C. Tujuan Pembelajaran
Melalui kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model Inquiry of Learning yang
dipadukan dengan metode pendekatan saintifik peserta didik mampu menganalisis besaran-
besaran fisis gelombang berjalan dan gelombang stasioner pada berbagai kasus nyata serta
melakukan percobaan gelombang berjalan dan gelombang stasioner, beserta presentasi hasil
percobaan dan makna fisisnya. Dengan pembelajaran tersebut diharapkan dapat membangun
kesadaran peserta didik akan kebesaran Tuhan YME, memiliki perilaku ilmiah dan mampu
menunjukkan kompetensi 4 K (kritis, kreatif, kolaboratif, dan komunikatif).
D. Materi Pembelajaran
Materi Dimensi Pengetahuan
Fakta Konsep Prinsip Prosedur
Gelombang 1. Gelombang 1. Besaran
Berjalan dan air laut fisis
Stationer 2. Gelombang gelombang
Tali 2. Jenis-jenis
gelombang
3. Persamaan
gelombang
Percobaan Melde 1. Teori Melde 1. Percobaan
Hukum
Melde
A. Gelombang berjalan
Suatu peristiwa dimana gelombang berjalan ini terjadi yaitu pada seutas tali AB yang
kita bentangkan mendatar seperti pada gambar dibawah. Ujung B diikatkan pada tiang,
sedangkan ujung A kita pegang. Apabila ujung A kita getarkan naik turun terusmenerus,
maka pada tali tersebut akan terjadi rambatan gelombang dari ujung A ke ujung B.
Misalkan amplitudo getarannya A dan gelombang merambat dengan kecepatan v dan
periode getarannya T.
Misalkan titik P terletak pada tali AB berjarak x dari ujung A dan apabila titik A telah
bergetar selama t sekon, maka :
𝑥 𝑥
Titik P telah bergetar selama 𝑡𝑝 = (𝑡 − 𝑣). dimana adalah waktu yang diperlukan
𝑣
gelombang merambat dari A ke P. Persamaan simpangan titik P pada saat itu (di titik
A-P) dapat dinyatakan sebagai berikut :
𝑌𝑝 = 𝐴 sin 𝜔 𝑡𝑝
𝑥
𝑌𝑝 = 𝐴 sin 𝜔 (𝑡 − )
𝑣
𝜔𝑥
𝑌𝑝 = 𝐴 sin (ω𝑡 − )
𝑣
2𝜋
di mana 𝜔 = 2𝜋𝑓 = maka persamaan tersebut dapat ditulis menjadi :
𝑇
2𝜋𝑥 2𝜋𝑥
𝑌𝑝 = 𝐴 sin (ω𝑡 − ) = A sin (ω𝑡 − )
𝑇𝑣 𝜆
2𝜋
Jika = 𝑘, di mana k didefinisikan sebagai bilangan gelombang maka persamaan
𝜆
Dengan :
𝑌𝑝 : simpangan (m)
𝐴 : Amplitudo (m)
k : bilangan gelombang
x : jarak (m)
𝜔 : kecepatan sudut (rad/s)
𝑡 ∶ waktu (s)
Dalam persaman di atas dipakai nilai negatif (-) jika gelombang berasal dari sebelah kiri
titik P yang berarti gelombang merambat ke kanan. Lalu dipakai nilai positif (+) jika
gelombang berasal dari sebelah kanan titik P atau gelombang merambat ke kiri.
persamaan
y = A Sin (kx – 𝜔𝑡 − 𝜙)
dengan 𝜙 yang disebut konstanta fase. Jika 𝜙 = −90𝑜 , maka pergeseran y di x= 0 dan t=0
adalah ym yang dapat dinyatakan sebagai
yang disebabkan oleh fungsi cosinus digeser 90𝑜 dari fungsi sinus. Jika sebuah titik pada
𝜋
tali berlaku x=𝑘 maka pergeseran di titik tersebut adalah
y = A Sin (𝜔𝑡 + 𝜙)
Persamaan tersebut menunjukkan bahwa setiap elemen khas dari tali tersebut mengalami
gerak harmonis sederhana disekitar kedudukan kesetimbangannya pada waktu
gelombang berjalan disepanjang tali.
B. Gelombang Stasioner
Sejauh ini telah dibahas rambatan gelombang pada medium dengan jarak yang tidak
terbatas, sehingga rambatannya pun dianggap berjalan searah secara terus menerus.
Namun, ketika rambatan gelombang tersebut hadapkan pada medium tertentu apakah yang
terjadi?. Misalkan contoh yang pertama Gelombang pada seutas tali yang salah satu
ujungnya di ikatkan pada tiang, kemudian ujung yang lain digetarkan naik turun. Pada tali
tersebut akan merambat gelombang dari ujung tali yang digetarkan menuju ujung terkikat.
Ketika gelombang mencapai ujung tali yang terikat, ternyata gelombang tersebut
dipantulkan kembali ke arah semula.
Getaran diberikan pada tali dan mulai merambat menuju ujung terikat
Gelombang stasioner
Gelombang stasioner terjadi jika dua gelombang yang mempunyai frekuensi dan
amplitudo sama bertemu dalam arah yang berlawanan. Gelombang stasioner memiliki ciri-
ciri,yaitu terdiri atas simpul dan perut. Simpul yaitu tempat kedudukan titik yang
mempunyai amplitudo minimal (nol), sedangkan perut yaitu tempat kedudukan titik-titik
yang mempunyai amplitudo maksimum pada gelombang tersebut. Gelombang stasioner
dapat dibedakan menjadi dua, yaitu Gelombang stasioner yang terjadi pada ujung pemantul
bebas dan gelombang stasioner yang terjadi pada ujung pemantul tetap.
Telah diketahui pada pembahasan sebelumnya bahwa gelombang stasioner adalah
gelombang hasil interferensi antar gelombang datang dan gelombang pantul. Tantunya
gelombang stasioner memilki persamaan dan besaran fisis yang berbeda dari gelombang
berjalan. Berikut akan di bahas persamaan dan besaran fisis pada gelombang stasioner.
a. Persamaan dan besaran Fisis Gelombang stasioner pada ujung bebas
Perhatikan kembali untuk gelombang stasioner ujung bebas. Gelombang datang
dan gelombang pantul akan lebih jelas terlihat ketika menggunakan software PhET.
Berikut screen shoot hasil gelombang datang dan gelombang pamtul menggunakan
software PhET.
Apabila ujung bebas telah bergetar selama t sekon, maka persamaan gelombang
datang pada titik C dinyatakan Yd = A sin (𝜔t-kx). dan persamaan gelombang pantul
yang sampai di titik C dinyatakan Yp = A sin (𝜔t + kx). Persamaan gelombang
stasioner dapat diperoleh dengan menjumlahkan persamaan gelombang datang dan
gelombang pantul yang sampai di titik C, yaitu sebagai berikut :
YC= Yd + Yp
= A sin (𝜔t - kx) + A sin (𝜔t + kx)
= A {sin (𝜔t - kx) + sin (𝜔t + kx)}
1 1
= 2A sin 2{(𝜔t – kx) + (𝜔t + kx)}cos 2{(𝜔t - kx) - (𝜔t + kx)}
= 2A sin 𝜔t cos kx
atau YC = 2A cos kx sin 𝜔t
Jika 2A cos kx = A’ maka persamaan dapat ditulis YC = A’ sin 𝜔t. Di mana A’ =
amplitudo gelombang stasioner pada dawai ujung bebas, yang berarti bahwa amplitudo
gelombang stasioner tergantung pada jarak suatu titik terhadap ujungpemantul (x).
3 3𝜋 3𝜋 3
2) Simpul kedua 𝑘𝑥2 = 2 𝜋, 𝑥2 = = 2𝜋 = 4𝜆
2𝑘 2
𝜆
5 5𝜋 5𝜋 5
3) Simpul ketiga 𝑘𝑥3 = 2 𝜋, 𝑥3 = = 2𝜋 = 4𝜆
2𝑘 2
𝜆
7 7𝜋 7𝜋 7
4) Simpul keempat 𝑘𝑥4 = 2 𝜋, 𝑥4 = = 2𝜋 = 4𝜆
2𝑘 2
𝜆
dan seterusnya.
Dari data tersebut letak simpul-simpul gelombang stasioner pada ujung bebas
dapat dinyatakan dalam persamaan sebagai berikut :
1
𝑥𝑠 = (2𝑛 + 1) 𝜆
4
Dimana xs = jarak simpul dari ujung bebas
n = 0, 1, 2, 3, ... (orde simpul)
𝜆 = panjang gelombang stasioner
Perut gelombang terjadi jika A’ mencapai harga maksimum, A’ akan maksimum
jika cos kx = 1, jadi nilai kx = 0, S, 2S, 3S, 4S dan seterusnya.0, 𝜋, 2𝜋, 3𝜋, 4𝜋 dan
seterusnya. Jadi secara berurutan letak-letak perut dari ujung bebas dapat
ditentukan sebagai berikut :
𝜋 𝜋
1) Perut pertama 𝑘𝑥1 = 0, 𝑥1 = = 2𝜋 =0
2𝑘 2
𝜆
3𝜋 3𝜋 1
2) Perut kedua 𝑘𝑥2 = 𝜋, 𝑥2 = = 2𝜋 = 2𝜆
2𝑘 2
𝜆
5𝜋 5𝜋
3) Perut ketiga 𝑘𝑥3 = 2 𝜋, 𝑥3 = = 2𝜋 =𝜆
2𝑘 2
𝜆
7𝜋 7𝜋 3
4) Perut keempat 𝑘𝑥4 = 3 𝜋, 𝑥4 = = 2𝜋 = 2𝜆
2𝑘 2
𝜆
dan seterusnya.
Dari data tersebut letak perut-perut gelombang stasioner pada ujung bebas dapat
dinyatakan dalam persamaan sebagai berikut :
1
𝑥𝑝 = (2𝑛) 𝜆
4
Dimana xp = jarak perut dari ujung bebas
n = 0, 1, 2, 3, ... (orde perut)
𝜆 = panjang gelombang stasioner
b. Persamaan dan besaran Fisis Gelombang stasioner pada ujung terikat
Perhatikan kembali untuk gelombang stasioner ujung terikat. Gelombang datang
dan gelombang pantul akan lebih jelas terlihat ketika menggunakan software PhET.
Berikut screen shoot hasil gelombang datang dan gelombang pamtul menggunakan
software PhET.
Hasil pengamatan akan sesuai dengan gambar berikut
Terlihat bahwa, pada ujung tetap, hasil pemantulan gelombang terjadi loncatan
fase sebesar ½ sehingga gelombang datang yang tadinya bukit gelombang dipantulkan
menjadi lembah gelombang. Apabila ujung bebas telah bergetar selama t sekon, maka
persamaan gelombang datang pada titik C dinyatakan Yd = A sin (𝜔t - kx). dan
persamaan gelombang pantul yang sampai di titik C dinyatakan Yp = A sin (𝜔t + kx)
= - A sin (𝜔t + kx). Persamaan gelombang stasioner dapat diperoleh dengan
menjumlahkan persamaan gelombang datang dan gelombang pantul yang sampai di
titik C, yaitu sebagai berikut :
YC= Yd+ Yp
= A sin (𝜔t - kx) - A sin (𝜔t + kx)
= A {sin (𝜔t - kx) - sin (𝜔t + kx)}
1 1
= 2A cos 2{(𝜔t – kx) + (𝜔t + kx)}sin 2{(𝜔t - kx) - (𝜔t + kx)}
= 2A cos 𝜔t sin kx
atau
YC = 2A sin kx cos 𝜔t
Jika 2A sin kx = A’ maka persamaan dapat ditulis YC= A’ cos𝜔t. Di mana A’ =
amplitudo gelombang stasioner pada dawai ujung terikat, yang berarti bahwa
amplitudo gelombang stasioner tergantung pada jarak suatu titik terhadap
ujungpemantul (x).
3𝜋 3𝜋 1
2) Simpul kedua 𝑘𝑥2 = 𝜋, 𝑥2 = = 2𝜋 = 2𝜆
2𝑘 2
𝜆
5𝜋 5𝜋
3) Simpul ketiga 𝑘𝑥3 = 2 𝜋, 𝑥3 = = 2𝜋 =𝜆
2𝑘 2
𝜆
7𝜋 7𝜋 3
4) Simpul keempat 𝑘𝑥4 = 3 𝜋, 𝑥4 = = 2𝜋 = 2𝜆
2𝑘 2
𝜆
dan seterusnya.
Dari data tersebut letak simpul-simpul gelombang stasioner pada ujung terikat
dapat dinyatakan dalam persamaan sebagai berikut :
1
𝑥𝑠 = (2𝑛) 𝜆
2
Dimana xs = jarak simpul dari ujung terikat
n = 0, 1, 2, 3, ... (orde simpul)
𝜆 = panjang gelombang stasioner
letak perut gelombang dari ujung bebas dapat ditentukan sebagai berikut :
1 𝜋 𝜋 1
1) Perut pertama 𝑘𝑥1 = 2 𝜋, 𝑥1 = = 2𝜋 = 4𝜆
2𝑘 2
𝜆
3 3𝜋 3𝜋 3
2) Perut kedua 𝑘𝑥2 = 2 𝜋, 𝑥2 = = 2𝜋 = 4𝜆
2𝑘 2
𝜆
5 5𝜋 5𝜋 5
3) Perut ketiga 𝑘𝑥3 = 2 𝜋, 𝑥3 = = 2𝜋 = 4𝜆
2𝑘 2
𝜆
7 7𝜋 7𝜋 7
4) Perut keempat 𝑘𝑥4 = 2 𝜋, 𝑥4 = = 2𝜋 = 4𝜆
2𝑘 2
𝜆
dan seterusnya.
Dari data tersebut letak perut-perut gelombang stasioner pada ujung terikat dapat
dinyatakan dalam persamaan sebagai berikut :
1
𝑥𝑝 = (2𝑛 + 1) 𝜆
4
Dimana xp = jarak perut dari ujung terikat
n = 0, 1, 2, 3, ... (orde perut)
𝜆 = panjang gelombang stasioner
E. Metode Pembelajaran
1. Metode : - Tanya jawab
- Diskusi
- Praktikum
- Demonstrasi
- Presentasi
2. Pendekatan : Pendekatan Saintifik
3. Model Pembelajaran : Inquiry of Learning
G. Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan 1 (4 x 45 menit)
Indikator Pencapaian Kompetensi
3.9.1 Membedakan gelombang berjalan dan gelombang stasioner
3.9.2 Mengidentifikasi besaran-besaran fisis pada gelombang berjalan
3.9.3 Mengidentifikasi besaran-besaran fisis pada gelombang stasioner
3.9.4 Memformulasikan persamaan gelombang berjalan (simpangan, kecepatan, dan
percepatan)
3.9.5 Membedakan konsep gelombang stasioner pada ujung bebas dan ujung terikat
3.9.6 Memformulasikan persamaan gelombang stasioner ujung bebas
3.9.7 Memformulasikan persamaan gelombang stasioner ujung terikat
3.9.8 Menganalisis besaran-besaran fisis gelombang berjalan dan stasioner pada berbagai
kasus nyata
Struktur Tahapan Kegiatan Waktu
Pembelajaran
Kegiatan Orientasi Guru membuka pembelajaran dengan mengucapkan 5 menit
Pendahuluan salam
Peserta didik diminta untuk memimpin berdoa
Guru mengecek kehadiran peserta didik
Guru menanyakan kesiapan peserta didik mengikuti
pembelajaran
Apersepsi Guru merefleksi hasil pembahasan materi pelajaran 15 menit
sebelumnya mengenai jenis-jenis gelombang
Guru memberikan pertanyaan:
o Apa yang dimaksud dengan gelombang?
o Macam-macam gelombang diklasifikasikan
berdasarkan apa saja?
o Sebutkan contoh-contoh gelombang berdasarkan
klasifikasinya!
Peserta didik diharapkan untuk memberikan penjelasan,
yaitu:
“Berdasarkan amplitudonya, terdapat dua gelombang
yaitu gelombang berjalan (amplitudo tetap) dan
Struktur Tahapan Kegiatan Waktu
Pembelajaran
gelombang stasioner (amplitudo berubah sesuai
posisinya)”,
sehingga peserta didik dapat menjawab beberapa
pertanyaan yang diberikan.
Motivasi Guru menyampaikan tujuan pembelajaran 5 menit
Kegiatan Inti Fase 1 : Peserta didik mengamati video animasi yang 20 menit
Mengamati ditampilkan oleh guru dari aplikasi PhET tentang
gelombang berjalan
H. Penilaian
1. Teknik Penilaian
a. Penilaian Sikap : pengamatan sikap
b. Penilaian Pengetahuan : tes tertulis
c. Penilaian Keterampilan : tes unjuk kerja
2. Bentuk Penilaian
a. Observasi : lembar pengamatan dan rubrik penilaian
b. Tes Tertulis : pilihan ganda, uraian
c. Unjuk Kerja : lembar kerja peserta didik
3. Instrumen Penilaian (terlampir)
Bandung, 11 Maret 2019
Mengetahui,
Guru Mata Pelajaran Fisika Peserta PPL