Proposal Penelitian
Oleh :
Eko Prasetio
19210023
Peternakan merupakan salah satu dari lima subsektor pertanian. Peternakan adalah
Sektor pertanian di Indonesia terbagi menadi lima yaitu sektor tanaman pangan,
tiga yaitu ternak besar (sapi, kerbau, dan kuda) ternak kecil yang terdiri dari
(kambing, domba, dan babi) serta ternak unggas (ayam, itik, dan burung puyuh).
Kegiatan usaha yang menarik dikaji di subsektor peternakan adalah usaha ternak
ayam pejantan untuk teknik perawatan ayam pejantan ini lebih mudah dari pada
ayam pedaging, karena daya tahan terhadap penyakit lebih baik dari ayam
kampung. Saat ini sudah banyak warung makan yang menyajikan ayam jantan
dikembangkan secara komersial. Usaha ternak ayam pejantan ini memiliki potensi
input dan output. Bila semakin efektif dan efesien peternak dalam menjalankan
hal tersebut, maka dari itu semakin besar keuntungan yang diperoleh serta
tidak tepat (Suresti dan Wati, 2012). Pengembangan Usaha merupakan aktifitas
yang menyediakan barang atau jasa yang diperlukan oleh konsumen yang
yang mempunyai kedudukan, potensi dan peranan yang sangat penting dalam
usaha, dapat ditentukan dengan kombinasi faktor internal dan faktor eksternal.
Kecilnya jumlah produksi ayam jantan pedaging disebabkan oleh para peternak
lebih menyukai memelihara ayam dengan masa panen yang lebih singkat, masa
panen ayam jantan lebih panjang dibandingkan dengan ayam broiler. Masa panen
ayam pejantan antara 40-60 hari, Sedangkan masa panen ayam broiler cuma
antara 30- 40 hari. Masa panen yang singkat lebih disukai oleh peternak karena
perputaran uang lebih cepat, peternak lebih cepat mendapatkan hasil usahanya
untuk kebutuhan dan kelangsungan hidup keluarganya (Rasyaf, 2002). Maka dari
pedaging lainnya, karena ayam pejantan memliki masa panen yang lebih lama.
Dalam kondisi saat ini dapat memberikan peluang untuk para peternak dalam
permintaan pasar. Meskipun usaha ternak ayam pejantan memiliki potensi yang
cukup bagus, kondisi ini juga dapat menjadi ancaman bagi peternak yang sudah
ada, karena akan banyak pengusaha yang mendirikan usaha ternak ayam yang
baru dan menambah pesaing yang berasal dari usaha ternak yang sejenis. Ayam
pejantan saat ini dijadikan produk substitusi untuk ayam kampung karena
mempunyai tekstur dan rasa yang sama dengan ayam kampung. Ayam ini
memiliki keunggulan tahan terhadap penyakit, secara relatif harga jual yang lebih
tinggi dari ayam broiler, bobot panen dapat diatur dengan pemberian pakan dan
ayam petelur di Kota Metro mengalami penurunan. Pada tahun 2020 produksi
daging di Kota Metro mencapai 688.139 dan pada tahun 2021 mencapai 1.134.
Berdasarkan tabel 1. Terliat bahwa Kota Metro berada di urutan ke empat dalam
Peternak ayam memerlukan berbagai macam faktor produksi seperti jumlah DOC,
pakan, tenaga kerja, vaksin, obat dan vitamin. Kombinasi penggunaan faktor-
Populasi Ternak Unggas Menurut Kecamatan di Kota Metro, Tahun 2020 dan
2021
populasi di tahun 2020 sebesar 295 dan populasi di tahun 2021 sebesar 1.012.
Populasi Ternak Unggas di Kecamatan Metro Pusat pada tahun 2020 dan 2021.
Permasalahan utama yang dihadapi peternak ayam jantan ini adalah masa panen
ayam jantan lebih panjang dibandingkan dengan ayam broiler. Maka peternak
lebih memilih ternak ayam yang masa panennya lebih singkat karena perputaran
uang lebih cepat, peternak lebih cepat mendapatkan hasil usahanya untuk
“Bagaimana ayam jantan bisa lebih banyak di minati para peternak di Kecamatan
Metro Pusa”.
1. Diharapkan hasil penilitan ini dapat berguna bagi pemilik usaha ternak
2.1.1 Ayam
Ayam petelur jantan merupakan suatu produksi ikutan dari industri penetasan
ayam petelur komersial, karena tujuan utama dari penetasan ayam petelur
komersial adalah yang betina. Anak ayam betina (DOC) akan dipelihara dan
dibesarkan untuk menjadi penghasil telur, sedangkan ayam jantan akan menjadi
limbah dan umumnya ayam jantan akan dibuang, dibakar, dibunuh atau
yang besar, menyatakan anak ayam petelur jantan tidak ada nilai ekonomisnya
(Sugiarsih, 1977).
Pada beberapa negara, seperti Indonesia ayam petelur jantan masih dimanfaatkan
hewani di Indonesia yang masih rendah yaitu 5.6 g/kapita/hari dari target 15
nantinya dapat menjadi sumber matapencaharian baru bagi masyarakat yang lebih
luas pada sektor peternakan. Maka dari itu ayam petelur jantan nantinya akan
Menurut Bell dan Weaver (2002) bahwa secara genetik rasio jantan betina yang
dihasilkan dari proses penetasan adalah 50:50 persen. Artinya terdapat 50 persen
DOC ayam jantan setiap penetasan yang siap dijadikan penghasil daging. Ayam
yang biasa digunakan sebagai ternak penghasil telur adalah ayam betina,
sedangkan ayam yang digunakan sebagai penghasil daging adalah ayam jantan.
2.1.2 Strategi
Strategi adalah rencana berskala besar yang berorientasi pada jangkauan masa
sebagai tujuan yang ingin dicapai, upaya untuk mengkomunikasikan apa saja
yang akan dikerjakan, oleh siapa yang mengerjakannya, serta kepada siapa saja
hal-hal tersebut dikomunikasikan, dan juga perlu dipahami mengapa hasil kinerja
Strategi adalah sasaran dan tujuan jangka panjang sebuah perusahaan, dan arah
tindakan serta alokasi sumber daya yang di perlukan untuk mencapai sasaran dan
tujuan itu. Strategi adalah kekuatan sumber daya, kapabilitas dan kompetensi inti
efektif, tujuan strategi dapat membuat orang melakukan hal-hal dengan cara-cara
Pengembangan suatu usaha adalah kegiatan tanggung jawab atas usaha individu
mendapatkan keuntungan (Hughes dan Kapoor, 2016). Jika hal ini dapat
dilakukan oleh setiap wirausaha, maka besarlah harapan untuk dapat menjadikan
usaha yang semula kecil menjadi skala menengah bahkan menjadi sebuah usaha
besar.
Pengembangan usaha adalah ”Tugas dan proses persiapan analitis tentang peluang
18) menjelaskan bahwa Analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara
(kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman) dalam kondisi yang saat ini.
dan ancaman (threats) dengan faktor internal kekuatan (strenght) dan kelemahan
(weakness)
1. Kekuatan (Strenghts)
2. Kelemahan (Weakness)
bisa terlihat pada sarana dan prasarana yang dimiliki atau tidak dimiliki,
sesuai dengan tuntutan pasar, produk yang tidak atau kurang diminati oleh
konsumen atau calon pengguna dan tingkat perolehan keuntungan yang
kurang memadai.
3. Peluang (Opportunities)
bagi perusahaan.
4. Ancaman (Threats)
bagi perusahaan dalam mencapai posisi saat ini atau yang diinginkan.
(S dan W). Dimana faktor ini menyangkut dengan kondisi yang terjadi
Ayam dapat di klasifikasikan melalui varietasnya. Hal itu dapat dilakukan dengan
Klasifikasi Ayam
Kingdom : Animalia
Phylum : Chordata
Divisi : Carinathae
Kelas : Aves
Ordo : Galliformes
Famili : Phasianidae
Genus : Gallus
Ayam merupakan salah satu ternak yang sudah lama di domestikan masyarakat,
ayam ini berasal dari hutan atau disebut sebagai ayam liar. Kemudian dilakukan
beberapa persilangan dan dikawinkan dengan beberapa jenis ayam yang sudah di
Untuk membuat suatu rencana harus mengevaluasi faktor eksternal maupun faktor
yang dimiliki oleh suatu organisasi, serta mengetahui kelemahan (weakness) yang
terdapat pada organisasi itu. Sedangkan analisis terhadap faktor eksternal harus
dapat mengetahui peluang (opportunity) yang terbuka bagi organisasi serta dapat
berbagai strategi. Pada dasarnya alternatif strategi yang diambil harus di arahkan
yang disebut strategi SO, strategi ST, strategi WO, dan strategi WT.
mengindari ancaman-ancaman.
Tabel 3
Matriks SWOT
Gambar 1
Peluang
III I
Kelemahan Kekuatan
IV II
Ancaman
Kuadran 1 : merupakan situasi yang sangat menguntungkan. Perusahaan ini
memiliki peluang dan kekuatan sehingga dapat memanfaatkan peluang yang ada.
Strategi yang harus diterapkan dalam kondisi ini adalah mendukung kebijakan
memiliki kekuatan dari segi internal. Strategi yang harus diterapkan adalah
2 Judul: Tujuan penelitian ini dilakukan Metode yang digunakan dalam Usaha peternakan ayam ras petelur
Strategi Pengembangan untuk mengetahui perencanaan penelitian ini adalah metode di kabupaten kediri strategi yang di
Agribisnis Peternakan strategi bisnis yang tepat untuk penelitian deskriptif melalui dapat yaitu ST dengan
Ayam Ras Petelur Di mengembangkan usaha serta survey. menggunakan kekuatan internal
Kabupaten Kediri mampu bertahan dalam untuk mengatasi ancaman internal
Nama Jurnal : persaingan yang semakin ketat
Managemen Agribisnis: dan menghadapi lingkungan
Jurnal Agribisnis yang selalu berubah
3 Judul: Untuk mengetahui analisis Metode yang digunakan adalah . Analisis ekonomi usaha berbasis
Analisis Ekonomi Usaha ekonomi usaha berbasis metode survey perbandingan pada usaha
Berbasis Perbandingan perbandingan pada usaha peternakan ayam broiler dan ayam
Pada Usaha Peternakan peternakan ayam broiler dan pejantan layer di Kecamatan
Ayam Broiler Dengan ayam pejantan layer di Kandat Kabupaten Kediri tergolong
Ayam Pejantan Layer Di Kecamatan Kandat Kabupaten layak karena tidak ada masalah
Kecamatan Kandat Kediri. baik dari segi aturan pemerintah
Kabuaten Kediri maupun lingkungan masyarakat
disekitarnya.
Nama Jurnal :
Jurnal Ilmiah Fillia
Cendikia
4 Judul : Tujuan penelitian ini dilakukan Analisis data yang digunakan Berdasarkan hasil penelitian dan
Analisis Pendapatan untuk melakukan penelitian pada penelitian ini yaitu analisa pembahasan peneliti menyimpulkan
Peternak Ayam Potong lebih jauh tentang Analisis statistik deskriptif bahwa terdapat perbedaan nyata
Pejantan pada Mandiri pendapatan peternak Ayam terhadap pendapatan t hitung
dan Kemitraan di Potong Pejantan yang mandri 114,33 > t tabel 3,182 (1%) 2,179
Kecamatan Paciran dan kemitaran di Kecamatan (5%) pada pendapatan peternak
Kabupaten Lamongan Paciran Kabupaten Lamongan ayam potong pejantan pada mandiri
dan kemitraan di kecapatan paciran
Nama Jurnal: kabupaten lamongan tahu 2015.
Jurnal Ilmiah Fillia
Cendikia
Menurut Umar (2012 : 215) Kerangka Pemikiran adalah suatu kerangka berpikir
analisis lingkungan eksternal digunakan untuk melihat peluang dan ancaman yang
memanfaatkan peluang.
2.3 Hipotesis
menguntungkan.
2. Faktor produksi yang berupa jumlah DOC, pakan, tenaga kerja, vaksin,
kerja, vaksin, obat dan vitamin pada peternak ayam di Kecamatan Metro
Identifikasi lingkungan
Kekuatan Peluang
kelemahan Ancaman
Matriks IE &
Alternatif Strategi
Definisi Operasional adalah penjelasan maksud dari istilah dan petunjuk mengenai
dilaksanakan. Maka dibuat beberapa faktor penentu yang tertuju pada kegiatan
tepat.
eksternal.
10. Ancaman adalah faktor yang berasal dari luar dan bersifat mengganggu
Menurut (Sugiyono, 2006) populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari
objek atau subjek penelitian yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu
oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Adapun yang
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah nonprobability sampling yaitu
dengan sampling jenuh (sensus) yaitu metode penarikan sampel bila semua
anggota populasi dijadikan sebagai sampel. Hal ini sering dilakukan apabila
jumlah populasi kecil, kurang dari 30 orang (Ningrum, 2017). Dalam penelitian
ini sampel yang akan di ambil sebanyak 10 orang, yaitu seluruh peternak yang ada
pengumpulan data secara primer dan sekunder. Berikut ini penjelasan dari teknik
1. Data Primer
langsung peneliti dari hasil penelitian langsung untuk menjawab masalah atau
ternak ayam yang telah dilakukan dan hal-hal lainnya yang mendukung
penelitian.
penelitian.
2. Data Sekunder
Data sekunder merupakan data yang diperoleh dan dikumpulkan dari pihak
lain (pihak eksternal). Data sekunder diperoleh dari kumpulan data yang
dimiliki pihak perusahaan, bahan pustaka, dan instansi terkait (BPS, BPP,
penelitian.
3.5 Metode Pengolahan dan Analisis Data
Data yang diperoleh dari penelitian merupakan data kualitatif yang kemudian
diolah dan dianalisis lebih lanjut sehingga mampu memberikan gambaran dan
dalam penenelitian ini adalah matriks EFE dan IFE, matriks IE, matriks SWOT.
analisis, yaitu tahap pemasukan data (The Input Stage), tahap pemaduan data (The
Pada tahap ini yang harus dilakukan adalah melakukan analisis lingkungan
internal dan eksternal perusahaan melalui matriks IFE dan EFE. Matriks IFE
menetukan apakah faktor-faktor tersebut sesuai dengan kondisi internal saat ini.
mulai dari 1,0 (paling penting) sampai 0,0 (tidak penting) berdasarkan pengaruh
Semua bobot tersebut jumlahnya tidak boleh melebihi skor total 1,0.
untuk usaha pengembangan padi organik. Nilai total ini menunjukkan bagaimana
usaha usaha ternak ayam bereaksi terhadap faktor-faktor internalnya. Total skor
pembobotan akan berkisar antara 1 sampai 4 dengan rata-rata 2,5. jika total skor
pembobotan IFE 3,0-4,0 berarti kondisi internal usaha ternak ayam tinggi atau
kuat, kemudian jika 2,0-2,99 berarti kondisi internal usaha ternak ayam rata-rata
atau sedang dan jika 1,0-1,99 berarti kondisi internal usaha ternak ayam rendah
atau lemah. Menurut David (2010), bentuk matriks IFE (internal factor
Kekuatan
Kelemahan
yang dianggap penting untuk pengembangan padi organik. Menurut David (2010),
berikut :
1. Identifikasi faktor eksternal yang menjadi peluang dan ancaman usaha ternak
saat ini.
mulai dari 1,0 (paling penting) sampai 0,0 (tidak penting) berdasarkan pengaruh
ternak ayam.
untuk pengembangan ternak ayam. Nilai total ini menunjukkan bagaimana usaha
akan berkisar antara 1 sampai 4 dengan rata-rata 2,5. jika total skor pembobotan
IFE 3,0-4,0 berarti kondisi eksternal usaha ternak ayam tinggi atau kuat,
kemudian jika 2,0-2,99 berarti kondisi eksternal usaha ternak ayam rata-rata atau
sedang dan jika 1,0-1,99 berarti kondisi eksternal usaha ternak kambing rendah
atau lemah. Menurut David (2010), bentuk matriks EFE (External Factor
Ancaman
internal dan eksternal yang telah dihasilkan pada tahap input. Pada tahap
posisi usaha padi organik pada saat ini. Total skor bobot IFE dalam matriks IE,
ditempatkan ada sumbu vertikal dan total skor bobot EFE pada sumbu horizontal.
Berikut ini merupakan tabel kriteria skor bobot pada sumbu vertikal an horizontal.
Tabel 8. Kriteria Skor bobot pada sumbu vertikal dan sumbu horizontal.
Skor Keterangan
1,0 – 1,99 Lemah
2,0 – 2,99
Sedang
3,0 – 4,0
Kuat
Sumber : Dafid, 2010
Berdasarkan tabel 8, menunjukkan bahwa total skor bobot IFE dan EFE sebesar
1,0 hingga 1,99 menggambarkan posisi internal yang lemah, skor 2,0 hingga 2,99
merupakan pertimbangan sedang, dan skor 3,0 hingga 4,0 adalah kuat.
Gambar Matriks IE
Kuat Rata-rata Lemah
3,0 – 4,0 2,0 – 2,99 1,0 – 1.99
I II III
3,0
IV V VI
2,0
VII VIII IX
1,0
1) Growth and Build (Tumbuh dan Bina) berada dalam sel I, II, atau IV. Strategi
yang cocok adalah strategi intensif (penetrasi pasar, pengembangan pasar, dan
2) Hold and Maintain (Pertahankan dan Pelihara) dilakukan untuk sel III, V,
atau VII. Strategi yang dipakai adalah penetrasi pasar dan pengembangan
produk.
3) Harvest or Divest (Panen atau Divestasi) dipakai untuk sel VI, VIII, atau IX.
yang diperoleh pada matriks IFE dan EFE. Hasil yang diperoleh Analisis ini
(Weakness) dan ancaman (Threat). Matriks ini dapat menghasilkan empat sel
Menurut David (2010), untuk membuat matriks SWOT terdapat delapan langkah