Anda di halaman 1dari 11

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN FOUNDER BILLION AGENCY ARIF

TRIANA PAMUNGKAS TERHADAP MOTIVASI KINERJA KARYAWAN


BILLION AGENCY MANULIFE INDONESIA

SARTIKA PERMATASARI (222221019)

Program Magister Ilmu Komunikasi

Universitas Paramadina
PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN FOUNDER BILLION AGENCY ARIF
TRIANA PAMUNGKAS TERHADAP MOTIVASI KINERJA KARYAWAN
BILLION AGENCY MANULIFE INDONESIA

ABSTRAK

Penelitian ini menguji pengaruh gaya kepemimpinan Founder Billion Agency Arif Triana
terhadap budaya organisasi, dan motivasi pada kinerja karyawan Billion Agency Manulife
Indonesia. Populasi pada penelitian ini melibatkan 151 orang pegawai Billion Agency sebagai
responden penelitian. Metode penelitian yang akan digunakan pada penelitian ini adalah simple
random sampling. Teknik pengumpulan data menggunakan kuesioner, dengan menyebarkan
kuesioner kepada karyawan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat apakah peran
pimpinan dan karyawan juga dapat membantu kinerja perusahaan. Data menggunakan literature
yang relevan yang kemudian digunakan untuk merumuskan hipotesis untuk diuji kebenaranya
dengan menggunakan teknik analisa purposive sampling. Hasil dari penelitian ini akan
digunakan sebagai acuan bagi perusahaan.

This study examines the influence of the leadership style of Founder Billion Agency Arif Triana
on organizational culture, and motivation on the performance of Manulife Indonesia's Billion
Agency employees. The population in this study involved 151 Billion Agency employees as
research respondents. The research method that will be used in this study is simple random
sampling. Data collection techniques using questionnaires, by distributing questionnaires to
employees. The purpose of this study is to see whether the role of leaders and employees can
also help company performance. The data uses relevant literature which is then used to
formulate hypotheses to be tested for validity using purposive sampling analysis techniques.
The results of this study will be used as a reference for the company.
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Dalam menjalankan fungsi organisasinya, perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa
khusus nya industri Asuransi pada dasarnya memiliki tujuan yang sangat berfokus kepada
pengembangan sumber daya manusia. Sumber daya manusia merupakan suatu pondasi yang
menentukan keberhasilan suatu perusahaan asuransi. Suatu perusahaan membutuhkan
Sumber daya manusia yang baik yang memiliki kemampuan yang cekatan, giat , konsisten
dalam usaha mencapai hasil kerja yang optimal dan dapat dengan mudah menyesuaikan diri
dengan budaya perusahaan. Sumber daya Manusia harus dikelola secara optimal dan
diperhatikan oleh perusahaan dalam pemenuhan hak-haknya sebagai karyawan karena
sumber daya manusia memegang peranan penting pada perusahaan dalam mencapai tujuan
organisasinya.

Melihat pentingnya Sumber Daya Manusia atau karyawan dalam organisasi maka
diperlukan perhatian yang lebih serius lagi dari Organisasi atau Perusahaan terhadap sumber
daya manusia atau karyawan dengan tujuan agar tercapainya tujuan organisasi dalam suatu
perusahaan.

Dengan terciptanya Sumber daya manusia yang baik maka diharapkan perusahaan dapat
dengan mudah dalam mengoptimalkan dan meningkatkan kinerja karyawan. Kinerja
merupakan suatu hasil kerja yang sudah dicapai seorang karyawan dalam menjalankan
tugasnya dengan baik dengan tetap memperhatikan budaya yang berlaku dalam organisasi
serta tugas dan peran nya dalam organisasi tersebut.

Industri Asuransi merupakan suatu perusahaan yang memiliki peranan penting dalam
kehidupan dan dalam perputaran roda perekenomian negara. Industri Asuransi juga harus
memiliki pondasi Sumber Daya Manusia yang baik, dimana karyawan merupakan asset
yang sangat menentukan dalam membawa perusahaan berkembang atau membawa
perusahaan gagal bersaing di Industri bisnis. Dengan semakin berkembangnya perusahaan
asuransi di Indonesia menjadi perhatian perusahaan untuk semakin berinovasi dan selektif
dalam memilih sumber daya manusia atau karyawan yang akan bergabung dalam
perusahaan.
Dalam mencapai kinerja karyawan yang baik dan maksimal, diperlukan peranan
pemimpin perusahaan dengan gaya kepemimpinan yang baik dan terarah dalam
mengkomunikasikan suatu kebijakan perusahaan kepada karyawanya, dimana kenyamanan
yang dirasakan karyawanya akan berdampak kepada kinerja karyawan yang nantinya akan
berpengaruh pada keberhasilan perusahaan. Pemimpin perusahaan menjalankan fungsi
sebagai jembatan komunikasi antara perusahaan dengan karyawan dalam hal meningkatkan
motivasi karyawan yang nanti nya akan berpengaruh kepada kinerja karyawan dalam
menjalankan tugas, pokok, dan fungsi sesuai job desk nya masing-masing.

Gaya kepemimpinan cara yang dilakukan oleh pemimpin perusahaan dalam


mengarahkan, memberi motivasi, dan mengatur semua unsur dalam organisasi dalam
mencapai tujuan organisasi yang dapat menghasilkan kinerja karyawan yang lebih baik dan
berkembang. Melalui gaya kepemimpinan yang bijaksana, santai, membuka saluran
komunikasi dari berbagai arah, mendengarkan keluhan-keluhan karyawan sebagai
informasi untuk perbaikan dan pengembangan perusahaan atau organisasi, diyakini dapat
berdampak positif bagi kinerja karyawan dalam suatu perusahaan atau organisasi. Dengan
terbukanya saluran komunikasi dari bawahan ke pimpinan perusahaan diyakini mampu
meningkatkan kreatifitas karyawan dalam berpikir dan mampu menumbuhkan inisiatif
karyawan dalam menyelesaikan pekerjaan dengan tepat waktu. Karena karyawan merasa
nyaman dan bekerja tidak didasari rasa takut dengan pimpinan. Pekerjaan yang dikerjakan
dengan hati yang bahagia dan nyaman maka akan berdampak pada hasil yang maksimal.

Terciptanya peningkatan kerja yang baik dalam suatu organisasi atau perusahaan juga
ditunjang oleh Faktor Motivasi. Motivasi sangat penting bagi sumber daya manusia atau
karyawan, karena dengan Motivasi yang baik dari pimpinan perusahaan dapat memberikan
semangat kepada karyawanya sehingga bisa menggerakan karyawan dalam sebuah
organisasi atau perusahaan untuk menggali potensi diri dan mengerahkan kemampuan-
kemampuan yang mereka miliki dalam menyelesaikan pekerjaan dan menemukan solusi
dari setiap permasalahan kerja yang dialami oleh karyawan dalam organisasi atau
perusahaan. Namun sebaliknya, jika kurangnya motivasi maka akan berdampak kepada
rendahnya semangat kerja karyawan yang dapat memperlambat tercapainya tujuan setiap
organisasi atau perusahaan.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang permasalahan diatas, maka rumusan masalah pada
penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana gaya kepemimpinan Arief Triana Pamungkas sebagai Founder Billion
Agency Manulife Indonesia
2. Bagaimana Motivasi kerja Karyawan Billion Agency Manulife Indonesia?
3. Seberapa besar pengaruh gaya kepemimpinan Founder Billion Agency Arif Triana
Pamungkas terhadap motivasi kerja Billion Agency Manulife Indonesia?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah, maka yang menjadi tujuan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui bagaimana gaya kepemimpian Arif Triana Pamungkas sebagai
Founder Billion Agency Manulife Indonesia
2. Untuk mengetahui Motivasi kerja karyawan Billion Agency Manulife Indonesia
3. Untuk mengetahui pengaruh gaya kepemimpinan Founder Billion Agency Arif
Triana Pamungkas terhadap motivasi kerja Billion Agency Manulife Indonesia.

1.4 Manfaat Penelitian

Adapun Manfaat Penelitian pada penelitian ini adalah sebagai berikut :


1. Manfaat Praktis
Sebagai sumber data dan informasi bagi Billion Agency Manulife Indonesia dalam
menentukan gaya kepemimpinan yang terkait terhadap motivasi kerja Billion
Agency Manulife Indonesia. Sebagai sumber data dan informasi untuk Billion
Agency Manulife Indonesia dalam meningkatkan motivasi kerja pegawainya.
2. Manfaat Teoritis
Sebagai sumber data atau informasi atau bahan referensi dasar bagi para mahasiswa
dan peneliti lainya yang berminat untuk melakukan penelitian terkait pengaruh gaya
kepemimpinan terhadap motivasi kinerja karyawan dalam sebuah perusahaan.
BAB II

METODOLOGI PENELITIAN

2.1 Deskripsi Teori


2.1.1 Gaya Kepemimpinan
Menurut Tjiptono dalam Tampi (2014) gaya kepemimpinan adalah suatu cara
yang digunakan pemimpin dalam berinteraksi dengan bawahannya. Sementara itu,
pendapat lain menyebutkan bahwa gaya kepemimpinan adalah pola tingkah laku
(kata-kata dan tindakan-tindakan) dari seorang pemimpin yang dirasakan oleh orang
lain, Hersey dalam Tampi (2014).
Menurut Regina dalam Sehfudin (2011) menyatakan bahwa gaya kepemimpinan
adalah perilaku dan strategi, sebagai hasil kombinasi dari falsafah, keterampilan,
sifat, sikap, yang sering diterapkan seorang pemimpin ketika ia mencoba
mempengaruhi kinerja bawahannya. Menurut Saefullah & Sule (2010)
mengemukakan gaya kepemimpinan akan ditentukan oleh berbagai faktor, yaitu
dari segi latar belakang, pengetahuan, nilai, dan pengalaman dari pemimpin
tersebut.
Berdasarkan dari pendapat para ahli diatas penulis menyimpulkan bahwa gaya
kepemimpinan merupakan suatu cara berkomunikasi pimpinan perusahaan dengan
memperhatikan aspek pola tingkah laku berupa tindakan, atau kata-kata yang
dikomunikasikanya kepada bawahan dapat mempengaruhi kinerja karyawanya.
Gaya kepemimpinan dari setiap pemimpin perusahaan memiliki karakteristik
masing-masing dengan menggunakan cara atau gaya tertentu dalam berkomunikasi
dan memotivasi karyawanya.

Gaya kepemimpinan identik dengan proses mempengaruhi orang lain yang


dilakukan oleh pemimpin perusahaan terhadap karyawannya guna mencapai tujuan
organisasi/tujuan perusahaan yang baik. Setiap pemimpin perusahaan memiliki
Gaya Kepemimpinan yang berbeda-beda dalam memimpin suatu perusahaan atau
organisasi. Hal ini antara lain dinyatakan oleh (Sondang), bahwa gaya
kepemimpinan seseorang adalah identik dengan tipe kepemimpinan orang
bersangkutan. Gaya kepemimpinan seorang pemimpin itu mempunyai sifat,
kebiasaan, tempramen, watak dan kepribadian tersendiri yang unik dan khas, hingga
tingkah laku dan gaya yang membedakan dirinya dengan orang lain. Menurut
Sondang ada tiga macam gaya kepemimpinan yang memengaruhi bawahan, agar
sasaran organisasi tercapai, yaitu :

1. Gaya Kepemimpinan Otoriter : Gaya kepemimpinan ini menggunakan metode


pendekatan kekuasaan dalam mencapai keputusan dan pengembangan strukturnya,
sehingga kekuasaanlah yang paling diuntungkan dalam organisasi.
2. Gaya Kepemimpinan Demokratis : Gaya kepemimpinan ini ditandai oleh adanya
suatu struktur yang pengembangannya menggunakan pendekatan pengambilan
keputusan yang kooperatif. Di bawah kepemimpinan demokratis bawahan
cenderung bermoral tinggi, dapat bekerjasama, mengutamakan mutu kerja dan dapat
mengarahkan diri sendiri.
3. Gaya Kepemimpinan Kendali Bebas : gaya kepemimpinan yang memberikan
kekuasaan penuh pada bawahan, struktur organisasi bersifat longgar dan pemimpin
bersifat pasif. Peran utama pimpinan adalah menyediakan materi pendukung dan
berpartisipasi, jika diminta bawahan.

Menurut (Tanjung), ada empat macam gaya kepemimpinan yang lazim digunakan,
yaitu:

1. Kepemimpinan Demokrasi adalah suatu gaya kepemimpinan yang menitikberatkan


kepada kemampuan untuk menciptakan kepercayaan.
2. Kepemimpinan Diktator atau Otokrasi adalah suatu gaya kepemimpinan yang
menitikberatkan kepada kesanggupan untuk memaksakan keinginannya yang
mampu mengumpulkan pengikut-pengikutnya untuk mengumpulkan kepentingan
pribadinya dan atau golongannya dengan kesediaan untuk menerima segala risiko
apapun.
3. Kepemimpinan Paternalistik adalah bentuk antara gaya demokrasi dan diktator.
Dalam hal ini kehendak pemimpin yang harus berlaku. Namun dengan jalan atau
melalui unsur-unsur demokrasi.
4. Kepemimpinan Free Rein atau Laissez Faire, yakni salah satu gaya kepemimpinan
yang 100% menyerahkan sepenuhnya seluruh kebijaksanaan pengoperasian MSDM
kepada bawahannya, hal ini hanya berpegang kepada ketentuan pokok yang
ditetapkan oleh atasan. Pimpinan disini hanya sekedar mengawasi dari atas dan
menerima laporan kebijaksanaan pengoperasian yang telah dilaksanakan oleh
bawahannya.
Setelah melihat beragam gaya kepemimpinan yang dipaparkan oleh para ahli diatas,
penulis berpendapat bahwa dalam menjalankan komunikasi yang baik dari seorang pimpinan
perusahaan ke karyawan maka Gaya komunikasi yang dimiliki oleh seorang pemimpin
perusahaan harus fleksibel menyesuaikan dengan situasi dan kondisi perusahaan. Adalakanya
seorang pemimpin memipin dengan gaya kepemimpinan otoriter dalam mengadapi suatu
kondisi atau permasalahan tertentu dalam suatu perusahaan, dengan tujuan untuk melihat dan
menggali potensi dari karyawannya. Ada saatnya kapan pemimpin harus memimpin dengan
Gaya Demokrasi, yaitu mendengarkan dan meminta pendapat dan saran dari karyawaanya
terhadap suatu permasalahan atau topik yang dibahas guna meningkatkan dan mengembangkan
organisasi atau perusahaan. Pada saat saat tertentu juga pemimpin perusahaan juga bisa
memberikan kendali sepenuhnya kepada karyawan dengan tujuan memberikan kekuasaan
penuh pada karyawanya dalam bertanggung jawab terhadap suatu pekerjaan, disini pemimpin
perusahaan hanya bertugas mengawasi dan menerima laporan saja dari karyawanya. Seorang
pemimpin bisa menerapkan gaya komunikasi yang diinginkan sesuai dengan situasi dan kondisi
yang ada di perusahaan untuk memotivasi karyawan dalam mencapai tujuan yang telah
ditetapkan.

2.1.2 Motivasi

Motivasi merupakan dorongan dari karyawan untuk mencapai tujuan. Motivasi karyawan
yang rendah dapat merugikan pencapaian tujuan bisnis dan profitabilitas perusahaan. Motivasi
menjadi menjadi lebih penting lagi karena diperlukan oleh pimpinan untuk mengerakkan
bawahannya dalam mencapai tujuan organisasi (Hasibuan, 2013). Menurut Siagian dalam
Sedarmayanti (2014) motivasi adalah keseluruhan proses pemberian motivasi bekerja kepada
bawahan sedemikian rupa sehingga mereka mau bekerja dengan ikhlas demi tercapainya tujuan
organisasi dengan efisien dan ekonomis. (Ermayanti Dwi) dan (Brahmasari), mengemukakan
bahwa kinerja organisasi tergantung dari kinerja individu, atau dengan kata lain kinerja individu
akan memberikan kontribusi pada kinerja organisasi, artinya bahwa perilaku anggota organisasi
baik secara individu maupun kelompok memberikan kekuatan atas kinerja organisasi sebab
motivasinya akan memengaruhi pada kinerja organisasi.

Beragam definisi menurut para ahli diatas penulis menyimpulkan bahwa motivasi yang baik
merupakan tujuan dari tercapainya tujuan organisasi yang baik. Motivasi karyawan yang tinggi
akan berdampak positif bagi perusahaan, sementara motivasi karyawan yang rendah akan
berdampak negative bagi perusahaan.
2.1.3 Teori Kinerja
(Ermayanti Dwi) dan (Brahmasari) Kinerja organisasi tergantung dari kinerja
individu atau dengan kata lain kinerja individu akan memberikan kontribusi pada
kinerja organisasi, yaitu perilaku anggota organisasi, baik secara individu maupun
kelompok memberikan kekuatan atas kinerja organisasi, khususnya motivasi akan
memengaruhi kinerja organisasi.
Menurut Mangkunegara (2011) menyatakan kinerja berasal dari kata job
performance atau actual performance yang berarti prestasi kerja atau prestasi
sesungguhnya yang dicapai oleh seseorang. Pengertian kinerja (prestasi kerja)
adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai
dalam melaksanakan fungsinya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan
kepadanya.
Dari berbagai pengertian di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa pengertian
kepemimpinan merupakan suatu cara seorang pemimpin dalam usahanya
memengaruhi bawahannya agar mau bekerjasama untuk mencapai tujuan
organisasi.

2.1.4 Kerangka Pemikiran


Bagan Kerangka Pemikiran

Billion Agency Manulife Indonesia

Variable X Variable Y
Gaya Kepemimpinan Motivasi Kerja
1. Kepemimpinan Otoriter Meningkatkan Motivasi
2. Kepemimpinan Kinerja Karyawan
Demokratis
3. Kepemimpinan Kendali
Bebas (Sondang:2003)

Meningkatkan Motivasi kinerja Billion Agency Manulife Indonesia


Berdasarkan permasalahan yang akan diajukan, maka penulis membuat penjabaran mengenai
variable-variabel yang akan diteliti sebagai berikut:

Variable X : Gaya Kepemimpinan

Variable Y : Motivasi Kinerja Karyawan

2.1.5 Hipotesis

Bedasarkan tinjauan pustaka yang telah dikemukakan, maka hipotesis dalam penelitian ini, adalah:

1. Hipotesis Nol (H0):


“Tidak ada pengaruh antara variabel Gaya Kepemimpinan Founder Billion Agency Arief Triana
Pamungkas dengan variabel Motivasi Kinerja Karyawan Billion Agency Manulife Indonesia.”
2. Hipotesis Alternatif (Ha):
“Ada pengaruh antara variabel gaya kepemimpinan terhadap variabel motivasi kinerja
karyawan Billion Agency.
Daftar Pustaka

Arep dan Tanjung. Manajemen Motivasi. Jakarta: PT. Grasindo, 2003.

Ermayanti Dwi, Thoyib Armanu. “Pengaruh Faktor Motivasi terhadap Prestasi Kerja Karyawan
pada Kantor Perum Perhutani Unit II Surabaya.” urnal Fakultas Ekonomi Universitas
Brawijaya Malang (2001).

Sehfudin, Arif. 2011. Pengaruh Gaya Kepemimpinan, Komunikasi Organisasi, dan Motivasi
Kerja Terhadap Kinerja Karyawan pada PT. Bank Tabungan Pensiunan Nasional Cabang
Semarang. Fakultas Ekonomi. Semarang: Universitas Diponegoro.
eprints.undip.ac.id/26964/Jurna l.pdf).
Tampi, Bryan Johannes. 2014. Pengaruh Gaya Kepemimpinan dan Motivasi Terhadap Kinerja
Karyawan Pada PT. Bank Negara Indonesia, TBK. Vol III. No. 4.
(ejournal.unsrat.ac.id/index.php/ actadiurna/article/ download/6228/5753).
Mangkunegara, AA Anwar Prabu. 2011. Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan.
Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Anda mungkin juga menyukai