Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

Penduduk, Sumberdaya Alam & Kerusakan Lingkungan


Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan Lingkungan Hidup dan
Berkelanjutan
Dosen Pengampu : Rachma Dini Fitria, M.Si

Disusun oleh Kelompok 2 :


Nindia Farah Azzahroh : 202101090009
Abdil Wafi : 202101090020
Nimas Dewina Adani Putri : 202101090023

PROGRAM STUDI TADRIS IPS


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI KH ACHMAD SIDDIQ
JEMBER
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan hidayah-Nya sehingga kami
bisa menyelesaikan makalah ini dengan harapan bermanfaat bagi semua. Tak lupa kami
sampaikan terimakasih kepada Ibu Dosen Rachma Dini Fitria, M.Si yang telah membimbing
dari awal hingga akhir dalam proses penyelesaian makalah Pendidikan Lingkungan Hidup
Dan Berkelanjutan dengan tema “Penduduk, Sumberdaya Alam dan Kerusakan Lingkungan
Hidup ”

Kami sadar makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan banyak kekurangannya
mulai dari segi pembahasan, pengetikan, maupun penggunaan bahasa. Maka dari itu kami
sangat mengharap kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca semua, agar kami
dapat menyusun makalah lebih baik lagi kedepannya.

Jember, 10 September 2022

Penyusun
DAFTAR ISI
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

B. Rumusan Masalah

C. Tujuan Penulisan Makalah

).
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Penduduk
Menurut Undang Undang Republik Indonesia Nomor 10 tahun 1992 pada
pasal 1 ayat 1 menjelaskan bahwa Penduduk adalah orang yang dalam matranya
sebagai diri pribadi, anggota keluarga, masyarakat, warga negara, dan himpunan
kuantitas yang bertempat tinggal disuatu tempat dalam batas wilayah negara pada
waktu tertentu. Pada masa reformasi pengertian penduduk mengalami pergeseran
menjadi, penduduk adalah warga negara Indonesia dan orang asing yang bertempat
tinggal di Indonesia. Hal ini sesuai dengan Pasal 1, ayat 2, UU RI No. 23 Tahun 2006.

Jumlah penduduk adalah keseluruhan penduduk yang bertempat tinggal dalam suatu
daerah baik secara de facto mauoun de jure, pada masa tertentu didalamnya memiliki
makna bahwa sekurang kurang nya selama 6 bulan menetap dan berdomisili dengan
niat sengaja untuk tinggal dan menetap di tempat tersebut. Jadi jumlah penduduk
dalam suatu daerah adalah jumlah keseluruhan dari masyarakat yang menetap dalam
daerah tersebut.

Jumlah penduduk dalam suatu daerah secara pasti sulit untuk diketahui
meskipun telah menempuh berbagai cara. Hal ini terkait dengan kedisiplinan
penduduk itu sendiri dalam mencantumkan status kependudukannya disuatu daerah
tempat mereka menetap dikarenakan penduduk memiliki sifat dinamis sehingga tidak
mungkin seseorang tinggal diam dalam rumahnya.

Pertumbuhan penduduk atau population growth adalah perubahan jumlah penduduk


dari waktu ke waktu dalam suatu daerah tertentu (Bogue, 1963; Amien, 1982; Mantra,
2003). Dalam pertumbuhan penduduk terdapat dua konsep yang harus dipahami yaitu
lokasi/tempat (place) dan waktu (time). Lokasi menunjukkan penduduk yang menetap
sedangkan waktu menunjukkan pada dua waktu atau periode. Pada periode yang sama
apabila tempat nya berbeda maka pertumbuhan penduduknya tidak sama, demikian
juga pada daerah yang sama untuk waktu berbeda.1

1
Hardati, Puji. "Pertumbuhan penduduk dan struktur Lapangan pekerjaan di jawa tengah." Forum
Ilmu Sosial. Vol. 40. No. 2. 2013. Hal 222-223
Keterkaitan antara penduduk dan lingkungan hidup
Beragam permasalahan lingkungan dan bencana yang kerap sekali terjadi
akhir akhir ini tidak terlepas dari ulah manusia sebagai penduduk bumi. Dalam dua
ratus terakhir perkembangan sejarah manusia terjadi sangat cepat, tidak hanya
beberapa bagian dunia, tetapi perubahan ini sudah menjadi perubahan global yang
yang diakselerasi oleh teknologi. Umat manusia merubah posisinya dalam
berinteraksi dengan alam. Kini manusia lebih menguasai alam dan tidak jarang
mereka mengeksploitasinya untuk kemakmuran pribadi. Perkembangan itu sungguh
mengkhawatirkan, karena kita sudah melihat gejala kerusakan lingkungan yang nyata
dan semakin sering terjadi dimana-mana. Demikian juga dengan bencana alam seperti
banjir, kekeringan dan kebakaran hutan sesungguhnya akibat ulah manusia. Berbagai
musibah yang sepertinya kerja dari alam, sesungguhnya tidak terlepas dari pengaruh
manusia.

Masalah kerusakan lingkungan hidup tidak lepas dari ambisi penduduk bumi
untuk mencapai mimpi keinginan mereka, tidak cukup dengan memenuhi kebutuhan.
Seperti yang dikatakan oleh Mahatma Gandhi “Bumi ini cukup untuk memenuhi
kebutuhan manusia, tapi tidak cukup untuk memuaskan keinginan segelintir
manusia”, Antara kebutuhan yang terpenuhi dan keinginan yang terpuaskan memang
mengandung filosofi yang berbeda. Inilah peradaban kita sekarang yeng menjurus
pada ambisi keinginan manusia yang tidak akan pernah terpuaskan selamanya.2

Berbagai penemuan ilmiah dan pengembangan teknologi dalam skala industri


telah membuat perubahan besar dalam kehidupan manusia secara drastis. Dalam
bidang pangan semakin meningkat jumlah produksi sebagai hasil dari perluasan lahan
pertanian dan meningkatnya jumlah produksi pangan per satuan lahan. Demikian pula
dengan ditemukannya teknologi pemuliaan tanaman menghasilkan bibit unggul yang
dapat menghasilkan jauh lebih tinggi dibanding masa sebelumnya. Pengembangan
ilmu pengetahuan terus merasuk dalam kehidupan. Beragam jenis bibit tanaman
dimodifikasi dengan teknologi yang semakin canggih. Belakangan bisnis
membelokkan untuk kepentingan menguasai hasil riset yang dikembangkan dalam
skala industri untuk kepentingan akumulasi keuntungan. Pangan telah menjadi bisnis
besar dan bahkan memiliki kekuatan politik yang menentukan. Dalam bidang

2
Baiquni, M. "Revolusi industri, ledakan penduduk dan masalah lingkungan." Jurnal Sains & Teknologi
Lingkungan 1.1 (2009). Hal 39
kesehatan semakin banyak obat-obatan ditemukan dan ilmu kedokteran berkembang
menghasilkan upaya peningkatan kualitas pelayanan kesehatan yang semakin baik.
Jumlah kelahiran terus meningkat dan usia harapan hidup semakin panjang,
menimbulkan akumulasi jumlah penduduk yang terus meningkat. Berbagai kebutuhan
hidup seperti sandang dan papan terus berkembang seiring dengan permintaan akan
kebutuhan tersebut, disisi lain supplai terus meningkat karena barang-barang tersebut
dapat diproduksi secara masal dalam skala industri. Perkembangan tersebut diikuti
dengan berbagai perubahan besar-besaran baik dalam kerekayasaan industri maupun
pemanfaatan sumberdaya alam.3

B. Konsep Sumber Daya Alam


1. Sumber Daya Alam Hayati
a. Tanaman
Tumbuhan merupakan sumber daya alam yang sangat beragam dan melimpah.
Organisme ini mempunyai kemampuan untuk menghasilkan oksigen melalui
proses fotosintesis. Oleh karena itu tumbuhan adalah makhluk penghasil atau
penyusun dasar rantai makanan. Eksploitasi tanaman secara berlebihan dapat
mengakibatkan kerusakan bahkan kepunahan dan hal tersebut akan berdampak
pada putusnya rantai makanan.kerusakan yang terjadi akibat punahnya salah
satu faktor dan rantai makanan tersebut dapat mengakibatkan punahnya
konsumen diatasnya. Penggunaan tumbuhan oleh manusia seperti : jagung,
beras, gandum, tebu minyak sawit, binahong, Dll.
b. Pertanian dan perkebunan
Indonesia dikenal sebagai negar agraris karna sektor besar penduduk
Indonesia hidup dalam bidang pertanian atau bertani. Data statistik pada tahun
2001 menunjukkan bahwa 45% penduduk Indonesia bekerja sebagai petani.
Lebih dari 31 juta lahan Indonesia siap untuk ditanami sesektor besar yakni
bertepatan di pulau jawa. Selain itu Indonesia dikenal sebagai produk
perkebunan termasuk karet, kelapa sawit , tembakau, kapas, Dll.
c. Hewan, ternak dan Perikanan
Sumber daya alam hewani dapat berupa satwa liar maupun satwa yang telah
dibudidayakan, penggunaannya dapat digunakan sebagai bantuan untuk kerja
berat manusia, seperti Kerbau dan kuda atau sebagai sumber makanan, seperti

3
Ibid, 41
unggas dan sapi. Untuk menjaga kelestariannya terutama untuk spesies yang
terancam punah terkadang harus dilakukan konservasi in situ dan ex situ.
Pemgawetan In situ dilakukan di habitat aslinya sedangkan pengawetan ex situ
dilakukan dengan cara memindahkan hewat dari habitat nya ke tempat lain.
2. Sumber Daya Alam Non Hayati
a. Air
Air merupakan salah satu keperluan utama makhluk hidup dan bumi
sendiri didominasi oleh perairan. Dari total wilayah perairan yang ada, 97%
merupakan perairan asin (laut, samudra, dsb) dan hanya 3% merupakan
perairan tawar (wilayah sungai, danau) dll. Sebagai populasi manusia
tumbuh, keperluan untuk air, baik untuk keperluan rumah tangga dan untuk
energi, terus meningkat. Air juga digunakan untuk irigasi, sebagai basis
industri minuman, pertambangan, dan untuk aset rekreasi. Di bidang energi,
teknologi pemanfaatan air sebagai sumber tenaga listrik sebagai pengganti
minyak bumi telah dan akan terus berkembang karena selain terbarukan,
energi yang dihasilkan dari air cenderung tidak berpolusi dan ini akan
mengurangi terjadinya rumah kaca efek.
b. Angin
Di era ini, penggunaan minyak bumi, batu bara, dan berbagai jenis
bahan bakar pertambangan mulai tergantikan oleh penggunaan energi yang
dihasilkan oleh angin. Angin mampu menghasilkan energi dengan
menggunakan turbin yang umumnya berada pada ketinggian lebih dari 30
meter di wilayah dataran tinggi. Selain sebagai sumber yang terbarukan dan
selalu tersedia, energi yang dihasilkan oleh angin jauh lebih bersih daripada
residu yang dihasilkan oleh bahan bakar lain pada umumnya. Beberapa negara
yang telah menerapkan turbin angin sebagai sumber energi alternatif adalah
Belanda dan Inggris.
c. Tanah
Tanah merupakan salah satu sumber daya alam non hayati yang
penting untuk mendukung pertumbuhan penduduk dan sebagai sumber pangan
bagi berbagai jenis makhluk hidup. Pertumbuhan tanaman pertanian dan
perkebunan berkaitan langsung dengan tingkat kesuburan dan kualitas tanah.
Tanah tersusun atas beberapa komponen seperti udara, air, mineral, dan
senyawa organik. Pengelolaan sumber daya non hayati tersebut sangat penting
mengingat pesatnya pertumbuhan penduduk dunia dan kondisi pencemaran
lingkungan saat ini. Jika lapisan tanahnya mentah bermakna unsur hara pada
lapisan tersebut tidak dapat dimakan oleh tanaman.
d. Produk pertambangan
Sumber daya alam dari pertambangan mempunyai
berbagai fungsi bagi kehidupan manusia, seperti sebagai bahan dasar
infrastruktur, kendaraan bermotor, sumber energi, dan sebagai perhiasan.
Berbagai jenis bahan yang diekstraksi mempunyai nilai ekonomis yang tinggi
dan hal ini memicu terjadinya eksploitasi sumber daya alam tersebut.
Beberapa negara seperti Indonesia dan Arab mempunyai pendapatan yang
sangat besar dari sektor ini. Jumlahnya sangat terbatas, oleh karena itu
penggunaannya harus dilakukan secara efisien.4

C. Jenis – jenis Sumber Daya Alam

Menurut sukanto reksodiprojo (1990:5) sumber daya alam adalah sesuatu yang berguna
dan mempunyai nilai di dalam kondisi dimana kita menemukannya. Sumber daya alam
meliputi semua yang terdapat di bumi baik yang hidup maupun benda mati yang berguna bagi
manusia, serta terbatas jumlahnya dan pengusahanya memenuhi kriteria-kriteria teknologi,
ekonomi, sosial dan lingkungan.

Sumber daya alam dapat digolongkan menjadi beberapa macam. Berikut dibawah ini
disajikan beberaoa penggolongan sumber daya alam berdasarkan pada sifat, potensi dan
jenisnya.

1. Berdasarkan Sifatnya sumber daya alam dibagi menjadi 3, yaitu sebagai berikut :

a. Sumber daya alam yang dapat diperbaruhi (renewable), adalah sumber daya alam
yang dapat dihasilkan kembali oleh alam atau bisa disebut terbarukan karena dapat
melakukan dan memiliki daya regenerasi (pulih kembali). Contohnya : Hewan, tumbuhan,
mikroba air dan tanah

b. Sumber daya alam tidak dapat diperbaruhi (non renewable), adalah sumber daya
alam yang ketersediaan akan habis apabila diambil secara terus menerus dan tidak dapat

4
Purba, Bonaraja, et al. Ekonomi Sumber Daya Alam: Sebuah Konsep, Fakta dan Gagasan. Yayasan
Kita Menulis, 2020. Hal 4-6
diperbaruhi lagi. Contohnya : Minyak bumi, gas bumi, batu bara dan bahan tambang lainya

2. Berdasarkan Potensi, menurut potensi penggunaanya sumber daya alam dibagi menjadi
beberapa macam antara lain sebagai berikut :

a. Sumber daya alam materi, merupakan sumber daya alam yang dapat dimanfaatkan
dalam bentuk fisiknya. Contohnya : Batu, besi, emas, kayu, serat kapas dan kaca.

b. Sumber daya alam energi, merupakan sumber daya alam yang memanfaatkan
sumber energy. Contohnya : Batu bara, minyak bumi, gas bumi, air terjun, sinar matahari,
energy pasang surut air laut dan kincir angin.

c. Sumber daya alam ruang, merupakan sumber daya alam yang berupa ruang atau
tempat hidup. Contohnya : Wilayah tanah (daratan) dan angkasa.

3. Berdasarkan Jenisnya sumber daya alam dibagi menjadi 2 antara lain sebagai berikut :

a. Sumber daya alam non hayati (abiotik) atau disebut juga sumber daya alam fisik
yang berupa benda – benda mati. Contohnya : Bahan tambang, tanah, air dan kincir angina.

b. Sumber daya alam hayati (biotik), atau disebut juga sumber daya alam berupa
mahluk hidup. Contohnya : Hewan, tumbuhan, mikroba dan manusia

D. Hubungan Populasi Penduduk Dengan Ketersediaan Sumber Daya Alam

Semua kebutuhan manusia dipasok dari lingkungan yang merupakan sumber daya
alam.Sumber daya alam adalah segala sesuatu yang dapat diperoleh dari lingkungan untuk
keperluan manusia. Semakin meningkat jumlah populasi semakin banyak sumber daya alam
yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan. Contoh: kebutuhan pangan, kebutuhan air
bersih, kebutuhan udara bersih dan kebutuhan lainnya. Apabila jumlah populasi meningkat
akan timbul berbagai masalah, misalnya kepadatan arus lalu lintas yang mengakibatkan udara
terjadi pencemaran, banyak lahan pertanian dijadikan pemukiman penduduk akibatnya terjadi
perkampungan yang kumuh, dan akhirnya air bersih ikut menjadi permasalahan.
Apabila hal ini dibiarkan maka akan terjadi penurunan kualitas lingkungan yang nantinya
juga akan merusak lingkungan. Untuk itu dibutuhkan manusia-manusia yang sadar
lingkungan. Beberapa hal yang mempengaruhi populasi manusia, yaitu:
1. Kelahiran atau natalitas, kepadatan populasi akan bertambah. Angka kelahiran
diperoleh menghitung jumlah kelahiran hidup tiap 1000 penduduk per tahun
2. Kematian atau mortalitas, kepadatan populasi akan berkurang. Angka kematian
diperoleh menghitung jumlah kematian tiap 1000 penduduk per tahun.
3. Imigrasi, adanya penduduk yang datang akan menambah kepadatan populasi.
4. Emigrasi, adanya penduduk yang pindah atau pergi akan mengurangi kepadatan
populasi.
Kepadatan penduduk dapat mempengaruhi kualitas penduduknya. Pada daerah yang
kepadatannya tinggi, usaha peningkatan kualitas penduduk lebih sulit dilaksanakan. Hal ini
menimbulkan permasalahan sosial, ekonomi, keamanan, kesejahteraan, ketersediaan lahan,
air bersih, kebutuhan pangan, dan dapat berdampak pada kerusakan lingkungan. Coba
perhatikan tingkat pencemaran yang diakibatkan oleh kendaraan bermotor antara daerah
pedesaan dengan daerah perkotaan. Tentu tingkat pencemaran udara di kota lebih tinggi.
Kepadatan penduduk mempengaruhi beberapa aspek yang berkaitandengan kehidupan
penduduk berikut ini.
1. Ketersediaan Udara Bersih
Udara bersih merupakan kebutuhan mutlak bagi kelangsungan hidup manusia. Udara bersih
banyak mengandung oksigen. Semakin banyak jumlah penduduk berarti semakin banyak
oksigen yang diperlukan. Bertambahnya pemukiman, alat transportasi, dan kawasan industri
yang menggunakan bahan bakar fosil (minyak bumi, bensin, solar, dan batu bara)
mengakibatkan kadar CO2 dan CO di udara semakin tinggi. Berbagai kegiatan industri juga
menghasilkan gas-gas pencemar seperti oksida nitrogen (NOx) dan oksida belerang (SOx) di
udara. Zat-zat sisa itu dihasilkan akibat dari pembakaran yang tidak sempurna. Jadi dapat
dipahami bahwa semakin tinggi kepadatan penduduk, maka kebutuhan oksigen semakin
banyak. Oleh karena itu pemerintah kota di setiap wilayah gencar mengkampanyekan
penanaman pepohonan. Selain sebagai penyejuk dan keindahan, pepohonan berfungsi sebagai
hutan kota untuk menurunkan tingkat pencemaran udara.
2. Ketersediaan Pangan
Untuk bertahan hidup, manusia membutuhkan makanan. Dengan bertambahnya jumlah
populasi penduduk, maka jumlah makanan yang diperlukan juga semakin banyak.
Ketidakseimbangan antara bertambahnya jumlah penduduk dengan bertambahnya produksi
pangan sangat mempengaruhi kualitas hidup manusia. Akibatnya penduduk dapat kekurangan
gizi atau bahkan kurang pangan. Sebagian besar lahan pertanian di kota digunakan untuk
lahan pembangunan pabrik, perumahan, kantor, dan pusat perbelanjaan. Untuk memenuhi
kebutuhan pangan masyarakat kota sangat tergantung dengan tersedianya pangan dari desa.
Jadi kenaikan jumlah penduduk akan meningkat pula kebutuhan pangan dan lahan.
Thomas Robert Maltus seorang sosiolog Inggris, mengemukakan teori yang berjudul “Essay
on The Principle of Population”. Maltus menyimpulkan bahwa pertambahan penduduk
mengikuti deret ukur, sedangkan pertambahan produksi pangan mengikuti deret hitung. Jadi
semakin meningkat pertumbuhan penduduk, semakin tinggi pula kebutuhan pangan. Oleh
karena itu peningkatan produksi pangan perlu digalakkan. Penduduk yang kekurangan
makanan akan menyebabkan gangguan pada fungsi kerja tubuh dan dapat terjangkit penyakit
seperti busung lapar, anemia, dan beri-beri.
3. Ketersediaan Lahan
Kepadatan penduduk mendorong peningkatan kebutuhan lahan, baik lahan untuk tempat
tinggal, sarana penunjang kehidupan, industri, tempat pertanian, dan sebagainya. Untuk
mengatasi kekurangan lahan, sering dilakukan dengan memanfaatkan lahan pertanian
produktif untuk perumahan dan pembangunan sarana dan prasarana kehidupan. Selain itu
pembukaan hutan juga sering dilakukan untuk membangun areal industri, perkebunan, dan
pertanian. Meskipun hal ini dapat dianggap sebagai solusi, sesungguhnya kegiatan itu
merusak lingkungan hidup yang dapat mengganggu keseimbangan lingkungan. Jadi peluang
terjadinya kerusakan lingkungan akan meningkat seiring dengan bertambahnya kepadatan
penduduk.
4. Ketersediaan Air Bersih
Meskipun 2/3 dari luasan bumi berupa air, namun tidak semua jenis air dapat digunakan
secara langsung. Oleh karena itu persediaan air bersih yang terbatas dapat menimbulkan
masalah yang cukup serius. Air bersih dibutuhkan oleh berbagai macam industri, untuk
memenuhi kebutuhan penduduk, irigasi, ternak, dan sebagainya. Jumlah penduduk yang
meningkat juga berarti semakin banyak sampah atau limbah yang dihasilkan.
Pembuatan sumur artesis untuk keperluan industri dan kompleks perumahan mengakibatkan
sumur-sumur tradisional mengering. Selain itu, kawasan pemukiman padat penduduk sering
hanya menyediakan sedikit kawasan terbuka sebagai daerah serapan air hujan. Kawasan yang
tertutup rapat oleh aspal dan beton membuat air tidak dapat meresap ke lapisan tanah,
sehingga pada waktu hujan air hanya mengalir begitu saja melalui permukaan tanah.
Akibatnya cadangan air di dalam tanah semakin lama semakin berkurang sehingga pada
musim kemarau sering kekurangan air bersih.
5. Pencemaran lingkungan
Aktivitas manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sering menimbulkan dampak buruk
pada lingkungan. Misalnya untuk memenuhi kebutuhan bahan bangunan dan kertas, maka
kayu di hutan ditebang. Untuk memenuhi kebutuhan lahan pertanian, maka hutan dibuka dan
rawa/lahan gambut dikeringkan. Untuk memenuhi kebutuhan sandang, didirikan pabrik
tekstil. Untuk mempercepat transportasi, diciptakan berbagai jenis kendaraan bermotor.
Apabila tidak dilakukan dengan benar, aktivitas seperti contoh tersebut lambat laun dapat
menimbulkan pencemaran lingkungan dan kerusakan ekosistem. Misalnya penebangan hutan
yang tidak terkendali dapat mengakibatkan berbagai bencana seperti banjir dan tanah longsor,
serta dapat melenyapkan kekayaan keanekaragaman hayati di hutan tersebut. Apabila daya
dukung lingkungan terbatas, maka pemenuhan kebutuhan penduduk selanjutnya menjadi
tidak terjamin.
Di daerah yang padat, karena terbatasnya tempat penampungan sampah, seringkali sampah
dibuang di tempat yang tidak semestinya, misalnya di sungai. Akibatnya timbul pencemaran
air dan tanah. kebutuhan transportasi juga bertambah sehingga jumlah kendaraan bermotor
meningkat. Hal ini akan menimbulkan pencemaran udara dan suara. Jadi kepadatan penduduk
yang tinggi dapat mengakibatkan timbulnya berbagai pencemaran lingkungan dan kerusakan
ekosistem.
E. Pengaruh meningkatnya populasi penduduk terhadap kerusakan lingkungan.
Perkembangan zaman saat ini serta laju pertumbuhan dan kecepatan teknologi
memberikan dampak yang sangat signifikan kepada lingkungan hidup. Lingkungan hidup
yang semakin ke sini semakin maju dan berkembang , laju pertumbuhan penduduk yang
semakin banyak pula meski sudah ada program dua anak cukup, yang di lakukan pemerintah.
Kepadatan penduduk yang banyak mempengaruhi kualitas lingkungan hidup itu sendiri.
Indonesia menjadi salah satu dari tiga negara dengan tingkat penurunan emisi CO2 paling
rendah diantara negara G20 selama 2013-2018 (Climate Transparency, 2020). Padahal dalam
Paris Agreement Indonesia berkomitmen untuk mengurangi emisi gas rumah kacanya sebesar
29 persen hingga 41 persen (melalui kerjasama internasional) pada tahun 2030. Oleh karena
itu, dibutuhkan berbagai upaya dan kebijakan yang berwawasan lingkungan dalam
merealisasikannya.5 Kesadaran dan kepadatan penduduk yang semakin banyak terutama yang
ada di lingkup perkotaan menjadikan hasil survei tersebut menjadi benar, lingkungan padat
penduduk yang besar notabennya berada pada pusat industri yaitu Kawasan kota besar seperti
Jakarta dan kota kota besar lainnya.

Hubungan antara ekonomi dan kerusakan lingkungan biasa digambarkan dengan kurva
berbentuk U terbalik dalam hipotesis Environmental Kuznet Curve (EKC). Menurut Callan &
Thomas (2013), hipotesis tersebut menjelaskan bahwa kerusakan lingkungan meningkat
5
Yogi Purjayanto, ANALISIS PENGARUH PEMBANGUNAN EKONOMI, KUALITAS SUMBER DAYA MANUSIA, DAN
KEPADATAN PENDUDUK TERHADAP KERUSAKAN LINGKUNGAN DI PULAU JAWA, Submitted: 26 April 2022 |
Accepted: 29 Juni 2022
sejalan dengan peningkatan pendapatan per kapita pada tahap awal pembangunan yang
ditandai dengan adanya proses industrialisasi.6 Fokus yang biasa dilakukan oleh negara
negara berkembang seperti negara kita Indonesia adalah berfokus pada membangun ekonomi
tanpa memperhatikan kerusakan yang terjadi karna sektor ekonomi yang semakin
berkembang serta berhubungan dengan lingkungan. Kerusakan lingkungan yang dipengarurih
oleh perkembangan ekonomi juga berhubungan dengan kepadatan penduduk yang semakin
banyak tidak terlepas dari pengaruh negara yang berkembang, Sudarmono (2017) pada 33
provinsi di Indonesia tahun 2011 hingga 2016. Dalam penelitian tersebut, Indeks
Pembangunan Manusia (IPM) yang merupakan indikator kualitas pembangunan manusia
ditambahkan sebagai variabel penjelas. Hasilnya menunjukkan bahwa pembangunan manusia
memiliki peran yang signifikan dalam menjelaskan kerusakan lingkungan yang terjadi.7
Pengaruh dari perkembangan yang dilakukan oleh manusia yang mengekplor kekayaan alam
yang berlebihan tanpa memikirkan kerusakan yang di alami Ketika pembangunan ekonomi
berlbihan yang di tuntut untuk memenuhi kebutuhan jumlah penduduk yang meningkat.

Kepadatan penduduk bisa dikatakan faktor utama yang menyebabkan terjadinya


degradasi lingkungan. Sebab, semakin banyak orang berarti semakin banyak juga
penggunaan terhadap energi, industri, dan transportasi yang pada akhirnya akan
menyababkan meningkatnya emisi CO2 dan akan berdampak pada Degradasi lingkungan.8
Semakin banyak pertumbuhan maka akan semakin banyak konsumsi serta dapat
menyebabkan pengeluaran sampah masyarakata yang semakin banyak pula. Kerusakan karna
banyaknya sampah dan kurang memahami bagaimana pengelolaan sampah yang dihasilakan
oleh kepadatan penduduk, hal ini terjadi karna kurangnya kesadaran dan pengawalan serta
pengelolahan yang benar.

6
Yogi Purjayanto, ANALISIS PENGARUH PEMBANGUNAN EKONOMI, KUALITAS SUMBER DAYA MANUSIA, DAN
KEPADATAN PENDUDUK TERHADAP KERUSAKAN LINGKUNGAN DI PULAU JAWA, Submitted: 26 April 2022 |
Accepted: 29 Juni 2022

7
Sudarmono, R. P. (2017). ANALISIS PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI DAN INDEKS PEMBANGUNAN
MANUSIA TERHADAP KUALITAS LINGKUNGAN DI INDONESIA: HIPOTESIS ENVIRONMENTAL KUZNETS CURVE
[Other, Universitas Sebelas Maret]. https://eprints.uns.ac.id/38436/
8
Rahman, M. M. (2020). Environmental degradation : The role of electricity consumption , economic growth
and globalisation. Journal of Environmental
Management,253(July2019),10974https://doi.org/10.1016/j.jenvman.2019.1 09742
Kepadatan yang mengurangi sisi Kawasan tumbuhan atau lingkungan, Selain itu menurut
Shahbaz, Nasir, and Roubaud mengungkapkan salah satu penyebab terjadi degradasi
lingkungan yaitu bertambahnya jumlah penduduk. Semakin banyak jumlah penduduk yang
menempati suatu wilayah maka semakin meningkatnya konsumsi terhadap energi, ditambah
lagi akan semakin meningkatnya aktifitas ekonomi yang dapat berdampak terhadap
meningkatnya emisi CO2 di Indonesia.9 Kerusakan yang demikian besarnya di sebabkan oleh
semakin banyak penduduk dan penggunaan lahan lingkungan yang tidak terkontrol juga
berimbas pada kerusakan lingkungan hidup, hal ini dikatan oleh Shahbaz,nasir, dan raoubaud
yaitu ekonomi juga berpengaruh terhadap kerusakan lingkungan hal ini di karenakan jumlah
penduduk dan kurangnya lapangan pekerjaan serta pengelolaan lahan lingkungan hidup yang
kurang tepat serta pengelolaan sampah atau limbah pembuangan masayarakat yang kurang
baik.

Kepadatan penduduk yang tidak merata di Indonesia dimana kepadatan ini hanya berpusat
pada pulau jawa yang menjadi pusat dari kegiatan yang terjadi di negara Indonesia, Ketika
melihat penduduk yang ada di luar pulau jawa maka akan sedikit, hal ini terjadi dikarena pola
pikir masyarakat yang beranggapan bahwa sannya di jawa akan menjamin kehidupan dengan
banyaknya lapangan pekerjaan yang tersediah. Walaupun tingkat kepadatan penduduk di
Indonesia masih tidak padat negara Singapura atau pun Brunai akan tetapi tingkat kepadatan
penduduk di Indonesia cenderung tidak merata, dimana tingkat kepadatan tertinggi lebih
terpusat di pulau jawa, sedangkan untuk wilayah lainnya masih dianggap wajar, walaupun
demikian kepadatan yang terpusat tentu juga memicu penggunaan energy secara berlebihan.
Fenomena tersebut terlihat di Kota Jakarta. Menurut Blomber Riset (2019) Jakarta
merupakan kota dengan tingkat polusi nomor 2 setelah New Delhi India.10 Kasus yang
sedemikian ini berpengaruh pada kepadatan serta kerusakan lingkungan di pulau jawa di
bandingkan dengan keadaan alam di luar jawa maka akan sangat berbeda, sebab kepadatan
yang ada di pulau jawa.

Kepadatan penduduk serta berpengaruhnya pada lingkungan juga dengan banyak


penduduk serta kendaran yang di gunakan juga akan berpengaruh pada rusaknya lingkungan
yang berimbas pada lapisan ozon di Indonesia, Hasil penelitian yang membahas pengaruh
jumlah transportasi terhadap degradasi lingkungan telah dilakukan oleh Ismiyati, Marlita, dan

9
Shahbaz, M., Nasir, M. A., & Roubaud, D. (2018). Environmental degradation in France: The effects of FDI,
financial development, and energy innovations. Energy Economics, 74, 843–857.
10
David Anugerah Hasni1 , Zul Azhar2, PENGARUH INVESTASI, KEPADATAN PENDUDUK, DAN JUMLAH
TRANSPORTASI TERHADAP DEGRADASI LINGKUNGAN DI INDONESIA.
Saidah, (2014) menemukan bahwa semakin banyak jumlah kendaraan transportasi yang
beroperasi dengan bahan bakar yang kurang ramah lingkungan akan meningkatkan degradasi
lingkungan.11 Jumlah pengguna kendaran di Indonesia saat ini lebih di dominan
menggunakan kendaraan pribadi di bandingkan dengan kendaraan umum, berbeda dengan
negara besar yang jumlah penduduknya juga dapat dikatakan padat seperti jepang contohnya
yang lebih sering menggunakan kendaraan umum di bandingkan dengan kendaraan pribad.
Hasil penelitian yang tidak sejalan juga diperoleh oleh Helda, (2018) yang menemukan
bahwa bertambahnya kendaraan bermotor di Indonesia bukanlah satu satunya variabel yang
mempengaruhi degradasi lingkungan.12 Motor atau kendaraan bukan satu satunya yang
berpengaruh pada kerusakan lingkungan asap pabrik juga menjadi salah satu pencemar
paling banyak di Indonesia. Selanjutnya hasil penelitian Wang et al., (2020) mengungkapkan
bahwa pertumbuhan transportasi yang digunakan secara bebas oleh masyarakat berpengaruh
positif terhadap degradasi lingkungan.13 Penggunaan ini akan memberikan pengaruh yang
baik Ketika kendaraan yang digunakan juga ramah lingkungan sehingga tidak akan
berpengaruh yang signifikan pada kerusakan lingkungan hidup. Temuan penelitian yang
sama juga diperoleh oleh Mensah et al., yang mengungkapkan semakin padat jumlah
penduduk disebuah daerah urban dapat mengurangi risiko terjadinya degradasi lingkungan,
kondisi tersebut dapat terjadi ketika kelompok masyarakat tersebut telah memiliki kesadaran
lingkungan yang kuat.14

11
Ismiyati, Marlita, D., & Saidah, D. (2014). Pencemaran Udara Akibat Emisi Gas Buang Kendaraan Bermotor.
Jurnal Manajemen Transportasi & Logistik (JMTransLog), 01(03), 241–248.
12
Helda, N. P. (2018). Pengaruh Urbanisasi, Pertumbuhan Pdb Sektor Industri Dan Pertumbuhan Pdb Sektor
Transportasi Terhadap Polusi Lingkungan Di Indonesia. Jurnal Ekonomi Dan Kebijakan Publik Indonesia, 5(2),
168–183.
13
Wang, C., Zhao, Y., Wang, Y., Wood, J., Kim, C. Y., & Li, Y. (2020). Transportation CO2 emission decoupling: An
assessment of the Eurasian logistics corridor. Transportation Research Part D: Transport and Environment, 86.
14
Mensah, A. K., Mahiri, I. O., Owusu, O., Mireku, O. D., Wireko, I., & Kissi, E. A. (2015). Environmental Impacts
of Mining : A Study of Mining Communities in Ghana Environmental Impacts of Mining : A Study of Mining
Communities in Ghana, (July). https://doi.org/10.12691/aees-3-3-3
BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai