulai dari
arah lubang buatan ke luar supaya kantong menempel.
12. Tutup ujung kantong lubang buatan dengan gelang karet supaya tidak bocor
13. Cuci tangan kembali sesudah penolong melakukan perawatan lubang buatan
Makan dan minum bertujuan untuk memenuhi kebutuhan nutrisi dan cairan tubuh
pasien.
Cara menyajikan makanan kepada klien:
1. Sebaiknya makanan disajikan diatas sebuah baki yang rapi dan menarik.
2. Sesuaikan makanan dengan selera klien dengan tetap mengikuti diet yang
ditetapkan.
3. Sayuran dan lauk pauk dipisahkan di piring kecil secara baik dengan sedikit
variasi.
4. Sebaiknya makanan disajikan dalam keadaan hangat.
5. Tentukan waktu makan, jika diperlukan dapat memberikan mainan pada anak –
anak agar lebih menarik.
Bila klien dapat makan sendiri tetapi tidak dapat atau tidak diperbolehkan duduk:
1. Miringkan posisi badan klien,sebaiknya kesebelah kiri supaya dapat makan dengan
tangan kanannya.
2. Letakan serbet dibawah dagu klien.
3. Letakan makanan di dekat klien.
4.
5. Sediakan bel
Letakkan sedotan untuk
di dekat minumnya.
klien supaya dapat memberitahu jika sudah selesai makan.
48
2. Menyiapkan peralatan.
3. Mencuci tangan sesuai prosedur.
4. Menggunakan masker.
5. Menjaga privasi klien/ menutup tirai.
6. Dekatkan alat – alat yang diperlukan.
7. Makanan yang telah disiapkan, diletakkan di atas meja dalam keadaan hangat.
8. Cara memberikan makanan tergantungpada klien.
9. Membereskan dan merapikan alat makan.
10. Lepaskan masker.
11. Mencuci tangan sesuai prosedur.
1. Pengertian
Pemberian obat kepada klien dengan cara di minum, diteteskan kemata/ telinga,
di oleskan ke kulit dan memasukan ke anus (rektum) dan vagina sesuai dengan
program pengobatan dokter.
3. Bentuk-bentuk obat
a. Pil
Pil:: berbentuk bundar dan bagian luar
dilapisi tepung atau bahan yang
mengkilap dapat berlapis gula.
b. Tablet: pada umumnya pipih bentuknya bermacam- macam (bulat atau
persegi) danbergaris tengah.
tengah.
c. Kaplet: obat yang dipadatkan yang berbentuk kapsul.
d. Kapsul
Kapsul:: berbentuk bulat panjang terbuat dari bahan gelatin dapat keras atau
lunak. Pada umumnya kapsul berfungsi sebagai pembungkus dimana terdapat
satu atau lebih obat (racikan) yang berkhasiat.
e. Salep:: obat luar bentuk obat yang kepadatannya seperti mentega dikemas
Salep
dalam tube khusus, khusus obat oles pada permukaan kulit atau selaput
lendir.
f. Obat cair: obat yang berbentuk cairan dapat encer atau kental, bisa
dipergunakan obat luar (obat gosok, kompres, cuci mata, dll), obat dalam
yang dapat diminum (obat batuk, lambung, vitamin) pada umumnya perlu
dikocok lebih dulu sebelum di pakai.
g. Puyer:
Puye r: obat yang bentuknya bubuk (obat racikan dari beberapa jenis obat)
dan dikemas dalam bungkusan/ kapsul.
h. Suntikan: obat yang dikemas dalam botol (flacon atau ampul) hanya
dipergunakan oleh tenaga medis.
medis.
i. Suppositoria: jenis obat yang bentuknya lonjong seperti torpedo yang
j. sebagai
Gas: obatyang
obat serapberbentuk
yang dimasukkan
gas yang kedalam anus atau
dipergunakan vagina.
untuk melegakan jalan
pernafasan yang dihirup melalui hidung (oksigen, inhaler).
49
50
51
Persiapan alat:
1) Obat
2) suppositoria sesuai resep.
3) APD (sarung tangan sekali pakai)
4) Air hangat dalam mangkok.
5) Kasa.
6) Kantong plastik untuk sampah yang telah digunakan.
7) Pispot sesuaikan dengan kebutuhan.
8) Tisu.
52
7. Pemberian inhalasi
Inhalasi dilakukan untuk meredakan flu yang berat, untuk membersihkan saluran
pernafasan agar pernafasan menjadi lega.
Persiapan alat:
Waskom.
Air yang hampir mendidih (150 cc air dingin ditambah 450 cc air mendidih).
Bahan inhalasi tambahan (minyak kayu putih, mentol, minyak cemara atau sesuai
kebutuhan).
Handuk besar dan bengkok untuk menampung ludah.
Tisu dan vaselin.
Bengkok.
Prosedur inhalasi:
1) Jelaskan kepada klien tindakan yang akan
dilaksanakan, tujuan pemberian inhalasi.
2) Pastikan klien dalam posisi duduk dengan nyaman.
3) Letakkan waskom berisi air yang sudah di campur
bahan inhalasi di meja depan klien.
4) Oleskan vaselin di sekitar mulut dan kelopak mata bila
perlu.
5) Minta klien untuk menundukkan kepalanya di atas waskom dengan jarak 15 cm,
pasang handuk diatas kepala menutupi permukaan waskom sedemikian rupa.
6) Anjurkan klien untuk menarik nafas panjang melalui mulut dan mengeluarkan
melalui hidung, lakukan selama 10 menit.
7) Pastikan klien membuang ludahnya ditempat yang sudah disediakan (bengkok).
8) Pemberian inhalasi dapat dilakukan dengan mempergunakan teko.
9) Apabila sudah selesai rapikan Klien, keringkan muka Klien dengan tisu atau handuk
dan kembalikan peralatan ketempat semula.
10) Bersihkan dan rapikan peralatan.
8. Terapi Nebulasi
Pengertian
Proses memberikan obat inhalasi cair menjadi partikel uap (aerosol) dan
memasukkannya ke dalam paru-paru ketika pasien melakukan inhalasi.
inh alasi.
Tujuan
a. Memberikan obat langsung ke saluran pernafasan untuk mengeluarkan sputum.
b. Mengurangi kesulitan mengeluarkan sekret yang kental dan lengket
c. Meringankan jalan nafas
Persiapan alat
a. Satu set alat nebulazer
b. Fase Mark (sungkup) dan selangnya
c. Obat-obatan dan NaCl 0,9 %
d. Spuit 10 CC & 5 CC
e. Tissue
f. Neer bekken ( bengkok) plastik
53
Prosedur
a. Periksa instruksi dokter/ petugas kesehatan
b. Jelaskan kepada klien/ keluarga tentang prosedur
yang akan dilakukan
c. Cuci tangan
d. Memakai APD
e. Cek nadi sebelum dan sesudah melakukan nebulasi
f. Posisikan pasien pada posisi duduk yang nyaman atau posisi fowler
g. Tambahkan obat dan Nacl dengan dosis yang di intruksikan ke dalam nebulazer
h. Pasang sungkup pada wajah papsien untuk menutupi mulut dan hidung.
i. Intruksikan pasien untuk menarik nafas dalam, dan perlahan lewat mulut, tahan
nafas. Kemudian hembuskan nafas perlahan-lahan (pada pasien sadar)
j. Amati pengembangan dada dan pastikan klien menarik napas dalam.
k. Intruksikan klien untuk bernafas dalam dan pelan sampai semua obat habis.
l. Setelah selesai anjurkan klien untuk batuk.
m. Bila ada sputum, buang sputum dengan tissu sekali pakai
n. Amati klien apakah ada efek samping obat
o. Bereskan alat, dan cuci tangan
p. Cacat hasil yang telah dilakukan, obat-obatan yang dipergunakan dan sekret yang
keluar.
9. Pemberian Oksigen
Memberikan oksigen adalah memasukkan oksigen ke dalam paru – paru melalui saluran
pernafasan dengan bantuan alat. Tujuan pemberian oksigen adalah untuk memenuhi
kebutuhan oksigen klien, melancarkan metabolisme tubuh.
Persiapan alat:
Tabung oksigen yang diletakkan di atas alat pendorong
beroda, dilengkapi:
a. Manometer (untuk mengetahui isi oksigen dalam
tabung).
b. Botol pelembab (humidifier) yang sudah diisi dengan
aqua destilata/air matang sampai pada batas yang telah
ditentukan.
c. Pengukur aliran (flowmeter) untuk mengetahui jumlah
oksigen yang diberikan permenit pipa saluran oksigen.
d. Masker/kanul hidung. Untuk masker maksimal 5 liter, sedangkan kanul maksimal 2
liter.
e. Alat tulis untuk mencatat.
54
Tujuan:
a. Menjaga kebersihan luka.
b. Mempercepat penyembuhan dan relaksasi.
Prosedur memandikan:
a. Isi bak mandi dengan air dan obat yang digunakan.
b. Persiapkan Klien untuk mandi berendam.
c. Selama proses ini berlangsung Klien harus ditemani/ditunggu.
d. Apabila proses sudah selesai keringkan dengan handuk,berikan pakaian gantinya
dan kembalikan ke tempat semula.
e. Bersihkan dan rapikan peralatan.
55
56
Persiapan alat:
a. Pengalas/serbet.
b. Termos berisi air panas.
c. Kantong air panas atau buli–buli panas (suatu kantong
karet berbentuk segi empat dan mempunyai penutup
bentuk sekrup dan mempunyai cincin penutup besi)
atau botol.
d. Sarung kantong air panas/kain untuk membungkus
botol.
Persiapan alat:
a. Pengalas (perlak dan alasnya).
b. Waskom berisi air hangat.
c. 5 buah waslap/handuk kecil.
57
Persiapan alat
1) APD (celemek, sarung tangan karet).
2) Air hangat kuku dalam waskom kecil.
3) Satu atau dua spons atau kain flanel.
4) Sebuah handuk mandi.
5) Termometer.
58
Pengertian
Belajar cara mengangkat dan memindahkan klien adalah bagian keperawatan dirumah yang
sangat penting, terutama jika Klien yang dirawat tidak dapat atau kesulitan berdiri dan
berpindah tanpa bantuan. Apabila seseorang menderita penyakit kronis, ajak ia keruangan
lain atau kebun bersama-sama dengan seluruh anggota keluarga sehingga akan
memberikan perubahan pandangan yang dapat diterimadan dapat berfungsi sebagai
dorongan yang sangat baik untuk moral penderita.
Tujuan mobilisasi
a. Memenuhi kebutuhan dasar manusia untuk bergerak.
b. Membantu melancarkan sirkulasi darah.
c. Mengurangi bahaya lecet /luka di punggung.
d. Mengurangi rasa bosan klien.
Persiapan alat
a. APD (masker, celemek, sarung tangan).
b. Kursi.
c. Majalah/koran/buku bacaan.
d. Selimut.
e. Bantal.
f. Dingklik (bangku kecil).
g. Sendal.
59
1) Mengangkat klien pada ketiak yang dilakukan oleh dua orang pelaku PK:
a) Pelaku PK pertama dan kedua masing – masing meletakkan salah satu
lengannya dibawah ketiak klien dan minta klien untuk memegang siku atau
bahu pelaku PK.
60
2) Membantu klien untuk duduk yang dilakukan oleh satu orang pelaku PK:
a) Memberitahu klien/keluarga mengenai tindakan yang akan dilakukan.
b) Mencuci tangan sesuai prosedur.
c) Memakai APD.
d) Menjaga privasi klien/menutup pintu dan tirai.
e) Pelaku PK berdiri di sisi kanan klien dengan kaki kiri di depan.
f) Masukkan tangan kanan pelaku melalui ketiak kanan klien sampai ke tulang
belikat, sedangkan tangan kiri dibawah tengkuk klien.
g) Tangan kanan klien memegang bahu kanan pelaku, sedangkan tangan kiri
klien bertopang pada sisi tempat tidur.
h) Memberikan aba-aba kemudian mengangkat badan klien, lalu didudukkan.
i) Jika klien merasa pusing ditidurkan kembali.
j) Jika tidak pusing, punggung klien dapat ditopang dengan bantal dan dibawah
lutut dimasukkan bantal guling dengan tujuan agar klien tidak merosot ke
bawah.
k) Jika klien ingin duduk di pinggir tempat
tidur maka digunakan sebuah kursi
untuk menopang kakinya.
l) Untuk menidurkan klien kembali sama dengan
mendudukkannya.
m) Merapikan tempat tidur
n) Melepaskan APD
o) Mencuci tangan sesuai prosedur.
p) Membuka kembali pintu dan tirai.
61
Persiapan alat
1) Kursi yang memakai sandaran untuk lengan.
2) Bantal untuk menopang punggung.
3) Selimut.
4) Sandal yang ringan.
5) Bila diperlukan dingklik/kursi pendek.
6) Bel.
Prosedur
1) Klien diberitahukan bahwa dokter telah mengijinkan untuk duduk diatas kursi. Perlu
dijelaskan bahwa untuk pertama kali, sering disertai pusing, dll.
2) Menggunakan APD.
3) Mencuci tangan sesuai prosedur.
4) Letakkan bantal pada sandaran kursi, kalau perlu bentangkan selimut sebagai alas
dan selimut.
5) Pelaku berdiri dengan baik, tangan kanan klien diminta mengait tangan kanan
pelaku…. hitung… dudukkan.
6) Minta klien meletakkan kedua tangan ke belakang untuk membantu bila klien
diangkat ke sisi tempat tidur.
7) Tangan kiri pelaku berada di punggung klien, sedangkan tangan kanan dilipatan
lutut…hitung… dengan gerakan memutar, diangkat ke tepi tempat tidur, sehingga
kaki tergantung di tempat tidur.
8) Minta klien mengayunkan kakinya seperti mau naik sepeda. Perhatikan keadaannya
dan bila tidak pusing dapat diteruskan.
9) Bila tempat tidur tinggi, disiapkan dingklik atau kursi pendek.
10) Sandal yang ringan dipakaikan ke kaki klien.
11) Pelaku PK berdiri di depan klien dengan memegang klien dibawah ketiaknya, kedua
tangan klien memegang bahu pelaku, dengan … hitung… klien diturunkan di atas
lantai.
12) Satu kaki pelaku dimasukkan antara kedua kaki klien, lalu berjalan bersama-sama
dengan perlahan. Langkah pelaku PK mundur atau langkah kaki klien dan pelaku
bersama-sama bergeser ke arah kanan/kiri.
13) Di depan kursi klien berhenti sebentar dan secara hati-hati didudukkan.
14) Periksa denyut nadi dan tanyakan kepada klien merasa pusing, dsb.
15) Lingkarkan atau tutupkan selimut ke badan klien, lalu berikan bel dan bahan
bacaan.
16) Rapikan tempat tidur klien.
17) Jika hal ini baru dilakukan untuk pertama kali, harus diperhatikan keadaan umum
klien.
18) Sesuai dengan jangka waktu yang ditentukan dokter atau kurang lebih 15 menit,
Klien dikembalikan ke tempat tidur dengan gerakan seperti hendak menurunkan.
19) Lepaskan APD.
20) Mencuci tangan sesuai prosedur.
21) Catat dalam catatan harian klien.
62
5) Pelaku PK yang tertinggi berada pada bagian kepala dan bertugas untuk
mengangkat bagian atas. Tangan kiri diletakkan dibawah bahu, sedangkan tangan
kanan dibawah pinggang.
6) Pelaku PK yang kedua (menurut dalam ukuran tinggi badan) bertugas mengangkat
bagian tengah badan klien. Tangan kiri diletakkan disamping tangan kanan pelaku
PK yang pertama, sedangkan tangan kanan berada dibawah bokong klien.
7) Pelaku PK yang pendek bertugas mengangkat bagian kaki klien. Tangan kiri
diletakkan disamping kanan pelaku PK yang kedua, sedangkan tangan kanan pada
bagian kaki.
8) Pelaku yang berada di bagian kepala memberi aba – aba, kemudian klien diangkat
bersama – sama. Langkah kaki pelaku PK harus sama (siap–angkat-berjalan-satu-
dua-dan selanjutnya-berhenti-baringkan).
9) Klien dirapihkan dan diselimuti.
10) Pelaku PK memastikan kenyamanan dan kehangatan klien.
11) Merapikan tempat tidur.
12) Melepaskan APD.
13) Mencuci tangan sesuai prosedur.
Catatan:
Untuk melindungi punggung klien, gunakan petunjuk berikut untuk melakukan
pengangkatan, pemindahan, bila tidak dilaksanakan pelaku PK beresiko mencederai
punggung klien:
Berdiri tegak tapi tidak kaku, dengan kepala tegak lurus dan dagu sedikit
menunduk,posisi ini akan menjaga kelurusan punggung pelaku PK juga
melindungi sendi serta ligamen pelaku PK.
Sedikit tekukan paha dan lutut anda.
Berdirilah disamping klien sedekat mungkin dengan meregangkan kaki pelaku
untuk membantu menjaga keseimbangan dan jari kaki mengarah pada
perpindahan.
Posisi ini adalah posisi berdiri yang tepat, karena pelaku PK menggunakan otot
kaki dan paha yang kuat, untuk mengangkat klien dan mengarahkan berat
sedikit mungkin ke pusat tubuh pelaku PK.
63
K. TERAPI GERAK
64
1) Posisi badandibelakang
digenggam duduk tegak dengan kedua tangan
kepala.
2) Rapatkan kedua tulang belikat.
3) Tahan sampai 5 hitungan dan lakukan kembali
c. ke bawah.
Posisi siku mendekati badan kemudian lakukan kembali.
65
b. Buka satu
rapatkan kakisejauh mungkin
kemudian kemudian perlahan-lahan
lakukan kembali.
b. kepala.
Satu kaki bawah ditekuk sebelah bawah untuk menahan.
c. Satu kaki sebelah atas di naikan dengan
pinggul dan lutut lurus.
d. Turunkan kaki perlahan-lahan dan rapat.
e. Lakukan kembali.
d. tahan sampai
Lakukan 5 hitungan.
kembali.
66
b.
c. Kaki kiri dikaki
Luruskan tekuk dan kaki
kanan agarkanan di luruskan
otot-otot di kaki bagian
atas menjadi kencang dan dan tahan
tahan sampai hitungan
ke 5.
d. Lakukan kembali
18. Gerakan
a. Posisimengangkat Kaki duduk kedua lengan berada
badan setengah
di samping badan, tekuk kaki kiri dan kaki kanan
biarkan lurus.
b. Tinggikan kaki yang lurus 4 inci.
c. Tahan sampai 5 hitungan kemudian perlahan-lahan
turunkan kaki.
d. Lakukan kembali
c. Turunkan
lurus. tumit perlahan-lahan agar kaki menjadi
d. Lakukan kembali.
b. di tekuk
Kaki di samping kaki
kiri diluruskan, badan.
kanan di tekuk.
c. Rapatkan lutut dengan menekan tumit kaki ke
dalam dan ke belakang.
d. Tahan sampai 5 menit.
e. Lakukan kembali.
67
b. kaki di luruskan.
Rapatkan punggung sekuat mungkin.
c. Tahan sampai 5 hitungan.
d. Lakukan kembali.
perut
lantai.dan kaki di tekuk telapak kaki letakkan di
b. Angkat punggung dengan menekan kedua
kaki ke bawah.
c. Tahan sampai hitungan 5 kemudian perlahan-lahan turunkan punggung.
d. Lakukan kembali.
d.
e. Tahan sampai
Lakukan hitungan 5.
kembali.
68
BAB IV.
PERAWATAN IBU HAMIL DAN ANAK
A. Perawatan Ibu Hamil
B. Perawatan pada Ibu Bersalin
C. Perawatan Nifas
D. Perawatan Bayi
BAB IV
PERAWATAN IBU HAMIL DAN ANAK
1. Pengertian Kehamilan
Kehamilan adalah suatu masa dimulai dari terjadinya pembuahan (konsepsi) sampai
lahirnya anak. Pembuahan terjadi setelah terjadinya hubungan suami istri dimana
sperma (air mani) dari suami membuahi sel telur istri. Telur yang sudah dibuahi akan
menempel pada dinding rahim, kemudian tumbuh dan berkembang sampai mencapai 9
bulan (40 minggu).
Bila pembuahan terjadi, maka janin mulai hidup dengan menerima makanan melalui
plasenta.
a. Perkembangan janin pada trimester pertama
69
Penanganan:
1) Istirahat.
2) Ibu hamil dianjurkan untuk menghindari stress.
3) Mengkonsumsi makanan yang bergizi.
4) Menganjurkan makan sedikit-sedikit tapi sering.
5) Menganjurkan pemeriksaan kehamilan setiap 1 bulan 1 kali ke fasilitas kesehatan.
6) Menghindari sementara bau-bauan yang tidak disukai.
7) Anjurkan imunisasi TT.
Pada trimester kedua, bulan keempat hingga keenam, banyak bagian tubuh yang
mengalami perkembangan. Pada bulan keempat kehamilan, bagian tubuh yang mulai
terbentuk adalah alis, bulu mata, kuku, dan jenis kelamin.
70
Penanganan:
1) Pola hidup sehat dengan istirahat teratur,makan makanan yang bergizi.
2) Menganjurkan minum vitamin dengan teratur
3) Menganjurkan untuk membersihkan payudara terutama puting dan lingkaran
hitam/coklat di sekitar puting .
4) Periksa kembali ke fasilitas kesehatan /tenaga kesehatan 1 bulan sekali sampai
usia kehamilan 7 bulan atau sewaktu-waktu bila ada kelainan.
5) Kesehatan sesuai anjuran dari tenaga kesehatan.kan
6) Mengkonsumsi makanan tinggi serat ( sayur dan buah ), dan minum air putih lebih
banyak
71
Penanganan:
1) Pola hidup sehat, istirahat teratur.
2) Makan sedikit tetapi sering dengan makanan bergizi.
3) Periksa ke fasilitas kesehatan dua minggu sekali pada usia kehamilan 8 bulan & 1
minggu sekali pada usia kehamilan 9 bulan.
1) Anjurkan melaksanakan senam hamil dan melaksanakan perawatan payudara.
a. Perdarahan
a. Perdarahan pada hamil muda dapat menyebabkan keguguran.
b. Perdarahan pada hamil tua dapat membahayakan keselamatan ibu dan bayi
dalam kandungan.
Penanganan:
Anjurkan ibu untuk beristirahat, monitor perdarahan.
Segera rujuk ke fasilitas kesehatan untuk pemeriksaan dan penanganan
lebih lanjut.
b. Bengkak
a. Bengkak di kaki, tangan dan wajah.
b. Sakit kepala hebat.
c. Kadang-kadang disertai kejang.
Penanganan:
Istirahat.
c. Demam tinggi
Biasanya karena adanya infeksi, demam tinggi bisa menyebabkan keguguran atau
kelahiran kurang bulan.
Penanganan:
Ukur suhu klien
Berikan kompres hangat.
Segera rujuk ke fasilitas kesehatan bila suhu tubuh tidak turun dalam kurun
waktu 2 hari.
Berikan minum banyak.
72
a. Kebersihan Diri
b. Nutrisi ibu hamil
Anjurkan klien makan makanan seimbang yang jumlahnya 2X porsi biasa.
Anjurkan klien untuk tidak merokok (pada klien yang suka merokok).
Anjurkan klien untuk menghindari obat-obatan terutama pada trimester
1/pertama.
73
e. Berpakaian.
Ibu hamil harus menggunakan pakaian longgar, bersih, dan tidak ada ikatan
yang ketat pada daerah perut.
Pakai kutang (BH) yang menyokong payudara, jangan tidak menggunakan
BH.
Menggunakan sepatu dengan tumit rendah.
Pakaian dalam harus selalu bersih.
f. Berhubungan intim.
Berhubungan intim tidak dilarang kecuali bila ada riwayat:
Sering keguguran.
Perdarahan dari jalan lahir.
Bila ketuban pecah atau bocor.
Tujuan
1) Tujuan Umum
Meningkatkan kesejahteraan ibu dan anak, sehingga terwujud NKKBS (Norma
Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera)
2) Tujuan Khusus
Untuk menurunkan angka kelahiran
Macam-macam alat kontrasepsia
1) Kondom
2) Pil KB
3) Susuk/Implant
4) IUD/Spiral
5) Suntik KB
6) MOW/MOP (Metode Operasi Wanita/ Metode Operasi pada Pria).
74
1. Pengertian Persalinan
Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan ari-ari) yang telah
cukup bulan atau hidup di luar kandungan melalui jalan lahir atau melalui jalan
lain, dengan bantuan atau tanpa bantuan (kekuatan sendiri).
Memudahkan
aman. dan membantu ibu melewati proses persalinan dengan nyaman dan
4. Tanda-tanda persalinan
a. Rasa mulas yang teratur timbul semakin sering, lama dan kuat.
b. Keluar keringat dingin.
c. Pengeluaran lendir dan darah (pembawa tanda) dari jalan lahir.
d. Rasa ingin mengejan.
e. Pengeluaran cairan (ketuban pecah).
Jika ditemukan tanda-tanda tersebut klien segera dirujuk ke fasilitas kesehatan.
5. Kelahiran Darurat.
Persalinan dapat terjadi dalam situasi yang tidak diharapkan misalnya pada saat
bencana atau keadaan dimana proses persalinan yang terlalu cepat sehingga tidak
sempat menghubungi petugas kesehatan untuk membantu persalinan. Dalam
situasi
daruratini pelaku
yang PK harus
kemudian harusmampu
dirujukmembantu
ke fasilitas proses persalinan dalam keadaan
kesehatan.
75
d. Senter.
e. Kasa steril.
f. Kain bersih.
6. Tindakan
a. Sebelum Kelahiran:
Memberi tahu ibu mengenai tindakan yang akan dilakukan.
Cuci tangan, memakai APD (sarung tangan karet, masker, celemek).
Bantu ibu untuk membersihkan diri, terutama daerah kewanitaan.
Mungkin perlu minta bantuan keluarga.
Perhatikan agar tempat melahirkan bersih, bantulah ibu yang akan
melahirkan mengatur posisi tubuhnya untuk mendapatkan posisi yang
paling nyaman.
Beri minuman agar memperoleh tenaga.
b. Saat Melahirkan:
Ibu biasanya akan mengatakan bahwa dia terasa ingin B.A.B. Pelaku PK akan
dapat melihat kepala bayi di jalan lahir:
Pimpin untuk mengejan dan atur nafas ibu (tarikan dari hidung, keluar
lewat mulut)
Beri semangat pada ibu.
Bantulah ibu pada posisi nyaman (posisi melahirkan).
Beri alas/perlak di bawah bokong ibu.
Bila ada kotoran yang keluar dari anus, ditutup dengan kain yang bersih.
Bila kepala bayi sudah keluar, lakukan sanggah susur (tali pusat).
Setelah bayi lahir seluruhnya, bersihkan jalan nafas (hidung, mulut)
memakai kasa steril.
Letakkan bayi dengan hati-hati diatas perut ibu, bila panjang tali pusat
memungkinkan dan keringkan dengan lembut dan selimuti dengan kain
bersih.
Panggil bidan setempat atau rujuk ke fasilitas kesehatan terdekat.
C. PERAWATAN NIFAS
Pengertian
Nifas adalah satu masa (waktu) yang dibutuhkan setelah melahirkan sampai pulihnya
organ reproduksi kembali normal, diperlukan waktu 40 60 hari.
76
2. Perubahan psikologis :
a. Emosi tidak stabil.
b. Depresi pasca persalinan.
c. Baby blues (belum siap menerima kehadiran bayi).
Penanganan:
Bersihkan daerah kelamin, pasang pembalut wanita & pakaian dalam juga
gunakan gurita.
Anjurkan klien memonitor jumlah darahnya, apabila darah tidak berkurang
segera rujuk ke fasilitas kesehatan terdekat.
2. Bengkak di muka, tangan, atau kaki disertai sakit kepala bahkan kejang
Penanganan:
Istirahatkan klien di tempat yang tenang.
Anjurkan klien menkonsumsi makanan rendah garam.
Segera rujuk ke fasilitas kesehatan terdekat apabila kejang, cegah lidah
jangan sampai tergigit dengan cara memasukan gulungan saputangan/kain
diantara kedua rahang.
Lindungi klien dari kemungkinan jatuh.
4. Demam
Demam dapat disebabkan karena infeksi jalan lahir, payudara bengkak atau oleh
penyebab lain.
Penanganan:
Anjurkan klien untuk banyak minum.
Berikan obat penurun panas sesuai anjuran petugas kesehatan.
Segera rujuk ke fasilitas kesehatan bila 3 hari demam terus menerus.
Apaabila demam disebabkan oleh pembengkakan payudara, lakukan
perawatan payudara dan keluarkan ASI.
77
5. Payudara bengkak
a. Payudara penuh karena penimbunan ASI.
Penyebab:
Produksi ASI meningkat.
Terlambat menyusukan.
Cara hisap bayi yang kurang baik ketika menyusui.
ASI kurang sering dikeluarkan
Pencegahan:
Menyusui dini.
Posisi dan cara bayi menghisap yang baik ketika menyusui.
Menyusui kapanpun bayi ingin menyusui.
Bayi harus lebih sering disusui.
Penanganan:
Apabila terlalu tegang, atau bayi tidak dapat menyusu sebaiknya ASI
dikeluarkan dahulu.
Kompres hangat untuk mengurangi nyeri.
Pijat leher dan punggung kebelakang (sejajar payudara), dan payudara
yang bengkak dipijat pelan pelan ke arah tengah.
Stimulasi payudara dan puting.
Kompres dengan air dingin setelah menyusui untuk mengurangi bengkak.
Bila perlu berikan obat anti nyeri.
Gejala:
sakit pada daerah puting
terasa kencang
kulit nampak mengkilat walau tidak merah,
Nyeri dan demam
Penanganan:
Sementara ASI dikeluarkan secara manual menggunakan alat
Kompres hangat untuk mengurangi nyeri.
Pijat leher dan punggung kebelakang (sejajar payudara), dan payudara
yang bengkak dipijat pelan pelan ke arah tengah.
Kompres dengan air dingin setelah menyusui untuk mengurangi bengkak.
Bila perlu dirujuk ke Fasilitas Layanan Kesehatan.
Penyebab
Posisi :dan cara bayi menghisap pada payudara yang kuran benar.
Pelepasan menyusui yang salah.
Salah dalam membersihkan puting.
Penanganan:
Cek bagaimana posisi dan cara bayi menghisap pada payudara
78
Ibu dapat memberikan ASI nya pada luka puting yang tidak terlalu sakit.
Olesi puting susu dengan ASI akhir (hind milk), hindari mengolesi dengan
obat lain.
Puting susu yang sakit dapat diistirahatkan untuk sementara waktu kurang
lebih 1 X 24 jam, dan biasanya akan sembuh sendiri dalam waktu 2 X 24 jam.
Selama puting susu diistirahatkan, ASI tetap dikeluarkan dengan tangan, dan
tidak dianjurkan dengan alat pompa karena dapat meningkatkan rasa nyeri.
Cuci payudara sehari saja, dan tidak dianjurkan menggunakan sabun tau
alcohol.
Gejala :
Payudara menjadi merah, bengkak diikuti rasa nyeri dan panas.
Pemakaian bra/BH yang terlalu ketat sehingga menekan saluran ASI dan ASI
sulit dikeluarkan.
Penanganan:
Kompres hangat dan lakukan pemijatan.
Lakukan stimulasi untuk merangsang hormon oksitosin dengan cara stimulasi
puting pijat leher dan punggung.
Bila perlu lakukan istirahat total dan diberikan obat anti nyeri.
Konsultasikan untuk pemakaian antibiotik jika diperlukan.
Kalau sudah terjadi abses, sebaiknya payudara yang sakit tidak boleh
disusukan, karena memerlukan tindakan pembedahan.
a. Membersihkan vulva
Peralatan:
Pembalut wanita
Celana dalam
Kain/sarung
Sabun/disinsfectan
Air bersih, sarung tangan bila perlu.
Plastik untuk pembungkus pembalut.
79
Pelaksanaan:
Siapkan alat-alat yang diperlukan.
Beri tahu klien tindakan yang akan dilakukan.
Cuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan.
Buka pembalut, masukan ke dalam plastik.
Siram vulva dari depan ke belakang.
Amati luka perineum apakah ada kemerahan, pembengkakan atau nyeri
yang berlebihan apabila ditemukan tanda-tanda tersebut segera rujuk
kepelayanan kesehatan.
Apabila ASI belum lancar baru perawatan payudara dilakukan satu hari sekali atau
lebih.
Persiapan alat:
1. 2 buah handuk.
2. 2 buah waslap.
3. 2 waskom kecil berisi air hangat dan
dingin.
4. Minyak kelapa/ baby oil/ lotion untuk
melicinkan pada pengurutan.
5. Kapas untuk membersihkan puting susu.
6. Bengkok.
7. Siapkan kursi untuk duduk ibu.
Pelaksanaan:
1. Beritahu ibu nifas untuk melaksanakan prosedur ini.
2. Pelaku cuci tangan.
3. Berikan posisi untuk ibu, buka pakaian atas.
4. Letakkan 1 (satu) handuk dibawah payudara, dan satu handuk lainnya diatas
pundak ibu.
5. Perawatan payudara dimulai dengan mengompres puting dengan kapas yang
sudah diberi minyak (agar kotoran yang dalam areola dapat terangkat).
6. Kompres payudara dengan air hangat dan dingin secara bergantian dengan
waslap, selama lima menit.
80
Tehnik Menyusui
81
1. Tidak ada pantangan makan, usahakan gizi seimbang hanya mengurangi makanan
yang berlemak dan pedas.
2. Memperbanyak minum, minimal 30-50 cc/kg BR/hari
3. Menambah porsi makanan kurang lebih 30% dari kebutuhan normal sesuai
dengan BB, usia dan aktifitas.
Setelah 6 jam pasca persalinan, dianjurkan untuk mencoba melakukan aktivitas secara
bertahap, dimulai dengan duduk dipinggir tempat tidur dengan uncang–uncangkan
kaki kemudian berdiri lalu berjalan didampingi oleh pelaku PK atau keluarganya.
1. Latihan Nafas Dalam
Dilakukan untuk membantu relaksasi dan mengurangi rasa nyeri, dengan menarik
nafas melalui hidung mengeluarkan melalui mulut perlahan-lahan yang dilakukan
berulang–ulang selama 10 kali.
2. Latihan Pemulihan Otot Panggul
a. Tujuannya untuk mengurang ketidaknyamanan pada daerah pereunium
sekitar kemaluan.
b. Memperlancar BAK dan BAB.
c. Meningkatkan sirkulasi darah dan mengurangi bengkak di tungkai.
Pelaksanaan:
Dapat dilakukan dalam posisi tidur, duduk maupun berdiri dengan mengerutkan
Anus ( seperti menahan ingin BAB dan BAK ) tahantah an dengan
deng an kuat selama mungkin
10 detik, kemudian bernafas secara normal.
Rilek dan istirahat selama 3 detik, ulangi secara perlahan-lahan sebanyak mungkin
sampai maksimal 10 kali.
Penyuluhan untuk Ibu Masa Nifas
82
D. PERAWATAN BAYI
Merawat seorang bayi memerlukan ketelitian dan perhatian yang lebih besar, karena
seorang bayi belum dapat mengemukakan pendapatnya.
Bayi baru lahir dengan tubuh yang lengkap dan mungil dengan tanda-tanda:
1. Kepala
Kepala bayi baru lahir tampak jauh lebih besar dan lebih berat untuk tubuhnya
yang mungil, kepala berukuran seperempat dari tubuhnya, setelah usia 2 tahun
menjadi seperempat dan setelah 10 tahun baru seperlima berat tubuhnya,
bentuknya kurang bagus.
2. Ubun-Ubun
Ubun-ubun terasa lunak dan berdenyut.
3. Mata
Mata berwarna merah umumnya disebabkan oleh kuatnya tekanan pada saat
kelahiran yang akan memudar setelah beberapa saat, bola mata agak juling
kearah kelopak mata hal ini wajar kecuali jika setelah 3 bulan masih tetap
disarankan untuk konsultasi ke dokter.
4. Mulut
Lecet akibat menghisap biasa terjadi bibir atas atau di mulut bayi masih
tergantung ASI, ini tidak membahayakan dan akan hilang sendiri.
Di tahun pertama lidah bayi tumbuh dari ujung, dan di tahun pertama lidahnya
dapat bergerak sempurna.
Mulut dan bibir bayi masih tergantung, tetapi pada tahun pertama lidah bayi akan
tumbuh seperti lidah orang dewasa pada akhir tahun pertama lebih dapat
bergerak lebih sempurna.
5. Kulit
Sangat jarang bayi berkulit sempurna. Bercak merah, biru, kuning bahkan putih
itu biasa, kulit bayi yang terlalu lama dalam kandungan umumnya keriput yang
akhirnya akan mulus diakhir bulan pertama.
6. Verniks
Ketika lahir pada tubuh bayi diliputi zat putih mirip lemak yang disebut Verniks. Ini
adalah zat pelindung terhadap infeksi kulit dan sebaiknya dibiarkan meresap
sendiri kedalam kulit dalam beberapa hari, sehingga terhindar dari kedinginan.
7. Rambut Lanugo.
Umumnya menutupi bagian tubuh bayi saat lahir, tumbuh halus di kepala, agak
kasar di punggung dan bahu, ini wajar dan umumnya akan rontok sendiri setelah
1 – 2 minggu.
Skala Apgar
83
Pemberian Nilai
Yang diuji
2 1 0
Bayi prematur
Adalah bayi yang dilahirkan dengan BB kurang dari 2500 gram dengan masa
kehamilan kurang lebih 37 minggu (259 hari ).
a. Penyebab bayi prematur
a. Usia ibu terlalu muda.
b. Ibu kurang gizi.
c. Kehamilan kembar.
d. Ketuban pecah sebelum waktunya.
e. Ibu sakit.
b. Ciri – ciri bayi prematur
a. BB kurang dari 2500 gram, panjang badan kurang dari 45 cm.
b. Kulit tipis dan transparan, tampak mengkilat & licin.
c. Banyak rambut – rambut halus di dahi, pelipis dan tangan.
d. Lemak bawah kulit kurang.
e. Rambut tipis halus.
f. Pergerakan kurang aktif.
g. Menangis lemah, pernafasan belum teratur.
h. Refleks menghisap dan menelan lemah.
c. Penatalaksanaan bayi prematur
a. Suhu tubuh bayi harus tetap terjaga dengan cara:
Badan bayi dibungkus dengan selimut halus.
Kepala menggunakan topi.
Kiri kanan badan bayi diberi botol air hangat. (bila perlu)
Menghangatkan bayi prematur dapat juga dilakukan dengan metode
kanguru ( ada gambar di buku kesehatan ibu anak hal 26 ), bayi didekap
di dada ibu kulit bayi menempel di perut ibu, jangan menidurkan bayi di
tempat dingin dan tempat dingin.
b. Memandikan bayi
Saat memandikan bayi harus terbungkus handuk tetapi jangan terlalu
ketat, bersihkan mata dengan menggunakan kapas yang telah dibasahi
dari arah dalam ke luar & bersihkan wajahnya dengan lembut.
Keluarkan tubuh yang akan dibersihkan, lalu masukan kembali ke dalam
balutan handuk lanjutkan sampai selesai, bayi tidak perlu dimasukan ke
dalam bak mandi.
84
Keringkan tubuh bayi dengan hati–hati lalu beri baby cream, untuk
mencegah penguapan karena bayi prematur kulitnya tipis sehingga
c. mudah
Makanan terjadi
bayi penguapan.
prematur.
Upayakan memberikan ASI bila refleks hisapnya lemah gunakan sendok.
Segera bawa ke fasilitas kesehatan apabila bayi sama sekali tidak mampu
menghisap/menelan.
1. Hipotermi
Suhu bayi dibawah 36 derajat Celcius.
Ditandai dengan:
Kulit bayi tampak biru dan teraba dingin
Nangis merintih
Tidak mau menetek
Pencegahan hipotermi:
Jaga kehangatan lingkungan bayi
Suhu ruangan 28-30 derajat celcius
Segera keringkan bayi setelah selesai b.a.b atau b.a.k
Memandikan bayi pertama dilakukan 6 jam setelah lahir dengan suhu tubuh
stabil (36-37, 5 derajat celcius)
Penanganan:
Hangatkan bayi seperti dekap oleh ibu, dengan selimut, dan atau penyinaran
dengan lampu
Rujuk ke fasilitas kesehatan
2. Hipertermi
Suhu bayi diatas 37,5 derajat celcius.
Ditandai dengan:
a. Kulit teraba hangat dan merah
b. Bayi rewel
c. Tidak mau menetek
d. Gejala lebih lanjut (kejang)
Pencegahan:
a. Beri ASI sesuai kebutuhan
b. Jangan membedong bayi terlalu kencang
c. Jangan menyelimuti bayi dengan selimut yang tebal
Penanganan:
a. Berikan ASI sesering mungkin
b. Longgarkan pakaian bayi
c. Atur suhu ruangan
d. Kompres bayi dengan air hangat/bayi dilap dengan handuk yang dibasahi
dengan air hangat
e. Rujuk ke fasilitas kesehatan
85
3. Hiperbilirubinemia (kuning)
Adalah suatu keadaan dimana konsentrasi bilirubin lebih dari normal yang ditandai
Ditandai dengan:
a. Seluruh permukaan kulit terlihat kuning
b. Tanda kekuningan terlihat tiga hari setelah lahir
c. Bayi tidak mau menetek
d. Bayi kurang aktif,
aktif, tidur terus.
e. Demam
f.
g. Urin
Fecesberwarna
berwarnagelap
pucat
b.
c. Diare yang berkelanjutan
Mempunyai riwayat alergi
d. Air susu ibu
Penanganan:
a. Bersihkan dan keringkan lipatan organ tubuh bayi
b. Pemberian baby crem/minyak kelapa secara merata dan tipis
c. Jangan gunakan popok/diaper terlalu ketat
d. Gunakan pakaian bayi dari bahan katun
e. Hindari pemakaian diaper terlalu sering
5. Tersedak (aspirasi)
Terjadi
ke dalamsetelah
mulutbayi
atauselesai
hidungmenyusu
bayi. kemudian muntah. Muntahan tersebut masuk
Pencegahan:
a. Sendawakan bayi setelah menyusu
b. Posisi tidur bayi setelah menyusu sebaiknya dimiringkan
86
Penanganan:
a. Segera bersihkan muntahan dari mulut atau hidung bayi
b.
c. Bebaskan jalan nafasdengan tujuan membuat bayi menangis
Lakukan penepukan
d. Rujuk ke fasilitas kesehatan
Pertumbuhan adalah peningkatan berat badan atau ukuran dari seluruh atau sebagian
tubuh misalnya bertambah berat badan atau tinggi badan, bertambah lingkar
kepala/lingkar lengan.
Menatap ke ibu.
87
Umur 3 – 6 Bulan:
Sering tengkurapkan bayi.
Gerakkan benda ke kiri dan kanan, di depan
matanya.
Perdengarkan berbagai bunyi-bunyian.
Beri mainan benda yang besar dan berwarna.
Umur 6 – 12 Bulan:
Pada umur 9 bulan: Pada umur 12 bulan:
88
Umur 1 – 2 Tahun:
Ajari berjalan diundakan/tangga.
Ajak membersihkan meja dan menyapu.
Ajak membereskan mainan.
Ajari mencoret-coret di kertas.
Ajari menyebut bagian tubuhnya.
Bacakan cerita anak.
Ajak bernyanyi.
Ajak bermain.
Berikan pujian kalau ia berhasil melakukan
sesuatu.
Pada umur 2 tahun, anak bisa: Naik tangga dan berlari-lari.
Mencoret-coret pensil pada kertas.
Dapat menunjuk satu atau lebih bagian
tubuhnya.
Menyebut 3 – 6 kata yang mempunyai arti,
seperti bola, piring dan sebagainya.
Memegang cangkir sendiri.
Belajar makan minum sendiri.
Jika pada usia 2 tahun, anak belum bisa melakukan hal tersebut diatas, bawa anak ke
pelayanan kesehatan terdekat.
Umur 2 – 3 Tahun:
Ajari berpakaian sendiri.
Ajak melihat buku bergambar.
Bacakan cerita anak.
Ajari makan dipiringnya sendiri.
Ajari cuci tangan.
Ajari buang air besar dan kecil di kamar mandi.
Jika
anakpada usia 3 tahun,
ke pelayanan anak terdekat.
kesehatan belum bisa melakukan hal tersebut diatas, periksakan
89
Umur 3 – 5 Tahun:
Minta anak menceritakan apa yang
dilakukannya.
Dengarkan ketika ia berbicara.
Jika tergagap, ajari bicara pelan-pelan.
Awasi dia mencoba hal baru.
Pada umur 5 tahun, anak bisa: Melompat-lompat satu kaki, menari, dan berjalan
lurus.
Menggambar orang tiga bagian (kepala, badan,
tangan/kaki).
Menggambar tanda silang dan lingkaran.
Menangkap bola kecil dengan kedua tangan.
Menjawab pertanyaan dengan kata-kata benar.
Menyebut angka, menghitung jari.
Bicaranya mudah dimengerti.
Berpakaian sendiri tanpa dibantu.
Mengancing baju atau pakaian boneka.
Menggosok gigi tanpa bantuan.
Jika pada usia 5 tahun, anak belum bisa melakukan hal tersebut diatas, bawa
periksakan anak ke pelayanan kesehatan terdekat.
90
Peralatan:
a. Handuk
b. Waslap
c. Bak mandi bayi/ember/baskom berisi air hangat kuku
d. Pakaian untuk ganti
e. Sabun
f. Bedak
g. Alkohol,
tali iodinepovidon dan kasa untuk
pusarnya) un tuk kompres (untuk
(u ntuk bayi yang belum lepas
Pelaksanaan:
a. Cuci tangan dan pakai celemek
b. Pintu dan jendela ditutup
c. Bayi diangkat dari tempat tidur
Caranya:
Tangan kiri/kanan memegang pergelangan kaki dengan jari telunjuk diantaranya,
tangan lain dimasukkan melalui kuduk memegang ketiak sehingga jari telunjuk
dan ibu jari mengait ketiak. Sambil menopang bayi, angkatlah bayi perlahan-lahan
lalu dipindahkan ke dalam gendongan.
Bayi diletakkan di atas meja bayi, yang diberi alas kain perlak dan handuk.
Dengan kapas depper dan air matang (dalam baskom), mata diseka dari
bagian dalam
Muka bayi ke dengan
dicuci luar. waslap tanpa memakai sabun.
Muka dikeringkan dengan 1 sudut dari handuk.
Tangan pelaku diberi sabun, dengan gerakan memutar kepala disabuni (harus
hati hati karena tekuk tulang tengah/fontanel masih belum bersambungan
sehingga masih terlihat denyutan). Dapat juga bayi diangkat secara ”football-
hold dan dengan tangan yang lain kita mencuci kepalanya di atas ember
mandi.
Keringkan kepala bayi di atas meja juga dengan gerakan memutar.
Bila ada kotoran yang melekat pada kulit kepala, maka kepala digosok dengan
baby oil dan dibiarkan semalam, biasanya kotoran akan lepas. Jika tidak,
maka perlu ditanyakan kepada dokter.
Baju/popok bayi dibuka dan dimasukkan ke dalam kerangjang pakaian kotor.
Bila bayi telah b.a.b. dibersihkan dulu bokongnya dengan kapas basah, agar
air mandi
Waslap tetap
yang bersih.
satu lagi diberi sabun lalu sabunilah leher, ketiak, badan, sela
pada dan sela bokong bayi sehingga seluruh tubuh rata disabuni.
Peganglah leher bayi dengan tangan kiri di antara ibu jari dan jari telunjuk,
jari tengah dimasukkan ke sela ketiak, jari lain di punggung bayi.
91
a. Hidung.
Bersihkan bagian luarnya saja ( cuping hidung ), untuk mengeluarkan kotoran
hidung bisa menggunakan cottonbud yang dibasahi perlahan lahan dan
jangan terlalu dalam karena dapat menimbulkan infeksi.
b. Telinga
92
Makanan Bayi
1. ASI Eksklusif
Merupakan pemberian air susu ibu secara murni (tanpa makanan tambahan lain
atau pengganti air susu ibu) sejak bayi lahir sampai usia 6 bulan (hanya diberi ASI
saja).
Manfaat ASI:
a. Mudah dicerna dan diserap oleh bayi.
b. Mengandung zat penangkal penyakit.
c. Mengandung zat gizi yang dibutuhkan oleh bayi.
d. Mengurangi terjadinya alergi.
e. Meningkatkan hubungan kasih sayang antara ibu dan bayi.
f. Praktis (kapan dan dimana saja dapat diberikan) dan ekonomis.
g. Menjarangkan kehamilan.
h. Melancarkan BAB dan mencegah diare.
i. Mencegah maloklusi (pertumbuhan gigi yang tidak beraturan).
93
Pengelolaan ASI:
ASI yang sudah diperas dapat disimpan dalam botol atau gelas yang tertutup
(plastik untuk menyimpan ASI khusus) dan dibeli label waktu pengambilan.
Penyimpanan ASI
a. Sesuai suhu lingkungan 6- 8 jam.
b. Almari es atau pendingin 2 hari.
c. Dalam freezer suhu 18- 20 derajat celcius sampai 6 bulan.
Demam
Adalah reaksi tubuh terhadap sesuatu yang mengganggu bisa karena infeksi, reaksi
peradangan atau karena cedera seperti terpukul, memar atau tumbuh gigi.
Panas juga bisa terjadi pada anak yang terpapar panas yang berlebihan, kurang
minum atau aktifitas yang berlebih.
94
Penanganan:
Cari penyebabnya, istirahatkan anak.
Beri banyak minum.
Kompres anak dengan air hangat kuku.
Usahakan suhu ruangan sejuk.
Jika panas tidak turun dalam 3 hari segera dibawa ke dokter.
Kejang
Adalah kejang yang disebabkan karena demam oleh sebab apapun..
Penanganan
1. Pencegahan:
Segera minumkan obat panas dan obat anti kejang yang disediakan dari
dokter.
Kompres tubuh anak dengan air hangat kuku untuk menurunkan suhu tubuh.
2. Saat terjadi kejang:
Tidurkan anak dengan posisi miring.
Longgarkan pakaian anak.
Keluarkan benda/makanan yang ada dimulut dengan segera karena dapat
tersedak.
Jangan memaksa membuka mulut jika mulut sudah tertutup rapat.
Jangan mengganjal gigidengan benda keras, jika khawatir lidah tergigit ganjal
dengan kain yang dilipat-lipat, tetapi tidak boleh terlalu tebal karena dapat
menutup jalan nafas.
Tidak memasukan benda apapun kemulut anak saat kejang.
Masukan obat penghilang kejang lewat dubur.
Segera bawa ke RS terutama bila terjadi kejang untuk pertama kali.
Batuk
Cara menangani:
1. Banyak minum.
2. Hindari makanan yang mengiritasi tenggorokan misalkan minum terlalu
manis,berminyak dan dingin.
3. Bila anak dibawah usia 2 tahun jangan mengobati sendiri tetapi harus dibawah
pengawasan dokter.
95
Flu/Pilek/selesma
Penyebab:
1. Alergi debu.
2. Iritasi asap.
3. Virus (paling sering terjadi).
Cara mengatasi :
1. Hindari pemicu.
2. Banyak minum.
3. Teteskan larutan garam 1 -2 tetes untuk mengencerkan lendir dan melembabkan
hidung jangan terlalu banyak karena dapat masuk ke paru-paru.
4. Bawa ke dokter bila flu sangat mengganggu.
Diare
Adalah cara badan untuk mengeluarkan sesuatu dari alat pencernaan yang tidak
diinginkan oleh tubuh.
Penyebab
1. Salah makan.
2. Terlalu banyak makan makanan pedas.
3. Makanan yang tidak terjaga kebersihannya atau karena ada kuman yang masuk
Asma
Adalah bentuk alergi yang reaksinya berupa penyempitan saluran nafas , produksi
lendir lebih banyak,dan berakibat batuk-batuk dan jalan nafas tidak lancar.
Cara mengatasi :
Pastikan anak dapat istirahat.
Hindari penyebab asma
Berikan obat-obat pelega nafas ( dari dokter)
Rujuk ke fasilitas kesehatan bila diperlukan
96
BAB V.
PERAWATAN KHUSUS
A. Perawatan Lansia
B. Perawatan ODHA di rumah
C. Penyandang Disabilitas
D. Gangguan Mental
BAB V
PERAWATAN KHUSUS
A. PERAWATAN LANSIA
1. Pengertian
Gerontology berasal dari kata Geros (lanjut usia), dan logos (ilmu). Jadi gerontology
adalah ilmu yang mempelajari tentang proses penuaan dan masalah yang akan
terjadi pada lansia (Kozier, 1987), sedangkan
s edangkan Geriatri berasal dari kata Geros (lanjut
usia) dan eatrie (kesehatan). Geriatri merupakan cabang ilmu dari gerontology,
yang artinya cabang ilmu kedokteran yang berfokus pada penyakit yang timbul
pada lansia (Black dan Jacob, 1997)
Batasan lansia
1. Middle age:menurut WHO :
45 -59 Tahun
2. Elderly: 60 -70 Tahun
3. Old (lansia): 75 – 90 Tahun
4. Very Old: > 90 Tahun
2. Proses Penuaan
Tahap dewasa merupakan tahap dimana tubuh mencapai titik perkembangan yang
maksimal. Setelah itu tubuh mulai menyusut diakibatkan karena berkurangnya jumlah
sel-sel yang ada di dalam tubuh. Sebagai akibatnya, tubuh juga akan mengalami
penurunan fungsi secara perlahan-lahan. Hal itu yang kita sebut sebagai proses
penuaan.
Menjadi tua bukanlah suatu penyakit, atau sakit tetapi suatu proses perubahan dimana
berkurang..
kepekaan bertambah atau batas kemampuan beradaptasi menjadi berkurang
Faktor- faktor yang mempercepat proses penuaan:
a. Hereditas (Keturunan)
b. Nutrisi (makanan)
c. Status kesehatan
d. Pengalaman hidup
e. Lingkungan
f. Stress
3. Tipologi Lansia
Beberapa tipe pada lansia tergantung pada karakter, pengalaman hidup, lingkungan,
kondisi fisik, mental,social dan ekonominya. Antara lain :
a. Arif bijaksana
Kaya pengalaman, dapat menyesuaikan diri pada perubahan zaman, bersikap
ramah, rendah hati, ramah, dermawan dan menjadi panutan.
b. Tipe mandiri
Mengganti kegiatannya yang hilang dengan yang baru, selektif dalam mencari
pekerjaan, tidak bergantung kepada orang lain.
97
d. Tipe pasrah
Menerima dan menunggu nasib baik, ringan kaki, melakukan pekerjaan apa
adanya dan konsep “habis gelap terbitlah terang”.
e. Tipe bingung
Kehilangan kepribadian, mengasingkan diri, minder, menyesali diri, pasif dan acuh
tak acuh.
Tipe lain dari lansia adalah Tipe optimis, tipe konstruktif, tipe dependen
(ketergantungan), tipe pemarah dan tipe serius, serta tipe putus asa.
Lansia dapat santai menikmati hidup, hasil Sering ditemui lansia yang mengalami
1 jerih payah dimasa muda, berbagai stress karena kemiskinan dan berbagai
goncangan hidup sudah berhasil dilalui. penyakit.
Kolot mempertahankan kebiasaan dan
tradisi serta keadaan yang berlaku
(konservatif), lansia tidak kreatif, menolak Tidak semua lansia bersikap dan
2
inovasi, berorientasi pada masa lalu, mempunyai pemikiran demikian
kembali ke masa kanak2 sulit berubah,
cerewet.
Masa tua dipandang sebagai masa
3 degenarasi biologis disertai berbagai Tidak semua lansia berpenyakitan
penyakit.
Pikun ( sinilitas) Tidak semua pikun banyak yang cerdas dan
4
Anggapan lansia pikun bermanfaat bagi masyarakat
Perasaan dan emosi setiap orang berubah
Lansia tidak jatuh cinta lagi dan tidak
5 bergairah pada lawan jenis sepanjang masa karena
pernah berhenti dan perasaan
tua. cinta tak
Aseksualitas
Kehidupan sex lansia normal saja dan tetap
Hubungan sex pada lansia menurun karena
6 bergairah , terbukti lansia yang ditinggal
minat, dorongan, gairah dan daya sex
meninggal ingin menikah lagi.
berkurang
98
Perubahan yang terjadi pada lansia meliputi, perubahan fisik, sosial dan psikologis.
a. Perubahan Fisik
1) Sel: Jumlah berkurang, cairan tubuh menurun, keseimbangan protein
menurun, dan mengalami pengecilan sel otak.
2) Persyarafan: Lamban dalam merespon, kurang sensitif terhadap sentuhan.
3) Sistem pendengaran: Penumpukan kotoran telinga, pengecilan membran
timpani, pendengaran berkurang.
4) Sistem penglihatan: Kehilangan respon terhadap cahaya, susah melihat dalam
kegelapan, sulit membeakan warna, menurunnya jarak pandang.
5) Sistem kardiovaskuler: katu jantung menebal dan kaku, kemampuan jantung
memompa darah menurun, tekanan darah meningkat.
6) Gastrointestinal: Kehilangan gigi geligi, indra pengecap menurun, sensitifitas
rasa lapar menurun, peristaltic menurun, konstipasi.
7) Urin: Ginjal mengecil, aliran darah ke ginjal menurun, kemampuan
mengonsentrasi urin menurun (beser).
8) Vagina: selaput lender mengering sehingga pengeluaran
pengeluaran lender menurun.
9) Sistem kulit: Kulit keriput akibat kehilangan jaringan lemak, permukaan kulit
kasar dan bersisik, menurunnya respon terhadap trauma, pertumbuhan kuku
lambat, kuku jari keras dan rapuh.
10) Muskuluskeletal (persyarafan): Pergerakan terbatas, otot kram, tremor, tulang
rapuh.
11) Respirasi: Otot pernapasan kehilangan kekuatan dan kaku, menarik napas
berat, berkurangnya kemampuan batuk.
b. Perubahan Sosial
1) Peran: single parent, post power syndrome.
2) Keluarga: kesendirian, kehampaan.
3) Teman: muncul perasaan kapan akan meninggal ketika lansia lain meninggal
dunia.
4) Abuse: kekerasan berbentuk verbal (dibentak), dan non verbal (di cubit, tidak
diberi makan).
5) Ekonomi: kesempatan untuk mendapatkan pekerjaan yang cocok bagi lansia.
6) Rekreasi: untuk ketenangan bathin.
7) Keamanan: jatuh, terpeleset.
8) Agama: melaksanakan ibadah.
9) Panti jompo: merasa di buang atau diasingkan.
c. Perubahan psikologis
Perubahan pada lansia meliputi Short term memory, frustasi, kesepian, takut
kehilangan kebebasan, takut menghadapi kematian, perubahan keinginan, depresi
dan kecemasan. Perubahan pola hidup karena status ekonomi yang terancam,
mencari teman baru, merasakan kebahagiaan yang telah dilakukan oleh lansia
tersebut.
99
a. Immobilisasi.
b. Instabilitas (mudah jatuh).
c. Intelektualitas terganggu (dimensia).
d. Isolasi (depresi).
e. Inkontinensia (beser).
f. Impotensi.
g. Imunodefisiensi (berkurangnya ketahanan tubuh).
h. Infeksi.
i. Impaksi (konstipasi).
j. Iatrogenesis (kesalahan diagnosis).
k. Insomnia (susah tidur).
l. Inaniation (malnutrisi).
m. Impairment of (gangguan pada): penglihatan, pendengaran, pengecapan, pen-
ciuman, komunikasi dan integritas kulit.
Mandi 2 kali sehari (bagi lansia aktif dianjurkan unuk mandi sendiri, tetapi
untuk lansia yang di tempat tidur memandikan sama dengan prosedur
memandikan di tempat tidur).
100
2) Perawatan Decubitus
Decubitus merupakan suatu keadaan dimana timbul luka baru akibat
penekanan yang terlalu lama pada bagian-bagian tubuh tertentu.
Luka dekubitus adalah kerusakan atau kematian kulit sampai jaringan dibawah
kulit, bahkan menembus otot sampai mengenai tulang, sehingga
mengakibatkan gangguan sirkulasi darah setempat.
Penyebab Decubitus
a) Adanya tekanan terlalu lama pada permukaan
permukaan kulit
b) Kebersihan yang kurang.
c) Kulit yang selalu lembab.
d) Kurang gizi.
e) Sering terjadi gesekan.
f) Berkurangnya jaringan lemak subkutan
g) Berkurangnya jaringan kolagen dan elastin
h) Menurunnya efisiensi kolateral kapiler pada kulit sehingga kulit menjadi
lebih tipis dan rapuh
Pencegahan decubitus
a) Penggunaan kasur/alas duduk khusus untuk decubitus.
b) Rubah posisi tidur/duduk klien setiap 2 jam sekali.
c) Gunakan bantal untuk menopang tubuh atau kaki.
d) Gunakan bantal berlubang (donat) pada daerah yang menonjol mis
tumit,bokong.
e) Gunakan minyak/cream pada daerah menonjol setelah mandi, BAB, BAK.
101
Persiapan:
Persiapan Pasien
a) Klien/Keluarga diberi penjelas tentang tujuan yang akan dilakukan
b) Atur Posisi Klien miring kiri atau kanan (Sesuai dengan letak luka
Dekubitus)
Persiapan Lingkungan
Ciptakan suasana yang tenang sebelum pelaksanaan tindakan dan
pencahayaan yang cukup.
Pelaksanaan:
a) Beritahu klien dan keluarga.
b) Tutup ruangan karena klien butuh privasi.
c) Cuci tangan sesuai prosedur.
d) Menggunakan APD.
e) Buka balutan dengan menggunakan kassa NaCL dan buang pada tempat
sampah atau kantong plastik yang telah disediakan.
f) Observasi luka, ukur panjang, lebar luka dan kedalam luka dengan
menggunakan penggaris millimeter disposable. Kemudian lihat juga
keadaan luka, derajat luka ada nada cairan atau tidak.
g) Catat dalam buku catatan harian hasil observasi.
h) Buka set steril.
i) Kasa digulungkan keujung pinset chirugi kemudian tangan yang satu
memegang pinset anatomi.
j) Bersihkan luka dengan menggunakan kassa steril yang telah di beri NaCl
0,9% dengan cara dari dalam keluar (pergerakan melingkar) sambil
memencet luka untuk mengluarkan Eksudat.
k) Kassa hanya di pakai satu kali dan di ganti lagi.
l) Ulangi pembersihan sampai semua luka bersih dan cairan eksudat keluar
m) Buang sarung tangan latex.
n) Pakai sarung tangan latex steril.
o) Gunakan Cutimed sorbad untuk luka yang banyak mengandung eksudat.
p) Tutup luka dengan menggunakan kassa steril. Jika luka masih basah atau
banyak mengeluarkan cairan maka balut luka dengan kassa sampai 7
lapisan. Dan jika luka sudah mulai kering maka 3 lapis kasa saja.
q) Fiksasi dengan menggunakan Plester atau Hipafix.
r) Buang sarung tangan latex dan kasa di tempat yang telah disediakan.
s) Bantu klien mengubah posisi yang nyaman.
t) Bersihkan alat dan buang ketempat sampah.
102
u) Rapihkan peralatan dan kantong plastik yang berisi balutan dan sarung
tangan
v) Cuci latex yang kotor.
tangan.
w) Lepaskan APD.
x) Catat dalam Catatan Harian Laporkan adanya perubahan pada luka
kepada Dokter agar mempermudah mendiagnosa.
y) Buka seluruh tirai.
c. Kebersihan Rambut
Klien lansia yang masih aktif dapat mencuci rambut sendiri, tetapi bagi klien yang
tidak dapat bangun dari tempat tidur menc
mencuci
uci sesuaik dengan prosedur mencuc
mencucii
rambut di tempat tidur.
Catatan:
Bagi klien lansia yang lumpuh / terus menerus di tempat tidur harus selalu
diusahakan dapat beristirahat dan tidur dengan
d engan nyaman.
103
3) Bila tidur terlentang (harus lurus) hendaknya diberi papan dibawah kasur.
4) Bila
diberiposisi tiduratau
ganjalan setengah duduk
memakai (semi
tempat tidurfowler)
khusus.bagian kepala sampai dada
a. Kebutuhan gizi pada lansia harus dipenuhi secara adekuat, karena untuk
kelangsungan proses penggantian sel-sel tubuh.
b. Kebutuhan kalori lansia berkurang karena menurunnya kegiatan fisik sehingga
menurunkan kalori dasar yang dibutuhkan.
c. Kalori dasar adalah kalori yang dibutuhkan untuk melakukan kegiatan tubuh dalam
keadaan istirahat (kebutuhan organ-organ tubuh).
d. Kebutuhan kalori pada lansia dianjurkan untuk tidak melebihi 1700 Cal yang
disesuaikan dengan kegiatan yang dilakukan, kebutuhan protein 1
e. gram/kgBB/hari.
Sebaiknya dikurangi makanan yang mengandung lemak hewani mis daging sapi,
daging kerbau, kuning telur, otak-otak.
f. Dianjurkan makanan tambahan yang banyak mengandung kalsium, karena
kebutuhan kalsium untuk lansia perhari adalah 14,1 mg/kgBB/hari.
g. Sebaiknya garam dikurangi berikan buah dan sayur (makanan tinggi serat) untuk
mencegah sembelit, sedangkan kebutuhan air 1500 -2000 cc /hari.
h. Berikan menu seimbang (susunan makanan mengandung semua unsur gizi yang
dibutuhkan), juga makanan beraneka ragam.
a. Pengertian
Kesegaran jasmani adalah kemampuan seseorang untuk melaksanakan tugas
sehari-hari tanpa mengalami kelelahan dan masih memiliki cadangan tenaga untuk
menikmati waktu senggangnya dengan baik.
Untuk memperoleh kesegaran jasmani yang baik harus melatih semua komponen
dasar kesegaran jasmani yang terdiri dari:
1) Ketahanan jantung, peredaran darah dan pernapasan
2) Ketahanan otot
3) Kekuatan otot serta kelenturan tubuh.
104
1) Manfaat fisiologis
Mengatur kadar gula darah
Meningkatan kualitas dan kuantitas tidur.
Meningkatkan kekuatan otot rangka.
Meningkatkan kelenturan
Meningkatkan keseimbangan gerak
2) Manfaat psikologis
Membantu memberi perasaan santai
Membantu mengurangi kecemasan
Meningkatkan perasaan senang
Meningkatkan kesehatan jiwa
3) Manfaat
sosial pemberdayaan sosial lanjut
Membantu
Meningkatkan hubungan kesetiakawanan sosial
Meningkatkan kegiatan antar generasi.
105
2) Latihan inti
Gerakan senam dilakukan berurutan dan dapat diiringi dengan musik yang
disesuaikan dengan gerakan. Gerakan latihan seperti: fleksi-ekstensi, adduksi-
4) Melengkungkan punggung
106
Ada kemungkinan ODHA perlu perawatan di rumah untuk waktu yang cukup lama,
perawatan ODHA di rumah dapat dilakukan oleh keluarga atau sahabat ODHA, juga
dapat dilakukan oleh relawan yang peduli pada ODHA dan keluarganya PMI dapat
mengajarkan bagaimana cara memberikan perawatan keluarga (PK) yang mudah dan
sederhana, namun sesuai dengan ilmu keperawatan.
HIV adalah Human Imuno - Defisiensi Virus dalam bahasa Indonesia berarti virus
yang menyerang sistem kekebalan tubuh manusia dan dapat menimbulkan AIDS.
HIV tergolong kelompok retrovirus yaitu kelompok virus yang mampu mengkopi-
cetak materi genetik dirinya ke dalam sel-sel yang ditumpanginya.
Human
Human Immunodeficiency Virus
(HIV)
HLA antigen
"Kepala"
Glikoprotein
Pengikat Asam
Selubung Inti Ribonukleat
RNA
Lapisan Lipid
Pembalik
Protein Inti
AIDS adalah Human Immunodeficiency Virus (HIV). AIDS: kumpulan gejala penyakit
akibat menurunnya sistem kekebalan tubuh oleh HIV.
ACQUIRED (didapat, bukan keturunan)
IMMUNE (sistem kekebalan tubuh)
DEFICIENCY (tidak berfungsi dengan baik)
SYNDROME (memiliki banyak gejala)
Virus sel darah putih (sel CD4) bajak sel jadikan pabrik
HIVtiruan
miliaran virus tiruan virus HIV tinggalkan sel CD4 masuk ke
sel CD4 yg lain
Sel CD4 yg ditinggalkan rusak / mati sistem kekebalan tubuh
mudah terserang penyakit
107
Sejarah HIV
1. Januari 1983, Dr. Luc Montagnier dkk (Institut Pasteur Perancis) mengisolasi virus
dari kelenjar getah bening. Dinamakan Lymphadenopathy Associated Virus (LAV).
2. Juli 1984, Dr. Robert Gallo dari Lembaga Kanker Nasional (NIC-Amerika)
menemukan virus dari ODHA. Dinamakan Human T-Lymphocytic Virus tipe III
(HTLV III).
3. Ilmuwan lain, J. Levy juga menemukan virus penyebab AIDS, dinamakan AIDS
Related Virus (ARV).
4. Akhir Mei 1986, Komisi Taksonomi Internasional sepakat memberi nama Human
Immunodeficiency Virus (HIV)
Asal-usul AIDS
a. Tidak diketahui persis darimana dan kapan tepatnya HIV/AIDS muncul.
b. Berdasarkan pemeriksaan, darah tertua yang terinfeksi HIV di Amerika adalah
c. darah tahun
Di Afrika, 1969.
darah tahun 1959.
d. Akhir 1970-an, diperkirakan HIV sudah berkembang dan meluas di daerah Sub
Sahara Afrika.
e. Semua ilmuwan setuju bahwa kasus pertama AIDS adalah laporan Gottlietb
dkk di Los Angeles pada 5 Juni 1981.
HIV/AIDS di Indonesia
a. 1983, berita tidak resmi menyatakan sedikitnya 3 kasus AIDS di Jakarta.
b. 1987, kasus AIDS resmi pertama dilaporkan pada seorang turis asing di
Bali.
c. Hingga April 1999, tercatat 671 kasus HIV+ dan 238 kasus AIDS (total
HIV/AIDS = 855).
d. Pemerintah memperkirakan sekitar 90.000 hingga 130.000 orang telah
e. terinfeksi
Pada tahun HIV padadiperkirakan
2003, akhir tahun akan
2002.terdapat sekitar 80.000 infeksi
i nfeksi baru.
Fenomena Gunung Es
Bagian es yang muncul di permukaan air hanyalah sebagian kecil jika
dibandingkan dengan bagian es yang terletak di bawah permukaan air. Menurut
WHO, di negara-negara yang belum melakukan tes HIV secara merata (karena
tidak mau secara sukarela atau sebab lainnya) maka untuk setiap kasus HIV positif
yang terdeteksi dianggap terdapat 100 orang yang sudah terinfeksi HIV tetapi
belum terdeteksi.
108
Seseorang yang terinfeksi HIV tidak langsung sakit, baru diketahui setelah bertahun-
tahun melalui tes laboratorium (tes darah), masa ini biasanya disebut dengan masa
tanpa gejala. Umur penderita ini dapat diperpanjang dengan mengkonsumsi makan
makanan yang bergizi, kerja dan istirahat (tidur) seimbang, olahraga teratur dan
terukur, serta menghindari rokok, narkoba, alkohol dan stres.
Perawatan Sehari–hari
1. Mendapatkan makanan dan nutrisi yang baik.
2. Persyaratan tata ruang (kamar tidur dan kamar mandi).
3. Membantu ODHA menjaga kesehatan dan melakukan perawatan diri.
4. Meredakan rasa sakit, demam, dan rasa tidak nyaman.
5. Membantu odha meringankan beberapa permasalahan penyakit, misalnya diare,
sakit tenggorokan dan mulut, lecet, luka pada kulit atau batuk.
6. Meredakan rasa takut dan gelisah atau depresi.
7. Mendapatkan informasi yang benar tentang HIV dan AIDS sehingga mencegah
stigma dan diskriminasi.
8. Pengobatan
oportunistik. yang meliputi antiretroviral treatment (ART) dan pengobatan infeksi
9. Dukungan psikososial untuk meredakan rasa takut, gelisah dan depresi.
109
110
4. Rasa sakit
AIDS dapat menimbulkan rasa sakit atau luka yang kronis/menahun dan rasa
gelisah:
a. Jika menyerang orang dewasa, maka minumlah 2 tablet aspirin atau asam
mefenamat 250 – 500 mmg setiap 4 jam
b. Gunakan obat-obatan topikal yg dpt mengurangi rasa sakit
c. Jika berbaring, maka ubahlah posisi ODHA secara teratur.
d. Jika terdapat pembengkakan, maka tinggikan kedua tungkai.
e. Gosok dan pijat secara lembut, ajak bercakap-cakap, bantulah ODHA merubah
posisi tidur (untuk keluarga ODHA)
111
9. Rasa bingung
ODHA mungkin menjadi pelupa, linglung, dan bingung, maka :
a. Pindahkan benda-benda yang membahayakan atau mudah pecah/goyah dari
odha.
b. Bantu/bimbing ODHA ketika berjalan.
c. Jangan meninggalkan ODHA sendirian tanpa pengawasan.
d. Jauhkan obat-obatan dari jangkauan ODHA.
Pengobatan HIV & AIDS dan kondisi lapangan/hak dan kewajiban ODHA
selama perawatan
Pengobatan HIV dan AIDS menggunakan obat Antiretroviral (ARV)/Terapi ARV.
1. Manfaat Terapi ARV
a. Mengurangi angka kesakitan dan kematian karena HIV&AIDS dapat ditekan.
b. Menurunkan jumlah virus.
c. Meningkatkan kekebalan tubuh.
d. Mengurangi resiko penularan.
e. Penyakit oportunistik (penyerta) menjadi lebih mudah diatasi
f. Infeksi oportunistik menjadi lebih jarang ditemukan.
2. Persiapan Penggunaan
Setelah ditentukan kapan menggunakan ARV, maka perlu pertimbangan:
a. Manfaat bagi ODHA
b. Pertimbangan biaya
c. Kesiapan petugas Kesehatan
d. Kepatuhan minum obat
e. Kesinambungan obat ARV
f. Pemantauan hasil pengobatan
g. Efek samping
112
3. Efek Samping
Dapat berupa reaksi alergi gatal-gatal, bercak merah pada kulit atau merah. Efek
samping jangka pendek: mual, muntah, mencret, sakit kepala, lesu, dan susah
tidur (terjadi setelah minum ARV).
2. Kewajiban ODHA
a. Menjelaskan masalah kesehatan dengan jelas dan terbuka agar dokter bisa
memberikan pengobatan yang tepat.
b. Mengatakan kepada dokter jika tidak mengerti kondisi dan cara perawatan diri
dan meminta penjelasan.
c. Mengatakan kepada dokter jika anjuran tidak dapat dilaksanakan.
d. Jika ada obat-obatan lain yang dikonsumsi seperti obat tradisional atau napza,
harus dikatakan kepada dokter.
Penanganan jenazah ODHA
Tubuh yang sakit bila meninggal dunia dalam beberapa jam masih mungkin
mengandung kuman atau virus penyebab penyakit.
Sebagai contoh dalam tubuh seorang penderita hepatitis akan terdapat virus hepatitis
begitupun pada odha terdapat HIV, sehingga bila orang tersebut meninggal di mana
cairan tubuhnya masih mengandung virus tersebut dan potensial dapat menularkan
kepada orang yang menyelenggarakan jenazah, oleh karena itu perlu diperhatikan
faktor penularan dalam merawat jenazah yang dapat dilaksanakan dengan cara
sederhana.
Upaya pencegahan penularan terutama sekali ditujukan pada cairan tubuh jenazah (air
ludah, darah, air seni, tinja, air mata), bila cairan tubuh tersebut kontak langsung
dengan selaput lendir atau kulit terluka ada kemungkinan resiko penularan.
113
b. Memandikan janazah
Pada waktu memandikan, penyelenggara jenazah perlu memakai sarung
tangan dan kacamata untuk menghindari cairan tubuh mengenai permukaan
tangan dan mata, sebaiknya hindari percikan air yang mungkin berisis cairan
tubuh, untuk itu dapat digunakan baju pelindung berupa jas hujan yang
dipakai terbalik, bila keberatan memakai baju pelindung tidak mengapa
asalkan baju yang telah dipakai harus dianggap tercemar cairan tubuh
sehingga harus segera dicuci stelah baju tersebut direndam di air mendidih
atau cairan pembunuh kuman.
Bila dikuatirkan terkena air pencuci, maka sebaiknya air buangan juga diberi
cairan pembunuh kuman.
c. Mengkafani.
Pada waktu mengkafani juga harus dijaga agar air atau cairan tubuh tidak
mengenai tubuh penyelenggara, pada proses mengkafani tidak banyak
berhubungan dengan air, maka APD yang dipakai
d ipakai cukup sarung tangan.
Sesuai pedoman dari Departemen Kesehatan yang baru, tidak ada lagi
keharusan untuk membungkus jenazah odha dengan plastik.
114
C. PENYANDANG DISABILITAS
a. Disabilitas Netra
Disabilitas netra membutuhkan deskripsi secara audio visual terkait dengan
tempat–tempat penting sehari-hari disekitar klien, seperti: pintu, keluar rumah,
pintu kamar, dapur, kamar mandi, dll, kemudian terkait bagaimana melakukan
kegiatan sehari-hari seperti, mencuci, menyetrika, menyapu dll.
115
c. Disabilitas Daksa
Disabilitas daksa
daksa memiliki h hambatan
ambatan mobilitas dan gerak karena adanya
kelainan pada sistem otot, tulang dan persendian yang bersifat primer atau
sekunder, contoh : polio, paraplegia , cerebral palsy (CP).
116
Penyandang Disabilitas Autis, Mental Retardasi, dan Cerebral palsy berat perlu
mendapatkan penangan khusus dari tenaga medis atau profesional kemudian
dilanjutkan dengan latihan sederhana secara rutin di rumah oleh keluarga.
117
D. GANGGUAN MENTAL/JIWA
Pengertian
Gangguan mental/jiwa merupakan kumpulan gejala atau perubahan pola perilaku atau
psikologik seseorang yang cukup bermakna, dan secara khas berkaitan dengan suatu
gejala penderitaan
manusia. atau disfungsi
Atau adanya gangguandalam
di dalam
segisatu atau lebih
perilaku, fungsi atau
psikologik yang biologik
penting dan
dari
gangguan itu tidak semata-mata terletak di dalam hubungan antara orang dengan
masyarakat.
Gangguan ini dapat bersifat hanya sementara saja, atau dapat juga berulang-ulang
seperti pada kasus Schizophrenia.
Orang Neurotik secara mental masih dapat berfungsi secara normal dalam berbagai
cara. Sering menyadari gejala-gejala yang timbul pada dirinya.
Orang Psikotik sering tidak mampu merawat dirinya dan dia tidak menyadari gejala-
gejala yang timbul pada dirinya.
118
1. Psikofarmaka
Penanganan klien gangguan jiwa dengan cara memberikan terapi obat-obatan.
Terapi obat diberikan dalam jangka waktu relatif lama, berbulan-bulan, bertah
bertahun-
un-
tahun bahkan mungkin untuk seumur hidup.
2. Psikoterapi.
Psikoterapi ini bermacam-macam bentuknya antara lain psikoterapi suportif
dimaksudkan untuk memberikan, doronga
dorongan,
n, semangat dan motiva
motivasi
si agar klien
tidak merasa putus asa dari semangat juangnya.
3. Psikososial
Dengan terapi ini dimaksudkan agar klien mampu kembali beradaptasi dengan
terapi lingkungan sosialnya dan mampu merawat diri, mampu mandiri dan tidak
menjadi beban keluarga klien selama menjalani terapi psikososial hendaknya
masih tetap mengkonsumsi obat psikofarmaka.
4. Psiko religius.
Terapi keagamaan ternyata masih bermanfaat bagi klien gangguan jiwa dari
penelitian didapatkan kenyataan secara umum komitmen berhubungan dengan
manfaatnya di bidang klinik. Terapi keagamaan ini berupa kegiatan ritual
keagamaan seperti: Sembahyang, berdoa, memanjatkan puji- pujian kepada
Tuhan, ceramah keagamaan, kajian kitab suci dsb.
5. Rehabilitasi
Program rehabilitasi penting dilakukan sebagai persiapan penempatan kembali ke
keluarga dan masyarakat. Program ini biasanya dilalukan evaluasi di lembaga
(institusi) rehabilitasi misalnya di Rumah Sakit Jiwa, dalam program rehabilitasi
dilakukan berbagai kegiatan antara lain; terapi kelompok, menjalankan ibadah
keagamaan bersama, kegiatan kesenian, terapi fisik berupa berolah raga,
keterampilan, berbagai macam kursus, bercocok tanam rekreasi dll. Secara berkala
dilakukan evaluasi paling sedikit dua kali, yaitu evaluasi sebelum klien mengikuti
program rehabilitasi dan evaluasi pada saat klien akan dikembalikan ke
masyarakat. Pada umumnya program rehabilitasiini berlangsung antara 3 – 6
bulan dan secsecara
ara berk
berkala
ala dilak
dilakukan.
ukan.
119
BAB VI.
PERAWATAN PENYAKIT KHUSUS DI RUMAH
A. Perawatan Penyakit khusus di rumah
B. Penyakit Tropis
BAB VI
PERAWATAN PENYAKIT KHUSUS DI RUMAH
1. Stroke
Pengertian
Stroke adalah penyakit yang diakibatkan oleh gangguan sirkulasi darah di otak
secara mendadak, disebabkan oleh berkurangnya sirkulasi darah ke otak, kadang
oleh perdarahan atau sumbatan.
120
2. Asma
Pengertian
Asma suatu bentuk reaksi alergi tubuh terhadap alergen yang masuk dalam
saluran pernafasan yang reaksinya berupa penyempitan saluran nafas, produksi
lendir lebih banyak dan berakibat batuk-batuk dan jalan nafas tidak lancar.
Serangan asma merupakan reaksi tubuh terhadap pemicu. Pemicu asma mungkin
berbeda untuk setiap penderita asma diantaranya:
a. Menghisap asap rokok atau kayu bakar.
b. Menghirup udara berpolusi.
c. Menghisap zat-zat penyebab iritasi (lecet) seperti parfum, pembersih lantai,
sabun, dan lainnya.
d. Menghirup zat penyebab alergi misalnya debu, jamur bulu binatang
kucing/anjing.
e. Infeksi saluran pernafasan misalnya flu atau radang paru-paru.
f. Terkena udara dingin/panas.
g. Kelelahan fisik.
h. Gangguan emosional misalnya marah, takut, frustasi.
121
Insulin adalah sejenis hormon yang di produksi oleh pankreas dan berfungsi
untuk mengendalikan kadar gula dalam darah.
122
Jenis – Jenis
a. Diabetes Mellitus (DM) tipe I.
Biasanya menimbulkan gejala sebelum usia klien 30 tahun, gejala dapat
muncul kapan saja.
b. Diabetes Mellitus (DM) tipe II.
Biasanya dialami saat klien berusia 30 tahun atau lebih, dan klien tidak
tergantung dengan insulin dari luar tubuh, kecuali pada keadaan-keadaan
tertentu.
c. Diabetes Mellitus (DM)gestasional.
Yakni DM yang terjadi pada ibu hamil, yang disebabkan oleh gangguan
toleransi glukosa pada klien tersebut.
Penyebab
Seringkali
faktor orang menganggap
keturunan
keturunan. penyakit
. Padahal faktor Diabeteshanya
keturunan Melitus
20 (DM), semata
persen. disebabkan
Penyebab utama
penyakit yang kerap disebut kencing manis, adalah pola hidup.
hidup. Pola hidup yang
mengkonsumsi makanan tinggi kalori, obesitas, rendah serat, dan jarang olahraga.
h.
i. Jika mengalami
Perubahan luka,seperti
perilaku butuh mudah
waktu lama untuk dapat sembuh.
tersinggung.
j. Penglihatan menjadi kabur.
k. Bisul yang hilang timbul.
Pencegahan
a. Lakukan lebih banyak aktivitas fisik, berjalan cepat selama 20 – 30 menit
setiap hari.
b. Mengkonsumsi makanan tinggi serat.
c. Jaga pola makan (gizi seimbang).
d. Kurangi lemak hewani.
e. Cegah obesitas.
f. Kurangi konsumsi gula / manis-manis.
g. Berhenti merokok.
h. Hindari lemakolahan
pada produk trans dan
(minyak sayur
makanan terhidrogenasi)
cepat saji. yang banyak digunakan
123
Gunting plester
Plester
Bengkok
Pelaksanaan Perawatan
a. Mempersiapkan peralatan.
b. Mencuci tangan sesuai prosedur.
c. Memakai APD.
d. Mendekatkan peralatan.
e. Atur posisi klien.
f. Buka balutan luka.
g. Bersihkan luka dengan menggunakan NaCl 0,9 persen. Apabila tidak ada NaCL
bisa menggunakan air rebusan daun jambu biji (5 lembar daun jambu biji di
rebus
mampu dalam 1 liter airbau
menggurangi sampai
khasmenjadi 0,5dan
pada luka liter), cairan tersebut
melancarkan telah terbukti
peredaraan darah.
h. Berikan obat luka sesuai anjuran dokter.
i. Keringkan luka dengan kassa steril.
j. Tutup luka dengan menggunakan kassa/balutan modern yang sesuai (cotimed
sobart).
k. Plester/filsasi dengan menggunakan plester yang aman/hypoalergi, plester
tertutup semua bagian kassa (bukan hanya pinggir kassa), utk menjamin
balutan dapat bertahan lama dan mencegah balutan kotor.
l. Pakai kaos kaki yang lembut, nyaman dan
menyerap keringat (terutama saat keluar
rumah) untuk menghindari balutan kotor
juga memberikan rasa nyaman pada
penderita.
m.
n. Lepaskan APD. sesuai prosedur.
Mencuci tangan
o. Perhatian apabila ada nanah atau luka
bertambah parah, segera rujuk ke
fasilitas kesehatan.
p. Anjurkan klien untuk cek gula secara
rutin.
4. Hepatitis
Pengertian
Hepatitis adalah peradangan pada hati yang terjadi
karena invasi bakteri, cedera oleh agen fisik atau kimia
(non Viral)adalah
Hepatitis atau oleh infeksi
suatu virusperadangan
proses (Hepatitis A,B,C,D,E).
hati yang
dapat disebabkan oleh infeksi virus dan oleh reaksi
toksik dari obat- obatan serta bahan- bahan kimia.
124
i. Memberikan
dan keluarga.informasi tentang pencegahan/ penularan hepatitis kepada klien
j. Menjelaskan pentingnya mencuci tangan kepada klien, keluarga dan
pengunjung lainnya.
Sumber: https://nurulnetku.blogspot.com
125
Bengkak pada kaki dan tungkai bawah.
Pencegahan
Pola hidup bersih dan sehat: makanan gizi seimbang, banyak minum air putih,
hindari minuman keras/ beralkohol, hindari minuman berenergi secara rutin dan
berlebihan, beraktifitas secara rutin.
Perawatan
Prinsip diet pada gagal ginjal kronis hanya bersifat membantu memperlambat
progresivitas gagal ginjal kronis, berupa:
a. Asupan makanan rendah protein, dengan anjuran kalori 30 – 35
Kkal/kgBB/hari. Dianjurkan sumber protein hewani yang nilai biologisnya
tinggi seperti telur, daging, ikan dan ayam.
b. Karena adanya kenaikan kadar serum magnesium, kalium dan fosfor, maka
hindari makanan yang kaya elektrolit seperti pisang, kacang hijau, air kelapa
muda (banyak mengandung Kalium). Apabila memerlukan obat
maag/antasida, jangan menggunakan antasida yang mengandung
Magnesium.
c. Pembatasan garam sampai 3 gram per
hari.
d. Suplemen vitamin D3, asam folat dan
vitamin B6 (untuk pembentukan sel darah
merah), dapat diberikan dengan resep
dokter, dengan suplemen vitamin C tidak
boleh lebih dari 100 mg.
e. Pembatasan asupan cairan apabila ada
edema atau asites, dan dengan
memperhatikan volume urine yang
diekskresikan.
6. TBC (Tuberkulosis)
Pengertian
Tuberkulosis Paru (TB Paru) adalah penyakit infeksi yang terutama menyerang
paru dan dapat juga ditularkan kebagian tubuh lainnya, termasuk ginjal,
tulang, dan organ tubuh lainnya.
126
Perawatan
a. Pencegahan terhadap penyakit TBC dapat dilakukan dengan tidak melakukan
kontak udara dengan penderita
b. Berikan makanan tinggi kalori dan tinggi protein.
c. Dampingi klien untuk minum obat secara teratur dan sesuai dengan anjuran
dokter tidak boleh terputus selama 6 bulan pertama.
d. Sebaiknya peralatan makan terpisah selama TB masih dikatakan aktif (cuci
dan dijemur).
e. Menerapkan hidup bersih dan sehat
f. Rumah harus baik ventilasi udaranya dimana sinar matahari pagi masuk ke
dalam rumah.
g. Tutup mulut dengan tisu bila batuk serta tidak meludah/mengeluarkan dahak
di sembarangan tempat dan menyediakan tempat ludah yang tertutup.
h. Mengurangi aktivitas kerja serta menenangkan pikiran.
7. Hipertensi (Tekanan Darah Tinggi)
Pengertian
Hipertensi adalah tekanan darah sama atau lebih dari 140/90 mmHg.
Kategori hipertensi
Kategori Sistolik Diastolik
Normal < 120 mmHg dan < 80 mmHg
Pra Hipertensi 120 – 139 mmHg atau 80 – 89 mmHg
Hipertensi stadium 1 140 – 159 mmHg atau 90 – 99 mmHg
Hipertensi stadium II 160 mmHg 100 mmHg
127
8. Penyakit Jantung
Pengertian
Jantung merupakan organ kecil terletak di tengah-tengah dada sedikit
kesebelah kiri tulang dada dan sebagian lagi tertutup paru–paru.
Pada beberapa individu serangan dapat disebabkan oleh olah raga yang
berlebihan makan terlalu banyak, reaksi emosional, bahkan cuaca dingin.
128
4) Perawatan di rumah:
Berhenti merokok (apabila merokok).
Turunkan berat badan bila mengalami overweight.
Sedapat mungkin hindari aktifitas yang menyebabkan nyeri.
Konsumsi obat-obatan sesuai anjuran dokter.
Lakukan olahraga dengan frekwensi sedang.
Jangan memaksa klien melakukan sesuatu diluar batas kemampuan
klien.
Apabila memungkinkan
Jangan lakukan
bepergian apabila cuacasegala sesuatu
sangat secara
dingin, perlahan.
apabila perlu pakai
baju hangat.
129
c. Gagal Jantung
Adalah suatu keadaan dimana jantung sudah tidak mampu memompakan
darah ke seluruh tubuh sesuai kebutuhan tubuh untuk hidup normal. Gagal
jantung bisa berkembang setelah kerusakan otot jantung atau biasa
berkembang sedikit – sedikit sebagai respon terhadap stres yang berlangsung
lama, dan bisa disebabkan oleh Hypertensi.
130
9. Patah Tulang
Pengertian
Patah tulang adalah terputusnya jaringan tulang baik sebagian atau seluruhnya.
131
b. Immobilitas.
Tulang yang patah tidak boleh bergerak, hal ini dapat dicapai dengan tidak
bergerak atau fiksasi internal.
Di bawah ini adalah beberapa saran agar patah tulang cepat sembuh,
antara lain:
c. Bila klien menggunakan gips hal – hal yang harus diperhatikan antara lain:
1) Perhatikan ujung jari tangan atau jari kaki yang dipasang gips apabila :
bengkak, biru, nyeri, susah digerakan, lanjutkan dengan pemeriksaan
menekan kuku jari tangan atau kaki, kemudian lepaskan jika dalam
waktu 2 detik warna kuku tidak berubah menjadi merah muda gips terlalu
ketat. Apabila perubahan lambat segera informasikan ke tenaga
kesehatan/medis.
2) Jangan pernah menusukan benda tajam kebawah gips apabila gatal,
disarankan untuk menggaruk bagian tubuh, terkadang membantu.
3) Kalau gips rusak konsultasikan kepada dokter dan fisioterapis disarankan
RS pastikan bahwa semua latihan yang diajarkan fisioterapis dilakukan
secara teratur.
4) Apabila penderita pada masa penyembuhan perlu menggunakan kruk
atau tongkat pastikan maka pastikan tingginya tepat. Tongkat digunakan
pada sisi tungkai yang tidak mengalami cedera.
d. Berhenti merokok.
Perokok memiliki kepadatan mineral tulang yang kurang di banding non
perokok. Perokok juga akan mengalami penyembuhan tulang yang lebih lama,
karena gangguan aliran darah.
e. Latihan.
Latihan berperan penting dalam membantu memperkuat otot-otot di area
yang terlibat. Latihan pada patah tulang dan tulang retak harus dilakukan
hati-hati dan harus di sesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan.
132
10. Kanker
Pengertian
Kanker adalah penyakit yang disebabkan oleh adanya pertumbuhan sel yang
abnormal, deteksi awal sangat penting. Apabila kanker berkembang di salah
satu bagian tubuh dan tidak diobati dapat menyebar ke bagian tubuh yang
lain secara cepat.
133
b. Nyeri
Penanganan nyeri dapat dikonsultasikan dengan dokter sesuai dengan
kebutuhan.
c. Psikis
Pelaku PK dan keluarga harus memantapkan diri perawatan psikis untuk
kenyamanan klien, membangun suasana hati klien tetap baik sehingga klien
terhindar dari kecemasan, ketakutan dan hindari tekanan mental yang tidak
diperlukan. Keluarga dianjurkan harus lebih dekat dengan klien dan sering
berkomunikasi, dan mempersiapkan keluarga untuk menghadapi kemungkinan
terburuk.
B. PENYAKIT TROPIS
1. Demam Tifoid
Pengertian
Adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh kuman salmonsella typhi.
Penyakit ini erat kaitannya dengan kebersihan atau hygienitas karena bakteri
penyebab tifoid senang hidup di makanan kotor ataupun tanah. Sehinggabila
seseorang mengkonsumsi makanan kotor pada saat daya tahan tubuhnya
menurun maka dapat terserang penyakit tifoid.
Tanda dan Gejala
Gejala penyakit tifoid tidak khas, seringkali gejala awal seperti flu atau radang
tenggorokan. Pada tahap lanjut gejala tifoid seperti demam berdarah, adapun
gejalanya antara lain:
a. Demam dengan suhu diatas 38 derajat Celsius.
Demam pada tifoid cukup khas, pada minggu pertama setelah terinfeksi
bakteri tifoid klien akan mengalami demam ringan, tetapi demam semakin hari
semakin meningkat, dan akhirnya demam tinggi terjadi pada minggu kedua
dengan ciri demam pada waktu sore hari dimana klien merasa menggigil, kaki
dan tangan terasa dingin sedangkan badan terasa panas.
b. Bradikardia relatif yaitu jumlah nadi per menit tidak sesuai dengan
meningkatnya suhu klien karena pada kondisi lain bila suhu meningkat nadi
ikut meningkat tetapi pada kondisi tifoid suhu meningkat tetapi nadi tidak
meningkat.
c. Lidah penderita tifoid cukup khas yakni keputihan pada bagian tengah lidah
dan memerah di bagian pinggir.
d. Keluhan pada saluran pencernaan berupa mual, sukar BAB atau sebaliknya
BAB encer.
e. Mata merah, sakit kepala, sesak nafas, pegal-pegal, nyeri sendi, dan lainnya.
134
Penanganan klien dengan demam tifoid yang perlu diketahui oleh pelaku
PK
a. Jika klien tanpa komplikasi dapat diobati dengan rawat jalan (di rumah).
b. Pelaku PK dan klien diharuskan mencuci tangan dengan benar untuk
menghindari infeksi silang.
c. Buanglah urine dan tinja secara aman.
d. Klien dianjurkan istirahat untuk mencegah komplikasi dan mempercepat
penyembuhan.
e. Makanan yang diberikan lunak dan akhirnya nasi sesuai dengan tingkat
kesembuhan klien.
f. Pada kasus tifoid yang berat segera dirujuk ke fasilitas kesehatan (dirawat di
Rumah Sakit).
Pencegahan
a. Hidup sehat dengan menu makanan seimbang.
b. Tidak jajan sembarangan.
c. Selalu mencuci tangan setiap sebelum dan sesudah melakukan aktifitas
misalnya mau makan,sehabis dari kamar mandi.
Adapun gejala pada klien demam berdarah dengue (DBD) sebagai berikut:
a. Demam tinggi mendadak 2 s/d 7 hari kadangkala bersifat bifasik (seperti
pelana kuda) yakni panas akan turun di hari ke 3 atau ke 4 tetapi hari
berikutnya naik kembali.
b. Ruam pada kulit.
c. Nyeri di belakang mata.
d. Manifestasi perdarahan ditandai dengan:
1) Ptekhie yakni bintik-bintik merah kehitaman pada kulit yang apabila kulit
direnggangkan warna kulit tetap terlihat, ini adalah ciri khas bintik kulit
pada DBD karena akibat gigitan nyamuk biasanya warna kulit tidak
terlihat jika kulit direnggangkan.
135
2) Mimisan (epistaksis).
3) Muntah darah (hematemesis).
4) BAB berdarah biasanya berwarna hitam (melena).
Catatan:
Biasanya setelah klien dirawat di Rumah Sakit dilakukan pemeriksaan darah.
Pencegahan
a. Untuk mencegah penyakit DBD, nyamuk Aedes Aegypti harus di berantas.
b. Cara tepat untuk memberantas nyamuk Aedes Aegypti adalah memberantas
jentik – jentiknya ditempat berkembang biaknya. Cara ini dikenal dengan
Pemberantasan Sarang Nyamuk DBD (PSN – DBD).
c. Oleh karena tempat – tempat berkembang biaknya terdapat di rumah–rumah
dan tempat–tempat umum maka setiap keluarga harus melaksanakan PSN–
DBD secara teratur sekurang–kurangnya seminggu sekali.
Penerapan
Penerapan
Sebagai individu: Anda dapat melibatkan seluruh anggota keluarga untuk
melaksanakan PSN–DBD dengan cara–cara antara lain sebagai berikut:
1) Menguras bak mandi sekurang – kurangnya 1 minggu sekali.
2) Menutup rapat – rapat tempat penampungan air.
3) Mengganti air vas bunga/ tanaman air tiap hari.
4) Mengganti ait tempat minum burung.
5) Menimbun barang – barang bekas yang dapat menampung air.
3. Chikungunya
Pengertian
Chikungunya adalah penyakit virus yang menyerang
manusia melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti atau
Aedes albopictus.
Penyebab Chikungunya
Gigitan nyamuk virus chikungunya tidak bisa menyebar secara langsung dari satu
orang ke orang lainnya. Penyakit ini disebabkan oleh virus yang menyebar melalui
gigitan nyamuk Ae. aegypti atau Ae. albopictus, dua jenis nyamuk yang juga dapat
menyebabkan virus demam berdarah.
berdarah. Umumnya nyamuk-nyamuk ini menyerang
di siang hari, namun gigitan terutama terjadi saat dini hari dan sore hari.
Gejala Chikungunya
136
Setelah tergigit nyamuk yang membawa virus, gejala akan mulai terasa pada 4-8
hari, namun juga dapat dimulai sejak 2-12 hari setelah gigitan. Gejala-gejala
awalnya menyerupai gejala-gejala flu.
flu.
a. Demam - berawal secara tiba-tiba; salah satu gejala utama chikungunya
b. Nyeri sendi - keparahannya bisa sampai menghambat gerakan tubuh
penderita; gejala ini bisa bertahan selama berminggu-minggu dan juga
merupakan gejala utama chikungunya. Gejala ini umumnya muncul tidak lama
setelah gejala demam mulai dirasakan.
c. Nyeri otot
d. Kedinginan
e. Sakit kepala tidak tertahankan
f. Ruam atau bintik-bintik merah di sekujur tubuh
g. Kelelahan
h. Mual dan muntah
4. Dyphteri
Pengertian
Diphteria adalah penyakit yang sangat menular disebabkan oleh bakteri
Coryne bakteri dyphterie cara penularan lewat udara, percikan ludah, atau
dahak klien, kontak langsung dengan klien dan benda-benda yang tercemar
oleh bakteri diphteri dan penderitanya bisa dari segala golongan umur mulai
dari bayi hingga manula tetapi kelompok terbesar adalah balita.
Gejala
137
Komplikasi
a. Kematian akibat sesak nafas.
b. Toksin dari bakteri Diphteri dapat meracuni otot jantung,dan syaraf pada
akhirnya terjadi radang otot jantung (Myocarditis).
c. Terjadi Neuritis atau radang syaraf dapat melemahkan otot jantung sehingga
bisa meninggal mendadak akibat gagal jantung.
Diagnosis
Usap teggorokan untuk pemeriksaan kultur (biakan bakter), pemeriksaan
mikroskopik dengan pewarnaan klhusus.
Pencegahan
a. Imunisasi dasar dan ulangan DPT (Difteri, Pertusis dan Tetanus ) atau dalam
bentuk kombinasi DPT, HIB, dan bentuk Hepatitis B.
b. D T atau T di ulang setiap 10 tahun.untuk remaja dan dewasa dpat di Yankes.
5. Gajah)
Filariasis (penyakit Kaki Gajah)
Pengertian
Filiariasis atau penyakit kaki gajah adalah penyakit menular yang disebabkan
oleh cacing Filaria yang ditularkan melalui berbagai jenis nyamuk.
138
Cara Penularan
Penyakit ini ditularkan melalui nyamuk yang menghisap darah seseorang yang
telah tertular sebelumnya. Darah yang terinfeksi dan mengandung larva dan akan
ditularkan ke orang lain pada saat nyamuk yang terinfeksi menggigit atau
menghipas darah orang tersebut. Tidak seperti Malaria dan Demam berdarah,
Filariasis dapat ditularkan oleh 23 spesies nyamuk dari genus Anopheles, Culex,
Mansonia, Aedes & Armigeres. Karena inilah, Filariasis dapat menular dengan
sangat cepat.
Gejala klinis
Gejala Filariais Akut dapat berupa:
a. Demam berulang-ulang selama 3-5 hari, demam dapat hilang bila istirahat
dan muncul lagi setelah bekerja berat
b. Pembengkakan kelenjar getah bening (tanpa ada luka) didaerah lipatan paha,
ketiak (lymphadeniti
(lymphadenitis) yang tampak kemerahan, panas dan sakit.
c. Radang saluran kelenjar getah bening yang terasa panas dan sakit yang
menjalar dari pangkal kaki atau pangkal lengan kearah ujung (retrograde
(retrograde
lymphangitis)
d. Filarial abses akibat seringnya menderita pembengkakan kelenjar getah
bening, dapat pecah dan mengeluarkan nanah serta darah.
e. Pembesaran tungkai, lengan, buah dada, buah zakar yang terlihat agak
kemerahan dan terasa panas (early lymphodema).
Diagnosis
Bila seseorang tersangka Filariasis ditemukan tanda-tanda dan gejala klinis,
diagnosis dilakukan dengan pemeriksaan darah jari yang dilakukan mulai pukul
20.00 malam waktu setempat. Seseorang dinyatakan sebagai penderita Filariasis,
apabila dalam darah ditemukan mikrofilaria.
Pencegahan
a. Memeriksakan dirinya kepada petugas kesehatan terhadap kemungkinan
adanya gejala-gejala klinik penyakit. Atau dilingkungan sekitar ada yang
terkena penyakit kaki gajah.
b. Berusaha menghindarkan diri dari gigitan nyamuk penular dengan tidur
menggunakan kelambu, menutup lubang-lubang angin pada rumah dengan
kasa halus, tidak membiarkan ternak di sekitar rumah, membunuh nyamuk
menggunakan obat nyamuk semprot maupun bakar, mengoleskan lotion anti
nyamuk atau lainnya pada kulit sebagai pencegahan.
c. Membersihkan tanaman air pada rawa-rawa yang merupakan tempat
perindukan nyamuk, menimbun, mengeringkan atau mengalirkan genangan
air sebagai tempat perindukan nyamuk.
d. Membersihkan semak-semak disekitar rumah.
139
Perawatan
Bagi penderita tetap membutuhkan perawatan yang tepat untuk mengurangi
penderitaan dan rasa sakitnya, yakni dengan cara:
Bagi yang sudah menderita penyakit filariasis, mungkin sulit disembuhkan atau
bisa disembukan dengan total, namun kondisi mereka tidak bisa pulih seperti
sebelumnya. Artinya, beberapa bagian tubuh yang membesar tidak bisa kembali
normal seperti sedia kala dan tidak dapat bekerja secara optimal. Tubuh yang
membesar tersebut dapat dilakukan dengan jalan operasi.
140
DAFTAR ISTILAH
6. Cutimed Sobart: Jenis pembalut untuk menyerap luka yang bau dan bernanah
(luka gangren pada Diabetes Melitus).
7. Diaper: Popok
10. Dyalisis: Perpindahan cairan dari larutan yang pekat ke larutan yang lebih cair
melalui selaput. Biasanya dilakukan pada proses cuci darah.
11. Generatif: Penyakit yang mengiringi proses penuaan. Penyakit ini terjadi seiring
bertambahnya usia.
13. Inkontinensia urine: BAK yang keluar tidak berasa (ngompol biasa pada orang
tua).
17. Kolostrum: Susu jolong ASI yang keluar dari Ibu Post Partum 1-3 hari yang
sangat berguna untuk bayi.
19. Laktoferin: Protein yang mengikat dan mentransfer ion Ferum terdapat dalam
jumlah tinggi pada ASI dan colostrum berupa
berup a enzim.
141
24. Morning sickness: Perasaan mual, muntah, dan pusing yang terjadi pagi hari
pada wanita hamil.
25. NGT (Naso Gatrik Tube): Alat yang dimasukkan kepada kedalam lambung
melalui hidung untuk pemberian makanan.
27. Prematur: Bayi lahir dengan berat badan rendah atau dengan umur kehamilan
kurang.
33. Windring: Alat untuk mencegah decubitus yang terbuat dari karet berisi udara.
142
Petugas
(……………………………………………..)
143
DAFTAR PUSTAKA
1. Anonim. Penjelasan Umum Konsep & Ruang Lingkup Tema “Community &
Preventive Medicine”. http://www.u
http://www.uplek.org/pdf/CPM
plek.org/pdf/CPM2_penjelasanum
2_penjelasanumum.pdf
um.pdf
2. Anonim. 2008. Perubahan Iklim dan Dampaknya pada Kesehatan.
http://www.sehatgroup.web.id/
http://www.seh atgroup.web.id/isiHigh.asp?highID =30.
isiHigh.asp?highID=30
3. Anonim. 2001. Pedoman Nasional Penanggulangan Tuberkulosis.
Tuberkulosis. Jakarta:
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
4. Azrul Azwar. 1989. Epidemiologi Hipertensi. http://www.kalbe.co.id.
5. Anonim. 2001. Pedoman Nasional Penanggulangan Tuberkulosis.
Tuberkulosis. Jakarta:
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
6. Brunner & Suddart, 2002, Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, Vol 3, Edisi 8,
Penerbit RGC, Jakarta.
7. Brunner & Suddarth. 2002. Keperawatan Medikal-Bedah.
Medikal-Bedah. Jakarta: EGC
8. Buku Panduan Perawatan Kedaruratan di Rumah: Palang Merah Indonesia,
Tahun 2011.
9. Carpenito, L.J., 1999, Rencana Asuhan dan Dokumentasi Keperawatan, edisi 2,
Penerbit EGC, Jakarta.
10. Depkes RI, 2003, Pedoman Pelaksanaan Kewaspadaan Universal di Pelayanan
Kesehatan: Direktorat Jenderal Pemberantasan Penyakit Menular &
Penyehatan.
11. Doengoes, Marilynn E. Et al. 1999, Rencana Asuhan Keperawatan. Jakarta
:Penerbit Buku Kedokteran EGC.
12. Departemen Kesehatan Direktorat Jenderal Pemberantasan Penyakit Menular
dan Penyehatan Lingkungan- pedoman pelaksanaan kewaspadaan universal di
pelayanan kesehatan tahun 2003 Indonesia.
13. Departemen Kesehatan RI Dirjen PPM & PL, Buku 6. Pedoman Promosi
Kesehatan dalam Eliminasi Penyakit Kaki Gajah. 2006.
14. Emergency care, - 16th ed./Da niel Limmer, Michael F.O’Keefe; medical editor,
Edward T. Dickinson; legacy authors, Harvey D. Grant, Robert H. Murray, Jr., J.
David Bergeron
15. http://tutorialkuliah.blogspot.com/2009/12/komplikasi-tbc.html
16. http://medicastore.com/tbc/pengobatan_tbc.htm
17. http://www.google.co.id/perawatankulit.blogspot.com.
http://www.google.co.id/perawatankulit.blogspot.com. 2017/01.
18. Indonesia, Departemen Kesehatan. Pusat Promosi Kesehatan Pedoman
Pembinaan dan Pelatihan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di Rumah
Tangga melalui Tim Penggerak PKK – Jakarta: Depkes
Depkes RI, 2009 – Edisi Revisi
Tahun 2011. www.promkes.go.id
19. Ignatavicius, Donna D. & Workman M.L. 1991. Medical-Surgical Nursing, A
Approach. Philadelphia: WB Saunders Company.
Nursing Process Approach.
20. Keperawatan di rumah, Diana Hasbings, RGN, RCNS AhliBahasa Devi Yulianti
SKP, Cetakan I tahun 2006.
21. Kementerian Kesehatan
Kesehatan RI. 2012. Buku Kesehatan Ibu dan Anak: Indonesia.
144
23. Materi Training Jurnalistik#3, penerbitSigabMulyantoUtomoFahri Salam, tahun
2015.
24. Nugroho, Wahjudi (2000). Keperawatan Gerontik. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC. Copy editor: Lia Astika Sari
25. NANDA, 2002, Diagnosis Keperawatan NANDA: Definisi dan Klasifikasi, PSIK FK
UGM, Yogyakarta.
26. Palang Merah Indonesia. 2011. Buku Panduan Perawatan Kedaruratan di Rumah:
Palang Merah Indonesia
27. __. Pedoman Perawatan Keluarga.
Keluarga. 1997. Palang Merah Indones
Indonesia.
ia.
28. Panduan Kesehatan Keluarga, Depkes RI tahun 1996.
29. Pertolongan Pertama Dokter Dirumah Anda, Dr. Tomy Smith, tahun 2002,
penerbit Dian Rakyat cetakan ke 5.
30. Pedoman Gizi Umum Seimbang, 2003
31. Rekomendasi Ikatan Dokter Anak Indonesia, 2014
32. RS PMI Bogor, Buku Catatan Pertumbuhan Bayi & Anak
33. SujonoHadi, 1999, Gastroenterologi, Alumni Bandung.
34. Soeparman, dkk. 1990. Ilmu Penyakit Dalam Jilid II. II . Jakarta: Balai Penerbit
FKUI
35. Sujono Riyadi S.Kep, M. Kes dan H. Harmoko S.Kep, Ns. 2012. Standard
Operating Procedure Dalam Praktik Klinik. Keperawatan Dasar, penerbit
pustaka pelajar.
36. Tim penyusun Ilmu Kesehatan Masyarakat Jilid II (untuk kelas II) Cetakan Kedua.
Jakarta: Departemen Kesehatan. 2003.
37. Wirati. 2003. Tips Mencegah Penyebaran Penyakit Infeksi.
http://rathikumara.blogspot.co
http://rathikuma ra.blogspot.com/2008/02/tips-men
m/2008/02/tips-mencegah-penyebara
cegah-penyebaran- n-
penyakit.html.
38. www.baby2see.com
39. www.medicastore.com, 2004, Informasi tentang penyakit : Diabetes Melitus.
M elitus.
145