AHMAD ADITIYA F
03091005047
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik
pada Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Sriwijaya
AHMAD ADITIYA F
03091005047
SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar sarjana pada
Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik
Universitas Sriwijaya
Oleh:
SKRIPSI
NIM : 03091005047
Diberikan Tanggal :
Selesai Tanggal :
Karya tulis ilmiah berupa Skripsi dengan judul “Analisa Kekuatan Komposit Serat
Kaca dan Polypropylene pada Konstruksi Perahu Aluminium” telah dipertahankan
di hadapan Tim Penguji Skripsi Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik
Universitas Sriwijaya pada tanggal 02 Februari 2015.
Ketua :
1. Qomarul Hadi, ST, MT.
NIP. 19690213 199503 1 001 (……………………...)
Anggota :
2. Dr. Ir. Diah Kusuma Pratiwi, M.T.
NIP. 19750226 199903 1 001 (………………………)
3. M. Yanis, ST, MT
NIP. 19700228 199412 1 001 (………………………)
Mengetahui,
Ketua Jurusan Teknik Mesin, Dosen Pembimbing
NIM : 03091005047
Penulis,
Ahmad Aditiya F
NIM. 03091005047
HALAMAN PERNYATAAN INTEGRITAS
ALUMINIUM
Ahmad Aditiya F
NIM. 03091005047
HALAMAN PERSEMBAHAN
MOTTO :
Kedua Orangtuaku.
Keluarga besarku.
Assalamu’alaikum
Dengan mengucapkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah
junjungkan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah menuntun manusia pada
kehidupan yang lebih baik, sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi yang
pihak yang telah membantu hingga terselesaikannya Skripsi ini. Adapun pihak
tersebut adalah:
1. Bapak Prof. Dr. Ir. H. M. Taufik Toha, DEA. selaku Dekan Fakultas
3. Bapak Qomarul Hadi, S.T, M.T. selaku Ketua Jurusan Teknik Mesin
4. Bapak Ir. Dyos Santoso, M.T, selaku Sekretaris Jurusan Teknik Mesin
5. Orang Tua saya, yang selalu mendukung dan mendoakan setiap kegiatan
Sriwijaya,
10. Semua pihak yang telah memberikan dukungan yang tidak bisa disebutkan
satu persatu.
Skripsi ini. Oleh karena itu penulis menerima segala kritik dan saran yang bersifat
Wassalamu’alaikum.
Penulis
RINGKASAN
Polypropylene (PP) termasuk jenis plastik yang menempati peringkat kedua pada
paling banyak jenis sampah plastik setelah jenis High Density Polyethylene
(HDPE). Serat kaca memiliki sifat mekanik unggul dari serat alami. Karena
memiliki sifat mekanik yang baik dari serat kaca saat memainkan peran penting
dalam penggunaan komposit penguatan. Aluminium memiliki sifat tahan sangat
ringan dan korosi. Sifat mekanik serat kaca yang dimiliki, aluminium dan limbah
Polypropylene dapat dimanfaatkan sebagai penguat dan matriks bahan komposit.
Penelitian ini dilakukan dengan metode hand lay-up. Perbandingan fraksi volume
plastik polypropylene, serat kaca dan jenis aluminium dalam penelitian ini
ditetapkan : 64 : 0 : 36 (%), 54,4 : 9,6 : 36 (%), 44,8 : 19,2 : 36 (%), 35,2 : 28,8 :
36 (%), dan 25,6 : 38,4 : 36 (%).
Kata kunci : Komposit, aluminium, serat kaca, polypropylene, uji bending, uji
impact.
SUMMARY
Polypropylene (PP) including a type of plastic which ranks second on the most
number of types of plastic waste after the type of High Density Polyethylene
(HDPE). Glass fibers have superior mechanical properties of natural fibers.
Because it has good mechanical properties of glass fibers currently plays an
important role in the use of composite reinforcement. Aluminum has particularly
lightweight and corrosion resistant properties. Of mechanical properties owned
fiber glass, aluminum and PP waste can be utilized as composite reinforcement
and matrix materials. This research was carried out by hand lay-up methods.
Comparison of fiber volume fraction of glass, plastic and aluminum type of PP in
this study are set as : 64 : 0 : 36 (%), 54,4 : 9,6 : 36 (%), 44,8 : 19,2 : 36 (%), 35,2
: 28,8 : 36 (%), dan 25,6 : 38,4 : 36 (%).
Halaman
HALAMAN JUDUL
HALAMAN PENGESAHAN ii
HALAMAN PENGESAHAN AGENDA iii
HALAMAN PERSETUJUAN iv
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI v
HALAMAN PERNYATAAN INTEGRITAS vi
MOTTO DAN PERSEMBAHAN vii
KATA PENGANTAR viii
RINGKASAN x
SUMMARY xi
DAFTAR ISI xii
DAFTAR GAMBAR xiii
DAFTAR TABEL xiv
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang 1
1.2. Batasan Masalah 2
1.3. Tujuan Penelitian 3
1.4. Manfaat Penelitian 3
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
2.1. Serat Kaca 8
2.2. Skema Pengujian Charpy 14
2.3. Skema Pengujian Izod 14
2.4. Skema Pengujian Lengkung 16
3.1. Skema Metode Penelitian 17
3.2 Spesimen Pengujian Impact 21
3.3. Spesimen Pengujian Lengkung 22
4.1. Grafik Usaha Impact 28
4.2. Grafik Harga Energi Impact per Satuan Luas 29
4.3. Grafik Tegangan Lengkung 32
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
3.1 Perbandingan Fraksi Volume 19
3.2 Penandaan Spesimen 21
3.3 Data Awal Pengujian Impact 22
3.4 Data Awal Pengujian Lengkung 23
4.1 Data Hasil Awal Pengujian Impact 24
4.2 Nilai Rata – Rata Energi Impact 28
4.3 Nilai Rata – Rata Tegangan Lengkung 30
BAB 1
PENDAHULUAN
2.2.1.3 Biaya
Faktor biaya juga memainkan peranan yang sangat penting dalam
membantu perkembangan industri komposit. Biaya yang berkaitan erat dengan
penghasilan suatu produk seharusnya memperhitungkan beberapa aspek seperti
biaya, bahan mentah, pemrosesan, tenaga manusia dan sebagainya.
2.6 Aluminium
1. Ringan
3. Kuat
Bila baja menjadi rapuh pada temperatur rendah, maka aluminium dapat
mengalami peningkatan kekuatan tarik dan mempertahankan ketangguhan yang
sangat baik.
5. Mudah digunakan
Aluminium adalah salah satu dari dua logam biasa yang memiliki
konduktivitas listrik yang cukup tinggi untuk digunakan sebagai konduktor listrik.
Tingkat konduktivitas listrik konduktor (paduan 1350) adalah sekitar 62% dari
Standar Internasional Annealed Copper. Namun, aluminium hanya sepertiga
berat tembaga, yang berarti menyalurkan sekitar dua kali listrik sebanyak yang
dapat dialirkan oleh tembaga dari berat yang sama. Aluminium secara luas
digunakan dalam kabel transmisi listrik, transformer, busbar dan basis lampu
listrik.
2. Metode Izod yaitu pengujian impact yang meletakkan posisi spesimen uji
pada tumpuan dengan posisi vertikal dan arah pembebanan berasal dari
arah yang searah dengan arah takikan.
Usaha yang diperlukan untuk mematahkan benda uji dapat diketahui melalui
rumus sebagai berikut :
E = E1 - E2 (Callister, 2007)
Dan besarnya harga takik dapat diketahui dari rumus berikut ini :
E
W= (Callister, 2007)
A0
3.�.�
σ= (Callister, 2007)
2.�.ℎ 2
dimana :
σ = tengangan lengkung
P = beban maximal
L = pertambahan panjangan
b, h = tebal dan tinggi specimen
BAB 3
METODELOGI PENELITIAN
3.1 Diagram Alir
Metodelogi penelitian pada skema di bawah ini :
a. Pemotongan
Serat kaca dipotong menjadi bagian-bagian kecil dari bentuk awal yang berupa
lembaran namun tetap dalam orientasi serat acak.
b. Penimbangan
Serat Kaca ditimbang sesuai dengan fraksi volume serat yang telah ditentukan
setelah menjadi bagian-bagian kecil.
3.4.2 Persiapan Matrik Polypropylene
Plastik bekas jenis polypropylene dikumpulkan kemudian diolah dengan
cara :
a. Pencucian
Plastik polypropylene dicuci untuk menghilangkan kotoran yang menempel.
b. Penjemuran
Plastik polypropylene dijemur untuk menghilangkan sisa air.
c. Pemotongan
Plastik polypropylene dipotong menjadi ukuran kecil agar mudah dalam proses
pencampuran.
Cetakan dibuat dari aluminium hollow, salah satu sisi aluminium di belah
untuk menempatkan bahan yang akan dicetak.
b. Alat penggiling diatur sampai suhu melebihi titik leleh plastik polypropylene.
c. Matrik polypropylene dimasukkan ke alat penggiling yang panas sehingga
menjadi mencair.
d. Setelah itu polypropylene yang cair dituangkan ke sendok yang telah
disiapkan, untuk mengatur suhu. Suhu diukur antara 190oC sampai 200oC.
e. Setelah suhu diukur, polypropylene cair dituangkan kedalam cetakan spesimen
yang telah disiapkan serat kaca dan aluminium didalamnya.
f. Saat penuangan kedalam cetakan ada baiknya campuran diaduk dengan
pengaduk agar dapat mengontrol serat kaca tersebar merata.
g. Kemudian campuran ditekan dan diratakan dengan rol sampai permukaan rata.
h. Tunggu hingga campuran kering.
i. Spesimen yang sudah kering dilepas dari cetakan kemudian bagian
permukaannya dihaluskan dengan alat kikir dan amplas.
j. Spesimen komposit yang telah dihaluskan dan diukur geometri awalnya
dikatakan sebagai spesimen siap uji.
3.4.5 Penandaan Spesimen
PP64FG00Al36
64% 64% Polypropylene : 0% Fiber Glass : 36% Aluminium
E = E1 - E2 (Callister, 2007)
Dan besarnya harga takik dapat diketahui dari rumus berikut ini :
E
W= (Callister, 2007)
A0
Dari hasil pengujian impact dapat dihitung besar energi yang dipergunakan untuk
mematahkan masing – masing fraksi paduan komposit per satuan luas, dengan
besar sudut simpangan 52.
Sudut simpangan
1. 52 – 48,5 = 3,5 2. 52 – 49 = 3 3. 52 – 49 = 3
45 – 3,5 = 41,5 45 – 3 = 42 45 – 3 = 42
1. θ = 41,50 ; α = 450
E1 = P (D – D cos α)
= 25,68 (0,6490 – 0,6490 cos 45)
= 25,68 (0,6490 – 0,4589)
= 4,8818 kg.m
E2 = P (D – D cos θ)
= 25,68 (0,6490 – 0,6490 cos 41,5)
= 25,68 (0,6490 –0,4860)
= 4,1858 kg.m
E = E1 – E2
= 4,8818 – 4,1858
= 0,6959 Joule
E 0,6959
W=
A0
= = 0,0086 J/mm2
80
1. θ = 38,50 ; α = 450
E1 = P (D – D cos α)
= 25,68 (0,6490 – 0,6490 cos 45)
= 25,68 (0,6490 – 0,4589)
= 4,8818 kg.m
E2 = P (D – D cos θ)
= 25,68 (0,6490 – 0,6490 cos 38,5)
= 25,68 (0,6490 – 0,7826)
= 3,5783 kg.m
E = E1 – E2
= 4,8818 – 3,5783
= 1,3035 joule
Energi impact per satuan luas adalah :
E 1,3035
W=
A0
= = 0,0157 J/mm2
80
2. θ = 38,250 ; α = 450
E1 = P (D – D cos α)
= 25,68 (0,6490 – 0,6490 cos 45)
= 25,68 (0,6490 – 0,4589)
= 4,8818 kg.m
E2 = P (D – D cos θ)
= 25,68 (0,6490 – 0,6490
cos 38,25)
= 25,68 (0,6490 – 0,7853)
= 3,5783 kg.m
E = E1 – E2
= 4,8818 – 3,5783
= 1,3035 Joule
E 1,3035
W= = = 0,0162 J/mm2
A0 80
Untuk selanjutnya dihitung dengan rumus yang sama seperti rumus diatas
sehingga diperoleh nilai rata – rata energi impact (E) dan nilai rata – rata energi
impact per satuan luas (W). (lampiran).
Gambar 4.2 Grafik Harga Energi Impact per Satuan Luas (W)
Dari gambar 4.2 dapat juga dilihat harga impact (W) rata – rata yang
diperlukan untuk mematahkan spesimen komposit dengan perbandingan fraksi 64
: 0 : 36 (%) sebesar : 0,0102 J/mm2, pada fraksi 54,4 : 9,6 : 36 (%) sebesar 0,0154
J/mm2, pada fraksi 44,8 : 19,2 : 36 (%) sebesar 0,0175 J/mm2, pada fraksi 35,2 :
28,8 : 36 (%) sebesar 0,0176 J/mm2, dan pada fraksi 25,6 : 38,4 : 36 (%) sebesar
0,0168 J/mm2.
Dari kedua grafik diatas dapat menjelaskan bahwa penambahan serat
kaca pada komposit berpengaruh terhadap nilai energi dan harga impact, dimana
terjadi peningkatan energi dan harga impact seiring dengan bertambahnya
perbandingan fraksi volume pada setiap komposit.
Penambahan serat kaca memiliki kekakuan dan kekuatan yang tinggi
pada matriks polypropylene akan mengakibatkan peningkatan dari kekuatan
impact dan modulus elastisitasnya (Siagian, 2009).
Adanya volume serat serabut kelapa yang banyak, dapat menambah
keuletan dan kekuatan spesimen, sehingga serat serabut kelapa tersebut dapat
digunakan sebagai bahan komposit cukup baik (Prasetyo, 2013).
Keterengan :
b = Tebal Spesimen Pmax = Beban Yang Mampu Diterima
L = Panjang Spesimen σ = Tegangan Lengkung
Dari data tabel 4.3 diatas dapat dilihat persentase perbandingan matrik
pada tiap specimen, tebal dan panjang specimen, beban maximal (P) yang terjadi
pada saat pengujian, serta tegangan lengkung yang terjadi.
= 1,161 KgF/mm2
3��
2. σ =
2�ℎ 2
3.3.250
=
2.10.10 2
= 1,161 KgF/mm2
3��
3. σ = 2�ℎ 2
3.2.250
=
2.10.10 2
= 0,75 KgF/mm2
Perhitungan selanjutnya dilakukan dengan menggunakan rumus yang sama
terdapat pada lampiran.
Hubungan antara tegangan rata – rata dengan perbandingan variasi fraksi
volume komposit dengan matriks plastik polypropylene dengan diperkuat serat
kaca dan tulangan berupa aluminium, dapat dilihat pada grafik dibawah ini :
5.2 Saran
Penelitian ini hanya dilakukan pada fraksi volume dari 25,6 : 38,4 : 36
(%), maka untuk penelitian selanjutnya disarankan untuk menaikkan fraksi
volume serat kaca diatas nya pada campuran komposit agar dapat menemukan
nilai yang berbeda. Selanjutnya kami sarankan untuk melakukan pengujian lebih
lanjut, untuk mengetahui hasil yang mungkin masih dipertanyakan.
DAFTAR PUSTAKA
Capral Ltd. (2013) Capral’s Little Green Book. Volume 4. Australia: Capral’s
Ltd.
Mujiarto Imam, 2005, Sifat dan Karakteristik Material Plastik dan Bahan Aditif,
Jurnal Traksi. Vol. 3. No.2.