LANDASAN TEORETIS
pustaka terlebih dahulu. Tinjauan pustaka yang dilakukan adalah dengan meninjau
dan terkait yang peneliti jadikan acuan untuk melakukan penelitian ini :
Item Skripsi
Wahyu Anas B La Boy Riska Indria Aliyu Hakim
(Sumber: Peneliti)
Penelitian Pertama
dengan Pembeli Pribumi di Toko Bandung" pada tahun 2012. Dalam skripsi ini,
nilai budaya yang dipraktekkan dalam transaksi jual bel imembentuk pola
dengan komunikasi verbal juga non-verbal dan adanya hambatan dalam komunikasi
lintas budaya ini sehingga ada upaya-upaya yang harus dilakukan untuk mengurangi
gestur tubuh dan kepercayaan ketika melakukan transaksi jual-beli karena akan
budaya dan bahasa, dalam perbedaan budaya terbentuklah pola komunikasi yang
bervariasi yang menciptakan pedagang memiliki persepsi yang baik kepada pembeli
pribumi, namun dalam bahasa merupakan kendala yang harus diperhatikan oleh
Penelitian Kedua
penelitian ini. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa interaksi komunikatif antara
penjual dan pembeli biasa atau pembeli pelanggan menunjukkan adanya pola-pola
komunikasi sebagai berikut: (1) interaksi diawali dengan memilih barang atau
bahasa yang bersifat lugas dan struktur gramatika yang sederhana sehingga
(3) terjadinya komunikasi tatap muka dan timbal-balik (dialogis) antara penjual dan
transaksi.
Penelitian Ketiga
Petisah Medan)" pada tahun 2012. Teori yang dipakai oleh penulis berupa
kualitatif. Hasil yang diperoleh adalah para penjual yang berada di pasar Petisah
memiliki bermacam-macam suku mulai suku Batak, Karo, Padang, Jawa dan
Cina. Para pembeli yang datang juga beragam suku Bangsa. Di pasar Petisah sendiri
kaya akan keberagaman suku, tidak ada pihak yang minoritas ataupun mayoritas.
Dengan beragamnya suku Bangsa yang ada disana maka beragam juga bahasa
daerah yang dimilikinya. Akan tetapi para penjual dan pembeli lebih menggunakan
Persuasi secara harafiah berarti hal membujuk, hal mengajak, atau hal
2002:15)
dan prospek baik yang meyakinkannya; bujukan halus: mereka percaya dapat
persuasi.
secara umum negosiasi adalah proses tawar-menawar dengan cara berunding untuk
(2003) mengartikan negosiasi adalah sebuah proses yang didalamnya dua pihak atau
lebih bertukar barang dan jasa dan berupaya menyepakati tingkat kerjasama tersebut
bagi mereka.
Menurut Jackman (2005) negosiasi adalah sebuah proses yang terjadi antara
dua pihak atau lebih yang pada mulanya memiliki pemikiran berbeda, hingga
bahwa negosiasi adalah sebuah transaksi dimana kedua belah pihak mempunyai hak
atas hasil akhir. Untuk itu diperlukan persetujuan dari kedua belah pihak sehingga
terjadi proses yang saling memberi dan menerima sesuatu untuk mencapai suatu
kesepakatan bersama.
mencapai persetujuan. Proses ini melibatkan dua orang atau lebih yang memiliki
constitutes a good result for the other party”. Negosiasi adalah keterampilan yang
dapat dipelajari oleh setiap orang (Rustono, 2008). Sedangkan Jackman (2005)
suatu proses komunikasi dimana dua orang atau lebih dengan tujuan yang berbeda
melakukan suatu proses timbal balik yang melibatkan pertukaran sesuatu antara dua
orang atau lebih hingga mencapai kesepakatan bersama yang menguntungkan semua
pihak
2.2.2.1 Aspek Kemampuan Negosiasi
dihadapi. Negosiator harus mampu bersikap professional dengan tetap fokus pada
akhir. Mampu mengumpulkan sebanyak mungkin pilihan agar tidak terjebak pada
masalah atau solusi, hal ini akan meningkatkan kualitas kesepakatan akhir dan
terlibat. Menyusun strategi negosiasi yang efektif sebelum negosiasi dimulai akan
kemampuan negosiasi yang baik dapat memahami dan mengenali aspek kemampuan
yang sedang dihadapi, kemampuan untuk berfokus pada kepentingan bukan posisi,
obyektif.
b. Self confidence, yaitu negosiator yang baik menyadari bahwa dengan memiliki
yang baik agar mampu menangkap pesan secara efektif. Joseph A Devito
bentuk komunikasi antara seseorang dengan orang lain untuk mencapai tujuan
diri akan kemampuan yang tinggi, kemampuan menyusun rencana, bertindak dengan
penuh integritas, mampu berfikir jernih, pendengar yang baik, berempati dan
negosiasi seseorang.
terjadi.
b. Kepercayaan diri pribadi untuk memecahkan masalah. Pihak yang percaya bahwa
menimbulkan ambiguitas.
bahwa untuk memiliki kemampuan negosiasi yang baik terdapat faktor dari dalam
dan luar individu. Dalam penelitian ini, peneliti mengambil faktor dari dalam
untuk memberi dan menerima guna mencapai kesepakatan bersama yang saling
gambit negosiasi menjadi tiga, yaitu gambit babak awal, memulai negosiasi sesuai
Gambit merupakan suatu langkah yang strategis dalam sebuah negosiasi yang
melibatkan adanya risiko. Keterampilan dalam memilih gambit yang tepat dan
menggunakannya pada waktu yang tepat akan dapat menghasilkan negosiasi yang
baik. Gambit awal merupakan awal negosiasi yang akan dilakukan oleh
seorang negosiator pada tahap awal hubungan dengan pihak lawan, untuk dapat
Dalam hal ini Roger Dawson menjelaskan gambit negosiasi awal adalah
sebagai berikut:
lawan akan merenspons proposal anda dan ternyata pihak lawan tidak
demikian.
a. Jangan menentang pihak lawan pada tahap-tahap awal negosiasi karena itu
waktu untuk berpikir bila pihak lawan menunjukkan sikap permusuhan kepada
anda.
karena anda bisa melakukan tindakan ini lebih dari satu kali.
c. Jangan sekali-kali melakukan splitting the difference untuk diri anda sendiri,
menang.
2.2.3.3 Gambit Negosiasi Akhir
kesepakatan.
b. Posisikan pihak lawan agar merasa nyaman kalah terhadap anda dengan
d. Selalu berikan ucapan selamat kepada pihak lawan setelah anda selesai
membangun kebersamaan antara dua orang atau lebih. Komunikasi juga berasal dari
“Komunikasi adalah proses di mana suatu ide dialihkan dari sumber kepada
satu penerima atau lebih dengan maksud untuk mengubah tingkah laku mereka.”
sesuai dengan fungsi komunikasi yang bersifat: persuasi, edukatif dan informatif.
Sebab tanpa komunikasi maka tidak adanya proses interaksi: saling tukar ilmu
makna yang dapat dimengerti atau dalam lambang yang sama. Pengertian pemakaian
bahasa dapat bersifat kongkret atau abstrak (Rosady Ruslan, SH, MM, 2016, P.82).
digunakan pada berbagai macam kepentingan, salah satunya pada sebuah organisasi.
organisasi, dan ikut memainkan peran dalam hampir semua tindakan organisasi yang
relevan (Romli, 2014, P.7). Dalam suatu organisasi, komunikasi memiliki peran
Fungsi adalah potensi yang dapat digunakan untuk memenuhi tujuan tertentu.
a. memberi informasi,
b. menghibur
c. mendidik, dan
memprediksi sikap orang lain, juga untuk mengetahui keberadaan diri sendiri dalam
dipisahkan dengan kehidupan umat manusia, baik sebagai individu maupun sebagai
antarmanusia, apakah itu seorang pengusaha, dokter, guru, karyawan atau politisi.
Melalui komunikasi yang dilakukan dengan baik dan santun akan memberi pengaruh