Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH BANK & LEMBAGA KEUANGAN LAINNYA

“OTORITAS MONETER, PENGGUNAAN DANA & PENGELUARAN DANA DAN


BANK SYARIAH”

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI & BISNIS
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

DISUSUN OLEH
ANDI ASRA AINUN A.ASIRI (02220200295)
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh


Segala Puji Syukur Saya Panjatkan Kepada Tuhan Yang Maha Esa. Atas Rahmat Dan
Karunia-Nya, Saya Dapat Menyelesaikan Tugas Penulisan Makalah Mata Kuliah Bank &
Lembaga Keuangan Lainnya Tepat Waktu. Tidak Lupa Shalawat Serta Salam Tercurah
Kepada Rasulullah SAW Yang Syafa’atnya Kita Nantikan Kelak.

Penulisan Makalah Berjudul “Otoritas Moneter, Penggunaan Dana dan Pengeluaran Dana,
Bank Syariah” Dapat Diselesaikan. Saya Berharap Makalah Tentang Otoritas Moneter,
Penggunaan Dana dan Pengeluaran Dana, Bank Syariah Dapat Menjadi Pengetahuan Baru
Terhadap Saya dan Pembaca. Selain Itu, Saya Juga Berharap Agar Pembaca Mendapatkan
Sudut Pandang Baru Setelah Membaca Makalah Ini.

Saya Menyadari Makalah Bertema Otoritas Moneter, Penggunaan Dana dan Pengeluaran
Dana, Bank Syariah Ini Masih Memerlukan Penyempurnaan, Saya Menerima Segala Bentuk
Kritik Dan Saran Pembaca Demi Penyempurnaan Makalah. Apabila Terdapat Banyak
Kesalahan Pada Makalah Ini, Saya Memohon Maaf.

Demikian Yang Dapat Saya Sampaikan. Akhir Kata, Semoga Makalah Bank & Lembaga
Keuangan Lainnya Ini Dapat Bermanfaat.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Makassar , 1 April 2023


BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


 Otoritas Moneter Adalah Suatu Entitas Yang Memiliki Wewenang Untuk
Mengendalikan Jumlah Uang Yang Beredar Pada Suatu Negara Dan Memiliki
Hak Untuk Menetapkan Suku Bunga Dan Parameter Lainnya Yang Menentukan
Biaya Dan Persediaan Uang. Umumnya Otoritas Moneter Adalah Bank Sentral,
Meskipun Kadang Kala Lembaga Eksekutif Pemerintah Mempunyai Hak
Tertinggi Untuk Menetapkan Kebijakan Moneter Dengan Cara
Mengendalikan Bank Sentral. Ada Berbagai Jenis Otoritas Moneter Lainnya,
Seperti Dibentuknya Satu Bank Sentral Untuk Beberapa Negara, Terdapatnya
Suatu Dewan Yang Mengontrol Jumlah Uang Yang Beredar Terhadap Mata Uang
Lain, Dan Juga Diperbolehkannya Beberapa Entitas Untuk Mencetak Uang
Kertas Ataupun Uang Logam.
 - Penggunaan Dana adalah Perhitungan Tingkat Proyek Dari Semua Biaya Proyek
Di Semua Kategori. Bagian Penggunaan Dana Diturunkan Sebelum Sumber Dana
Dan Menentukan Berapa Banyak Dana Yang Dibutuhkan. Sponsor Biasanya
Akan Membagi Biaya Proyek Menjadi Beberapa Kategori, Ini Termasuk Harga
Pembelian, Biaya Closing, Dan Due Diligence. Harga Pembelian Berarti Harga
Yang Dibayarkan Investor Untuk Memperoleh Properti. Biaya Closing Biasanya
Memerlukan Biaya Materai, Pengeluaran Terkait Pemerintah Atau Undang-
Undang, Biaya Pinjaman, Dan Terkadang Biaya Agen Pembeli. Biaya Due
Diligence Adalah Biaya Untuk Konsultan Seperti Pengacara, Konsultan Teknis,
Penilai Dan Lain-Lain Untuk Memastikan Kondisi Dan Hak Milik Hukum
Properti Tersebut Aman.
-Pengeluaran Dana Adalah Kumpulan Uang Atau Nilai, Yang Nantinya Perlu
Dikorbankan Oleh Suatu Perusahaan. Hal Ini Bertujuan Dalam Melakukan
Mendapatkan Suatu Jasa Atau Barang, Yang Sangat Dibutuhkan Bagi Perusahaan
Sebagai Penunjang Dalam Kegiatan Operasionalnya.
Namun Meski Sering Disebut Sebagai Pengeluaran Dana , Faktanya Di Lapangan
Istilah Tersebut Akan Merujuk Pada Semua Jenis Transaksi Secara Umum.
Dimana Didalamnya Akan Ikut Serta Melibatkan Beberapa Akun Kas, Yang
Setara Seperti Kas Cek Dan Cek. Sehingga Akan Ada Banyak Sekali Fungsi
Penting Dari Pelaksanaannya, Pada Konteks Bisnis Terutama.
Pengeluaran Dana Adalah Salah Bagian Dari Arus Kas. Dimana Dalam Prosesnya
Perlu Dilakukan Pencatatan Dan Dibukukan Secara Rapi Dan Teratur Sesuai
Dengan Periode Waktu Tertentu. Sebagai Contoh Adalah Tahunan Atau Kuartal.
 Bank Syariah Adalah Suatu Sistem Perbankan Yang Dikembangkan Berdasarkan
Syariah (Hukum) Islam. Usaha Pembentukan Sistem Ini Didasari Oleh Larangan
Dalam Agama Islam Untuk Memungut Maupun Meminjam Dengan Bunga Atau
Yang Disebut Dengan Riba Serta Larangan Investasi Untuk Usaha-Usaha Yang
Dikategorikan Haram Dimana Hal Ini Tidak Dapat Dijamin Oleh Sistem
Perbankan Konvensional.
BAB 2

PEMBAHASAN

2.1 Penghimpunan Dana


Kegiatan Usaha Yang Utama Dari Suatu Bank Adalah Penghimpunan Dan Penyaluran
Dana. Penyaluran Dana Dengan Tujuan Untuk Memperoleh Penerimaan Akan Dapat
Dilakukan Apabila Dana Telah Dihimpun. Penghimpunan Dana Dari Masyarakat Perlu
Dilakukan Dengan Cara-Cara Tertentu Sehingga Efisien Dan Dapat Disesuiakan Dengan
Rencana Penggunaan Dana Tersebut.Keberhasilan Suatu Bank Dalam Memenuhi
Maksud Itu Dipengaruhi Antara Lain Oleh Hal-Hal Berikit Ini :
a. Kepercayaan Masyarakat Pada Bank Yang Bersangkutan, Gambaran Sebuah Bank
Secara Umum Di Mata Masyarakat Sangat Mempengaruhi Tingkat Kepercayaan
Masyarakat Pada Bank Tersebut. Banyak Faktor Yang Dapat Mempengaruhi
Gambaran Sebuah Bank Di Mata Masyarakat, Seperti Pelayanan, Keadaan Keuangan
Berita-Berita Di Mass Media Tentang Bank Tersebut. Laporan-Laporan Bank
Indonesia Tentang Bank Tersebut, Pengalaman Masyarakat Berhubungan Dengan
Bank Tersebut, Dan Lain-Lain. Semakin Tinggi Tingkat Kepercayaan Masyarakat
Pada Suatu Sebuah Bank Maka Semakin Tinggi Pula Kemungkinan Uang Tersebut
Untuk Menghimpun Dana Dari Masyarakat Dengan Efisien Dan Sesuai Rencana
Penggunaan Dananya
b. Perkiraan Tingkat Pendapatan Yang Akan Diperoleh (Expected Rate Of Return Oleh
Penyimpan Dana Lebih Tinggi Dibanding Pendapatan Dari Alternatif Investasi Lain
Dengan Tingkat Resiko Yang Seimbang. Semakin Tinggi Tingkat Pendapatan Yang
Diperkirakan Oleh Calon Penyimpan Dana Ini, Maka Semakin Mudah Sebuah Bank
Untuk Menarik Dana Dari Calon Penyimpan Dananya.
c. Risiko Penyimpan Dana. Apabila Sebuah Bank Dapat Memberikan Tingkat
Kepastian Yang Tinggi Atas Dana Masyarakat Untuk Dapat Ditarik Lagi Sesuai
Waktu Yang Telah Diperjanjikan, Maka Masyarakat Semakin Bersedia Untuk
Menempatkan Dananya Di Bank Tersebut .
d. Pelayanan Yang Diberikan Oleh Bank Kepada Penyimpan Dana . Pelayanan Yang
Baik Akan Membuat Penyimpan Dada Merasa Dihargai, Diperhatikan, Dan
Dihormati, Sehingga Merasa Senang Untuk Terus Bertransaksi Keuangan Dengan
Bank Tersebut Titik Pelayanan Ini Bisa Berupa Pelayanan Dari Petugas Bank,
Pemberian Hadiah, Atau Pemberian Fasilitas Yang Lain.

SUMBER PENGHIMPUNAN DANA


Pada Dasarnya Suatu Bank Mempunyai 4 Alternatif Untuk Menghimpun Dana Untuk
Kepentingan Usahanya Yaitu

▪Dana Sendiri
Meskipun Untuk Suatu Usaha Bank Proporsi Dana Sendiri Ini Relatif Kecil Apabila
Dibandingkan Dengan Total Dana Yang Dihimpun Ataupun Total Aktivanya,
Namun Dana Sendiri Ini Tetap Merupakan Hal Yang Penting Untuk Kelangsungan
Usahanya. Begitu Pentingnya Proporsi Dana Sendiri Ini Dibuktikan Dengan Adanya
Ketentuan Dari Bank Sentral Yang Mengatur Tentang Proporsi Minimal Modal
Sendiri Dibandingkan Dengan Total Nilai Aktiva Tertimbang Menurut Risiko Atmr
Proporsi Ini Lebih Dikenal Dengan Istilah Rasio Kecukupan Modal Capital Eduction
Atau Care Apabila Suatu Bank Terlalu Rendah Maka Kemampuan Bank Tersebut
Untuk Bertahan Pada Saat Mengalami Kerugian Juga Rendah Modal Sendiri Akan
Dengan Cepat Habis Untuk Menutup Kerugian, Dan Ketika Kerugian Telah Melebihi
Modal Sendiri Maka Kemampuan Bank Tersebut Untuk Bertahan Pada Saat
Mengalami Kerugian Juga Rendah.

▪Dana Dari Deposan


Pada Dasarnya Sumber Dana Dari Masyarakat Dapat Berupa Giro(Demand Deposit)
Rekening Giro Adalah Simpanan Yang Penarikannya Dapat Dilakukan Setiap Saat
Dengan Menerbitkan Cek Untuk Penarikan Tunai Atau Bilyet Giro Untuk
Pemindahan Bukuan Sedangkan Cek Atau Bilyet Giro Ini Oleh Pemiliknya Dapat
Digunakan Sebagai Alat Pembayaran Titik Untuk Keperluan Itu Pemegang Rekening
Giro Memperoleh Buku Cek Dan Bilyet Giro Karena Sifat Penarikannya Yang Dapat
Dilakukan Setiap Saat Tersebut, Maka Sumber Dana Dari Rekening Giro Ini
Merupakan Sumber Dana Jangka Pendek Yang Jumlahnya Relatif Lebih Dinamis
Atau Berfluktuasi Dari Waktu Ke Waktu , Tabungan (Saving Deposit)Tabungan
Adalah Simpanan Yang Penarikannya Hanya Dapat Dilakukan Dengan Syarat
Tertentu Yang Disepakati, Dan Tidak Dengan Cek Atau Bilyet Giro Atau Alat Lain
Yang Dapat Dipersamakan Dengan Itu . Cara Penarikan Rekening Tabungan Yang
Paling Banyak Digunakan Saat Ini Adalah Dengan Buku Tabungan Atau Kartu ATM
Dan Kartu Debit. Persaingan Kata Dalam Pengumpulan Dana Melalui Tabungan
Antar Bank Telah Banyak Memunculkan Cara-Cara Baru Untuk Menarik Nasabah
Tabungan.  Dan Deposito Berjangka(Time Deposit) Yang Berasal Dari Nasabah
Perorangan Atau Badan. Deposito Berjangka Adalah Simpanan Yang Penarikannya
Hanya Dapat Dilakukan Pada Waktu Tertentu Sesuai Tanggal Yang Diperjanjikan
Antara Deposan Dan Bank. Mengingat Simpanan Ini Hanya Dapat Disiarkan Pada
Saat Jatuh Tempo Oleh Pihak Yang Namanya Tercantum Dalam Bilyet Deposito
Sesuai Tanggal Jatuh Temponya, Maka Deposito Berjangka Ini Merupakan
Simpanan Atas Nama Dan Bukan Atas.

▪ Dana Pinjaman
Dana Pinjaman Yang Diperoleh Oleh Bank Dalam Rangka Menghimpun Dana
Antara Lain Dapat Berupa :
1 . Call Money Merupakan Sumber Dana Yang Dapat Diperoleh Bank Berupa
Pinjaman Jangka Pendek Dari Bank Lain Melalui Interval Moneymarket. Sumber
Dana Ini Sering Digunakan Oleh Bank Untuk Memenuhi Kebutuhan Dana Mendesak
Dalam Jangka Pendek Seperti Bila Terjadi Kalah Kliring Atau Adanya Penarikan
Dana Besar-Besaran Oleh Para Deposan Titik Dana Dari Karmoni Ini Berjangka
Waktu Relatif Pendek Yaitu 1 Hari Atau Over Night Sampai Dengan 180 Hari, Dan
Tingkat Bunganya Berfleksi Serta Sangat Dipengaruhi Oleh Permintaan Dan
Ketersediaan Dana Di Pasar Pada Suatu Saat.
2. Pinjaman Antarbank Kebutuhan Pendanaan Kegiatan Usaha Suatu Bank Dapat
Juga Diperoleh Dari Pinjaman Jangka Pendek Dan Menengah Dari Bank Lain .
Berbeda Dengan Call Money Seperti Telah Diuraikan Pada Bagian Sebelumnya,
Pinjaman Ini Dilakukan Bukan Untuk Memenuhi Kebutuhan Dalam Mendesak
Dalam Jangka Pendek Melainkan Untuk Memenuhi Sebuah Suatu Kebutuhan Dan
Yang Lebih Terencana Dalam Rangka Pengembangan Usaha Atau Meningkatkan
Penerimaan Bank.
3.Kredit Likuiditas Bank Indonesia Sesuai Dengan Namanya Kredit Likuiditas Bank
Indonesia Klbi Adalah Kredit Yang Diberikan Oleh Bank Indonesia Terutama
Kepada Bank Yang Sedang Mengalami Kesulitan Likuiditas. Masalah Kesulitan Ini
Bisa Terjadi Karena Kalah Kliring Atau Adanya Penarikan Dana Besar-Besaran Oleh
Nasabah Nasabah Suatu Bank Untuk Kepentingan Mempertahankan Kepercayaan
Masyarakat Terhadap Sektor Perbankan Secara Umum Maka Bank Indonesia Akan
Berusaha Memberikan Bantuan Likuiditas Kepada Bank Tersebut Sepanjang Masih
Memungkinkan Untuk Ditolong.

▪ Sumber Dana Lain


Sumber Dana Lain Selain Dapat Berasal Dari Dana Sendiri, Dana Dari Deposan,
Dana Pinjaman, Sumber Penghimpunan Dana Dapat Juga Berasal Dari Sumber-
Sumber Lain Yang Tidak Dapat Digolongkan Dalam Jenis Dana Di Atas. Sumber
Dana Yang Lain Ini Selalu Berkembang Sesuai Dengan Perkembangan Usaha
Perbankan Dan Perekonomian Secara Umum. Sumber-Sumber Tersebut Antara
Lain :
1. Setoran Jaminan Atau Sering Disingkat Menjadi Store Jam Merupakan
Sejumlah Dana Yang Wajib Diserahkan Oleh Nasabah Yang Menerima Jasa-Jasa
Tertentu Dari Bank. Nasabah Tersebut Perlu Menyerahkan Storjam Karena Jasa-Jasa
Yang Diberikan Oleh Bank Mengandung Risiko Finansial Tertentu Yang Ditanggung
Oleh Pihak Bank. Dengan Adanya Storjam, Nasabah Diharapkan Mempunyai
Komitmen Untuk Berperilaku Positif Sehingga Di Kemudian Hari Bank Tidak Harus
Mengalami Kerugian Karena Menanggung Risiko Yang Timbul. Storjam Ini Juga
Dibutuhkan Sebagai Dana Untuk Menutup Sebuah Sebagian Kerugian Bank Yang
Mungkin Timbul Akibat Terjadinya Resiko.
2. Dana Transfer Salah Satu Jasa Yang Diberikan Bank Adalah Pemindahan Dana
Titik Pemindahan Dana Bisa Berupa Pemindahan Bukuan Antar Rekening, Dari
Uang Tunai Ke Suatu Rekening, Atau Dari Suatu Rekening Untuk Pemuda Yang
Ditarik Tunai. Sebelum Dana Transfer Ini Ditarik Oleh Penerima Transfer Atau
Selama Masih Mengendap Di Bangkoma Dana Ini Dapat Digunakan Oleh Bank
Untuk Mendanai Kegiatan Usahanya. Dan Ini Jelas Hanya Akan Mengendap Di
Bank Untuk Jangka Waktu Yang Sangat Singkat. Namun Sumber Dana Ini
Digolongkan Sebagai Sumber Dana Yang Tidak Berbiaya. Dana Transpor Yang
Tersimpan Di Bank Tidak Menimbulkan Kewajiban Bagi Bank Untuk Memberikan
Imbal Jasa Berupa Bunga, Sehingga Dana Ini Merupakan Dana Murah Bagi Bank.
Mengingat Dana Transfer Biasanya Hanya Mengendap Dalam Waktu Singkat, Maka
Dana Ini Termasuk Dana Jangka Pendek.
3.Surat Berharga Pasar Tumpang Salah Satu Akibat Adanya Serangkaian Paket
Deregulasi Perbankan Sejak Tahun 1980-An Adalah Diperkenalkannya Surat
Berharga Pasar Utang Atau Sbpu Sebagai Salah Satu Instrumen Yang Dipergunakan
Pihak Bank Untuk Menghimpun Dana. Sbbu Merupakan Surat-Surat Berharga
Jangka Pendek Yang Dapat Diperjualbelikan Dengan Cara Didiskonto Oleh Bank
Indonesia. Pada Saat Suatu Bank Mempunyai Kelebihan Likuiditas, Bank Tersebut
Dapat Membeli Berbagai Macam Sbpu Dan Menjualnya Kembali Pada Saat
Mengalami Kekurangan Likuiditas.
4.Diskonto Bank Indonesia Fasilitas Diskonto Adalah Penyediaan Dana Jangka
Pendek Oleh Bank Indonesia Dengan Cara Pembelian Promes Yang Diterbitkan Oleh
Bank-Bank Atas Dasar Diskonto. Fasilitas Diskonto Ini Merupakan Upaya Terakhir
Bank Dan Merupakan Batuan Bank Sentral Sebagai Lender Of Last Resort. Fasilitas
Diskonto Ini Dapat Dibagi Dua Yaitu Fasilitas Diskonto Yang Diberikan Dalam
Rangka Memperlancar Pengaturan Dana Bank Sehari-Hari Dan Fasilitas Diskonto
Yang Diberikan Untuk Memudahkan Bank Dalam Menanggulangi Kesulitan
Pendanaan Karena Rencana Pengerahan Dana Tidak Sesuai Dengan Penarikan Kredit
Jangka Menengah Atau Jangka Panjang Oleh Nasabah.

2.2 Penggunaan Dana


Dana Yang Berhasil Dihimpun Oleh Bank Justru Akan Menjadi Beban Apabila
Dibiarkan Begitu Saja Tanpa Ada Usaha Alokasi Untuk Tujuan-Tujuan Yang
Produktif. Dana Yang Telah Dihimpun Bukanlah Dana Yang Semuanya Murah Tapi
Sebagian Besar Adalah Dana Dari Deposan Yang Menimbulkan Kewajiban Bagi
Bank Untuk Membayar Imbal Jasa Berupa Bunga Titik Berdasarkan Kebutuhan Ini
Dan Juga Untuk Memperoleh Penerimaan Bank Dalam Rangka Menutup Biaya-Biaya
Lain Serta Mendapatkan Keuntungan Maka Bank Berusaha Mengalokasikan Dananya
Dalam Berbagai Bentuk Aktiva Dengan Berbagai Macam Perkembangan.

●Pertimbangan Penggunaan Dana


Sebelum Bank Memutuskan Untuk Memilih Suatu Bentuk Aktiva Tertentu Dalam
Pengalokasian Dana Yang Telah Berhasil Dihimpun, Banyak Hal Yang Harus
Dipertimbangkan Titik Meskipun Pertimbangan Tersebut Mencakup Banyak Hal,
Terdapat Tiga Hal Utama Yang Selalu Menjadi Perhatian Bank. Ketiga Hal Tersebut
Adalah Risiko, Hasil Dan Jangka Waktu.
1. Risiko dan Hasil Apapun Bentuk Aktiva Yang Dipilih, Pengalokasian Dana
Selalu Berkaitan Dengan Aspek Resiko Dan Right Of Return Dari Activator
Tersebut. Pada Dasarnya Bank Menginginkan Bentuk Aktiva Yang Berisi
Keserendah Mungkin Namun Dapat Menghasilkan Penerimaan Atau Rate Of
Return Setinggi Mungkin. Kalau Dimungkinkan Setiap Badan Usaha
Menginginkan Agar Semua Dananya Diwujudkan Dalam Aktiva Produktif Dan
Bukan Non Earning Asset. Dengan Adanya Aktiva Produktif Ini, Maka Bank
Dapat Memperoleh Penerimaan Untuk Membiayai Keseluruhan Biaya
Operasional Bank Seperti Biaya Bunga Biaya Tenaga Kerja, Dan Juga Untuk
Mendapatkan Keuntungan.Tingkat Resiko Yang Diharapkan Tidaklah Mungkin
Sama Dengan Nol, Karena Pada Dasarnya Tidak Ada Bentuk Aktiva Yang Sama
Sekali Tidak Berisiko . Di Sisi Lain Tidak Mungkin Untuk Mengabaikan Faktor
Risiko Ini. Apabila Resiko Yang Ditanggung Dari Suatu Investasi Terlalu Tinggi
Dan Tentu Saja Disertai Dengan Kemungkinan Rate Of Return Yang Sangat
Tinggi Pula Maka Kegiatan Tersebut Lebih Merupakan Suatu Spekulasi Dan
Bukan Lagi Investasi Ke Titik Kegiatan Spekulasi Ini Sangat Tidak Sesuai
Dengan Prinsip Kehati-Hatian Yang Dianut Oleh Perbankan Di Indonesia Dan Di
Negara-Negara Lain Di Dunia.

2. Jangka Waktu Dan Likuiditas Dana Yang Telah Berhasil Dihimpun Oleh Bank
Menyangkut Berbagai Macam Jangka Waktu Pengembaliannya Di Samping Itu,
Bank Juga Memerlukan Berbagai Bentuk Aktiva Disesuaikan Dengan
Keperluan Kegiatan Usahanya Berdasarkan Pertimbangan Tersebut Bank
Memilih Berbagai Macam Bentuk Aktiva Dengan Mempertimbangkan Jangka
Waktu Aktiva Tersebut Dapat Dijalankan Alat Dapat Dijadikan Alat Liquid.
Adanya Sumber-Sumber Dana Jangka Pendek Menuntut Agar Bank
Mengalokasikan Sejumlah Tertentu Dananya Dalam Bentuk Aktiva Dan Tingkat
Likuiditasnya Cukup Tinggi Sehingga Sewaktu Kewajibannya Jatuh Tempo Bank
Mempunyai Cukup Alat Liquid Untuk Memenuhi Kewajibannya. Bank Juga
Harus Menyediakan Sejumlah Alat Liquid Dengan Tujuan Memenuhi Kewajiban
Giral Minimum Yang Ditetapkan Oleh Bank Indonesia. Bank Perlu Juga
Mengalokasikan Sebagian Dananya Dalam Bentuk Aktiva Tetap, Seperti
Bangunan, Mobil, Tanah Dan Komputer Untuk Keperluan Kegiatan Usahanya.

Alternatif Penggunaan Dana


Secara Lebih Rinci, Alokasi Dari Dana Yang Telah Berhasil Dihimpun Oleh Bank
Dapat Dalam Bentuk-Bentuk Berikut Ini :
A.Cadangan Likuiditas Sesuai Dengan Namanya Aktiva Ini Terutama Ditujukan
Untuk Memenuhi Kebutuhan Likuiditas Jangka Pendek. Sebagai Konsekuensinya,
Resiko Dari Aktiva Ini Tergolong Rendah Dan Bank Tidak Dapat Terlalu Banyak
Mengharapkan Adanya Penerimaan Dalam Jumlah Yang Tinggi Dari Aktiva Ini,
Bahkan Kadang-Kadang Aktiva Ini Disebut Aktiva Yang Tidak Produktif. Cadangan 
Likuiditas Ini Terdiri Atas Dua Kategori Yaitu :
1.Cadangan Primer
Cadangan Primer Bisa Dalam Bentuk Uang Kas, Saldo Pada Bank Sentral, Saldo
Pada Bank Lain, Dan Warkat Dalam Proses Penagihan. Aktiva Ini Ditujukan
Terutama Untuk Memenuhi Ketentuan Reserve Requirement Yang Ditentukan Oleh
Bank Sentral Dan Juga Untuk Kegiatan Usaha Sehari-Hari Seperti Penarikan Dana
Oleh Nasabah Penyelesaian Kliring Pemberian Kredit, Kewajiban Yang Akan Jatuh
Tempo.
2. Cadangan Sekunder
Di Indonesia Karena Aktif Ini Dapat Berupa Surat Berharga Pasar Uang SBPU,
Sertifikat Bank Indonesia SBI, Surat Utang Negara, Dan Sertifikat Deposito. Salah
Satu Akibat Adanya Serangkaian Paket Deregulasi Perbankan Sejak Tahun 1980an
Adalah Diperkenalkannya Surat Berharga Pasar Uang Sbpu Merupakan Surat-Surat
Berharga Jangka Pendek Yang Dapat Diperjualbelikan Dengan Cara Di Diskonto
Oleh Bank Indonesia. Fasilitas Diskonto Adalah Penyediaan Dana Jangka Pendek
Atas Dasar Diskonto. Pada Saat Suatu Bank Mempunyai Kelebihan Likuiditas
Pemegang Tersebut Dapat Membeli Berbagai Macam SBPU Dan Menjualnya
Kembali Pada Saat Mengalami Kekurangan Likuiditas Yaitu Penempatan Dana
Dalam Bentuk Cadangan Sekunder Ini Terutama Ditujukan Untuk :
▪Memenuhi Kebutuhan Likuiditas Jangka Pendek Yang Sebelumnya Telah Dapat
Diperkirakan Seperti Penarikan Simpanan Dan Pencairan Kredit.
▪ Memperoleh Penerimaan.

Meskipun Kebutuhan Dana Jangka Pendek Ini Dapat Diperkirakan Sebelumnya,


Namun Seringkali Terjadi Kebutuhan Likuiditas Mendadak Dalam Jumlah Yang
Cukup Besar. Untuk Mengantisipasi Hal Tersebut, Bank Membentuk Cadangan
Sekunder Berupa Surat Berharga Jangka Pendek Yang Mudah Diperjualbelikan.
Mengingat Aktiva Ini Memungkinkan Adanya Penerimaan Yang Relatif Lebih Tinggi
Daripada Cadangan Primer, Maka Aktiva Ini Mengandung Risiko Yang Sedikit Lebih
Tinggi Daripada Cadangan Primer.

B.Penyuran Kredit Adalah Penyediaan Uang Atau Tagihan Berdasarkan Persetujuan


Atau Kesepakatan Pinjam Meminjam Antar Bank Dengan Pihak Lain Yang
Mewajibkan Pihak Peminjam Untuk Melunasi Kewajibannya Setelah Jangka Waktu
Tertentu. Kewajiban Tersebut Dapat Berupa Pokok Pinjaman, Bunga, Imbalan Atau
Pembagian Hasil Keuntungan Titik Pembelian Surat Berharga Nasabah Yang
Dilengkapi Dengan Note Purchasr Agreement (NPA) Serta Pengambilalihan Tagihan
Dalam Rangka Kegiatan Anjak Piutang Dapat Juga Digolongkan Sebagai Kredit
Salah Satu Kegiatan Utama Lembaga Keuangan Termasuk Bank Adalah
Menyalurkan Dana Kepada Masyarakat. Penerimaan Yang Utama Dari Bank
Diharapkan Dari Penyaluran Kredit. Mengingat Penyaluran Kredit Ini Tergolong
Aktiva Produktif Atau Tingkat Penerimaannya Tinggi, Maka Sebagai
Konsekuensinya Penyaluran Kredit Juga Mengandung Risiko Yang Relatif Lebih
Tinggi Daripada Aktiva Yang Lain. Ditinjau Dari Segi Likuiditasnya, Penyaluran
Kredit Mempunyai Tingkat Likuiditas Yang Lebih Rendah Daripada Cadangan
Primer Dan Sekunder Titik Lebih Lanjut Likuiditas Penyaluran Kredit Juga Bervariasi
Tergantung Pada Jangka Waktu Kredit Dan Kolektibilitas Atau Kemungkinan
Ketertagihnya. Sebagai Salah Satu Bentuk Dari Penyaluran Kredit Yanf Jangka
Waktunya Pendek Adalah Pemberian Pinjaman Kepada Bank Lain Yang Sedang
Mengalami Kesulitan Likuiditas Atau Pinjaman Berupa Call Money.

C.Investasi Alocasi Dana Pada Aktiva Dengan Rate Of Return Yang Cukup Tinggi
Selain Dapat Berupa Penyaluran Kredit, Dapat Juga Berupa Investasi. Investasi Dapat
Berupa Penanaman Dana Dalam Surat-Surat Berharga Jangka Menengah Dan
Panjang, Atau Berupa Penyertaan Langsung Pada Badan Usaha Lain. Bentuk Dari
Surat Berharga Tersebut Antara Lain Adalah Saham Dan Obligasi. Hal Yang Perlu
Diingat Tentang Penyertaan Langsung Adalah Bahwa Berdasarkan UU Nomor 7
Tahun 1992 Bank Hanya Boleh Melakukan Penyertaan Pada Dua Jenis Badan Usaha
Yaitu :
1. Lembaga Keuangan.
2. Debitor Yang Kreditnya Macet Dan Sifatnya Penyertaan Adalah Sementara.
Seperti Halnya Penyaluran Kredit Karena Rate Of Return Dari Aktiva Ini Relatif
Tinggi Atau Dengan Kata Lain Investasi Ini Tergolong Aktiva Produktif, Maka
Aktiva Ini Juga Mengandung Risiko Yang Relatif Lebih Tinggi Juga Dibandingkan
Cadangan Primer Dan Sekunder.

D. Aktiva Tetap Dan Inventaris Tergolong Sebagai Aktiva Yang Tidak Produktif
Dalam Menghasilkan Penerimaan Dan Oleh Bank Indonesia Dipandang Sebagai
Aktiva Yang Resikonya Cukup Tinggi Risiko Ini Dikaitkan Dengan Kemungkinan
Rusak, Terbakar, Atau Hilangnya Dari Aktiva Tetap Dan Inventaris. Oleh Sebab Itu,
Perlu Dilakukan Pembatasan Penanaman Dana Dalam Aktiva Tetap Dan Inventaris
Agar Tingkat Kesehatan Bank Tetap Terjaga. Hal Ini Berarti Bahwa Ketika
Menanamkan Dana Dalam Aktiva Tetap Dan Inventaris Bank Harus Membiayai
Dalam Modal Sendiri Sehingga Jika Aktiva Ini Rusak, Hilang, Atau Terbakar Tidak
Akan Membukakan Kewajiban Bank Tersebut Kepada Pihak Lain. Meskipun Aktiva
Ini Tidak Produktif, Tidak Liquid, Dan Suku Beresiko, Faktor Tetap Perlu
Mengalokasi Kendaraannya Untuk Aktiva Ini Karena Bank Memerlukan Kantor,
Mobil, Komputer, Dan Lain-Lain Untuk Kegiatan Usahanya.

2.3 OTORITAS MONETER


Otoritas Moneter Adalah Suatu Entitas Yang Memiliki Wewenang Untuk
Mengendalikan Jumlah Uang Yang Beredar Pada Suatu Negara Dan Memiliki Hak
Untuk Menetapkan Suku Bunga Dan Parameter Lainnya Yang Menentukan Biaya Dan
Persediaan Uang. Umumnya Otoritas Moneter Adalah Bank Sentral, Meskipun Kadang
Kala Lembaga Eksekutif Pemerintah Mempunyai Hak Tertinggi Untuk Menetapkan
Kebijakan Moneter Dengan Cara Mengendalikan Bank Sentral. Ada Berbagai Jenis
Otoritas Moneter Lainnya, Seperti Dibentuknya Satu Bank Sentral Untuk Beberapa
Negara, Terdapatnya Suatu Dewan Yang Mengontrol Jumlah Uang Yang Beredar
Terhadap Mata Uang Lain, Dan Juga Diperbolehkannya Beberapa Entitas Untuk
Mencetak Uang Kertas Ataupun Uang Logam.

Sistem Moneter dan Perbankan

Yang Termasuk Dalam Sistem Moneter Adalah Bank-Bank Atau Lembaga-Lemba Yang
Ikut Menciptakan Uang Giral. Di Indonesia Yang Dapat Digolongkan Ke Dalam Sistem
Moneter Adalah Otoritas Moneter Yaitu Bank Indonesia Dan Bank-Bank Pencipta Uang
Giral. Oleh Karena Itu Sistem Perbankan Merupakan Bagian Integral Dari Suatu Sistem
Moneter.
Otoritas Moneter Sebagai Lembaga Yang Berwenang Dalam Pengambilan Kebijakan Di
Bidang Moneter, Juga Merupakan Sumber Uang Primer, Baik Bagi Perbankan,
Masyarakat Maupun Pemerintah. Di Samping Mengeluarkan Uang Kartal, Otoritas
Moneter Juga Menerima Simpanan Giro Dari Perbankan Atau Pemerintah. Simpanan
Giro Tersebut Bagi Otoritas Moneter Merupakan Uang Primer Sedangkan Bagi Bank-
Bank Uang T Ersebut Merupakan Alat Likuid. Dalam Kaitan Tersebut Semua Bank
Diharuskan Memiliki Rekening Giro Pada Bank Sentral Dan Menwajibkan Setiap Bank
Mempertahankan Sejumlah Tertentu Dana Dalam Rekening Gironya Tersebut Di Bank
Indonesia Sebagai Bank Sentral. Fungsi Giro Tersebut Pada Dasarnya Adalah Untuk
Memperlancar Transaksi Antarbank Melalui Mekanisme Kliring Di Samping Sebagai
Alat Kebijakan Moneter Dalam Rangka Pengendalian Jumlah Uang Beredar.
Saldo Minimum Yang Wajib Dipelihara Pada Bank Sentral Pada Dasarnya Merupakan
Pelaksanaan Dari Ketentuan Cadangan Likuiditas Wajib Minimum Yang Dikenal
Sebagai Statutory Reserve Requirement. Ketentuan Giro Wajib Minimum Yang Berlaku
Saat Ini Adalah 5% Dari Total Dana Masyarakat Yang Dihimpun Bank.

Fungsi Otoritas Moneter


Fungsi Pokok Otoritas Moneter Diantara Lain Adalah Sbb:
A)      Menciptakan Uang Kertas Dan Logam
B)      Menciptakan Uang Primer
C)      Memelihara Cadangan Devisa Nasional
D)      Mengawasi Sistem Moneter

Kebijakan Moneter Adalah Proses Mengatur Persediaan Uang Sebuah Negara Untuk


Mencapai Tujuan Tertentu; Seperti Menahan Inflasi, Mencapai Pekerja Penuh Atau Lebih
Sejahtera. Kebijakan Moneter Dapat Melibatkan Mengeset Standar Bunga Pinjaman,
"Margin Requirement", Kapitalisasi Untuk Bank Atau Bahkan Bertindak
Sebagai Peminjam Usaha Terakhir Atau Melalui Persetujuan Melalui Negosiasi Dengan
Pemerintah Lain.

Pengaturan Jumlah Uang Yang Beredar Pada Masyarakat Diatur Dengan Cara Menambah
Atau Mengurangi Jumlah Uang Yang Beredar. Kebijakan Moneter Dapat Digolongkan
Menjadi Dua, Yaitu :
1. Kebijakan Moneter Ekspansif / Monetary Expansive Policy
Adalah Suatu Kebijakan Dalam Rangka Menambah Jumlah Uang Yang Beredar
2. Kebijakan Moneter Kontraktif / Monetary Contractive Policy
Adalah Suatu Kebijakan Dalam Rangka Mengurangi Jumlah Uang Yang Beredar.
Disebut Juga Dengan Kebijakan Uang Ketat (Tight Money Policy)

STATUS DAN KEDUDUKAN BANK INDONESIA


1. Sebagai Lembaga Negara yang Independen
Babak Baru Dalam Sejarah Bank Indonesia Sebagai Bank Sentral Yang Independen
Dalam Melaksanakan Tugas Dan Wewenangnya. Dimulai Ketika Sebuah Undang-
Undang Baru, Yaitu UU No. 23/1999 Tentang Bank Indonesia, Dinyatakan Berlaku
Pada Tanggal 17 Mei 1999 Dan Sebagaimana Telah Diubah Dengan Undang-Undang
Republik Indonesia No. 6/ 2009. Undang-Undang Ini Memberikan Status Dan
Kedudukan Sebagai Suatu Lembaga Negara Yang Independen Dalam Melaksanakan
Tugas Dan Wewenangnya, Bebas Dari Campur Tangan Pemerintah Dan/Atau Pihak
Lain, Kecuali Untuk Hal-Hal Yang Secara Tegas Diatur Dalam Undang-Undang Ini.

2. Sebagai Badan Hukum


Status Bank Indonesia Baik Sebagai Badan Hukum Publik Maupun Badan Hukum
Perdata Ditetapkan Dengan Undang-Undang. Sebagai Badan Hukum Publik Bank
Indonesia Berwenang Menetapkan Peraturan-Peraturan Hukum Yang Merupakan
Pelaksanaan Dari Undang-Undang Yang Mengikat Seluruh Masyarakat Luas Sesuai
Dengan Tugas Dan Wewenangnya. Sebagai Badan Hukum Perdata, Bank Indonesia
Dapat Bertindak Untuk Dan Atas Nama Sendiri Di Dalam Maupun Di Luar
Pengadilan.

  TUJUAN DAN TUGAS BANK INDONESIA


Dalam Kapasitasnya Sebagai Bank Sentral, Bank Indonesia Mempunyai Satu Tujuan
Tunggal, Yaitu Mencapai Dan Memelihara Kestabilan Nilai Rupiah. Kestabilan Nilai
Rupiah Ini Mengandung Dua Aspek, Yaitu Kestabilan Nilai Mata Uang Terhadap
Barang Dan Jasa, Serta Kestabilan Terhadap Mata Uang Negara Lain. Aspek
Pertama Tercermin Pada Perkembangan Laju Inflasi, Sementara Aspek Kedua
Tercermin Pada Perkembangan Nilai Tukar Rupiah Terhadap Mata Uang Negara
Lain. Perumusan Tujuan Tunggal Ini Dimaksudkan Untuk Memperjelas Sasaran
Yang Harus Dicapai Bank Indonesia Serta Batas-Batas Tanggung Jawabnya. Dengan
Demikian, Tercapai Atau Tidaknya Tujuan Bank Indonesia Ini Kelak Akan Dapat
Diukur Dengan Mudah.

Tiga Pilar Utama


Untuk Mencapai Tujuan Tersebut Bank Indonesia Didukung Oleh Tiga Pilar Yang
Merupakan Tiga Bidang Tugasnya. Ketiga Bidang Tugas Ini Adalah Menetapkan
Dan Melaksanakan Kebijakan Moneter, Mengatur Dan Menjaga Kelancaran Sistem
Pembayaran, Serta Mengatur Dan Mengawasi Perbankan Di Indonesia. Ketiganya
Perlu Diintegrasi Agar Tujuan Mencapai Dan Memelihara Kestabilan Nilai Rupiah
Dapat Dicapai Secara Efektif Dan Efisien.

PENGATURAN DAN PENGAWASAN BANK


Dalam Rangka Tugas Mengatur Dan Mengawasi Perbankan, Bank Indonesia
Menetapkan Peraturan, Memberikan Dan Mencabut Izin Atas Kelembagaan Atau
Kegiatan Usaha Tertentu Dari Bank, Melaksanakan Pengawasan Atas Bank, Dan
Mengenakan Sanksi Terhadap Bank Sesuai Dengan Ketentuan Perundang-Undangan
Yang Berlaku. Dalam Pelaksanaan Tugas Ini, Bank Indonesia Berwenang
Menetapkan Ketentuan-Ketentuan Perbankan Dengan Menjunjung Tinggi Prinsip
Kehati-Hatian.

SISTEM PEMBAYARAN
Di Sisi Alat Pembayaran Tunai, Bank Indonesia Merupakan Satu-Satunya Lembaga
Yang Berwenang Untuk Mengeluarkan Dan Mengedarkan Uang Rupiah Serta
Mencabut, Menarik Dan Memusnahkan Uang Dari Peredaran. Terkait Dengan Peran
Bi Dalam Mengeluarkan Dan Mengedarkan Uang, Bank Indonesia Senantiasa
Berupaya Untuk Dapat Memenuhi Kebutuhan Uang Kartal Di Masyarakat Baik
Dalam Nominal Yang Cukup, Jenis Pecahan Yang Sesuai, Tepat Waktu, Dan Dalam
Kondisi Yang Layak Edar (Clean Money Policy). Untuk Mewujudkan Clean Money
Policy Tersebut, Pengelolaan Pengedaran Uang Yang Dilakukan Oleh Bank
Indonesia Dilakukan Mulai Dari Pengeluaran Uang, Pengedaran Uang, Pencabutan
Dan Penarikan Uang Sampai Dengan Pemusnahan Uang.
Sebelum Melakukan Pengeluaran Uang Rupiah, Terlebih Dahulu Dilakukan
Perencanaan Agar Uang Yang Dikeluarkan Memiliki Kualitas Yang Baik Sehingga
Kepercayaan Masyarakat Tetap Terjaga. Perencanaan Yang Dilakukan Bank
Indonesia Meliputi Perencanaan Pengeluaran Emisi Baru Dengan
Mempertimbangkan Tingkat Pemalsuan, Nilai Intrinsik Serta Masa Edar Uang.
Selain Itu Dilakukan Pula Perencanaan Terhadap Jumlah Serta Komposisi Pecahan
Uang Yang Akan Dicetak Selama Satu Tahun Kedepan. Berdasarkan Perencanaan
Tersebut Kemudian Dilakukan Pengadaan Uang Baik Untuk Pengeluaran Uang
Emisi Baru Maupun Pencetakan Rutin Terhadap Uang Emisi Lama Yang Telah
Dikeluarkan.
Uang Rupiah Yang Telah Dikeluarkan Tadi Kemudian Didistribusikan Atau
Diedarkan Di Seluruh Wilayah Melalui Kantor Bank Indonesia. Kebutuhan Uang
Rupiah Di Setiap Kantor Bank Indonesia Didasarkan Pada Jumlah Persediaan,
Keperluan Pembayaran, Penukaran Dan Penggantian Uang Selama Jangka Waktu
Tertentu.
Kegitan  Distribusi  Dilakukan Melalui Sarana Angkutan Darat,  Laut  Dan  Udara.
Untuk Menjamin Keamanan Jalur Distribusi Senantiasa Dilakukan Baik Melalui
Pengawalan Yang Memadai Maupun Dengan Peningkatan Sarana Sistem
Monitoring.
Kegiatan Pengedaran Uang Juga Dilakukan Melalui Pelayanan Kas Kepada Bank
Umum Maupun Masyarakat Umum. Layanan Kas Kepada Bank Umum Dilakukan
Melalui Penerimaan Setoran Dan Pembayaran Uang Rupiah. Sedangkan Kepada
Masyarakat Dilakukan Melalui Penukaran Secara Langsung Melalui Loket-Loket
Penukaran Di Seluruh Kantor Bank Indonesia Atau Melalui Kerjasama Dengan
Perusahaan Yang Menyediakan Jasa Penukaran Uang Kecil.
Lebih Lanjut, Kegiatan Pengelolaan Uang Rupiah Yang Dilakukan Bank Indonesia
Adalah Pencabutan Uang Terhadap Suatu Pecahan Dengan Tahun Emisi Tertentu
Yang Tidak Lagi Berlaku Sebagai Alat Pembayaran Yang Sah. Pencabutan Uang
Dari Peredaran Dimaksudkan Untuk Mencegah Dan Meminimalisasi Peredaran Uang
Palsu Serta Menyederhanakan Komposisi Dan Emisi Pecahan. Uang Rupiah Yang
Dicabut Tersebut Dapat Ditarik Dengan Cara Menukarkan Ke Bank Indonesia Atau
Pihak Lain Yang Telah Ditunjuk Oleh Bank Indonesia.
Sementara Itu Untuk Menjaga Menjaga Kualitas Uang Rupiah Dalam Kondisi Yang
Layak Edar Di Masyarakat, Bank Indonesia Melakukan Kegiatan Pemusnahan Uang.
Uang Yang Dimusnahkan Tersebut Adalah Uang Yang Sudah Dicabut Dan Ditarik
Dari Peredaran, Uang Hasil Cetak Kurang Sempurna Dan Uang Yang Sudah Tidak
Layak Edar. Kegiatan Pemusnahan Uang Diatur Melalui Prosedur Dan Dilaksanakan
Oleh Jasa Pihak Ketiga Yang Dengan Pengawasan Oleh Tim Bank Indonesia (Bi).

2.4 Bank Syariah


Bank Syariah Adalah Suatu Bank Yang Dalam Aktivitasnya; Baik Dalam
Penghimpunan Dana Maupun Dalam Rangka Penyaluran Dananya Memberikan Dan
Mengenakan Imbalan Atas Dasar Prinsip Syariah.
Pada Dasarnya Ketiga Fungsi Utama Perbankan (Menerima Titipan Dana,
Meminjamkan Uang, Dan Jasa Pengiriman Uang) Adalah Boleh Dilakukan, Kecuali
Bila Dalam Melaksanakan Fungsi Perbankan Melakukan Hal – Hal Yang Dilarang
Syariah. Dalam Praktik Perbankan Konvesional Yang Dikenal Saat Ini, Fungsi
Tersebut Dilakukan Berdasarkan Prinsip Bunga. Bank Konvensional Memang Tidak
Serta Merta Identik Dengan Riba, Namun Kebanyakan Praktik Bank
Konvnsionaldapat Digolonglan Sebagai Transaksi Ribawi.

Perbedaan Bank Syariah Dengan Bank Konvensional

No Perbedaan Bank Konvensional Bank Syariah


Berbasis Revenue/Profit Loss
1 Bunga Berbasis Bunga
Sharing

2 Resiko Anti Risk Risk Sharing


Beroperasi Dengan
Pendekatan Sektor
Beroperasi Dengan Pendekatan
3 Operasional Keuangan, Tidak
Sektor Riil
Langsung Terkait
Dengan Sektor Riil
Multi Produk (Jual Beli, Bagi
4 Produk Produk Tunggal (Kredit)
Hasil, Jasa)
Pendapatan Yang
Diterima Deposan Tidak Pendapatan Yang Diterima
Terkait Dengan Deposan Terkait Langsung Dengan
5 Pendapatan
Pendapatan Yang Pendapatan Yang Diperolah Bank
Diperoleh Bank Dari Dari Pembiayaan
Kredit
Mengenal Negative
6 Tidak Mengenal Negative Spread
Spread
Bank Indonesia Dan Al Qur’an. Sunnah, Fatwa Ulama,
7 Dasar Hukum
Pemerintah Bank Indonesia, Dan Pemerintah
Tidak Berdasarkan Bunga(Riba),
Berdasarkan Atas
8 Falsafah Spekulasi (Maisir), Dan
Bunga (Riba)
Ketidakjelasan(Gharar)
          Dana Masyarakat
(Dana Pihak
Ketiga/Dpk) Berupa           Dana Masyarakat (Dana Pihak
Titipan Simpanan Ketiga/Dpk) Berupa Titipan
Yang Harus Dibayar ( Wadi’ah) Dan
Bunganya Pada Saat Investasi(Mudharabah) Yang Baru
9 Operasional Jatuh Tempo Akan Mendapat Hasil Jika
          Penyaluran Dan “Diusahakan“ Terlebih Dahulu
Pada Sektor Yang           Penyaluran Dana (Financing)
Menguntungkan, Pada Usaha Yang Halal Dan
Aspek Halal Tidak Menguntungkan
Menjadi
Pertimbangan Agama
Dinyatakan Secara Eksplisit Dan
Tidak Diketahui
10 Aspek Sosial Tegas Yang Tertuang Dalam Visi
Secara Tegas
Dan Misi
Tidak Memiliki
Harus Memiliki Dewan Pengawas
11 Organisasi Dewan Pengawas
Syariah(Dps)
Syariah(Dps)
Uang Adalah
Komoditi Selain Uang Bukan Komoditi, Tetapi
12 Uang
Sebagai Alat Hanyalah Alat Pembayaran
Pembayaran

Kritik Terhadat Perbankan Islam


Dari Penjelasan Mengenai Dual System Perbankan Syariah, Maka Terdapat Dua Kritik
Yang Dapat Diutarakan. Pertama, Perbankan Syariah Belum Bisa Di Harapkan
Menjadi Media Pembangunan Bangsa Bagi Para Pengusaha Kecil. Mengingatkan
Terkadang Margin Yang Di Berikan Perbankan Syariah Bagi Produk Jual Beli Cukup
Tinggi, Karna Besaranya Yang Mirip Dengan Intrest Rate. Hal Ini Tentunya
Menjadi Constrain Bagi Pengusaha Kecil Yang Bermodal Pas-Pasan Dengan Angunan
Yang Berat Ditambah Beban Margin Yang Juga Cukup Besar. Belum Lagi Keritik
Yang Banyak Menganggap Bahwa Perbankan Syariah Tidak Ubahnya
Dengan Leasing Yang Menjual Motor Kredit Dengan Kredit Suku Bunga Tetap.
Kedua, Konsep Bagi Hasil Perbankan Syariah Yang Menurut Penulis Juga Memiliki
Kelemahan. Bayangkan Jika Produk Yang Paling Banyak Digunakan Oleh Perbankan
Syariah Adalah Bagi Hasil Maka Hanya Bank Atau Ukm-Ukm Yang Sudah Masuk Ke
Sektor Formallah Yang Bisa Mengakses Produk Ini Mengingat Jasa Auditor Akan
Sangat Krusial Dalam Menentukan Besaran Bagi Hasil Yang Akan Diterima Oleh
Perbankan Syariah.

Konsep Dasar Transaksi


Efisiensi, Mengacu Pada Prinsip Saling Menolong Untuk Berikhtiar, Dengan Tujuan
Mencapai Laba Sebesar Mungkin Dan Biaya Yang Dikeluarkan Selayaknya.Keadilan,
Mengacu Pada Hubungan Yang Tidak Menzalimi (Menganiaya) , Saling Ikhlas
Mengikhlaskan Antar Pihak – Pihak Yang Terlibat Dengan Persetujuan Yang Adil
Tentang Proporsi Bagi Hasil, Baik Untung Maupun Rugi.

Lima Transaksi Yang Lazim Dipraktekkan Perbankan Syariah Adalah:


1. Tarnsaksi Yang Tidak Mengandung Ribal.
2. Transaksi Yang Ditujukan Untuk Memiliki Barang Dengan Cara Jual
Beli(Murabaha)
3. Transaksi Yang Ditujukan Untuk Mendapatkan Jaa Dengan Cara Sewa(Ijarah)
4. Transaksi Yang Ditujukan Untuk Mendapatkan Modal Kerja Dengan Cara Bagi
Hasil (Mudharabah)
5. Transaksi Deposito, Tabungan, Giro Yang Imbalannya Adlah Bagi Hasil
(Mudharabah) Dan Transaksi Titipan(Wadi’ah).

Produk Perbankan Syariah


Produk Perbankan Syariah Dapat Dibagi Menjadi Tiga Bagian Yaitu:
1. Penyaluran Dana
2. Penghimpunan Dana
3. Produk Yang Berkaitan Dengan Jasa Yang Diberikan Kepada Nasabahnya.

Keunggulan Bank Syariah


1. Dengan Adanya Negosiasi Antara Pihak Nasabah Dengan Pihak Bank, Tercapai
Suatu Halyang Saling Menguntungkan.
2. Dengan Prinsip Bagi Hasil, Jika Perusahaan Ingin Menaikkan Usahanya Namun
Kekurangan Modal, Maka Dapat Mengajukan Kredit Dengan Baik, Sehingga
Dapat Menerima Modal Dan Juga Resiko Yang Ada Lebih Rendah Daripada
Dengan Pinjaman Kredit Biasanya.
3. Dapat Mendorong Para Pengusaha Kecil Untuk Mengembangkan Usahanya
Dengan Baik, Dengan Adanya Bantuan Dari Pihak Bank.
4. Resiko Kerugian Lebih Kecil Dengan Menggunakan Prinsip Ini. Karena Apabila
Mengalami Kerugian, Maka Dibagi Menurut Perjanjian Yang Dibuat.
5. Pihak Bank Akan Mendapatkan Banyak Nasabah Dengan Menggunakan Prinsip
Ini, Karena Adanya Kemudahan – Kemudahan (Misalnya Tanpa Agunan) Yang
Diberikan Oleh Bank Dan Juga Akan Menaikkan Keuntungan Yang Besarnya
Sesuai Dengan Perjanjian Yang Dilakukan.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Otoritas Moneter Adalah Suatu Entitas Yang Memiliki Wewenang Untuk
Mengendalikan Jumlah Uang Yang Beredar Pada Suatu Negara Dan Memiliki Hak Untuk
Menetapkan Suku Bunga Dan Parameter Lainnya Yang Menentukan Biaya Dan
Persediaan Uang. Umumnya Otoritas Moneter Adalah Bank Sentral, Meskipun Kadang
Kala Lembaga Eksekutif Pemerintah Mempunyai Hak Tertinggi Untuk Menetapkan
Kebijakan Moneter Dengan Cara Mengendalikan Bank Sentral. Ada Berbagai Jenis
Otoritas Moneter Lainnya, Seperti Dibentuknya Satu Bank Sentral Untuk Beberapa
Negara, Terdapatnya Suatu Dewan Yang Mengontrol Jumlah Uang Yang Beredar
Terhadap Mata Uang Lain, Dan Juga Diperbolehkannya Beberapa Entitas Untuk
Mencetak Uang Kertas Ataupun Uang Logam.

Dari Uraian Kita Sepakati Bersama Bahwa Perbankan Islam Adalah Lembaga Keuangan
Yang Menjalankan Aktivitas Perbankan Konvensional Murni Yang Tidak Sama Sekali
Ada Kaitannya Dengan Kegiatan Keagamaan Yang Akan Menimbulkan Kontradiksi
Apabila Terjadi Sebuah Kesalahan, Maka Agama Islam Termasuk Di Dalamnya Umat
Islam Itu Akan Tersalahkan.
Namun Dalam Kegiatannnya Perbankan Islam Tidak Boleh Menyimpang Dari Landasan
Dan Prinsip-Prinsip Islam Itu Sendiri, Karena Timbulnya Perbankan Islam Adalah Untuk
Menyempurnakan Dari Sistem Sosialis Dan Konvensional. Yang Bukan Saja Berorientasi
Pada Profitabilitas Tapi Juga Bagaimana Perbankan Islam Itu Sendiri Mengedepankan
Etika Dan Moral Dalam Berbisnis Di Dunia Perbankan Yang Dapat Menciptakan Sebuah
Kegiatan Perbankan Yang Efisien Dan Efektip (Bebas Dari Riba, Gharar, Maysir, Dll)
Sehingga Dapat Berimplikasi Pada Pembangunan Ekonomi, Kesejahteraan Rakyat,
Menciptakan Pasar Ekonomi Yang Sehat Dan Menghilangkan Paradigma Dzalim.

Anda mungkin juga menyukai