Anda di halaman 1dari 7

INISIASI 6

LIMIT DAN TURUNAN FUNGSI

A. LIMIT

 Suatu variabel x dikatakan mendekati suatu bilangan sebagai limit jika nilai-nilai
yang diberikan kepada variabel x sedemikian rupa sehingga harga mutlak | x – a |
masih merupakan suatu bilangan positif meskipun sangat kecil, secara simbol ditulis:

lim x = a atau x → a.

 Suatu fungsi f(x) mempunyai limit A untuk x mendekati a tanpa x = a, jika harga
mutlak dari selisih antara f(x) dan A lebih kecil dari suatu bilangan positif yang
masih dapat dipikirkan.
 Suatu fungsi f(x) akan mendekati suatu limit A untuk x yang mendekati a, hanya jika
untuk setiap bilangan kecil ε > 0 masih terdapat suatu bilangan kecil lain δ sehingga
apabila:

0 < | x – a | < δ maka | f(x) – A | < ε

Atau dapat juga ditunjukkan dengan menggunakan simbol:

lim f(x) = A atau f(x) → A jika x → ∞.


x→ ∞

 Kaidah-kaidah limit

Jika lim f(x) = A, lim g(x) = B dan k adalah bilangan konstan maka:
x→a x→a

= A/B dengan syarat B ≠ 0

KONTINUITAS & DISKONTINUITAS


Suatu fungsi akan dikatakan kontinu bila grafiknya berupa kurva yang tidak patah.
Definisi kontinuitas secara matematika akan menggunakan kaidah-kaidah limit.

Inisiasi 6 - Matematika Ekonomi – ESPA4122 1


Suatu fungsi f(x) agar merupakan fungsi yang kontinu, harus memenuhi 3 syarat:
1. f(a) tertentu
2. lim 𝑓(𝑥) ada dan terhingga
𝑥→ a
3. lim 𝑓(𝑥) = 𝑓(a)
x→ a

Kalau salah satu syarat tersebut tidak dipenuhi maka fungsinya tidak kontinu atau
disebut juga diskontinu.

Fungsi yang kontinu grafiknya tidak mengandung garis patah atau terputus-putus.
Suatu fungsi yang kurvanya patah pada interval tersebut merupakan fungsi yang
diskontinu. Ada tiga jenis diskontinu, yaitu:
1. diskontinuitas titik lowong
2. diskontinuitas tak terhingga
3. diskontinuitas terhingga

Diskontinuitas Titik Lowong


Suatu fungsi f(x) disebut diskontinuitas titik lowong pada x = a jika limit f(x) ada
tetapi f(a) tidak ada (tidak terdefinisikan).

Contoh:
( 2 x +1 ) (x−3)
Fungsi f(x) = merupakan fungsi diskontinuitas titik lowong pada titik x
( x−3)
= 3, karena pada titik tersebut f(3) tidak ada (atau tak terdefinisikan). Untuk titik x
yang lain, yaitu selain x = 3 fungsi f(x) kontinu.

Diskontinuitas Tak Terhingga


Suatu fungsi f(x) adalah diskontinuitas tak terhingga pada x = a jika f(x) menjadi tak
terhingga (positif atau negatif) untuk x → a. Jadi, f(a) tidak dapat ditentukan dan
f(x) untuk x → a tidak mempunyai limit.

Contoh:

Inisiasi 6 - Matematika Ekonomi – ESPA4122 2


1
Fungsi f(x) = 2 diskontinutas tak terhingga pada x = 3, karena untuk x → 3
(x−3)
berakibat f(x) → ∞ dan f(3) tidak dapat ditentukan. Meskipun demikian, untuk semua
nilai x selain x = 3, fungsi f(x) adalah kontinu.

Diskontinuitas Terhingga
Suatu fungsi adalah diskontinuitas terhingga pada x = a, jika f(x) mendadak berubah
pada saat x → a dan f(x) tidak mempunyai limit untuk x → a .

Contoh:

2
Fungsi f(x) = 1/ 2 adalah diskontinuitas terhingga pada x = 0, karena f(x) tidak
1+ 2
dapat ditentukan limitnya dan pada saat x mendekati 0, nilainya mendadak berubah.
Tetapi, untuk nilai-nilai selain x = 0, fungsi tersebut kontinu.

Biasanya fungsi yang banyak digunakan dalam ilmu ekonomi berbentuk diskontinuitas
terhingga. Misalnya, suatu fungsi permintaan. Penurunan atau kenaikan jumlah barnag
yang diminta dalam banyak hal merupakan satuan-satuan jumlah bulat dan bukannya
bilangan pecahan.

B. TURUNAN PERTAMA

 Langkah-langkah untuk mencari turunan pertama dari suatu fungsi adalah sebagai
berikut:
1. Fungsi yang akan dicari turunannya: y = f(x)
2. Kedua sisi tanda sama dengan diberi tambahan nilai x dan y sehingga diperoleh: y
+ ∆y = f(x + ∆x)
3. Variabel y diganti dengan f(x) dan dipindahkan ke sisi kanan: ∆y = f(x + ∆x) – f(x)
∆ y f ( x+ ∆ x ) – f ( x )
4. Kedua sisi dibagi oleh ∆x menjadi =
∆x ∆x
5. Turunan pertama diperoleh dengan mengambil limitnya :

Inisiasi 6 - Matematika Ekonomi – ESPA4122 3


 Kaidah-kaidah yang dapat digunakan untuk mendapatkan turunan pertama dari suatu
fungsi, yaitu:

Contoh:
dy
y = 5, maka y’ = =0
dx

Contoh:
dy
y = x5 , maka y’ = = 5x4
dx
dy
y = x ½ , maka y’ = = 1/2 x- ½
dx
dy
y = x- 7, maka y’ = = - 7x-6
dx

Contoh:

dy
y = 2x3, maka maka y’ = = 2. 3x2 = 6x2
dx

Contoh:

y = 2x + 3x2 , maka disini f(x) = 2x dan g(x) = 3x2

dy
y’ = = 2 + 6x
dx

Contoh:

y = (x2 + 2) (x – 3)

du
Misalkan: u = f(x) = x 2 + 2 dan v = g(x) = x – 3, maka maka = f’(x) = 2x dan maka
dx
Inisiasi 6 - Matematika Ekonomi – ESPA4122 4
dv
= g’(x) = 1
dx

dy
Maka: y’ = = (x2 + 2) (1) + (x – 3) (2x)
dx

y’ = x2 + 2 + 2x2 – 6x

y’ = 3x2 – 6x + 2

u' . v −u . v '
Atau y’ =
v2

Contoh:

u = x3 + 2x + 7, maka u’ = 3x2 + 2

v = 2x2 + 3x + 1, maka v’ = 4x + 3
' '
u . v −u . v
Sehingga: y’ =
v2

atau y’ = n.un-1. u’

Contoh:

y = (x2 + 1)3

u = (x2 + 1), maka u’ = 2x di mana n = 3

sehingga: y’ = n . un−1. u’

Inisiasi 6 - Matematika Ekonomi – ESPA4122 5


y’ = 3(x2 + 1)2 (2x)

y’ = 6x (x2 + 1)2

u'
atau y’ = . log e
u

Contoh:

y = log (x2 + 5)

Misalkan: u = x2 + 5, maka u’ = 2x

u'
y’ = . log e
u

2x
y’ = 2 log e
x +5

atau y’ = a n . ln a . u'

Contoh:
2
y = 2(x ¿ ¿3− x )¿

Misalkan: u = x3 – x2 dan a = 2, maka u’ = 3x2 – 2x

y’ = a n . ln a . u'
2
y’ = 2(x ¿ ¿3− x )¿ ¿
2
y’ = 2(x ¿ ¿3− x )¿. (3x2 – 2x) (ln 2)

atau y’ = en. u’

Contoh:

Inisiasi 6 - Matematika Ekonomi – ESPA4122 6


y = e (2 x ¿¿2+5)¿
Misalkan: u = 2x2 + 5, maka u’ = 4x
y’ = en. u’
2
y’ = e 2 x +5 (4x)
2
y’ = 4x. e 2 x +5

Selamat belajar mandiri .. tetap semangat ..sukses …

Inisiasi 6 - Matematika Ekonomi – ESPA4122 7

Anda mungkin juga menyukai