Polineuropati
Disusun oleh:
Erica Valencia Imannuel
2115228
Pembimbing:
I. IDENTITAS
Nama : Ny. L
Jenis Kelamin : Perempuan
Usia : 46 tahun
Alamat : Lembang
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Status : Menikah
Agama : Islam
Tanggal pemeriksaan : 15 Agustus 2022
II. ANAMNESIS
Hetero/Autoanamnesa
Anamanesis khusus:
Status Generalis
Kepala : Bentuk dan ukuran simetris
Konjungtiva anemis -/-, sklera ikterik -/-
Leher : KGB tidak membesar, tiroid tidak teraba
membesar
Thorax : Bentuk dan gerak simetris, retraksi intercostal (-)
Pulmo : VBS kanan = kiri, ronkhi -/-,
wheezing -/-
Cor : Bunyi jantung (+), murni, regular,
mur-mur (-)
Abdomen : Datar, timpani, BU (+) normal, nyeri tekan (-),
hepar & lien tidak membesar
Columna vertebralis : Tidak dilakukan pemeriksaan
Ekstremitas : Akral hangat, CRT <2 detik, oedem (-/-)
Pemeriksaan Neurologis
Penampilan :
Kepala : Normocephal
Deformitas: (-)
Rangsang meningen
Kaku Kuduk :-
Brudzinski I :-
Brudzinski II :-
Test Kernig :-
Test Laseque :-
Saraf Otak:
N. I: Penciuman : tidak dilakukan pemeriksaan
N. II: Ketajaman Penglihatan : tidak dilakukan
pemeriksaan
Lapang Pandang : tidak dilakukan pemeriksaan
Fundus Okuli : tidak dilakukan pemeriksaan
N.III, IV, VI : Ptosis :-
Pupil : bulat, isokor, ODS 3mm
Refleks Cahaya : direk +/+, indirek +/+
Posisi Mata : central
Gerakan Bola Mata : baik ke segala arah
N. V : Sensorik :
Maksilaris : simteris
Mandibularis : simetris
Motorik : baik
N.VII : Mengangkat alis mata : baik, simetris
Memejamkan mata : sama kuat
Plika Naso labialis : simetris
Gerakan wajah : simetris
Rasa kecap 2/3 bagian depan lidah : tidak dilakukan
pemeriksaan
N. VIII : Pendengaran : tidak dilakukan pemeriksaan
Keseimbangan : tidak dilakukan pemeriksaan
N. IX/X : Suara : disfoni -
Menelan : tidak dilakukan pemeriksaan
Arkus Farinks : tidak dilakukan pemeriksaan
Uvula : tidak dilakukan pemeriksaan
Motorik :
Gerakan involunter : -
Cara berjalan/gait : tidak dilakukan pemeriksaan
Sensorik :
Ekstremitas atas : glove and stocking
Ekstremitas bawah. : glove and stocking
Batang Tubuh : tidak dilakukan pemeriksaan
Koordinasi :
Cara bicara : baik
Tremor : -/-
Tes telunjuk hidung : tidak dilakukan pemeriksaan
Diadokokinesia : tidak dilakukan pemeriksaan
Heel to toe : tidak dilakukan pemeriksaan
Refleks
Refleks fisiologis :
Biceps : +/-
Triceps : +/-
KPR : +/+
APR : +/+
Refleks patologis :
Babinsky : -/-
Chaddock : tidak dilakukan pemeriksaan
Klonus : tidak dilakukan pemeriksaan
Refleks primitive : tidak dilakukan pemeriksaan
Glabella : tidak dilakukan pemeriksaan
Mencucut mulut : tidak dilakukan pemeriksaan
Palmo mental : tidak dilakukan pemeriksaan
Pemeriksaan Fungsi Luhur
Hubungan psikis : baik
Afasia motorik :-
Afasia sensorik :-
Ingatan:
Jangka pendek : baik
Jangka panjang : baik
Kemampuan berhitung: tidak dilakukan pemeriksaan
IV. Resume
Seorang pasien, 46 tahun datang ke RS dengan hempiparese sinistra. Sejak
tujuh hari yang lalu pasien mengalami hempiparese sinistra muncul saat
pasien tidak melakukan aktivitas. Hempiparese sinistra makin progresif
hingga pasien tidak dapat menggerakkan anggota gerak kirinya. Bicara rero
(+) dan mulut mencong ke kanan (+). Keluhan disertai cephalgia sinistra
sifatnya seperti ditekan dengan VAS =5. Penurunan kesadaran (-), kejang dan
mudah lupa (-). Keluhan pasien disertai mual dan muntah sebanyak 4x isi
muntah yaitu air, darah atau lendIr (-).
Riwayat penyakit dahulu: HT (+), DM( +), kejang saat masih kecil (-),
trauma kepala (-), TB(-), Kolestrol (+), Asam urat (+), Dispepsia (+)
Riwayat penyakit keluarga: Ayah pasien memiliki riwayat penyakit
jantung dan stroke, ibu pasien memiliki riwayat DM
Usaha Berobat: Pasien mengonsumsi obat tekanan darah tinggi, kolestrol
dan DM tetapi pasien tidak mengingat nama obatnya
Riwayat kebiasaan: merokok (-), mengonsumsim alkohol (-), dan obat
terlarang (-).
Riwayat alergi: -
Pemeriksaan Fisik
Kesadaran umum
Kesadaran : Compos mentis
Kesan sakit: ringan
Tanda vital
TD : 167/92 mmHg Hipertensi stage 2
Nadi : 83x/menit, regular,equal,isi cukup (normal)
Respirasi : 20x/menit (normal)
Suhu : 36 0C (normal)
SpO2 : 99%
Pemeriksaan Neurologik
Ransangan meningens –
Saraf cranial : DBN
Motorik :
V. Diagnosis Banding
-stroke iskemik
-stroke hemorragik ec PSA
VIII. Penatalaksanaan
a. Non-medikamentosa
Edukasi pasien dan keluarga :
Informasi mengenai stroke, penyebab, faktor risiko, dan prognosis.
Motivasi keluarga dan penderita untuk pengendalian faktor risiko.
Menjelaskan rencana terapi dan hasil yang diharapkan dari terapi.
b. Medikamentosa
Miniaspi 80 1x1
Clopidogrel 75 mg 1x1
Omeprazole IV/24 jam
Nicardipin 0,5 mg drip
Paracetamol IV/ 8 jam
X. Prognosis
Quo ad vitam: ad bonam
Quo ad functionam: dubia ad bonam
Quo ad sanationam: dubia ad bonam
I. DEFINISI
Polineuropati tidak hanya disebabkan oleh satu penyebab saja. Beberapa penyakit
ini dapat menyebabkan polineuropati, antara lain:
Diabetes
Penyebab utama neuropati di Amerika Serikat. Sekitar 60%
hingga 70% penderita diabetes mengalami neuropati. Diabetes
adalah penyebab paling umum dari neuropati serat kecil, suatu
kondisi yang menyebabkan sensasi terbakar yang menyakitkan
di tangan dan kaki.
Trauma
Cedera akibat jatuh, kecelakaan mobil, patah tulang, atau
aktivitas olahraga dapat menyebabkan neuropati. Kompresi
saraf karena stres berulang atau penyempitan ruang di mana
saraf berjalan.
Gangguan autoimun dan infeksi
Sindrom Guillain-Barré, lupus, rheumatoid arthritis, sindrom
Sjogren dan polineuropati demielinasi inflamasi kronis adalah
gangguan autoimun yang dapat menyebabkan neuropati.
Infeksi termasuk cacar air, herpes zoster, human
immunodeficiency virus (HIV), herpes, sifilis, penyakit Lyme,
kusta, virus West Nile, virus Epstein-Barr dan hepatitis C juga
dapat menyebabkan neuropati.
Kondisi kesehatan lainnya
Neuropati dapat terjadi akibat gangguan ginjal, gangguan hati,
hipotiroidisme, tumor (penyebab kanker atau jinak) yang
menekan saraf atau menyerang ruang mereka, mieloma,
limfoma, dan gammopati monoklonal.
Obat-obatan dan racun
Beberapa antibiotik, beberapa obat anti-kejang dan beberapa
obat HIV antara lain dapat menyebabkan neuropati. Beberapa
perawatan, termasuk kemoterapi kanker dan radiasi, dapat
merusak saraf perifer. Paparan zat beracun seperti logam berat
(termasuk timbal dan merkuri) dan bahan kimia industri,
terutama pelarut, juga dapat mempengaruhi fungsi saraf.
Gangguan pembuluh darah
Neuropati dapat terjadi ketika aliran darah ke lengan dan kaki
berkurang atau diperlambat oleh peradangan, pembekuan
darah, atau gangguan pembuluh darah lainnya. Penurunan
aliran darah membuat sel-sel saraf kekurangan oksigen,
menyebabkan kerusakan saraf atau kematian sel saraf. Masalah
vaskular dapat disebabkan oleh vaskulitis, merokok dan
diabetes.
Kadar vitamin dan alkoholisme yang tidak normal
Kadar vitamin E, B1, B6, B12, dan niasin yang tepat penting
untuk fungsi saraf yang sehat. Alkoholisme kronis, yang
biasanya mengakibatkan kurangnya diet yang lengkap,
merampas tubuh tiamin dan nutrisi penting lainnya yang
dibutuhkan untuk fungsi saraf. Alkohol juga dapat secara
langsung menjadi racun bagi saraf perifer.
Kelainan bawaan: Penyakit Charcot-Marie-Tooth (CMT)
adalah neuropati herediter yang paling umum. CMT
menyebabkan kelemahan pada otot kaki dan tungkai bawah dan
juga dapat mempengaruhi otot-otot di tangan. Amiloidosis
familial, penyakit Fabry, dan leukodistrofi metakromatik
adalah contoh lain dari kelainan bawaan yang dapat
menyebabkan neuropati.
Tidak diketahui penyebabnya: Beberapa kasus neuropati tidak
diketahui penyebabnya.
III. Epidemiologi
Kerusakan saraf perifer dialami oleh 2,4% populasi di dunia. Prevalensi ini
akan meningkat 8% seiring bertambahnya usia. Penyebab polineuropati yang
paling sering dijumpai adalah polineuropati sensorimotor diabetik, dimana 66%
penderita DM tipe 1 dan 59% penderita DM tipe 2 mengalami polineuropati.
Sedangkan polineuropati genetik yang paling sering adalah akibat Charcot-Marie-
Tooth type 1a, dimana 30 dari 100.000 populasi mengalaminya. Mononeuropati
terbanyak disebabkan oleh carpal tunnel syndrome yang prevalensinya 3% - 5%
dari populasi orang dewasa.
IV. Klasifikasi
Berdasarkan Onset:
Berdasarkan Distribusi:
-Degenerasi wallerian, terjadi degenerasi myelin sebagai akibat dari kelainan pada
akson. Degenerasi akson berlangsung dari distal sampai lesi fokal sehingga
merusak kontinuitas akson. Reaksi ini biasanya terjadi pada mononeuropati fokal
akibat trauma atau infark saraf perifer.
-Degenerasi aksonal, yang biasanya disebut dying-back phenomenon, kebanyakan
menunjukkan degenerasi aksonal pada daerah distal. Polineuropati akibat
degenerasi akson biasanya bersifat simetris dan selama perjalanan penyakit akson
berdegenerasi dari distal ke proksimal. Proses ini sering didapatkan pada penderita
polineuropati kausa metabolik.
-Demielininasi segmental, terjadi degenerasi fokal dari myelin. Reaksi ini dapat
dilihat pada mononeuropati fokal dan pada sensorimotor general atau neuropati
motorik predominan. Polineuropati demielinasi segmental yang didapat biasanya
akibat proses autoimun atau yang berasal dari proses inflamasi, dapat pula
terdapat pada polineuropati herediter.
- Gold standard:
- Electro Neuro-Myography (ENMG): degenerasi
aksonal dan demielinisasi.
- Biopsi saraf
VIII. Penatalaksanaan
Non-medikamentosa
Edukasi mengenai polineuropati
Terapi suportif seperti menurunkan berat badan, diet dan pemilihan sepatu
yang sesuai ukuran, nyaman, dan tidak menyebabkan penekanan juga
dapat membantu.
Fisioterapi, mobilisasi, masase otot dan gerakan sendi
Medikamentosa
Terapi kausatif
Neuropati perifer disebabkan oleh banyak penyebab. Kausa yang paling bisa
ditatalaksanai meliputi diabetes melitus, hipotiroidisme, dan defisiensi vitamin
neurotropik. Adapula obat yang merangsang proteosintesis untuk regenerasi sel
Schwann diantaranya metilkobalamin (derivat B12) dengan dosis 1500mg/hari
selama 6-10 minggu, gangliosid (intrinsic membrane sel neuron) dengan dosis
2x200mg intramuskuler selama 8 minggu.
Terapi Simptomatis
Analgetik, antiepileptik misalnya gabapentin (neurontin), topiramate (topamax),
carbamazepine (tegretol), pregabalin (lyrica)] dan antidepresan (misalnya
amitriptilin). Obat-obat narkotika dapat digunakan dalam mengobati nyeri
neuropatik kronik pada pasien tertentu.
Vitamin neurotropik
B1, B6, B12, asam folat
Sasaran pengobatan neuropati perifer adalah mengontrol penyakit yang
mendasarinya dan menghilangkan gejala (simptomatis). Yang pertama dilakukan
adalah menghentikan penggunaan obat-obatan atau bahan yang menjadi pencetus,
memperbaiki gizi (pada defisiensi vitamin neurotropik), dan mengobati penyakit
yang mendasarinya (seperti pemberian kortikosteroid pada
immunemediatedneuropathy). Neuropati inflamasi akut membutuhkan
penanganan yang lebih cepat dan agresif dengan pemberian immunoglobulin dan
plasmapheresis.
IX. Diagnosis Banding
Myelopathy
Radikulopati
Penyakit autoimun
Penyakit otot
X. Komplikasi
Nyeri
Gangguan sensasi
Atrofi otot
Diabetik neuropati ulkus diabetik gangrene ampurtasi
XI. Prognosis
DAFTAR PUSTAKA