Anda di halaman 1dari 31

s

Sub tema : Pendidikan

LOMBA KARYA TULIS ILMIAH INTERNAL 2021

PERAN MAHASISWA DALAM EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN DARING


SELAMA PANDEMI COVID 19 DI INDONESIA

Disusun oleh:

Khansa Qonita Nabila K4321048 2021


Adelia Dwi Putri K7621002 2021
Media Mayyanda K5121044 2021
Suwiji Lestari K3321068 2021

UNIVERSITAS SEBELAS MARET


SURAKARTA
2021
LEMBAR PENGESAHAN

1. Judul Karya Tulis : Peran mahasiswa dalam ektivitas pembelajaran


daring delama pandemi covid 19 di indonesia

2. Universitas : Universitas Sebelas Maret

3. Sub Tema : Pendidikan

4. Ketua Tim :

a. Nama Lengkap : Khansa Qonita Nabila

b. NIM : K4321048

c. Universitas : Universitas Sebelas Maret

d. Alamat Email : qonita khansa.17@student.uns.ac.id

e. Alamat Rumah : Klitren Lor GK 3/216, Gondokusuman,


Yogyakarta, DIY

f. Nomor HP : 085600842064

5. Pamong :

a. Nama Lengkap & Gelar : Maryam Nuul Fauziah Kurniawan

b. NIM : K7120162

c. Alamat Rumah : Jl. Harum Manis 1 No. 9 Blok I 6, Tapos


Depok Jawa Barat

d. Nomor HP : 085892746784

i
Yogyakarta, 20 November 2021

Ketua TIM,
Pamong,

Maryam Nuul Fauziah Kurniawan Khansa Qonita Nabila


NIM. K7120162 NIM. K4321048

ii
LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS KARYA

Judul Karya Tulis : Peran Mahasiswa dalam Efektivitas Pembelajaran Daring Selama
Pandemi Covid 19 di Indonesia

Nama Ketua : Khansa Qonita Nabila

Nama Anggota :

1. Adelia Dwi Putri

2. Media Mayyanda

3. Suwiji Lestari

Kami yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bahwa karya tulis dengan judul di atas
benar merupakan karya orisinal yang dibuat oleh penulis dan belum pernah dipublikasikan
dan/atau dilombakan di luar kegiatan “LKTI LOMBA INTERNAL” yang diselenggarakan
oleh Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Lingkar Studi Pendidikan (LSP) FKIP Universitas
Sebelas Maret. Demikian pernyataan ini kami buat dengan sebenarnya dan apabila terbukti
terdapat pelanggaran di dalamnya, maka kami siap untuk didiskualifikasi dari kompetisi ini
sebagai bentuk pertanggungjawaban kami.

Surakarta, 20 November 2021

Ketua TIM,

Khansa Qonita Nabila


NIM. K4321048

iii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
karunia-Nya kepada kami, sehingga kami mampu menyelesaikan karya tulis yang berjudul
“Peran Mahasiswa dalam Efektivitas Pembelajaran Daring Selama Pandemi COVID 19 di
Indonesia”. Meskipun dalam penulisan karya ini masih banyak kekurangan dan mengalami
hambatan saat proses pengerjaan, tetapi kami berhasil menyelesaikan karya tulis ini.

Tujuan penyusunan karya tulis ilmiah ini yaitu sebagai pemenuhan kewajiban anggota
LSP untuk mengikuti kegiatan “LKTI LOMBA INTERNAL” yang diselenggarakan oleh
Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Lingkar Studi Pendidikan (LSP) FKIP Universitas Sebelas
Maret.

Dalam proses penyusunan karya tulis ilmiah ini kami mengucapkan terima kasih
kepada Kak Maryam Nurul Fauziah Kurniawan selaku pamong kelompok 6 atas bimbingan
dan arahannya, dan tak lupa untuk semua pihak yang mendukung dalam penyusunan karya
tulis ilmiah ini.

Kami selaku Penulis menyadari bahwa penyusunan karya tulis ilmiah ini masih jauh
dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun
untuk untuk penulisan karya tulis ilmiah yang lebih baik lagi. Kemudian kami berharap
semoga karya tulis ilmiah ini dapat bermanfaat dan menginspirasi, khususnya bagi pembaca.

Ketua TIM,

Khansa Qonita Nabila


NIM. K4321048

iv
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................................................ i


LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS KARYA ..........................................................iii
KATA PENGANTAR .............................................................................................................. iv
DAFTAR ISI.............................................................................................................................. v
ABSTRAK ...............................................................................................................................vii
BAB I ......................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN ..................................................................................................................... 1
A. Latar Belakang ............................................................................................................. 1
B. Rumusan masalah ........................................................................................................ 3
C. Tujuan dan manfaat ...................................................................................................... 3
BAB II........................................................................................................................................ 5
TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................................................ 5
A. Pembelajaran ............................................................................................................... 5
B. Pembelajaran Daring / E-Learning ............................................................................... 7
C. Karakteristik/Ciri-ciri Pembelajaran Daring ................................................................. 7
D. Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Daring ......................................................... 8
E. Upaya-upaya Pemerintah dalam Pembelajaran Daring ................................................. 9
F. Stakeholder ................................................................................................................ 10
BAB III .................................................................................................................................... 11
METODE PENULISAN .......................................................................................................... 11
A. Jenis Penelitian .......................................................................................................... 11
B. Sumber Data .............................................................................................................. 11
C. Metode Pengumpulan Data ........................................................................................ 11
D. Metode Analisis Data ................................................................................................. 12
E. Prosedur Penelitian .................................................................................................... 12
BAB IV .................................................................................................................................... 13
HASIL DAN PEMBAHASAN................................................................................................ 13
A. Perbandingan Tingkat Pemahaman Siswa pada Sistem Pembelajaran Sebelum Pandemi
dengan Sistem Pembelajaran saat Pandemi ................................................................. 13
B. Efektivitas Bantuan Kuota Internet ............................................................................. 14

v
C. Peran Mahasiswa ....................................................................................................... 15
BAB V ..................................................................................................................................... 16
PENUTUP................................................................................................................................ 16
A. Kesimpulan ................................................................................................................ 16
B. Saran .......................................................................................................................... 16
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. 17

vi
PERAN MAHASISWA DALAM EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN
DARING SELAMA PANDEMI COVID 19 DI INDONESIA

Khansa Qonita Nabila, Adelia Dwi Putri, Media Mayyanda , Suwiji


Lestari,

Universitas Sebelas Maret

ABSTRAK

Pendidikan merupakan salah satu komponen paling urgen dalam kehidupan. Dengan pesatnya
perkembangan sistem pendidikan dalam sebuah negara, maka dapat dipastikan negara
tersebut mampu bersaing secara global dan memberikan kontribusi nyata dalam
perkembangan zaman. Di era pandemi seperti saat ini, kegiatan pembelajaran sangat terbatas
dan siswa kesulitan menangkap pembelajaran yang diberikan oleh guru. Hal itu menyebabkan
pemerintah Indonesia harus memberikan solusi agar anak-anak Indonesia tetap memperoleh
pendidikan meskipun dalam situasi pandemi. Salah satu bentuk solusi yang diberikan
pemerintah yaitu membuat kebijakan terkait sistem pembelajaran secara daring dan
memberikan bantuan kuota internet. Tetapi pada kenyataannya, solusi tersebut menimbulkan
problematika baru dalam dunia pendidikan dan kegiatan pembelajaran belum berjalan dengan
efektif. Dengan demikian dibutuhkan peran mahasiswa sebagai salah satu stakeholder di
masyarakat untuk mengurangi problematika tersebut. Adapun metode penelitian yang
digunakan yaitu metode kepustakaan. Selanjutnya, tujuan dari penulisan jurnal ini untuk
meningkatkan kesadaran seluruh elemen pendidikan agar mengoptimalkan kegiatan
pembelajaran daring dengan baik.

Kata kunci: Sistem Pendidikan, Komponen Urgen, Solusi Pemerintah, Kuota Internet,
Problematika, Peran Mahasiswa

vii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Negara Singapura merupakan negara yang mendapat peringkat pertama sebagai


negara terpandai di dunia. Dalam survei evaluasi sistem pendidikan dunia tahun 2018 di
79 negara melalui PISA (Programme for International Student Assessment) yang
diselenggarakan oleh OECD (Organisation for Economic Cooperation and
Development) Singapura memperoleh urutan teratas kedua setelah China. Selain itu, rata-
rata IQ yang dimiliki oleh penduduk Singapura yaitu sekitar 108. Meskipun Singapura
merupakan negara yang tergolong muda, tetapi perkembangan pendidikan di Singapura
mampu berjalan secara konsisten dan dapat mencapai kualitas unggul (Sa’adah, 2019).
Selanjutnya, dalam kriteria yang sama dimanakah letak peringkat negara Indonesia ?

Dilansir dari Wikipedia.org dalam artikel yang berjudul IQ and the Wealth of
Nations, rata-rata IQ penduduk Indonesia yaitu sekitar 90. Kemudian, dalam survey
pendidikan melalui PISA (Programme for International Student Assessment), Indonesia
memperoleh peringkat ke-74 dari 79 negara. PISA diselenggarakan setiap tiga tahun
sekali. Berdasarkan data sejak 2009 hingga 2018, Indonesia konsisten mendapat
peringkat 10 terbawah. Hasil tersebut tentu mendapat perhatian khusus dari pemerintah.
Nadiem Anwar Makarim (2018), menyampaikan bahwa PISA merupakan perspektif
yang bagus bagi kemajuan kualitas pendidikan di Indonesia. Dengan adanya PISA,
Indonesia diajak melihat bagaimana kondisi pendidikan negara lain dan negara lain dapat
memberikan masukan secara objektif terkait perbaikan mutu yang harus dilakukan
kedepan. Selanjutnya Balitpang Totok Suprayitno menjelaskan bahwa hasil PISA tidak
hanya sekedar ranking, tetapi juga menjabarkan perilaku, kondisi belajar, latar belakang,
dan cara guru mengajar anak (web kemendikbud)

Programme for International Student Assessment (PISA), merupakan program


untuk mengevaluasi sistem pendidikan dunia. Dari adanya program tersebut, menjadi
salah satu bukti bahwa keberadaan pendidikan bagi suatu negara sangatlah penting dan
utama. Pendidikan merupakan suatu hal penting dalam sebuah negara, karena pendidikan
adalah salah satu komponen kehidupan yang paling penting. Selanjutnya pendidikan

1
memiliki keistimewaan, yaitu pendidikan selalu bersifat maju dan mengalami
perkembangan dan kemajuan yang pesat baik secara metode maupun target (Putra,
2017). Seperti halnya yang dialami negara Singapura, dari tahun ke tahun mengalami
perkembangan pendidikan yang pesat. Meskipun hasil PISA negara Indonesia dari tahun
ke tahun tidak mengalami peningkatan yang pesat, tetapi hal tersebut tidak dapat
dijadikan acuan mutlak terkait perkembangan pendidikan di negara ini.

Pemerintah Indonesia menyadari urgensi pendidikan bagi sebuah negara, karena


itulah pemerintah terus berupaya meningkatkan kualitas dan kuantitas pendidikan di
negeri ini. Salah satu upaya yang dilakukan pemerintah, yaitu dengan menyediakan
sarana dan prasarana untuk menunjang mutu pendidikan (Putra, 2017). Terlebih lagi
disituasi Pandemi Covid-19 seperti sekarang ini, yang mengakibatkan pembelajaran tidak
dapat dilakukan secara langsung, pemerintah dituntut untuk mencari jalan keluar agar
siswa tetap mendapatkan pendidikan. Dalam menyelesaikan permasalahan tersebut,
pemerintah memberikan kebijakan baru terkait sistem pembelajaran yang diubah dari
luring ke sistem pembelajaran secara daring (Herliandry dkk, 2020). Kemudian
pemerintah juga menyediakan bantuan kuota internet gratis untuk seluruh siswa dan
mahasiswa di Negara Indonesia setiap bulannya agar mereka tetap mendapatkan
pendidikan meskipun secara daring.

Kebijakan pemerintah tersebut, mengakibatkan pendidik dan peserta didik harus


bermigrasi dari sistem pembelajaran secara tradisional (tatap muka) menjadi sistem
pembelajaran secara daring (jarak jauh). Kemudian, mendesak elemen-elemen yang
terlibat dalam pendidikan agar mampu beradaptasi, berinteraksi, dan melakukan transfer
pengetahuan secara online (Herliandry dkk, 2020).

Pembelajaran secara online, dirasa mampu menyelesaikan masalah keterlambatan


siswa dalam menerima pembelajaran (Herliandry dkk, 2020). Padahal di sisi lain,
pembelajaran secara online berdampak pada kondisi psikologis siswa dan terdapat siswa
yang tidak dapat mengakses internet karena tinggal di daerah terpencil. Hal tersebut
menandakan bahwa kebijakan pembelajaran secara daring memunculkan problematika
baru dalam dunia pendidikan (Saleh, 2020). Dengan demikian, dibutuhkan peran
stakeholder dalam masyarakat termasuk mahasiswa untuk menyelesaikan problematika
tersebut.

2
B. Rumusan masalah

Rumusan masalah yang kami angkat dalam penulisan karya ilmiah ini, yaitu :

1. Bagaimana perbandingan tingkat pemahaman dan kendala yang dihadapi siswa pada
saat pembelajaran via daring pada saat pandemi dengan pembelajaran offline sebelum
pandemi?

2. Bagaimana tingkat efektivitas bantuan pemerintah berupa kuota internet dalam


pembelajaran daring?

3. Bagaimana peran mahasiswa dalam menyelesaikan kendala yang dihadapi oleh siswa
pada pembelajaran daring dan bagaimana upaya mahasiswa dalam menyadarkan
siswa supaya bantuan pemerintah dapat digunakan secara optimal?

C. Tujuan dan manfaat

Adapun tujuan yang ingin penulis peroleh dari penelitian ini, yaitu untuk :

1. Menambah pengetahuan tentang seberapa penting bidang pendidikan dalam suatu


tatanan negara.

2. Menambah pengetahuan tentang tingkat efektivitas pembelajaran daring selama


pandemi.

Adapun manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Manfaat Teoritis

a. Penulisan karya ilmiah ini diharapkan dapat menambah dan mengembangkan


wawasan, informasi, pemikiran, dan ilmu pengetahuan kepada pihak lain yang
terlibat.

b. Sebagai acuan dan pertimbangan bagi penulisan karya ilmiah yang selanjutnya
khususnya yang berkaitan dengan pendidikan di Indonesia selama pembelajaran
daring.

2. Manfaat praktis

3
a. Bagi pembaca, diharapkan menjadi lebih sadar akan pentingnya pendidikan bagi
sebuah negara.

b. Bagi penulis, diharapkan dapat menerapkan ilmu yang diperoleh penulis dan
berguna bagi kemajuan ilmu pengetahuan.

4
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pembelajaran

Menurut Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2002 tentang


Sistem Pendidikan Nasional, bahwa pembelajaran adalah proses interaksi pendidik
dengan peserta didik dan sumber belajar yang berlangsung dalam suatu lingkungan
belajar. Hamalik dalam Fakhrurrazi (2018, hlm. 86) menyatakan bahwa pembelajaran
adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi (siswa dan
guru), material (buku, papan tulis, kapur dan alat belajar), fasilitas (ruang kelas, audio
visual) dan proses yang saling mempengaruhi mencapai tujuan pembelajaran.

Dari beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran


adalah suatu aktivitas yang melibatkan adanya guru dan peserta didik serta segala hal
yang mendukung dalam suatu lingkungan agar terjadinya proses penyaluran ilmu
secara bertahap. Adanya pembelajaran bertujuan untuk mengembangkan kerangka
berpikir peserta didik sehingga terciptanya kemampuan dan perilaku baru yang
bersifat relatif permanen.

Dalam pembelajaran, pemahaman peserta didik sebagai hasil dari


pembelajaran perlu diperhatikan demi keberhasilan dari keberjalanan pembelajaran itu
sendiri. Banyak faktor yang mempengaruhi peserta didik dalam memahami apa yang
sudah dipelajari. Faktor-faktor yang mempengaruhi pemahaman siswa menurut
Munadi antara lain meliputi faktor internal dan faktor eksternal.

a. Faktor Internal

Faktor fisiologis dan faktor psikologis dalam pengertian faktor fisiologis


seperti kebiasaan yang prima. tidak dalam keadaan lelah atau capek, tidak dalam
keadaan cacat jasmani dan sebagainya. hal tersebut dapat mempengaruhi peserta
didik dalam menerima materi pelajaran. sedangkan faktor psikologis dalam hal
ini peserta didik pada dasarnya memiliki kondisi yang berbeda-beda, tentunya hal
ini turut mempengaruhi hasil belajarnya siswa. beberapa faktor psikologis

5
meliputi: intelegensi (IQ), perhatian, bakat, motivasi, kognitif, dan daya nalar
peserta didik.

b. Faktor Eksternal

Faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar diri siswa. Faktor tersebut
dapat dibagi menjadi 2, yaitu faktor lingkungan dan faktor non sosial:

1) Lingkungan Sosial Sekolah seperti guru, para staf administrasi dan teman-
teman sekelas dapat mempengaruhi semangat belajar siswa. Para guru yang
selalu menunjukkan sikap dan perilaku yang simpatik dan memperlihatkan
suri tauladan yang baik dan rajin khususnya dalam hal belajar. Misalnya rajin
membaca dan berdiskusi dapat menjadi daya dorong yang positif bagi kegiatan
belajar.
2) Lingkungan Non Sosial. Faktor yang termasuk lingkungan non sosial adalah
gedung sekolah letaknya, rumah dan letaknya, alat-alat belajar, keadaan cuaca
dan waktu belajar yang digunakan siswa.

Seperti yang diketahui, pendidikan di indonesia selalu menerapkan


pembelajaran tatap muka. Namun, semenjak adanya pandemi Covid 19 pembelajaran
disesuaikan dengan kondisi yang tidak memungkinkan untuk melakukan
pembelajaran tatap muka. Pada akhirnya, tercetuslah pembelajaran jarak jauh berupa
pembelajaran secara daring dengan memanfaatkan kecanggihan teknologi saat ini.

B. Pembelajaran Luring / Tatap Muka

Sofan Amri, Lif Khoiru Ahmadi (2010, hlm. 39) dalam Fadhilah (2021, hlm.
13) pembelajaran luring atau biasa dikatakan pembelajaran offline (langsung)
merupakan salah satu proses pembelajaran yang dilaksanakan antara pendidik atau
guru dengan peserta didik secara langsung sehingga memungkinkan terjadinya
hubungan atau kerjasama antara satu dengan lain yang disusun menggunakan
langkah-langkah secara sistematis. Dalam perjalanannya, pembelajaran luring dirasa
menjadi pembelajaran yang paling efektif karena adanya kontak langsung antara guru
dan peserta didik sehingga mudah terjalinnya komunikasi yang baik. Guru juga dapat
mengetahui secara langsung mengenai perkembangan belajar peserta didiknya.

6
C. Pembelajaran Daring / E-Learning

Daring adalah akronim dari “Dalam Jaringan”, yaitu sebuah sistem


pembelajaran yang memanfaatkan jaringan internet sebagai media pembelajarannya.
Thorme dalam Kuntarto (2017, hlm. 102) “Pembelajaran daring adalah pembelajaran
yang menggunakan teknologi multimedia, kelas virtual, CD ROM, streaming video,
pesan suara, email dan telepon konferensi, teks online animasi, dan video streaming
online”. Sementara itu, menurut Permendikbud Nomor 109/2013 pendidikan jarak
jauh adalah proses belajar mengajar yang dilakukan secara jarak jauh melalui
penggunaan berbagai media komunikasi. Menurut Ghirardini dalam Kartika (2018,
hlm. 27) “Daring memberikan metode pembelajaran yang efektif, seperti berlatih
dengan adanya umpan balik terkait menggabungkan kolaborasi kegiatan dengan
belajar mandiri, personalisasi pembelajaran berdasarkan kebutuhan mahasiswa dan
menggunakan simulasi dan permainan”.

D. Karakteristik/Ciri-ciri Pembelajaran Daring

Menurut Permendikbud nomor 109 tahun 2013, ciri-ciri dari pembelajaran


daring adalah:

1. Pendidikan jarak jauh adalah proses belajar-mengajar yang dilakukan secara jarak
jauh melalui penggunaan berbagai media komunikasi.
2. Proses pembelajaran dilakukan secara elektronik (e-learning), dimana
memanfaatkan paket informasi berbasis teknologi informasi dan komunikasi
untuk kepentingan pembelajaran yang dapat diakses oleh peserta didik kapan saja
dan dimana saja.
3. Sumber belajar adalah bahan ajar dan berbagai informasi dikembangkan dan
dikemas dalam bentuk yang berbasis teknologi informasi dan komunikasi serta
digunakan dalam proses pembelajaran.
4. Pendidikan jarak jauh memiliki karakteristik bersifat terbuka, belajar mandiri,
belajar tuntas, menggunakan teknologi informasi dan komunikasi, menggunakan
teknologi pendidikan lainnya, dan berbentuk pembelajaran terpadu perguruan
tinggi.
5. Pendidikan jarak jauh bersifat terbuka yang artinya pembelajaran yang
diselenggarakan secara fleksibel dalam hal penyampaian, pemilihan dan program

7
studi dan waktu penyelesaian program, jalur dan jenis pendidikan tanpa batas
usia, tahun ijazah, latar belakang bidang studi, masa registrasi, tempat dan cara
belajar, serta masa evaluasi hasil belajar.

E. Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Daring

1. Kelebihan Pembelajaran Daring

Menurut Hadisi dan Muna (2015, hlm. 130) , kelebihan pembelajaran daring
antara lain:

a. Biaya, E-Learning mampu mengurangi biaya pelatihan. pendidikan dapat


menghemat biaya karena tidak perlu mengeluarkan dana untuk peralatan kelas
seperti penyediaan papan tulis, proyektor dan alat tulis.
b. Fleksibilitas waktu E-Learning membuat pelajar dapat menyesuaikan waktu
belajar karena dapat mengakses pelajaran kapanpun sesuai dengan waktu yang
diinginkan.
c. Fleksibilitas tempat E-Learning membuat pelajar mengakses materi pelajaran
dimana saja, selama komputer terhubung dengan jaringan.
d. Fleksibilitas kecepatan pembelajaran e-learning dapat disesuaikan dengan
kecepatan belajar masing-masing siswa.
e. Efektivitas pengajaran E-Learning merupakan teknologi baru. oleh karena itu
pelajar dapat tertarik untuk mencobanya juga didesain dengan instructional
design mutakhir, membuat pelajar lebih mengerti isi pelajaran.
f. Ketersediaan On-Demand E-Learning dapat sewaktu-waktu diakses dari
berbagai tempat yang terjangkau internet, maka dapat dianggap sebagai “buku
saku” yang membantu menyelesaikan tugas atau pekerjaan setiap saat.

2. Kekurangan Pembelajaran Daring

Menurut Hadisi dan Muna (2015, hlm. 131), kekurangan pembelajaran


daring antara lain:

a. Kurangnya interaksi antara guru dan siswa bahkan antar siswa itu sendiri yang
mengakibatkan keterlambatan terbentuknya values dalam proses belajar
mengajar.

8
b. Kecenderungan mengabaikan aspek akademik atau aspek sosial dan
sebaliknya mendorong tumbuhnya aspek bisnis.
c. Proses belajar dan mengajarnya cenderung ke arah pelatihan daripada
pendidikan.
d. Siswa yang tidak mempunyai motivasi belajar yang tinggi cenderung gagal.
e. Tidak semua tempat tersedia fasilitas internet (berkaitan dengan masalah
tersedianya listrik, telpon, komputer dan jaringan internet).

F. Upaya-upaya Pemerintah dalam Pembelajaran Daring

Pembelajaran secara daring tidak semata-mata diputuskan tanpa adanya


pertimbangan dan upaya-upaya berlanjut dalam pelaksanaannya. perlu adanya
adaptasi yang cukup lama, terlebih lagi ini adalah untuk yang pertama kalinya
indonesia melakukan sistem pembelajaran jarak jauh secara daring. Kemendikbud
terus berupaya agar pembelajaran jarak jauh secara daring ini dapat berjalan secara
kondusif dan maksimal. Berbagai upaya telah diterbitkan untuk membantu para guru
dan peserta didik dalam keberlangsungan pembelajaran jarak jauh secara daring ini,
antara lain: Relaksasi dana BOS (Bantuan Operasional Sekolah) dan BOP (Bantuan
Operasional PAUD), Penambahan sasaran bantuan teknologi informasi dan
komunikasi (TIK) untuk digitalisasi sekolah, Menyediakan platform digital Guru
Belajar dan Berbagi untuk menavigasi model pengajaran guru di masa pandemi,
Program Belajar dari Rumah (BDR) yang tayang di TV edukasi, Penyaluran bantuan
kuota internet.

Selain upaya-upaya di atas, pemantauan sebagai bahan evaluasi dari upaya


tersebut juga terus dilakukan oleh pemerintah. Salah satunya pemantauan penggunaan
kuota untuk para peserta didik, terutama di tingkat sekolah dasar dan menengah
pertama. Bagi peserta didik yang berada di wilayah kota-kota besar mungkin masih
bisa dengan mudah mengakses bantuan kuota pemerintah. Sedangkan bagi peserta
didik yang berada di wilayah 3T dan wilayah-wilayah yang mudah diakses namun
belum ada peningkatan koneksi internet yang baik, belum tentu merata
penyebarannya. Kuota memang sudah diberikan dan diupayakan merata
penyebarannya. Namun di lapangan, kuota tetap saja belum bisa diakses sepenuhnya
seperti kendala sinyal. Terkait masalah ini pemerintah telah berupaya dengan adanya

9
penyaluran modul-modul belajar untuk membantu anak dalam belajar di daerah yang
sulit melakukan pembelajaran daring.

G. Stakeholder

Freedman yang mendefinisikan stakeholders yaitu: “Any group or individual who can
affect or is affected by the achievement of the organization’s objectives.” (Wahyudi
Isa & Azheri B, 2008:73 dalam Aulia Ghina, 2016, hlm. 3). Kemudian, Sttakeholder
didefinisikan sebagai seseorang atau kelompok orang yang memiliki satu atau
seseorang atau kelompok orang yang memiliki satu atau lebih kepentingan yang
berbeda. Stakeholder dapat diartikan juga sebagai setiap orang atau sekelompok orang
yang dapat mempengaruhi atau dipengaruhi oleh tindakan, keputusan, kebijakan,
praktik atau tujuan (Widjaja Gunawan & Pratama Y, 2008: 47 dalam Aulia Ghina,
2016, hlm. 3). Mahasiswa sebagai bagian dari stakeholder yaitu pemangku
kepentingan utama yang berpengaruh dalam masyarakat.

10
BAB III

METODE PENULISAN

A. Jenis Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian
kepustakaan atau kajian literatur (literature review, literature research). Metode
penelitian kepustakaan atau kajian literatur adalah serangkaian penelitian yang metode
pengumpulan datanya berkaitan dengan data pustaka atau objek penelitiannya didapat
melalui berbagai informasi kepustakaan seperti buku, ensiklopedia, jurnal ilmiah, koran,
majalah, dan dokumen (Syaodih, 2009). Adapun penelitian ini bersifat analisis deskriptif,
yaitu penguraian secara sistematis data yang diperoleh kemudian diberikan pemahaman
dan penjelasan supaya dapat dipahami dengan baik oleh pembaca (Kattsoff dalam
Irawati, 2013). Subjek penelitian ini adalah siswa dan mahasiswa di Indonesia,
sedangkan objek dalam penelitian ini adalah pembelajaran daring dan luring, serta
bantuan pemerintah berupa kuota internet.

B. Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, yaitu data yang
diperoleh peneliti dari beragam informasi kepustakaan seperti studi kepustakaan,
dokumentasi, buku, majalah, koran, arsip tertulis yang berkaitan dengan objek yang akan
diteliti. Adapun sumber data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini berupa buku
dan laporan ilmiah primer yang terdapat di dalam artikel atau jurnal noncetak yang
berkaitan dengan pembelajaran daring dan luring, serta bantuan pemerintah berupa kuota
internet.

C. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah


dokumentasi, yaitu suatu cara yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam bentuk
buku, arsip, dokumen, tulisan angka dan gambar yang berupa laporan serta keterangan
yang dapat mendukung penelitian (Sugiyono, 2015). Data-data yang telah diperoleh

11
tersebut kemudian dikumpulkan sebagai suatu kesatuan dokumen yang digunakan untuk
menjawab permasalahan yang telah dirumuskan.

D. Metode Analisis Data

Teknik analisis data adalah proses mencari data, mengorganisasikan data yang
telah diperoleh ke dalam kategori secara sistematis, menjabarkan ke dalam unit-unit,
melakukan sintesis, dan memilih data yang penting dan yang akan dipelajari ke dalam
pola, serta membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun
orang lain (Sugiyono, 2010). Dalam penelitian ini, analisis data yang digunakan adalah
analisis anotasi bibliografi (annotated bibliography) dan analisis komparatif.

Anotasi, yakni suatu kesimpulan sederhana dari suatu literatur, sedangkan


bibliografi sebagai suatu daftar sumber dari suatu topik. Jadi, anotasi bibliografi
merupakan suatu daftar sumber dari suatu topik yang digunakan untuk penelitian serta
setiap daftar sumber ini terdapat sebuah kesimpulan sederhana. Sementara itu, analisis
komparatif merupakan teknik analisis data dengan cara membandingkan objek penelitian
dengan konsep pembanding. Dalam penelitian ini, penulis akan membandingkan tingkat
pemahaman dan kendala yang dihadapi siswa ketika pembelajaran daring dan
pembelajaran luring.

E. Prosedur Penelitian

Terdapat empat prosedur dalam penelitian ini, yaitu (1) Organize, yakni
mengorganisasi literatur yang akan ditinjau mulai dari mencari ide, tujuan umum, dan
simpulan dengan cara membaca abstrak, membaca beberapa paragraf pendahuluan
beserta kesimpulannya, serta mengelompokkan literatur berdasarkan kategori-kategori
tertentu. Literatur tersebut juga harus relevan atau sesuai dengan permasalahan; (2)
Synthesize, yakni menyatukan hasil organisasi literatur menjadi suatu kesatuan ringkasan
yang padu dengan mencari keterkaitan antar literatur; (3) Identify, yakni mengidentifikasi
isu-isu kontroversi atau isu yang dianggap sangat penting untuk dianalisis untuk
mendapatkan suatu tulisan yang menarik untuk dibaca; dan (4) Formulate, yakni
merumuskan pertanyaan yang membutuhkan penelitian lebih lanjut.

12
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Perbandingan Tingkat Pemahaman Siswa pada Sistem Pembelajaran Sebelum


Pandemi dengan Sistem Pembelajaran saat Pandemi

Dalam system pembelajaran baik secara online maupun offline, tetap harus
terdapat unsur komunikasi yang baik di dalamnya. Hal itu dikarenakan, komunikasi
memiliki peran pemnting untuk mengelola proses pemaparan dan penerimaan materi
pelajaran. Selanjutnya, interaksi interpersonal yang efektif dan harmonis antara siswa
dan guru pada proses pembelajaran sangat berpengaruh dalam meningkatkan
pengetahuan dan pemahaman terhadap materi yang diberikan. Kemudian antara siswa
dan guru harus membangun interaksi yang berkelanjutan baik di ruang belajar maupun
diluar ruang belajar.

Komunikasi pembelajaran baik secara online maupun offline, harus dilakukan


dengan baik oleh pihak pendidik maupun peserta didik. Bentuk komunikasi yang
dilakukan seoranng guru dalam menyampaikan pesan secara personal harus dilakukan
berkelanjutan mulai dari pengiriman pesan, penerimaan, dan pemahaman. Selanjutnya,
sebagai peserta didik harus bersifat aktif, supaya komunikasi pembelajaran dapat
berjalan dengan efektif.

Ketika system pembelajaran di Indonesia dilakukan secara offline, guru mampu


dengan mudah mengetahui kondisi siswa saat mengikuti pembelajaran. Kemudian siswa
yang mengalami kesulitan dalam memahami materi pelajaran, dapat bertanya secara
langsung kepada guru dan mendapat arahan secara langsung. Dengan begitu, komunikasi
antara pendidik dan peserta didik dapat berlangsung lancar dan efektif. Meskipun
demikian, tetap terdapat kendala yang dialami oleh pendidik maupun peserta didik pada
pembelajaran offline. Misalnya terdapat beberapa siswa yang hanya bisa fokus ketika
situasi kelas kondusif, padahal di sisi lain tidak jarang ditemui komdisi kelas ramai dan
tidak terkendali ketika guru menerangkan. Kemudian, terdapat pendidik yang tidak bisa
mengontrol kondisi kelas.

Sedangkan selama masa pandemi Covid-19, pembelajaran dilakukan secara


daring dengan menerapkan PJJ atau Pembelajaran Jarak Jauh berbasis internet. Sistem
PJJ dilakukan dengan cara menyebarkan materi yang diajarkan secara terbuka dengan
media pembelajaran berbasis internet. Selama pembelajaran daring terdapat banyak
kendala atau hambatan yang dialami siswa dalam memahami materi pelajaran karena
ruang gerak komunikasi antara guru dan siswa yang terbatas. Dalam pembelajaran daring
kuat atau tidaknya jaringan internet menjadi faktor utama dalam keberlangsungan
pembelajaran, karena tanpa jaringan internet yang kuat maka guru dan siswa tidak dapat
melangsungkan kegiatan belajar mengajar dengan baik. Tidak jarang terdapat siswa
yang kondisi ekonominya menengah ke bawah mengeluh mengenai mahalnya biaya
dalam pembelajaran daring sehingga siswa banyak menghabiskan uang untuk membeli
paket data internet, terlebih jaringan atau koneksi internet yang lambat dapat
menghambat komunikasi saat pembelajaran. Adanya keterbatasan komunikasi itulah
yang dapat menghambat siswa dalam memahami materi. Dengan demikian,

13
pembelajaran secara daring dapat berlangsung lancar dan memiliki kualitas yang baik,
harus didukung dengan sarana prasana yang memadai (Wuliandri dkk, 2020)

Selanjutnya, berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Indawati dkk (2020), Ia


menyampaikan bahwa siswa mengalami kesulitan dalam memahami materi yang
disampaikan oleh guru. Selama pembelajaran daring, siswa cenderung mengalami rasa
bosan dan suntuk. Terdapat kemungkinan bahwa hasil dari pembelajaran daring tidak
akan memghasilkan apa-apa. Hal itu dikarenakan pada saat memori otak jangka pendek
menerima informasi terkena mental. Kemudian, terdapat penelitian yang dilakukan oleh
Wuliandri dkk (2020) dalam jurnal yang berjudul Analisis Perbandingan Perkuliahan
Online dan Offline Terhadap Mahasiswa STKIP Muhammadiyah Muara Bungo. Dalam
jurnal tersebut menjelaskan, bahwa pembelajaran yang dilaksanakan secara daring
kurang efektif terhadap hasil pemahaman mahasiswa selama proses pembelajaran.
System pembelajaran daring kuranf menyebabkan siswa lebih sulit untuk memahami
materi yang disampaikan oleh guru. Berikutnya, hal serupa juga dijelaskan oleh Erna
Sulistiyawati (2020), berdasarkan data hasil penelitian yang Ia peroleh mayoritas siswa
memiliki presepsi negatif terhadap pembelajaran daring mata pelajaran bahasa Indonesia.
Siswa berpresepsi demikian, karena mayoritas siswa kurang memahami materi
pembelajaran daring yang disampaikan dan cara penyampaian guru dalam mengajar
kurang menarik. Selain itu, siswa juga menganggap bahwa kegiatan pembelajaran daring
kurang efektif

Dari uraian di atas, maka dapat dikatakan bahwa tingkat pemahaman siswa pada
saat pembelajaran via daring saat pandemi lebih rendah daripada pembelajaran via
offline sebelum pandemi. Kemudian tingkat efektivitas pembelajaran, jauh lebih efektif
jika dilakukan secara langsung atau offline.

B. Efektivitas Bantuan Kuota Internet

Demi kelancaran pembelajaran secara online, pemerintah memberikan bantuan


kuota internet setiap bulan kepada seluruh siswa dan mahasiswa di Indonesia. Pemberian
kuota internet sudah diberikan dan diupayakan merata dalam penyebarannya. Tetapi
fakta di lapangan, tingkat efektivitas bantuan pemerintah berupa kuota internet dalam
pembelajaran daring rupanya belum merata ke seluruh siswa. Hal itu dibuktikan dengan
adanya target awal bantuan kuota internet pada tahun 2020 diberikan selama 4 bulan
(September – Desember) kepada 60 juta penerima dengan jumlah anggaran Rp. 7,21
triliun dan faktanya hanya dapat direalisasikan untuk 35,59 juta [59,22] penerima
bantuan kuota internet yang memenuhi kriteria. Penyebab dari hal ini adalah target
optimistis Kemendikbud sebanyak 60 juta penerima tersebut belum memperhitungkan
hasil verifikasi-validasi yang sesuai dengan kriteria, sehingga bantuan itu hanya dapat
disalurkan kepada 35,59 juta penerima. Jangka waktu verval yang kurang memadai juga
berpengaruh terhadap keefektifan penyaluran bantuan kuota internet karena jangka waktu
verval yang dilakukan hanya dalam waktu satu bulan (Agustus – September).

Selanjutnya terdapat fakta lain terkait permasalahan efektivitas kuota internet,


yaitu bagi peserta didik yang berada di wilayah kota-kota besar bisa dengan mudah
mengakses bantuan kuota pemerintah. Sedangkan bagi peserta didik yang berada di
wilayah 3T dan wilayah-wilayah yang mudah diakses namun belum ada peningkatan
koneksi internet yang baik, tidak bisa menggoptimalkan bantuan kuota tersebut. Dalam
menyelesaikan permasalahan tersebut, pemerintah sudah memberikan solusi baru, yaitu

14
dengan memberikan modul-modul belajar untuk membantu siswa dalam belajar di
daerah yang sulit melakukan pembelajaran daring. Meskipun demikian, penyaluran
modul belajar juga dirasa belum efektif karena masih minimnya pengetahuan orang tua
yang mendampingi anaknya dalam belajar. Kemudian, hasil pembelajarannya belum
semaksimal seperti ketika diajarkan oleh guru. Alhasil, peran guru dalam pembelajaran
memang tetap diperlukan dan interaksi peserta didik dan guru juga harus terus berjalan.
Karena hal itulah dibutuhkan peran mahasiswa sebagai salah satu stakeholder di
masyarakat untuk menyelesaikan problematika tersebut.

C. Peran Mahasiswa

Mahasiswa mempunyai peran dalam menyelesaikan kendala yang dihadapi oleh


siswa pada pembelajaran daring yaitu dengan cara :

1. Menjadi contoh dalam masyarakat

Mahasiswa merupakan agent of change, yang artinya agen pembawa


perubahan. Sebelum melakukan perubahan, sebagai seorang mahasiswa harus mampu
menjadi pionir dalam masyarakat. Dalam masalah pandemi seperti sekarang ini,
mahasiswa dapat memberikan contoh mengoptimalkan penggunaan kuota internet
dengan bijak. Wujud nyata contoh tersebut yaitu dengan cara tidak menyebarluaskan
konten yang tidak bermanfaat di social media. Kemudian, mahasiswa dapat membuat
konten-konten yang membantu pembelajaran (misalnya membuat konten cara cepat
menghitung perkalian).

2. Mensosialisasikan pentingnya optimalisasi dalam pembelajaran daring

Sebagai seorang mahasiswa, jika kita sudah tahu mana yang benar dan mana
yang slah. Maka alangkah baiknya, jika kita mau mengajak orang lain untuk
melakukan hal-hal yang benar. Dalam masalah ini, mahasiswa dapat mengajak orang
lain dengan cara melakukan sosialisasi baik secara online maupun offline. Sosialisasi
secara online tersebut dapat dilakukan dengan cara mengadakan webinar dengan
sasaran peserta didik SMP-SMA dan wali murid sekolah dasar. Selain itu, mahasiswa
dapat menyebarluaskan poster melalui media sosial terkait tips and trick memahami
materi pembelajaran walaupun secara online atau poster tentang pentingnya
menggunakan kuota internet dari pemerintah dengan baik

3. Membantu Siswa yang Kesulitan Memahami Materi Pelajaran.

Sebagai seorang mahasiswa harus mampu peduli dengan lingkungan sekiar,


hal itu dapat diwujudkan dengan cara mengajari anak-anak di lingkungan sekitar yang
mengalami kesulitan dalam memahami materi pelajaran. Karena situasi sedang
pandemi, maka kegiatan tersebut hanya dapat dilakukan dengan terbatas. Selanjutnya,
jika hal ini dapat diwujudkan dengan aksinya, maka akan sangat bermanfaat bagi
siswa-siswa yang terkendala dalam memahami materi pembelajaran. Kemudian, hal
ini juga bermanfaat bagi mahasiswa yaitu mahasiswa mendapatkan pengalaman baru
dalam membantu siswa menghadapi kendala dalam melaksanakan pendidikan selama
pandemi Covid-19.

15
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan data yang kami peroleh, maka diperoleh kesimpulan bahwa


pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting dalam tatanan negara. Hal itu
dikarenakan, pendidikan adalah komponen kehidupan yang paling urgen. Selanjutnya,
penulis juga menyimpulkan bahwa pembelajaran daring di Indonesia selama pandemi
belum efektif, karena memunculkan problematika baru dalam dunia pendidikan. Adapun
kontribusi yang dapat dilakukan mahasiswa sebagai stakeholder di masyarakat, yaitu
mahasiswa dapat memberikan contoh yang baik dalam penggunaan media sosial,
mengadakan sosialisasi secara offline maupun online terkait pembelajaran daring, dan
membantu anak-anak di lingkungan sekitar yang mengalami kesulitan dalam memahami
pembelajaran selama daring

B. Saran

Saran yang dapat penulis berikan adalah mahasiswa sebagai agent of change memiliki
kewajiban untuk menyampaikan pendapat dan solusi dalam mengatasi permasalahan
pendidikan di Indonesia. Dalam permasalahan yang telah dirumuskan di penelitian ini,
mahasiswa dapat memberikan sosialisasi kepada siswa untuk menggunakan media sosial
secara bijak dengan menjadikan media sosial sebagai media belajar. Selain itu,
mahasiswa juga dapat memberikan sosialisasi kepada orang tua untuk mengawasi anak
dalam menggunakan gadget untuk meminimalisir anak supaya tidak mengakses konten
negatif sehingga bantuan kuota pemerintah dapat dimanfaatkan secara optimal.

16
DAFTAR PUSTAKA

Aulia, Ghina. (2016). Partisipasi Stakeholder dalam Pelaksanaan Program Adiwiyata di SMP

Negeri 4 Bojonegoro. Jurnal Kebijakan dan Manajemen Publik, 4(3), 3.

DY, Kamayanthy. (2020). BAB II KAJIAN TEORI dan KERANGKA PEMIKIRAN, 14-22.

http://repository.unpas.ac.id.

Indawati, P., Medida, V. A., & Nirmala, P. O. (2020). Problematika Pada Pembelajaran
Daring Dan Tingkat Pencapaian Hasil Belajar Siswa Pada Materi Ajar Ips: Sebuah
Studi Kasus Pembelajaran Daring Masa Pandemi Covid-19. In Seminar Nasional
Pendidikan Ips (Vol. 1, No. 1).

Katsoff, Louis dalam Irawati, Yuni. 2013. Metode Pendidikan Karakter Islami Terhadap
Anak

Menurut Abdullah Nasih Ulwan dalam Buku Pendidikan Anak dalam Islam dan
Relevansinya dengan Tujuan Pendidikan Nasional. Skripsi tidak diterbitkan. UIN
Sunan Kalijaga.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2021. “Pelaksanaan Pembelajaran Tahun Ajaran

Baru 2021/2022 Mengacu pada Kebijakan PPKM dan SKB 4 Menteri”,


https://www.kemdikbud.go.id/main/blog/2021/08/pelaksanaan-pembelajaran-tahun-
ajaran-baru-20212022-mengacu-pada-kebijakan-ppkm-dan-skb-4-menteri. Diakses
pada 21 November 2021.

Kurniawan, R. Y. (2016). Identifikasi permasalahan pendidikan di Indonesia untuk

meningkatkan mutu dan profesionalisme guru. Konvensi Nasional Pendidikan


Indonesia, 1415-1420.

Megawanti, P. (2015). Meretas permasalahan pendidikan di Indonesia. Formatif. Jurnal

Ilmiah Pendidikan MIPA, 2(3).

Putra, A. (2017). “Mengkaji Dan Membandingkan Kurikulum 7 Negara (malaysia, Singapura

,Cina, Korea, Jepang, Amerika Dan Finlandia)”. Skripsi. Sumbawa Besar: Universitas
Samawa.

Ramadani, Desi.Ali Nurdin. (2021). Efektivitas Komunikasi Pembelajaran Daring terhadap

Pemahaman Materi Kuliah Mahasiswa UIN Sunan Ampel Surabaya.Jurnal Ilmu Komunikasi.
Jurnal Ilmu Komunikasi, 11(1), 35-45.

Roza, P. (2007). Pendidikan dan mutu manusia. Jurnal Sosioteknologi, 6(12), 303-308.

Sa'adah, M. (2019). Studi komparatif reformasi pendidikan di Singapura dan Indonesia.

17
Jurnal Pembangunan Pendidikan: Fondasi dan Aplikasi, 7(1), 70-79.

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, kualitatif, dan R&D.

Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. 2015. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sulistiyawati, E., & Yahya, M. (2020). Persepsi Siswa Terhadap Pembelajaran Daring Pada
Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Di Madrasah Aliyah Negeri 2 Surakarta (Doctoral
Dissertation, IAIN Surakarta).

Syaodih, Nana. 2009. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Wulandari, T., Agrita, T. W., & Hidayatullah, K. (2020). Analisis Perbandingan Perkuliahan
Online dan Offline Terhadap Mahasiswa STKIP Muhammadiyah Muara Bungo. In
Proceeding National Conference: Education, Social, Science, and Humaniora (Vol. 2,
No. 1, pp. 64-68).

18
DAFTAR RIWAYAT HIDUP PESERTA LKTI LOMBA INTERNAL 2021

A. Identitas Diri

Nama Lengkap : Khansa Qonita Nabila

NIM : K4321048

Sebagai : Ketua Kelompok Ferrum

TTL : Magelang, 17 Februari 2003

Agama : Islam

Universitas : Universitas Sebelas Maret

Jurusan/Prodi : Pendidikan Biologi

Email : qonita khansa.17@student.uns.ac.id

No. HP : 085600482064

Alamat : Klitren Lor GK 3/216, Gondokusuman, Yogyakarta, DIY

B. Karya Yang Pernah Dibuat

No. Judul Karya Jenis lomba/ Tahun


Kegiatan

1 Mahasiswa Sebagai Agent of ESAI Mahasiswa 2021


Mental Health Selama Pandemi Nasional Education
Covid-19 Fair LSP FKIP UNS

C. Penghargaan Yang Pernah Diraih

No Jenis Penghargaan Institusi Pemberi Tahun

19
DAFTAR RIWAYAT HIDUP PESERTA LKTI LOMBA INTERNAL 2021

A. Identitas Diri

Nama Lengkap : Media Mayyanda

NIM : K5121044

Sebagai : Anggota

TTL : Tangerang, 23 Mei 2021

Agama : Islam

Universitas : Universitas Sebelas Maret

Jurusan/Prodi : Pendidikan Luar Biasa

Email : mediamayyanda@student.uns.ac.id

No. HP : 08888155241

Alamat : Kp. Bojong Jl. KH. Mas Mansyur RT 002 RW 010 Kel. Kunciran
Indah Kec. Pinang, Kota Tangerang, Banten

B. Karya Yang Pernah Dibuat

No. Judul Karya Jenis lomba/ Tahun


Kegiatan

C. Penghargaan Yang Pernah Diraih

No Jenis Penghargaan Institusi Pemberi Tahun

20
DAFTAR RIWAYAT HIDUP PESERTA LKTI LOMBA INTERNAL 2021

A. Identitas Diri

Nama Lengkap : Adelia Dwi Putri

NIM : K7621002

Sebagai : Anggota

TTL : Tangerang, 06 Juli 2003

Agama : Islam

Universitas : Universitas Sebelas Maret

Jurusan/Prodi : Pendidikan Ekonomi

Email : adeliadwiputri@student.uns.ac.id

No. HP : 083808855748

Alamat : Kp. Nangsi, Kec. Tigaraksa, Kab. Tangerang, Banten

B. Karya Yang Pernah Dibuat

No. Judul Karya Jenis lomba/ Tahun


Kegiatan

C. Penghargaan Yang Pernah Diraih

No Jenis Penghargaan Institusi Pemberi Tahun

21
DAFTAR RIWAYAT HIDUP PESERTA LKTI LOMBA INTERNAL 2021

A. Identitas Diri

Nama Lengkap : Suwiji Lestari

NIM : K3321068

Sebagai : Anggota

TTL : Blora, 02 Februari 2004

Agama : Islam

Universitas : Universitas Sebelas Maret

Jurusan/Prodi : Pendidikan Kimia

Email : suwiji 44455@student.uns.ac.id

No. HP : 081215018469

Alamat : Ds. Tlogowungu Kec. Japah Kab. Blora Jawa Tengah

B. Karya Yang Pernah Dibuat

No. Judul Karya Jenis lomba/ Tahun


Kegiatan

C. Penghargaan Yang Pernah Diraih

No Jenis Penghargaan Institusi Pemberi Tahun

22
23

Anda mungkin juga menyukai