Anda di halaman 1dari 24

Nama Perguruan Tinggi : UNIVERSITAS HASANUDDIN

Nama Fakultas : HUKUM


Nama Departemen : ILMU HUKUM
Nama Prodi : S1 ILMU HUKUM
RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS)
MATA KULIAH KODE MK SKS Status Bagian SM

HUKUM ACARA PIDANA DAN PRAKTIK


317B1724 4 WN HAC VI
PERADILAN PIDANA

DOSEN PENGEMBANG RPS Wakil Dekan Bid. Akademik & Pengembangan


Tanda Tangan Tanda Tangan
OTORISASI
Prof. Dr. Slamet Sampurno S.,
S.H.,M.H., DFM Prof. Dr. Ahmadi Miru, SH, MH

CPL-PRODI KEWAJIBAN MATAKULIAH


S1 Memiliki integritas dan etika profesi hukum berdasarkan nilai-nilai Pancasila

KU1 Mampu berpikir secara kritis, logis dan sistematis

KU2 Mampu berkomunikasi secara lisan dan tulisan

KU3 Mampu bekerja secara individu dan kolektif

KK3 Mampu memberikan saran dan penyelesaian masalah hukum

1
CP-MATAKULIAH (CP-MK) / SASARAN BELAJAR
Setelah mempelajari mata kuliah ini, mahasiswa memiliki integritas dan etika profesi hukum, sehingga mampu berpikir secara kritis, logis, sistematis
dan mampu berkomunikasi secara lisan dan tulisan, serta mampu memberikan saran dan penyelesaian masalah hukum.

DESKRIPSI SINGKAT MATAKULIAH


Membahas tentang prosedur dan tahap-tahap beracara di pengadilan menurut KUHAP dalam perkara pidana dan menjelaskan tentang hal-hal
menyusun dan membuat: Surat Kuasa, Surat Dakwaan , Eksepsi (keberatan), Surat Tuntutan pidana (Requisitoir), Pembelaan (Pleidooi), Replik (nader
requisitoir), Duplik (nader pleidooi), Putusan Pidana serta pengajuan upaya-upaya hukum dalam perkara pidana.
DAFTAR PUSTAKA:
1. Andi Sofyan dan Abd. Asis, Hukum Acara Pidana (Suatu Pengantar), 2014, Penerbit Kencana Prenadamedia Group, Jakarta
2. Andi Hamzah, Pengantar Hukum Acara pidana Indonesia, Ghalia Indonesia, Jakarta, 1983.
3. Amiruddin Hamzah, Kebutulu Surat Dalam Praktek Proses Pidana (Proses Beracara) ,CV. Mandar Maju, Bandung, 200.
4. H. Hamrat Hamid dan Harun H. Husain, Permasalahan KUHAP Bidang Penuntutan dan Eksekusi (Dalam Bentuk Tanya Jawab) Ed. Kesatu,
Sinar Grafika 1992
5. John Z. Loudoe M., Beberapa Aspek Hukum Materil dan Hukum Acara Dalam Praktek, Bina Aksara, Jakarta, 1981
6. Darwan Prints, Hukum Acara Pidana (Suatu Pengantar), Djambatan, Jakarta, 1989.
7. Soeparmono, Praperadilan dan Penggabungan Perkara Gugatan ganti Kerugian dalam KUHAP , Mandar maju, Semarang, 2003.
8. Djoko Prakoso, Kedudukan Justisiabel di dalam KUHAP, Ghalia Indonesia, Jakarta, 198S.
9. Sudibyo Triatmojo, Pelaksanaan Penahanan dan Kemungkinan Yang Ada dalam KUHAP, Alumni Bandung, 1982.
10. R. Wirjono Prdjodikoro, Hukum Acara Pidana di Indonesia, Sumur bandung, 1983
11. Soesilo Yuvvono, Penyelesaian Perkara Pidana berdasarkan KUHAP (Sistem & Prosedur), Alumni Bandung, 1982
12. Soedjono D, Pemeriksaan pendahuluan Menurut KUHAP, Alumni Bandung, 1982.
13. R. Soesilo, Hukum Acara Pidana (Prosedur Penyelesaian Perkara pidana menurut KUHAP bagi Aparat penegak hukum), Politeia,
Bogor, 1982.
14. H. Oemar Seno Adji Hukum (Acara) Pidana dalam Prospeksi), Erlangga, Jakarta, 198
15. ------------------------, 1981. Herziening, Ganti Rugi, Suap, Perkembangan Delik, Erlangga, Jakarta
16. Bambang Poemomo, Pola Dasar reori dan Azas Umum Hukum Acara Pidana, Liberty, Yogyakarta, 1988
17. Hadari Djewani tahir, Bab Tentang Herziening di dalam KUHAP, Alumni. Bandung, 1982
18. M. Yahya Harahap, Pembahasan Permasalahan dan Penerapan KUHAP (Jilid I), Pustaka Kartini, Jakarta, 1993.

2
19. -------------------------, Permasalahan dan Penerapan KUHAP (Jilid II), Pustaka Kartini, Jakarta, 1993.
20. ----------------------------, Permasalahan dan Penerapan KUHAP (Pemeriksaan Sidang Pengadilan, banding, K asasi dan Peninjauan
Kembali (Eaisi Kedua), Sinar Grafika, Jakarta 1982
21. P.A.F. Lamintang, KUHAP dengan Pembahasan secara Yuridis menurut Yurisprudensi dan Ilmu Pengetahuan Hukum Pidana, Sinar Baru,
Bandung, 1984.
22. R. Soesilo, Hukum Acara Pidana (Tugas Kepolisian sebagai Jaksa pembantu), Politeia Bogor, 1971
23. Departemen Kehakiman, Bantuan Hukum Bagi Golongan Masyarukatyang kurang mampu, 1997.
24. Roeslan Saleh, Dari lembaran Kepustakaan Hukum Pidana, Sinar Grafika, Jakarta, 1988.
25. Karim Nasution, 1972, Masalah Surat Tuduhan dalam proses Pidana, Kejaksaan Agung RI, Jakarta.
26. Anang Djajaprawira, 1969, Hukum Militer: Pengajuannya dalam Lingkungan Kepolisian RI, Jakarta
27. Livingstone Hall, 1971, Hak Tertuduh Dalam Perkara Pidana, dialilibahasakan oieh Gregory Churchill, U niversitas Indonesia,
Jakarta
28. Loebby Loqman, 1984, Praperadilan di Indonesia,Ghalia Indonesia, Jakarta.
29. Suryono Sutarto, 1984, Upaya-Upaya Paksa dan Praperadilan, Penataran Nasional Hukum Pidana dan Kriminologi, Semarang.1992,
30. ---------------------, 1992. Hukum Acara Pidana Jilid II, Undip, Semarang
31. ---------------------, 1987, Sari Hukum Acara Pidana I, Yayasan Cendekia Puma Dharma, Semarang.
32. Soesilo Yuwono, Penyelesaian Perkara Pidana Berdasarkan KUIIAP (Sistem Dan Prosedur), Pen. Alumni Bandung, 1982
33. A.T. Hamid, Praktek Peradilan Perkara Pidana, Pen. CV. Al-Ihsan, Surabaya, l982
34. Nawawi, 1983, Taktik dan Strategi Membela Perkara Pidana, Fajar Agung, Jakarta.
35. Handoko Tjondroputranto, llmu Kedokteran Forensik dan KUHAP, FH UI, Jakarta.
36. M. Karjadi dan R. Soesilo, Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana Dengan Penjelesana Resmi Dan Komentar, Pen. Politeia,
Bogor, 1986.
37. Anonim, Pedoman Pelaksanaan KUHAP, Pen. BP. Dharma Bhakti, Jakarta, 1982.
38. Soekatri Darmabrata dan Poerbatin D.F., Kisi-kisi Praktek Ilukum Pidana, Pen. Sekretaris Konsorsium llmu Hukum UI, Jakarta,
1997.
39. BPITN Dep. Hukum &. HAM, Analisis & Evaluasi Hukum Tentang Penianfadtn Media Elektronika (Teleconference) Untuk
Pembuktian dalam Hukum Acara pidana, Jakarta, 2003.
40. Departemen Kehakiman RI, 1983, Pedoman Pelaksanaan KUHAP, Jakarta
41. UU No. 8 Tahun 1981 Ttg. Kitab Undang-undang Hukum Acara Pidana, CV. Aneka Semarang, 1982.
42. Rancangan Undang-undang Hukum Acara Pidana.
43. Peraturan perundang-undangan lainnya di bidang Hukum Acara Pidana.

3
KEMAMPUAN AKHIR YANG
PERTEMUAN METODE INDIKATOR/KRITERIA BOBOT
NO DIHARAPKAN/ SASARAN BAHAN KAJIAN/MATERI PEMBELAJARAN
KE PEMBELAJARAN PENILAIAN (%)
PEMBELAJARAN

1 2 3 4 5 6 7

mahasiswa mampu 1. PEMBUKAAN/PENDAHULUAN


memahami dapat 1.1. Penjelasan tentang SAP dan GBRP; ceramah , kuliah,
mengetahui tentang SAP, 1.2. Kontrak Perkuliahan; Kelengkapan dan
1 I diskusi dan Tanya 5
GBRP, kontrak 1.3. Penjelasan tentang Sistem dan cara kebenaran penjelasan
jawab
perkuliahan.sistem dan cara Penilaian
penilaian dan lain sebagainya 1.4. Dan lain-lain

2. PENGANTAR

2.1. Beberapa Istilah Hukum Acara Pidana (HAP)


dan Praktik Peradilan Pidana (PPP).
2.2. Pengertian: Hukum. Hukum Acara. HAP dan
Mahasiswa mampu PPP.
menjelaskan tentang: 2.3. Fungsi, Tujuan & sumber HAP dan PPP.
istilah, pengertian dan ruang 2.4. Asas-asas dalam HAP dan PPP.
ceramah , kuliah,
lingkup HAP dan PPP. sejarah, 2.5. Perbedaan antara HAP dengan Hukum Acara Kelengkapan dan
2. II diskusi dan tanya 5
bentuk-bentuk dan hal Perdata., HAPTUN, H.A. Peradilan Militer dan kebenaran penjelasan
jawab/tugas
penting yang harus Hukum Acara lainnya.
diperhatikan dalam HAP dan 2.6. Perbedaan antara Praktik Peradilan Pidana
PPP dan lain sebagainya dengan Praktik Peradilan Perdata, Tata Usaha
Negara, Militer dan praktik peradilan lainnya.
2.7. Sejarah Singkat HAP dan PPP di Indonesia.
2.8. Tempat, Ruang Lingkupnya Berlakunya HAP
dan PPP

4
1 2 3 4 5 6 7
Mahasiswa mampu
menjelaskan dan memahami
tentang: 3. DASAR HUKUM, SUSUNAN & KEKUASA-
dasar hukum, macam-macam, AN BADAN-BADAN PENGADILAN
susunan badan-badan
peradilan umum, kewenangan, 3.1. Dasar Hukum, Macam-macam dan Susun-an
tempat kedudukan, susunan Badan-badan Peradilan.
pejabat pada suatu PN & PT, 3.2. Kewenangan, tempat kedudukan, susunan ceramah, kuliah,
dan kekuasaan mengadili/kompetensi PN dan Kelengkapan dan
3. III kekuasaan kehakiman yang diskusi dan tanya 5
PT di Lingkungan Peradilan Umum. kebenaran penjelasan
bebas & hakim yang tidak jawab/tugas
memihak, kekuasaan 3.3. Kekuasaan Kehakiman yg Bebas & Hakim
mengadili/kompetensi, yang Tidak Memihak dan Kekuasaan Keha-
kekuasaan kehakiman setelah kiman Setelah UUPKK & KUHAP
UUPKK & KUHAP, MA 3.4. MARI Membawahi Badan-badan Peradilan
membawahi badan-badan secara Organisaris Administratif & Finansial
peradilan secara organisasi
administratif & finansial
mahasiswa mampu 4. TERSANGKA, TERDAKWA & TERPIDA-
Menjelasakan dan memahami NA/NARAPIDANA
ceramah, kuliah,
tentang: 4.1. Pengertian Tersangka dan Hak-haknya. Kelengkapan dan
4 IV diskusi dan tanya 5
pengertian tersangka, 4.2. Pengertian Terdakwa dan Hak-haknya. kebenaran penjelasan
jawab/tugas
terdakwa, terpidana dan 4.3. Pengertian Terpidana dan Hak-haknya.
nerapaidana dan hak-haknya. 4.4. Pengertian Narapidana dan Hak-haknya
5. AWAL TERJADINYA PROSES HAP dan
mahasiswa mapu menjelaskan
PPP
dan memahami tentang:
5.1. Tertangkap Tangan.
awal suatu proses HAP dan
5.1.1. Pengertian ceramah, kuliah,
PPP, mulai dari tertangkap Kelengkapan dan
5. V 5.1.2. Proses pemeriksaan diskusi dan tanya 5
tangan, pelaporan, kebenaran penjelasan
5.2.Laporan/Pemberitahuan (Aanggifte jawab/tugas
pengaduan dan tertangkap
delict)
sendiri oleh aparat penegak
5.2.1. Pengertian Laporan
hokum.
5.2.2. Pihak Pelapor

5
5.2.3. Tempat/alamat Pelaporan
5.2.4. Cara/Bentuk Laporan
5.2.4.1. Laporan Lisan; atau
5.2.4.2. Laporan Tertulis

1 2 3 4 5 6 7
5.3. Pengaduan (Klochte delict)
5.3.1. Pengertian dan Pihak Pengadu.
5.3.2. Tindak Pidana Aduan:
5.3.3.1. Tindak pidana aduan absolut
5.3.3.2. Tindak pidana aduan relatif
5.3.4. Cara/Bentuk Pengaduan:
5.3.4.1. Pengaduan Lisan; atau
5.3.4.2. Pengaduan Tertulis
5.3.5. Tindak Pidana Aduan dalam
5.1. VI - ibid -
KUHPidana
5.3.6. Batas waktu atau Daluarsa Pengajuan
Pengaduan
5.3.6.1.Mulai Terhitung Berlakunya
Daluarsa
5.3.6.2.Menghentikan (suiten) Dalu-
arsa
5.4. Diketahui Sendiri oleh Pihak Yang Berwajib
(aparat penegak hukum)
mahasiswa mapu menjelaskan
dan memahami tentang: 6. APARAT PENEGAK HUKUM & WEWE-
aparat penegak hokum dan NANGNYA
wawenangnya dalam HAP dan ceramah, kuliah,
6.1.Kepolisian Kelengkapan dan
6 VII PPP, mulai dari pihak diskusi dan tanya 5
6.1.1. Pengertian Kepolisian kebenaran penjelasan
Kepolisian sebagai jawab/tugas
6.1.2. Tugas & Wewenang Kepolisian
penyelidik/penyidik,
kejaksaan/penuntut umum 6.1.3. Kepolisian Sebagai Penyelidik & Penyi-
sebagai penunutut, pehasihat dik:

6
hokum dan hakim yang 6.1.3.1.Penyelidik dan Penyelidikan
memeriksa dan mengadili 6.1.3.1.1.Pengertian Penyelidik dan Pe-
perkara. nyelidikan
6.1.3.1.2.Fungsi Penyelidikan & We-
wenang Penyelidik
6.1.3.1.3. Kewajiban penyelidik
6.1.3.1.4.Tata cara/proses penyelidikan.

1 2 3 4 5 6 7
6.1.3.3. Penyidik Pembantu (PP)
6.1.3.3.1. Pengertian PP
6.1.3.3.2. Fungsi & Wewenang PP
6.1.3.3.3.Syarat-syarat Pengangkatan PP.
6.1.3.3.4. Kewajiban PP
6.1.3.3.5.Tata Cara/Proses Penyidikan oleh
PP.
6.1.3.4.Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS)
6.1.3.4.1. Pengertian Penyidik PNS
6.1.3.4.2. Fungsi & Wewenang PPNS
6.1.3.4.3.Syarat-2 Pengangkatan PP-NS
6.1.3.4.4. Kewajiban Penyidik PNS
6.1.3.4.5.Tata Cara/Proses Penyidikan
oleh Penyidik PNS
6.1. VIII ibid 6.2. Jaksa, Penuntut Umum (PU) & Penun- Ibid Ibid ibid
tutan
6.2.1. Pengertian Jaksa, PU & Penuntutan
6.2.2. Tugas dan Wewenang Jaksa dan PU.
6.2.3. Kewajiban Penuntut Umum
6.2.4. Tata Cara & Proses Pemeriksaan &
Prapenuntutan/Penuntutan oleh Pe-
nuntut Umum.
6.3.Penasihat Hukum (PH)/Pengacara/Ad-
vokat
6.3.1. Dasar Hukum
6.3.2. Pengertian PH, pengacara dan advo-
kat.
6.3.3. Fungsi, Wewenang dan Kewajiban.

7
6.3.4. Tata Cara & Proses Pemberian Bantuan
Hukum oleh PH.
6.3.4.1. Secara Profesional (umum)
6.3.4.2. Secara Penunjukan (Prodeo)
6.4. Hakim
5.5.1. Pengertian
5.5.2. Fungsi, Wewenang dan Kewajiban.
1 2 3 4 5 6 7
5.5.3. Kekuasaan kehakiman yang bebas dan
Tidak Memihak
6.2. VIII ibid 5.5.4. Kekuasaan kehakiman untuk Mengadili, ibid ibid ibid
Memeriksa dan Memutuskan Perkara.
6.5. Lembaga Pemasyarakatan
7. UPAYA PAKSA MENURUT KUHAP
7.1. Penangkapan
7.1.1.Pengertian, Dasar Hukum & Alasan
Penangkapan
7.1.2.Pejabat yang berwewenang melaku-kan
mahasiswa mampu Penangkapan.
menjelaskan dan memahami 7.1.3.Batas waktu/lamanya penangkap-an.
tentang: 7.1.4.Larangan Penangkapan atas Pelang-
upaya-upaya paksa dalam garan.
HAP dan PPP, mulai dari 7.1.5.Prosedur dan tata cara Penangkapan ceramah, kuliah,
Kelengkapan dan
7. IX – X - XI penangkapan, penahanan, menurut KUHAP. diskusi dan tanya 5
kebenaran penjelasan
penggeledahan dan 7.2. Penahanan jawab/tugas
penyitaan terdahap 7.2.1.Pengertian, Dasar & Alasan Penahanan
tersangka, terdakwa dan 7.2.2.Pejabat yg berwewenang & Lamanya
terpidana. Penahanan.
7.2.3.Prosedur dan tata cara penahanan
menurut KUHAP
7.2.4.Jenis-jenis Penahanan
7.2.4.1. Penahanan Rumah Tahanan
(Rutan)
7.2.4.2, Penahanan Rumah
7.2.4.3. Penahanan Kota

8
7.2.5.Pengalihan Penahanan (PP)
7.2.5.1.Pengertian PP.
7.2.5.2.Proses dan tata cara PP.
7.2.5.3.Syarat-syarat PP.
7.2.5.4.Pejabat yang berwenanng Mela-
kukan PP.
7.2.5.5.Jaminan PP:
7.2.5.5.1.Jaminan Uang
1 2 3 4 5 6 7
7.2.5.5.2Jaminan Orang
7.2.5.6.Tata Cara Pengeluaran Tahanan
karena PP..
7.2.5.7.Pencabutan PP.
7.2.6.Penangguhan Penahanan (PP)
7.2.6.1.Pengertian PP
7.2.6.2.Teijadinya PP
7.2.6.3.Syarat PP
7.2.6.4.Pejabat yang berwenang Mela-
kukan PP
7.2.6.5.Jaminan PP:
7.2.6.5.1.Jaminan Uang
7.2.6.5.2.Jaminan Orang
7.2.6.6.Tata Cara Pengeluaran Tahanan
karena PP.
7.1. IX – X - XI ibid 7.2.6.7.Pencabutan penangguhan pena- ibid ibid ibid
hanan
7.2.7.Pejabat Yang berwenang melaku-
kan Penahanan & Lamanya Pena-
hanan, pada:
7.2.7.1.Tingkat Penyidikan
7.2.7.2.Tingkat Penuntutan
7.2.7.3.Tingkat Pengadilan Negeri (PN)
7.2.7.4,Tingkat Banding (PT)
7.2.7.5.Tingkat Kasasi (MA)
7.2.8.Pejabat Yang Berwenang untuk
Perpanjangan Penahanan & Lama-
nya, pada:
7.2.7.1.Tingkat Penyidikan
7.2.7.2.Tingkat Penuntutan

9
7.2.7.3.Tingkat Pengadilan Negeri (PN)
7.2.7.4.Tingkat Banding (PT)
7.2.7.5.Tingkat Kasasi (MA)
7.2.9.Pengurangan atau Pemotongan masa
Tahanan

1 2 3 4 5 6 7
7.2.10.Pengecualian Pembatasan Penaha-
nan
7.2.10.1.Alasan Pengecualian Perpan-jangan
penahanan
7.2.10.2.Batas Waktu Pengecualian Per-
panjangan penahanan
7.2.10.3.Yang berwenang Memberikan Pe-
ngecualian Perpanjangan
7.2.10.4.Keberatan atas Pengecualian Per-
panjangan.
7.2.11.Perbedaan antara Penangkapan & Pe-
nahanan.
7.2.12.Saat terjadinya Peralihan Tang-
gung Jawab Yuridis Penahanan
7.2.11.1.Dari penyidik ke Penuntut Umum
7.2. IX – X - XI ibid 7.2.11.2.Dari Penuntut Umum ke PN ibid ibid ibid
7.2.11.3.Dari PN ke PT (Banding)
7.2.11.4.Dari PT (Banding) ke MA (Kasasi)
7.3. Pengeledahan:
7.3.1.Pengertian Penggeledahan
7.3.2.Pejabat yang Berwenang Melakukan
Penggeledahan
7.3.3.Prosedur dan Tata Cara Penggele-
dahan
7.3.3.1.Penggeladahan Rumah Tempat Ke-
diaman
7.3.3.2.Penggeledahan Biasa
7.3.3.3.Penggeladahan Dalam Keadaan
Mendesak
7.3.3.4.Penggeladahan Badan

10
7.3.3.5.Larangan memasuki Tempat Ter-
tentu

1 2 3 4 5 6 7
7.4.Penyitaan
7.4.1.Pengertian Penyitaan
7.4.2.Pejabat yang berwenang melakukan pe-
nyitaan.
7.4.3.Barang Yang Dapat Disita
7.4.5.Penyimpanan Barang Sitaan
7.4.6.Prosedur dan Tata Cara Penyitaan
7.4.6.1.Penyitaan Biasa
7.4.6.2.Penyitaan Dalam keadaan Perlu &
Mendesak
7.4.6.3.Penyitaan Dalam keadaan Ter-
tangkap Tangan
7.4.6.4.Penyitaan Secara Tidak Lang-sung
7.4.6.5.Penyitaan terhadap Surat atau
Tulisan Lain
7.4.6.6.Penyitaan Di Luar Daerah Penyi-
dik.
7.3. IX – X - XI ibid 7.4.7.Penjualan Barang Sitaan ibid ibid ibid
7.4.7.1.Syarat penjualan lelang Yang Per-
karanya Sedang Diperiksa
7.4.7.2.Tata Cara Penjualan Lelang
7.4.8.Pengembalian Barang Sitaan
7.5. Pemeriksaan & Penyitaan Surat
7.5.1.Pengertian Surat dalam Pemeriksaan
Surat
7.5.2.Surat-surat yang Dapat Diperiksa dan
Disita
7.5.3.Prosedur dan Tata cara Pemeriksaan
& Penyitaan Surat:
7.5.4.Bentuk Surat atau Tulisan yang
Dicurigai
7.5.5.Bentuk Surat Yang Dapat Memberi
Keterangan
7.5.6.Surat palsu

11
1 2 3 4 5 6 7
8. PEMBUKTIAN & KEKUATAN PEMBUKTI-
AN
8.1. Pengertian Pembuktian
8.2. Pengertian Alat Bukti & Barang Bukti
8.3. Tujuan Pembuktian
8.4. Apakah Yang Harus Dibuktikan
8.5. Siapakah Yang Harus Membuktika
8.6. Penilaian & Kekuataan Pembuktian
8.7. Teori Pembuktian
8.8. Alat-alat Bukti:
8.8.1. Keterangan Saksi
8. XII ibid 8.8.2. keterangan Ahli ibid ibid ibid
8.8.3. Surat
8.8.4. Petunjuk
8.8.5. keterangan terdakwa.
8.9. Siapakah yang Dapat Didengar Sebagai Saksi
8.10. Siapakah yang Dapat Menolak Sebagai Saksi
8.11. Kewajiban Seorang Saksi
8.12. Sistem Atau Teori Pembuktian
8.12.1. Berdasar uu Secara Positif (Wettelij-
ke Bewijs Theoric)
8.12.2. Berdasar Keyakinan Hakim Melulu
8.13. Berdasar Keyakinan Hakim Atas Alasan yang
Logis (Conviction Rais onnee)
Mamhasiswa mampu menjelaskan 9. PRAPERADILAN
dan memahami tentang 9.1. Pengertian Praperadilan
pengertian praperadilan, maksud 9.2. Maksud dan Tujuan Praperadilan
dan tujuan praperadilan 9.3. Wewenang Praperadilan
wewenang praperadilan, yang 9.3.1. Memeriksa & Memutus Sah atau Tidak- ceramah, kuliah,
nya Upaya Paksa Kelengkapan dan
9. XIII berhak mengajukan permo-honan diskusi dan tanya 5
9.3.2. Memeriksa & Memutus Sah/Tidaknya kebenaran penjelasan
praperadilan, pengerti-an pihak jawab/tugas
Penghentian penyidikan atau Peng-
ketiga yang berke-pentingan, hentian Penuntutan.
prosedur permo-honan dan 9.3.3. Memeriksa & Memutus Tuntutan Ganti
alasan/dasar pengajuan Rugi
Sambung: 9.3.4. Memeriksa Permintaan Rehabilitasi

12
1 2 3 4 5 6 7
9.3.4.5. Memeriksa terhadap Tindakan pe-
nyitaan
9.4. Yang berhak Mengajukan Permohonan Pra-
peradilan.
9.5. Pengertian Pihak Ketiga yang
praperadilan, pengajuan dan tata Berkepentingan
cara pemeriksaan praperadilan 9.6. Prosedur Permohonan dan alasan/dasar
pengajuan Praperadilan
9.1. XII pembatas- an praperadilan, jenis 9.7. Pengajuan dan tata cara Pemeriksaan Pra- ibid ibid ibid
penetap- an/putusan praperadilan, peradilan
masalah, upaya hukum 9.8. Pembatasan Praperadilan
9.9. Jenis penetapan/Putusan Praperadilan
9.10. Masalah Upaya Hukum Praperadilan
9.10.1. Yang Tidak Dapat Dibanding
9.10.2. Yang Dapat Dibanding
9.10.3. Kasasi.
10. GANTIKERUGIAN
Majasiswa mampu menjelaskan
dan memahami tentang 10.1. Pengertian dan Dasar Hukumnya
pengertian dan dasar hukumnya, 10.2. Yang Berhak Mengajukan Ganti Kerugian
yang ber-hak mengajukan ganti 10.3. Alasan Pengajuan Tuntutan Ganti Kerugian
kerugian, alasan pengajuan 10.4. Tenggang Waktu Pengajuan Tuntutan Ganti
tuntutan ganti kerugian, tenggang Kerugian. ceramah, kuliah,
10.4.1. 3 (tiga) Bulan sejak Putusan mem- Kelengkapan dan
10. XIII waktu peng-ajuan tuntutan ganti peroleh Kekuatan Hukum Tetap diskusi dan tanya 5
kebenaran penjelasan
kerugian, besamya jumlah ganti 10.4.2. 3 (tiga) Bulan sejak Pemberitahuan jawab/tugas
kerugian., prosedur atau tata cara Penetapan Praperadilan
peng-ajuan tuntutan ganti 10.5. Besamya Jumlah Ganti Kerugian.
kerugian, tata cara pemeriksaan 10.6. Prosedur atau Tata Cara Pengajuan Tuntut-
dan tata cara pembayaran ganti an Ganti Kerugian
10.7. Tata Cara Pemeriksaan
kerugian
10.8. Tata Cara Pembayaran Ganti Kerugian

13
1 2 3 4 5 6 7
Majasiswa Mampu menjelaskan
dan mema-hami tentang 11. REHABILITASI
rehabilitasi, yaitu pengertian 11.1. Pengertian Rehabilitasi
rehabilitasi prosedur pengajuan 11.2. Prosedur Pengajuan Permohonan Rehabili- ceramah, kuliah,
Kelengkapan dan
11. XIV permohonan rehabi-litasi, yang tasi. diskusi dan tanya 5
11.3. Yang berhak Mengajukan Rehabilitasi. kebenaran penjelasan
berhak mengajuk rehabilitasi, yang jawab/tugas
berwenang memeriksa tenggang 11.4. Yang Berwenang Memeriksa
11.5. Tenggang Waktu Mengajukan Rehabilitasi.
waktu mengajukan rehabilitasi, 11.6. Prosedur Pelaksanaan Rehabilitasi
prosedur pelaksanaan rehabilitasi
Mahasiswa mampu menjelaskan
dan mema-hami tentang 12. PENGGABUNGAN PERKARA GUGATAN
pengertian peng-gabungan GANTI KERUGIAN
perkara gugatan ganti kerugian 12.1. Pengertian Penggabungan Perkara Gugatan
prosedur pengajuan permohonan Ganti Kerugian ceramah, kuliah,
penggabung-an perkara pidana 12.2. Prosedur pengajuan Permohonan Pengga- Kelengkapan dan
12. XV diskusi dan tanya 5
dengan gugatan ganti kerugian, bungan Perkara Pidana dengan Gugatan kebenaran penjelasan
Ganti Kerugian jawab/tugas
kedudukan pihak dalam, pengga-
bungan perkara pidana dengan 12.3. Kedudukan Pihak dalam Penggabungan
Perkara Pidana dengan Ganti Kerugian
ganti kerugian, jumlah besamya 12.4. Jumlah besamya Ganti Kerugian.
ganti kerugian, putusan ganti 12.5. Putusan Ganti Kerugian
kerugian
Mahasiswa mampu menjelaskan 13. KONEKSITAS
dan memahami tentang
pengertian konek-sitas, prinsip 13.1. Pengertian Koneksitas
13.2. Prinsip Koneksitas
koneksitas, landas-an koneksitas, 13.3. Landasan yuridis Koneksitas ceramah, kuliah,
Kelengkapan dan
13. XVI prosedur dan pelaksanaan 13.4. Prosedur dan Pelaksanaan Penyidikan dalam diskusi dan tanya 5
kebenaran penjelasan
penyidikan dalam perkara koneksi- Perkara Koneksitas jawab/tugas
tas, tata cara penetapan 13.5. Tata cara Penetapan Wewenang & Memutus
wewenang & memu-tus untuk untuk Mengadili
mengadili susunan majelis hakim 13.6. Susunan Majelis Hakim.

14
1 2 3 4 5 6 7
14. BANTUAN HUKUM

Mahasiswa mampu menjelaskan 14.1. Pengertian Bantuan Hukum


14.2. Pemberian dan Penunjukan Bantuan ceramah, kuliah,
dan memahami tentang: Kelengkapan dan
14. XVII Hukum. diskusi dan tanya 5
Bantuan hokum dalam setiap kebenaran penjelasan
14.3. Prosedur Permohonan Bantuan Hukum jawab/tugas
perkara pidana menurut KUHAP
14.4. Bantuan Hukum terhadap Orang Tidak
Mampu/Miskin.
15. SURAT KUASA DALAM PERKARA PI-
Mahasiswa mampu menjelaskan
dan memahami tentang: DANA
15.1. Pengertian Surat Kuasa. ceramah, kuliah,
Surat kuasa yang dibuat oleh Kelengkapan dan
15. XVIII 15.2. Jenis dan Bentuk-bentuk Surat Kuasa. diskusi dan tanya 5
tersangka-terpidana dalam hal kebenaran penjelasan
15.3. Syarat-syarat Surat Kuasa jawab/tugas
mewakili/mendampingi dalam
15.4. Contoh-contoh (praktik) pembuatan Surat
proses HAP dan PPP, Kuasa
16. XIX ESSAY TEST 16. EVALUASI TENGAH SEMESTER ------- Kebenaran jawaban 10 %
17. ACARA PEMERIKSAAN PERKARA PIDA-
NA DI PENGADILAN
mampu menjelaskan dan 17.1. Sistem pemeriksaan:
memahami tentang sistem pe- 141.1. Sistem Accusatoir
141.2. Sistem Inquisitoir
meriksaan, panggilan sidang, 141.3. Sistem Pemeriksaan menurut HIR/RIB
sengketa wewenang meng-adili & dan
kewenangan relatif, acara 141.4. Sistem Pemeriksaan menurut KUHAP ceramah, kuliah,
Kelengkapan dan
17. XX pemeriksaan perkara pidana di (UU No. 8 Tahun 1981 diskusi dan tanya 5
PERSIAPAN PERSIDANGAN kebenaran penjelasan
pengadilan, surat dakeaan, surat jawab/tugas
tuntutan, eksepsi 17.2. Panggilan Sidang
17.2.1. Syarat Sahnya Panggilan
(exceptie)/keberatan hukum, 17.2.2. Panggilan terhadap saksi
pembuktian dan putusan majelis 17.3. Sengketa Wewenang Mengadili &
hakim Kewenangan Relatif
17.3.1. Surat Penetapan Tak Berwenang
Mengadili

15
1 2 3 4 5 6 7
17.3.2. Perlawanan Atas Penetapan Tak
Berwenang Mengadili
17.3.3. Sengketa Antara Dua atau Beberapa
17.1. XX ibid Pengadilan ibid ibid ibid
17.3.4. Dasar Menentukan Kewenangan
Relatif, Bagi PN, PT dan MARI
18. Acara Pemeriksaan Perkara Pidana di
pengadilan
18.1. Acara Pemeriksaan Biasa (APB)
(A.V.V)
18.1.1. Pengertian APB
18.1.2. Prinsip Pemeriksaan Dalam Per-
sidangan.
18.1.3. Hal-hal yang Dapat Teijadi Sidang
Pertama.
18.1.4. Tata Cara dan Proses Pemeriksaan
Mahasiswa mampu menjelaskan Sidang Pertama sampai Pada Pem-
dan memahami tentang: bacaan Putusan
Acara pemeriksaan pidana di 18.2. Acara Pemeriksaan Singkat (APS) ceramah, kuliah,
Kelengkapan dan
18. XXI pengadilan menurut HAP dan PPP, (Sumir) diskusi dan tanya 5
kebenaran penjelasan
mulai dalam pemerisaan biasa, 18.2.1. Pengertian APS jawab/tugas
singkat dan cepat 18.2.2. Proses & Tata Cara Pemeriksaan
APS
18.3. Acara Pemeriksaan Cepat (APC)
(Roll)
18.3.1. Tindak Pidana Ringan (TPR)
18.3.1.1. Pengertian TPR
18.3.1.2. Proses & Tata Cara Pe-
meriksaan TPR
18.3.2. Tindak Pidana Lalu Lintas
(TPLL)
18.3.2.1. Pengertian TPLL
18.3.2.2. Proses dan Tata Cara

16
1 2 3 4 5 6 7
18.3.2.3. Pemeriksaan TPLL
18.1 XXI ibid 18.3.3. Tata tertib, Tata Cara Persidangan ibid ibid ibid
dan Denah Ruang Sidang
SIDANG I:
PEMBACAAN SURAT DAKWAAN OLEH
PENUNTUT UMUM
ATAS DAKWAAN KEPASDA TERDAKWA
19. PENUNTUTAN DAN SURAT DAKWAAN
19.1. Penuntutan
19.1.1. Pra Penuntutan
19.1.2. PenuntutaN.
19.1.3. Daluarsa Dalam melakukan
Penuntutan
19.1.3.1. Mulai Terhitung Berlaku-
Mahasiswa mampu menjelaskan
nya Daluarsa
dan memahami tentang:
19.1.3.2. Menghentikan (suiten) Da- ceramah, kuliah,
Awal persidangan dari Kelengkapan dan
19. XXII luarsa diskusi dan tanya 5
pemeriksaan identitas terdakwa kebenaran penjelasan
19.1.4. Penghentian Penuntutan jawab/tugas
sampai pada pembacaan dakwaan
19.1.5. Pemecahan berkas Perkara (split)
19.1.6. Pelimpahan Berkas Perkara ke
Pengadilan
19.2. Surat Dakwaan
19.2.1. Pengertian Surat Dakwaan
19.2.2. Fungsi & Tujuan Surat Dakwaan
19.2.3. Syarat Surat Dakwaan
19.2.4. Bentuk Surat Dakwaan
19.2.5. Hal-hal Yg Diuraikan Dalam Surat
Dakwaan
19.2.6. Mengubah Surat dakwaan

17
1 2 3 4 5 6 7
19.1.7. Putusan Sela oleh Hakim Sehu-
bungan Surat Dakwaan
19.1.7.1. Akibat Hukum Pemba-
talan Surat Dakwaan.
19.1. XXII ibid 19.1.7.2. Upaya Hukum terha- ibid ibid ibid
dap pembatalan Surat
Dakwaan.
19.1.8. Contoh-contoh (praktik) pem-
buatan Surat Dakwaan

SIDANG II:
EKSEPSI (EXCEPTIE)/KEBERATAN ATAS
SURAT DAKWAAN PENUNTUT UMUM
OLEH TERDAKWA/PENASIHAT HUKUM
20. Eksepsi (Exceptie)/Keberatan Hukum:
20.1. Pengertian
20.2. Jenis-jenis Eksepsi/Keberatan Hukum
Mahasiswa mampu menjelaskan 20.3. Prosedur dan Alasan Pengajuan Eksepsi
dan memahami tentang: 20.4. Jenis Putusan Hakim Terhadap Eksepsi ceramah, kuliah,
(Putusan Awal/Putusan Sela (Tussen Kelengkapan dan
20. XXIII Eksepsi yang diajukan terdakwa diskusi dan tanya 5
Vonis) : kebenaran penjelasan
atas dakwaan PU. jawab/tugas
20.4.1. Pengadilan Tidak Berwenang/Kom-
petensi (pengadilan lain yang ber-
wenang)
20.4.2. Dakwaan Tidak Dapat Diterima
atau ditolak (persidangan/pemerik-
saan dihentikan).
20.4.3. Dakwaan Batal (persidangan/pe-
meriksaan dihentikan).
20.4.4. Eksepsi Ditolak
1 2 3 4 5 6 7

18
20.5. Akibat Hukum atas putusan Eksepsi.
20.6. Upaya Hukum atas putusan Eksepsi
20.7. Contoh-contoh (praktik) pembuatan Eksep-
si.
Catatan:
Dalam hal terdakwa megajukan eksepsi, maka
PU mengajulan Rpelik (jawaban PU atas eksepsi)
dan hakim memberikan Putusan eksepsi sebagai
putusan sela (bukan putusan akhir)
20.1. XXIII ibid 1. Eksepsi diterima, maka sidang/pemeriksaan ibid ibid ibid
perkara dihentikan dan\atau dialihkan ke
pengadilan lin yang berwenang.
2. Eksepsi ditolak/tidak dapat diterima/batal
demi hukum, sidang dilanjutkan.

Catatan:
sidang dilanjutkan pada pembuktian yang
pertama PU dan selanjutnya terdakwa/PH

SIDANG III:
PEMBUKTIAN OLEH PENUNTUT UMUM
DAN TERDAKWA/PH
21. Pembuktian:
Mahasiswa mampu menjelaskan
21.1. Pengertian Alat Bukti & Barang Bukti
dan memahami tentang: ceramah, kuliah,
21.2. Alat-alat Bukti Yang Sah Kelengkapan dan
21. XXIV Proses pembuktian, baik yang diskusi dan tanya 5
21.2.1. Alat Bukti Langsung (Direct Budys kebenaran penjelasan
diajukan oleh PU maupun jawab/tugas
Last)
terdakwa menurut KUHP. 21.2.2. Alat Bukti Tidak langsung (Indirect
Budys Last)
Lihat Pejelasan:
Pembuktian & Kekuatan Pembuktian
Pemeriksaan alat bukti dan barang bukti

19
1 2 3 4 5 6 7
Catatan:
Selesai pembuktian, maka sidang dilanjutkan
pada:
SIDANG IV:
Mahasiswa mampu menjelaskan PENUNTUTAN (REQUISITORI) ceramah, kuliah,
dan memahami tentang: OLEH PENUNTUT UMUM ATAS TUNTUTAN Kelengkapan dan
22. XXV diskusi dan tanya 5
Proses penuntutan (requisitoir) TERDAKWA kebenaran penjelasan
jawab/tugas
oleh PU terhadap terdakwa. 22. Penuntutan (REQUISITORI):
22.1. Pengertian Penuntutan
22.2. Contoh-contoh (praktik) pembuatan Surat
Penuntutan.
SIDANG V:
PEMBELAAN OLEH TERDAKWA/PH
Mahasiswa mampu menjelaskan (PLEDOI)
dan memahami tentang: ATAS TUNTUTAN PENUNTUT UMUM
ceramah, kuliah,
Proses pembelaan terdakwa/PH (REQUISITORI) Kelengkapan dan
23. XXVI diskusi dan tanya 5
(pleidoi) atas penuntutan 23. Pleidoi kebenaran penjelasan
jawab/tugas
(requisitoir) PU. 23.1. Pengertian Pledoi
23.2. Materi dan Sistematika Pledoi
23.3. Contoh-contoh (praktik) Pembuatan
pembelaan (Pledoi)
SIDANG V:
TAMBAHAN TUNTUTAN PENUTUT UMUM
Mahasiswa mampu menjelaskan (NADER REQUISITOIR)
dan memahami tentang: JAWABAN PENUNTUT UMUM ATAS
PLEDOI TERDAKWA/PH (REPLIK) ceramah, kuliah,
Proses tambahan atas tuntutan PU Kelengkapan dan
24. XXVII diskusi dan tanya 5
(nader requisitoir) atas pembelaan 24. Replik kebenaran penjelasan
jawab/tugas
terdakwa/PH (pleidoi) 24.1. Pengertian Replik
24.2.Materi dan Sistematika Replik
24.3.Contoh-contoh (Praktik) Pembuatan
Replik (nader requisitoir)
1 2 3 4 5 6 7

20
SIDANG VI:
TAMBAHAN ATAS PEMBELAAN (PLEDOI)
Mahasiswa mampu menjelaskan TERDAKWA (NADER PLEIDOI)(DUPLIK)
dan memahami tentang: ATAS TAMBAHAN TUNTUTAN PENUTUT
Proses tamabahan atas UMUM (NADER REQUISITOIR/REPLIK) ceramah, kuliah,
Kelengkapan dan
25. XXVIII pembelaan terdakwa (pleidoi) 25. Duplik diskusi dan tanya 5
kebenaran penjelasan
(nader pleidoi) (duplik) atas jawab/tugas
tambahan tuntutan PU (nader 25.1. Pengertian Duplik
requisitoir/replik) 25.2. Materi dan Sistematika Duplik
25.3. Contoh-contoh (Praktik) Pembuatan Dup-
lik
SIDANG VII:
MUSYAWARAH MAJELIS HAKIM (PUTUSAN)

26. Putusan
26.3. Pengertian Putusan
26.4. Bentuk dan jenis Putusan
26.5. Bentuk Putusan:
Mahasiswa mampu menjelaskan 26.5.1. Putusan Awal/Putusan Sela
(Tussen Vonis) ceramah, kuliah,
dan memahami tentang: Kelengkapan dan
26. XXIX 26.5.2. Putusan Akhir (Vonnnis) (Eind diskusi dan tanya 5
Proses putusan oleh majelis hakim kebenaran penjelasan
Vonis) jawab/tugas
dan putusan akhir menurut KUHAP
26.6. Jenis Putusan
26.6.1. Putusan Awal/Putusan Sela (Tus-
sen Vonis)
26.6.2. Pengadilan Tidak Berwenang/
Kompetensi
26.6.3. Dakwaan Tidak Dapat Diterima
26.6.4. Dakwaan Batal

21
1 2 3 4 5 6 7
26.7. Putusan Akhir
26.7.1. Penghukuman (Veroordeling)
26.7.2. Vrijspraak (Membebaskan ter-
dakwa dr segala dakwaan hukum)
26.7.3. Onstlag van rechsvuvolging
(melepaskan Terdakwa dari segala
26.1 XXIX ibid ibid ibid ibid
dakwaan hukum)
26.8. Tata cara dan Prosedur Musyawarah
Hakim.
26.9. Pengucapan/Pembacaan Putusan Hakim
26.10. Contoh-contoh (praktik) pembuatan Surat
Putusan.
27. UPAYA HUKUM BIASA
27.1. Banding
27.1.1. Peraturan tentang Banding
27.1.2. Pengertian Banding
27.1.3. Daluarsa Dlm Mengajukan Banding
27.1.3.1. Mulai Terhitung Berlaku-nya Daluarsa.
Mahasiswa mampu menjelaskan 27.1.3.2. Menghentikan (suiten) Dauarsa
dan memahami tentang: 27.1.4. Alasan dan Akibat Serta Wewenang ceramah, kuliah,
Kelengkapan dan
27. XXX Proses upaya hukum biasa, mulai Banding diskusi dan tanya 5
kebenaran penjelasan
dari proses banding dan kasasi 27.1.5. Putusan yang Dapat dan Tidak Dapat jawab/tugas
menurut KUHAP Dibanding
27.1.6. Tata Cara Permohonan Banding
27.1.7. Pencabutan Banding & Pemohon
meninggal Dunia
27.1.8. Tata cara Pemeriksaan Tingkat Banding.
27.1.9. Putusan Tingkat Banding
27.1.10. Pengiriman Pemberitahuan Putusan
pengadilan Tinggi

22
1 2 3 4 5 6 7
27.2. Kasasi
27.2.1. Peraturan tentang Kasasi.
27.2.2. Pengertian Kasasi
27.2.3. Daluarsa Dalam Mengajukan Kasasi
27.2.3.1. Mulai Terhitung Berlakunya
Daluarsa
27.2.3.2. Menghentikan (suiten) Daluarsa
27.2.4. Alasan Kasasi
27.1. XXX ibid 27.2.5. Putusan yang Dapat dan Tidak Dapat ibid ibid ibid
Dikasasi
27.2.6. Tata Cara Permohonan Kasasi
27.2.7. Pencabutan Kasasi & Pemohon me-
ninggal Dunia
27.2.8. Tata cara Pemeriksaan Kasasi
27.2.9. Putusan Tingkat Kasasi (Mahkamah
Agung)
27.2.10. Pengiriman Pemberitahuan Putus-an
Mahkamah Agung
28. UPAYA HUKUM LUAR BIASA
28.1. Kasasi demi Kepentingan Hukum
28.1.1. Peraturan tentang Kasasi demi Ke-
Mahasiswa mampu menjelaskan pentingan Hukum
dan memahami tentang: 28.1.2. Pengertian Kasasi demi Kepenting- ceramah, kuliah,
Proses hokum luar biasa mulai dari an Hukum Kelengkapan dan
28. XXXI diskusi dan tanya 5
proses kasasi demi kepentingan 28.1.3. Syarat & Prosedur Kasasi demi kebenaran penjelasan
jawab/tugas
hokum sampai pada peninjauan Kepentingan Hukum
kembali menurut KUHAP 28.1.4. Putusan Pengadilan Kasasi demi
Kepentingan Hukum
28.2. Peninjaun Kembali (PK) (Lihat UU
tentang Peninjaun Kembali)
Ketepatan dan
29. XXXII ================ EVALUASI AKHIR SEMESTER ===== 10 %
keberana jawaban

23
24

Anda mungkin juga menyukai