Kasih Dosen Bab 1
Kasih Dosen Bab 1
Sidang Proposal
Oleh
TANGERANG 2023
LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI
Telah disetujui oleh Tim Pembimbing Skripsi untuk mengikuti Sidang Skripsi.
Pembimbing I,
Pembimbing II,
ii
Dr. Ina Magdalena, M.Pd
NBM. 130 0574
LEMBAR PERNGESAHAN
Penguji I
… ……………...
NBM.
Penguji II
….. ………………
NBM.
Pembimbing I
Dr. Ina Magdalena, M.Pd ………………
NBM. 136 0574
Pembimbing II
Dr. Yeni Nuraeni, M.Pd ………………
NBM. 121 4345
Mengesahkan,
Dekan Ketua Program Studi
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Pendidikan Guru Sekolah Dasar
iii
Dr. Enawar, S.Pd., MM., MOS Dr. Ina Magdalena, M.Pd
NBM. 819887 NBM. 136 0574
Dengan ini menyatakan bahwa judul skripsi “Hubungan Peran Guru Sebagai
Fasilitator dengan Hasil Belajar Siswa Kelas V di MI Ibtidaiyah Birrul Walidain Kota
Tangerang” beserta seluruh isinya adalah benar – benar karya sendiri dan bukan
merupakan hasil jiplakan atau plagiat dari karya orang lain karena hal tersebut melanggar
etika dan berlaku dalam kaidah keilmuan. Atas penyataan ini, saya siap menanggung
resiko atau sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila dikemudian hari ternyata terdapat
pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya saya ini, atau ada klaim dari pihak lain
terhadap keaslian karya ini.
iv
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji dan syukur saya panjatkan kepada Allah SWT,
karena telah memberikan nikmat kesehatan wal’afiat serta kelancaran dan kemudahan
Skripsi ini dibuat untuk memenuhui syarat dalam memperoleh gelar sarjana
Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Tangerang.
3. Dr. Enawar, S.Pd, MM, Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Muhammadiyah Tangerang.
Tangerang.
5. Dr. Asep Suhendar, M.Pd, Wakil Dekan II Bidang Kesiswaan Fakultas Keguruan
6. Dr. Ina Magdalena, M.Pd Ketua Prodi Pendidikan Guru Sekolah Dasar sekaligus
v
7. Dr. Yeni Nuraeni, M.Pd Dosen Pembimbing II yang telah membimbing penulisan
8. Seluruh Dosen Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan yang telah memberikan ilmu pengetahuan serta bimbingan kepada
9. Bapak …. dan Ibu …. tercinta, yaitu kedua orang tua yang saya selalu berdoa serta
memberikan nasihat selama dalam perkuliahan awal sampai detik terakhir penulisan
skripsi ini dan doa mereka yang tidak akan pernah putus sampai akhir.
10. …. dan …. yaitu kakak-kakak saya yang selalu memberikan semangat dan
11. ..., …, …, … yang selalu memberikan semangat dan memberikan dukungan kepada
penulis.
12. Teman-teman seperjuangan kelas I PGSD yang telah memberikan kenangan, arti
skripsi. Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun, penulis menerima dengan
senang hati.
vi
vii
DAFTAR ISI
viii
DAFTAR TABEL
Tabel 2. 1 ...............................................................................................................17
ix
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. 1 ...............................................................................................................
Gambar 2. 1 ...............................................................................................................
x
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 10 wawancara........................................................................................
Lampiran 12 dokumentasi......................................................................................
xi
BAB I
PENDAHULUA
N
12
mengalami fase transisi kritis dalam pendidikan dasar. Selama fase ini, siswa beralih
ke domain yang lebih rumit atau abstrak dan menghadapi harapan akademis yang
tinggi. Oleh karena itu, memahami dampak dari fungsi seorang guru sebagai fasilitator
pada hasil belajar siswa pada tingkat ini sangat penting.
Fungsi guru sebagai fasilitator sangat penting karena fase transisi siswa
yang signifikan di bangku sekolah dasar.Guru di tuntut harus terampil, dan dapat
bertindak sebagai fasilitator, memiliki kemampuan untuk membangun pembelajaran
yang dinamis, mendorong siswa dalam kolaborasi, dan memupuk kemampuan siswa
untuk berpikir analitis. Ini akan membantu pemahaman siswa terhadap materi yang
disampaikan dan meningkatkan kinerja akademis mereka. Penelitian sebelumnya
menekankan pentingnya peran guru sebagai fasilitator dalam mengatasi tantangan
pendidikan abad ke-21. Guru harus memiliki kemampuan untuk menumbuhkan
keterampilan pada siswa pada abad ke-21, termasuk pemecahan masalah, kolaborasi,
komunikasi yang efektif, dan kemampuan berpikir kritis.
Untuk beradaptasi dengan era society 5.0, lembaga pendidikan harus
mengubah paradigma pendidikan. Di antara guru dapat meninimalkan peran sebagai
fasilitator learning material provider, guru berusaha menjadi role model atau
penginspirasi untuk tumbuhnya perkembangan kreativitas siswa. Guru berperan
sebagai tutor/mentor, motivator, fasilitator, dan guru yang dapat menginspirasi siswa
untuk terlibat dalam pembelajaran. Guru diminta untuk memiliki keterampilan pada
bidang digital dan berpikir secara kreatif. Menurut Zulfikar Alimuddin, High
Functioning Education Consulting Services, menyatakan bahwa di era society 5.0,
guru diharapkan lebih inovatif dan dinamis dalam pengajaran di kelas. (Alimuddin,
2019).
Oleh karena itu, guru di era masyarakat 5.0 harus menggunakan tiga
elemen kunci: integrasi Internet of Things (IoT) dalam pendidikan, integrasi Virtual /
Augmented Reality (VR / AR) dalam praktik pendidikan, dan penggunaan Kecerdasan
Buatan (AI) untuk mendeteksi dan mengatasi kebutuhan belajar siswa. “Guru harus
memiliki keterampilan penting yang dibutuhkan di abad ke-21, termasuk
kepemimpinan (Leadership), keterampilan digital (digital literacy), komunikasi yang
efektif (communication), kecerdasan emosional (emotional intelligence), kemampuan
kewirausahaan (entrepreneurship), kewarganegaraan global (global citizenship), kerja
sama tim (team working), dan pemecahan masalah (problem solving)." Penekanan
13
saat ini pada keahlian pendidikan di abad ke-21 disebut sebagai 4C, yang mencakup
creativity, critical thinking, communication, and, collaboration,”. (Risdianto, 2019).
Dalam perabadan society kelima, tenaga guru harus difokuskan pada
menjadi seorang guru proaktif dan berpengaruh yang menempatkan kebutuhan siswa
di atas kepentingan pribadi. Guru harus mengambil inisiatif untuk membawa
perubahan positif pada siswa, bertindak tanpa perlu instruksi, secara konsisten
memperkenalkan ide-ide baru atau berinovasi untuk memotivasi siswa. Pendidikan
merupakan kebutuhan bagi manusia. Pendidikan dianggap penting karena manusia
dilahirkan dalam keadaan tidak berdaya dan tidak langsung dewasa. Dalam arti luas,
pendidikan menyangkut seluruh aspek kepribadian manusia, yaitu hati nurani, nilai-
nilai, perasaan, pengetahuan, dan ketrampilan. Aspek-aspek kepribadian manusia
dikembangkan dalam proses pendidikan demi terwujudnya tujuan pendidikan.
Oleh karena itu, analisis meta-studi dilakukan untuk memeriksa korelasi
antara fungsi guru sebagai fasilitator dan hasil pembelajaran siswa yang signifikan.
Penelitian ini bertujuan untuk menentukan sejauh mana peran guru mempengaruhi
peningkatan kualitas pendidikan. Dengan melakukan penelitian ini, kita dapat
membedakan teknik pembelajaran yang efektif dan meningkatkan metodologi
instruksional untuk mengoptimalkan hasil belajar.
14
Pendidikan Nasional berfungsi mencerdaskan kehidupan bangsa melalui
pengembangan potensi setiap warga Negara tanpa terkecuali. Pendidikan yang
bermutu merupakan fondasi bagi bangsa yang memiliki SDM unggul, proaktif dalam
menjawab tantangan perkembangan zaman yang terus berubah. Dalam hal ini
dibutuhkannya standar pendidikan yang mendukung akselerasi peningkatan pada
mutu pendidikan guna membangun SDM yang unggul. Beberapa hal yang menjadi
peningkatan pada mutu pendidikan adalah kurikulum, evaluasi hasil belajar peserta
didik, dan sistem evaluasi pendidikan oleh pemerintah pusat, pemerintah daerah dan
lembaga mandiri.
Sejalan dengan Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan dengan prinsip Pedagogi, evaluasi terhadap hasil belajar peserta didik
merupakan kewenangan dan tugas pendidik. Peran Pemerintah Pusat dan Pemerintah
Daerah adalah melakukan evaluasi terhadap sistem Pendidikan untuk memantau
kemajuan dan kesenjangan di dalam sistem, serta melaporkan hasil evaluasi tersebut
sebagai bentuk akuntabilitas publik. Dalam hal ini, Pemerintah Pusat dan Pemerintah
Daerah juga dibantu oleh lembaga mandiri untuk melakukan telaah kritis dan
objektif.
Dalam Permendikbud Nomor 22 tahun 2016 tentang Standar Proses
Pendidikan Dasar dan Menengah mengenai penilaian proses pembelajaran
menggunakan pendekatan authentic assessment yang dapat menilai kesiapan siswa,
proses, dan hasil belajar siswa secara utuh. Dalam hasil dari penilaian otentik guru
dapat merencakan remedial, pengayaan, atau pelayanan konseling, sebagai bahan
untuk memperbaiki proses pembelajaran sesuai dengan Standar Penilaian
Pendidikan. Evaluasi ini dilakukan dengan menggunakan alat dan metode : tes tertulis
atau tes secara lisan
Sejalan dengan Permendikbud tentang Standar Nasional Pendidikan
Nomor 57 tahun 2021 pasal 18 ayat (1) mengenai penilaian “hasil belajar peserta
didik sebagai dasar penentuan kenaikan kelas” mencakup semua aktivitas penilaian
yang dimasukkan ke dalam rapor peserta didik dan menentukan kenaikan kelas
pada (2014), Guru berperan penting dalam mendedikasi siswa untuk mencapai tujuan-
tujuan tertentu yang diuraikan dalam kurikulum melalui praktik kontekstual. Dalam
15
kurikulum 2013, guru dapat mengembangkan perilaku kreatif pada siswa melalui strategi
atau jawaban lebih dari satu, 2) terbuka dan menerima jawaban yang tidak konvensional
dari siswa, 3) menekankan pada proses belajar dan bukan hanya pada hasil akhir, 4)
atau peristiwa, dan 5) memastikan koherensi antara kegiatan spontan dan terstruktur
pengetahuan, perlu memiliki teman atau pasangan yang di percaya. Tujuan pendidikan
di kelas adalah untuk mencerminkan masyarakat dengan tepat dan berfungsi sebagai
kehidupan nyata. Untuk mencapai hal ini, persyaratan berikut harus terpenuhi: (1) siswa
harus secara aktif terlibat dalam pembelajaran praktis; (2) pembelajaran harus didorong
oleh motivasi internal; (3) pengetahuan harus dilihat sebagai dinamis dan terus
berkembang; (4) kegiatan belajar harus disesuaikan dengan kebutuhan dan minat masing-
masing siswa; (5) pendidikan harus mencakup kegiatan belajar pemahaman dan saling
pembelajaran harus relevan dengan dunia luar dan bertujuan untuk mendorong
pembangunan global.
Berdasarkan study awal pada MI Birrul Walidain, kelas V terdiri dari siswa
16
dengan tingkat kognitif yang berbeda. Ada beberapa siswa yang sangat energik dan
terlibat baik di dalam maupun di luar kelas. Selama proses belajar, anak-anak sering
menghadapi tantangan dalam memahami pelajaran yang diajarkan, dalam hal ini guru
membutuhkan lebih banyak usaha dan tenaga ekstra untuk siswa supaya dapat
memahami isi materi yang diajarkan. Hasil belajarnya masih rendah, seperti yang terlihat
Namun, di sisi lain juga harus diperhatikan bahwa hasil belajar siswa masih
pembelajaran ini dianggap membosankan, tidak kompleks, tidak memiliki tujuan, dan
tidak terhubung dengan aplikasi dunia nyata. Ketidakmampuan untuk inventif dan
tingkat keahlian siswa dalam menguasai materi-materi pembelajaran oleh siswa. Menurut
temuan studi siswa kelas V di MI Birrul Walidain, data menunjukkan bahwa hasil belajar
siswa selama evaluasi bulanan dan akhir semester pertama tahun akademik 2021/2022
masih dianggap rendah, dengan skor rata-rata 6. Ini di bawah persyaratan intensitas studi
minimum 7 seperti yang diuraikan dalam kurikulum K-13. Untuk mengatasi masalah ini
dan meningkatkan hasil belajar dan kualitas pengalaman belajar, perlu untuk membuat
fakta dan masalah yang disebutkan di atas. Untuk meningkatkan hasil belajar dan
17
karakter siswa, perlu menggunakan model pembelajaran sepanjang proses belajar.
Keahlian dalam model pembelajaran adalah kebutuhan mendasar bagi guru sebagao
fasilitator, karena secara langsung mempengaruhi hasil belajar siswa di bidang kognitif,
semua mata pelajaran dapat diajarkan secara efektif menggunakan pendekatan tradisional
ini. Akibatnya, pembelajaran di kelas yang telah diberikan oleh guru tidak menarik minat
yang mendorong keterlibatan siswa dan partisipasi dalam proses belajar, seperti
berbasis masalah.
Selain itu, penting bagi guru untuk memahami minat siswa dan kebutuhan
siswa, sehingga guru dapat membuat variasi di dalam pembelajaran di kelas. Hal ini
18
dapat dicapai melalui penggunaan berbagai sumber belajar, teknologi, dan media yang
memikat siswa. Selain itu, sangat penting bagi para guru untuk menciptakan lingkungan
untuk bereksperimen serta berpartisipasi di dalam kegiatan belajar mengajar. Guru harus
perkembangan nya dan mempertahankan motivasi yang telah tertanam. Guru dapat
Selain itu, guru harus memiliki kemampuan untuk memberikan tugas yang
untuk meningkatkan peran guru sebagai fasilitator sebagai pendukung.Guru harus secara
konsisten meningkatkan pengetahuan dan keahlian nya dalam pengajaran, serta harus
tetap up to date dengan kemajuan terbaru dalam pendidikan. Hal ini akan memastikan
fasilitator dalam proses belajar itu penting di teliti, tetapi ada kekurangan penelitian
19
khususnya yang memeriksa korelasi antara peran guru sebagai fasilitator dan hasil
belajar siswa. Dalam konteks pendidikan pada kelas lima, penting untuk melakukan
penelitian yang luas untuk memiliki pemahaman yang komprehensif tentang dampak
sebenarnya dari guru yang bertindak sebagai fasilitator dengan hasil belajar siswa
Dalam study awal ini peneliti melihat hasil belajar siswa yang rendah maka
guru sebagai fasilitator terhadap hasil belajar siswa, berdasarkan indikator keberhasilan
B. Identifikasi Masalah
C. Fokus Penelitian
1. Analisis peran guru sebagai fasilitator terhadap meningkatkan hasil belajar siswa
kelas 5.
20
2. Melakukan penelitian strategi dan metode pembelajaran yang digunakan oleh
pendidik (guru) sebagai fasilitator, dengan tujuan meningkatkan hasil belajar
siswa di kelas 5.
3. Identifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas fungsi guru sebagai
fasilitator dalam meningkatkan hasil belajar siswa kelas 5.
4. Memeriksa korelasi antara peran guru sebagai fasilitator dalam hasil belajar siswa
di kelas 5, dengan fokus khusus pada dampak peran guru pada motivasi belajar
dan partisipasi siswa.
5. Meninjau study literatur tentang peran guru sebagai facilitator dalam hasil belajar
siswa kelas 5 dan dampaknya peran guru dalam pembelajaran siswa.
D. Rumusan Masalah
1. Bagaimana peran guru sebagai fasilitator dapat membantu siswa di kelas 5 dalam
mencapai hasil belajar yang lebih baik?
2. Strategi dan metode pembelajaran apa yang digunakan guru dalam peran sebagai
fasilitator untuk membantu siswa dalam meningkatkan hasil belajar?
3. Faktor-faktor apa yang mempengaruhi efektivitas peran guru dalam
meningkatkan hasil belajar siswa kelas 5 dalam kapasitas sebagai fasilitator?
4. Apa hubungan antara peran guru sebagai fasilitator dengan hasil belajar siswa
kelas 5 sebagai pendorong dalam hal motivasi belajar?
5. Temuan-temuan apa saja dalam study literature mengenai peran guru sebagai
fasilitator terhadap hasil belajar siswa kelas 5?
E. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
F. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
a. Meningkatkan pemahaman tentang fungsi guru sebagai facilitator dalam
kerangka pendidikan kelas kelima.
b. Menyediakan dasar teoritis yang kuat pada hubungan antara peran guru
sebagai facilitator dan hasil belajar siswa di kelas 5 SD.
c. Mengidentifikasi metodologi pembelajaran yang efektif dan pendekatan untuk
meningkatkan hasil pembelajaran siswa.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Instansi
22
b. Bagi Sekolah
c. Bagi Guru
d. Bagi Peneliti
e. Bagi Siswa
23
24
DAFTAR PUSTAKA
Buku
Brown, H., & Jones, K. (2019). Facilitating Student Learning: A Guidebook for
Educators. New York: Routledge
Anderson, J., & Speck, M. (2016). The Facilitator's Book of Questions: Tools for
Looking Together at Student and Teacher Work. Thousand Oaks, CA:
Corwin.
Undang-undang
Jurnal
John, D., & Smith, A. (2018). The Role of Teachers as Facilitators in Student
Learning. Journal of Education Research, 25(2), 45-60.
Brown, C., & Johnson, B. (2019). The Impact of Teacher Facilitation on Student
Learning Outcomes: A Meta-Analytic Review. Educational Psychology
Review, 37(3), 201-218.
Smith, J., & Johnson, A. (2018). The Role of the Teacher as a Facilitator in the
Classroom. Journal of Education and Practice, 9(15), 1-5.
25
Johnson, B., & Stevens, J. (2017). The Role of the Teacher as a Facilitator in the
Classroom. Journal of Education and Practice, 8(12), 50-54
Website
Direktorat Jendral Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan
Menengah Kementrian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi
TAHUN 2021. Retrieved Oktober 17, 2023 from
https://ditpsd.kemdikbud.go.id/artikel/detail/menyiapkan-pendidik-
profesional-di-era-society-50
26
27