Anda di halaman 1dari 3

REFLEKSI NOVEL PATER PANCALI

Nama: Stephanie Febriana


Tugas Bahasa Indonesia XII Kelas/No.: XII MIPA 4/31
SMA Santa Ursula Jakarta

KELUARGA SEBAGAI HARTA


Refleksi Novel Pater Pancali

Novel Pater Pancali yang menceritakan tentang kehidupan masa kecil Apu dan Durga
mengajarkan kita untuk memahami sudut pandang seorang anak kecil yang memiliki kreativitas
dan rasa ingin tahu namun terbatas karena kondisi ekonomi keluarga yang miskin di desa
Nishcindipur, India. Meski kesulitan dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari, Harihar dan
Sharvajaya selalu mengusahakan yang terbaik untuk kedua anaknya.
Sebagai seorang Ibu, Sharvajaya mendidik Durga dan Apu cukup keras. Durga selalu
dimarahi oleh ibunya karena suka mengembara di siang hari sendirian. Suatu hari, Sharvajaya
sangat marah karena Durga tertangkap mencuri kalung dan apel dari kebun milik Shejbau.
Hukuman pukulan yang pedas pun harus Durga terima karena telah membuat ibunya kecewa.
Tindakan Sharvajaya yang memukul Durga sudah sering kita jumpai di masyarakat
dimana sang ibu memukul anaknya untuk mendisiplinkan mereka. Namun tindakan Sharvajaya
ini sebaiknya kita hindari karena dengan memukul atau mengusir anak dapat memengaruhi
mental anak dan konsekuensi lainnya sepert lari dari masalah, menjadi tidak jujur, dan
sebagainya.
Sharvajaya memang keras mendidik kedua anaknya. Namun, hati seorang ibu akan tetap
sayang pada anaknya. Sharvajaya selalu menginginkan yang terbaik untuk Apu dan Durga meski
keluarga mereka sangat miskin. Ketika warga desa membicarakan hal yang tidak baik tentang
Durga karena mencuri, Sharvajaya yang tidak sengaja mendengar perbincangan itu sakit hati dan
rapuh karena anaknya di”kutuk” oleh warga desa lainnya.
Di dunia ini, tidak ada sosok ibu yang sempurna karena setiap manusia tentu memiliki
kekurangan dan kelebihan. Namun usaha dan niat baik mereka, segala perhatian dan kasih
sayang yang mereka berikan perlu dihargai dan disyukuri karena mereka selalu mencoba
memberikan yang terbaik kepada anak-anaknya. Maka sebagai anak remaja, kita perlu berterima
kasih atas kasih sayang tersebut dan menghargai setiap usaha yang ibu telah lakukan.
Suami Sharvajaya merupakan seseorang yang tekun bekerja. Harihar digambarkan jarang
berada dirumah karena sibuk mencari nafkah ke berbagai daerah. Harihar merupakan seseorang
yang pekerja keras dan mendahulukan pendidikan. Harihar memiliki kebiasaan untuk mengajak
Apu, anak laki-lakinya yang bungsu untuk terus membaca buku di depannya karena Harihar
tidak dapat menyekolahkan Apu ke sekolah pada umumnya. Harihar memiliki pendirian bahwa
meskipun mereka miskin, keluarganya harus memiliki pendidikan. Sebagai seorang Ayah,
REFLEKSI NOVEL PATER PANCALI
Nama: Stephanie Febriana
Tugas Bahasa Indonesia XII Kelas/No.: XII MIPA 4/31
SMA Santa Ursula Jakarta

Harihar memang kecewa karena duitnya untuk berlangganan kabar harian saja tidak cukup.
Itulah sebabnya Harihar suka melihat Apu membaca buku didepannya. Setiap senyuman yang
Apu berikan saat membaca sangat berharga baginya.
Jika kita memposisikan diri sebagai Harihar, tentu timbul rasa kecewa. Namun melihat
pendiriannya yang tetap mengutamakan pendidikan perlu kita contoh dalam kehidupan
sehari-hari karena pendidikan adalah jalan untuk kita bangkit dan keluar dari kemiskinan itu.
Keluarga Harihar memang miskin papa, namun isi rumah mereka dipenuhi banyak canda
tawa kedua anaknya. Durga memang digambarkan sebagai anak perempuan yang senang
berpetualang sendirian tanpa teman. Namun rasa simpati Durga mengajarkan kita rasa cinta kasih
terhadap sesama. Durga adalah sosok yang peduli terhadap Apu. Sejak kecil, Durga sering
mengajak Apu untuk bermain bersama. Meskipun sering bertengkar, Durga sayang sekali dengan
Apu.
Sama seperti kakaknya yang peduli, sifat ini juga dimiliki oleh Apu. Apu adalah adik
yang sangat disayang oleh ibu, ayah, dan kakaknya. Ketika Apu mendapat kesempatan untuk
pergi bersama ayahnya ke suatu daerah dan melihat hal-hal baru, Durga adalah satu-satunya
orang yang ia pikirkan. Ia mengandaikan Durga dapat menikmati pemandangan indah yang Apu
lihat. Apu juga peduli terhadap Durga, terutama saat Durga terkena penyakit malaria yang
membuatnya kehilangan sosok kakaknya. Di samping itu, Apu adalah sosok yang mudah
berteman dengan siapapun dan suka membela kebenaran. Sangat sederhana untuk membuat
seorang anak kecil seperti Apu bahagia, yakni melihat pemandangan luar dan kereta saja sudah
cukup.
Melihat kepribadian Apu dan Durga, kita dapat melihat kekompakkan dari adik-kakak
yang saling peduli satu sama lain. Dalam kehidupan sehari-hari, kita terkadang merasa benci atau
tersaingi oleh kehadiran kakak/adik kita dirumah. Namun dari Durga dan Apu kita belajar bahwa
kekompakkan sangat diperlukan. Selain itu, kita dapat memposisikan diri sebagai Durga dan Apu
yang sama-sama paham bahwa mereka adalah anak dari keluarga miskin. Namun kekeluargaan
mereka sangat kaya dan berharga. Itulah kebahagiaan yang tidak dapat dibeli dengan uang.
Konflik pada novel Pater Pancali seperti meninggalnya Durga karena penyakit malaria
dapat menjadi pelajaran bagi kita. Memang jika memposisikan diri sebagai Sharvajaya, tidak ada
yang dapat kita lakukan karena di India pada zaman 1920an, sangat marak penularan penyakit
malaria. Kemiskinan yang keluarga Harihar alami membuat Sharvajaya hanya dapat melihat
anaknya meninggal perlahan menahan rasa sakit sekaligus basah karena hujan dan rumah yang
sudah runtuh.
REFLEKSI NOVEL PATER PANCALI
Nama: Stephanie Febriana
Tugas Bahasa Indonesia XII Kelas/No.: XII MIPA 4/31
SMA Santa Ursula Jakarta

Ketegaran Sharvajaya menangani penyakitnya Durgalah yang dapat menjadi pelajaran


bagi kita. Hal ini membuat kita sadar bahwa kasih sayang ibu begitu tulus dan tak terhingga.
Meskipun situasi saat itu sangat kacau, Sharvajaya tetap berdiri tegar menguatkan anaknya yang
sakit hingga akhirnya harus melepaskan kepergian anak pertamanya. Dibalik pilunya kejadian
yang menimpa keluarga Harihar, Sharvajaya tetap berada disana untuk Durga dan Apu. Begitu
pula Apu. Apu tetap berada di samping ibunya merawat Durga atas dasar kesetiaan. Sikap
dewasa Apu yang sederhana adalah contoh untuk kita terapkan dalam kehidupan sehari-hari
karena itulah sumber ketenangan bagi keluarga.
Setelah kematian Durga, keluarga Harihar terpaksa mengemas barang mereka dan pindah
ke desa lain karena berbagai pertimbangan, terutama masalah ekonomi. Harihar merasa
keluarganya dapat menjalani hidup yang lebih sejahtera dibanding di rumah yang sekarang.
Terpaksa, Apu berpamitan dengan teman-temannya dan pergi berpindah.
Secara keseluruhan, novel Pater Pancali mengajarkan kita pentingnya rasa kekeluargaan
dan perhatian. Memang tradisi di India sangat kental saat itu sehingga kasta seseorang sangat
dilihat. Namun di era saat ini, kita dapat menanamkan rasa saling menghargai dan peduli
terhadap keluarga. Dibalik konflik yang terjadi dalam novel Pater Pancali, kita dapat belajar
untuk mensyukuri keadaan sekitar karena ketika kita melihat sudut pandang Apu dan Durga,
keluarga adalah harta yang mereka miliki dan untuk menjaganya, perlu kasih sayang satu sama
lain.

Anda mungkin juga menyukai