HARI PERTAMA
TANGGAL 02 JUNI 2021
MATERI : PERAN DAN KOMPETENSI PERAWAT PPI (IPCN)
Pencegahan dan pengendalian infeksi adalah Pendekatan ilmiah dan solusi praktis yg dirancang
untuk mencegah bahaya yg disebabkan oleh infeksi pd pasien dan petugas kesehatan
PERAWAT : Setiap orang yang mempunyai kewenangan profesi (clinical previllege) untuk melakukan
asuhan keperawatan, berdasarkan jenis keahlian yang sesuai dengan disiplin ilmu keperawatan
IPCN adalah tenaga perawat praktisi /profesional, yang bekerja penuh waktu khusus dibidang
Pencegahan & Pengendalian infeksi atau terkait dengan infeksi yang terjadi karena pemberian
pelayanan kesehatan baik di rumah sakit maupun Di pelayanan kesehatan lainnya
Siapa IPCN Infection prevention and control nurse(IPCN) atau Perawat Pencegah & Pengendali
Infeksi adalah seorang perawat profesional yang terlatih serta ahli dalam pencegahan &
pengendalian infeksi ¡ IPCN berkerja di seluruh unit/departemen pelayanan kesehatan untuk
mencegah & mengendalikan Hais. ¡ Berperan sebagai Edukator staf layanan kesehatan tentang PPI,
melakukan Surveilans dan memberikan konsultasi ahli sesuai kebutuhan
Kriteria IPCN
1.Pengalaman klinik lebih 5 – 10 tahun
2. Pendidikan minimal D3 Keperawatan (S1 Keperawatan Ners) dan mengikuti serta lulus dalam
Pendidikan Keprofesian Berkelanjutan PPI Dasar , IPCN dan IPCN lanjut, TOT PPI
3. Memiliki komitmen dibidang pencegahan pengendalian infeksi.
4. Memliki pengalaman sebagai Kepala Ruangan atau setara.
5. Memiliki kemampuan kepemimpinan, inovatif dan percaya diri.
6. Bekerja purna waktu
IPCN bertanggung jawab pada : Penilaian kinerja dalan tanggung jawabnya bidang PPI : Komite PPI
¡ Penilaian Profesi dalam bidang profesi keperawatan : Log Book Perawat PPI penilaian naik pangkat
profesi dilakukan oleh bidang/komite keperawatan
Program PPI :
1. Dalam rangkat meningkatkan mutu pelayanan di rumah sakit maka rumah sakit melalui Komite
PPI menyusun program PPI dan kesehatan kerja secara menyeluruh untuk mengurangi risiko tertular
infeksi yang berkaitan dengan pelayanan kesehatan pada pasien, staf klinis, dan nonklinis.
2. Program PPI disusun secara efektif dan dilaksanakan secara komprehensif meliputi seluruh unit
maupun individu yang berada di rumah sakit.
3. Program PPI juga mencakup upaya kesehatan kerja membutuhkan berbagai strategi yang
mencakup semua tingkat unit atau layanan berdasar ukuran rumah sakit
Rumah sakit mempunyai program PPI dan kesehatan kerja secara menyeluruh untuk mengurangi
risiko tertular infeksi yang berkaitan dengan pelayanan kesehatan pada pasien, staf klinis, dan
nonklinis.
Kegiatan PPI diintegrasikan dengan program PMKP (Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien)
dengan menggunakan indikator yang secara epidemiologik penting bagi rumah sakit.
Pengertian Program
• Program adalah rangkaian kegiatan atau seperangkat tindakan untuk mencapai tujuan
• Suatu program dilaksanakan , disusun secara rinci dan dipergunakan untuk mencapai tujuan suatu
lembaga/ unit kerja
• Program merupakan kegiatan pokok yang akan dilaksanakan oleh suatu organisasi untuk
melaksanakan strategi yang telah ditetapkan dalam perencanaan strategi
Kesimpulan :
• Penyusunan Program PPI sangat penting sebagai panduan pelaksanaan kegiatan
• Program PPI meliputi berbagai aspek yang bertujuan untuk melindungi pasien, petugas dan
pengunjung rumah sakit
MATERI : REVIEW BUNDLE PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN IAD, ISK, VAP, IDO
Pengertian : Merupakan cara terstruktur untuk meningkatkan proses Perawatan dan hasil pasien,
umumnya hanya tiga sampai lima, yang dilakukan secara kolektif dan andal, telah terbukti
meningkatkan hasil untuk mencegah VAP, IAD, ISK dan IDO
Tujuan penerapan bundles adalah untuk mencegah dan mengendalikan terjadiya Infeksi t erkait
pelayanan kesehatan pada pasien yang dipasang alat ataupun tindakan operasi
Infeksi aliran darah adalah infeksi yang terjadi pada aliran pembuluh darah akibat pemasangan
catheter central line setelah 2 hari kalender, dimana tidak ada infeksi di daerah lain
Tujuan pencegahan IAD adalah untuk mencegah dan mengendalikan infeksi terkait pemasangan
kateter vena sentral
VAP didefinisikan sebagai nosokomial pneumonia yang terjadi setelah 2 hari kalender pada pasien
yang terpasang ventilasi mekanik baik melalui pipa endotrachea /tracheostomi
Infeksi Saluran Kemih (ISK) adalah infeksi yang terjadi pada pasien setelah pemasangan kateter urine
menetap 2 hari kalender Tujuan: Untuk mencegah terjadinya Infeksi Saluran Kemih pada pasien yang
terpasang kateter urine menetap
Infeksi daerah operasi (IDO) merupakan infeksi yang terjadi pada tempat atau daerah insisi akibat
suatu tindakan pembedahan yang di dapatkan dalam 30 – 90 hari setelah operasi, pada luka terbuka
dan tertutup, Infeksi dapat terjadi di jaringan insisional superficial, insisional dalam dan insisional
rongga. (July 2013 CDC/NHSN Protocol Clarifications)
Infeksi pada luka insisi (kulit dan subcutan), terjadi dalam 30 hari pasca bedah. kriteria dibawah ini :
Ø Keluar cairan purulen dari luka insisi
Ø Kultur positif dari cairan yang keluar atau jaringan yang diambil secara aseptik
Ø Ditemukan paling tidak satu tanda infeksi : nyeri, bengkak lokal, kemerahan, kecuali bila hasil
kultur negatif
Ø Dokter yang menangani menyatakan infeksi.
Kriteria Infeksi Insisional Dalam Infeksi pada luka insisi, terjadi dalam 30 hari pasca bedah atau
sampai 1 tahun bila ada implant. Terdapat paling tidak satu keadaan dibawah ini :
Ø Keluar cairan purulen dari luka insisi, tapi bukan berasal dari rongga /organ
Ø S ecara spontan mengalami dehisens atau dengan sengaja dibuka oleh ahli bedah dan paling
sedikit satu dari tanda berikut : demam (>38 ˚C), nyeri lokal,kultur ( + )
Ø Dokter menyatakan luka infeksi
Kriteria Infeksi Organ/Rongga Infeksi yang terjadi dalam 30 hari pasca bedah apabila tidak ada
implant Infeksi terjadi dalam 1 tahun pasca bedah apabila terdapat implant, ( terbaru 90 hari) Paling
sedikit menunjukkan satu gejala berikut :
Ø Drainase purulen dari drain yang dipasang melalui luka insisi kedalam organ / rongga
Ø Ditemukan organisme melalui aseptik kultur dari organ / rongga.
Ø Dokter menyatakan infeksi pada organ tsb
KESIMPULAN :
• HAIs IAD,VAP,ISK,& IDO menjadi masalah di seluruh dunia, termasuk di Indonesia
• HAIs dapat dicegah dan dikendalikan dengan menerapkan bundles sesuai dengan standar
• Pendidikan dan pelatihan terhadap pasien, petugas, dan pengunjung secara berkesinambungan
penting dilakukan