Anda di halaman 1dari 15

B21M4 (GO) atau lapis gepeng yang imatur à

vagina yang wanita sebelum


Definisi : pubertas
Penyakit infeksi yang disebabkan -dapat tumbuh pada :
oleh Neisseria gonorrhoeae • Ph : 7-7.4
• Suhu : 35-36
Etiologi: • Sauna anaerob sedikit o2
-coccus à diplococcus dengan axis -obligat pada manusia
yang sejajar ( seperti biji kopi ) -Berkolonisasi dan predileksi :
-lebar : 0,6 mikrometer • Mukosa genital
-panjang : 1,6 mikrometer • Mata
-sifat : tahan asam à tapi di 17 x • Oral
tahan asam • Nasofaring
-gram – • Rektal
-intra dan extra sel (leukosit) -masa inkubasi: 2-8 hari
-tidak tahan lama diudara bebas -galur go :
-cepat mati dlm keadaan kering - • NGPP (N.GO penghasil
tidak tahan suhu 39 derajat penisilinase) à mampu
-tidak tahan zat infektan menghasilkan penisilinase
-terdiri dari 4 macam tipe : atau beta laktamse à
• 1&2 à pili (sifat virulen) merusak penisilin à menjadi
• 3&4 à tidak ada pili (non senyawa inaktif à jadi susah
virulen) diobati
• Pili akan menembus epitel à -di Indonesia : NGPP (40-60%)
meneybabkan radang -Faktor virulensi GO :
-daerah yang paling mudah • Kapsul : menghambat fagosit
terinfeksi : mukosa epitel kuboid
• Pili : fasilitiasi adhesi & • Alat “ : pakaian , handuk,
menghindari fagositosis thermometer
• Protein por :terdapat di
membran luar dinding sel à Epidemiologi :
untuk membentuk saluran • Di perkirakan 200 juta
dari luar ke dalam à kasus/setiap tahunnya
menghambat fusigagolisosom • Pria >wanita
• Protein opa : untuk • Swedia, dengan pengendalian
IMS yang baik à insidensi
penempelan pada host dan penyakit gonore terus
membentuk clumping à menurun.
• Di Inggris : 1962 ratio pria
pada pemeriksaan dibanding wanita dari 4:1, dan
• Rmp protein : memproduksi pada tahun 1985 menjadi
1,5:1 penurunanà
antibody kemungkinan akibat
meningkatnya “liberalisasi
• Los (lipo-oligosakarida ) :
seksual” di kalangan wanita.
mempunyai aktivitas • AS : peningkatan yang
mencapai puncaknya pada
endotoksik tahun 1975 yaitu antara 473
• igA protease : per 100.000 penduduk
pertahun kemudian menurun
menghancurkan igA 324 per 100.000 penduduk
pada tahun 1987.
• Beta-laktamase :
• Rasio pria dan wanita yang
Menghancurkan cincin beta semula sebesar 3:1 pada tahun
1966 berubah menjadi 1,5:1
lactam pada tahun 1974
• Plasmids • Di Singapura : penurunan
insidens IMS yaitu dari 684
per 100.000 penduduk tahun
1978 menjadi 318 tahun 1985
Penularan :
• Indonesia :
• Genito genital
- RSU Mataram tahun 1989
• Orogenital dilaporkan kasus gonore yang
• Ano-genital sangat tinggi yaitu sebesar
52,87% dari seluruh penderita Klasifikasi :
IMS
1. Infeksi gonokokal non
- RS Dr, Pimgadi Medan 16% komplikasi / Uncomplicated
(dari ims)
Gonococcal Infections: infeksi
- klinik IMS RS Dr, Soetomo
antara Januari 1990 - gonokokal à dalam golongan
Desember 1993 terdapat ini adalah infeksi gonokokal
25,22% dari total penderita
IMS dan 60,65% diantaranya urogenital (serviks, uretra dan
menderita uretritis gonore
rektum), faring dan
• insiden gonore sangat gonokokal konjungtivitis.
bervariasi akibat pengaruh
kondisi sosial budaya
setempat, fasilitas pelayanan 2. Infeksi gonokokal diseminasi /
kesehatan dan metode
penelitian yang digunakan. Disseminated Gonococcal
Infections : à Infeksi

Faktor risiko : gonokokal diseminasi à


munculnya lesi pada kulit,
• Laki” à 20-34
arthritis & seringkali
• Wanita 16-24 à pubertas
komplikasi perihepatitis,
lebih cepat
endokarditis dan meningitis.
• Turis
• Usia 20-24 tahu untuk
3. Infeksi gonokokal pada
kedua jenis kelamin
neonatus / Gonococcal
• Promiskuitas
Infections Among Neonates:
• Homoseksual
Infeksi gonokokal menjadi
• Psk dan wanita tuna Susila
masalah serius bagi à ibu
• Pecandu narkotika
hamil yang terinfeksi
dikarenakan dapat
mengakibatkan ophtalmia diseminasi, tetapi golongan
neonatorum / infeksi ini dibuat untuk memberikan
konjungtivitis pada bayi baru panduan pengobatan yang
lahir sehingga terjadi lebih efektif berdasarkan usia.
kebutaan pada bayi baru
lahir. Infeksi gonokokal pada
neonatus terdiri dari
ophtalmia neonatorum dan
gonococcal scalp abscesses.

4. Infeksi gonokokal pada bayi


dan anak / Gonococcal
Infections Among Infants and
Children:
Golongan klasifikasi ini sama
dengan golongan infeksi
gonokokal non komplikasi
dan infeksi gonokokal
Pathogenesis :

• Dalam keadaan infeksi akut à GO akan adhesi pada epitel dengan


menggunakan pili tipe IV à Setelah adhesive à akan membuat
mikroklonisasi , replikasi dan membentuk biofilm dan akan berkompitisi
dengan mikroba komensal pada epitel à selanjutnya akan mengivasi
epitel dan transitosis
• Dalam fase infeksi awal à GO akan melepaskan fragment dari
peptidoglycan, lipooligosaccharide (LOS) dan outer membrane vesicles
(OMVs) à aktivasi Toll-like receptor (TLR) and nucleotide-binding
oligomerization domain-containing protein (NOD) à yang memberi
sinyal pada makrofag dan sel dendritik
• NOD dan TLR à akan menyebabkan aktivasi sel à untuk melepaskan
factor transkripsi inflamasi , sitokin dan kemokin
• Selanjutnya GO à juga melepaskan heptose-1,7-bisphosphate (HBP) à
yang akan mengaktivasi interacting protein with FHA domain-containing
protein A (TIFA) immunity
• Pelepasan dari sitokin proinflamsi dan kemokin ( dari innate imunity ) à
menyebabkan pelepasan sitokin dan kemokin yang akan merekruitmen
à PMN dan neutrophil à ke tempat infeksi à yang akan memfagosit
GO à difagositnya go à menyebabkan terbentuknya eksudat purulent
à yang menjadi sumber transmisi

Gejala klinis :

• Masa tunas gonore antara 2-5 hari, kadang-kadang lebih lama.


• Pada wanita masa tunas sulit untuk ditentukan karena pada umumnya
asimptomatik.
• Pada pria menimbulkan uretritis, yang paling sering adalah uretritis
anterior dan dapat menjalar ke proksimal dan mengakibatkan komplikasi
lokal asendens serta diseminata.
• Keluhan subjektif : (pada laki”)

o rasa gatal dan panas di bagian distal uretra disertai sekitar


orifisium uretra eksternum
o kemudian disusul dysuria
o keluar duh tubuh (sekret) dari ujung uretra yang kadang-kadang
disertai darah
o nyeri pada waktu ereksi.

• Pemeriksaan fisik :

-Tampak pemeriksaan orifisium uretra eksternum : eritem, edema, dan


ektropion.

-Tampak pula duh tubuh yang mukopurulen.

-Pada beberapa kasus: pembesaran KGB inguinal unilateral atau


bilateral.

• Keluhan subjektif pada perempuan:


-infeksi mulanya hanya mengenai serviks uteri.

-Dapat asimptomatik à kadang-kadang menimbulkan rasa nyeri pada


panggul bawah.

• Pemeriksaan fisik :

-Serviks tampak merah dengan erosi dan sekret mukopurulen.


-Duh tubuh akan terlihat lebih banyak, bila terjadi servisitis akut atau
disertasi vaginitis yang disebabkan oleh Trichomonas vaginalis.

Tambahan permenkes :

Pada pria : keluhan tersering adalah kencing nanah.

• Gejala diawali : rasa panas dan gatal di distal uretra, disusul dengan
disuria, polakisuria dan keluarnya nanah dari ujung uretra yang kadang
disertai darah.
• Selain itu, terdapat perasaan nyeri saat terjadi ereksi. Gejala terjadi pada
2-7 hari setelah kontak seksual.
• Apabila terjadi prostatitis, keluhan disertai perasaan tidak enak di
perineum dan suprapubis, malaise, demam, nyeri kencing hingga
hematuri, serta retensi urin, dan obstipasi.

Pada wanita :

• Gejala subyektif jarang ditemukan dan hampir tidak pernah didapati


kelainan obyektif. Wanita umumnya datang setelah terjadi komplikasi
atau pada saat pemeriksaan antenatal atau Keluarga Berencana (KB).
• Keluhan yang sering menyebabkan wanita datang ke dokter adalah
keluarnya cairan hijau kekuningan dari vagina, disertai dengan disuria,
dan nyeri abdomen bawah.
• Keluhan selain di daerah genital yaitu : rasa terbakar di daerah anus
(proktitis), mata merah pada neonatus dan dapat terjadi keluhan
sistemik (endokarditis, meningitis, dan sebagainya pada gonore
diseminata – 1% dari kasus gonore).

Pemeriksaan Penunjang:
• Diagnosis ditegakkan berdasarkan : anamnesis, pemeriksaan klinis dan
pemeriksaan penunjang
• Sediaan langsung : (pemeriksaan leukosit >50 LPB)
o pewarnaan gram à gonokokus , gram -, intraseluler dan
ekstraseluler (PMN)
o Bahan pemeriksaan :
-Laki: fosa navikularis , orifisium urethra externum
-wanita : uretra, muara kelenjar Bartholin , endoserviks, fornix
posterior, dinding vagina
o Pada pria : dianggap : spesifik dan sensitive à kalau + dianggap
diagnosis , pada wanita : gram dan apusan endocervix kurang
spesifik
o Pemeriksaan Gram dari duh uretra pada pria memiliki sensitivitas
tinggi (90-95%) dan spesifisilas 95-99%.
o Sedangkan dari endoserviks, sensitivitasnya hanya 45-65%,
dengan spesifisitas 90-99%.

• Kultur :
o Dua macam media yang digunakan : (media transport dan
pertumbuhan)
1.Media transport :

Media Stuart: hanya untuk transpor saja, sehingga perlu ditanam


kembali pada media pertumbuhan.

Media Transgrow:

-selektif dan nutritif untuk N. gonorrhoeae dan N. meningitidis,


dalam perjalanan dapat bertahan hingga 96 jam

-merupakan gabungan media transpor dan media pertumbuhan,


sehingga tidak perlu ditanam pada media pertumbuhan.

-media ini merupakan modifikasi media Thayer-martin dengan


menambahkan trimetoprim untuk mematikan Proteus spp.

2.Media pertumbuhan:

- Media Thayer-Martin:

selektif untuk mengisolasi gonokok.


Mengandung:

-vankomisin untuk menekan pertumbuhan kuman positif-Gram,

-kolimestat untuk menekan pertumbuhan bakteri negatif-Gram

-nistatin untuk menekan pertumbuhan jamur.


- Modifikasi Thayer-Martin: isinya ditambah dengan trimetoprim untuk
mencegah pertumbuhan kuman Proteus spp.
- Agar coklat McLeod: dapat ditumbuhi kuman lain selain gonokok.

-Uretra pria, sensitivitasnya lebih tinggi (94-98%) dari pada duh


endoserviks (85-95%).

-Spesiflsitas dari ke dua bahan tersebut sama yaitu lebih dari 99%.

o Tes definitive

-Tes oksidsi : reaksi positif à perubahan wama koloni yang


semula bening berubah menjadi merah muda sampai merah
lembayung.

-Tes fermentasi : glukosa, maltosa, dan sukrosa. à glukosa +

• Tes beta lactam :

Apabila kuman mengandung enzim beta-laktamase à perubahan warna


koloni dari kuning menjadi merah.

• Tes Thomson :

-mengetahui sampai dimana infeksi sudah berlangsung tanpa melakukan


pemeriksaan laboratorium. (air seni harus 80-100 ml)

-Pada tes ini ada syarat yang perlu diperhatikan:

-Sebaiknya dilakukan setelah bagun pagi


-Urin dibagi dalam dua gelas
-Tidak boleh menahan kencing dari gelas I ke gelas II.
• Pemeriksaan serologi :

§ Untuk menentukan diagnosis infeksi gonokokus dan sebagai


penyaring, dikembangkan uji serologis untuk mendeteksi anti
gonokokus dalam darah à kesulitan utama yang dihadapi à
banyaknya komponen-komponen mikroorganisme itu yang masing-
masing bersifat imunogenik sehingga kemungkinan timbulnya reaksi
silang besar sekali.
§ Pada infeksi gonokokus terjadi respon seluler & respon humoral. --
Respon seluler hanya berlangsung sebentar dan menghilang 5 minggu
setelah terapi adekuat.

Respon imun humoral dinyatakan dengan terbentuknya antibodi


dengan aktivitas bakterisidal dan opsonin.

Antibodi ini seringkali menunjukkan reaksi silang dengan antigen


N.meningitidis.

§ Selain itu antibodi juga dapat dijumpai pada penderita tanpa infeksi
gonokokus, sehingga disimpulkan bahwa pemaparan pada antigen
yang mempunyai determinan antigenik serupa dengan gonokokus
dapat mempengaruhi sifat dan kuatnya respon imun seseorang
terhadap infeksi gonokokus.

• Beberapa pakar telah menemukan IgA anti-gonokokus, dalam sekret


uretra penderita mulai hari pertama timbulnya gejala IgA, IgM, dan
IgG juga dijumpai dalam serum penderita dengan spesifisitas dan
sensitivitas 90% antibodi ini dapat dideteksi dengan metode ELISA
dan RIA.
• Antigen gonokokus uji serologis:

-metode koaglutinasi menggunakan S.aureus yang memiliki protein A


pada permukaannya.

-protein A dapat mengikat fragmen Fc-anti gonokokus IgG aglutinasi


antara S.aureus berlapiskan anti-gonokokus dengan mikroorganisme
yang diperoleh dari biakan spesimen menunjukkan bahwa dalam
spesimen terdapat gonokokus.

Penatalaksanaan:

• Pada pengobatan yang perlu diperhatikan adalah efektivitas, harga dan


sesedikit mungkin efek toksiknya.
• Pemilihan rejimen pengobatan sebaiknya mempertimbangkan pula
tempat infeksi, resistensi galur N. Gonorrhoeae terhadap antimikrobial.
• Oleh karena seringkali terjadi koinfeksi dengan C. trachomatis à diberi
dengan rejimen yang sesuai untuk C. trachomatis.

Nonfarmakologi:

1. Bilamemungkinkan,periksadanobatipasanganseksualtetapnya.
2. Anjurkan abstinensia sampai terbukti sembuh secara klinis dan
laboratoris, dan bila tidak dapat menahan diri supaya memakai
kondom.

3. Kunjunganulangpadaharike-7

4. Konseling:

• mengenai penyakit gonore

• kemungkinan komplikasi

• cara penularan

• pentingnya penanganan pasangan seksual tetapnya

Pilihan terapi : (tanpa komplikasi)

• Sefiksim 400 mg, per oral dosis tunggal


• Levofloxacin 500mg per oral dosis tunggal
• Seftriakson 250mg IM dosis tunggal
• Kanamisin 2 gr IM dosis tunggal
• Spectinomycin 2 gr IM dosis tunggal

Pilihan terapi dengan komplikasi:

Lama pengobatan oral 5 hari atau injeksi 3 hari


• Cefixime 1 x 400 mg/hari, per oral
• Levofloksasin 1 x 250 mg/hari per oral (tidak boleh untuk kehamilan dan
anak”)
• Seftriakson 250mg IM, satu kali sehari
• Kanamisin 2 gr IM, satu kali sehari
• Spectinomycin 2 gr IM, satu kali sehari

Kriteria Rujukan

a. Apabila tidak dapat melakukan tes laboratorium


b. Apabila pengobatan di atas tidak menunjukkan perbaikan dalam jangka
waktu 2 minggu, penderita dirujuk ke dokter spesialis karena
kemungkinan terdapat resistensi obat.

Pencegahan:

• Jangan melakukan hubungan seksual sebelum nikah


• Hindari gaya hidup seks bebas dan selalu setia pada pasangan Anda
• Memakai kondom dengan pasangan seksual dalam berhubungan
• Segera berobat sedini mungkin agar tidak semakin parah (penyakit
gonorrhea dapat menyebar ke organ dalam dan berakibat fatal)
Komplikasi diseminata :

-Artritis - Perikarditis

- Miokarditis - Meningitis
- Endokarditis - Dermatitis

Infeksi non genital :

- Orofaringitis - Proktitis
- konjungtivitis

PROGNOSIS

Quo Ad Vitam: Ad Bonam

Quo Ad Functionam: Dubia Ad Bonam (bisa bonam kalau dia tidak ada
komplikasi)
Quo Ad Sanationam: Dubia Ad Bonam (Karena sususah mengubah sifat
seseorang)

Tambahan gambar :

Anda mungkin juga menyukai