Anda di halaman 1dari 6

GELOMBANG BERDIRI PADA DAWAI

Dunnish Haraini
Departemen Pendidikan Fisika, Universitas Negeri Yogyakarta
email: dunnish0188fmipa.2022@student.uny.ac.id

Abstrak. Percobaan gelombang berdiri pada dawai telah dilakukan. Percobaan gelombang
berdiri pada dawai ini mengandalkan 5 variasi massa beban pada katrol, 1 variasi frekuensi
dawai, 1 variasi panjang dawai, serta 1 variasi panjang (µ) dawai. Adapun tujuan percobaan
ini adalah agar dapat menunjukkan gelombang diam pada dawai serta dapat menentukan
kelajuan dan kecepatan rambat gelombang pada dawai. Pengumpulan data pada percobaan
ini dilakukan melalui penelitian kualitatif dengan bantuan analisis aplikasi Excel yang hasilnya
berupa data pada tabel dan grafik serta analisis menggunakan persamaan pada dasar teori.
Berdasarkan hasil percobaan yang tampak pada grafik dan tabel, data cepat rambat
gelombang dan kuadrat gaya tekan berbanding lurus, karena terdapat kenaikan yang sama
antara data cepat rambat gelombang dan kuadrat gaya tekan, hal ini berarti Hukum Melde
pada dasar teori terbukti benar. Data kelajuan dan kecepatan gelombang yang dihasilkan
berbanding terbalik, dengan hasil terbesar dan berkecil berturut-turut (berdasarkan massa
beban terkecil sampai terbesar) sebagai berikut: 23.268, 26.347, 27.731, 34.091, dan 39.400
(cepat rambat gelombang) dan 75, 87.5, 77.5, 70, dan 40 (laju rambat gelombang). Kedua hasil
tersebut terjadi karena perpindahan gelombang tergantung pada berapa besar beban massa
yang memengaruhi kelembaman dawai untuk berosilasi dan jarak yang ditempuh amplitudo
untuk berosilasi selama T = 0.02 sekon.

Kata kunci: Gelombang stasioner, dawai, amplitudo, cepat rambat, laju rambat

I. PENDAHULUAN yang dipetik menimbulkan adanya gelombang


yang saling terpantul pada kedua ujung dawai.
Ilmu fisika telah memulai berbagai Kedua ujung dawai yang terikat menyebabkan
inovasi yang diadopsi pada alat-alat pemenuh gelombang yang dihasilkan oleh petikan
kebutuhan hidup makhluk hidup di bumi. dawai berupa gelombang berdiri atau
Inovasi demikian dihasilkan melalui observasi gelombang stasioner. Amplitudo maksimal
yang melibatkan berbagai eksperimen pada gelombang stasioner disebut juga perut,
sehingga menghasilkan teori yang terbukti sedangkan amplitudo tanpa simpangan
berdasarkan fenomena dan gejala yang terjadi (amplitudo nol) disebut sebagai simpul. [1]
sesungguhnya. Teori yang dihasilkan Adapun ilustrasi gelombang berdiri atau
demikian, kemudian dijadikan sebagai acuan gelombang stasioner adalah sebagai berikut.
berfikir dalam merekayasa ilmu pengetahuan
dan teknologi. Salah satu eksperimen fisika
yang menghasilkan teori yang berdampak
pada kehidupan hingga saat ini adalah
percobaan gelombang berdiri atau gelombang
stasioner.
Gelombang stasioner atau gelombang
berdiri terjadi karena adanya interaksi dua
buah gelombang yang frekuensinya sama
Gambar 1. Ilustrasi Gelombang Stasioner
besar namun amplitudonya berbeda pada tiap
titik sepanjang dawai. Gelombang ini terjadi
pada alat musik berdawai atau gitar. Gitar

1
Adapun ilustrasi amplitudo maksimum
gelombang stasioner (perut) adalah yang
bertanda p dan ilustrasi amplitudo tanpa
simpangan (simpul) adalah yang bertanda s.
Titik-titik naik turun yang ditunjukkan pada
gambar merupakan ilustrasi partikel-partikel
yang dilalui gelombang bergetar naik turun,
dengan amplitudo berbeda seperti yang sudah
dijelaskan pada paragraf sebelumnya. [2]
Prinsip gelombang stasioner berkaitan
juga dengan konsep superposisi dan interfensi
(perpaduan dua gelombang yang koheren
menghasilkan titik kuat dan titik lemah pada
gelombang), pemantulan gelombang
(perubahan arah rambat gelombang ke arah
medium asalnya), dan fase gelombang. [3]
Terdapat dua macam gelombang
Gambar 3. Ilustrasi Gelombang
stasioner, yaitu gelombang stasioner ujung Stasioner Ujung Terikat
bebas yaitu gelombang pantul yang tidak
mengalami pembalikan fase atau beda fasenya Frantz Melde, seorang ilmuwan Jerman
sama dengan nol, dan kemudian gelombang telah melakukan eksperimen menggunakan
stasioner ujung tetap yaitu gelombang pantul alat sonometer untuk engetahui cepat rambat
yang mengalami pembalikan fase sebesar gelombang transversal pada dawai. Hasil
setengah gelombang. [4] penelitiannya menyatakan bahwa cepat
Adapun ilustrasi perbedaan antara rambat gelombang pada dawai berbanding
gelombang stasioner ujung bebas dan ujung lurus dengan akar kuadrat gaya tekanan (F)
tetap adalah sebagai berikut. pada dawai dan berbanding terballik dengan
akar kuadrat massa per satuan panjang (µ)
dawai. [5]
Untuk membuktikan keselarasan dasar
teori dengan percobaan yang dilakukan pada
praktikum ini, maka digunakan beberapa
persamaan untuk menganalisis data yang
didapat pada percobaan ini.
Adapun beberapa persamaan yang
diperlukan untuk menganalsis gelombang
berdiri pada dawai adalah sebagai berikut.
1
𝑇= (1)
𝑓
𝑚
𝜇= (2)
𝐿
𝑔
𝐹 = 𝑚. (3)
𝐿
√𝐹
Gambar 2. Ilustrasi Gelombang 𝑣= (4)
Stasioner Ujung Bebas
𝜇
𝑣 = 𝜆. 𝑓 (5)
𝜆
𝑣= (6)
𝑇

2
Keterangan: Setelah percobaan kelima selesai
(1) Persamaan periode dawai dilakukan, kemudian analisis hasil percobaan
(2) Persamaan satuan panjang dawai demikian menggunakan beberapa persamaan
(3) Persamaan gaya tekanan dawai yang tersedia dalam dasar teori untuk
(4) Persamaan cepat rambat gelombang membandingkan atau menselaraskan hasil
(5) Persamaan laju rambat gelombang temuan percobaan dengan dasar teori.
(6) Persamaan laju rambat gelombang
Percobaan gelombang berdiri pada III. HASIL PRAKTIKUM
dawai ini mengandalkan 5 variasi massa
beban pada katrol, 1 variasi frekuensi dawai, Adapun data hasil analisis pada aplikasi
1 variasi panjang dawai, serta 1 variasi Excel adalah sebagai berikut.
panjang (µ) dawai. Adapun tujuan percobaan
ini adalah agar dapat menunjukkan Tabel 1. Data Variasi Awal
gelombang diam pada dawai serta dapat Massa (kg) L (m) ƒ (hz) T
menentukan kelajuan dan kecepatan rambat 0.0716 1.08 50 0.02
gelombang pada dawai. [6] 0.0918 1.08 50 0.02
0.1017 1.08 50 0.02
II. METODE PRAKTIKUM 0.1537 1.08 50 0.02
0.2053 1.08 50 0.02
Percobaan ini dilakukan pada hari
Selasa, 4 April 2023 di Laboratorium Dasar
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Tabel 2. Analisis Pertama Data
Alam Universitas Negeri Yogyakarta, pukul n perut λ v=λ/T
09.10 s.d 10.10 WIB.Terdapat 3 buah
3 1.5 75
alat/bahan yang digunakan dalam percobaan
3.5 1.75 87.5
ini, di antaranya skala, beban, dan alat Melde.
3.1 1.55 77.5
Langkah pertama yang dilakukan pada
percobaan ini adalah menentukan 5 variasi 2.8 1.4 70
massa beban yang akan digantungkan pada 1.6 0.8 40
katrol sistem Melde yaitu 71.6 cm, 91.8 cm,
101.7 cm, 153.7 cm, dan 205.3 cm.
Selanjutnya, lengkapi sistem Melde dengan Tabel 3. Analisis Kedua Data
memastikan panjang dawai 108 cm (hanya 1 F = m.g / L v = F / µ F
varasi) sebelum alat Melde diaktifkan, lalu 0.649703704 23.26842825 0.806042
kaitkan variasi massa beban 1 pada ujung 0.833 26.34704284 0.9126883
bawah katrol alat Melde. Alat Melde yang 0.922833333 27.73135009 0.9606421
sudah siap diiaktifkan kemudian disetel pada 1.394685185 34.0916068 1.1809679
frekuensi 50 Hz, lalu diaktifkan untuk diamati 1.862907407 39.40079745 1.3648837
pergerakan gelombangnya. Percobaan
dilakukan secara berkala sesuai banyaknya
variasi massa beban yang ditentukan (5 kali Tabel 4. Analisis Ketiga Data
pengulangan). F = m.g / L v = F / µ µ
Alat Melde yang siap diaktifkan akan 0.649703704 23.26842825 0.034641
membentuk skema seperti di bawah ini.
0.833 26.34704284 0.034641
0.922833333 27.73135009 0.034641
1.394685185 34.0916068 0.034641
1.862907407 39.40079745 0.034641

Gambar 4. Skema Percobaan Gelombang Berdiri


Pada dawai

3
√𝑭
Grafik Hubungan Cepat Rambat Gelombang dengan 𝒗= (4)
𝝁
Kuadrat Gaya Tekan dan Kuadrat Massa per Satuan
Panjang
40
30
20 0.806
100 𝑣= 𝑣 = 23.268
v = ÖF / µ Öµ ÖF 0.0012
Series1 23.26842825 0.034641016 0.806041999
Series2 26.34704284 0.034641016 0.912688337
0.912
Series3 27.73135009 0.034641016 0.960642146 𝑣= 𝑣 = 26.347
Series4 34.0916068 0.034641016 1.180967902 0.0012
Series5 39.40079745 0.034641016 1.364883661
0.960
Series1 Series2 Series3 𝑣= 𝑣 = 27.731
0.0012

Grafik 1. Hubungan Cepat Rambat Gelombang dengan


Kuadrat Gaya Tekan dan Kuadrat Massa per Satuan 1.180
𝑣= 𝑣 = 34.091
Panjang 0.0012

1.364
𝑣= 𝑣 = 39.400
IV. ANALISIS DAN PEMBAHASAN 0.0012

Adapun hasil analisis manual


berdasarkan persaman pada dasar teori dan 𝒗 = 𝝀.𝒇 (5)
berdasarkan data yang ditunjukkan pada tabel
serta grafik didapatkan sebagai berikut. 𝑣 = 1.5 . 50 𝑣 = 75
𝟏
𝑻= (1) 𝑣 = 1.75 . 50 𝑣 = 87.5
𝒇
1 𝑣 = 1.55 . 50 𝑣 = 77.5
𝑇= 𝑇 = 0.02 𝑠
50
𝑣 = 1.4 . 50 𝑣 = 70

𝒎 𝑣 = 0.8 . 50 𝑣 = 40
𝝁= (2)
𝑳
1.2 𝑔𝑟𝑎𝑚 0.0012 kg
𝜇= 𝜇= 𝝀
100 𝑐𝑚 1m 𝒗= (6)
𝑻

𝒎. 𝒈 1.5
𝑭= (3) 𝑣= 𝑣 = 75
𝑳 0.02
9.8 1.75
𝐹 = 0.0716 . 𝐹 = 0.649 𝑁 𝑣= 𝑣 = 87.5
1.08 0.02
9.8 1.55
𝐹 = 0.0918 . 𝐹 = 0.833 𝑁 𝑣 = 77.5
1.08 𝑣=
0.02
9.8
𝐹 = 0.1017 . 𝐹 = 0.922 𝑁 1.4
1.08 𝑣= 𝑣 = 70
0.02
9.8
𝐹 = 0.1537 . 𝐹 = 1.394 𝑁
1.08 0.8
𝑣= 𝑣 = 40
0.02
9.8
𝐹 = 0.205 . 𝐹 = 1.862 𝑁
1.08
Telah ditampilkan hasil analisis
percobaan gelombang berdiri pada dawai
melalui bantuan analisis aplikasi Excel.
Merujuk pada grafik (1) yang menampilkan
perbandingan dan hubungan cepat rambat

4
gelombang dengan kuadrat gaya tekan dan menganalisis data menunjukkan hasil akhir
kuadrat massa per satuan panjang, tampak yang sama, walaupun pada (1) v = ƒ. λ
bahwa grafik batang cepat rambat gelombang menunjukkan bahwa kelajuan berbanding
dan kuadrat gaya tekan berbanding lurus. lurus dengan frekuensi dan pada (2) v = λ / T
Kedua grafik batang demikian menunjukkan kelajuan berbanding lurus
menggambarkan adanya kenaikan yang sama dengan panjang gelombang, namun dapat
𝜆
antara data cepat rambat gelombang dan 1
𝜆
kuadrat gaya tekan, hal ini berarti Hukum dijabarkan bahwa (2) 𝑣 =  𝑣 = 1

𝑇 𝑓
Melde pada dasar teori yang mengatakan 𝜆 𝑓
bahwa “Cepat rambat gelombang pada dawai 𝑣 = 1 . 1  𝑣 = λ . 𝑓. Sehingga persamaan
berbanding lurus dengan akar kuadrat gaya kelajuan (1) dan (2) sama saja.
tekanan (F) pada dawai dan berbanding
terballik dengan akar kuadrat massa per V. KESIMPULAN DAN SARAN
satuan panjang (µ) dawai.” terbukti benar.
Berbeda dengan grafik batang lainnya, data Percobaan gelombang berdiri pada
kuadrat massa per satuan panjang tersebut dawai yang telah dilakukan menunjukkan
justru tidak menujukkan kesamaan dengan terdapat beberapa variasi yang menjadi faktor
kedua data lainnya. hal ini juga dapat hasil akhir kecepatan dan kelajuan gelombang
dikatakan bahwa pada percobaan ini, berdiri, di antaranya adalah massa beban dan
gelombang berdiri pada dawai dipengaruhi gaya tekan. Massa beban yang dikaitkan pada
oleh massa beban yang menggantung pada katrol Melde berbanding lurus dengan gaya
ujung katrol. tekan, dan kuadrat dari gaya tekan berbanding
Massa beban yang menyebabkan lurus dengan cepat rambat gelombang namun
adanya gaya tarik pada senar dawai berbanding terbalik dengan laju rambat
menyebabkan adanya perbedaan getaran dan gelombang.
perut/amplitudo maksimum yang timbul pada Dari serangkaian percobaan yang telah
dawai, sehingga juga memengaruhi panjang dilakukan, dapat diketahui bahwa cepat
gelombang yang dihasilkan. Percobaan ini rambat gelombang secara berurutan (massa
menimbulkan pernyataan bahwa semakin beban terkecil sampai terbesar) adalah 23.268,
besar massa beban maka perut dan panjang 26.347, 27.731, 34.091, dan 39.400.
gelombang yang dihasilkan akan lebih sedikit. Kemudian, hasil laju rambat gelombang
Berbeda dengan kelajuan dan kecepatan secra berurutan (massa beban terkecil sampai
gelombangnya, massa beban yang besar terbesar) adalah 75, 87.5, 77.5, 70, dan 40.
berbanding lurus dengan cepat rambat Untuk mendapatkan hasil yang lebih
gelombang namun berbanding terbalik optimal pada percobaan selanjutnya, harap
dengan laju rambat gelombangnya. Hal ini perhatikan langkah-langkah sebelum
dikarenakan pada periode 0.02 sekon, jarak percobaan dimulai dan perhatikan lingkungan
yang dihasilkan gelombang untuk berosilasi yang akan mempengaruhi percobaan. Kurangi
mengahasilkan amplitudo sepanjang dawai gangguan/mobilitas yang memengaruhi
berbeda-beda, sesuai dengan beban yang percobaan (pada gesekan udaranya) dengan
memengaruhinya. Lalu, alasan mengapa cepat cara mencari tempat yang lebih kondusif.
rambat gelombang tidak berbanding lurus
dengan kelajuan rambat gelombang adalah DAFTAR PUSTAKA
karena perpindahan gelombang tergantung
pada berapa besar beban massa yang [1] D. Fisika, "3/FISIKA DASAR/LFD
memengaruhi kelembaman dawai untuk Gelombang Berdiri," file.upi.edu,
berosilasi. Semakin berat beban katrol pada Bandung, 2008.
ujung dawai, maka semakin lembam dawai [2] I. F. Mutia, I. M. Astra, I. Kustiawan and
berosilasi, sehingga amplitudo yang N. , "Karakteristik Gelombang Stasioner,"
dihasilkan tidak besar. Gelombang Stasioner, p. 1, 21 January
Kemudian, kedua persamaan laju 2020.
rambat gelombang yang digunakan untuk

5
[3] Ruangguru, "Roboguru by Ruangguru,"
Roboguru, 2022. [Online]. Available:
https://roboguru.ruangguru.com/forum/pe
mantulan-gelombang-adalah-_FRM-
5E2WPN2Q. [Accessed 9 April 2023].
[4] C. S. Mukti, "Gelombang Berjalan dan
Stasioner – Fisika Kelas 11," Fisika, p. 1,
24 September 2019.
[5] Kelas Pintar, "Bunyi pada Dawai,"
Gelombang Bunyi, p. 1, 10 Maret 2021.
[6] Universitas Negeri Yogyakarta, "Petunjuk
Praktikum Getaran Gelombang Untuk
Program Studi Fisika dan Pendidikan
Fisika," Januari 2022/2023. [Online].
Available:
https://drive.google.com/file/d/1Wx5TfH
CC4lcT3z6dk3qg3tqD9DYKD6mC/view
. [Accessed 7 Maret 2023].

Anda mungkin juga menyukai