Anda di halaman 1dari 11

MODUL PERKULIAHAN

FISIKA DASAR

VEKTOR

Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh


Teknik Teknik Mesin Kode MK Martolis

03

Abstract Kompetensi
Dalam menentukan arah gaya Mahasiswa dapat mengetahui dan
atau kecepatan maka diperlukan memahami Dalam menentukan
sebuah besaran yakni besara arah gaya atau kecepatan yang
vektor, dan akan dikenal pula memerlukan sebuah besaran yakni
besaran skalar besara vektor, dan akan dikenal
pula besaran skalar
Pembahasan
ANALISIS VEKTOR
Dalam bab 3, anda akan mempelajari :

1. Besaran-besaran scalar dan vector


2. Aljabar vector
3. Vektor jarak
4. Transformasi system koordinat

1. Besaran-besaran scalar dan vector


Besaran-besaran scalar adalah besaran-besaran fisika atau kimia yang hanya memiliki
harga mutlak (harga absolut) dan tidak memiliki arah tertentu.

Contoh besaran scalar adalah :

Waktu (t)

Temperatur (T)

Volume (V)

Resistansi (R)

Kapasitansi (C)

Besaran-besaran vektor adalah besaran-besaran fisika atau disiplin ilmu teknik yang
memiliki harga absolut dan arah tertentu.

Contoh besaran vektor :

Gaya (F)

Kecepatan (v)

Percepatan (a)

Intensitas medan listrik (E)

2014 Fisika Dasar 1


3 Martolis
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Simbol yang biasa digunakan untuk besaran-besaran vektor adalah huruf yang dicetak
tebal atau huruf yang dilengkapi dengan tanda anak panah diatasnya.sebagai contoh,

vektor F ditulis F atau F .

Arah vektor ditunjukkan oleh arah vektor satuannya a, yang dilengkapi dengan subskrip
huruf yang menjadi simbol besaran vektor tersebut. Sebagai contoh vektor gaya F ditulis
F = FaF dimana F adalah harga absolut vektor F, | F |. Di dalam sistem koordinat
kartesian tiga dimensi, sembarang vektor F dapat ditulis

F = FaF = Fx + Fy + Fz = Fxax + Fyay+Fzaz

2 2 2
Dimana F = √F x
+ F y +F z
harga absolut vektor F.

Uraian tiga dimensi dari vektor satuan aF adalah :

aF = Fx/Fax + Fy/Fay + Fz/Faz = cos ax + cos βay + cos az

dimana

 = sudut antara sumbu x dengan vektor satuan aF

β = sudut antara sumbu y dengan vektor satuan aF

 = sudut antara sumbu z dengan vektor satuan aF

Fx F F
cos α = , cos β= y , cos γ = z
F F F

Adalah koefisien-koefisien arah disepanjang sumbu x, sumbu y dan sumbu z dari vektor
F.

2. Aljabar vektor

Aljabar vektor terdiri dari perkalian antara besaran skalar dengan besaran vektor
penjumlahan atau pengurangan dua atau lebih besaran vektor, perkalian titik atau
perkalian skalar antara dua besaran vektor, dan perkalian vektor antara dua atau lebih
vektor.

Perkalian bilangan skalar dengan vektor

2014 Fisika Dasar 1


3 Martolis
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Perkalian bilangan skalar dengan suatu besaran vektor akan menghasilkan sebuah
vektor baru, yang arahnya tidak berubah tetapi harga absolut vektor baru tersebut
adalah harga vektor sebelumnya dikalikan dengan bilangan skalar tadi.

Perkalian bilangan skalar dengan besaran vektor mengikuti hukum-hukum berikut ini:

1. Hukum Asosiatif : (k + l)(A + B) = k(A + B) + l(A + B), k dan l adalah bilangan


skalar.

2. Hukum Distributif : (k + l)(A + B) = kA + kB + lA + lB

Pejumlahan dua vektor atau lebih

Penjumlahan sembarang vektor A dan sembarang vektor B akan menghasilkan vektor


baru C yang mengikuti hukum-hukum berikut ini :

1. Hukum komutatif
A+B=B+A=C
C

Secara grafik, vektor C adalah diagonal dari jajaran genjang yang sisi-sisinya adalah
vektor A dan vektor B.

Dengan demikian, harga absolut vektor C ditentukan oleh harga absolut vektor A, harga
absolut vektor B, dan sudut antara vektor A dan vektor B, dengan demikian harga
absolut vektor C akan mengikuti aturan cosinus berikut ini :

C = (A2 + B2 + 2AB cos )1/2

2. Hukum Asosiatif

(A + B) + C = A + (B + C) = (A + C) + B

Perkalian titik antara dua vektor

Perkalian titik antara sembarang vektor A dengan sembarang vektor B akan


menghasilkan besaran skalar . Sifat perkalian titik ini mengikuti hukum komutatif :

2014 Fisika Dasar 1


3 Martolis
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
A.B=B.A=C

= |A| |B| cos 

Dimana  adalah sudut yang dibentuk oleh vektor A dan B.

Perkalian titik antara sembarang vektor A dengan sembarang vektor B dalam sistem
koordinat kartesian tiga dimensi adalah

A . B=( A x a x + A y a y +A z a z )(B x a x + B y a y +Bz a z )


= Ax Bx+ A y By+ Az Bz
2 2 2 2 2 2
√ √
= ( A x + A y + A z ). ( B x +B y +B z )cos θ

Sehingga sudut antara sembarang vektor A dan sembarang vektor B adalah :

Ax Bx+ A y B y+ Az Bz
θ=cos−1 ( |A||B| )
Contoh Soal 1.1

Jika diketahui vektor AB = 3ay+ 4ay+ 5ay m dan vektor AC = 2ax + 3ay + 3az m, tentukan luas

segitiga ABC

Solusi

AB = harga abolut vektor AB = (32 + 42 + 52 )1/2

= 7,07 meter

AC = harga abolut vektor AC = (22 + 32 + 32 )1/2

= 4,69 meter

cos θ = (3)(2)+(4)(3)+(5)(3) / (7,07)(4,69)

 = 5,73

Dengan demikian, kita peroleh

1 1
Luas segitiga ABC = 2 AB.AC.sin θ = 2 AB.AC = ½ .7,07.4,69 sin 5,73

= 1,66 m2

2014 Fisika Dasar 1


3 Martolis
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Produk Titik antara Vektor Satuan Sistem Koordinat Karesian dengan Sistem
Koordinasi Silinder

ax.a ρ = cos φ , ax.a φ = - sin φ , ax. az = 0

ay.a ρ = sin φ , ay.a φ = cos φ , ay. az = 0

az.a ρ = 0, ay.a φ = 0, az. az = 1

Produk Titik antara Vektor Satuan Sistem Koordinat Kartesian dengan Sistem
Koordinasi Bola

ax . ar = sin θ cos φ , ax.a θ = cos θ cos φ , ax . a φ = - sin φ

ay . ar = sin θ sin θ , ay.a θ = cos θ cos φ , ay . a φ = cos φ

az . ar = cos θ , az.a θ = - sin θ , az . a φ = 0

Perkalian Silang antara Dua Vektor

Perkalian Silang (cross product) antara dua vektor yang berlainan jenis besaran fisiknya
akan menghasilkan vektor baru yang jenis besaran fisiknya juga berbeda. Sebagai contoh,
perkalian silang antara vektor momen magnetik m dengan vektor rapat fluks magnetik B
akan menghasilkan vektor energi torsi magnetik T. Jika vektor m memiliki satuan ampere
meter2 dan vektor rapat fluks magnetik B meiliki satuan tesla (T), maka vektor torsi magnetik
memiliki satuan Joule

T = m X B Joule

Perkalian silang antara vektor kecepatan v dari muatan titik Q dengan vektor rapat fluks
magnetik B yang serbasama (homogen) menghasilkan vektor gaya Lorenz persatuan
muatan. Perkalian silang antara vektor arus listrik I yang mengalir pada kawat lurus
sepanjang l dengan vektor rapat fluks B yang serbasama disekitar kawat lurus yang dialiri
arus I akan mnghasilkan vektor gaya per satuan panjang, yang juag sering disebut vektor
gaya Lorenz persatuan panjang. Vektor momen torsi mekanik T adalah perkalian silang
antara vektor jarak r dengan vektor gaya F. Demikian juga, vektor poynting P adalah produk
silang antara vektor kuat medan listrik E dengan Vektor kuat medan Magnetik H.

P = E x H Wm-2

2014 Fisika Dasar 1


3 Martolis
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Secara umum, perkalian silang antara sembarang vector A dengan sembarang vector B
akan menghasilkan vector C, namun perkalian ini tidak bersifat komutatif, karena

A x B = -B x A = C

Dimana vector C tegak lurus dengan vector A dan juga tegak lurus vector B

C ¿ A dan C ¿ B

Harga absolute vector C adalah |C| = |A| |B| sin θ dimana θ adalah sudut
antara vector A dan vector B

Berikut ini adalah perkaian silang antara vector-vektor satuan didalam system koordiant
kartesian :

ax x ay = -ay x ax = az

ay x az = -az x ax = ax

az x ax = -ax x az = ay

Dengan demikian, perkalian silang antara sembarang vector A dengan vector B didalam
system koordinat kartesian tiga dimensi adalah

A ¿ B = ( Axax+ Ayay + Azaz ) ¿ ( Bxax+ Byay + Bzaz )

= (AyBz - AzBy )ax + (AzBx – AxBz )ay + (AxBy – AyBx )az

= Cxax + Cyay + Czaz

Jadi harga absolut vector C adalah

C = (A2x + A2y + A2z) ½ (B2x + B2y + B2z) ½ sin θ

= ((AyBz – AzBy)2 + (AzBx – AxBz)2 + (AxBy – AyBx)2)1/2 (3.1)

Dari persamaan (1.1) kita peroleh

(( AY B Z− A Z BY )2 +( A Z B X − A X B Z )2 +( A X BY − AY BY )2 )1/2
2 2 2 1/2 2 2 2 1 /2
sin θ = ( AX+ AY + AZ ) .( B X + BY + BZ )

Contoh Soal 1.2

2014 Fisika Dasar 1


3 Martolis
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Muatan titik Q = 50 μ C bergerak dengan kecepatan v = (3ax + 4ay) m/s didalam vector
induksi magnetik yang homogen B = (4ax + 5ay + 5az) mT

Tentukan :

(a) gaya Lorentz per satuan muatan pada Q

(b) sudut antara vector v dan B, θ


(c) vector gaya, F
Solusi

(a) F/Q = v ¿ B = (3ax + 4ay) ¿ (4ax+5ay+5az) ¿ 10-3 N/C


= (20ax – 15ay –az) ¿ 10-3 N/C

|F| N
(b) Q = (400 +225 +1 )1/2 10-3 = 25,04.10-3 C

|v| = (32 + 42)1/2 m/s = 5 m/s

|B| = (42 + 52 + 52)1/2 .10-3= 8,2.10-3 T

Dari hasil diatas kita peroleh

|F|/Q 25, 04×10−3


= =0 ,61
Maka, sin θ = |v||B| (5)×(8,2×10−3 )


θ = sin -1 (0,7106) = 37,64

(c) F = Q(v ¿ b)

=5 ¿ 10 -5 (20ax- 15ay-az) ¿ 10 -3 N

= (100ax – 75ay - 5az) ¿ 10-8 N

3. Vektor Jarak

Vektor jarak dari sebuah titik ke titik lain atau vektor jarak dari sebuah titik ke sebuah bidang
tertentu penting dipelajari karena kita akan membutuhkannya dalam pemecahan persoalan-
persoalan tertentu.

Vektor Jarak dari titik ke titik

Vektor jarak dari sembarang titik A (xA, yA, zA) ke sembarang titik B (xB, yB ,zB ) adalah

rAB = (xB-xA)ax + (yB-yA)ay + (zB-zA)az (3.2)

2014 Fisika Dasar 1


3 Martolis
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Sedangkan vektor jarak dari sembarang titik B (xB, yB ,zB ) ke sembarang titik

A (xA, yA, zA) adalah

rBA = (xA-xB)ax + (yA-yB)ay + (zA-zB)az (3.3)

Contoh Soal 1.3

Diketahui titik A (1,2,3) m, titik B (4,6,8)m dan titik C (3,3,5) m, Tentukan :

(a). r AB’

(b). rAC’

(c). θ , sudut antara r AB’ dan rAC’ dan

(d). Luas segitiga ABC.

solusi

(a) Vektor rAB = (4-1)ax + (16-2)ay + (8-3)az = 3ax + 4ay + 5az;


|r AB| = (9+16+25)1/2 =7,05 m

(b) Vektor rAC = 2ax+ ay + 2az m;


|r AC| = 3 m

(c) Sudut antara vektor rAB dan vektor rAC’ θ , dapat diperoleh dari penurunan rumus
perkalian titik antara vektor rAB dan rAC, yaitu

θ=cos−1 (37 .2+4 .1+5 . 2


, 05×3 )
θ=cos−1 0 ,9302=21,5∘

1
(7, 05)(3 )Sin21, 5∘=3,8m2
(d) Luas segitiga ABC = 2

Vektor Jarak dari Titik ke Bidang

Misalkan kita ingin mengetahui vektor jarak dari sembarang titik P (x p,yp,zp) ke sembarang
bidang u: Ax+By+Cz =D, kita memerlukan titik-titik potong antara bidang u dengan sumbu –x,
sumbu –y, dan sumbu –z yang secara berturut-turut adalah : D/A, y =D/B, dan z = D/C.

Ambil jarak titik asal O ke bidang u = a, cos α = a A/D; cos β = a B/D; cos γ = a C/D.

Vektor satuan normal u

2014 Fisika Dasar 1


3 Martolis
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
α Aa x α Ba y aCa z
a N =cos αa x + cos βa y +cos γa z=− − −
D D D
(3.4)

Vektor garis normal N disepanjang aN’, atau vektor jarak bidang u ke titik asal O adalah

α Aa x α Ba y aCaz
r uo=− − −
D D D

Bidang yang melalui titik ( xp, yp, zp) dan sejajar bidang u adalah bidang w.

Ax + By +Cz = Axp + Byp + Czp = D’

Dari persamaan(1.4) diperoleh

|a N| = cos2 α + cos2 β + cos2 γ = 1

Maka

aA 2 aB 2 aC 2
( )( )( )

D
+−
D
+−
D
=1
(3.5)

1/2
D2
Atau
a= 2 2 2
(
A + B +C ) (3.6)

Kita misalkan a' adalah jarak dari bidang w ke titik asal O, maka

D' Ax p +Bx p +Cy p


a '= =
( A 2 +B2 +C 2 ) 1/2 ( A 2 +B2 +C 2)1 /2 (3.7)

Jadi scalar dari titk P ke bidang u adalah jarak dari bidang w ke bidang u, yaitu d = |a'−a|
atau

Ax p +By p +Cy p−D


d=| |
2 2 2
(√ A +B +C )
Vektor jarak dari titik P ke bidang u adalah rpu = dan’ maka

2014 Fisika Dasar 1


3 Martolis
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Ax p +By p +Cy z −D α Aax aBa y aCaz − Aax −Ba y −Ca z
r pu=
( 2
√ A +B +C2 2 )(D

D

D
=d )√ A2 +B 2+C 2 (3.8)

Daftar Pustaka

 Fisika Dasar I, Riani Lubis Jurusan Teknik Informatika, Telkom 2008

 PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB, Fina Supegina, ST. MT

Tahun 2009

 Mesin – Mesin Panas Serie Fisika Rekayasa 1

2014 Fisika Dasar 1


3 Martolis
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id

Anda mungkin juga menyukai