Anda di halaman 1dari 7

BUKU JAWABAN UJIAN (BJU) UAS

TAKE HOME EXAM (THE)


SEMESTER 2022/23.1 (2022.2)

Nama Mahasiswa : Andika Saputra


Nomor Induk Mahasiswa/NIM : 042357997
Tanggal Lahir : 3 September 1990
Kode/Nama Mata Kuliah : BING4440/Translation 10
Kode/Nama Program Studi : Sastra Inggris Bidang Minat Penerjemah
Kode/Nama UPBJJ : 14/Padang
Hari/Tanggal UAS THE : Sabtu/31 Desember 2022

Tanda Tangan Peserta Ujian

Petunjuk

1. Anda wajib mengisi secara lengkap dan benar identitas pada cover BJU pada halaman ini.
2. Anda wajib mengisi dan menandatangani surat pernyataan kejujuran akademik.
3. Jawaban bisa dikerjakan dengan diketik atau tulis tangan.
4. Jawaban diunggah disertai dengan cover BJU dan surat pernyataan kejujuran akademik.

KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN RISET, DAN TEKNOLOGI


UNIVERSITAS TERBUKA
Surat Pernyataan Mahasiswa Kejujuran Akademik

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama Mahasiswa : Andika Saputra


NIM : 042357997
Kode/Nama Mata Kuliah : BING4440/Translation 10
Fakultas : FIHSIP
Program Studi : Sastra Inggris Bidang Minat Penerjemah
UPBJJ-UT : 14/Padang

1. Saya tidak menerima naskah UAS THE dari siapapun selain mengunduh dari aplikasi THE pada
laman https://the.ut.ac.id.
2. Saya tidak memberikan naskah UAS THE kepada siapapun.
3. Saya tidak menerima dan atau memberikan bantuan dalam bentuk apapun dalam pengerjaan soal
ujian UAS THE.
4. Saya tidak melakukan plagiasi atas pekerjaan orang lain (menyalin dan mengakuinya sebagai
pekerjaan saya).
5. Saya memahami bahwa segala tindakan kecurangan akan mendapatkan hukuman sesuai dengan
aturan akademik yang berlaku di Universitas Terbuka.
6. Saya bersedia menjunjung tinggi ketertiban, kedisiplinan, dan integritas akademik dengan tidak
melakukan kecurangan, joki, menyebarluaskan soal dan jawaban UAS THE melalui media apapun,
serta tindakan tidak terpuji lainnya yang bertentangan dengan peraturan akademik Universitas
Terbuka.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya. Apabila di kemudian hari terdapat
pelanggaran atas pernyataan di atas, saya bersedia bertanggung jawab dan menanggung sanksi
akademik yang ditetapkan oleh Universitas Terbuka.

Payakumbuh, 31 Desember 2022


Yang Membuat Pernyataan

Andika Saputra
1. Silakan baca teks berikut dengan seksama dan kemudian terjemahkan ke dalam bahasa Indonesia.
Perhatikan baik-baik pedoman berikut.
a. Pesan dari teks sumber harus diterjemahkan secara akurat ke dalam teks target.
b. Periksa kembali untuk memastikan bahwa tidak ada makna yang hilang atau terjadi distorsi
makna.
c. Pastikan terjemahan Anda mengikuti tata bahasa Indonesia yang baik dan benar.
d. Terjemahan Anda harus mudah dipahami dan tidak terbaca seperti terjemahan.

Forests and trees make vital contributions both to people and the planet, bolstering livelihoods, providing
clean air and water, conserving biodiversity and responding to climate change. Forests act as a source of food,
medicine and fuel for more than a billion people. In addition to helping to respond to climate change and
protect soils and water, forests hold more than three-quarters of the world’s terrestrial biodiversity, provide
many products and services that contribute to socioeconomic development, and are particularly important for
hundreds of millions of people in rural areas, including many of the world’s poorest.

However, the world’s population is projected to increase from around 7.6 billion today to close to 10 billion
people by 2050. The corresponding global demand for food – estimated to grow by 50 percent during this
period – is placing enormous pressure on the way we use productive land, particularly in developing countries
where the overwhelming majority of the world’s 800 million and more poor and hungry people are
concentrated. Deforestation, chiefly caused by the conversion of forest land to agriculture and livestock areas,
threatens not only the livelihoods of foresters, forest communities and indigenous peoples, but also the
variety of life on our planet. Land-use changes result in a loss of valuable habitats, land degradation, soil
erosion, a decrease in clean water, and the release of carbon into the atmosphere. How to increase agricultural
production and improve food security without reducing forest area is one of the great challenges of our times.

Evidence is key to opening up forest pathways to sustainable development. While the importance of forests
and trees to a healthy, prosperous planet is universally recognized, the depth of those roots may be greater than
imagined. Agreed by the UN Statistical Commission in March 2016, the 2030 Agenda’s 230 indicators are
designed to help countries measure the progress they are making towards achieving their objectives, learning
from their experiences and understanding which areas to prioritize and allocate resources to.

(Source: FAO. 2018. The State of the World's Forests 2018 - Forest pathways to sustainable development.
Rome. pp. x-xi)
Hutan dan pepohonan memberikan kontribusi penting bagi manusia dan planet ini, mendukung mata
pencaharian, menyediakan udara dan air bersih, melindungi keanekaragaman hayati, dan mengurangi dampak
perubahan iklim. Lebih dari satu miliar orang mengandalkan hutan sebagai sumber makanan, obat-obatan, dan
bahan bakar. Selain membantu mengurangi dampak perubahan iklim serta melindungi tanah dan air, hutan
menyimpan lebih dari 75 persen keanekaragaman hayati daratnya dunia, menyediakan banyak barang dan
jasa yang membantu pembangunan sosial ekonomi, dan sangat penting bagi ratusan juta orang di daerah
pedesaan, termasuk diantaranya yang termiskin di dunia.
Namun, populasi dunia diproyeksikan akan meningkat dari sekitar 7,6 miliar saat ini menjadi hampir 10 miliar
orang pada tahun 2050. Perkiraan peningkatan 50% permintaan pangan global selama lima tahun ke depan
memberikan tekanan yang luar biasa pada cara kita menggunakan lahan produktif, terutama di negara-negara
berkembang di mana sebagian besar dari 800 juta atau lebih padat dengan orang miskin dan kelaparan.
Keragaman kehidupan di planet kita terancam oleh deforestasi, yang terutama disebabkan oleh konversi lahan
hutan menjadi lahan pertanian dan peternakan. Ini juga mengancam mata pencaharian rimbawan,
masyarakat hutan, dan masyarakat adat. Perubahan tata guna lahan menyebabkan rusaknya habitat penting,
erosi tanah, berkurangnya ketersediaan air bersih, dan emisi karbon ke atmosfer. Salah satu tantangan terbesar
saat ini adalah bagaimana meningkatkan ketahanan pangan dan produksi pertanian tanpa mengurangi luas
hutan.

Bukti adalah kunci untuk membuka jalur-jalur hutan menuju pembangunan berkelanjutan. Meskipun
pentingnya pepohonan dan hutan bagi planet yang sehat dan makmur diakui secara luas, kedalaman akarnya
mungkin lebih dari yang diperkirakan. 230 indikator yang termasuk dalam Agenda 2030, yang disetujui oleh
Komisi Statistik PBB pada Maret 2016, dimaksudkan untuk membantu negara-negara dalam melacak
kemajuan mereka dalam mencapai tujuan mereka, belajar dari kesalahan masa lalu, dan menentukan di mana
harus memusatkan perhatian dan sumber daya mereka.
Anotasi
a. Forests and trees - Hutan dan pepohonan
Penerjemahan frasa ini dilakukan dengan metode harfiah. Fosrest diterjemahkanmenjadi ‘hutan’ dan trees
diterjemahkan menjadi pepohonan. Terjemahan dari kata tersebut sudah bersifat umum dan mudah dimengerti.
Referensi
https://tr-ex.me/terjemahan/bahasa+inggris-
bahasa+indonesia/forests+and+trees?search=forests+and+trees
b. the world’s terrestrial biodiversity - keanekaragaman hayati daratnya dunia
Penerjemahan frasa ini dilakukan dengan metode kata per kata. Terhemahan frasa ini dibagi menjadi 2, yamg
pertama ‘terrestrial biodiversity’ yang berarti ‘keanekaragaman hayati dunia’ dan the world’s yang berarti
dunia. Kemudian frasa ini digabungkab menjadi ‘keanekaragaman hayati daratnya dunia’ dengan memberikan
keterangan –nya pada kata darat yang menjelaskan kepemilikan.
Refereni
https://tr-ex.me/terjemahan/bahasa+inggris-
bahasa+indonesia/the+world%E2%80%99s+terrestrial+biodiversity%2C+?search=the+world%E2%
80%99s+terrestrial+biodiversity%2C+
c. foresters, forest communities
Penerjemahan frasa ini dilakukan dengan metode harfiah. Hasil terjemahan kata foresters menjadi ‘rimbawan’
dan forest communities menjadi ‘masyarakat hutan’. Hasil terjemahan disesuaikan dengan memperhatikan
konteks bacaan. Foresters berarti profesi pengelolaan kelestarian hutan dan forest communities berarti
masyarakat yang hidupnya tergantung kepada keberadaan hutan.
Referensi
https://tr-ex.me/terjemahan/bahasa+inggris-
bahasa+indonesia/foresters%2C+forest+communities?search=foresters%2C+forest+communities
https://id.wikipedia.org/wiki/Rimbawan
https://forestsnews.cifor.org/23261/masyarakat-hutan-atau-petani-hutan?fnl=id
d. forest pathways - jalur-jalur hutan
Penerjemahan frasa ini dilakukan dengan metode harfiah. Forest pathways ‘berarti jalur hutan’. Hasil
terjemahan menjadi jalur-jalur hutan disesuaikan dengan struktur kata yang menyatakan bentuk jamak. Hasil
terjemahan sudah bersifat umum dan mudah dimengerti.
Referensi
https://tr-ex.me/terjemahan/bahasa+inggris-
bahasa+indonesia/forest+pathways+?search=forest+pathways+

2. Silakan baca teks berikut dengan seksama dan kemudian terjemahkan ke dalam bahasa Indonesia.
Perhatikan baik-baik pedoman berikut.
a. Pesan dari teks sumber harus diterjemahkan secara akurat ke dalam teks target.
b. Periksa kembali untuk memastikan bahwa tidak ada makna yang hilang atau terjadi distorsi
makna.
c. Pastikan terjemahan Anda mengikuti tata bahasa Inggris yang baik dan benar.
d. Terjemahan Anda harus mudah dipahami dan tidak terbaca seperti terjemahan.

Di Indonesia, definisi rehabilitasi hutan dan lahan mengacu pada Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999
tentang Kehutanan. Pasal 40 menyebutkan bahwa rehabilitasi hutan dan lahan dimaksudkan untuk
memulihkan, mempertahankan, dan meningkatkan fungsi hutan dan lahan sehingga daya dukung,
produktivitas, dan peranannya dalam mendukung sistem penyangga kehidupan tetap terjaga. Ini bertujuan
salah satunya untuk mengurangi luas lahan kritis dalam kawasan hutan dan menekan laju angka deforestasi
yang makin cepat dan masif.

Rehabilitasi hutan dan lahan diselenggarakan melalui kegiatan reboisasi, penghijauan, pemeliharaan,
pengayaan tanaman, atau penerapan teknik konservasi tanah secara vegetatif dan sipil teknis, pada lahan kritis
dan tidak produktif (pasal 41 ayat (1)). Kegiatan rehabilitasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan di
semua hutan dan kawasan hutan kecuali cagar alam dan zona inti taman nasional, untuk menjaga kekhasan,
keaslian, keunikan, dan keterwakilan dari jenis flora dan fauna serta ekosistemnya.

Kegiatan reboisasi dilaksanakan di dalam kawasan hutan, sedangkan kegiatan penghijauan dilaksanakan di
luar kawasan hutan. Rehabilitasi hutan dan lahan diprioritaskan pada lahan kritis, terutama yang terdapat di
bagian hulu daerah aliran sungai, agar fungsi tata air serta pencegahan terhadap banjir dan kekeringan dapat
dipertahankan secara maksimal.
Reklamasi hutan meliputi usaha untuk memperbaiki atau memulihkan kembali lahan dan vegetasi hutan yang
rusak agar dapat berfungsi secara optimal sesuai dengan peruntukannya (UU Nomor 41 Tahun 1999 pasal 44).
Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2020 tentang Rehabilitasi dan Reklamasi Hutan, reklamasi
hutan dilakukan pada kawasan hutan rusak yang telah mengalami perubahan permukaan tanah dan perubahan
penutupan tanah.

Yang dimaksud dengan perubahan permukaan tanah adalah berubahnya bentang alam pada kawasan hutan.
Perubahan bentang alam sebagai akibat penggunaan kawasan hutan antara lain berupa pembangunan instalasi
air, eksploitasi pertambangan, atau bencana alam, yang menyebabkan penurunan kualitas hutan secara
ekonomi, sosial dan ekologi dalam keseimbangan ekosistem Daerah Aliran Sungai (DAS). Yang dimaksud
dengan perubahan penutupan tanah adalah berubahnya jenis-jenis vegetasi yang semula ada pada kawasan
hutan.

(Sumber: Anonim. 2020. Vademecum Kehutanan Indonesia. Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.
Jakarta. pp. 16-17.)
The Law Number 41 of 1999 Concerning Forestry is referred to in the definition of forest and land
rehabilitation in Indonesia. Article 40 states that forest and land rehabilitation is intended to restore, maintain,
and improve the functions of forests and land so that their carrying capacity, productivity, and role in
supporting life support systems are maintained. This aims, among other things, to reduce the area of critical
land in forest areas and reduce the rate of deforestation which is getting faster and more massive.

Reforestation, afforestation, maintenance, plant enrichment, or the use of vegetative and civil technical soil
conservation techniques are all examples of ways to forest and land rehabilitation on important but
unproductive land (see article 41, clause 1 above). Rehabilitation activities as referred to in paragraph (1) are
carried out in all forests and forest areas except nature reserves and national park core zones, to maintain the
distinctiveness, authenticity, uniqueness, and representativeness of flora and fauna species and their
ecosystems.

Reforestation activities are carried out within forest areas, while reforestation activities are carried out outside
forest areas. Forest and land rehabilitation is prioritized on critical lands, especially those in the upper reaches
of watersheds, so that water management functions and the prevention of floods and droughts can be optimally
maintained.

According to article 44 of the UU No. 41 of 1999, "forest reclamation" refers to actions taken to repair or
restore damaged forest land and vegetation. Government Regulation Number 26 of 2020 concerning Forest
Rehabilitation and Reclamation states that forest reclamation is done in damaged forest areas where there have
been changes to the land's surface and to its cover.
Land surface changes refer to changes in the forest areas' landscape. Construction of water facilities, mining
exploitation, or natural disasters are a few examples of changes in the landscape brought on by the use of
forest areas. These changes affect the balance of the Watershed ecosystem (DAS), which in turn affects the
quality of the forests economically, socially, and ecologically. Changes in the types of vegetation that were
previously present in forested areas are what are meant by "land cover changes."
Anotasi
a. rehabilitasi hutan dan lahan – forest and land rehabilitation
Terjemahan kata ini dilakukan dengan metode harfiah menggunakan kamus Indonesia-Inggris. ‘rehabilitasi
hutan dan lahan’ diterjemahkn menjadi ‘forest and land rehabilitation. Terjemahan sudah sesuai dengan istilah
umum pada bahasa sasaran.
Referensi
https://tr-ex.me/terjemahan/bahasa+indonesia-
bahasa+inggris/rehabilitasi+hutan+dan+lahan+?search=rehabilitasi+hutan+dan+lahan+
b. penghijauan - afforestation
Terjemahan frasa ini dilakukan dengan metode harfiah menggunakan kamus Indonesia-Inggris. Penghijauan
diterjemahkan menjadi afforestation. Padanan kata ini dipilih karena lebih bersifat formal, kemudian affix –af
pada kata tersebut juga dapat menggambarkan proses ulang dari tindakan penghijauan.
Referensi
https://tr-ex.me/terjemahan/bahasa+indonesia-bahasa+inggris/penghijauan?search=penghijauan
c. kawasan hutan - forest areas.
Terjemahan kata ini dilakukan dengan metode harfiah menggunakan kamus Indonesia-Inggris. Kawasan hutan
diterjemahkan menjadi’forest areas’. Memeprhatikan jumalh dari area hutan yang banyak maka
ditambahkanlah penerang kata jamak sehingga padanan kata menjadi ‘forest areas’.
Referensi
https://tr-ex.me/terjemahan/bahasa+indonesia-bahasa+inggris/kawasan+hutan?search=kawasan+hutan
d. Reklamasi hutan – forest reclamation
Penerjemahan frasa ini dilakukan dengan metode kata per kata menggunakan kamus Indonesia-Inggris. kata
juru tulis diterjemahkan menjadi clerk. Terjemahan sudah mudah dimengerti, bersifat umum dan wajar.
Referensi
https://tr-ex.me/terjemahan/bahasa+indonesia-bahasa+inggris/reklamasi+hutan?search=reklamasi+hutan

Anda mungkin juga menyukai