Anda di halaman 1dari 4

Nama : Lutfi Firdaus Wijanarko

NPM : 150510220073
Matkul : Agrosains C

Ekosistem, Sosiosistem, dan Geosistem

- Ekosistem
Agroekosistem adalah sebuah sistem lingkungan yang telah dimodifikasi dan dikelola
oleh manusia untuk kepentingan produksi pangan, serat dan berbagai produk pertanian lain
(Conway, 1987). Manusia, dalam hal ini sering disebut petani, melakukan intervensi terhadap
system lingkungan dengan tujuan utama meningkatkan produktivitas sehingga mereka mampu
memenuhi kebutuhan hidup bagi keluarganya. Dalam perspektif yang lebih luas, masyarakat
juga ikut mendukung intervensi semacam itu karena kepentingan yang lain, yakni untuk
menghasilkan pangan dengan harga yang terjangkau bagi mereka-mereka yang tidak bekerja
di sektor pertanian, seperti para pekerja di sektor-sektor industry di perkotaan.

Agroekosistem berbeda dengan ekosistem alam (nature ecosystem), karena dalam


agroekosistem sumber energy tidak hanya terbatas pada sinar matahari, air dan nutrisi tanah,
akan tetapi juga berasal dari sumber-sumber lain yang sudah dikonsolidasikan oleh manusia,
seperti pupuk, pestisida, teknologi dan lain sebagainya. Hal lain yang membedakan adalah
tingkat keanekaragaman hayati pada agroekosistem cenderung rendah, didominasi oleh
varietas-varietas yang seragam, serta kontrol dikendalikan oleh faktor eksternal, dalam hal ini
manusia, bukan oleh feedback system sebagaimana yang terjadi pada ekosistem alam. Dengan
demikian, dalam agroekosistem, manusia adalah faktor yang memegang peranan sangat
penting, untuk tidak mengatakan sentral.

Atas dasar itu, maka sebagaimana yang ditulis Rambo (1983), analisis agroekosistem
perlu diarahkan pada proses interaksi antara dua system yang menjadi penopang utama, yakni
system sosial (social system) dan ekosistem alam (natural ecosystem). Conway (1987)
memperkenalkan kepada kita tentang system property yang penting untuk diperhatikan dalam
setiap analisis agroekosistem, yaitu: produktivity, stability, sustainability, dan equitability.
Dengan memperhatikan system property ini, menurutnya, pengelolaan agroekosistem dapat
terkontrol sedemikian rupa sehingga bisa memberikan kontribusi optimal pada system sosial
tanpa harus menghancurkan ekosistem alam. Berangkat dari gagasan Rambo dan Conway
tersebut, setidaknya ada tiga komponen analisis penting dalam sebuah agroekosistem, pertama:
unsur-unsur yang menopang system produksi atau sering disebut sebagai faktor produksi
(modal, tenaga kerja, sumber daya fisik dll); kedua model interaksi dari unsur-unsur penopang
system (harmoni, disharmoni atau gabungan antara keduanya); dan yang ketiga adalah arah
dan kecenderungan dari system (sustainabilitas, stabilitas, produktivitas dll).

- Sosiosistem
Sosiosistem adalah lingkungan hidup binaan dalam arti sempit, yaitu system keakraban
manusia, teknologi, ilmu pengetauan, ideologi, kependudukan, Kesehatan gizi, dan lain lain.
Dalam arti luas lingkungan hidup binaan sebenarnya lingkunga hidup alami yang didominasi
oleh kehidupan manusia. Jadi, ekosistem dan sosiosistem itu menyatu dalam satu system yang
disebut lingkungan hidup.

- Geosistem
The geosystem is the natural physical environment that contains individuals, families, and
communities. It is comprised of the living and non-living elements of the natural world and
includes land, water, and air. The geosystem offers a physical place in which each
individual—child, youth, and adult—develops. The relationship between each system and
geosystem is reciprocal, and risk and opportunity flow bidirectionally (Christopherson, 2011).
Termasuk dalam makna ―physical place‖ tersebut adalah struktur geologis. Menurut Sturm
(2005), sebagai sebuah fenomena ―the geology influences the geomorphology of an area‖.
Christopherson (2012) mengaskan bahwa fenomena dan proses geologi bernilai kemanusiaan.
Geologi dari suatu area juga mencerminkan perkembangan suatu tempat dan dapat digunakan
sebagan kerangka untuk menjelaskan keragaman biologisnya.
Karena geologi (geodiversity) dan mahluk hidupnya saling mempengaruhi, maka penting
untuk diperhatikan dan diperhitungkan (Marafa and Sai, 2010). Pada kenyataannya,
geosystem dimaknai secara beragam. Perspektif makro memandang geosistem sebagai
keseluruhan bumi tempat keberadaan ekosistem dan sosiosistem. Perspektif mezzo
memandang geosistem sebagai sistem terestrial yang membentang dari lautan sampai dataran
tinggi. Sedangkan perspektif mikro memandang geosystem sebagai karakteristik geologi pada
belahan (zone) bumi tertentu. Pertanyaannya, kenapa analisis agribisnis di dataran tinggi
harus menyertakan aspek geosystem? Pertama, agar pelaku agribisnis di dataran tinggi
senantiasa antisipatif terhadap segala kemungkinan bencana geologi, berupa erupsi gunung
api, longsor, tanah amblas dan gempa bumi. Antisipatif berarti memiliki alternatif dalam
menghadapi dan menghindari bencana geologi. Salah satu bentuk antisipatif adalah
mengusahakan usaha yang memungkinkan dapat dipanen, diawetkan dan dijadikan cadangan
pangan alternatif ketika bencana terjadi.
DAFTAR PUSAKA

https://javlec.org/agroekosistem-cepat-sebuah-catatan-untuk-proses-produksi-di-
datarantinggi/
http://arti-definisi-pengertian.info/pengertian-ekologi-manusia/
https://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=&ved=2ahUKEwjiv
vi2vvf6AhWQRmwGHcW3C48QFnoECA8QAQ&url=https%3A%2F%2Fjurnal.unej.ac.id
%2Findex.php%2Fprosiding%2Farticle%2Fdownload%2F10657%2F6634%2F&usg=AOvV
aw0tgWrFNFc2af1r7kKc2xrL

Anda mungkin juga menyukai