Anda di halaman 1dari 10

NAMA : TIKA RISKIANA

KELAS : 2019 / AV
NPM : 191210003
TGGL : 17-12-2021
MK : METEDOLOGI PENELITIAN AN

“PERAN KADER POSYANDU DALAM MENINGKATKAN KESEHATAN BALITA”


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Kesehatan merupakan hak asasi dan sekaligus sebagai investasi, sehingga perlu
diupayakan, diperjuangkan dan ditingkatkan oleh setiap individu dan oleh seluruh komponen
bangsa, agar masyarakat dapat menikmati hidup sehat, dan pada akhirnya dapat mewujudkan
derajat kesehatan masyarakat yang optimal. Hal di atas menjelaskan bahwa hak hidup
masyarakat yang sangat perlu di upaya untuk senantiasa di perhatikan kesehatan masyarakat
itu sendiri.
Demikian pula kesehatan bukanlah tanggung jawab pemerintah saja, namun merupakan
tanggung jawab bersama pemerintah dan masyarakat, termasuk swasta. Pada dasarnya
kesehatan merupakan kebutuhan manusia yang utama sebagai kualitas hidup yang mendasar
sekali dan yang harus dipenuhi oleh setiap orang, karena dengan kesehatan akan
memungkinkan setiap orang untuk melakukan kegiatan dalam rangka mencukupi kebutuhan
hidup yang lain. Sejalan dengan hal tersebut maka kesehatan harus selalu diusahakan oleh
setiap pribadi, keluarga dan masyarakat sehingga pada saatnya mereka dapat hidup layak dari
sisi kesehatan. Kesehatan merupakan tanggung jawab semua pihak, bukan hanya masyarakat
itu sendiri melainkan juga tanggung jawab pemerintah dan warga sekitar yang diberikan
tanggung jawab untuk memantau kesehatan masyarakat sekitar, seperti petugas puskesmas,
posyandu dan petugas kesehatan lainnya.
Upaya untuk mencapai tujuan pembangunan khususnya dibidang kesehatan kenyataannya
sering dihadapkan pada sejumlah kendala seperti pengetahuan, sikap, kesadaran, dan
kebiasaan serta kemampuan keuangan dari masyarakat. Hal ini berarti menimbulkan
terjadinya kesenjangan yang menjadi harapan dan kenyataan. Semua itu akan membawa
pengaruh terhadap kesehatan masyarakat, sekarang ini kualitas sumber daya manusia di
Indonesia masih berada pada tingkat yang masih tergolong rendah, apabila dibandingkan
dengan negara-negara tetangga. Menurut Dirjen PUD, rendahnya kualitas sumber daya
manusia dapat dilihat dari beberapa sisi, misalnya pendidikan dan kesehatan. Dari
produktivitas individu yang rendah akan berimplikasi pada rendahnya produktivitas
masyarakat dan akibat yang lebih luas adalah rendahnya produktivitas bangsa. Untuk
mengatasi permasalahan tersebut, maka diperlukan upaya yang nyata dan realistis. Salah
satunya adalah melalui pembangunan dibidang kesehatan dengan melibatkan peran aktif
masyarakat dan lembaga-lembaga kemasyarakatan yang ada.

Posyandu atau pos pelayanan terpadu merupakan tempat kegiatan di masyarakat yang
memiliki peran sangat penting. Di samping itu karena dinilai mampu membantu
mendekatkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat, posyandu juga mampu
memberdayakan para ibu untuk memperhatikan kesehatan anak dan pola konsumsi keluarga.
Pernyataan di atas bahwa peran posyandu adalah kegiatan yang sangat positif di dalam
lingkup masyarakat, sehingga segala aktivitas kesehatan perlu di pantau oleh pihak kesehatan
tersebut. Dukungan masyarakat sangat penting karena komitmen dan dukungan mereka
sangat menentukan keberhasilan dan kesinambungan kegiatan posyandu. Upaya
pengembangan kualitas sumberdaya manusia yang mengoptimalkan potensi tumbuh
kembang anak dapat dilaksanakan secara merata apabila sistem pelayanan kesehatan yang
berbasis masyarakat seperti posyandu dapat dilakukan secara efektif dan efisien, dan dapat
menjangkau semua sasaran yang membutuhkan pelayanan, salah satunya adalah tumbuh
kembang anak. Sehingga anak sejak dini akan selalu mendapatkan perhatian dalam tumbuh
kembang dan kesehatannya. Hal demikian pula menjadikan anak balita rentang dari segala
penyakit. Sebab segala aktivitas kesehatan anak akan selalu di perhatikan oleh seluruh pihak,
bukan hanya orang tua atau keluarga saja melainkan juga dengan pihak kesehatan tersebut.
Kegiatan pemantauan pertumbuhan di Indonesia telah dilaksanakan sejak tahun 1974
melalui penimbangan bulanan di posyandu dengan menggunakan Kartu Menuju Sehat
(KMS). KMS memuat kurva pertumbuhan normal anak berdasarkan indeks antropometri
berat badan menurut umur. Dengan penimbangan bulan ini diharapkan gangguan
pertumbuhan setiap anak dapat diketahui lebih awal sehingga dapat ditanggulangi secara
tepat dan tepat. Pemantauan pertumbuhan perlu ditingkatkan perannya dalam tindak
kewaspadaan untuk mencegah terjadinya keadaan gizi buruk terhadap balita. Semua
informasi atau data yang diperlukan untuk pemantauan pertumbuhan balita, pada dasarnya
bersumber dari data berat badan hasil penimbangan balita bulanan yang diisikan kedalam
KMS untuk dinilai naik (N) atau tidaknya (T). tiga bagian penting dalam pemantauan
pertumbuhan yaitu ada kegiatan penimbangan yang dilakukan terus menerus secara teratur,
ada kegiatan mengisikan data berat badan anak kedalam KMS, serta ada penilaian naik atau
turunnya berat badan anak sesuai dengan arah garis pertumbuhannya.
Hal diatas di maksudkan untuk mengetahui pemantauan kesehatan anak yang
mengharapkan pertumbuhan anak akan selalu terpantau baik, sehingga jika ada salah satunya
dari anak yang tidak memenuhi standar kesehatan sesuai dengan kriteria yang di tentukan
oleh pihak kesehatan maka pihak tersebut memiliki cara atau dapat mengatasi hal tersebut
dengan segera. Maka para orangtua juga bisa memberikan perhatian agar waspada dan
kehati-hatian dalam mengatasi hal yang demikian. Dengan begitu anak akan mendapatkan
hak dan perhatianya secara cepat.
Kontribusi posyandu dalam meningkatkan kesehatan bayi dan anak balita sangat besar
namun sampai saat ini kualitas pelayanan posyandu masih perlu ditingkatkan. Pelaksanaan
posyandu memerlukan peran serta masyarakat, khususnya kader posyandu ada pun kegiatan
kader posyandu menurut peraturan Mentri dalam Negeri Nomor 19 Tahun 2011 tentang
pedoman Pengintegrasian Layanan Sosial Dasar di Pos Pelayanan Terpadu, Pasal 3
disebutkan pendaftaran, penimbangan, pencatatan, pelayanan kesehatan, percepatan
penganekaragaman pangan, peningkatan perekonomian keluarga.
Kelancaran penyelenggaraan kegiatan posyandu ditentukan oleh kemampuan dan
keaktifan kader kesehatan. Hal ini dikarenakan kader kesehatan berperan untuk membangun
kerja sama baik sesama kader maupun petugas Pembina dan kelompok sasaran posyandu.
Keberhasilan posyandu tidak lepas dari kerja keras kader yang dengan suka rela untuk
mengelola posyandu di wilayahnya.
Keberhasilan pencatatan dan pelaporan dalam kegiatan posyandu tidak terlepas dari peran
serta kader, keberhasilan kegiatan posyandu balita tidak lepas dari kerja keras kader dalam
pengelolaan posyandu. Maka untuk mengetahui lebih lanjut penulis melakukan pengamatan
awal dilokasi penelitian yang dilakukan pada tanggal 10 Desember 2021 di Posyandu Mawar
Kelurahan 22 Hadimulyo Barat kota Metro, Metro Pusat yang mana ini telah ada kader-kader
posyandu yang menangani anak balita, jumlah kader di Posyandu mawar ini berjumlah 8
orang yang terdiri dari 2 bidan dan 6 orang kader posyandu dari masyarakat setempat, jadwal
kegiatan Posyandu Mawar dilakukan setiap tanggal 10 dan dilaksanakan setiap 1 bulan sekali
secara rutin. Jumlah anak balita yang masuk dalam kegiatan tersebut ada 52 balita akan tetapi
yang mengikuti posyandu hanya 25-28 saja.
Berdasarkan hasil pengamatan awal maka terdapat beberapa masalah yang terjadi maka
saya mengambil judul “PERAN KINERJA KADER POSYANDU DALAM
MENINGKATKAN KESEHATAN BALITA” adapun masalah yang terjadi dilokasi seperti:
a. Kurangnya penyuluhan betapa pentingnya kesehatan oleh kader Posyandu untuk
masyarakat sehingga dapat menyebabkan lemahnya kesadaran masyarakat terutama pada
ibu-ibu terhadap kesehatan anaknya, oleh sebab itu tidak semua orang tua mengikut
sertakan atau membawa anaknya untuk mengikuti posyandu balita.
b. Adanya kader yang kurang disiplin dalam menjalankan tugasnya sebagai kader
Posyandu, karena yang menjadi kader posyandu kebanyakan bekerja sebagai ibu rumah
tangga yang sibuk mengurusi keluarganya di pagi hari sehingga kehadiran mereka dalam
melaksanakan posyandu tergantung dari kesibukan mereka.
c. Adanya kader posyandu yang kurang aktif dalam melakukan kegiatan menyebabkan
kegiatan posyandu dilakukan oleh beberapa kader, kader yang tidak aktif karena
terkendala oleh urusan pribadinya. Sehingga dapat menghambat kehadiran dalam
kegiatan posyandu yang menjadi kurangnya keaktifan pada kader tersebut, serta
menurunnya motivasi kerja kader posyandu. Seperti minimnya insentif kader posyandu
setiap bulannya dan tidak adanya suatu penghargaan atas prestasi kerja yang
menimbulkan penurunan motivasi dan semangat pada kerja kader.

Beberapa hal di atas tersebut bahwa adanya ketidaksinambungan antara petugas


posyandu dengan masyarakat pada umumnya. Karena keterbatasan petugas posyandu
dengan segudang aktivitas di luar tanggung jawabnya sebagai kader kesehatan yang
menghambat kehadiran serta kinerja kader tersebut, serta kurangnya kesadaran dari
masyarakat itu sendiri yaitu terkhusus dari ibu-ibu yang memiliki balita tidak mempunyai
kesadaran dalam memperhatikan kesehatan dan tumbuh kembang anaknya. Dengan
demikian maka penulis meneliti tentang permasalah tersebut di lapangan. Tujuan dari
penulis dalam meneliti hal tersebut adalah agar seluruh pihak dapat memberikan pelayanan
dan memiliki tanggung jawab yang sama dalam menjaga kesehatan anak. Selain itu juga
penulis dapat mengetahui sejauh mana kinerja dari petugas kesehatan atau posyandu dalam
memberikan pelayanan terhadap anak-anak balita pada umumnya.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Peran


2.1.1 Pengertian Peran
Peran berarti laku, bertindak. Di dalam kamus besar bahasa Indonesia peran ialah
“tindakan yang dilakukan oleh seseorang dalam suatu peristiwa”. Peranan atau peran
yaitu “Bagian atau tugas utama yang harus dilakukan”. Kutipan tersebut berarti peranan
itu memiliki objek yang luas, karena mencakup keseluruhan tugas hidup manusia.
Berdasarkan kesimpulan diatas dapat disimpulkan bahwa peranan adalah suatu bagian
atau tugas utama yang harus dilakukan oleh seseorang untuk mencapai suatu tujuan
tertentu. Peran kader posyandu sangat penting karena kader posyandu sebagai penggerak
posyandu.
Menurut Soekanto Peranan adalah aspek dinamis kedudukan (status) apabila seseorang
melaksanakan hak dan kewajibansesuai dengan kedudukannya maka dia menjalankan
suatu peranan. Setiap orang memiliki macam-macam peranan menentukan apa yang
diperbuatnya bagi masyarakat dalam menjalankan suatu peranan.
Menurut Riyadi (2002:138) peran dapat diartikan sebagai orientasi dan konsep dari
bagian yang dimainkan oleh suatu pihak dalam oposisi social. Dengan peran tersebut,
sang pelaku baik itu individu maupun organisasi akan berperilaku sesuai harapan orang
atau lingkungannya. Peran juga di artikan sebagai tuntutan yang diberikan secara
struktural (norma-norma, harapan, tabu, tanggung jawab dan lainnya). Dimana
didalamnya terdapat serangkaian tekanan dan kemudahan yang menghubungkan
pembimbing dan mendukung fungsinya dalam mengorganisasi. Peran merupakan
seperangkat perilaku dengan kelompok, baik kecil maupun besar, yang kesemuanya
menjalankan berbagai peran.
Menurut J.Dwi Narwoko dan Bagong Suyanto (2010:160) peranan dapat membimbing
seseorang dalam berperilaku,karena fungsi peran sendiri adalah sebagai berikut:
1. Memberi arah pada proses sosialisasi
2. Pewarisan tradisi kepercayaan nilai-nilai,norma-norma dan pengetahuan
3. Dapat mempersatukan kelompok atau masyarakat
4. Menghidupkan sistem pengendalian dan control,sehingga dapat melestarikan hidup
masyarakat.
Dari beberapa pngertian di atas peneliti menyimpulkan bahwa peran adalah suatu sikap
atau perilaku yang diharapkan oleh benyak orang atau sekelompok orang terhadap
seseorang yang mmemiliki status dan kedudukan tertentu. Peran tidak hanya sebagai hak
dan kewajiban individu,melainkan juga tugas dan wewenang yang dimiliki oleh setiap
orang.
2.1.2 Peran Kader Posyandu
Kader adalah seorang tenaga sukarela yang direkrut dari, oleh untuk masyarakat, yang
bertugas membantu kelancaran pelayanan kesehatan. Kader posyandu merupakan
anggota yang berasal dari masyarakat di daerah tersebut serta bersedia, mampu dan
memiliki waktu untuk menyelenggarakan kegiatan posyandu. Kader posyandu sebagai
penyelenggara posyandu dituntut untuk memenuhi kriteria yaitu anggota masyarakat
setempat, dapat membaca dan menulis huruf latin, memiliki niat dan bersedia menjadi
kader, bekerja secara sukarela dam memiliki kemampuan dan waktu luang.
Keberhasilan pengelolaan posyandu memerlukan dukungan yang kuat dari berbagai
pihak, baik dukungan moril, material, maupun finansial. Selain itu diperlukan adanya
kerjasama, tekanan dan pengabdian para pengelolanya termasuk kader posyandu. Kader
posyandu bertanggung jawab terhadap masyarakat setempat serta pimpinan-pimpinan
yang ditunjuk oleh pusat pelayanan kesehatan.Diharapkan mereka dapat melaksanakan
petunjuk yang diberikan oleh para pembinmbing dalam jalinan erja sama dari sebuah tim
kesehatan.
Teori peran adalah sebuah teori yag digunakan dalam dunia sosiologi,psikologi dan
antropologi yang merupakan perpaduan berbagai teori,orientasi maupun disiplin ilmu.
Teori peran bebicara tentang istilah “peran” yang biasa digunakan teater,dimana seorang
actor dalam teater harus bermain sebagai tertentu dan dalam posisinya sebagai tokoh itu
ia diharapkan untuk berperilaku secara tertentu. Posisi seorang aktor dalam teater
dianolagikan dengan posisi seseorang dalam psyiandu,dan keduanya memiliki kesamaan
posisi.
Peran diartikan pada karakterisasi yang disandang untuk dibawakan oleh seorang aktor
dalam sebuah pentas drama,yang dalam konteks social eran diartiakn sebagai suatu fungsi
yang dibawakan seseorang ketika menduduki suatu posisi dalam struktut sosial. Peran
seorang actor adalah batasan yang dirancang oleh actor lain,yang kebetulan sama-sama
berada dalam suatu penampilan atau unuk peran (role performance).
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa teori peran adalah teori yang berbicara
tentang posisi dan perilaku seseorang yang diharapkan daripadanya tidak berdiri sendiri,
melainkan selalu berada dalam kaitannya dengan adanya orang-orang lain yang
berhubungan dengan orang. Pelaku peran menjadi sadar akan struktur social yang
didudukinya,oleh karena itu seorang kader posyandu berusaha untuk selalu Nampak
“mumpuni” dan dipersepsi oleh kader posyandu yang lainnya sebagai “tidak
menyimpang” dari sistem harapan yang ada dalam masyarakat.
Peran kader posyandu melalui berbagai organisasi dalam upaya mewujudkan dan
meningkatkan pembangunan kesehatan masyarakat harus dapat teroganisir dan terencana
dengan tepat dan jelas. Disadari atau tidak keberadaan posyandu adalah sebuah usaha
untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Upaya posyandu yang telah ada dan telah
berjalan selama ini mampu di gerakan kembali dan lebih ditingkatkan dan dilestarikan.
Menurut Kemenkes RI (2012:10) menyatakan bahwa kader posyandu meliki kontribusi
besar didalam menurunkan angka kematian ibu,bayi dan anak balita,oleh karena itu
menurut Kemenkes RI (2011:12) kader posyandu memiliki tujuan sebagai berikut:
a) Persiapan pelaksanaan posyandu (H-1)
Kader posyandu memiliki peran penting dalam hal persiapan sebelum kegiatan
posyandu berlangsung, kegiatan tersebut seperti mempublikasikan hari buka
posyandu melalu pertemuan warga setempat,mempersiapkan tempat dan sarana
posyandu,melakukan koordinasi dengan petugas kesehatan dan petugas
lainnya,mempersiapkan bahan PMPT penyuluhan.
b) Pelaksanaa posyandu (H)
Pada saat ini pelaksanaan Posyandu, kader posyandu memiliki tugas dibagian
pendaftaran balita, ibu hamil, dan pasangan usia subur, melakukan penimbangan,
pengukuran LILA pada ibu hamil dan WUS melakukan pencatatan pada KMS
atau buku KI, buku register ibu hamil (SIP), buku register PUS/WUS. Melakukan
penyuluhsn untuk ibu balita,ibu hamil,ibu nifas dan ibu menyusui, PUS pelayanan
kesehatan dan KB.

Tugas kegiatan kader posyandu akan ditentukan,mengingat bahwa pada umumnya kader
bukanlah tenaga professional melainkan hanya membantu dalam pelayanan kesehatan.
Hal ini perlu adanya pembatasan tugas yang diemban,baik menyangkut jumlah maupun
jenis pelayanan. Nugroho (2008:14) menyebutkan adapun kegiatan pokok yang perlu
diketahui oleh doctor dan semua pihak dalam rangka melaksanakan kegiatan-kegiatan
baik yang menyangkut di dalam maupun di luar posyandu antara lain:
a. Kegiatan yang dilakukan kader posyandu adalah: 1) Melaksanakan pendaftaran, 2)
Melaksanakan penimbangan bayi dan balita, 3) Melaksanakan pencatatan hasil
penimbangan, 4) Memberikan penyuluhan, 5) Memberi dan membantu pelayanan, 6)
Merujuk.
b. Kegiatan yang dapat dilakukan diluar posyandu KB-Kesehatan adalah: 1) Bersifat
yang menunjang pelayanan KB, KIA, Imunisasi, Gizi dan penanggulangandiare, 2)
mengajak ibu-ibu untuk datang pada hari kegiatan posyandu, 3) kegiatan yang
menunjang upaya kesehatan lainnya yang sesuai dengan permaslahan yang ada
seperti halnya pemberantasan penyakit menular, penyehatan rumah, pembersihan
sarang nyamuk,pembuangan sampah,penyediaan sarana air bersih,menyediakan saran
jamban keluarga,pembuatan sarana pembuangan air limbah,pemberian pertolongan
pertama pada penyakit P3K,dana sehat dan kegiatan pengembangan lainnya yang
berkaitan dengan kesehatan.

2.2 Definisi Pos Pelayanan Terpadu atau Posyandu


2.2.1 Pengertian Pos Pelayanan Terpadu atau Posyandu
Secara estimologis Posyandu berasal dari kata dasar “yandu” yang berarti bentuk
keterpaduan pelayanan kesehatan yang dilaksanakan di suatu wilayah kerja puskesmas.
Bertolak dari pengertian tersebut maka posyandu dapat dimaknai sebagai suatu proses
kegiatan kesehatan dasar yang dari oleh, dan untuk masyarakat yang dibantu oleh petugas
kesehatan.
Berdasarkan penjelasan diatas pengertian proses menunjukan pada serangkaian tindakan
atau langkah-langkah yang dilakukan secara kronologis sistematis yang mencerminkan
upaya kesehatan bersumber daya masyarakat (UKBM). Proses akan merujuk pada suatu
tindakan nyata yang dilakukan secara bertahap untuk mengubah kondsi kesehatan
masyarakat yang lemah, baik knowledge, attitude, maupun practice (KAP) menuju pada
penguasaan pengetahuan, sikap-prilaku sadar dan kecakapan-keterampilan yang baik.
Menurut pendapat Nurul Effendi (2010:133) kegiatan posyandu merupakan kegiatan
nyata yang melibatkan partisipasi masyarakat dalam upaya pelayanan kesehatan dari
masyarakat, yang dilaksanakan oleh kader-kader kesehatan yang telah mendapatkan
pendidikan dan pelatihan dari puskesmas mengenai pelayanan kesehatan dasar. Salah
satu bentuk upaya pelayanan kesehatan yang dilaksanakan oleh dan bersama masyarakat,
untuk memperbanykan dan memberikan kemudahan kepada msyarakat guna memperoleh
pelayanan kesehatan bagi ibu dan anak balita.
Berdasarkan penjelasan diatas pada hakikatnya Posyandu merupakan penciptaan kegiatan
pelayanan sosial dasar keluarga dalam aspek pemantauan tumbuh kembang anak. Dalam
pelaksanaannya dilakukan secara koordinatif dan integratif serta saling memperkuat antar
program kegiatan untuk kelangsungan pelayanan di posyandu sesuai dengan situasi atau
kebutuhan lokal yang dalam kegiatannya tetap memperhatikan aspek pemberdayaan
masyarakat.
Menurut Zulkifli (2003:162) posyandu dan kader kesehatan memiliki makna yang
sederhana dan dapat diartikan sebagai pusat kegiatan masyarakat dimana pelayanan KB
kesehatan dapat diperoleh sekaligus oleh masyarakat dari aspek prosesnya, posyandu
didefinisikan sebagai wujud peran serta masyarakat didalam pembangunan, khususnya
didalam bidang kesehatan dalam mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal
dengan cara menciptakan kemampuan (upaya) untuk hidup sehat bagi setiap penduduk,
serta dipandang dari hirarki sistem upaya pelayanan kesehatan, posyandu adalah wadah
yang menghubungkan ahli teknologi dan ahli kelola dalam hal upaya-upaya kesehatan
yang professional yang ditujukan kepada masyarakat sebagai upaya untuk menciptakan
kemampuan masyarakat agar bisa hidup sehat.
Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa posyandu balita merupakan
suatu upaya pelayanan kesehatan dan keluarga berencana. Posyandu atau pos pelayanan
keluarga berencana merupakan suatu bentuk upaya kesehatan berumber daya masyarakat
yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat didalam
pelayanan pembangunan kesehatan, guna memberdayakan masyarakat dan memberikan
kemudahan kepada masyarakat dalam memperoleh pelayanan kesehatan dasar untuk
mempercepat penurunan angka kematian ibu dan bayi.
2.2.2 Tujuan Pos Pelayanan Terpadu atau Posyandu
Menurut Cahyo (2010:144) tujuan yang ingin dicapai dari pelayanan posyandu adalah
menurunkan angka kematian bayi (AKB), angka kematian ibu (ibu hamil,melahirkan dan
nifas) angka kematian ibu (AKI),dan angka kematian bayi (AKB) yang masih cukup
tinggi meskipun dari tahun ke tahun sudah dapat diturunkan.
Posyandu juga berfungsi sebagai wahana gerakan reproduksi keluarga sejahtera, gerakan
ketahanan keluarga dan gerakan ekonomi keluarga sejahtera. Serta meningkatkan dan
membina peranserta masyarakat di dalam angka alih teknologi untuk usaha kesehatan
masyarakat. Di dala kegiatan posyandu juga membudayakan norma kelyarga kecil
bahagia sederhana (NKKBS) dan juga meningkatkan peran serta masyarakat untuk
mengembangkan kegiatan kesehatan dan keluarga berencana (KB) serta kegiatan lainnya
yang menunjang untuk tercapainya masyarakat sehat sejahtera.
2.2.3 Manfaat Posyandu
Menurut Ratna (2011:155) posyandu memiliki manfaat bagi masyarakat maupun bagi
kader posyandu,melankan sampai targer masyarakat mampu untuk menurunkan angka
kematian bayi. Dilihat dari pendapat tersebut berarti posyandu memiliki manfaat bagi
masyarakat dan para kader untk belajar hingga mencapai status posyandu
sejahtera,meskipun demikian dalam rangka mencapai kesejahteraan tersebut tetap
dilakukan pemeliharaan semangat,kodisi kesehatan dan kemampuan secara terus menerus
supaya tidak mengalami ketertinggalan di dalam kegiatan posyandu. Sebagimana
disampaikan bahwa proses kegiatan posyandu dalam rangka pemeliharaan kesehatan
masyarakat dibagi menjadi dua manfaatn posyandu:
1. Manfaat bagi masyarakat dapat dilihat mengenai pertumbuhan anak balita terpadu
sehingga tidak menderita gizi kurangnatau gizi buruk karena bayi dan balita mendapatkan
vitamin A yang diberikan disaat kegiatan posyandu. Masyarakat juga memperoleh
kemudahan untuk mendapatkan informasi dan pelayanan kesehatan bagi ibu dan balita,ibu
hamil juga akan terpadu berat badannya dan memperoleh tablet tambahan darah serta
imunisasi tetanus toksoi (TT). Di dalam posyandu juga diberikan penyuluhan kesehatan
yang terkait dengan kesehatan ibu dan anak.
2. Manfaat bagi kader posyandu yang ikut berperan secara nyata di dalam perkembangan
tumbuh kembang anak balita dan kesehatan ibu,kader posyandu juga mendapatkan
informasi kesehatan yang dahulu dan lengkap. Kader posyandu sebagai mana menjadi
oanutan masyarakat karena telah mengabdi demi pertumbuhan anak dan kesehatan ibu di
lingkup masyarakat.
Daftar Pustaka

Depkes RI. 2006.Buku Kader Posyandu: dalam usaha perbaikan gizi, Departemen Kesehatan,
Jakarta.
Depkes RI. 2016.Pedoman Umum Pengelolaan Posyandu. Jakarta
Depkes RI. 2016.Pedoman Umum Revitalisasi Posyandu. Jakarta
Frizal,Y & Hasanbari, M. 2014. Proses Pelaksanaan Manejemen Pelayanan Posyandu Terhadap
Intensitas Posyandu, KMPK Universitas Gadjah Mada

Anda mungkin juga menyukai