PENDAHULUAN
1.2. Tujuan
Tujuan dibuatnya dokumen IMAS ini adalah :
1. Menganalisis permasalahan gambut
2. Menganalisis potensi Pengolahan Limbah Lingkungan
3. Meningkatkan keberdayaan masyarakat dalam pembuatan opsi program.
1.3. Lokasi
1.4. Waktu
Identifikasi masalah Pengolahan Limbah Lingkungan ini dilaksanakan pada
bulan September sampai November 2022.
BAB II
GAMBARAN UMUM LOKASI
2.7. Potensi Pengolahan Limbah Lingkungan Kulit Buah Kelapa Dan Limbah Daun
Kelapa Sawit
Limbah kulit buah kelapa yang selama ini cuma dibuang dapat dijadikan produk
yang bermanfaat untuk lingkungan dan membawa nilai ekonomis di perdesaan. Limbah
kulit kelapa dapat diolah menjadi serabut kelapa yang merupakan bahan dasar sapu,
tali, dan keset. Kegiatan daur ulang sabut kelapa dimanfaatkan oleh penduduk
Kecamatan Wonoasih, Kota Probolinggo.
Dengan berkembangnya teknologi, serat serabut kelapa produksi dalam negeri diincar
oleh negara tetangga, yang diolah menjadi barang yang mempunyai harga sangat
tinggi. Selama ini, negara kita hanya mengekspor serabut kelapa mentah.
BAB III
METODOLOGI
3.1. Sumber Data Dan Informasi
Sumber data dan informasi yang diperoleh untuk menunjang terlaksananya
kegiatan ini berasal dari studi lapang yang dilakukan dengan cara survei, observasi
dan wawancara langsung dengan perangkat Desa Sei Sentang serta masyarakat
setempat. Survei dan observasi dilakukan untuk memperoleh data-data yang
dibutuhkan untuk analisis baik berupa data primer maupun data sekunder. Data
pendukung lainnya berasal dari profil Desa Sei Sentang.
1) Data primer yang dikumpulkan adalah :
4.1. Informasi Pengolahan Limbah Lingkungan Berupa Kulit Kelapa dan Limbah
Kelapa Sawit
Berdasarkan data Asia Pasific Coconut Community (APCC) luas kebun kelapa di
Indonesia tahun 2010 seluas 3.859.000ha adalah yang terluas di dunia dengan
produksi 15,4 miliar butir (Basri, 2008). Kelapa memiliki nilai ekonomi karena
menghasilkan kopra untuk diambil minyaknya. Kopra / endoseperm hanya mencakup
28% dari buah kelapa sedangkan hasil sampingannya berupa limbah sabut 35%,
tempurung 12%, dan air 25% (Novarianto et.al 1988 dalam Towaha et.al. 2008). Sabut
kelapa merupakan limbah pengolahan kelapa yang paling tinggi persentasenya, saat ini
sabut kelapa diolah menjadi cocofiber dan cocopeat. Cocofiber merupakan serat sabut
kelapa yang panjang dan kuat yang dimanfaatkan untuk produksi jok mobil, keset, dsb,
sedangkan cocopeat adalah sisa serat pendek dan debu yang digunakan sebagai
media tanam. Selain itu dari beberapa hasil penelitian sebalumnya diketahui sabut
kelapa memiliki potensi untuk dijadikan pupuk organik.
Data Kementerian Perdagangan Republik Indonesia menyebutkan Indonesia tak cuma
sukses mengekspor minyak sawit mentah (CPO) serta minyak inti sawit di pasar dunia.
Produk sampingannya, seperti lidi sawit pun diminati di berbagai negara. Volume
ekspor komoditas lidi sawit mencapai 8,5 ribu ton dengan frekuensi pengiriman 119 kali
di semester pertama 2020. Catatan tersebut meningkat 34,9 persen jika dibandingkan
periode yang sama pada 2019 lalu, yang hanya mengekspor 6,3 ribu ton dengan 81
pengiriman. Pada masa pandemi Covid-19, ekspor lidi sawit juga tetap melaju kencang.
Akhir Juni lalu 416,5 ton lidi sawit yang dikemas dalam 18 peti kemas berhasil dikirim ke
Pakistan.
Harga lidi sawit di tingkat perajin antara Rp 2.000 – 4000/kg. Namun harga ini bisa
berubah tergantung cuaca dan permintaan eksportir. Perlu diketahui, Serdang Bedagai
merupakan salah satu kabupaten yang memiliki perkebunan sawit cukup luas dari
beberapa kabupaten di Sumatra Utara. Saat ini luas perkebunan sawit rakyat mencapai
11.996,70 ha, perkebunan PTPN seluas 27.537,69 ha, perkebunan swasta nasional
sekitar 19.515,32 ha dan perkebunan swasta asing sebesar 6.152,68 ha.
Gedung Dusun
Perbaikan
1 Madrasa 1 Unit Kelapa
Gedung
h Rakyat
Berdasarkan program prioritas Desa Sei Sentang tahun 2022, tidak terdapat
perencanaan kongkret tentang Pengolahan Limbah Kelapa Sawit. Di Desa Sei Sentang
pada tahun 2022 ini fokus terhadap pembangunan fisik infrastruktur, Pendidikan dan
Kesehatan. Maka melalui program SMPEI ini diharapkan menjadi stimulant ataupun
pembuka wawasan untuk Pemerintahan dan masyarakat Desa Sei Sentang dalam hal
perlindungan dan pengelolaan Limbah Lingkungan yang selama ini pengelolaan lahan
hanya terfokuskan untuk budidaya kelapa sawit.
Dengan program yang berkelanjutan melalui 3 aspek pada program SMPEI ini
yaitu pembasahan gambut, revegetasi dan juga peningkatan ekonomi masyarakat
sekitar, kedepannya diharapkan mampu perlahan-lahan memperbaiki ekosistem
Limbah Lingkungan yang ada di Desa Sei Sentang. Selain itu, untuk mewujudkan
program kemandirian masyarakat dalam mempromisikan pengelolaan Limbah
Lingkungan yang berkelanjutan untuk kehidupan masyarakat setempat. Tidak hanya
pada saat program ini berjalan, ketika program ini telah selesai tentunya diharapkan
masyrakat akan tetap melakukan fungsi pengelolaan dan perlindungan gambut dengan
baik.
PENGURUS INTI:
Desa Sei Sentang sebagian besar di tanami oleh pohon kelapa sawit sebagai
salah satu pendapatan sebagian besar masyarakat Desa Sei Sentang.
5. Transect Walk
Transect walk adalah analisa langsung kelapangan untuk mengenali wilayah dan
observasi lapangan guna mengetahui permasalahan dan mencari solusi yang tepat
untuk mengatasi suatu masalah. Transect Walk Limbah Lingkungan di Desa Sei
Sentang dilakukan oleh Fasilitator bersama Anggota TK-PPEG Desa Sei Sentang.
Berdasarkan informasi dari masyarakat lahan gambut di Desa Sei Sentang
masih ada lahan gambut yang belum di manfaatkan oleh masyarakat. sehingga
fasilitator dan TK-PPEG meninjau langsung lokasi yang cocok diberdayakan untuk
program Desa Mandiri Peduli Limbah Lingkungan.
7. Diagram Venn
LINGKUNG
AN
PRANGKAT REMAJA
DESA MASJID
KEL. KARANG
TANI TARUNA
8. Opsi Program
Inventarisasi opsi program dan penentuan prioritas program (jangka pendek dan jangka
panjang) bersama kelompok TK-PPEG.
Melindungi
Pembasahan
Tata kelola kerajinan keberadaan pengolhan
limbah dan Sekat Kanal
3 menyebabkan limbah 3 limbah dan mencegah
tersedianya
pertanian sawit penumpukan sampah
sumber kerajinan