(Tulisan dibuat dalam 1 Kolom, Bentuk Word, Paragraf Justify dan Ukuran A4)
Spasi 3
Tarmidzi1800031239@webmail.uad.ac.id Indah1800031214@webmail.uad.ac.id
Corresponding Email
Abstrak
persoalan agama merupakan yang sangat mendasar terhadap kehidupan manusia. Karena agama
mengandung unsur keyakinan di dalam diri manusia tentan yang gaib sebagai kebenaran yang hakiki
ataukemutlakan. Dalam pandangan umum, agama dipahami memiliki peran yang besar dalam
kehidupan manusia, karena ia bertujuan mengatur kehidupan manusia menajdi lebih baik. Dari
berbagai telaah yang dilakukan, agama sebagai unsur keyakinan telah memebrikan suatu bentuk dan
intelektual mulia serta memiliki pegangan hidup. Oleh karena itu, dengan beragama manusia dapat
hidup di dalam masyarakat secara harmonis dan dinamis serta dapat menunjukkan manusia secara
bersama-sama.
The problem of liquid religion is very basic to human life. Because religion contains a
pointed in the human beings that are supernatural as the essence or the absolute. In the
general view, religion is understood to have a large role in human life, because he aims to
regulate the life of man to be better. From the various studies conducted, religion as a
pointed to realize the cause of a form and intellectual noble and has a grip on life. Therefore,
the human faith can live in a society harmoniously and dynamically and can the human
Products together.
PENDAHULUAN
Ditinjau dari aspek sosiologis, kehidupan manusia berlangsung dalan suatu wadah
yang disebut “masyarakat”. Menurut teori fungsional, masyarakat merupakan suatu lembaga
sosial yang berada dalam keseimbangan, yang mempolakan kegiatan manusia berdasarkan
norma-norma yang dianut bersama sertadipandang sah dan mengikat peran serta manusia itu
sendiri. Lembaga-lembaga yang kompleks secara keseluruhan merupakan sistem sosial yang
saling berkaitan satu sama lain.
PEMBAHASAN
Realitas Sosial
Realitas sosial merupakan gabungan dari kata “realitas dan “sosial”. Secara etimologi kedua
kata ini berasal dari bahasa Inggris; “reality” yang berarti realitas, kenyataan atau dalam kenyataan;
dan “social” memiliki arti pertemuan silaturahmi, ramah tamah, senang sekali bergaul. Menurut
Soerjano Soekanto, ilmu-ilmu sosial adalah ilmu yang memilih masyarakat atau kehidupan sosial
masyarakat. Realitas sosial juga merupakan sustu peristiwa yang memang benar terjadi ditengah-
tengah masyarakat. Dan manusia dikatakan sebagai makhluk sosial dikarenakan pada diri manusia ada
dorongan untuk berhunungan (interaksi) dengan orang lain. Ada kebutuhan sosial (social need)
dengan orang lain. Manusia memiliki kebutuhan untuk mencari kawan atau teman.
Untuk menjaga keharmonisan hubungan sosial, maka pada setiap masyarakat mempunyai
nilai-nilai sosial yang mengatur tata nilai di dalam masyarakat tersebut. Termasuk di dalam nilai-nlai
sosial ini tata tata susila serta dat kebiasaan. Nilai-nilai sosial ini merupakan ukuran-ukuran di dalam
menilai tindakan dalam hubugan dengan orang lain. Oleh karena itu, tujuan nilai-nilai sosial ialah
untuk mengadakan tata atau ketertiban.tata ini hanya mungkin terwujud jika nilai-nilai sosal ini
mempunyai wadah untuk menegakkannya. Wadah dimaksudkan ialah sturuktur atau susunan
masyarakat.
Meskipun sudah emiliki nilai-nilai sosial, namun pada kenyataannya seringmuncul masalah-
masalah sosial di tengah-tengah kehidupan masyarakat. Masalah sosial timbul dari kekurangan-
kekurangan dalam diri manusia atau kelompok sosial yang bersumber pada faktor ekonomis, bilogis,
psikologis, dan kebudayaan. Problem-problem yang berasal dari faktor ekonomis antara lain
kemiskinan, pengangguran, kejahatan dan sebagainya. Problem yang berasal dari faktor biologis
misalnya penyakit.problem dari faktor psiklogis timbul persoalan seperti penyakit syaraf dan bunuh
diri. Sementara persoalan yang menyangkut percerain, kejahatan, konflik sosial dan keagamaan
bersumber pada faktor budaya.
Sampai disini dapat di pahami bahwa yang dimaksudkan dengan “agama sebagai realitas
sosial” adalah bahwa agama merupakan sesuatu yang harus ada dan dibutuhkab oleh manusia.
Manusia membutuhkan agama, karena agama memiliki fungsi untuk membantu manusia menghadapi
berbagai macam persoalan kehidupan didunia ini.
Dalam penyebaran agama islam, masyarakat biasanya menerima tiga bentuk penilaian
terhadap agama. Pertama, agama diterima sepenuhnya, kedua, agama diterima sebagai sebagian yang
disesuaikan dengan kebuthan seseorang atau kelompok orang. Ketiga, agama itu ditolak sama sekali.
Ketiga sikap penerimaan itu juga terjadi di di indonesia.
Pada umumnya agama yang masuk akan mengalami proses penyesuaian dengan budaya yang
telah adala. Ada kompromi niali atau simbol antar agama yang masuk dengan kebudayaan asal, yan
menghasilkan bentuk baru dan berbeda dengan agama atau budaya asal. Proses penyesuaian ini terjadi
begitu saja dalam setiap proses pemaknaan di tengah masyarakat.
Dengan demikian, suatu agama yang masuk pada masyarakat tidak pernah biasa ditemukan
sebagaimana bentuk aslinya secara utuh, selalu ada pelenturan nilai-nilai (fluditas).pelanturan tersebut
membuat symbol budaya bermetamorfosis dalam maknanya yang baru. Pelenturan ini terjadi karena
manusia dan masyarakat bukan mesin fotocopy yang bisa dan mau menjiplak yang diterimanya,
secara sadar dan tidak sadar.
Kebudayaan yang berkembang dalam suatu masyarakat biasanya merupakan sumber acuan
bagi mereka dalam merespon berbagai perubahan. Sistem kebudayaan tersebut akan menyeleksi
perubahan di tolak atau diterima oleh masyarakat.
Logika yang sama berlaku ketika kita membahas perihal agama masyarakat. Setiap keyakinan
dan agama yang masuk akan diseleksi. Proses ini sebagai upaya memilah yang sesuai dan yang
berlainan dengan budaya yang berkembang di masyarakat, sebabnya adalah agama yang masuk
merupakan agama yang dikemas dalam bungkus budaya tempat agama itu berasal. Seperti masuknya
islam di indonesia yang syiarkan oleh orang Arab, india dan persia. Dalam hal ini terjadi antar
kebudayaan penyebar agama islam dengan kebudayaan penerima agama islam (budaya lokal). Islam
bisa diterima dengan mudah bisa jadi karena kemiripan karakter budaya agama islam dengan karakter
budaya lokal pada waktu itu.
Dalam kasus seperti ini dapat disimpulkan baha prnsip ajaran agama islam dapat
mengakomodasikn nilai-nilai budaya masyarakat lokal. Demikian juga budaya masyarakat lokal dapat
mengakomodasikan nilai-nilai ajaran islam, sehingga terjadi sinergi antar keduanya.
Plato dalam hal ini juga menulis tentang pentingnya agama sebagai landasan moral bagi
manusia. Menurutnya dalam upaya mengaktualisasikan diri, seseorang memerlukan panduan agama
sebagai landasan moral. Agama dalam konsep plato, tidak dapat dipisahkab dari dinamika kehidupan
manusia. Dengan kata lain, agama menunjukkan internaisasi agama dalam kehidupan baik secara
langsung atau tidak langsung mempengaruhi setiap tindakan yang dilakukannya.
METODE
Penelitian ini termask penelitian dengan pendekatan kualitatif yaitu dengan menggunakan
metode deskritif analisis. Metode kualitatif, merupakan suatu penelitian yang berorientasi pada
fenomena atau gejala yang bersifat alami. Data penelitian diambil dari bahan-bahan primer yakni
bersumber dari buku yang mendukung berkaitan ataupun bahan-bahan sekunder yakni literatur-
literatur, artikel sebagai documentary research.
SIMPULAN
Islam sebagai konsepsi budaya ini oleh para ahli sering disebut dengan great
tradition (tradisi besar), sedangkan islam sebagai realitas budaya disebut dengan little
tradition (tradisi kecil) atau local tradition (tradisi lokal) atau juga Islamicate yang
“islamik”, yang dipengaruhi Islam. Islam itu sesungguhnya lebih dari satu sistem agama saja;
Islam adalah satu kebudayaan yang lengkap.
Kebudayaan yang berkembang dalam suatu masyarakat biasanya merupakan sumber acuan
bagi mereka dalam merespon berbagai perubahan. Sistem kebudayaan tersebut akan menyeleksi
perubahan di tolak atau diterima oleh masyarakat.
agama sebagai realitas sosial” adalah bahwa agama merupakan sesuatu yang harus ada dan
dibutuhkab oleh manusia. Manusia membutuhkan agama, karena agama memiliki fungsi untuk
membantu manusia menghadapi berbagai macam persoalan kehidupan didunia ini.
DAFTAR PUSTAKA
Sindung Haryanto, 2012, Spektrum Teori social dari Struktural Fungsional hingga
Posmodern, Yogyakarta, Ar Ruzz Media.
Abdullah Sany. Sosiologi dan perubahan masyarakat. Jakarta: Pustaka Jaya, 1995.
Elly M. Setiadi et al. Ilmu Sosial dan Budaya Dasar, Cet 1. Jakarta: Kencana, 2006.