MODUL PERKULIAHAN
W142100032
Medan
Elektromagnetik
Analisa Vektor 1
Besaran-besaran vektor adalah besaran-besaran fisika atau disiplin ilmu teknik yang
memiliki harga absolut dan arah tertentu.
Contoh besaran vektor adalah :
Gaya (F)
Kecepatan (v)
Percepatan (a)
Intensitas medan listrik (E)
Simbol yang biasa digunakan untuk besaran-besaran vektor adalah huruf yang dicetak
tebal atau huruf yang dilengkapi dengan tanda anak panah di atasnya, sebagai contoh
vektor F ditulis F atau F .
Arah vektor ditunjukkan oleh arah vektor satuannya a, yang dilengkapi dengan subskrip
huruf yang menjadi simbol besaran vektor tersebut. Sebagai contoh vektor gaya F ditulis
F = FaF dimana F adalah harga absolut vektor F, | F |. Di dalam sistem koordinat
kartesian tiga dimensi, sembarang vektor F dapat ditulis
F = FaF = Fx + Fy + Fz = Fxax + Fyay+Fzaz
2
Bagus Tri Prasetyo, S.T., M.T. http://pbael.mercubuana.ac.id/
Uraian tiga dimensi dari vektor satuan aF adalah :
aF = Fx/Fax + Fy/Fay + Fz/kj + cos βay + cos az
dimana
= sudut antara sumbu x dengan vektor satuan aF
β = sudut antara sumbu y dengan vektor satuan aF
= sudut antara sumbu z dengan vektor satuan aF
Fx Fy F
cos , cos , cos z
F F F
Adalah koefisien-koefisien arah disepanjang sumbu x, sumbu y dan sumbu z dari
vektor F.
Perkalian bilangan skalar dengan besaran vektor mengikuti hukum-hukum berikut ini :
1. Hukum Asosiatif
(k + l) (A + B) = k(A + B) + l(A + B), k dan l adalah bilangan skalar.
2. Hukum Distributif
(k + l) (A + B) = kA + kB + lA + lB
C
A
B
2022 Medan Elektromagnetik Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
3
Bagus Tri Prasetyo, S.T., M.T. http://pbael.mercubuana.ac.id/
Secara grafik, vektor C adalah diagonal dari jajaran genjang yang sisi-sisinya adalah
vektor A dan vektor B.
Dengan demikian, harga absolut vektor C ditentukan oleh harga absolut vektor A, harga
absolut vektor B, dan sudut antara vektor A dan vektor B, dengan demikian harga absolut
vektor C akan mengikuti aturan cosinus berikut ini :
C = (A2 + B2 + 2AB cos )1/2
2. Hukum Asosiatif
(A + B) + C = A + (B + C) = (A + C) + B
( A 2 x A 2 y A 2 z ) . ( B 2 x B 2 y B 2 z ) cos
4
Bagus Tri Prasetyo, S.T., M.T. http://pbael.mercubuana.ac.id/
Produk Titik antara Vektor Satuan Sistem Koordinat Kartesian dengan Sistem
Koordinasi Silinder
ax.a = cos , ax.a = - sin , ax. az = 0
Produk Titik antara Vektor Satuan Sistem Koordinat Kartesian dengan Sistem
Koordinasi Bola
ax . ar = sin cos , ax.a = cos cos , ax . a = - sin
Perkalian silang antara vektor kecepatan v dari muatan titik Q dengan vektor rapat fluks
magnetik B yang serbasama (homogen) menghasilkan vektor gaya Lorentz persatuan
muatan.
Perkalian silang antara vektor arus listrik I yang mengalir pada kawat lurus sepanjang l
dengan vektor rapat fluks B yang serbasama disekitar kawat lurus yang dialiri arus I akan
mnghasilkan vektor gaya per satuan panjang, yang juga sering disebut vektor gaya Lorentz
persatuan panjang. Vektor momen torsi mekanik T adalah perkalian silang antara vektor
jarak r dengan vektor gaya F. Demikian juga, vektor poynting P adalah produk silang antara
vektor kuat medan listrik E dengan Vektor kuat medan Magnetik H.
P = E x H Wm-2
5
Bagus Tri Prasetyo, S.T., M.T. http://pbael.mercubuana.ac.id/
Secara umum, perkalian silang antara sembarang vektor A dengan sembarang vektor B
akan menghasilkan vektor C, namun perkalian ini tidak bersifat komutatif, karena
A x B = -B x A = C
Dimana vektor C tegak lurus dengan vektor A dan juga tegak lurus vektor B
C A dan C B
Harga absolute vektor C adalah C = A B sin dimana adalah sudut antara vektor A
dan vektor B
Berikut ini adalah perkalian silang antara vektor-vektor satuan didalam sistem koordinat
kartesian :
ax x ay = -ay x ax = az
ay x az = -az x ax = ax
az x ax = -ax x az = ay
Dengan demikian, perkalian silang antara sembarang vektor A dengan vektor B didalam
sistem koordinat kartesian tiga dimensi adalah
A B = ( Axax+ Ayay + Azaz ) ( Bxax+ Byay + Bzaz )
= (AyBz - AzBy )ax + (AzBx – AxBz )ay + (AxBy – AyBx )az
= Cxax + Cyay + Czaz
6
Bagus Tri Prasetyo, S.T., M.T. http://pbael.mercubuana.ac.id/
Solusi :
(a) F/Q = v B = (3ax + 4ay) (4ax+5ay+5az) 10-3 N/C
= (20ax – 15ay –az) 10-3 N/C
F N
(b) = (400 +225 +1 )1/2 10-3 = 25,04.10-3 C
Q
(c) F = Q(v b )
= 5 10 -5 (20ax- 15ay-az) 10 -3 N
= (100ax – 75ay - 5az) 10-8 N
Sedangkan vektor jarak dari sembarang titik B (xB, yB ,zB ) ke sembarang titik
A (xA, yA, zA) adalah
rBA = (xA-xB)ax + (yA-yB)ay + (zA-zB)az (1.3)
7
Bagus Tri Prasetyo, S.T., M.T. http://pbael.mercubuana.ac.id/
solusi :
(a) Vektor rAB = (4-1)ax + (16-2)ay + (8-3)az = 3ax + 4ay + 5az;
rAB = (9+16+25)1/2 =7,05 m
(c) Sudut antara vektor rAB dan vektor rAC’ , dapat diperoleh dari penurunan
rumus perkalian titik antara vektor rAB dan rAC, yaitu
3.2 4.1 5.2
cos 1
7,05 3
cos 1 0,9302 21,5
1
(d) Luas segitiga ABC = (7,05)(3) Sin 21,5 3,8m 2
2
Maka
2 2 2
aA aB aC
1 (1.5)
D D D
1/ 2
D2
Atau a 2 (1.6)
A B2 C 2
8
Bagus Tri Prasetyo, S.T., M.T. http://pbael.mercubuana.ac.id/
Kita misalkan a ' adalah jarak dari bidang w ke titik asal O, maka
Jadi skalar dari titk P ke bidang u adalah jarak dari bidang w ke bidang u, yaitu d = a'a
atau
Ax p By p Cy p D
d (1.8)
A2 B 2 C 2
9
Bagus Tri Prasetyo, S.T., M.T. http://pbael.mercubuana.ac.id/
Daftar Pustaka
10
Bagus Tri Prasetyo, S.T., M.T. http://pbael.mercubuana.ac.id/