Anda di halaman 1dari 46

PONDOK PESANTREN MODERN AL ISLAM CIREBON

PROGRAM PENGABDIAN SANTRI

PEDOMAN PENULISAN KARYA ILMIAH

PONDOK PESANTREN MODERN AL ISLAM CIREBON


2021

1
KATA PENGANTAR

Menulis karya ilmiah merupakan bagian yang tak dapat dilepaskan dari
kehidupan akademik seorang santri saat menjalani proses pengabdian. Berbagai
bentuk tulisan akademik menjadi hal yang perlu dipahami oleh setiap santri,
mengingat karya tulis yang dibuat menjadi refleksi pemahaman dari setiap bidang
ilmu yang dipelajari.
Pedoman Penulisan Karya Ilmiah ini disusun sebagai rujukan bagi Santri di
PPMA Cirebon dalam menulis karya ilmiah. Dengan hadirnya pedoman yang
jelas, diharapkan tercipta keseragaman tata cara penulisan karya ilmiah oleh
santri yang sesuai dengan kaidah-kaidah penulisan yang berlaku dan diakui
dalam dunia akademik.
Pedoman ini memberikan rambu-rambu umum yang memuat hal- hal
pokok yang berkaitan dengan penulisan karya ilmiah yang umumnya
ditulis oleh santri.
Terima kasih disampaikan kepada tim penyusun Pedoman Penulisan
Karya Ilmiah yang telah bekerja keras dalam menyelesaikan pedoman ini.
Semoga pedoman yang telah dibuat dapat bermanfaat bagi seluruh santri
PPMA Cirebon.

Cirebon , Desember 2021


Pimpinan Pondok

KH. Syafriadi Noor, MHI

2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Pengertian Karya Ilmiah
Karya Ilmiah merupakan karya tulis ilmiah resmi yang disusun seorang
Santri (SB) untuk menyelesaikan rangkaian tugas belajar dan pengabdian di
PPMA Cirebon.
Karya Ilmiah merupakan bukti kemampuan yang bersangkutan dalam
penelitian dan pengembangan ilmu dalam bentuk karangan. Karya Ilmiah ini
bertujuan memperluas wawasan Santri dan memperkenalkan mereka kepada
metodologi dan pelaksanaan penelitian lanjutan. Karena itu, selain dituntut
untuk menunjukkan pemahaman yang komprehensif terhadap topik yang
dipilih, sebagai Karya Ilmiah, harus menggambarkan korelasi keilmuan yang
dibahas dengan berbagai disiplin ilmu terkait lainnya, sehingga tercipta sebuah
kajian lintas disiplin ilmu.
B. Tujuan Penyusunan Pedoman Penulisan Karya Ilmiah
Pedoman ini disusun untuk memberikan panduan umum kepada seluruh
santri PPPMA Cirebon dalam menulis karya ilmiah. Melalui rambu-rambu
umum yang disampaikan di dalamnya, diharapkan muncul persamaan persepsi
seluruh santri yang ada di lingkungan PPMA Cirebon dalam menulis karya
ilmiah, terutama dari segi karakteristik dan sistematik penulisannya.
C. Etika Penulisan Ilmiah
Dalam penulisan Karya Ilmiah, Santri harus mengedepankan sifat jujur dan
menghindari praktik penjiplakan atau plagiarisme, yaitu dengan cara
mencantumkan sumber-sumber rujukan yang dikutipnya. Hal ini terkait dengan
integritas dan kejujuran akademik (academic honesty) seorang peneliti.
Seseorang yang melakukan praktik plagiarisme pada dasarnya bersikap tidak
jujur, baik kepada dirinya sendiri maupun kepada orang lain.
Penjiplakan atau plagiarisme dapat diartikan sebagai tindakan mengambil
atau menjadikan (ide-ide atau kata-kata orang lain) menjadi milik sendiri;
menggunakan (sesuatu yang sudah jadi) tanpa menyebutkan sumbernya;

3
melakukan pencurian literal; menghadirkan ide atau produk baru dan asli yang
diambil dari sumber sebelumnya yang telah ada.
D. Prinsip-prinsip Penting dalam Menulis
Menulis sebagai sebuah bentuk tugas yang sering kali menjadi beban dan
tantangan tersendiri bagi santri. Sebelum berbicara secara lebih khusus
mengenai berbagai bentuk tulisan yang biasa ditugaskan, alangkah baiknya
santri memahami sedikit mengenai klaim-klaim filosofis tentang menulis.
Berikut ini disampaikan empat klaim mengenai menulis yang merujuk pada apa
yang disampaikan oleh Fabb dan Durant (2005).
Pertama, menulis berarti mengonstruksi. Klaim ini menyatakan bahwa
menulis bukan sekedar mengeluarkan ide atau pendapat secara bebas,
melainkan proses mengomposisi, dalam kata lain sebuah keterampilan untuk
membuat atau membangun sesuatu. Dalam proses pembangun ini seorang
penulis perlu melakukan kontrol terhadap beberapa hal utama, yakni argumen,
struktur informasi, struktur teks, gaya bahasa, tata bahasa dan teknik penulisan,
serta penyajiannya.
Kedua, menulis melibatkan proses rekonstruksi yang berkelanjutan.
Kebanyakan proses menulis, apa pun jenis tulisannya, mengalami proses revisi secara
berulang. Proses menulis yang diikuti kegiatan membaca hasil tulisan secara berulang
menjadi suatu tahapan yang lumrah dalam melihat hal-hal yang masih memerlukan
perbaikan, penekanan, dan penguatan dari segi makna, pilihan kata, gaya bahasa, atau
aspek penulisan lainnya.
Ketiga, menulis adalah cara berpikir. Dalam hal ini menulis dipandang
sebagai alat. Seperti halnya berbagai bentuk diagram visual dan hasil penghitungan
angka, praktik berpikir dapat dilakukan dengan cara menulis. Menulis membantu
penulis dalam mengorganisasikan ide ke dalam urutan atau sistematik tertentu yang
tidak mudah dilakukan secara simultan dalam pikirannya. Karena itulah pikiran
memerlukan alat untuk dapat muncul dan terefleksi. Pada dasarnya pembaca dapat
melihat bagaimana cara berpikir penulis melalui tulisan yang dibuatnya.
Keempat, menulis berbeda dengan berbicara. Saat berkomunikasi secara lisan,
pendengar dapat menginterupsi pembicara untuk memberikan klarifikasi mengenai

4
berbagai hal yang dibicarakan sehingga pemahaman dapat berjalan lebih mudah.
Berbeda dengan komunikasi tertulis, pembaca tidak dapat melakukan klarifikasi seperti
yang dilakukan saat orang mendengarkan dan berbicara. Hal ini kemudian
mengharuskan penulis untuk menyediakan semaksimal mungkin hal-hal yang
menguatkan pemahaman pembacanya. Itu lah mengapa menulis sifatnya cenderung
lebih formal dan lebih terikat oleh banyak aturan.
Dengan membaca dan memahami klaim-klaim tersebut secara kritis, diharapkan
saat menjalani proses menulis nantinya, santri dapat secara cermat menyadari bahwa
menulis pada dasarnya lebih merupakan proses yang memiliki tujuan dan ciri khas
tertentu dibandingkan dengan keterampilan berbahasa lainnya.
E. Karakteristik KARYA ILMIAH
Karya Ilmiah pada Program Santri PPMA Cirebon memiliki karakteristik
sebagai berikut :
1. Berfokus pada kajian mengenai salah satu permasalahan pokok yang
tercakup dalam disiplin ilmu:
a. Aqidah Islamiah
b. Syariah Islamiyah
c. Pendidikan dan Kepondokan
d. Sosial atau Sciences
2. Merupakan pengujian empiris, rasional, dan profetis (pendekatan wahyu)
terhadap teori-teori yang ada pada masing-masing disiplin tersebut.
3. Kajian harus mendalam (in-depth study) yang didukung dengan rujukan
yang otoritatif.
4. Menggunakan salah satu atau gabungan dari metode:
a. Kualitatif
b. Kuantitatif
5. Ditulis dalam bahasa Indonesia, Arab, atau Inggris yang baik dan benar.
6. Isi Karya Ilmiah sekitar 50-100 halaman, kertas A4, jenis huruf Times New
Roman 12, jarak 1,5 spasi.

5
D. Persyaratan Penulisan Karya Ilmiah
Santri yang berhak menulis Karya Ilmiaha dalah mereka yang telah
memenuhi syarat berikut ini :
1. Lulus KMI, dan mengikuti Program Santri
2. Telah menjalani Program Santri selama 1 tahun
3. Telah terdapat pembimbing yang ditunjuk dengan SK Pimpinan Pondok
4. Waktu untuk bimbingan Karya Ilmiahpaling lama 1 (satu) semester.

E. Tahap-tahap Penyusunan Karya Ilmiah


Penyusunan Karya Ilmiahdilakukan dengan melalui beberapa tahap, yaitu:
persiapan, pengajuan proposal, penentuan pembimbing, pelaksanaan bimbingan dan
ujian atau sidang.

1. Tahap Persiapan
Pada tahap persiapan, Santri diwajibkan menyusun proposal penelitian untuk
penulisan Karya Ilmiahyang memuat :
1) Judul Karya Ilmiah
2) Latar belakang masalah
3) Identifikasi masalah
4) Perumusan dan pembatasan masalah
5) Tujuan penelitian.
6) Kegunaan penelitian.
7) Kerangka teoritis/konseptual penelitian yang digunakan sebagai
landasan penelitian dan dideduksikan dari teori-teori dan kajian pustaka.
8) Metode penelitian,
- penelitian kuantitatif lapangan mencakup: metode, desain
penelitian, jenis dan sumber data primer dan sekunder, populasi
dan sampel, instrumen penelitian, teknik pengumpulan data, dan
teknik analisis data; dan tempat dan waktu penelitian
- penelitian kualitatif studi pustaka mencakup metode, desain
penelitian, jenis dan sumber data primer dan sekunder, fokus

6
penelitian, teknik pengumpulan data, dan teknik analisis data; dan
tempat dan waktu penelitian
H. Sistematika
Sistematika penulisan akan dibahas secara rinci dalam BAB II

I. Penilaian
Penilaian ujian Karya Ilmiah didasarkan kepada empat faktor, yaitu orisinalitas
materi, penguasaan materi, penguasaan metodologi dan kemampuan
argumentasi. Format penilaian dapat dilihat pada bagian berikut:

FORMAT PENILAIAN UJIAN KARYA ILMIAH

Nama Santri : …………………………………………………


NIS/NISN : …………………………………………………
Judul Karya Ilmiah : …………………………………………………
…………………………………………………

Nilai
No. Materi Penilaian
Angka Huruf
1. Orisinalitas materi
2. Penguasaan materi
3. Penguasaan metodologi
4. Kemampuan argumentasi
Jumlah
Rata-Rata

7
KONVERSI NILAI

No Skala Skor Nilai Huruf Nilai Angka Keterangan

1 85 – 100 A 4 Sangat Istimewa


2 80 – 84 A- 3,7 Istimewa
3 75 – 79 B+ 3,3 Lebih dari Baik
4 70 – 74 B 3 Baik
5 65 – 69 B- 2,7 Cukup Baik
6 60 – 64 C+ 2,3 Lebih dari Cukup
7 55 – 59 C 2 Cukup
8 40 – 54 D 1 Kurang
9 00 – 39 E 0 Gagal

J. Perbaikan Karya Ilmiah dalam Rangka Lulus Bersyarat


Santri dapat dinyatakan lulus bersyarat oleh Pimpinan Pondok apabila
naskahnya masih perlu diperbaiki karena dianggap masih mengandung
kelemahan yang cukup mendasar. Santri yang bersangkutan diarahkan oleh
anggota panitia penguji yang ditunjuk, untuk kemudian hasilnya yang telah
disetujui pengarah ditelaah kembali oleh Pimpinan Pondok untuk disahkan.

8
BAB II
SISTEMATIKA PENULISAN KARYA ILMIAH
PENELITIAN KUANTITATIF

Pada dasarnya, tidak ada satu ketentuan yang dipandang terbaik tentang
sistematika penulisan Karya Ilmiah. Apalagi jika dikaitkan dengan metode
penelitian yang digunakan, maka sistematika penulisan Karya Ilmiah akan memiliki
variasi yang relatif banyak.
Sitematika penulisan Karya Ilmiah yang menggunakan metode penelitian
lapangan adalah:
JUDUL, disertai pernyataan mengenai maksud penulisan Karya Ilmiah.
LEMBAR PENGESHAN, dimaksudkan untuk memberikan legalitas bahwa semua
isi KTI telah disetujui dan disahkan oleh pembimbing dan Pimpinan Pondok
PERNYATAAN tentang keaslian Karya Ilmiah.
PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-INDONESIA
KATA PENGANTAR
ABSTRAK (dalam bahasa Indonesia dan Inggris/Arab, tidak lebih dari 600
karakter)
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL (bila ada)
DAFTAR GAMBAR (bila ada)
DAFTAR LAMPIRAN (bila ada)

BAB I. PENDAHULUAN
BAB II. LANDASAN TEORI
BAB III. METODE PENELITIAN
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB V. PENUTUP (Kesimpulan, dan Saran/Rekomendasi)
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP PENULIS
9
A. Judul dan Pernyataan Maksud Penulisan
Judul Karya Ilmiah dirumuskan dalam satu kalimat yang ringkas,
komunikatif, dan afirmatif. Judul harus mencerminkan dan konsisten dengan
ruang lingkup penelitian, tujuan penelitian, subjek penelitian dan metode
penelitian. Meskipun judul sudah harus dibuat sejak proposal penelitian dibuat,
namun pada akhirnya judul dapat saja berubah sesuai dengan kesepakatan antara
Santri dengan para pembimbing yang bersangkutan berdasarkan data yang
berhasil dikumpulkan dan diolah.
Terkait komponen judul, berikut ini disampaikan setidaknya dua catatan
penting yang disimpulkan dari Blackwell dan Martin (2011), Cargill dan
O’Connor (2009), serta Hartley (2008) mengenai perumusan judul pada
tulisan ilmiah berbasis penelitian Pertama, judul yang baik adalah judul yang
dirumuskan secara menarik dan informatif, mencerminkan secara akurat isi
tulisan, dikemas secara singkat dan jelas, serta memenuhi kaidah penggunaan
bahasa yang baik dan benar. Terkait jumlah kata, judul sebaiknya dirumuskan
tidak lebih dari 14 kata. Kedua, konstruksi judul disusun sesuai dengan sifat
dan isi dari KTI yang dibuat. Pada dasarnya penulis dapat memilih apakah
judulnya akan dikemas dalam bentuk (1) frasa nomina, (2) kalimat
lengkap, (3) kalimat tanya, atau (4) konstruksi judul utama dan subjudul.
Namun demikian penulisan judul pada kajian lintas bidang ilmu masih secara
dominan menggunakan frasa nomina. Penggunakan tiga konstruksi judul lainnya
dapat juga digunakan selama dikemas dan dirumuskan dengan redaksi yang baik
dan benar.
Maksud penulisan Karya Ilmiah dirumuskan secara ringkas, yakni untuk
melengkapi persyaratan Penyelesaian Program Santri. Pernyataan mengenai
maksud ini ditulis di sampul dalam.
Penulisan judul Karya Ilmiah dibuat dalam dua bentuk, yaitu bentuk sampul
luar dan sampul dalam. Sampul luar berisi : (1) judul (dicetak dengan HURUF
KAPITAL SEMUA dan tidak boleh menggunakan singkatan, jika ada sub-judul,

10
maka yang ditulis dengan huruf besar hanya huruf awal dari setiap kata, (2)
identitas penulis, (3) logo pondok, (4) Program Santri PPMA Cirebon, dan (5)
tahun penulisan. Adapun sampul dalam berisi (1) judul, (2) kegunaan penulisan,
(3) identitas penulis, (3) Program Santri PPMA Cirebon (4) tahun
B. Lembar Pengesahan
Halaman pengesahan dimaksudkan untuk memberikan legalitas bahwa
semua isi dari Karya Tulis Ilmiah telah disetujui dan disahkan oleh
pembimbing dan ketua departemen/ program studi. Secara format, nama lengkap
dan gelar, serta kedudukan tim pembimbing disebutkan.
C. Pernyataan Tentang Keaslian Karya Tulis
Halaman ini disediakan untuk pernyataan yang dibuat oleh penulis. Isi
pernyataan terdiri dari pernyataan tentang keaslian Karya Ilmiah, pengutipan
yang didasarkan kepada kaidah-kaidah yang berlaku dalam masyarakat
keilmuan dan kesediaan menerima sanksi apabila isi Karya Ilmiah tidak sesuai
dengan yang dinyatakan.
Pernyataan tentang keaslian KTI ini bisa juga berisi penegasan bahwa KTI
yang dibuat adalah benar- benar asli karya santri yang bersangkutan.
Pernyataan ini juga harus menyebutkan bahwa Karya Tulis Ilmiah ini
disertasi bebas plagiarisme.
Contoh Redaksi pernyataan tersebut adalah sebagai berikut:
Dengan ini saya menyatakan bahwa karya tulis ilmiah dengan judul
"............." ini beserta seluruh isinya adalah benar-benar karya saya
sendiri. Saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan
cara-cara yang tidak sesuai dengan etika ilmu yang berlaku dalam
masyarakat keilmuan. Atas pernyataan ini, saya siap menanggung
risiko/sanksi apabila di kemudian hari ditemukan adanya pelanggaran
etika keilmuan atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya
ini.

D. Pedoman Transliterasi Arab-Indonesia


Pedoman transliterasi merupakan pedoman penulisan istilah-istilah yang
diambil dari bahasa Arab. Pedoman ini harus digunakan secara konsisten dalam
penulisan Karya Ilmiah.

11
E. Kata Pengantar
Kata Pengantar berisi uraian yang mengantar para pembaca kepada
permasalahan yang diteliti. Dalam Kata Pengantar dapat pula dikemukakan
ucapan Terima Tasih dan apresiasi Santri kepada pihak-pihak yang telah
membantu dalam menyelesaikan Karya Ilmiahnya. Ucapan Terima Kasih
disampaikan secara singkat, dan sebaiknya tidak merupakan bagian terpisah.
F. Abstrak
Saat pembaca atau penguji melihat karya tulis ilmiah bagian yang
pertama kali mereka baca sesungguhnya adalah judul dan abstrak. Abstrak
menjadi bagian yang penting untuk dilihat di awal pembacaan karena di
sinilah informasi penting terkait tulisan yang dibuat dapat ditemukan.
Penulisan abstrak sesungguhnya dilakukan setelah seluruh tahapan penelitian
diselesaikan. Oleh karena itu, abstrak kemudian menjadi ringkasan dari
keseluruhan isi penelitian.
Secara struktur, menurut Paltridge dan Starfield (2007), abstrak
umumnya terdiri atas bagian-bagian berikut ini:
1) informasi umum mengenai penelitian yang dilakukan,
2) tujuan penelitian,
3) alasan dilaksanakannya penelitian,
4) metode penelitian yang digunakan, dan
5) temuan penelitian.
Terkait format penulisannya, abstrak untuk karya tulis ilmiah dibuat
dalam satu paragraf dengan jumlah kata antara 200–250 kata, diketik dengan
satu spasi, dengan jenis huruf Times New Roman ukuran 11. Bagian margin
kiri dan kanan dibuat menjorok ke dalam.
G. Daftar Isi
Daftar isi merupakan penyajian sistematika isi secara lebih rinci dari Karya
Ilmiah. Daftar isi berfungsi untuk mempermudah para pembaca mencari judul
atau sub-judul isi yang ingin dibacanya. Oleh karena itu, judul dan sub-judul
yang ditulis dalam daftar isi harus langsung ditunjukkan nomor halamannya.

12
Nomor-nomor untuk halaman awal sebelum BAB I digunakan angka
Romawi kecil (misal i, ii, iv dst), sedangkan dari halaman pertama BAB I
sampai dengan halaman terakhir dari karya tulis ilmiah digunakan angka biasa
(1, 2, 3, dst). Penempatan nomor diletakkan pada bagian bawah tengah untuk
halaman yang berisi bab, sedangkan untuk halaman selanjutnya pada bagian
kanan atas dengan jarak 2 cm dari atas dan bawah.
H. Daftar Tabel
Fungsi Daftar Tabel adalah untuk menyajikan tabel secara berurutan mulai
dari tabel pertama sampai dengan tabel terakhir yang ada dalam Karya Ilmiah.
Penulisan daftar tabel ini menggunakan dua angka Arab yang masing-masing
menyatakan nomor urut tabel dan nomor urut bab di dalam Karya Ilmiah.
Contoh : Tabel 1.3, artinya tabel nomor 3 yang ditulis pada Bab I. Setiap
nomor urut tabel pada daftar tabel diberi nomor halaman yang menunjukkan
pada halaman mana Tabel itu terletak. Judul Tabel pada daftar tabel ditulis
dengan HURUF BESAR untuk setiap huruf awal dari setiap kata, begitu juga di
dalam naskah.
I. Daftar Gambar
Daftar Gambar berfungsi untuk menyajikan gambar secara berurutan.
Penulisan nomor urut gambar menggunakan dua angka seperti pada daftar
tabel. Judul gambar ditulis dengan huruf besar untuk setiap huruf awal dari
setiap kata, seperti halnya penulisan judul tabel. Setiap judul gambar disertai
nomor urut halaman tempat gambar terletak.
Contoh:
Gambar 2.3 yang berarti gambar pada Bab II nomor 3.
J. Daftar Lampiran
Daftar Lampiran ini mempunyai fungsi yang sama dengan daftar-daftar yang
lain yakni menyajikan lampiran secara berurutan. Dalam daftar lampiran
disajikan Nomor Urut Lampiran, Nama Lampiran, dan Nomor Halaman tempat
masing-masing dimana lampiran terletak dalam karya tulis ilmiah yang
bersangkutan.

13
Contoh:
Lampiran 1 yang berarti lampiran nomor 1 dan muncul paling awal
dalam karya tulis.
1. Isi Karya Ilmiah

BAB I : PENDAHULUAN

Bab I tentang Pendahuluan merupakan bagian awal dari Karya Ilmiah.


Pendahuluan ini berisi : Latar Belakang Masalah, Rumusan Masalah, Identifikasi
Masalah/Batasan Penelitian, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, Penelusuran
Hasil Penelitian yang Relevan dan Sistematika Penulisan.

1. Latar Belakang Masalah


Pembahasan dalam Latar Belakang Masalah ini bermaksud menggambarkan
masalah yang diteliti dilihat dari segi profesi peneliti, pengembangan ilmu dan
kepentingan masyarakat. Hal yang perlu disajikan dalam latar belakang masalah
adalah apa yang membuat peneliti merasa perlu melakukan penelitian. Dalam latar
belakang masalah sebaiknya dituangkan gejala-gejala kesenjangan yang terdapat di
lapangan sebagai dasar pemikiran untuk memunculkan permasalahan. Suatu
permasalahan muncul jika ada kesenjangan antara das solen (harapan) dan
das sein (kenyataan); ada sesuatu yang unik misalnya pemikiran tokoh
tertentu yang memiliki keunikan (uniqueness); ada kebijakan yang memiliki
indikator yang merugikan (dampak suatu kebijakan); dan ada sebuah teori
yang tidak bisa lagi dipertahankan sehingga teori tersebut perlu dibatalkan.
Disamping itu, perlu pula diuraikan secara jelas tentang kedudukan masalah
yang hendak diteliti itu di dalam wilayah bidang studi yang ditekuni oleh peneliti
itu. Untuk mampu merumuskan Latar Belakang Masalah secara runtut, jelas dan
tajam, maka Santri dituntut untuk mampu membaca dan memaknakan gejala-gejala
yang muncul dalam masyarakat. Untuk itu pengetahuan Santri yang luas dan
terpadu mengenai teori-teori dan hasil-hasil penelitian terdahulu yang terkait
merupakan syarat mutlak. Ini merupakan alasan lain mengapa penelaahan terhadap
jurnal-jurnal hasil penelitian terdahulu yang terkait harus sejak awal dilakukan.

14
2. Rumusan dan Pembatasan Masalah
Merumuskan masalah merupakan pekerjaan yang sukar bagi setiap peneliti.
Hal yang dapat menolong Santri keluar dari kesulitan merumuskan judul masalah
adalah pengetahuan yang luas dan terpadu mengenai teori-teori dan hasil-hasil
penelitian para pakar terdahulu dalam bidang-bidang yang terkait dengan masalah
yang akan diteliti. Dalam Rumusan dan Pembatasan Masalah sekaligus juga
diidentifikasi variabel-variabel dalam penelitian. Untuk mempermudah, maka
rumusan masalah dapat dinyatakan dalam bentuk kalimat bertanya setelah didahului
uraian tentang masalah penelitian, variabel-variabel yang diteliti, dan kaitan antara
satu variabel dengan variabel lainnya.

3. Tujuan Penelitian
Rumusan tujuan penelitian ini menyajikan hasil yang ingin dicapai setelah
penelitian selesai dilakukan. Oleh sebab itu rumusan tujuan ini harus konsisten
dengan rumusan masalah dan mencerminkan pula proses penelitiannya. Ada
perbedaan antara rumusan masalah dan tujuan penelitian. Rumusan masalah
diungkapkan dalam bentuk pertanyaan, sedangkan Tujuan Penelitian diungkapkan
dalam bentuk pernyataan.

4. Manfaat Penelitian
Bagian ini memberikan gambaran mengenai nilai lebih atau kontribusi yang
dapat diberikan oleh hasil penelitian yang dilakukan. Manfaat/signifikansi penelitian
ini dapat dilihat dari salah satu atau beberapa aspek yang meliputi: (1)
manfaat/signifikansi dari segi teori (mengatakan apa yang belum atau kurang
diteliti dalam kajian pustaka yang merupakan kontribusi penelitian), (2)
manfaat/signifikansi dari segi kebijakan (membahas perkembangan kebijakan
formal dalam bidang yang dikaji dan memaparkan data yang menunjukkan betapa
seringnya masalah yang dikaji muncul dan betapa kritisnya masalah atau dampak
yang ditimbulkannya), (3) manfaat/signifikansi dari segi praktik (memberikan
gambaran bahwa hasil penelitian dapat memberikan alternatif sudut pandang atau
solusi dalam memecahkan masalah spesifik tertentu), dan (4)

15
manfaat/signifikansi dari segi isu serta aksi sosial (penelitian mungkin bisa
dikatakan sebagai alat untuk memberikan pencerahan pengalaman hidup dengan
memberikan gambaran dan mendukung adanya aksi) (lihat Marshall & Rossman,
2006).
5. Penelusuran Hasil Penelitian yang Relevan
Penelusuran hasil penelitian dimaksudkan untuk : (1) mengetahui hasil-hasil
penelitian yang relevan sehingga terhindar dari pengulangan penelitian, (2) untuk
menjaga orisinalitas hasil penelitian, dan (3) menentukan posisi hasil penelitian
yang dilakukan oleh Santri dalam pengembangan disiplin ilmu yang
ditekunipenelitian.

6. Sistematika Penulisan
Sistematika Penulisan merupakan gambaran utuh isi Karya Ilmiah dari
pendahuluan sampai kesimpulan. Dalam sistematika penulisan hendaknya
diuraikan keterkaitan antara satu bab dengan bab yang lainnya sehingga tulisan
tersebut mencerminkan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan.

2. BAB II : LANDASAN TEORITIS


Landasan Teoritis sangat penting dalam suatu Karya Ilmiah, karena melalui
Landasn Teoritis ditunjukkan kedudukan suatu penelitian di tengah perkembangan
ilmu dalam bidang yang diteliti. Kajian pustaka harus memuat hal-hal berikut ini :
a. Teori-teori utama dan teori-teori turunannya dalam bidang yang dikaji,
b. Apa yang telah dilakukan oleh orang lain atau peneliti lain dalam bidang yang
diteliti dan bagaimana mereka melakukannya (prosedur, subyek),
c. Apa yang telah diketahui (berdasarkan hasil-hasil penelitian) dalam bidang
yang diteliti,
d. Setelah peneliti melakukan kajian secara komprehensif, maka dapatlah
diketahui masalah apa yang masih perlu diteliti sehingga jelas kedudukan
penelitian ini di tengah penelitian-penelitian sejenis sebelumnya.
Dalam melaporkan hasil kajiannya, peneliti membandingkan,
mengontraskan, meletakkan tempat kedudukan masing-masing dalam masalah yang

16
sedang diteliti, dan pada akhirnya menyatakan posisi/pendirian peneliti disertai
alasan-alasannya. Dengan pengertian lain peneliti harus mampu menarik benang
merah dari teori-teori yang dipaparkan serta mengkontekstualisasikan dengan
masalah yang diteliti. Dengan demikian menjadi sangat jelas mengapa peneliti
hanya menggunakan teori-teori dan hasil-hasil penelitian tertentu saja dan tidak
yang lainnya. Telaah ini diperlukan karena tidak ada penelitian empirik tanpa
didahului telaah kepustakaan.
Jadi telaah teoritis ini sama sekali bukan dimaksudkan untuk memamerkan
hasil penelitian ilmiah para pakar terdahulu dalam satu adegan verbal sehingga para
pembaca “diberitahu” mengenai banyaknya sumber tertulis yang telah dipilihnya.
Telaah teoretis dimaksudkan untuk menampilkan “mengapa dan bagaimana” teori
dan hasil penelitian para pakar terdahulu itu dipergunakan oleh peneliti dalam
penelitiannya, termasuk di dalamnya merumuskan asumsi-asumsi penelitiannya.
Penelitian yang menggunakan metode penelitian kuantitatif harus membahas
variabel-variabel yang ada dalam penelitian, baik variabel terikat (dependent
variable), maupun variabel bebas (independent variable). Diawali dari variabel
terikat mulai dari definisi, indikator, strategi untuk mewujudkan variabel terikat,
faktor-faktor yang mempengaruhi variabel tergantung menurut dalil-dalil yang ada
/teori-teori dari para ahli sesuai dengan bidangnya. Kemudian dilanjutkan dengan
teori-teori atau dalil-dalil yang berkenaan dengan variabel bebas, dan ini juga
dipaparkan hubungan antara variable bebas dengan variable terikat. Pada bab ini
juga harus tampilkan kerangka pikir atau disain penelitian, karena dalam penelitian
kuantitatif disain penelitian sangat mutlak keberadaanya.

3. BAB III : METODE PENELITIAN


Bagian ini merupakan bagian yang bersifat prosedural, yakni bagian yang
mengarahkan pembaca untuk mengetahui bagaimana peneliti merancang alur
penelitiannya dari mulai pendekatan penelitian yang diterapkan, instrumen yang
digunakan, tahapan pengumpulan data yang dilakukan, hingga langkah-langkah
analisis data yang dijalankan. Secara umum akan disampaikan pola paparan

17
yang digunakan dalam menjelaskan bagian metode penelitian dari sebuah karya
tulis dengan dua kecenderungan, yakni penelitian kuantitatif dan kualitatif.
Berikut disampaikan kecenderungan alur pemaparan metode penelitian untuk
karya tulis yang menggunakan pendekatan kuantitatif (terutama untuk survei dan
eksperimen) yang diadaptasi dari Creswell (2009).
1) Tempat dan Waktu Penelitian
2) Jenis penelitian. Pada bagian ini penulis/peneliti menyampaikan secara
eksplisit apakah penelitian yang dilakukan masuk pada kategori
penelitian kualitatif atau kuantitatif.
3) Jenis dan Sumber Data. Peneliti pada bagian ini menjelaskan sumber
data yang digunakan apa saja. Misalnya Sumber Primer : Santri, Wali
Santri dll.
4) Populasi dan sampel. Pemilihan atau penentuan partisipan pada
dasarnya dilalui dengan cara penentuan sampel dari populasi. Dalam
hal ini peneliti harus memberikan paparan jelas tentang bagaimana sampel
ditentukan. Karena tidak semua penelitian melibatkan manusia, untuk
bidang ilmu tertentu, teknik sampling juga dapat dilakukan untuk hewan,
benda mati, atau zat tertentu.
5) Instrumen penelitian. Pada bagian ini disampaikan secara rinci
mengenai instrumen/alat pengumpul data yang dipergunakan dalam
penelitian. Instrumen penelitian ini dapat berupa angket, catatan
observasi, atau soal tes. Penjelasan secara rinci terkait jenis instrumen,
sumber instrumen (apakah membuat sendiri atau menggunakan yang telah
ada), pengecekan validitas dan reliabilitasnya, serta teknis penggunaannya
disampaikan pada bagian ini.
6) Teknik Pengumpulan Data. Bagian ini memaparkan tentang Teknik
pengumpulan data yang dilakukan mislanya wawancara, observasi, angket,
dan lain sebagainya
7) Teknik Analisis data. Pada bagian ini secara khusus disampaikan jeni
analisis statistik beserta jenis software khusus yang digunakan

18
(misal: SPSS). Statistik deskriptif dan inferensial yang mungkin
dibahas dan dihasilkan nantinya disampaikan beserta langkah- langkah
pemaknaan hasil temuannya
4. BAB IV : HASIL DAN PEMBAHASAN
Dalam Bab ini menyampaikan dua hal utama, yakni (1) temuan penelitian
berdasarkan hasil pengolahan dan analisis data dengan berbagai
kemungkinan bentuknya sesuai dengan urutan rumusan permasalahan
penelitian, dan (2) pembahasan temuan penelitian untuk menjawab pertanyaan
penelitian yang telah dirumuskan sebelumnya.
Penyajian data dalam pemaparan temuan dan pembahasan, terutama
untuk penelitian kuantitatif, menurut American Psychological Association
(2010), pada dasarnya memiliki beberapa tujuan, antara lain:
1) eksplorasi, yaitu penyajian data memang ditujukan untuk
memahami apa yang ada di dalam data tersebut;
2) komunikasi, dalam pengertian bahwa data tersebut telah dimaknai dan
akan disampaikan kepada para pembaca;
3) kalkulasi, dalam pengertian bahwa data tersebut dapat
dipergunakan untuk memperkirakan beberapa nilai statistik untuk
pemaknaan lebih lanjut;
4) penyimpanan, dalam pengertian bahwa data tersebut digunakan untuk
keperluan pembahasan dan analisis lanjutan;
5) dekorasi, dalam pengertian bahwa penyajian data memang
ditujukan untuk menarik perhatian pembaca dan membuatnya
menarik secara visual.
Pemaparan temuan penelitian kuantitatif seperti yang dijelaskan oleh
American Psychological Association (2010) biasanya didahului oleh
penyampaian hasil pengolahan data yang dapat berbentuk tabel atau grafik
yang di dalamnya berisikan angka statistik baik yang bersifat deskriptif
maupun inferensial mengenai variabel-variabel yang menjadi fokus penelitian
yang dilakukan. Hal yang perlu diingat di sini adalah prinsip-prinsip penting

19
terkait bagaimana data disajikan agar memudahkan pembaca memahami hasil
penelitian yang telah dilakukan. Setelah peneliti menyajikan temuan dalam
bentuk yang sesuai dengan tujuan yang jelas, berupa grafik, tabel, dll.,
apa yang perlu dilakukan adalah menyertai tampilan tersebut dengan
ringkasan penjelasan sehingga temuan tersebut menjadi lebih
bermakna. Penjelasan yang dibuat dilakukan sesuai dengan kondisi data
apa adanya, tidak mengurangi dan tidak melebih-lebihkan. Apa yang
disampaikan dapat berupa pembacaan terhadap bentuk dan pola visual yang
muncul, atau nilai statistik tertentu sesuai dengan pola distribusi yang dapat
dilihat. Dalam tahapan ini, peneliti harus mampu menunjukan pola
apa yang menarik, pola apa yang muncul di luar dugaan, dan juga pola
apa yang mungkin dianggap aneh atau rancu.
Di bagian pembahasan, hal-hal yang perlu dilakukan adalah (1) melihat
kembali pertanyaan penelitian beserta hipotesis penelitian yang telah
dirumuskan, (2) melakukan pengaitan hasil temuan dengan kajian pustaka
relevan yang telah ditulis sebelumnya, dan (3) melakukan evaluasi terhadap
potensi kelemahan penelitian (seperti: bias, ancaman lain terhadap validitas
internal, dan keterbatasan lain yang dimiliki oleh penelitian).
Peneliti pada umumnya menyatakan apakah akan menolak atau
menerima hipotesis yang telah disampaikan untuk menjawab
pertanyaan penelitian. Kemudian beranjak membahas kesamaan atau
perbedaan temuan penelitian dengan hasil temuan penelitian lain
sebelumnya agar peneliti dapat memberikan konfirmasi dan klarifikasi
terhasil hasil temuannya. Segala bentuk keterbatasan penelitian perlu
disampaikan sebagai bentuk evaluasi keseluruhan.
Beberapa contoh redaksi inti pembahasan temuan penelitian
kuantitatif dalam menjawab pertanyaan penelitian dapat dilihat di
bawah ini.
a) Terdapat hubungan negatif yang kuat antara waktu menonton TV
dengan IP yang diperoleh oleh mahasiswa, r (35) =- ,87. p < ,05.
20
(untuk menyatakan korelasi)
b) Ada perbedaan yang signifikan antara kelas yang menggunakan metode
penilaan “......” dengan kelas yang menggunakan “.......”
5. BAB V : PENUTUP
Dalam bab ini disajikan kesimpulan dan rekomendasi. Materi kesimpulan
diarahkan untuk menjawab pertanyaan dalam perumusan masalah. Dalam
menuliskan kesimpulan dapat ditempuh salah satu cara dari dua cara berikut : (a)
dengan cara butir demi butir, atau (b) dengan cara esei padat. Untuk karya tulis
ilmiah seperti Karya Ilmiah, makna penulisan kesimpulan dengan cara esei lebih
baik dari pada dengan cara butir demi butir.
Rekomendasi yang ditulis setelah kesimpulan dapat ditunjukkan kepada para
pembuat kebijakan, kepada para pengguna hasil penelitian yang bersangkutan dan
kepada peneliti berikutnya yang berminat untuk melakukan penelitian selanjutnya.
Rekomendasi Penelitian harus relevan dengan aspek-aspek yang sudah diteliti.

6. DAFTAR PUSTAKA
Daftar Pustaka memuat semua sumber tertulis (buku, artikel jurnal, dokumen
resmi, atau sumber-sumber lain dari internet) atau tercetak (misal Compact Disk,
Video, Film atau Kaset) yang pernah dikutip dan digunakan dalam penulisan karya
tulis ilmiah. Semua sumber tertulis atau tercetak yang tercantum dalam uraian harus
dicantumkan dalam Daftar Pustaka. Di pihak lain, sumber-sumber yang tidak pernah
dipergunakan dalam penulisan karya tulis ilmiah tersebut atau tidak dikutip, tidak
perlu dicantumkan dalam Daftar Pustaka, walaupun pernah dibaca oleh peneliti.
Cara menulis daftar pustaka berurutan secara alfabetis. Sumber
tertulis/tercetak yang memakan tempat lebih dari satu baris, ditulis dengan jarak
antar-baris satu spasi; sedangkan jarak antara sumber-sumber tertulis yang saling
berurutan adalah dua spasi. Cara menulis Daftar Pustaka secara khusus dijelaskan
pada bagian Teknik Penulisan.

7. Lampiran-lampiran

21
Lampiran-lampiran berisi semua dokumen yang digunakan dalam penelitian
dan penulisan hasil-hasilnya menjadi satu karya tulis ilmiah. Setiap lampiran diberi
nomor urut sesuai dengan urusan penggunaannya. Di samping diberi nomor urut,
Lampiran ini juga diberi Judul Lampiran. Nomor urut Lampiran akan memudahkan
pembaca untuk mengaitkannya dengan bab terkait. Apabila nomor urut lampiran
tersebut terdiri atas dua angka Hindu-Arab dengan diselang satu tanda penghubung
di mana angka depan menyatakan nomor urut bab yang bersangkutan dan angka
belakang menyatakan nomor urut lampiran. Misalnya, lampiran 1.2 artinya lampiran
2 dari Bab 1.

22
BAB III
SISTEMATIKA PENULISAN KARYA ILMIAH
PENELITIAN KUALITATIF

Metode penelitian kepustakaan memiliki karakteristik yang berbeda dengan


metode penelitian lapangan. Oleh karena itu, sistematika penulisannya memiliki
beberapa perbedaan dengan sistematika penulisan penelitian lapangan.
Sistematika penulisan Karya Ilmiah yang menggunakan metode kepustakaan
adalah:
JUDUL, disertai pernyataan mengenai maksud penulisan Karya Ilmiah.
LEMBAR PENGESAHAN, dimaksudkan untuk memberikan legalitas bahwa
semua isi KTI telah disetujui dan disahkan oleh pembimbing dan Pimpinan Pondok
PERNYATAAN tentang keaslian Karya Ilmiah.
PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-INDONESIA
KATA PENGANTAR
ABSTRAK (dalam bahasa Indonesia dan Inggris, tidak lebih dari 1 halaman)
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL (bila ada)
DAFTAR GAMBAR (bila ada)
DAFTAR LAMPIRAN (bila ada)
BAB I. PENDAHULUAN
BAB II. TINJAUAN TEORI
BAB III. METODE PENELITIAN
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV. PENUTUP (Kesimpulan, Saran/Rekomendasi)
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP PENULIS

23
A. Judul dan Pernyataan Maksud Penulisan
Judul dan pernyataan maksud penulisan sama dengan penjelasan pada BAB
II.

B. Lembar Pengesahan
Lembar pengesahan sama dengan penjelasan pada BAB II.

D. Pernyataan Tentang Keaslian Karya Tulis


Pernyataan tentang keaslian karya tulis sama dengan penjelasan pada BAB II

E. Pedoman Transliterasi
Pedoman transliterasi sa dengan penjelasan pada BAB II.

F. Kata Pengantar
Kata pengantar sama dengan penjelasan pada BAB II.

G. Abstrak
Abstrak sama dengan penjelasan pada BAB II.

H. Daftar Isi
Daftar isi sama dengan penjelasan pada BAB II.
I. Daftar Tabel
Daftar tabel sama dengan penjelasan pada BAB II.

J. Daftar Gambar
Daftar gambar sama dengan penjelasan pada BAB II.

K. Daftar Lampiran
Daftar lampiran sama dengan penjelasan pada BAB II.

L. Isi Karya Ilmiah


Pada dasarnya, penelitian dengan menggunakan metode kepustakaan tidak
jauh berbeda dengan penelitian lapangan. Hanya saja, data yang dibutuhkan telah
tersedia. Oleh karena itu, isi Karya Ilmiah pada penelitian kepustakaan memiliki
perbedaan dengan penelitian lapangan:

24
1. BAB I : PENDAHULUAN

Bab I tentang pendahuluan berisi


A. Latar Belakang Masalah,
B. Rumusan Masalah,
C. Tujuan Penelitian,
D. Manfaat Penelitian,
E. Kerangka Pemikiran,
F. Metode Penelitian dan
G. Sistematika Penulisan.
Dengan demikian, yang membedakan penelitian kepustakaan dengan
penelitian lapangan adalah penempatan metode penelitian.
Pada penelitian kualitatif studi lapangan maupun studi kepustakaan,
metode penelitian dapat ditempatkan pada Bab I karena yang dibahas dalam
Metode Penelitian untuk:
a. Penelitian kualitatif studi lapangan hanya bagaimana peneliti
mengumpulkan data melalui observasi dan wawancara serta pengambilan
data-data penunjang dan teknik analisis data
b. Penelitian kualitatif studi kepustakaan hanya menyebutkan sumber data
(buku rujukan utama dan penunjang) dan teknik analisis data.

Pembahasan tersebut tidak membutuhkan verifikasi dengan teori-teori


yang ada. Hal ini berbeda dengan penelitian kuantitatif yang harus melakukan
pengumpulan data. Jika tidak dilakukan verifikasi terlebih dahulu dengan
teori yang ada (melalui tinjauan pustaka) maka identifikasi indikator variabel
penelitian tidak dapat dilakukan. Dengan demikian, metode penelitian dalam
penelitian lapangan hendaknya ditempatkan setelah tinjauan pustaka.

2. BAB II : KAJIAN TEORITIS


Kajian teoritis pada penelitian kualitatif ditekankan kepada:
a. Penelitian Kualitatif Studi Lapangan

25
Penelitian yang menggunakan metode ini menempatkan kajian teori
sebagai acuan untuk melakukan telaah dari obyek penelitian. Teori tidak
mutlak seperti pada penelitian kuantitatif. Desain penelitian pun sangat
fleksibel tidak seperti penelitian kuantitatif yang sangat tergantung dari
desain penelitian.

b. Penelitian Kualitatif Studi Kepustakaan ((library research)


Penelitian yang menggunakan metode kepustakaan dapat mengungkap:
Teori-teori utama dan teori-teori turunannya dalam bidang yang dikaji;
Apa yang telah ditemukan oleh orang lain atau peneliti lain dalam bidang
yang diteliti. Setelah peneliti melakukan kajian secara komprehensif,
maka dapatlah diketahui masalah apa yang masih perlu diteliti sehingga
jelas kedudukan penelitian ini di tengah penelitian-penelitian sejenis
sebelumnya.
3. BAB III : METODE PENELITIAN
Penelitian yang menggunakan penelitian kualitatif, kecenderungan alur
kecenderungan alur pemaparan metode penelitian untuk karya tulis ilmiah
seperti diadaptasi dari Creswell (2011), relatif lebih cair dan sederhana,
dengan berisikan unsur-unsur di bawah ini.
1) Tempat dan Waktu Penelitian
2) Desain penelitian. Bagian ini menjelaskan jenis desain penelitian yang
digunakan dengan menyebutkan, bila memungkinkan, label khusus yang
masuk kategori desain penelitian kualitatif, misalkan etnografi, atau studi
kasus.
3) Jenis dan Sumber data.
4) Fokus Penelitian
5) Teknik Pengumpulan data. Pada bagian ini dijelaskan secara rinci jenis
data yang diperlukan, instrumen apa yang digunakan, dan tahapan- tahapan
teknis pengumpulan datanya. Sangat dimungkinkan bahwa pengumpulan
data dilakukan dengan menggunakan lebih dari satu instrumen dalam
rangka triangulasi untuk meningkatkan kualitas dan realibilitas data.
26
6) Teknik Analisis data. Pada bagian ini penulis diharapkan dapat
menjelaskan secara rinci dan jelas langkah-langkah yang ditempuh setelah
data berhasil dikumpulkan. Apabila ada kerangka analisis khusus
berdasarkan landasan teori tertentu, penulis harus mampu menjelaskan
bagaimana kerangka tersebut diterapkan dalam menganalisis data yang
diperoleh agar dapat menghasilkan temuan untuk menjawab pertanyaan
penelitian yang diajukan. Secara umum dalam alur analisis data kualitatif,
peneliti berbicara banyak mengenai langkah-langkah identifikasi,
kategorisasi, kodifikasi, reduksi, pemetaan pola, dan sistesis dari
hasil pelaksanaan rangkaian tahapan tersebut.

4. BAB IV : PEMBAHASAN PENELITIAN


Penulisan judul pada bab ini disesuaikan dengan topik bahasan. Dalam
bab ini disajikan konsep-konsep yang ditemukan peneliti setelah melakukan
analisis terhadap data yang ada. Oleh karena itu dalam penelitian kualitatif,
ketelitian, kecermatan dan ketajaman analisis peneliti menjadi penentu
keberhasilan dalam pembahasan.
5. BAB V : PENUTUP
Dalam bab ini peneliti mengungkapkan kesimpulan hasil penelitian dan
saran-saran yang dihasilkan sebagai implikasi dari penemuan konsep tersebut.

M. Daftar Pustaka
Daftar pustaka sama dengan penjelasan pada BAB II.
N. Lampiran-lampiran
Lampiran-lampiran sama dengan penjelasan pada BAB II.
O. Riwayat Hidup
Riwayat hidup sama dengan penjelasan pada BAB II.

27
BAB IV
TEKNIK PENULISAN

A. Teknik Pengetikan
Karya Ilmiah ditulis dengan menggunakan kertas HVS 70 gram ukuran
A4. Pengetikan Karya Ilmiah perlu mengikuti aturan-aturan berikut ini.
1. Diketik dengan menggunakan huruf jenis Times New Roman .
2. Jarak antara baris satu dengan baris berikutnya pada isi Bab adalah 1,5 spasi.
Jarak pengetikan dua spasi ini berlaku pula bagi jarak penulisan pada Daftar
Isi.
3. Batas tepi kiri 4 cm, tepi atas, tepi kanan, dan tepi bawah masing-masing 3
cm.
4. Pengetikan paragraf baru dimulai dengan awal kalimat yang menjorok masuk
ke dalam dengan lima pukulan tik dari tepi kiri atau lima huruf (1 tab) bila
dengan komputer.
5. Penulisan judul Bab menggunakan HURUF KAPITAL SEMUA, tanpa garis
bawah dan tanpa titik. Nomor Bab menggunakan angka Romawi. Setiap awal
dari judul sub-bab harus ditulis dengan HURUF KAPITAL, kecuali kata
sambung. Nomor urut bagi judul paragraf mengunakan angka Arab atau abjad.
6. Cara penomoran menggunakan cara berikut ini:
I., A., 1., a., 1), a), (1) ,dan (a).
7. Penggunaan nomor urut di atas sebaiknya dibatasi dan jangan berlebihan,
karena pada prinsipnya karya tulis ilmiah lebih banyak menggunakan model
esei, bukan pointers.
8. Judul tabel ditulis di sebelah atas Tabel, sedangkan Judul untuk Gambar,
ditulis di sebelah bawah.

B. Jenis dan Ukuran Kertas


Jenis kertas yang digunakan dalam penulisan Karya Ilmiahadalah kertas
HVS 70 gram ukuran A4 (21 X 29,7 cm).

28
C. Cara Menulis Kutipan dan Sumber Kutipan
Cara menulis kutipan dan sumber kutipan adalah:
1. Cara penulisan kutipan menganut pada cara penulisan catatan kaki (foot note)
yang diperbaharui. Kutipan ditulis tiga spasi di bawah naskah dengan
menyebutkan nama penulis, judul buku, tempat penerbitan, tahun penerbitan
dan halaman yang dikutip. Contohnya adalah:
Pernikahan dalam Islam memiliki tujuan yang sangat mulia bagi
kemashlahatan hidup manusia. Tujuan tersebut antara lain, yaitu: (1)
memperoleh keturunan, (2) mencegah malapetaka masyarakat akibat
penyebaran penyakit seksual yang disebabkan pergaulan bebas dan zina, dan
(3) menegakkan syari’ah Islam.1

tiga spasi

Didin Hafidhuddin, Tafsir Al Hijri; Kajian Tafsir Al Qur’an Surat


1

An-Nisa, Tangerang: Yayasan Kalimah Thayyibah-Logos, 2000, hlm. 5-8.


Jika Didin Hafidhuddin dikutip kembali maka cukup dengan menuliskan
nama dan sebagian judul buku dan halaman. Contoh: Didin Hafidhuddin,
Tafsir Al Hijri, hlm. 75.
2. Jika kutipan merupakan kutipan pertama atau dikutip dari penulisnya maka
kutipan ditulis dengan menggunakan “dua tanda petik”. Jika kutipan itu
diambil dari kutipan, maka kutipan tersebut ditulis dengan menggunakan ‘satu
tanda petik’.
3. Jika bagian yang dikutip terdiri atas tiga baris atau kurang, kutipan ditulis
dengan menggunakan tanda petik (sesuai dengan ketentuan pertama) dan
penulisannya digabung ke dalam paragraf yang ditulis oleh pengutip dan
diketik dengan jarak dua spasi. Contoh:
Adapun ayat hukum (ayat al-ahkam) didefinisikan oleh Moh. Amin
Suma dengan, “Ayat-ayat al-Quran yang berisikan tentang khitab
(titah/doktrin) Allah yang berkenaan dengan thalab (tuntutan untuk
melakukan dan atau meninggalkan sesuatu) atau takhyir (kebebasan memilih
antara mengerjakan atau tidak mengerjakan sesuatu.”6
tiga spasi

29
6
Moh. Amin Suma, Pengantar Tafsir Ahkam, Jakarta: RajaGrafindo
Persada, 2001 hlm. 30.

4. Jika bagian yang dikutip terdiri atas empat baris atau lebih, maka kutipan
ditulis tanpa tanda kutip dan diketik dengan jarak satu spasi. Baris pertama
diketik mulai satu tab dari kiri dan dikurangi satu tab dari kanan dan baris
seterusnya diketik sama. Contoh:
Daud Rasyid mengungkapkan cara-cara orang Barat dalam
mempengaruhi umat Islam dengan kata-kata:
Dalam mempropagandakan ideologi sekulernya, Barat
menempuh segala cara dan menerobos segala lapangan. Tak
saja pendidikan yang terkesan sekuler, seperti perguruan tinggi
umum, paham sekuler juga disusupkan ke perguruan tinggi
Islam yang sehari-harinya mengkaji al-Quran, Hadits, Fiqh,
Pemikiran dan lain-lain.7

tiga spasi
7
Daud Rasyid, Pembaharuan Islam dan Orientalisme Dalam Sorotan,
Jakarta: Usamah Press, 2003 hlm. 6.
5. Jika bagian dari yang dikutip ada bagian yang dihilangkan, maka penulisan
bagian itu diganti dengan tiga buah titik.

6. Pengutipan ayat al-Quran adalah dengan menyebutkan surat dan ayatnya


terlebih dahulu, dilanjutkan kepada penulisan ayatnya. Adapun pengutipan
terjemahnya mengikuti kutipan langsung. Contohnya:
Syari’ah Islam bersifat universal, berlaku untuk setiap orang, setiap
waktu dan setiap tempat. Hal ini sesuai dengan firman Allah Swt. dalam
Surat Saba’ ayat 28:

‫ﻮﻣﺎﺃﺮﺴﻠﻧﺎﻚ ﺇﻻ ﻛﺎﻓﺔ ﻠﻠﻧﺎﺲ ﺒﺷﻳﺮﺍ ﻭﻨﺬﻳﺮﺍ ﻭﻠﻛﻦ ﺃﻛﺛﺮ ﺍﻠﻨﺎﺲ ﻻﻳﻋﻠﻤﻮﻦ‬


Dan Kami tidak mengutus kamu melainkan kepada umat
manusia seluruhnya sebagai pembawa berita gembira dan
sebagai pemberi peringatan, tetapi kebanyakan manusia tidak
mengetahui. 8
tiga spasi

30
R.H.A. Soenarjo, et al., Al Qur’an dan Terjemahnya, Jakarta:
8

Proyek Penerbitan Kitab Suci Al Qur’an Departemen agama, 1972,


hlm. 688.
D. Cara Menulis Angka
Cara menulis angka dalam suatu kalimat adalah sebagai berikut :
1. Ditulis dengan kata-kata apabila angka tersebut kurang dari 10. Contoh :
Apabila tiga kilogram emas dipertukarkan dengan tujuh kilogram perak….

2. Ditulis dengan angka Arab apabila angka tersebut 10 atau lebih. Contohnya:
Dari 65 Santri yang mengikuti program, tiga orang dinyatakan tidak lulus.

3. Untuk simbol matematika, statistika dst. penulisan dilakukan apa adanya


sesuai dengan kelaziman dalam bidang yang bersangkutan.

E. Cara Menulis Singkatan


Penulisan singkatan mengikuti aturan sebagai berikut :
1. Untuk penulisan pertama kali suatu nama harus ditulis lengkap dan kemudian
diikuti dengan singkatan resminya dalam kurung. Contohnya: Dalam
laporan tahunan Bank Muamalat Indonesia (BMI) disebutkan bahwa ...

2. Untuk penulisan berikutnya singkatan resmi yang ada dalam kurung


digunakan tanpa perlu menuliskan kepanjangannya. Contohnya: Dalam
laporan BMI tersebut dinyatakan pula bahwa ...

3. Singkatan yang tidak resmi tidak boleh digunakan.

F. Cara Menulis Daftar Pustaka


Komponen-komponen yang harus dicantumkan dalam daftar pustaka ini
adalah sebagai berikut :
1. Nama penulis, dengan cara menuliskan terlebih dahulu nama belakang,
kemudian nama depan. Cara ini berlaku secara umum, contohnya:
a. Syafriadi Noor, ditulis: Noor, Syafriadi,
2. Apabila penulisnya 2 orang, maka nama penulis kedua tidak dibalik, tapi
dibuat berurut, misalnya:

31
Nur, Syahbana,dan Abu Bakar Shiddiq, 2003, Manajemen Syariah dalam
Praktek, Penerbit Gema Insani Press, Jakarta.

3. Nama penulis yang menggunakan al syamsiyah atau qamariah (biasanya nama


Arab) maka urutan alfabetisnya mengikuti nama asal. Contoh: al-Ghazali
diurut pada alfabet G bukan pada alfabet A.
4. Tahun penerbitan, judul sumber tertulis yang bersangkutan dengan dicetak
miring, kota tempat penerbit berada dan nama penerbit.
5. Baris pertama diketik mulai pukulan pertama dan baris kedua dan seterusnya
diketik mulai pukulan kelima atau satu tab dalam komputer. Jarak antara baris
satu dengan berikutnya adalah satu spasi, sedangkan jarak antara sumber satu
dengan sumber berikutnya adalah dua spasi.

G. Cara Menulis Daftar Pustaka Berdasarkan Jenis Sumber yang


Digunakan.

1. Penulisan Jurnal
Penulisan jurnal sebagai Daftar Pustaka mengikuti urutan: nama belakang
penulis, nama lengkap penulis, judul artikel (ditulis di antara tanda petik), judul
jurnal ditulis miring dan ditulis penuh, nomor volume dengan angka Arab, nomor
penerbitan (jika ada) dengan angka Arab dan ditulis di antara tanda kurung dan
tahun penerbitan. Contoh :
Ibdalsyah, “Pemikiran al Ghazali tentang Dakwah melalui Sikap Kritis terhadap
Isme-isme Kontemporer”. Jurnal Ilmiah Khazanah, Vol. 1 (No. 2), Mei
2005.

2. Penulisan Buku
Kalau sumber tertulisnya berupa buku maka urutan-urutan penulisannya
adalah: nama belakang penulis, nama depan, tahun penerbitan, judul buku ditulis
miring, edisi, kota asal penerbit dan penerbit. Daftar Pustaka berupa buku tulis
dengan memperhatikan keragaman berikut.
a. Jika buku ditulis oleh seorang saja, contohnya:
Hafidhuddin, Didin, 2000, Tafsir Al Hijri; Kajian Tafsir Al Qur’an Surat An-Nisa,
Tangerang: Yayasan Kalimah Thayyibah-Logos.
32
b. Jika buku ditulis dua atau tiga orang, maka semua nama ditulis, contohnya:
Chirot, David dan Karton Merton, Social Change In The Modern era. San Diego:
Harcourt Brace Jovanovich Publishers, 1986.

c. Jika buku ditulis oleh lebih dari tiga orang, digunakan et. al. (dicetak miring),
contohnya:
Hafidhuddin, Didin, et al., 2000, Pemimpin Ideal dalam Islam. Jakarta: Pustaka
Zaman.

d. Jika penulis menulis lebih dari satu buku maka buku yang kedua diganti dengan
garis sampai satu tab, contohnya:
Saefuddin, Didin, 2003, Pemikiran Modern dan Postmodern Islam, Jakarta:
Gramedia Widiasarana Indonesia.

. 2005, Metodologi Studi Islam, Bogor: Granada Sarana Pustaka.

e. Jika penulis sebagai penyunting :


Philip, HWS dan Gerald Simpson (Ed.), 1976, Australia in the World of
Ecucation Today and Tomorrow, Canberra: Austrlia National
Commission.

f. Jika sumber itu merupakan karya tulis seseorang dalam suatu kumpulan tulisan
banyak orang :
Saifuddin, 2000, “Mengakui Kekeliruan”, dalam Hafidhuddin, Didin, et al.,
2000, Pemimpin Ideal dalam Islam, Jakarta: Pustaka Zaman.

g. Jika buku itu berupa edisi :


Gabriel, J., 1970, Children Growing Up: Development of Children’ Personality,
(third ed.), London: University of London Press.

3. Sumber di luar Jurnal dan Buku


a. Berupa skripsi, KARYA ILMIAH, atau disertasi, contohnya:
Mujahidin, E., 2004, Pengembangan Nilai-nilai Spiritual Berbasis Pesantren Kilat
(Studi Pengembangan Model Pembelajaran Pesantren Kilat yang Inovatif
dan Efektif untuk Siswa Lanjutan Sekolah Tingkat Atas), Disertasi Doktor
pada PPS Bandung: tidak diterbitkan.

b. Berupa publikasi Departemen, contohnya:


33
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1998, Petunjuk Pelaksanaan Beasiswa
dan Dana Bantuan Operasional, Jakarta: Depdikbud.

c. Berupa dokumen, contohnya:


Proyek Pengembangan Pendidikan Guru, 1983, Laporan Penilaian Proyek
Pengembangan Pendidikan Guru, Jakarta: Depdikbud.

d. Berupa makalah
Mujahidin, E., “Perencanaan Program Kerja Lembaga Pendidikan Islam”.
Makalah pada Basik Al Huda, Bogor 8 April 2005.

e. Berupa surat kabar, contohnya:


Fahmi, A., 2004, “Media Terus Memicu Faktor Negatif”, Republika, 29 Mei
2004.

f. Sumber dari Internet


Apabila sumbernya internet, maka cara penulisannya adalah
Pengarang/penyunting. (Tahun), judul (edisi), [jenis medium]. Alamat di internet
[tanggal diakses]. Contoh :
Thomson, A, 1998, The Adult and the Curriculum. [Online],
http://www.uiuc.edu/EPS/PES-Yearbook/1998/thomson, Hotml 30 Maret
2000.

34
Lampiran 1. Contoh sampul luar

PENGARUH HUKUMAN TERHADAP


PENEGAKAN DISIPLIN ANGGOTA OPPPMA
(Studi Kasus di Pondok Pesantren Al Islam)

KARYA TULIS ILMIAH

Disusun Oleh :
Siska Widianti
NIM. 18086010008

PROGRAM PENGABDIAN SANTRI


PONDOK PESANTREN MODERN AL ISLAM CIREBON
2021
35
Lampiran 2. Contoh sampul dalam

PENGARUH HUKUMAN TERHADAP


PENEGAKAN DISIPLIN ANGGOTA OPPPMA
(Studi Kasus di Pondok Pesantren Al Islam)

KARYA TULIS ILMIAH

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Tugas Akhir Santri Pondok Pesantren Modern
Al-Islam

Disusun Oleh :
SISKA WIDIANTI
NIM. 18086010008

PROGRAM PENGABDIAN SANTRI


PONDOK PESANTREN MODERN AL ISLAM CIREBON
2021

36
Lampiran 3. Contoh Lembar Pengesahan (hanya berlaku untuk mengikuti sidang
akhir)

PERSETUJUAN PEMBIMBING

KARYA ILMIAHyang berjudul “PENGARUH DIDIPLIN TERHADAP


HASIL KERJA PENGURUS OPPPMA” (Studi di Pondok Pesantren Al
Islam) yang disusun oleh:
Nama :SISKA WIDIANTI
NIM :18086010008
telah diujikan pada tanggal 10 Desember dan disahkan sebagai salah satu syarat
untuk memperoleh gelar Mujahid Haqqo di Pondok Pesantren Modern Al Islam
Cirebon telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan dalam ujian tertutup pada
Program Pengabdian Santri di Pondok Pesantren Modern Al Islam Cirebon.

Cirebon, …….Desember 2021

Menyetujui,
Pembimbing Karya Tulis Ilmiah

KH. Syafriadi Noor, MHI

37
Lampiran 4. Contoh isi lembar pernyataan

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH

Bismillahirrahmanirrohim.

Dengan ini saya menyatakan bahwa KARYA ILMIAH yang berjudul

“PENGARUH DIDIPLIN TERHADAP HASIL KERJA PENGURUS OPPPMA”

(Studi di Pondok Pesantren Al Islam) yang disusun oleh:

Nama :SISKA WIDIANTI

NIS :18086010008

beserta seluruh isinya adalah benar-benar karya saya sendiri, dan saya tidak

melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai

dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan

ini, saya siap menanggung sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila kemudian

ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya saya ini, atau

ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.

Cirebon, ….Desember 2021

Yang membuat pernyataan,

SISKA WIDIANTI
NIM. 18086010008

38
Lampiran 5. Contoh penulisan abstrak

ABSTRAK

Siska Widianti, 2021. Kesiapsiagaan Masyakat Dalam Menghadapi Bencana


Kebakaran Pada Pemukiman Padat Penduduk di Kecamatan Bojongloa
Kaler.

Kecamatan Bojongloa Kaler merupakan wilayah yang sering terjadi kebakaran,


kepadatan penduduknya tinggi. Karena itu menjadi salah satu wilayah rawan bencana
kebakaran di Kota Bandung. Kebakaran akan menimbulkan kerugian materi, non materi
maupun kehilangan nyawa atau cacat tubuh. Oleh karena itu, perlu diketahui
kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi ancaman bahaya kebakaran. Tujuan dari
penelitian ini untuk (1) mengidentifikasi kesiapsiagaan masyarakat dalam mitigasi
bencana kebakaran pada pemukiman padat penduduk dilihat dari empat aspek yaitu
pengetahuan dan sikap, rencana untuk keadaan darurat, sistem peringatan bencana dan
mobilisasi sumber daya (2) menganalisis upaya mitigasi bencana kebakaran yang
seharusnya dilakukan oleh masyarakat pada pemukiman padat penduduk. Metode
penelitian yang digunakan adalah survey. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui
angket, observasi, wawancara, dan studi literature. Sampel diambil sebanyak 100
responden dengan menggunkan teknik stratified random sampling. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa Tingkat kesiapsiagaan masyarakat di Kecamatan Bojongloa Kaler
dalam menghadapi ancaman bencana kebakaran dikategorikan kurang siap dengan nilai
indeks kesiapsiagaan sebesar 52 (dari nilai maksimal 100). Parameter indeks tertinggi
terdapat pada aspek pengetahuan dan sikap yaitu sebesar 69,45, parameter yang paling
terkecil yaitu sistem perigatan dini dengan nilai indeks 25. Upaya yang harus dilakukan
masyarakat dalam menghadapi ancaman bahaya kebakaran diantaranya yaitu memilih
bahan-bahan kontruksi yang tahan terhadap api, membangun konsep rumah dan desain
yang tahan api, mengatur instalansi listrik dengan baik, memasang sarana pemadam
kebakaran dan ikut terlibat dalam pelatihan-pelatihan kesiapsiagaan dalam menghadapi
ancaman bahaya kebakaran. Melalui penelitian ini diharapkan masyarakat dan
pemerintahan setempat yang tinggal di wilayah rawan terhadap kebakaran dapat
meningkatkan kesiapsiaagaan dalam menghadapi bahaya kebakaran.

Kata kunci : Kebakaran, Kesiapsiagaan, Upaya Masyarakat

39
ABSTRACT

Siska Widianti, 2020. Society Preparedness To Confront Fire Hazard In


Densely Settlement Population In Bojongloa Kaler Sub-District

Bojongloa Kaler Subdistrict is a region where is fire hazard often happened, and
the density of population is very high. Through that situation, Bojongloa Kaler Subdistrict
is one of a region with the high risk of fire hazard in Bandung city. Fire hazard will
impact many things, as material-non material loss, also loss of life and disability.
Therefore, it needs to knowing how far, the preparedness of society in facing the threat of
fire hazard. the purpose of this research is, (1) to identify the society preparedness to
confront fire hazard in densely settlement population seen from four aspects, that is
knowledge and atittude, plan for emergency situation, hazard warning system, and
mobilization resource (2) to analyze the effort of the threat fire hazard mitigation that
should be done by society of the density settlement itself. The methods that used of this
research is survey method. Technique that used of this research by angket, observation,
interview, and literature study. For the sample, it took as many 100 respondents with the
technique of stratified random sampling. The result of this research, showed the degrees
of society preparedness in Bojongloa Kaler Subdistrict to confront fire hazard is in "less-
prepared" category, with the preparedness value indeks is 52 (from the maximal value =
100). The highest indeks value of parameter is in the knowledge aspect, as many 69,45.
and for the lowest indeks value of parameter is in early warning system aspect, as many
25. The effort that should be done by the society to confront the threat of fire hazard is
choosing the materials construction that can endure through fire, bulid the home concept
and design which is endure of fire, setup the electrict instalation well, prepare the fire
extinguisher tools and active participate in training of preparedness of confront the the
threat of fire hazard. From this research, it can expected the society and goverment which
is lived in susceptible area through fire hazard, could increase their preparedness to
confront the threat of fire hazard.

Keyword: Fire Hazard, Preparedness, Society Effort

40
Lampiran 6. Contoh pedoman transliterasi

Pedoman Transliterasi Arab – Indonesia

Arab Latin Arab Latin Arab Latin


‫ﺍ‬ a ‫س‬ s ‫ل‬ l
‫ب‬ b ‫ش‬ sy ‫م‬ m
‫ت‬ t ‫ص‬ sh ‫ن‬ n
‫ث‬ ts ‫ض‬ d ‫ﻭ‬ w
‫ج‬ j ‫ط‬ t ‫ه‬ h
‫ح‬ h ‫ظ‬ z ‫ء‬ ‘
‫خ‬ kh ‫ع‬ ‘ ‫ي‬ y
‫د‬ d ‫غ‬ gh
‫ذ‬ dz ‫ف‬ f
‫ر‬ r ‫ق‬ q
‫ز‬ z ‫ك‬ k

Catatan :
1. Konsonan bersyaddah ditulis rangkap, seperti kata: “ ‫“ َربَّﻨَﺎ‬, ditulis = Rabbanâ.
2. Vokal panjang (madd) fathah (baris di atas), kasrah (baris di bawah) dan
dhammah (baris di depan), ditulis a, i, u, misalnya kata:
َ ‫ ﺍ َ ْل َﻤ‬ditulis : al-masâkîn
‫ﺴﺎ ِﻛ ْي ُﻦ‬
َ‫ ﺍَ ْل ُﻤ ْف ِﻠ ُح ْﻮن‬ditulis : al-muflihûn.
3. Diftong ditulis : ‫ = ﺃَ ْﻭ‬au, ‫ = ﺃ ُ ْﻭ‬u, ‫ي‬ ْ َ ‫ = ﺃ‬ai , ‫ي‬
ْ ِ‫ = ﺇ‬i
4. Kata sandang alif dan lam ( ‫) ﺍل‬, baik diikuti oleh huruf Qamariyah maupun
huruf Syamsiyah, ditulis “al” di awalnya, misal :
َ ِ‫ ﺍَ ْلﻨ‬ditulis : al-Nisâ’.
‫ﺴﺎ ُء‬
‫ ﺍَ ْل ُﻤؤْ ﻣِ ُﻦ‬ditulis : al-mu’min.
5. Ta’ al-marbuthah ( ‫ ) ة‬bila terletak di akhir kalimat ditulis : h, seperti ..............
ditulis : al-Baqarah. Bila terletak di tengah kalimat, ditulis “ t “, misalnya :
‫ زَ ﻛَﺎة ُ ﺍْل َﻤﺎ ِل‬ditulis : zakât al-mâl.
6. Penulisan kalimat Arab di dalam kalimat Indonesia ditulis menurut tulisannya,
misal : ‫ َﻭه َُﻮ َخ ْي ُﺮ َر ِﺍزقِ ْيﻨَل‬ditulis : wa huwa khair al-râziqîn.

41
Lampiran 7. Contoh penulisan daftar isi

DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ………………………………………………… i
ABSTRACT ………………………………………………… ii
KATA PENGANTAR ……………………………………………… iii
PEDOMAN TRANSLITERASI …………………………………... iv
DAFTAR ISI .……………………………………………………….. v
DAFTAR TABEL ………..………………………………………… vii
DAFTAR GAMBAR ..……………………………………………... viii
DAFTAR LAMPIRAN …………………………………………….. x
BAB I PENDAHULUAN .…………………………………………... 1
A. Latar Belakang Masalah ………………………………........... 1
B. Perumusan Masalah …………………………………….. 10
C. Tujuan Penelitian …………………………………………… 13
D. Kerangka Pemikiran …………………………………………... 18
E. Sistematika Penulisan ……...………………………………..... 22
BAB II TINJAUAN PUSTAKA …………………………………... 29
Dan seterusnya ...
BAB III METODE .....................................……………………….. 38
Dan seterusnya ...
BAB IV PEMBAHASAN HASIL-HASIL PENELITIAN ……..... 45
Dan seterusnya ...
BAB V PENUTUP …….………………………………………........ 49
A. Kesimpulan ……………………………………………………… 51
B. Rekomendasi ………………………………………………….. 54
DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………. 56
LAMPIRAN-LAMPIRAN ………………………………………… 57
RIWAYAT HIDUP ………………………………………………… 59

42
Lampiran 8. Contoh penulisan daftar tabel

DAFTAR TABEL

Nomor Halaman

2.1 Sebaran Waktu Penyampaian Materi Pesantren Kilat 4


2.2 Sebaran Teknik Pembelajaran 5
4.1 Klasifikasi Tenaga Kependidikan SMUN V 13
4.2 Sebaran Siswa SMUN V 13
4.3 Sebaran Siswa SMU Bina Bangsa Sejahtera 15
4.4 Klasifikasi Tenaga Kependidikan SMU Taman Islam 15
4.5 Sebaran Siswa SMU Taman Islam 15

43
Lampiran 9. Contoh penulisan daftar gambar

DAFTAR GAMBAR

Nomor Halaman

1.1 Kerangka Pemikiran Pengembangan Model 2


Pembelajaran Pesantren Kilat

2.1 Perbedaan Jenis Pesantren dalam Penguasaan Ilmu 3

2.2 Penggunaan Metode dan Teknik dalam Pembelajaran


di Pesantren 6

3.1 Tahapan Penelitian Model Pembelajaran Pesantren


Kilat 11

44
Lampiran 10. Contoh penulisan daftar lampiran

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Halaman

2.1 Kurikulum Pendidikan Agama Islam untuk SLTA 26


3.1 Instrumen Wawancara 26
3.2 Instrumen Tes Pesantren Kilat 27

45
Lampiran 11. Kontrak penulisan KARYA ILMIAH

KONTRAK PENULISAN KARYA ILMIAH

Pada hari ini.......... tanggal......... bulan ........... tahun......, saya yang bertanda
tangan di bawah ini:
Nama :
NISN :
Nomor Hp :
Alamat email :
Konsulat :
Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa:
1. Sanggup menyelesaikan penulisan Karya Ilmiah selambat-lambatnya 1
(satu) semester.
2. Sanggup melakukan konsultasi dengan pembimbing 2 kali seminggu.
3. Sanggup melaporkan perkembangan penulisan paling lama 1 bulan sekali
kepada Pondok Pesantren Modern Al Islam Cirebon.
4. Tidak melakukan plagiat atau lainnya yang melanggar etika akademik.
5. Apabila saya tidak memenuhi kesanggupan di atas saya bersedia menerima
sanksi apapun secara ikhlas dari Pondok Pesantren Modern Al Islam
Cirebon.

(_________________________ )
tanda tangan dan nama lengkap

46

Anda mungkin juga menyukai