Anda di halaman 1dari 15

KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO


Fakultas Syari’ah dan Hukum
Jurusan Al Ahwal Al Syahsiyah
Jl. Prof Hamka Kampus II UIN Walisongo Semarang, Jawa Tengah Indonesia
FORMULIR
RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS)
No. Dokumen : No. Revisi : Halaman: Tanggal Terbit:
PF-RPS- TFT-11006 001 1-4 22 Agustus 2016
MataKuliah: Kode Mata Kuliah: Semester:  Beban Sifat Mata Mata Kuliah Prasyarat: Bidang Keahlian:
Hukum Pidana Genap Belajar : Kuliah: Wajib  Pengantar Ilmu Hukum
2 sks Hukum Teoritis
Otorisasi : Dosen Pengampu Kordinator Ketua Prodi
Rumpun Mata Kuliah
(RMK)

Yayan Muhammad Royani, Briliyan Ernawati, SH.,MH Briliyan Ernawati, SH.,MH


SHI.,MH
Capaian Pembelajaran  Program Studi
(CPL Prodi)
Memahami dan Menguasai Hukum Pidana materil
Mata Kuliah (CP
MK)
Mahasiswa setelah mengikuti kuliah Hukum Pidana dapat memahami dengan benar materi hukum pidana materiel baik asas –
asas hukum pidana, teori maupun ketentuan hukum pidana (KUHP), yang dapat digunakan sebagai dasar untuk menganalisis
berbagai permasalahan hukum pidana.

Deskripsi Mata Kuliah Pengetahuan tentang pengertian dan ruang lingkup hukum pidana, asas-asas dan sejarah hukum pidana, dan seluruh ketentuan
dalam hukum pidana serta KUHP.

Daftar Pustaka Utama


1. Andi Zainal Abidin Farid, Hukum Pidana I, Sinar Grafika, Jakarta, 2007
2. Andi Zainal Abidin Farid dan Andi Hamzah, Bentuk – Bentuk Khusus Perwujudan Delik ( Percobaan, Penyertaan, dan
Gabungan Delik), Sumber Ilmu Jaya, Jakarta, 2002.
3. Andi Hamzah, Asas – Asas Hukum Pidana, PT Yarsif Watapone, Jakarta, 2005
4. Andi Hamzah, Delik – Delik Tertentu (Speciale Delicten) Di dalam KUHP, Sinar Grafika, Jakarta,2009.
5. Barda Nawawi, Bunga Rampai Kebijakan Hukum Pidana (Perkembangan Konsep KUHP Baru), Kencana Prenada
Media Group, Jakarta, 2008.
6. D. Schaffmeister, N. Kejzer, PH Sitorus, Hukum Pidana, PT Citra Aditya Bakti, 2007.
7. Lamintang, Dasar – Dasar Hukum Pidana Indonesia, Citra Aditya, Bandung, 1997.
8. Lamintang dan Djisman Samosir, Delik – Delik Khusus, Tarsito, Bandung,1983.
9. Moeljatno, Asas – asas Hukum Pidana, Rineka Cipta, Jakarta 2002
10. Muladi dan Barda Nawawi, Teori – teori dan Kebijakan Pidana, Alumni, Bandung,1989.
11. Jan Remmenlink, Hukum Pidana (Komentar atas pasal – pasal terpenting dari KUHP Belanda dan padanannya dalam
KUHP Indonesia), PT Gramedia Pustaka Utama, jakarta, 2003.
12. Sudarto, Hukum dan Hukum Pidana, Alumni, Bandung, 1986.
13. Sudarto, Hukum Pidana I, Yayasan Sudarto, Semarang, 1990
14. Scholehuddin, Sistem Sanksi Dalam Hukum Pidana, Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2003
Pendukung
1. Kitab Undang-Undang Hukum Pidana
2. Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana
Media pembelajaran Software: Hardware:
MSExcel, MSPower Point, Animasi Komputer, LCD Proyektor, White Board
Dosen Pengampau Yayan Muhammad Royani

Penilaian Bahan
Perte Kemampuan
Kajian/ Konten Unity Pengalaman Alokasi
muan Akhir Tiap Indikator Metode
Kriteria & Materi of Sciences Belajar Waktu
ke-. Pertemuan Bobot Pembelajaran
Bentuk
1 Memahami Ruang Ketepatan Kognitif 10% Pengantar Ceramah Definisi dan 1. Mahasiswa TM:
lingkup hukum menjelaskan: Kriteria: Hukum interaktif, raung lingkup memaparkan apa 100’
pidana 1. Pengertian Ketepatan, Pidana dan diskusi hukum pidana yang mereka
1. Pengertian hukum Pidana. penguasaan, Islam ketahui tentang
hukum Pidana. 2. Ruang lingkup dan hukum pidana
2. Ruang lingkup hukum Pidana sistematika beserta contoh
hukum Pidana 3. Fungsi Hukum peristiwa
3. Fungsi Hukum Pidana. Bentuk non- 2. Menyamakan
Pidana. 4. Hubungan tes: persepsi dengan
4. Hubungan hukum pidana Presentasi dibantu dosen
hukum pidana dengan ilmu – 3. Mahasiswa
dengan ilmu – ilmu lainnya. Psikomotorik mendiskusikan
ilmu lainnya. Kriteria: tentang ruang
Keterampilan lingkup, fungsi dan
memaparkan hubungan hukum
pengalaman pidana dengan
ilmu-ilmu lain
Bentuk non-
tes:
Praktik/
Simulasi
2 Mampu Ketepatan Kognitif 5% Sejarah Diskusi,tanya Tarekh Tasyri’ 1. Secara TM:
memahami: menjelaskan: Kriteria: Hukum jawab dalam hukum kelompok 100’
1. Sejarah 3. Sejarah Ketepatan, Pidana Islam, lebih mendiskusikan
kodifikasi kodifikasi penguasaan, Indonesia khusus tentang materi
hukum pidana hukum pidana dan berkaitan 2. Menyamakan
Indonesia. Indonesia. sistematika dengan persepsi dengan
2. Sejarah 4. Sejarah pemebentukan dipandu dosen
unifikasi dan unifikasi dan Bentuk non- hukum Pidana 3. Secara
dualisme dualisme tes: Islam kelompok
hukum pidana hukum pidana Presentasi mendiskusikan
Indonesia Indonesia tentang materi
nasional nasional Psikomotorik 4. Menyamakan
Kriteria: persepsi dengan
Keterampilan dipandu dosen
memraktikka
n
pembelajaran

Bentuk non-
tes:
Praktik/
Simulasi
3 Mampu Ketepatan Kognitif 10% Berlakunya Small Group Kiada-kaidah 1. Pemb TM:
memahami: menjelaskan: Kriteria: Hukum Discussion, dalam hukum agian kelompok (6 100’
1. Locus dan 1. Mampu Ketepatan, Pidana Pidana Islam kelompok)
Tempus delicti. memahami penguasaan, 2. Mend
a. Manfaat Locus dan dan iskusikan materi
mengetahuinya Tempus delicti. sistematika yang disampaikan
b. Ajaran – c. Manfaat 3. Masin
ajarannya. mengetahuinya Bentuk non- g-masing
d. Ajaran – tes: kelompok
2. Dari segi ajarannya. Presentasi menjelaskan hasil
waktu diskusi
a. Asas legalitas. 2. Dari segi 4. Dose
b. Asas Transitoir waktu n mengevaluasi
c. Asas retroaktif d. Asas legalitas. hasil diskusi
e. Asas Transitoir mahasiswa
3. Dari segi f. Asas retroaktif
tempat
a. Asas teritorial 3. Dari segi
b. Asas nasional tempat
aktif f. Asas teritorial
c. Asas nasional g. Asas nasional
pasif aktif
d. Asas h. Asas nasional
universalitas pasif
e. Asas ekstra i. Asas
teritorialitas. universalitas
Asas ekstra
teritorialitas

4 1. Delik dan unsur 2. Ketepatan 1. Kognitif 10% Masalah Presentasi, Macam- 1. Mendiskusika TM:
– unsurnya menjelaskan: Kriteria: Delik tanya jawab macam tindak n materi yang 100’
a. Penggunaan Delik dan Ketepatan pidana dalam disampaikan
istilah unsur – dan hukum pidana 2. Masing-
b. Rumusan delik unsurnya penguasaan Islam masing
c. Cara e. Penggunaan kelompok
merumuskan istilah Bentuk non- menjelaskan
delik f. Rumusan tes: hasil diskusi
d. Cara delik Presentasi 3. Dosen
merumuskan g. Cara hasil mengevaluasi
delik. merumuska observasi hasil diskusi
2. Jenis - jenis n delik mahasiswa
delik h. Cara 2. Afektif
a. Jenis delik merumuska Kriteria:
menurut KUHP n delik. Kerjasama,
b. Jenis delik menghargai
menurut cara 3. Jenis - jenis pendapat
merumuskannya delik teman,
c. Jenis delik f. Jenis delik terbuka
menurut cara menurut terhadap
melakukannya KUHP kritik dan
d. Jenis delik g. Jenis delik saran
menurut menurut cara
subjeknya merumuskan Bentuk non-
e. Jenis delik nya tes:
menurut h. Jenis delik Penilaian
tujuannya menurut cara sesama
3. Teori hubungan melakukann teman
kausalitas. ya sejawat
a. Conditio sine i. Jenis delik
qua non theori menurut
b. Teori subjeknya
mengeneralisir j. Jenis delik
c. Teori menurut
mengindividulai tujuannya
sir
4. Sifat melawan 4. Teori
hukum hubungan
a. Pengertian kausalitas.
b. Melawan d. Conditio
hukum sebagai sine qua
unsur delik non theori
c. Ajaran – ajaran e. Teori
melawan hukum mengenerali
sir
f. Teori
mengindivi
dulaisir

5. Sifat melawan
hukum
d. Pengertian
e. Melawan
hukum
sebagai
unsur delik
f. Ajaran –
ajaran
melawan
hukum

5 Mahasiswa Ketepatan Kognitif TM: Subjek Praktik, Konsep subjek 1. Secara kelompok TM:
mampu mahasiswa Kriteria: 15% Hukum observasi, hukum dalam mendiskusikan 13x
memahami: menjelaskan: Ketepatan, Pidana diskusi Hukum Pidana tentang materi 100’
a. Siapa yang 1. Siapa yang penguasaan, ( pleger ; Islam 2. Menyamakan
merupakan merupakan dan enkelvoudige persepsi dengan
subjek hukum subjek sistematika daderschap) dipandu dosen
pidana hukum 3. Secara kelompok
b. Delik dengan pidana Bentuk non- mendiskusikan
perumusan 2. Delik dengan tes: tentang materi
formal dan perumusan Presentasi 4. Menyamakan
materiil formal dan persepsi dengan
c. Delik yang materiil dipandu dosen
memiliki unsur 3. Delik yang .
kedudukan memiliki
atau kualitas unsur
kedudukan
atau kualitas

6 Mampu Ketepatan Kognitif 5% Delik Analisis, Pemidanaan 1. Dosen TM:


memahami: dalam Kriteria: percobaan diskusi, tanya dalam konsep mengelompokan 100’
a. Pengertian menjelaskan: Ketepatan (Poeging) jawab hukum Pidana berdasarkan setiap
b. Dasar hukum 1. Pengertian dan Islam materi
pemidanaan 2. Dasar kesesuaian 2. Masing masing
c. Syarat – syarat hukum dalam mendiskuskusikan
pidananya pemidanaan penjelasan sekaligus
d. Macam – nya membahas beserta
macam 3. Syarat – Bentuk non- contoh kasus
percobaan syarat tes: 3. Dosen memberikan
menurut pidananya Observasi evaluasi atas
doktrin 4. Macam – pekerjaan
e. Teori – teori macam Psikomotorik mahasiswa
mengenai percobaan Kriteria:
percobaan menurut Keterampilan
doktrin memraktikka
5. Teori – teori n proses
mengenai tahapan
percobaan
Bentuk non-
tes:
Praktik/
Simulasi

Mampu Ketepatan Kognitif TM: Delik Diskusi, Konsep pelaku 1. Secara kelompok TM:
7 memahami: dalam Kriteria: 15% penyertaan observasi, dalam Hukum mendiskusikan 100’
a. Medepleger menjelaskan: Ketepatan ( Deelneming) Tanya jawab Pidana Islam tentang materi
dan ciri – 1. Medepleger dan 2. Menyamakan
cirinya dan ciri – kesesuaian persepsi dengan
b. Doenpleger cirinya dalam dipandu dosen
dan ciri – 2. Doenpleger penjelasan 3. Secara kelompok
cirinya dan ciri – dan analisa mendiskusikan
c. Uitlocker dan cirinya tentang materi
ciri – cirinya 3. Uitlocker Bentuk non- 4. Menyamakan
dan ciri – tes: persepsi dengan
cirinya Observasi dipandu dosen

8 Mampu Ketepatan Kognitif 5% Delik Analisa, Konsep delik 1. Secara kelompok TM:
memahami: menjelaskan: Kriteria: Perbarengan observasi, Perbarengan mendiskusikan 100’
a. Pengertian a. Pengertian Ketepatan (Concusus) diskusi, tanya dalam hukum tentang materi
delik delik dan jawab Pidana Islam 2. Menyamakan
perbarengan perbarengan kesesuaian persepsi dengan
b. Jenis – b. Jenis – dalam dipandu dosen
jenisnya jenisnya berefleksi, 3. Secara kelompok
c. Stelsel c. Stelsel kemampuan mendiskusikan
pemidanaannya pemidanaannya menjelaskan tentang materi
1. secara tepat 4. Menyamakan
persepsi dengan
Bentuk non- dipandu dosen
tes:
Observasi

9 Mampu Ketepatan dalam Kognitif 10% Delik Analisa, Konsep delik 1. Secara kelompok TM;
memahami: menjelaskan: Kriteria: pengulangan observasi, pengulangan mendiskusikan 100
a. Pengertian 1. Pengertian Ketepatan (Recidive) diskusi dan dalam Hukum tentang materi
delik delik dan tanya jawab Pidana Islam 2. Menyamakan
pengulangan pengulangan kesesuaian persepsi dengan
b. Syarat – 2. Syarat – dalam dipandu dosen
syaratnya syaratnya berefleksi, 3. Secara kelompok
c. Jenis – 3. Jenis – kemampuan mendiskusikan
jenisnya jenisnya menemukan tentang materi
menurut Ilmu menurut Ilmu dan 4. Menyamakan
Hukum Pidana Hukum memberikan persepsi dengan
Pidana solusi dipandu dosen
Bentuk non-
tes:
Observasi

10 Memahami Ketepatan dalam Kognitif 5% Pertanggungj Diskusi dan Konsep 1. Secara kelompok TM;
tentang: menjelaskan: Kriteria: awaban tanya jawab kesalahan mendiskusikan 100
1. Pengertian 1. Pengertian Ketepatan Pidana dalam Hukum tentang materi
Kesalahan Kesalahan dan Pidana Islam 2. Menyamakan
menurut menurut kesesuaian persepsi dengan
hukum hukum dalam dipandu dosen
pidana pidana berefleksi, 3. Secara kelompok
2. Bentuk – 2. Bentuk – kemampuan mendiskusikan
bentuk bentuk menemukan tentang materi
kesalahan kesalahan dan 4. Menyamakan
3. Teori – teori 3. Teori – teori memberikan persepsi dengan
tentang tentang solusi dipandu dosen
kesengajaan/ kesengajaan/
dolus dolus Bentuk non-
4. Teori – teori 4. Teori – teori tes:
tentang tentang Observasi
kelapaan/cul kelapaan/culp
pa a
5. Kemampuan 5. Kemampuan
dan dan
ketidakmamp ketidakmamp
uan uan
bertanggungj bertanggungj
awab awab
11 Memahami Ketepatan dalam Kognitif 10% Pidana dan Tujuan 1. Secara kelompok TM;
tentang: menjelaskan: Kriteria: pemidanaan pemidanaan mendiskusikan 100
1. Doktrin – 3. Doktrin – Ketepatan dalam Hukum tentang materi
doktrin tentang doktrin tentang dan Pidana Islam 2. Menyamakan
pidana, pidana, kesesuaian persepsi dengan
tujuannya dan tujuannya dan dalam dipandu dosen
stelselnya. stelselnya. berefleksi, 3. Secara kelompok
2. Dasar – dasar 4. Dasar – dasar kemampuan mendiskusikan
penghapus penghapus menemukan tentang materi
penuntutan penuntutan dan 4. Menyamakan
pidana. pidana. memberikan persepsi dengan
a. Nebis in e. Nebis in solusi dipandu dosen
idem idem
b. Matinya f. Matinya Bentuk non-
terdakwa terdakwa tes:
c. Daluarsa g. Daluarsa Observasi
d. Penyelesaia h. Penyelesaia
n di luar n di luar
sidang sidang
3. Dasar – dasar 4. Dasar – dasar
penghapus penghapus
pemidananaan. pemidananaan.
a. Daya paksa e. Daya paksa
dan dan
keadaan keadaan
darurat darurat
(overmacht (overmacht
dan dan
noodtoestan noodtoestan
d) d)
b. Pembelaan f. Pembelaan
terpaksa terpaksa
(noodweer) (noodweer)
c. Melakukan g. Melakukan
ketentuan ketentuan
Undang – Undang –
Undang Undang
d. Melaksanak h. Melaksanak
an perintah an perintah
jabatan. jabatan.
12 Memahami Ketepatan dalam Kognitif 10% Masalah Diskusi dan Penganggulang 1. Secara kelompok TM;
tentang: menjelaskan: Kriteria: Politik Tanya Jawab an Pidana mendiskusikan 100
1. Penanggulang 1. Penanggulang Ketepatan Kriminal dalam Hukum tentang materi
an kejahatan an kejahatan dan Islam 2. Menyamakan
secara penal secara penal kesesuaian persepsi dengan
dan non penal dan non penal dalam dipandu dosen
2. Kriminalisasi 2. Kriminalisasi berefleksi, 3. Secara kelompok
dan dan kemampuan mendiskusikan
dekriminalisas dekriminalisas menemukan tentang materi
i i dan 4. Menyamakan
3. Penalisasi dan 3. Penalisasi dan memberikan persepsi dengan
depenalisasi depenalisasi solusi dipandu dosen

Bentuk non-
tes:
Observasi

13 Memahami Ketepatan dalam Kognitif 10% Beberapa Observasi, Macam- 1. Secara kelompok TM;
tentang: menjelaskan: Kriteria: bentuk delik diskusi dan macam delik mendiskusikan 100
1. Delik – delik 1. Delik – delik Ketepatan tertentu tanyajawab dalam hukum tentang materi
kekerasan kekerasan dan dalam KUHP Pidana Islam 2. Menyamakan
2. Delik terhadap 2. Delik terhadap kesesuaian persepsi dengan
nyawa nyawa dalam dipandu dosen
3. Delik 3. Delik penjelasan 3. Secara kelompok
penganiayaan penganiayaan mendiskusikan
4. Delik – delik 4. Delik – delik Bentuk non- tentang materi
kekayaan kekayaan tes: 4. Menyamakan
(vermogens (vermogens Observasi persepsi dengan
delicten) delicten) dipandu dosen
5. Delik 5. Delik Psikomotorik
pemalsuan pemalsuan Kriteria:
surat surat Keterampilan
memraktikka
n proses
tahapan

Bentuk non-
tes:
Praktik/
Simulasi

14 Memahami Keteptan dalam Kognitif 5% Hukum Observasi, Hukum 1. Secara kelompok TM;
Hukum menjelaskan Kriteria: pelaksanaan diskusi dan pelaksanaan mendiskusikan 100
Panitenteir untuk Panitenteir untuk Ketepatan pidana tanyajawab pidana dalah tentang materi
orang yang belum orang yang belum dan hukum pidana 2. Menyamakan
dewasa dan dewasa dan hukum kesesuaian Islam persepsi dengan
hukum penitenteir penitenteir untuk dalam dipandu dosen
untuk orang orang dewasa penjelasan 3. Secara kelompok
dewasa mendiskusikan
Bentuk non- tentang materi
tes: 4. Menyamakan
Observasi persepsi dengan
dipandu dosen
Psikomotorik
Kriteria:
Keterampilan
memraktikka
n

Bentuk non-
tes:
Praktik/
Simulasi

Komponen dan Bobot Penilaian :


1. Tugas Mandiri (a) : 10%
2. Tugas Terstruktur (b) : 10%
3. Ujian Tengah Semester (c): 30 0%
4. Ujian Akhir Semester (d) : 50%
Nilai Akhir = (a x 10%)+(b x 10%)+(c x 30%)+(d x 50%)

Semarang, 22 Agustus 2016


Dosen Pengampu,

Yayan M Royani
RENCANA TUGAS MAHASISWA (Tugas Terstruktur/TT dan Tugas mandiri/TM)

Tatap Uraian Tugas


Rencana Kriteria
Muka Tujuan Tugas Obyek Batasan yang Bentuk Luaran
Tugas ke- Metode/cara pengerjaan tugas Penilaian
ke- Garapan Harus dikerjakan Tugas
1 15 Mahasiswa Praktek 1. Praktek tahapan 1. Mahasiwa dibagi kedalam Praktek langsung Bobot
mampu pemeriksaan penyidikan . kelompok yang terdiri dari dan pencatatan 10%
mempraktekan pada tahap 2. Praktek tahapan peran-peran (penasehat atas kasus yang
tahapan acara penyidikan penyelidikan hukum, polisi dan jaksa diterima
pidana pada dan penuntut umum) yang terlibat
penyidikan dan penyelidikan pada setiap tahapan
penyelidikan pemeriksaan
2. Setiap kelompok diberi kasus
untuk dianalisa dan dicatatkan
dalam lemba kerja oleh
masing-masing mahasiswa
yang berperan
3. Setiap kelompok
mempraktekan berdasarkan
peran masing-masing

(Waktu TT = 120’)
2 16 Mahasiswa Praktek 1. Praktek 1. Setelah mepraktekan Praktek langsung Bobot
mampu pemeriksaan pembuatan pemeriksaan pada tahap dan pembuatan 10%
mempraktekan di dakwaan penyidikan dan penyelidikan, dokumen acara
tahapan acara persidangan 2. Praktek selanjutnya praktek sidang di dipersidangan
pidana di pembuatan pengadilan mulai dari
pengadilan sanggahan pemanggilan terdakwa sampai
3. Praktek putusan hakim
pembuatan
pledoi (Waktu TT = 240’)
4. Praktek
membuat
putusan
5. Praktek beracara
dalam peradilan
mulai
pemanggilan
terdakwa sampai
dengan putusan

Semarang, 22 Agustus 2016


Dosen Pengampu,

Yayan Muhammad Royani

Anda mungkin juga menyukai