Anda di halaman 1dari 10

PENYAKIT SOSIAL

ANGGOTA KELOMPOK :
SANTI SELVANA
ANDRI SYAHPUTRA

DOSEN PENGAMPU :
YUSDA NOVIANTI M.Si

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN ILMU PENDIDIKAN


AL-MAKSUM LANGKAT
T.A 2022-2023
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang,
kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan
rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah tentang “ PENYAKIT SOSIAL”

Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembautan makalah ini. Untuk itu kami
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi
dalam pembuatan makalah ini.

Terlepas dari semua itu, kami meyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan
baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan
terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat
memperbaiki makalah ini.

Selasa 7,maret 2023

Pemakalah
BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Di Indonesia mempunyai hukum yang mengatur kehidupan manusia agar tercipta


kehidupan yang selaras, serasi, dan seimbang. Sehingga tujuan Negara Indonesia
seperti yang tertuang dalam Kitab Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia
dapat terwujud didalam hukum ada berbagai aturan yang harus dihormati, ditaati dan
dilaksanakan oleh setiap warga Negara. Kebijakan merupakan hal penting dalam
menjalankan roda pemerintahan. Kebijakan dapat digunakan sebagai suatu acuan
dalam rangka mensejahterakan rakyat. Oleh karena itu dalam merumuskan kebijakan,
sebaiknya memperhatikan kebutuhan rakyat.

Masalah sosial merupakan fenomena yang mempunyai berbagai dimensi. Secara


umum masalah sosial adalah keadaan yang tidak diinginkan oleh masyarakat. Hal
tersebut adalah tindakan yang melanggar dari aturan norma, nilai dan standar
kehidupan sosial yang berlaku. Keadaan yang dianggap sebagai masalah sosial dapat
menimbulkan berbagai penderitaan baik diri sendiri ataupun orang lain

Penyakit masyarakat tidak hanya terjadi dilingkungan perkotaan akan tetapi penyakit
masyarakat juga terjadi di desa-desa. Bukan menjadi rahasia umum jika penyakit
masyarakat seperti narkoba, peredaran miras, perjudian, prostitusi sering terjadi di
lingkungan masyarakat baik itu secara terang-terangan ataupun dilakukan secara
terselubung. Sasaran dari penyakit msyarakat tidak hanya remaja, namun berbagai
lapisan masyarakat termasuk pegawai negeri dan aparat penegak hukum.

Adapun beberapa faktor utama yang menyebabkan marak atau tingginya tingkat
terjadinya penyakit masyarakat ini antara lain disebabkan oleh faktor keluarga, faktor
sosial lingkungan, faktor agama dan faktor pendidikan. Kartono (1992: 122)
menambahkan bahwa situasi keluarga yang kisruh, kacau, acak-acakan, liar,
sewenang-wenang, tanpa aturan dan disiplin yang baik itu jelas sifatnya tidak
mendidik, anak secara otomatis dan tidak sadar akan mengoper kebiasaan dan tingkah
laku buruk orang tua, Sehingga anak menjadikan kebiasaan keluar malam dan
mabuk-mabukan sebagai penyelesaian masalahnya

Rumusan masalah

1. Apa saja jenis-jenis penyakit sosial yang ada di masyarakat ?


2. Dampak apa saja yang ditimbulkan dari penyakit sosial ?
3. Apa penyebab penyakit sosial ?

Tujuan

1. Untuk mengetahui jenis-jenis penyakit yang ada di masyarakat


2. Untuk mengetahui dampak dari penyakit sosial
3. Untuk mengetahui penyebab penyakit sosial ?

BAB II

PEMBAHASAN

1.1 Jenis-jenis penyakit sosial


Ada Beberapa kebiasaan warga masyarakat yang dapat dikategorikan sebagai
bentuk penyakit sosial antara lain kebiasaan minum-minuman keras, berjudi,
menyalahgunakan narkoba, kenakalan remaja, penjaja sex komersial (PSK), dan
sebagainya.
- Minuman keras
Minuman keras atau sering disingkat miras adalah minuman yang
mengandung alkohol. Minuman beralkohol dikategorikan menjadi tiga
golongan berdasarkan kadar alkohol yang terkadung di dalamnya, yaitu:
a. Minuman beralkohol golongan A, mempunyai kandungan alkohol
sebanyak 1 % sampai 5 %.
b. Minuman beralkohol golongan B, mempunyai kadar alkohol lebih dari 5
% sampai 20 %.
c. Minuman beralkohol golongan C, mempunyai kadar alkohol lebih dari 20
% sampai 55 %.
Alkohol termasuk zat adiktif, yakni zat yang penggunaannya dapat
menimbulkan ketergantungan. Di samping itu, alkohol juga termasuk
golongan depresan yang dapat memperlambat aktivitas otak dan sistem saraf.

- Judi
Judi merupakan kegiatan permainan yang bertujuan memperoleh uang tanpa
bekerja dan hanya mengandalkan faktor spekulasi.
Permainan judi selalu dilatarbelakangi oleh masalah ekonomi yang bertujuan
memperoleh uang secara cepat tanpa bekerja melalui suatu permainan.
Kebiasaan berjudi membuat orang menjadi malas dan tidak mau bekerja,
tetapi mempunyai ambisi besar untuk mendapatkan uang dalam jangka waktu
singkat.Seperti halnya miras, berjudi dapat membuat orang ketergantungan,
sehingga ia rela menghabiskan waktu dan pikirannya hanya untuk berjudi.
- Narkoba
Istilah narkoba merupakan singkatan dari narkotika dan obat-obatan terlarang.
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1997 tentang Narkotika,
narkotika diartikan sebagai zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan
tanaman, baik sintetis maupun semi sintetis yang dapat menyebabkan
penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai
menghilangkan rasa nyeri dan dapat menimbulkan ketergantungan.

Pengaruh narkoba terhadap tubuh yang sehat akan mengakibatkan gangguan


mental dalam bentuk emosional, perilaku tidak terkendali, penurunan daya
ingat yang sangat drastis, kerusakan sistem saraf otak. Adapun secara umum,
ciri-ciri pemakai narkoba antara lain:
a. daya konsentrasi menurun,
b. malas, gairah untuk hidup hilang,
c. tidak peduli terhadap keadaan dirinya sendiri dan lingkungan sosialnya,
d. tidak mampu menggunakan akal pikirannya secara sehat,
e. sangat sensitif, emosional, dan agresif,
f. ketergantungan terhadap narkoba akan menimbulkan rasa sakit pada sekujur
tubuh.
- PSK
Pekerja sex komersial (PSK) merupakan salah satu bentuk penyakit sosial
yang tertua di dunia. Kegiatan PSK yang disebut sebagai prostitusi telah
dikenal sejak zaman Romawi Kuno.
Meskipun upaya pemberantasan terus-menerus dilakukan, tetapi praktik
prostitusi tetap saja marak di masyarakat, baik yang berlangsung secara
terang-terangan maupun secara terselubung dengan berkedok dan membaur
dalam kegiatan sosial lainnya.
Pada umumnya kegiatan prostitusi berlatar belakang pada faktor kesulitan
ekonomi. Namun secara psikologis, prostitusi merupakan bentuk kelainan
mental yang hanya dapat berhenti atas kesadaran pelaku semata. Oleh karena
itu, meskipun pelaku prostitusi dijaring, dibina, dan diberi aneka keterampilan
agar bekerja secara sewajarnya, namun tetap saja ia akan kembali menekuni
prostitusi sebagai pilihan hidupnya apa pun risikonya.
Melalui prostitusi inilah akan berkembang subur penyakitpenyakit
sosial lainnya, sehingga terciptalah mata rantai yang tidak terputus, bahkan
saling terkait misalnya antara prostitusi dengan miras, penyalahgunaan
narkoba, perjudian, dan proses penularan penyakit HIV/AIDS.
- Kenakalan remaja
Usia remaja erat kaitannya dengan perubahan sikap dan pola perilaku
pada diri seseorang. Suatu hal yang alamiah bahwa dunia remaja selalu
diwarnai dengan perilaku-perilaku yang menyimpang dari nilai dan norma
yang telah diserapnya, karena keinginannya untuk menemukan jati diri dan
adanya dorongan untuk tidak mau dikendalikan oleh orang lain. Dalam
kondisi alamiah inilah peran orang tua sebagai penanggung jawab mengenai
perilaku anak-anak sangat diharapkan.
Kecenderungan remaja terikat dengan lingkungan sosial sebayanya
memudahkan remaja terbawa arus lingkungannya. Oleh karena itu, orang tua
wajib mengenali secara benar siapa saja teman sebaya anaknya yang sedang
memasuki masa remaja.
Kenakalan remaja merupakan bentuk aktivitas sekelompok remaja
yang tidak sesuai dengan nilai dan norma sosial yang berlaku. Sesuai dengan
sifat remaja yang sedang mengalami pertumbuhan dan perkembangan emosi,
perilaku mereka mencerminkan gejolak emosi tanpa mempedulikan
lingkungannya. Misalnya kebut-kebutan, membikin keonaran/keributan, dan
selalu melakukan aktivitas-aktivitas untuk memuaskan rasa ingin tahunya
yang sangat besar.
Mudahnya remaja terlibat dalam penyalahgunaan narkoba, miras,
merokok bahkan tindak kejahatan merupakan bentuk perilaku menyimpang
yang selalu berawal dari iseng atau coba-coba yang membuatnya mudah
terjerumus ke perilaku menyimpang.

1.2 Dampak penyakit sosial


Berbagai bentuk penyakit social  yang ada di masyarakat akan membawa dampak
bagi pelaku maupun bagi kehidupan masya- rakat pada umumnya.
1.   Dampak Bagi Pelaku
Berbagai bentuk perilaku menyimpang yang dilakukan oleh seorang individu
akan memberikan dampak bagi si pelaku. Berikut ini beberapa dampak tersebut :
a.   Memberikan pengaruh psikologis atau penderitaan kejiwaan serta tekanan
mental terhadap pelaku karena akan dikucilkan dari kehidupan masyarakat atau
dijauhi dari pergaulan.
b.   Dapat menghancurkan masa depan pelaku penyakit.
c.   Dapat menjauhkan pelaku dari Tuhan dan dekat dengan perbuatan dosa.
d.   Perbuatan yang dilakukan dapat mencelakakan dirinya sendiri.

2.   Dampak Bagi Orang Lain/Kehidupan Masyarakat


Perilaku penyakit juga membawa dampak bagi orang lain atau kehidupan
masyarakat pada umumnya. Beberapa di antaranya adalah meliputi hal-hal berikut
ini :
a.   Dapat mengganggu keamanan, ketertiban dan ketidakharmonisan dalam
masyarakat.
b.   Merusak tatanan nilai, norma, dan berbagai pranata sosial yang berlaku di
masyarakat.
c.   Menimbulkan beban sosial, psikologis, dan ekonomi bagi keluarga pelaku.
d.   Merusak unsur-unsur budaya dan unsur-unsur lain yang mengatur perilaku
individu dalam kehidupan masyarakat.

1.3 Penyebab penyakit sosial


Mengapa orang melakukan penyakit sosial?  Faktor apakah yang mendorong
mereka melakukan penyakit sosial? Tentu ada alasan dan faktor yang mendorong
mereka melakukan penyakit sosial. Mungkin karena pengaruh lingkungannya;
mungkin karena ingin mencapai kepuasan hidup; mungkin hanya ingin meniru
orang lain, mungkin ingin hal lain daripada yang lain; mungkin karena ketidak-
puasan terhadap sesuatu yang dihadapi; dan masih banyak kemungkinan-
kemungkinan lain yang menjadi  penyebab orang melakukan penyakit sosial
berikut ini adalah penyebab penyakit sosial :
- Broken home
- Keluarga merupakan tempat di mana anak atau orang pertama kali melakukan
interaksi dengan orang lain. Keluarga memiliki pengaruh yang sangat kuat
dalam pembentukan watak (perangai) seseorang. Oleh karena itulah keadaan
keluarga akan sangat mempengaruhi perilaku orang yang menjadi anggota
keluarga tersebut. Dalam keluarga yang brocken home biasanya hubugan
antaranggota keluarga menjadi tidak harmonis. Keadaan keluarga tidak bisa
memberikan ketenteraman dan kebahagiaan pada anggota keluarga. Masing-
masing anggota keluarga tidak bisa saling melakukan kendali atas
perilakunya. Akibatnya setiap anggota keluarga cenderung berperilaku
semaunya, dan mencari kebahagiaan di luar keluarga.
- Persoalan ekonomi
- Tidak terpenuhinya kebutuhan ekonomi dapat mendorong orang melakukan
kegiatan apa saja, asal bisa memperoleh sesuatu yang dapat digunakan untuk
memenuhi kebutuhan ekonominya. Tidak jarang orang mengkhalalkan segala
cara untuk mendapatkan uang atau sesuatu, yang dapat memenuhi kebutuhan
ekonominya.

- Pelampiasan rasa kekecewaan


Penyakit sosial bsa juga terjadi sebagai bentuk pelampiasan rasa kecewa
seseorang. Apa akibatnya, jika orang  mencintai sesorang, tetapi cintanya
ditolak oleh orang yang dicintainya? Apa akibatnya jika seorang anak
menginginkan sepeda atau motor, tetapi keinginannya tidak pernah terpenuhi?
Apa akibatnya, jika seorang siswa tidak lulus ujian,  pada hal ia sangat
berharap lulus ujian?  Tentu rasa kecewa yang ia dapatkan. Kekecewaan ini
dapat mendorog orang atau anak yang bersangkutan untuk melakukan sesuatu
yang tanpa kendali. Pelampiasan rasa kekecewaan dapat menimbulkan
perilaku di luar kendali orang yang besangkutan. Bahkan ia tidak lagi
menghiarukan norma-norma maupun aturan kemasyarkatan, yang penting ia
bisa melampiaskan kekecewaannya. Hal inilah yang selanjutnya menimbulkan
penyakit sosial dari orang /anak tersebut.
- Pengaruh lingkungan masyarakat
Penyakit sosial bisa juga terjadi karena pengaruh lingkungan. Orang yang
hidup di lingkungan penjudi, akan cenderung ikut berjudi; orang yag berada di
lngkungan peminum (pemabuk), akan cenderung ikut mabuk-mabukan; orang
yang hidup di lingkungan preman, akan cenderung berperilaku seperti
preman. Contoh-contoh tersebut menggambarkan betapa lingkungan mudah
mempengaruhi perilaku seseorang yang berada di lingkungan tersebut.Oleh
karena itu, apabila kehidupan lingkungan tidak sesuai dengan norma-norma
sosial, maka orang yang berada di lingkungan tersebut cenderung juga
berperilaku menyimpang. Akibatnya terjadilah penyakit sosial yang dilakukan
oleh orang-orang yang berada di lingkungan tersebut.

- Ketidaksanggupan menyerap nilai dan norma yang berlaku


Hal ini umumnya terjadi pada para pendatang baru (penduduk baru) di
lingkungan yang baru. Para pendatang baru yang tidak mampu menyerap nilai
dan norma yang berlaku  atau tidak sanggup menyerap atau memahami norma
budaya masyarakat akan cenderung  tidak mampu melakukan kegiatan yang
sesuai dengan harapan masyarakat. Perilaku orang ini cenderung semaunya,
karena ketidaktahuannya terhadap norma-norma dan budaya yang ada di
masyarakat. Hal inilah yang memungkinkan orang melakukan kegiatan yang
tidak sesuai dengan norma-norma dan budaya kemasyarakatan. Karena
ketidatahuannya terhadap nilai dan norma yang berlaku di masyarakat
timbullah penyakit-penyakit sosial dari perilaku orang tersebut.

Anda mungkin juga menyukai