• Perhatikan habitus
Habitus atletikus : berat badan dan bentuk badan yang ideal
Habitus astenikus : kurus
Habitus piknikus : gemuk
• Perhatikan keadaan gizi : kurang, cukup atau berlebih
• Ukur berat badan dan tinggi badan untuk mengukur Indeks Massa
Tubuh (IMT)
(Berat badan) 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 𝑠𝑎𝑡𝑢𝑎𝑛 𝑘𝑔
• IMT =
Tinggi Badan 2 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 𝑠𝑎𝑡𝑢𝑎𝑛 𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟
KESADARAN
• Kesadaran pasien dapat diperiksa secara inspeksi dengan melihat
reaksi pasien yang wajar terhadap stimulus visual, auditorik maupun
taktil.
• Seorang yang sadar dapat tertidur, tapi segera terbangun bila
dirangsang. Bila perlu, tingkat kesadaran dapat diperiksa dengan
memberikan rangsang nyeri
KESADARAN
• TINGKAT KESADARAN
✓ Komposmentis : Sadar sepenuhnya, baik terhadap dirinya maupun
terhadap lingkungannya. Pasien dapat menjawab pertanyaan
pemeriksa dengan baik.
✓ Apatis : Keadaan di mana pasien tampak segan dan acuh tak acuh
terhadap lingkungannya.
✓ Delirium : Penurunan kesadaran disertai kekacauan motorik dan siklus
tidur bangun yang terganggu. Pasien tampak gaduh gelisah, kacau,
disorientasi dan merontaronta.
✓ Somnolen (letargia, obtundasi, hipersomnia) : Keadaan mengantuk
yang masih dapat pulih penuh bila dirangsang, tetapi bila rangsang
berhenti, pasien akan tertidur kembali.
KESADARAN
• Di RS suhu tubuh diukur berulang kali dalam waktu 24 jam, kemudian dibuat grafik
• Stadium peningkatan suhu dari suatu penyakit disebut stadium prodromal,
sedangkan stadium penurunan suhu disebut stadium rekonvalesensi
• Pada demam tifoid didapatkan bradikardia relatif, di mana kenaikan suhu tidak
diikuti kenaikan frekuensi nadi yang sesuai.
• Pada keadaan syok, frekuensi nadi meningkat, tapi suhu tubuh menurun. Keadaan
ini disebut sebagai crux mortis.
SUHU
2. Irama nadi
✓ Teratur (reguler) atau tidak teratur (irreguler)
✓ Sinus aritimia : Denyut nadi lebih lambat pada waktu ekspirasi
dibandingkan pada waktu inspirasi (normal)
✓ Pulsus deficit : Frekuensi nadi < frekuensi denyut jantung (pada atrial
fibrilasi dimana denyut nadi sangat ireguler)
✓ Pulsus bigeminus : 2 denyut nadi dipisahkan oleh interval yang panjang
(pada aritmia)
✓ Dicrotic pulse (bisferiens) : ditemukan nadi dengan 2 puncak (pada
keadaan demam misalnya demam tifoid)
✓ Pulsus alternans : Denyut nadi yang kuat dan lemah terjadi secara
bergantian (pada kelainan jantung koroner)
NADI
3. Isi Nadi
✓ Dinilai apakah cukup, kecil (pulsus parvus) atau besar (pulsus
magnus)
✓ Pengisian nadi apakah selalu sama (ekual) atau tidak sama
(anekual)
✓ Pada inspirasi, denyut nadi akan lebih lemah dibandingkan
dengan pada waktu ekspirasi, karena pada waktu inspirasi darah
akan ditarik ke rongga toraks -> pulsus paradoksus
NADI
4. Kualitas Nadi
✓ Tergantung pada tekanan nadi.
✓ Bila tekanan nadi besar maka pengisian dan pengosongan nadi
akan berlangsung mendadak, dan disebut pulsus celer (abrupt
pulse),
✓ Bila pengisian dan pengosongan berlangsung lambat, disebut
pulsus tardus (plateau pulse), misalnya pada stenosis aorta.
5. Dinding Arteri
✓ Pada keadaan aterosklerosis, biasanya dinding arteri akan
mengeras. Demikian juga pada arteritis temporalis.
FREKUENSI PERNAPASAN