Anda di halaman 1dari 44

DERIVATIF (DIFERENSIAL)

Bagian 1
KALKULUS 1 C
GARIS TANGEN DAN SLOP
Ada dua masalah yang berhubungan dengan kalkulus.
1. Masalah slop (slope) atau kemiringan yang berkaitan
dengan slop (garis tangen) dari suatu kurva pada titik
tertentu dari kurva tersebut.
2. Masalah luas yang berkaitan dengan mencari luas dari suatu
bidang yang dibatasi oleh kurva dan garis lurus.

 Berhubungan dengan masalah pencarian garis lurus L yang


merupakan tangen dari kurva C pada titik P

.
2
GARIS TANGEN DAN SLOP
 Garis tangen sebuah lingkaran mempunyai sifat berikut ini:
1. Bertemu dengan lingkaran hanya pada satu titik.
2. Lingkaran bersinggungan/terletak hanya pada satu sisi dari garis.
3. Tangen tegak lurus terhadap garis yang ditarik ke titik asal
lingkaran.
Kebanyakan kurva tidak memiliki titik pusat, sehingga sifat ketiga dari
garis tangen pada lingkaran tidak dapat memenuhi defenisi garis tangen
dari suatu kurva.

3
GARIS TANGEN DAN SLOP

4
GARIS TANGEN DAN SLOP
 Garis L bertemu kurva C hanya pada titik P tetapi bukan
merupakan tangen terhadap C. (a)
 Garis L bertemu kurva C pada beberapa titik tetapi yang
merupakan tangen terhadap C hanya pada titik P. (b)
 Garis L adalah tangen terhadap C pada titik P tetapi
memotong C pada titik P. (c)
 Banyak garis yang memotong kurva C pada titik P, tetapi
tidak satupun merupakan tangen terhadap C. (d)

5
GARIS TANGEN DAN SLOP
 Penjelasan tentang tangen yang masuk akal dapat
dinyatakan dalam bentuk limit.

6
GARIS TANGEN DAN SLOP
 Dari gambar sebelumnya, jika Q adalah suatu titik pada C
yang berbeda dengan P, dan garis yang menghubungkan P
dan Q disebut garis secan terhadap kurva.
 Garis berputar di sekeliling P seturut Q yang bergerak
pada kurva C mendekati titik P.
 Bila Q sampai di P maka garis L dikatakan sebagai tangen
terhadap C pada titik P.
 Bila C adalah grafik dari fungsi 𝑦 = 𝑓(𝑥) , maka garis
vertikal dapat bertemu C hanya sekali.

7
GARIS TANGEN DAN SLOP
 Bila 𝑃 = 𝑥0 , 𝑓 𝑥0 , maka Q mempunyai koordinat yang
berbeda yakni Q = 𝑥0 + ℎ, 𝑓 𝑥0 + ℎ , dimana h0,
maka slop dari garis PQ adalah:
𝒇 𝒙𝟎 + 𝒉 − 𝒇 𝒙𝟎
𝒉
 Rumusan di atas disebut hasil bagi Newton atau hasil
bagi perbedaan (diferensial).
 h dapat bernilai positif atau negatif, tergantung letaknya
titik Q di sebelah kanan atau kiri dari P.

8
GARIS TANGEN DAN SLOP
DEFENISI DARI GARIS TANGEN YANG TIDAK
VERTIKAL
Misalkan 𝑓 adalah fungsi kontinyu pada 𝑥 = 𝑥0 , dan
𝑓 𝑥0 +ℎ −𝑓 𝑥0
lim =𝑚 ada. Maka garis lurus yang
ℎ→0 ℎ
mempunyai slop 𝑚 , dan melewati titik 𝑃 = 𝑥0 , 𝑓 𝑥0
disebut dengan garis tangen (atau tangen) terhadap grafik 𝑦
= 𝑓 𝑥 pada P. Persamaan dari garis tangen ini adalah:
𝒚 = 𝒎 𝒙 − 𝒙𝟎 + 𝒚𝟎

9
GARIS TANGEN DAN SLOP
Contoh 1:
 Cari persamaan garis tangen dari kurva 𝑦 = 𝑥 2 pada titik
(1,1).
Penyelesaian:
o 𝑓 𝑥 = 𝑥 2 , 𝑥0 = 1 dan 𝑦 = 𝑓 1 = 1.
o slop dari tangen yang dibutuhkan:
𝑓 𝑥0 + ℎ − 𝑓 𝑥0 𝑓 1+ℎ 2−𝑓 1
𝑚 = 𝑙𝑖𝑚 = 𝑙𝑖𝑚
ℎ→0 ℎ ℎ→0 ℎ
𝑚 = 𝑙𝑖𝑚 2 + ℎ = 2
ℎ→0
o Persamaan garis tangen: 𝑦 = 2 𝑥 − 1 + 1 = 2𝑥 − 1

10
GARIS TANGEN DAN SLOP
DEFENISI DARI GARIS TANGEN YANG VERTIKAL
 Misalkan 𝑓 kontinyu pada 𝑃 = 𝑥0 , 𝑦0 , dimana 𝑦0 =
𝑓 𝑥0 +ℎ −𝑓 𝑥0
𝑓 𝑥0 , jika lim =∞ atau
ℎ→0 ℎ
𝑓 𝑥0 +ℎ −𝑓 𝑥0
lim ℎ
= −∞. Maka garis vertikal 𝑥 = 𝑥0
ℎ→0
adalah tangen terhadap grafik 𝑦 = 𝑓 𝑥 pada P.
 Jika limit dari hasil bagi Newton tidak ada, maka grafik 𝑦 =
𝑓 𝑥 tidak mempunyai garis tangen pada P.

11
GARIS TANGEN DAN SLOP
DEFENISI SLOP DARI KURVA
 Slop dari kurva C pada titik P adalah slop dari garis tangen terhadap
C pada titik P jika garis tangennya ada. Slop dari grafik 𝑦 = 𝑓 𝑥
pada titik 𝑥0 adalah:
𝒇 𝒙𝟎 + 𝒉 − 𝒇 𝒙𝟎
𝒍𝒊𝒎
𝒉→𝟎 𝒉
Contoh 2
 Cari slop dari kurva 𝑦 = 𝑥 Τ 3𝑥 + 2 pada titik 𝑥 = −2.
Penyelesaian:
o Jika 𝑥 = −2, maka 𝑦 = 1Τ2, dan slop yang dibutuhkan adalah:
−2 + ℎ 1

3 −2 + ℎ + 2 2
𝑚 = 𝑙𝑖𝑚
ℎ→0 ℎ
−1 1
𝑚 = 𝑙𝑖𝑚 =
ℎ→0 2 −4 + 3ℎ 8

12
GARIS TANGEN DAN SLOP
DEFENISI DARI NORMAL
Jika suatu kurva C mempunyai garis tangen L pada titik P,
maka garis lurus N melalui P yang tegak lurus terhadap L
disebut normal terhadap C pada P.
−1
Slop dari normal =
slop dari tangen

13
DERIVATIF (DIFERENSIAL)
 Suatu garis lurus mempunyai sifat dimana slopnya sama
pada semua titik.
 Untuk grafik lainnya slop bervariasi dari titik ke titik.
 Slop dari grafik 𝑦 = 𝑓 𝑥 pada titik 𝑥 adalah slop dari
fungsi x itu sendiri.
 Pada suatu titik dimana grafik fungsi mempunyai slop
tertentu, dikatakan fungsi 𝑓 dapat didiferensialkan, dan
disebut slop adalah derivatif dari 𝒇.
 Oleh karena itu, derivatif adalah limit dari hasil bagi
Newton.

14
DERIVATIF (DIFERENSIAL)
DEFENISI DERIVATIF
Derivatif dari suatu fungsi 𝑓 adalah suatu fungsi lain yang
didefinisikan sebagai:

𝒇 𝒙+𝒉 −𝒇 𝒙
𝒇 𝒙 = 𝒍𝒊𝒎
𝒉→𝟎 𝒉
pada semua titik 𝑥 dimana limitnya ada (suatu bilangan
nyata). Jika 𝒇′ ada, maka dikatakan bahwa 𝑓 dapat
didiferensialkan pada 𝑥.

15
DERIVATIF (DIFERENSIAL)
BEBERAPA DERIVATIF YANG PENTING

o 𝑓 𝑥 = 𝑎𝑥 + 𝑏, 𝑓 ′ 𝑥 = 𝑎
o 𝑓 𝑥 = 𝑐, 𝑓 ′ 𝑥 = 0
o 𝑓 𝑥 = 𝑥 2 , 𝑓 ′ 𝑥 = 2𝑥
1 ′ −1
o 𝑓 𝑥 = 𝑥
, 𝑓 𝑥 = 𝑥2
′ 1
o 𝑓 𝑥 = 𝑥, 𝑓 𝑥 = 2 𝑥
o 𝑓 𝑥 = 𝑥 𝑟 , 𝑓 ′ 𝑥 = 𝑟𝑥 𝑟−1

16
DERIVATIF (DIFERENSIAL)
Contoh 3 :
 Cari derivatif dari 𝑓 𝑥 = 𝑥 .

Penyelesaian:
𝑥 jika 𝑥 ≥ 0
o 𝑓 𝑥 ቊ , maka:
−𝑥 jika 𝑥 < 0
′ 1 jika 𝑥 ≥ 0
o 𝑓 𝑥 ቊ = 𝑠𝑔𝑛 𝑥
−1 jika 𝑥 < 0

17
DERIVATIF (DIFERENSIAL)
Notasi Leibniz:
 Fungsi dapat ditulis dalam beberapa cara yang berbeda,
sehingga diperlukan beberapa notasi untuk menyatakan
derivatif .
 Beberapa notasi untuk derivatif antara lain:

𝒅𝒚 𝒅
𝑫𝒙 𝒚 = 𝒚 = = 𝒇 𝒙 = 𝒇′ 𝒙 = 𝑫𝒙 𝒇 𝒙 = 𝑫𝒇 𝒙
𝒅𝒙 𝒅𝒙
𝒅

𝒅𝒙
adalah operator diferensial dan dibaca “derivatif
𝒅 𝟐
terhadap 𝑥 dari ..”. Contoh: 𝒅𝒙
𝒙 = 𝟐𝒙 (dibaca derivatif
terhadap 𝑥 dari 𝑥 2 ).

18
DERIVATIF (DIFERENSIAL)
 Nilai dari derivatif dari suatu fungsi pada bilangan 𝑥0 dapat juga
dinyatakan dalam berbagai cara:
𝒅𝒚 𝒅
 𝑫𝒙 𝒚ȁ𝒙=𝒙𝟎 = 𝒚′ ȁ𝒙=𝒙𝟎 = 𝒅𝒙ቚ = 𝒅𝒙 𝒇 𝒙 ቚ = 𝒇′ 𝒙𝟎 =
𝒙=𝒙𝟎 𝒙=𝒙𝟎
𝑫𝒙 𝒇 𝒙𝟎 .
 Simbol ȁ𝒙=𝒙𝟎 disebut sebagai simbol evaluasi.
𝒅𝒚 𝒅
 Notasi 𝒅𝒙 = 𝒅𝒙 𝒇 𝒙 disebut sebagai notasi Leibniz untuk
derivatif. Notasi ini disarankan dalam analisis derivatif.
 Notasi Leibniz untuk derivatif hasil bagi Newton dapat
𝒅𝒚 ∆𝒚
dinyatakan dengan: 𝒅𝒙 = 𝒍𝒊𝒎 ∆𝒙 .
∆𝒙→𝟎
𝒅𝒚 ′
 Notasi 𝒅𝒚 = 𝒅𝒙= 𝒇 𝒙 𝒅𝒙 disebut sebagai diferensial.
𝒅𝒙
𝟐
Contoh: jika 𝒚 = 𝒙 , dapat ditulis 𝒅𝒚 = 𝟐𝒙 𝒅𝒙.

19
ATURAN-ATURAN DIFERENSIAL
 Terlalu sulit untuk menghitung derivatif dari semua fungsi dengan
berdasarkan aturan umum derivatif.
 Beberapa aturan diferensial dibuat untuk mempermudah untuk
mencari derivatif dari fungsi-fungsi yang kompleks.

1. Sifat kontinuitas
Suatu fungsi dapat didiferensialkan pada 𝑥, maka fungsi tersebut
kontinyu pada 𝑥. lim 𝑓 𝑥 + ℎ = 𝑓 𝑥 , menyatakan 𝑓 kontinyu pada
ℎ→0
𝑥.
2. Aturan diferensial untuk penjumlahan, pengurangan dan
perkalian dengan konstanta.
Jika fungsi 𝑓 dan 𝑔 dan jika 𝐶 adalah konstanta, maka:
- 𝒇 + 𝒈 ′ 𝒙 = 𝒇′ 𝒙 + 𝒈′ 𝒙
- 𝒇 − 𝒈 ′ 𝒙 = 𝒇′ 𝒙 − 𝒈′ 𝒙
- 𝑪𝒇 ′ 𝒙 = 𝑪𝒇′ 𝒙

20
ATURAN-ATURAN DIFERENSIAL
3. Aturan Perkalian
Jika 𝑓 dan 𝑔 dapat didiferensialkan pada x, hasil
perkaliannya juga dapat didiferensialkan pada x.


 𝒇𝒈 𝒙 = 𝒇′ 𝒙 𝒈 𝒙 + 𝒇 𝒙 𝒈′ 𝒙

 𝒇𝒈𝒉 ′ 𝒙 = 𝒇′ 𝒙 𝒈 𝒙 𝒉 𝒙 + 𝒇 𝒙 𝒈′ 𝒙 𝒉 𝒙 +
𝒇 𝒙 𝒈 𝒙 𝒉′ 𝒙

 𝒇𝟏 𝒇𝟐 𝒇𝟑 ⋯ 𝒇𝒏 ′ = 𝒇𝟏 ′ 𝒇 𝟐 𝒇𝟑 ⋯ 𝒇𝒏 +
𝒇𝟏 𝒇𝟐 ′ 𝒇𝟑 ⋯ 𝒇𝒏 +𝒇𝟏 𝒇𝟐 𝒇𝟑 ′ ⋯ 𝒇𝒏 + ⋯ + 𝒇𝟏 𝒇𝟐 𝒇𝟑 ⋯ 𝒇𝒏 ′

21
ATURAN-ATURAN DIFERENSIAL
4. Aturan Kebalikan
Jika 𝑓 dapat didiferensialkan pada 𝑥 dan 𝑓 𝑥 ≠ 0, maka
1Τ𝑓 dapat didiferensialkan pada x dan:

𝟏 −𝒇′ 𝒙
𝒙 = 𝟐
𝒇 𝒇 𝒙
5. Aturan Pembagian
Jika 𝑓 dan 𝑔 dapat didiferensialkan pada 𝑥 dan 𝑔 𝑥 ≠ 0,
maka 𝑓 Τ𝑔 dapat didiferensialkan pada 𝑥 dan:

𝒇 𝒈 𝒙 𝒇′ 𝒙 − 𝒇 𝒙 𝒈′ 𝒙
𝒙 = 𝟐
𝒈 𝒈 𝒙

22
ATURAN-ATURAN DIFERENSIAL
6. Aturan Rantai (Chain Rule)
Suatu fungsi dapat terbentuk dari dua fungsi yang disebut
fungsi komposit.
Jika 𝑓 𝑢 dapat didiferensialkan pada 𝑢 = 𝑔 𝑥 , dan 𝑔 𝑥
dapat didiferensialkan pada 𝑥, maka derivatif dari fungsi
komposit adalah:
𝒇 ∙ 𝒈 ′ 𝒙 = 𝒇′ 𝒈 𝒙 𝒈′ 𝒙

23
ATURAN-ATURAN DIFERENSIAL
Contoh 4:
1
 Cari derivatif dari fungsi 𝑥 2 −4.
Penyelesaian:
1
o Fungsi merupakan fungsi komposit 𝑓 𝑢 = 𝑢 dan 𝑔 𝑥 =
𝑥 2 − 4.
′ −1 ′ ′ −1
o 𝑓 𝑢 = 2 dan 𝑔 𝑥 = 2𝑥 , maka 𝑓∙𝑔 𝑥 = ∙
𝑢 𝑢2
−1 −2𝑥
2𝑥 = ∙ 2𝑥 = 2 2.
𝑥 2 −4 2 𝑥 −4
𝑑 𝑑 1 −2𝑥
o 𝑓 𝑔 𝑥 = 2 = 2 2 .
𝑑𝑥 𝑑𝑥 𝑥 −4 𝑥 −4

24
ATURAN-ATURAN DIFERENSIAL
 Dalam notasi Leibniz, jika 𝑦 = 𝑓 𝑢 dimana 𝑢 = 𝑔 𝑥 ,
𝑑𝑦
maka 𝑦 = 𝑓 𝑔 𝑥 dan pada 𝑢, 𝑦 berubah 𝑑𝑢 kali secepat
𝑑𝑢
𝑢 berubah, pada 𝑥, 𝑢 berubah kali secepat 𝑥 berubah.
𝑑𝑥
𝑑𝑦 𝑑𝑢
 Sehingga pada 𝑥, 𝑦 = 𝑓 𝑢 = 𝑓 𝑔 𝑥 berubah 𝑑𝑢
× 𝑑𝑥
kali secepat 𝑥 berubah, sehingga dapat dikatakan:
𝑑𝑦 𝑑𝑦 𝑑𝑢
=
𝑑𝑥 𝑑𝑢 𝑑𝑥
𝑑𝑦
 dimana dievaluasi pada 𝑢 = 𝑔 𝑥 .
𝑑𝑢

25
ATURAN-ATURAN DIFERENSIAL
Contoh 5:
 Cari derivatif dari 𝑦 = 𝑥 2 + 1
Penyelesaian:
o 𝑓 𝑢 = 𝑢; 𝑢 = 𝑔 𝑥 = 𝑥 2 + 1;
′ 𝑑𝑦 1 1
o 𝑓 𝑢 = 𝑓 𝑢 =2 𝑢= 2
;
𝑑𝑢 2 𝑥 +1
𝑑𝑢
o 𝑔′ 𝑥 = 𝑔 𝑥 = 2𝑥
𝑑𝑥
𝑑𝑦 𝑑𝑦 𝑑𝑢 1 𝑥
o 𝑓 𝑔 𝑥 = 𝑑𝑢 ∙ 𝑑𝑥 = ∙ 2𝑥 =
𝑑𝑥 2 𝑥 2 +1 𝑥 2 +1

 Biasanya saat menggunakan aturan rantai, simbol fungsi yang


dikompositkan tidak digunakan, tetapi lebih memproses
perhitungan derivatif fungsi “luar” dan kemudian
mengalikannya dengan derivatif fungsi “dalam”.

26
ATURAN-ATURAN DIFERENSIAL
Contoh 6:
10
 Cari derivatif dari fungsi 𝑦 = 7𝑥 − 3
Penyelesaian:
𝑑𝑦 𝑑 10 9 𝑑
o
𝑑𝑥
= 𝑑𝑥
7𝑥 − 3 = 10 7𝑥 − 3 𝑑𝑥
7𝑥 − 3
𝑑𝑦 9 9
o = 10 7𝑥 − 3 7 = 70 7𝑥 − 3
𝑑𝑥

27
DERIVATIF DARI FUNGSI TRIGONOMETRI
 Fungsi trigonometri seperti sinus dan kosinus memegang
peranan penting dalam pemodelan matematis dan
rekayasa.
 Pada bagian perhitungan akan dilakukan pada enam fungsi
trigonometri.
 Fungsi sin dan cos  adalah fungsi kontinyu pada setiap
.
 lim sin 𝜃 = 0 dan lim cos 0 = 1.
𝜃→0 𝜃→0

28
DERIVATIF DARI FUNGSI TRIGONOMETRI
 Sebuah limit trigonometri yang penting adalah:
sin 𝜃
lim =1
𝜃→0 𝜃

sin()/

0.8

0.6

0.4

0.2

-0.2

-6 -4 -2 0 2 4 6

29
DERIVATIF DARI FUNGSI TRIGONOMETRI
Derivatif dari fungsi sinus dan kosinus.
 Derivatif dari fungsi sinus adalah fungsi kosinus.
𝒅
𝐬𝐢𝐧 𝒙 = 𝐜𝐨𝐬 𝒙
𝒅𝒙
 Derivatif dari fungsi kosinus adalah negatif dari fungsi
sinus.
𝒅
𝐜𝐨𝐬 𝒙 = − 𝐬𝐢𝐧 𝒙
𝒅𝒙

30
DERIVATIF DARI FUNGSI TRIGONOMETRI

31
DERIVATIF DARI FUNGSI TRIGONOMETRI
Contoh 7:
 Evaluasi derivatif dari beberapa fungsi berikut ini:
2
cos 𝑥
𝑎 . sin 𝜋𝑥 + cos 3𝑥 𝑏 . 𝑥 sin 𝑥 𝑐 .
1 − sin 𝑥
Penyelesaian:
a. Dengan aturan penjumlahan dan Rantai.
𝑑
o sin 𝜋𝑥 + cos 3𝑥 = cos 𝜋𝑥 𝜋 − sin 3𝑥 3 =
𝑑𝑥
𝜋 cos 𝜋𝑥 − 3 sin 3𝑥
b. Dengan aturan perkalian dan Rantai:
𝑑 2 2 1
o 𝑥 sin 𝑥 = 2𝑥 sin 𝑥 + 𝑥 cos 𝑥 =
𝑑𝑥 2 𝑥
1 3Τ2
2𝑥 sin 𝑥 + 𝑥 cos 𝑥
2

32
DERIVATIF DARI FUNGSI TRIGONOMETRI
c. Dengan aturan pembagian:

𝑑 cos 𝑥
𝑑𝑥 1 − sin 𝑥
1 − sin 𝑥 − sin 𝑥 − cos 𝑥 0 − cos 𝑥
=
1 − sin 𝑥 2
− sin 𝑥 + sin2 𝑥 + cos2 𝑥 1 − sin 𝑥 1
= 2
= 2
=
1 − sin 𝑥 1 − sin 𝑥 1 − sin 𝑥

33
DERIVATIF DARI FUNGSI TRIGONOMETRI
 Derivatif fungsi trigonometri lain:
 Karena sin 𝑥 dan cos 𝑥 dapat didiferensialkan pada setiap 𝑥,
maka fungsi-fungsi trigonometri lain juga dapat didiferensialkan
terhadap 𝑥.

sin 𝑥 1 cos 𝑥 1
tan 𝑥 = , sec 𝑥 = , cot 𝑥 = , csc 𝑥 =
cos 𝑥 cos 𝑥 sin 𝑥 sin 𝑥

 Derivatif dapat diperoleh dengan aturan pembagian atau


kebalikan.
𝑑 2
𝑑
tan 𝑥 = sec 𝑥 , sec 𝑥 = sec 𝑥 tan 𝑥
𝑑𝑥 𝑑𝑥
𝑑 2
𝑑
cot 𝑥 = −csc 𝑥 , csc 𝑥 = − csc 𝑥 cot 𝑥
𝑑𝑥 𝑑𝑥
34
DERIVATIF DARI FUNGSI TRIGONOMETRI
Contoh 8:
 Buktikan derivatif untuk tan 𝑥 dan sec 𝑥:
Penyelesaian:
o Dengan menggunakan aturan pembagian dan kebalikan,
derivatif untuk tan 𝑥 adalah:

35
DERIVATIF DARI FUNGSI TRIGONOMETRI
o Dengan menggunakan aturan kebalikan, derivatif sec 𝑥 dapat
diperoleh :

36
DERIVATIF DARI FUNGSI TRIGONOMETRI
Contoh 9:
 Selesaikan soal-soal berikut ini:
𝑑 𝑥 𝑥 1 1 𝑥
o 3𝑥 + 𝑐𝑜𝑡 = 3 + − 𝑐𝑠𝑐 2 =3− 𝑐𝑠𝑐 2
𝑑𝑥 2 2 2 2 2
𝑑 3 𝑑
o
𝑑𝑥 𝑠𝑖𝑛 2𝑥
= 𝑑𝑥
3 𝑐𝑠𝑐 2𝑥 = 3 − 𝑐𝑠𝑐 2𝑥 𝑐𝑜𝑡 2𝑥 2
= −6 𝑐𝑠𝑐 2𝑥 𝑐𝑜𝑡 2𝑥

Contoh 10:
 Cari garis tangen dan garis normal dari kurva 𝑦 = 𝑡𝑎𝑛 𝜋𝑥 Τ4 pada
titik (1,1).
Penyelesaian:
o Slop tangen terhadap 𝑦 = 𝑡𝑎𝑛 𝜋𝑥Τ4 pada (1,1).
𝑑𝑦 𝜋 2 𝜋𝑥
𝜋 2 𝜋
𝜋 2 𝜋
ቤ = 𝑠𝑒𝑐 ൗ4 ቤ = 𝑠𝑒𝑐 ൗ4 = 2 =
𝑑𝑥 𝑥 = 1 4 𝑥=1 4 4 2

37
DERIVATIF DARI FUNGSI TRIGONOMETRI
𝜋
o Persamaan garis tangen adalah: 𝑦 = 1 + 𝑥−1 atau
2
𝜋𝑥 𝜋
𝑦= − + 1.
2 2
o Garis normal mempunyai slop 𝑚 = −2Τ𝜋 , sehingga
persamaan garis normal adalah:
2 2𝑥 2
o 𝑦 =1− 𝑥 − 1 atau 𝑦 = − + + 1.
𝜋 𝜋 𝜋

38
DERIVATIF DARI FUNGSI TRIGONOMETRI

( x)/2 - /2 + 1
3

-1

-2

-3

-4
-2 -1.5 -1 -0.5 0 0.5 1 1.5 2
x

39
DERIVATIF ORDE LEBIH TINGGI
 Jika derivatif 𝑦 ′ = 𝑓 ′ 𝑥 dari fungsi 𝑦 = 𝑓 𝑥 dapat
didiferensialkan pada pada x, maka derivatifnya dapat
dihitung dan disebut dengan derivatif kedua dari f dan
dinyatakan dengan 𝑦 ′′ = 𝑓 ′′ 𝑥 .
 Derivatif orde kedua dapat dinyatakan dengan berbagai
notasi.
𝟐 𝟐
𝒅 𝒚 𝒅 𝒅 𝒅 𝟐
𝒚′′ = 𝒇′′ 𝒙 = 𝟐
= 𝒇 𝒙 = 𝟐
𝒇 𝒙 = 𝑫 𝒙 𝒚
𝒅𝒙 𝒅𝒙 𝒅𝒙 𝒅𝒙
= 𝑫𝒙 𝟐 𝒇 𝒙

40
DERIVATIF ORDE LEBIH TINGGI
 Dengan cara yang serupa, derivatif dari orde ke-n dapat
dinyatakan sebagai:
𝒏 𝒏
𝒅 𝒚 𝒅 𝒏 𝒏
𝒚𝒏 =𝒇𝒏 𝒙 = 𝒏
= 𝒏
𝒇 𝒙 = 𝑫 𝒙 𝒚 = 𝑫 𝒙 𝒇 𝒙
𝒅𝒙 𝒅𝒙
 Untuk 𝑛 = 2 dan 3, notasi umum yang dipakai:
𝑓 2 𝑥 = 𝑓 ′′ 𝑥 , 𝑓 3 𝑥 = 𝑓 ′′′ 𝑥
 Untuk n4, notasi yang dipakai:
𝑦𝑛 =𝑓 𝑛 𝑥

41
DERIVATIF ORDE LEBIH TINGGI
Contoh 11:
1 −1
 Cari derivatif orde ke-n dari 𝑦 = 1+𝑥 = 1 + 𝑥
Penyelesaian:
o 𝑦 ′ = − 1 + 𝑥 −2
o 𝑦 ′′ = − −2 1 + 𝑥 −3
= 2 1 + 𝑥 −3
o 𝑦 ′′′ = 2 −3 1 + 𝑥 −4
= −3! 1 + 𝑥 −4

o 𝑦 𝑖𝑣 = −3! −4 1 + 𝑥 −5 = 4! 1 + 𝑥 −5
o Atau dalam bentuk:
𝑦 𝑛 = −1 𝑛 𝑛! 1 + 𝑥 −𝑛−1

42
DERIVATIF ORDE LEBIH TINGGI
Contoh 12:
 Cari rumusan untuk 𝑓 𝑛 dari fungsi 𝑓 𝑥 = 𝑠𝑖𝑛 𝑎𝑥 + 𝑏 .
Penyelesaian:
o 𝑓 ′ 𝑥 = 𝑎 𝑐𝑜𝑠 𝑎𝑥 + 𝑏
o 𝑓 ′′ 𝑥 = −𝑎2 𝑠𝑖𝑛 𝑎𝑥 + 𝑏 = −𝑎2 𝑓 𝑥
o 𝑓 ′′′ 𝑥 = −𝑎3 𝑐𝑜𝑠 𝑎𝑥 + 𝑏 = −𝑎2 𝑓 ′ 𝑥
o 𝑓 4 𝑥 = 𝑎4 𝑠𝑖𝑛 𝑎𝑥 + 𝑏 = 𝑎4 𝑓 𝑥
o 𝑓 5 𝑥 = 𝑎5 𝑐𝑜𝑠 𝑎𝑥 + 𝑏 = 𝑎4 𝑓 ′ 𝑥
o Bentuk hasil derivatif agak sedikit jelas. Derivatif yang baru merupakan
− 𝑎2 kali dari 𝑓 𝑥 dan 𝑓 ′ 𝑥 . Rumusan untuk derivatif ke-n adalah:
𝑛 −1 𝑘 𝑎𝑛 𝑠𝑖𝑛 𝑎𝑥 + 𝑏 , 𝑗𝑖𝑘𝑎 𝑛 = 2𝑘
𝑓 𝑥 =ቊ 𝑘 𝑛 , 𝑘 = 0,1,2, …
−1 𝑎 𝑐𝑜𝑠 𝑎𝑥 + 𝑏 , 𝑗𝑖𝑘𝑎 𝑛 = 2𝑘 + 1

43
DERIVATIF ORDE LEBIH TINGGI
Contoh 13:
 Hitung derivatif orde ke-1 sampai orde ke-4 dari fungsi
𝑓 𝑥 = 𝑥 2 + 1.
Penyelesaian:
Τ
o Bila 𝑓 𝑥 = 𝑥 2 + 1 1 2 , maka:
′ 1 −1Τ2 −1Τ2
o 𝑓 𝑥 = 𝑥2 + 1 2𝑥 = 𝑥 𝑥 2 + 1
2
−1Τ2 1
o ′′
𝑓 𝑥 = 𝑥 +1 2
+𝑥 𝑥 2 + 1 −3Τ2 2𝑥 =
2
𝑥 2 + 1 −3Τ2 𝑥 2 + 1 − 𝑥 2 = 𝑥 2 + 1 −3Τ2
′′′ 3 − 5Τ2
o 𝑓 𝑥 = −2 𝑥2 + 1
4 −5Τ2
o 𝑓 𝑥 = 3 4𝑥 2 − 1 𝑥 2 + 1

44

Anda mungkin juga menyukai