Anda di halaman 1dari 25

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Manusia, hewan, dan tumbuhan didalam bersama-sama menghuni biosfera


mengusahakan keseimbangan ekologis demi kelestariannya masing-masing.
Makin terasa terancam ekologi mereka karena eksploitasi penduduk dan
eksploitasi teknologi, makin giatlah manusia berusaha memulihkan 
keseimbangan ekologi melalui berbagai organisasi kecintaan alam, reboisasi,
pengawetan tanah, pencegahan erosi, pemuliharaan cagar alam dan seterusnya.

Disamping itu perlu juga kita sadari kembali faham dalam agama islam
mengenai tempat manusia di dalam alam. Pendapat agam Islam mengenai alam
biotis dan fisis dapat dibaca dalam tulisan filsuf Muh.Iqbal, ”The
reconstruction of religious thought in Islam” fasal pertama dalam rangka
membicarakan pengalaman religious dan ilmu pengetahuan. Menurut Al-
Qur’an, Tuhan menciptakan langit dan bumi dengan isinya ini tidak untuk
main-main, tetapi dengan maksud tertentu  (Surat 44:38-39). Manusia
diciptakanNya dalam bentuk yang seindah-indahnya (surat 95:4-5); kepada
manusia dilimpahkanNya nilai-nilai kenikmatan, baik yang nyata maupun yang
tidak nyata (Surat 31:30) akan tetapi untuk mendapatkan itu semua ia harus
bekerja, berikhtiar memanfaatkan tenaga-tenaga alam yang tersedia untuk
kesejahteraannya. Manusia diangkat ole Tuhan menjadi wakilNya di bumi
(Surat 2:30-33); ia diberiNya kecerdasan fikiran untuk menyebut nama-nama
benda, mengklsifikasikan dan meningkatkannya menjadi ilmu pengetahuan.

1
B. Tujuan
1. Untuk mengetahui yang termasuk pertumbuhan dan perkembangan
daerah yang cepat.
2. Untuk mengetahui jenis-jenis pencemaran lingkungan serta dampaknya.
3. Dapat mengetahui undang-undang yang mengatur tentang lingkungan
hidup.
4. Dapat mengetahui dampak pembangunan yang dilaksanakan secara
sembarangan.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pertumbuhan dan Perkembangan Daerah

Meskipun secara global dunia telah mengalami ledakan penduduk, tetapi


di beberapa Negara maju justru masih ada yang merasa kekurangan
penduduk. Negara-negara yang cepat pertumbuhan penduduknya adalah
negara berkembang, sehingga jumlah penduduk yang banyak merupakan
masalah rumit yang harus dapat diatasi. Pertumbuhan penduduk yang
cepat atau tidak terkendali di suatu daerah pada suatu saat dapat
melampaui “daya dukung lingkungan” yaitu kemampuan suatu daerah
untuk mendukung sejumlah penduduk pada tingkat kehidupan yang wajar.

Pertumbuhan penduduk erat kaitannya dengan pertumbuhan dan


perkembangan daerah atau wilayah. Banyak orang beranggapan bahwa
persoalan penduduk mudah dipecahkan apabila jumlah penduduk yang ada
dibagi-bagi ke setiap daerah secara merata. Hal tersebut tidaklah benar
karena penempatan penduduk ke berbagai daerah bukanlah hanya di
dasarkan dari luas daerah (meter persegi) melainkan tergantung dari daya
tampung dan daya dukung daerah tersebut. 

Negara Indonesia termasuk salah satu negara yang pertumbuhan


penduduknya cepat dan persebaran penduduknya tidak merata pada tiap-
tiap daerah (pulau). Pertumbuhan dan perkembangan penduduk di
Indonesia tidak sama antara daerah yang satu dengan lainnya. Selama ini
pertumbuhan dan perkembangan penduduk di Pulau Jawa lebih pesat
dibandingkan di daerah lainnya. Atas hal tersebut, Pulau Jawa sering
dianggap lebih cepat berkembang di bandingkan daerah - daerah lainnya.
Atas dasar hal ini maka pemerintah melakukan program transmigrasi yaitu
perpindahan penduduk dari Jawa ke luar Jawa dengan tujuan untuk
pemerataan persebaran jumlah penduduk di Indonesia.

3
B. Perkembangan Penanggulangan Kerusakan Lingkungan

1. Sawah

Sawah telah dikenal di Indonesia sejak berabad-abad yang lalu.


Misalnya, jawa dulu di sebut Jawadwipa yang berarti pulau padi. Nama
ini nmenunjukkan, padi telah ada di Jawa waktu orang india dating di
Indonesia lebih dari 1.000 tahun yang lalu. Dapat diperkirakan pada
waktu itu sawah masih sederhana, atau bahkan padi masih dapat secara
liar dirawa, di lembah. Teknologi sawah itu makin berkembang, dan
sawah menyebar dari lembah dan daerah dataran rendah ke lereng
gunung. Karena padi sawah memerlukan air yang tergenang, diperlukan
petak dan pematang. Dengan demikian perluasan sawah kelereng
gunung, harus disertai dengan pengembangan teknologi pembuatan
petak dengan pematang sawah, sehingga terjadilah sengkedan (teras)
sawah yang mengikuti garis kontur. Dengan addanya teras sawah yang
mengikuti garis kontur, dan tertahannya air di petak sawah yang
mengalir dengan perlahan-lahan, erosi tanah dapat terkendalikan.
Produksi sawah dapat dipertahankan pada tingkat yang relative tinggi
selama berabad-abad. Sawah dapat mengurangi risiko erosi sampai
sekecil-kecilnya. Oleh karena itu sawah dapatlah dianggap sebagai
adaptasi manusia dengan lingkungannya yang banyak
bergunungdengan curah hujan yang tinggi.

Secara tradisional sawah ditanami dengan  banyak sekali variates padi.


Hampir setiap desa mempunyai satu atau lebih wariates padi local. Padi
local itu tidaklah murni, melainkan sebenarnya merupakan suatu
campuran banyak variates. Oleh karena itu system sawah tradisional
merupakan pula sumber daya gen yang amat kaya. Sudah barang tentu
sumber daya gen itu terbatas pada padi.

Dari uraian diatas jelaslah sawah mempunyai fungsi pengendalian erosi


dan pencagaran sumber daya gen. lagi pula teknologinya telah dikenal
dan dikuasai oleh banyak petani kita. Sawah juga mempunyai fungsi

4
produksi dan social-budaya yang penting. Oleh karena itu sawah
merupakan salah satu cara yang penting untuk pengendalian erosi.
Dalam hal digunakan sawah terdisional yang belum menggunakan
variates yang unggul, juga akan berfungsi untuk pencagaran sumber
daya genetis. Maka sawah seyogyanya diperhatikan sebagai salah satu
alternative dalam penanggulangan lahan kritis. Apabila di daerah
berbukitdapat dibuat saluran irigasi pada garis kontur yang setinggi
mungkin, orang dengan sendirinya akan membuat sawah di bawah garis
kontur itu, sehingga lereng bukit tersebut akan berteras dan erosi dapat
terkendalikan. Dorongan, penyuluhan dan investasi modal oleh
pemerintah untuk pembuatan sawah, tidak atau sedikit saja diperlukan.
Jadi investasi yang diperlukan untuk pengendalian erosi itu praktis
hanya untuk pembuatan saluran irigasi itu. Pembuatan saluran irigasi itu
seyogyanya dikaitkan dengan pengembangan perikanan.

Dengan intensifikasi, produksi sawah dapat ditingkatkan. Dengan


demikian sawah mempunyai potensi besar untuk menaikkan
dayadukung lingkungan dengan meningkatnya daya dukung lingkungan
tekanan penduduk akan berkurang.

2. Pekarangan

Pekarangan adalah sebidang lahan dengan batas tertentu, ada bangunan


tempat tinggal dia atsanya umumnya ditanami dengan berbagai jenis
tumbuhan. Di pekarangan sering pula dipelihara unggas, ternak dan
ikan. Dari banyak penelitian dapat diketahui, pekarangan mempunyai
fungsi ganda dan merupakan integrasi antara fungsi alam hutan dengan
fungsi untuk memenuhi kebutuhan social-budaya-ekonomi manusia.
Fungsi ganda yaitu i )hidrologi, ii ) pencagaran sumber daya gen, iii )
efek iklim mikro, iv )social, v )produksi dan vi)estetis.

Fungsi hidrologi dapat terlihat dari sedikitnya erosi yang umumnya


terdapat di pekarangan. Hal ini disebabkan oleh i) keadaan pekarangan
yang datar, ii) tajuk tanaman yang berlapis, iii) lapisan seresah,

5
dan iv)daur ulang. Pekarangan, walaupun di daerah pegunungan, dibuat
datar, karena hal itu diperlukan untuk membangun rumah. Keadaan
yang datar itu mengurangi resiko erosi. Karena umumnya pekarangan
ditanami oleh berbagai jenis tanaman, terbentuklah tajuk yang berlapis.
Tajuk yang tinngi umumnya terdiri atas pohon kelapa, albasiah dan
pohon tinggi lainnya. Dibawahnya terdapat lapisan tajuk kedua yang
terbentuk oleh pohon buah-buahan, seperti rambutan dan mangga.
Menyusullah tajuk pohon-pohon yang lebih rendah lagi, antara lain,
jambu biji, jeruk, nam-nam dan kopi. Lebih rendah terdapat lapisan
tajuk yang rendah misalnya talas dan cabe. Akhirnya terdapatlah
tanaman merayap di atas permukaan tanah, misalnya ubi jalar. Tajuk
yang berlapis-lapis itu dengan efektif dapat melindungi tanah dari erosi
percikan.

Fungsi pencagaran sumberdaya gen terwujud dengan adanya banyak


jenis yang ditanam di pekarangan. Masing-masing jenis itu terdiri atas
banyak variates. Sifat-sifat itu banyak diturunkan, jadi terdapat dalam
gen. karena itu pekarangan mengandung sumber daya genetis yang
amat kaya.

Efek iklim mikro dapat kita rasakan, apabila kita memasuki sebuah
kampung. Di luar kampung suhu lebih tinggi dan lebih silaudari peda
didalam kampung, oleh karena adanya naungan oleh pohon-pohonan.  

Fungsi social pekarangan terutama terlihat di pedesaan. Pertama ia


merupakan symbol status. Orang yang tidak mempunyai pekarangan
dan membuat rumahnya dipekarang orang lain, dianggap mempunyai
status social yang rendah. Dan masih banyak fungsi social lainnya.

3. System talun-kebun

Di Jawa barat, dan di tempat lain dengan variasi tertentu, terdapat


sistem pertanaman yang menyerupai pekarangan, tetapi di atas lahan itu
tidak ada bangunan tempat tinggal. Sistem itu disebut talun. karena itu
talun umumnya terdapat diluar kampong. Talung ditanami dengan

6
banyak jenis tumbuhan. Sebagian besar tenaman tahunan. Dapat terjadi
talun itu didominasi oleh suatu jenis, misalnya bambu.

Pada waktunya bambu atau kayu-kayuan dipanen dengan tebang habis,


tebang pilih atau dengan pemangkasan. Bambu atau kayu yang di panen
dijual. Daun ranting yang kering dikumpulkan dan dibakar. Abu
dicampur dengan rabuk kandang yang diambil dari kampung untuk
digunakan sebagai pupuk.

Di tempat yang telah terbuka oleh adanya panen bambu atau kayu,
ditanami dengan tanaman semusim. Jenis tanaman tergantung pada
factor tanah dan iklim, serta pasaran.

4. Perkebunan rakyat

Di banyak tempat terdapat perkebunan rakyat yang ditanami dengan


tanaman tahunan, misalnya kopi, karet, dan lada. Banyak perkebunan
itu produksinya rendah dan tanahnya mengalami erosi. Erosi itu
disebabkan oleh tidak adanya sengkedan, penyiangan bersih dan
pembersihan seresah. Pembersihan gulma dan seresah, menghilangkan
perlindungan permukaan tanah dari erosi dan percikan oleh tetesan air
hujan yang lolos melalui tajuk pohon dan erosi permukaan oleh air yang
mengalir diatas permukaan tanah. Dengan membuat sengkedan,
menghentikan penyiangan bersih dan menanam tumbuhan kacang-
kacangan sebagai penutup tanah, erosi akan terkendalikan. Kesuburan
tanah akan dapat dipulihkan lagi oleh tumbuhan kacang-kacangan.
Untuk mendapatkan produksi yang lebih baik, perkebunan rakyat
memerlukan pemupukan yang memadai. Dengan pengolahan yang baik
perkebunan rakyat akan menjadi salah satu alternative untuk
penanggulangan kritis.

5. Perikanan

Vegetasi pada umamnya dan hutan pada khususnya mempunyai funsi


hidro-orologi yang  baik.namun jenis hutan tertentu mempunyai

7
kecepatan evapotranspirasi yang lebih beser daripada penguapan dari
permukaan air yang terbuka.Jadi,hilangnya air karena penguapan dari
satu hektar lahan yang ditanami dengan pohon-pohonan dapat lebih
besar dari pada kehilangan air karena penguapan dari satu hektar kolam
yang terbuka.hal ini perlu mendapat perhatian dalam penanggulangan
lahan kritis karena umumnya perbaikan tata air merupakan bagian
penting dalam usaha itu. Dengan demikian pembuatan kolom atau
wadukkecil dalam kombinasi dengan penghijuan dan reboasasi akan
menguntungkan. Akan tetapi  pada umumnya bendungan itu berfungsi
sebagai penahan lumpur dan penyiimpanan air untuk
pendudukdanbelum dikembangkan perikanan didalamnya.dengan
penebaran benih ikan,bendungan pengendalian akan dapat menaikan
daya dukung lingkungan melalui produksi ikan yang tinggi.

Syarat untuk pengembangan perikanan ialah kualitas air yang memadai


dan laju erosi yang tidak besar.apabila erosi terlalu besar,kandungan
lumpur yang tinggi dalam air akan menurunkan produksi perikanan
,oleh karena itu pembuatan bendungan pengendali dan pengembangan
perikanan untuk usaha penanggulangan  yang lain.cara itu merupakan
teknologi  tradisional yang telah membudidaya di banyak tempat.Oleh
karena itu penggunaan teknologi tiu dalam penanggulangan lahan kritis
dapat diperkirakan  tidak akan banyak mengalami kesulitan teknis
maupun sosial budaya.

6. Penciptaan lapangan pekerjaan di sektor non-pertanian

Tekanan penduduk terhadap lahan bersumber pada bertambahnya


penduduk petani, sedangkan luas lahan tidak bertambah.akibatnya ialah
nisbah lahan terhadap petani makin kecil dan pendapatan petani makin
menurun. Nisbah itu dapat diperbesar dengan memperbesar luas lahan
atau memperkecil jumlah petani. Di Jawa luas lahan tidak dapat lagi
ditambah tanpa menimbulkan masalah lingkungan, seperti rusaknya
hutan.  Pilihan yang tinggal ialah memperkecil jumlah
petani. memindahkan petani, misalnya transmigrasi, mempunyai efek

8
demikian.dalam hal ini jumlah penduduk, dan dengan demikian
kepadatan panduduk, tidak berkurang.akan tetapi tekanan penduduk
terhadap lahan akan berkurang. sebab tekanan penduduk terhadap lahan
tidak ditentukan oleh jumlah penduduk total,  melainkan oleh jumlah
petani.            

Industri yang sangat mungkin untuk dikembangkan di daerah pedesan


ialah industri pasca panen. Dengan industri ini hasil pertanian akan
mendapatkan nilai tambah. misalnya, buah dapat diolah menjadi sari
buah,bambu menjadi mabel, dan karet dapat menjadi berbagai macam
barang, nilai tambah ini makin besar,makin tinggi permintaan akan
barang itu dan mutu hasil industri itu. Nilai tambah yang tinggi dapat
menjadi sumber kehidupan baru.

Dengan berkurangnya tekanan penduduk terhadap lahan,kerusakan


hutan untuk digunakan sebagai lahan pertanian juga berkurang.dengan
demikian hutan lebih mudah untuk dijaga keselamatannya. Apabila
hutan yang rusak tidak terjamah, dalam kebanyakan hal hutan dengan
kekuatan dapat pulih kembali dengan kekuatan sendiri, karena adanya
curah hujan yang cukup di banyak daerah Indonesia.    

C. Perubahan / Pencemaran Lingkungan

1. Pengertian Pencemaran lingkungan

Secara garis besar sejarah perkembangan tingkat peradaban manusia dapat di


kelompokkan menjadi 3 era yaitu era nomaden, era pertanian menetap dan era
industrialisasi. Adanya perkembangan tingkat peradaban manusia
mengakibatkan kebutuhan manusia akan menimgkat baik jumlah maupun
jenisnya. Manusia sangat membutuhkan lingkungan atau sumber  daya alam.
Kelangsungan hidup manusia bergantung pada lingkungan sebagai
sistem pendukung kehidupan (life support systems).

Pandangan manusia terhadap alam atau lingkungan ada dua yaitu paham
determinisme dan posibilisme. Paham determinisme berkeyakinan bahwa

9
hidup manusia sangat tergantung dengan alam. Dengan demikian alam tidak
boleh disentuh dan dibiarkan apa adanya. Paham posibilisme berkeyakinan
bahwa manusia dapat memanfaatkan alam untuk melangsungkan hidupnya.
Dengan demikian manusia dapat melakukan pengelolaan terhadap alam guna
melangsungkan hidupnya

Fungsi lingkungan atau sumber daya alam secara garis besar dapat
dikelompokkan sebagai berikut :

a. Sebagai sumber bahan mentah untuk kegiatan produksi dan konsumsi


b. Sebagai asimilator (pengolah limbah secara alami)
c. Sebagai sumber hiburan/ kesenangan/ rekreasi.

Adanya kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK), penggunaan


ruang yang semakin besar dan adanya eksploitasi sumber daya alam (SDA)
selain meningkatkan kesejahteraan manusia juga dapat menimbulkan masalah
lingkungan seperti : deplesi SDA (pengurasanSDA), perusakan lingkungan
hidup, pencemaran lingkungan hidup, penyakit akibat pencemaran
lingkungan dan sebagainya. Untuk menghindari berbagai dampak negatif
terhadap lingkungan hidup, maka perlu upaya pengelolaan lingkungan hidup.
Sebelum membahas lebih jauh tentang masalah pencemaran lingkungan, ada
beberapa pengertian atau definisi-definisi yang penting menurut UU Nomor
23 Tahun 1997 tentang pengelolaan lingkungan hidup, antara lain yaitu :

 Lingkungan Hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya,


keadaan dan makhluk hidup termasuk manusia dan perilakunya yang
mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia
serta makhluk hidup lainnya.
 Daya Dukung Lingkungan Hidup (Life Supports) Adalah kemampuan
lingkungan hidup untuk mendukung perikehidupan manusia danmakhluk
hidup lainnya.
 Daya Tampung Lingkungan Hidup (Carrying Capasity) Adalah
kemampuan lingkungan hidup untuk menyerap zat, energi dan/atau
komponen lainyang masuk atau dimasukkan ke dalamnya.

10
 Sumber Daya Adalah unsur lingkungan hidup yang terdiri atas sumber
daya manusia, sumber daya alam, baik hayati maupun non hayati dan
sumber daya buatan.

Perusakan lingkungan hidup adalah tindakan yang menimbulkan perubahan


langsung atau tidak langsung terhadap sifat fisik dan/atau hayatinya, yang
mengakibatkan lingkungan hidup tidak berfungsi lagi dalam menunjang
pembangunan berkelanjutan.

Pencemaran lingkungan hidup adalah masuknya atau di masukkannya


makhluk hidup, zat, energi, dan/atau komponen lain ke dalam lingkungan
hidup oleh kegiatan manusia sehingga kualitasnya turun sampai ke tingkat
tertentu yang menyebabkan lingkungan hidup tidak dapat berfungsi sesuai
dengan peruntukkannya.

Pengelolaan lingkungan hidup adalah upaya terpadu untuk melestarikan


fungsi ligkungan hidup yang meliputi kebijaksanaan penataan, pemanfaatan,
pengembangan, pemeliharaan, pemulihan, pengawasan dan pengendalian
lingkungan hidup.

Pelestarian fungsi lingkungan hidup adalah rangkaian upaya untuk


memelihara kelangsungan daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup.

Pencemaran lingkungan menurut The Environmental Pollution Panel of the


President’s Science Adirzory Committee, USA didefinisikan sebagai
“Perubahan yang kurang menguntungkan pada lingkungan yang secara
keseluruhan terjadi akibat kegiatan manusia baik langsung maupun tidak
langsung melalui perubahan pola energi, derajat radiasi, kandunganfisik dan
kimiawi serta berkembangnya organisme”.

Adanya pencemaran lingkungan (tanah, air, udara dan makanan) akan


dapat menimbulkan penyakit atau gangguan  kesehatan pada manusia.

2. Jenis  Pencemaran Lingkungan :

1. Pencemaran Tanah

11
Yaitu perubahan fisik maupun kimiawi dari tanah yang dapat
mengakibatkan menurunnya daya guna/ daya dukung tanah.

 Sumber pencemaran tanah :
a. Kejadian alam-Banjir, letusan gunung, dsb 
b. Aktivitas manusia-Industri, pertanian, rumah tangga, tempat
umum, perdagangan, dsb
 Bahan pencemar tanah :
a. Bahan Anorganik : unsur batuan, mineral, air, udara, dsb 
b. Bahan Organik : sampah atau limbah organik 
 Akibat pencemaran tanah :
a. Terganggunya kehidupan organisme ( terutama mikro
organisme dalamtanah) 
b.  Berubahnya sifat kimia atau sifat fisika tanah sehingga tidak baik
untuk  pertumbuhan tanaman.
c. Mengubah dan mempengaruhi keseimbangan ekologi.
 Penanganan pencemaran tanah
a. Remediasi

Remediasi adalah kegiatan untuk membersihkan permukaan tanah yang


tercemar.Ada dua jenis remediasi tanah, yaitu in-situ (atau on-site) dan ex-
situ (atau off-site).

Pembersihan on-site adalah pembersihan di lokasi tersebut. Pembersihan ini


lebih murah dan lebih mudah, terdiri dari pembersihan, venting  (injeksi),
dan bioremediasi.

Pembersihan off-site meliputi penggalian tanah yang tercemar dankemudian


dibawa ke daerah yang  aman. Setelah itu di daerah aman, tanah tersebutdi
bersihkan dari zat pencemar. Caranya yaitu, tanah tersebut disimpan di
bak/tanki yang kedap,  kemudian zat pembersih dipompakan ke bak/tangki
tersebut.Selanjutnya zat pencemar dipompakan keluar dari bak yang
kemudian diolah dengan instalasi pengolah air limbah. Pembersihan off-site
ini jauh lebih mahal dan rumit.

12
b. Bioremediasi

Bioremediasi adalah proses pembersihan pencemaran tanah dengan


menggunakan mikroorganisme ( jamur , bakteri). Bioremediasi bertujuan
untuk memecah atau mendegradasi zat pencemar menjadi bahan yang
kurang beracun atau tidak beracun (karbon dioksidadan air).

2. Pencemaran Air

Yaitu perubahan komposisi atau kondisi air sehingga kualitasnya


menurun begitu pula dayaguna dan daya dukungnya juga menurun.

 Sumber pencemaran air :


a. Kejadian alam

-  Banjir, letusan gunung, aliran lava, aliran gas alam, dsb. 

b. Aktivitas manusia

-  Industri, pertanian, rumah tangga, permukiman, perdagangan,


tempatumum, dsb.

 Macam pencemaran air :


a. Pencemaran oleh mikroorganisme baik pathogen maupun non
pathogen 
b. Pencemaran oleh bahan anorganik 
c. Pencemaran oleh bahan organik 
 Dampak pencemaran air 
a. Kualitas air menurun (fisik, kimia maupun mikrobiologis) 
b. Timbulnya eutrofikasi
Contoh : pencemaran air oleh eceng gondok sehingga ekosistem
air menjaditerganggu/rusak.
c. Timbulnya gangguan kesehatan manusia dan makhluk hidup
lainnya.
d. Pendangkalan dasar perairan.

13
e. Punahnya biota air 
f. Menjalarnya wabah muntaber
3. Pencemaran Udara

Adalah kehadiran satu atau lebih substansifisik, kimia,


atau biologidi atmosfer dalam  jumlah yang dapat membahayakan
kesehatan manusia, hewan, dan tumbuhan, menggangguestetika dan
kenyamanan, atau merusak property.

 Udara adalah bagian dari atmosfer yang menyelimuti bumi.


Lapisan-lapisan atmosfir (dari yang terendah) sebagai berikut :
 Troposfir
 Stratosfir 
 Mesosfir 
 Ionosfir 
 Termosfir 

Komposisi udara dalam troposfir :

o Nirtogen (78%)
o Oksigen (21%)
o Argon (0,9%)
o CO2 (0,04 %)
o Neon(0,002%)
o Helium (0,0005%)
o Krypton (0,0001%)
o Ozon (0 – 0,00002%)
o Lain lain
 Sumber pencemaran udara :
1. Alam
o Kebakaran hutan
o Letusan gunung berapi
o Debu yang diterpa angin

14
o Nitrifikasi dan denitrifikasi biologi

2. Aktivitas manusia

o Kegiatan industry
o Transportasi
o Rumah tangga
o Pembakaran

3. Selain itu sumber pencemar udara juga dapat dibedakan


menjadi :

o Pencemar primer 

Adalah substansi pencemar yang ditimbulkan langsung dari


sumber pencemaranudara. Contoh : karbon dioksida (merupakan
hasil dari pembakaran ).

o Pencemar sekunder 

Adalah substansi pencemar yang terbentuk dari reaksi


pencemar-pencemar primer diatmosfer . Contoh :
Pembentukan ozon dalam smog fotokimia.

 Beberapa pencemar udara yang utama :

1. Senyawa Karbon (CO dan CO2)

-   CO ( Carbon Monoxida)

Sumber utama asap kendaraan bermotor, asap rokok.


Merupakan gas yang tidak  berbau, tidak berwarna, toksis,
mengikat hemoglobin dalam darah.

-   CO2 (Carbon Dioksida)

Sumber utama asap kendaraan, cerobong pabrik, pembakaran


hutan dan sampah.Kadar CO2 yang berlebihan di atmosfer dapat
mengakibatkan      “efek rumahkaca”.

15
2. Senyawa Sulfur 

-  SO2 dan SO3

Sumber pembakaran batubara, pembakaran kayu, dsb.


SO2 menyebabkan iritasi pada mata dan saluran pernapasan.
SO3 bereaksi dengan air (H2O) membentuk H2SO4 yang
toksin dan korosif.

-  H2S

Sumber pembusukkan bahan organic, misal sampah. Dapat


memudarkan barang dari perak, tembaga dan berbau busuk.

3. Senyawa Hydrokarbon

Sumber utama : asap kendaraan bermotor dan asap pabrik.


Tidak berefek langsungterhadap kesehatan.

 4. NO dan NO2

-     NO (Nitrogen Oxida)

Sumber utama : mesin kendaraan bermotor, pembangkit tenaga


listrik.Tidak berbahaya tetap dapat bereaksi dengan
O2 membentuk NO2

- NO2 (Nitrogen Dioxida)

Sumber utama : asap kendaraan, pabrik, asap rokok.

Berwarna coklat, dapat mengurangi penglihatan. Dapat


menyebabkan iritasimata dan ISPA serta Paru-paru.

5. Partikel

o Variabel (dapat hidup) : bakteri, jamur, serbuk dari


tumbuhan.

16
o Non variable (tidak hidup) : debu gunung meletus, debu
sisa pembakaran, debu jalanan, dsb.
o Radioaktif : dapat menyebabkan efek somatic (langsung
ke tubuh penerima) dan efek genetic (berpengaruh
terhadap gen/terkait dengan generasi berikutnya)
6. Fluorida

Sumber : peleburan biji besi, pembuatan keramik, pabrik


pupuk dan aluminium.

Konsentrasi rendah bagus untuk pertumbuhan tulang dan gigi.


Konsentrasi tinggi dapat menyebabkan iritasi pada mata, kulit,
dan infeksi saluran pernapasan.

7. Asap Rokok 

Asap rokok mengandung berbagai bahan pencemar yang dapat


menyebabkan batuk kronis, kanker paru-paru, mempengaruhi
janin dalam kandungan dan berbagai gangguan kesehatan
lainnya.

Perokok dapat dibedakan mejadi dua yaitu :

o Perokok aktif adalah mereka yang merokok.


o Perokok pasif adalah orang yang tidak merokok tetapi
menghirup asap rokok di suatu ruangan.
 Akibat Pencemaran Udara
a. Terganggunya kesehatan manusia, seperti batuk dan penyakit
pernapasan (bronchitis, emfisema, dan kemungkinan kanker
paru-paru).
b. Rusaknya bangunan karena pelapukan, korosi pada logam,
danmemudarnya warna cat.

17
c. Terganggunya pertumbuhan tanaman, seperti menguningnya
daun ataukerdilnya tanaman akibat konsentrasi SO2 yang
tinggi atau gas yang bersifat asam.
d. Adanya efek rumha kaca.
e. Terjadinya hujan asam yang disebabkan oleh pecemaran
oksida nitrogen.

3. Dampak Pencemaran Lingkungan

Adanya pencemaran lingkungan dapat berdampak negatif terhadap


kehidupan manusia danlingkungannya, yaitu antara lain :

a. Punahnya spesies tertentu


b. Adanya ledakan hama tertentu
c. Gangguan keseimbangan lingkungan
d. Kesuburan tanah berkurang
e. Timbulnya keracunan, penyakit atau gangguan kesehatan
f. Terbentuknya lubang Ozon
g. Timbulnya efek rumah kaca atau pemanasan global

4.  Upaya Pencegahan Pencemaran Lingkungan

Beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya


pencemaran lingkunganantara lain adalah sebagai berikut :

a. Menetapkan baku mutu lingkungan. Baku mutu lingkungan adalah


batas kadar yang diperkenankan bagi zat atau bahan pencemar
terdapat dilingkungandengan tidak menimbulkan gangguan terhadap
makhluk hidup,tumbuhanatau benda lainnya.
b. Menempatkan daerah industri atau pabrik jauh dari daerah perumahan
atau permukiman penduduk.
c. Pembuangan limbah industri diatur sehingga tidak mencemari
lingkungan atau ekosistem.

18
d. Pengawasan terhadap penggunaan jenis-jenis pestisida dan zat kimia
lain yang dapat menimbulkan pencemaran lingkungan.
e. Memperluas gerakan penghijauan.
f. Melakukan tindakan tegas terhadap para pelaku pencemaranlingkunga
n.
g. Memberikan kesadaran terhadap masyarakat tentang artipentingnya
lingkungan hidup sehingga manusia lebih mencintai lingkungan
hidupnya.

D. Model Ekologi Terjadinya Penyakit Akibat Pencemaran Lingkungan

Menurut Pasal 1 ayat (1) Undang-undang Nomor 23 Tahun 1997 pengertian


lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya,  keadaan
dan makhluk hidup termasuk manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi
kelangsungan peri kehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup
lain. Pengelolaan lingkungan hidup adalah upaya terpadu untuk melestarikan
fungsi lingkungan hidup yang meliputi kebijaksanaan penataan, pemanfaatan,
pengembangan, pemeliharaan, pemulihan, pengawasan dan pengendalian
lingkungan hidup. Tujuan pengelolaan lingkungan hidup adalah agar tercapai
keselarasan hubungan antara manusia dan lingkungan hidup, terwujudnya
manusia sebagai pembina lingkungan hidup dan terlaksananya
pembangunan berwawasan lingkungan. Pembangunan berkelanjutan yang
berwawasan lingkungan hidup adalah upaya sadar dan terencana yang
memadukan lingkungan hidup termasuk sumber daya ke dalam proses
pembangunan untuk menjamin kemampuan, kesejahteraan dan mutu hidup
generasi masa kini dan generasi masa depan ( Pasal 1 ayat (2)    dan (3)
Undang-undang Nomor 23 Tahun 1997 ).

Salah satu komponen lingkungan hidup adalah sumber daya alam. Menurut
Suratmo (1995) sumber daya alam adalah segala sesuatu yang ada di alam yang
dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia baik generasi
sekarang maupun generasi yang akan datang. Pengelolaan sumber daya alam
harus mengacu pada beberapa prinsip yaitu :

19
1. keadilan terhadap alam (lingkungan) dan manusia,
2. kelestarian dankeberlanjutan,
3. demokrasi,
4. transportasi,
5. koordinasi dan keterpaduan antar sektor,
6. efisiensi,
7. desentralisasi yang demokratis,
8. partisipasi publik,
9. akuntabilitas publik dan
10. free and priorinformed consent.

Menurut Kamil (2001) dalam Saptono (2005), ditinjau dari aspek alokasi
dan penggunaan sumber daya terdapat empat karakteristik penting yang selalu
harus diperhatikan yaitu equity, efektivitas dan efisiensi, ramah lingkungan dan
resources prudence.

Karakteristik equity maksudnya adalah kesamaan peluang bagi semua anggota


masyarakat untuk mempertahankan dan memperbaiki kesejahteraannya.
Efektivitas dan efisiensi menghendaki agar berbagai keputusan publik didasarkan
pada penggunaan sumber daya alam terbaik.  Ramah lingkungan maksudnya
adalah bahwa pemanfaatan potensi sumber daya alam harus senantiasa diikuti
dengan upaya untuk melestarikan fungsi lingkungan hidup. Karakteristik
resources prudence mensyaratkan bahwah sumber daya dimanfaatkan secara
optimal bagi kesejahteraan masyarakat dengan memperhatikan kebutuhan masa
sekarang maupun yang akan datang.

Salah satu konsep mengenai pembangunan berkelanjutan adalah sistem       sosio-


ekologis sebagaimana yang dikembangkan oleh Stockholm Environment Institute
(Saptono, 2005). Sistem sosio-ekologis terdiri atas tiga sub sistem yang masing-
masing berkenaan dengan masyarakat (manusia), lingkungan  hidup dan ekonomi.
Ketiga subsistem tersebut saling mempengaruhi satu sama lainnya sehingga bila
terjadi ketidakstabilan pada salah satu sub sistem, maka sub sistem yang lain akan
terkena dampaknya dan keseimbangan ketiga sub sistem tersebut akan terganggu.
Konsep pembangunan berkelanjutan merupakan pembangunan yang harus

20
menyeimbangkan ketiga sub sistem tersebut sehingga tingkat kesejahteraan
manusia dapat meningkat baik generasi sekarang maupun generasi yang akan
datang.

Pembangunan yang dilaksanakan secara sembarangan tanpa memperhatikan


faktor lingkungan hidup dan kesehatan masyarakat dapat menimbulkan
terjadinya pencemaran lingkungan yang pada akhirnya dapat menimbulkan
terjadinya penyakit. Pencemaran lingkungan hidup adalah masuknya atau
dimasukkannya makhluk hidup,  zat, energi, dan/atau komponen lain ke dalam
lingkungan hidup oleh kegiatan manusia sehingga kualitasnya turun sampai ke
tingkat tertentu yang menyebabkan lingkungan hidup tidak dapat berfungsi sesuai
dengan peruntukkannya    (UU No. 23 / 1997).  Sebagai contoh terjadinya kasus
pencemaran lingkungan yang sangat menggemparkan dunia adalah terjadinya
penyakit Minamata di Jepang sebagai akibat tercemarnya laut oleh limbah
Mercury dari perusahaan.

Kesehatan masyarakat (public health) menurut Winslow (1920)


dalam Notoatmodjo (1997) didefinisikan sebagai ilmu dan seni untuk mencegah
penyakit, memperpanjang hidup dan meningkatkan kesehatan melalui usaha-
usaha pengorganisasian masyarakat dengan melaksanakan kegiatan perbaikan
sanitasi lingkungan; pemberantasan penyakit menular; pendidikan kesehatan;
manajemen (pengorganisasian) pelayanan kesehatan; dan pengembangan rekayasa
sosial untuk  pemeliharaan kesehatan masyarakat. Untuk mencapai derajat
kesehatan yang optimal dilaksanakan upaya kesehatan melalui peningkatan
kesehatan (promotif), pencegahan penyakit (preventif), penyembuhan penyakit
(kuratif) dan pemulihan kesehatan (rehabilitatif).

Kesehatan lingkungan adalah ilmu yang mempelajari hubungan interaktif antara


komunitas (penduduk) dengan perubahan lingkungan yang memiliki potensi
bahaya atau menimbulkan gangguan kesehatan serta mencari upaya
penanggulangannya. Kesehatan lingkungan diselenggarakan untuk mewujudkan
kualitas lingkungan yang sehat. Kualitas lingkungan yang sehat adalah keadaan
lingkungan yang bebas dari resiko yang membahayakan kesehatan dan
keselamatan hidup manusia. Upaya peningkatan kesehatan lingkungan perlu

21
dilakukan untuk meningkatkan mutu lingkungan hidup serta meningkatkan
kemauan, kemampuan pemerintah dan masyarakat dalam merencanakan dan
melaksanakan pembangunan berwawasan kesehatan. Kesehatan lingkungan
meliputi penyehatan air dan udara, pengamanan limbah padat, limbah cair, limbah
gas, radiasi dan kebisingan, pengendalian vektor penyakit, dan penyehatan atau
pengamanan lainnya (Pasal 22 ayat (1) Undang-undang Nomor 23 Tahun 1992).
Pengendalian penyebab penyakit (agent ), pembawa atau penular penyakit
(vektor) serta sumber penyakit dilakukan agar tercipta lingkungan yang sehat bagi
seluruh penduduk (Depkes RI, 1999).

22
BAB III

PENUTUP

A.    Kesimpulan

Negara Indonesia termasuk salah satu negara yang pertumbuhan penduduknya


cepat dan persebaran penduduknya tidak merata pada tiap-tiap daerah (pulau).
Pertumbuhan dan perkembangan penduduk di Indonesia tidak sama antara daerah
yang satu dengan lainnya. Selama ini pertumbuhan dan perkembangan penduduk
di Pulau Jawa lebih pesat dibandingkan di daerah lainnya. Atas hal tersebut, Pulau
Jawa sering dianggap lebih cepat berkembang di bandingkan daerah - daerah
lainnya.

Jenis-jenis pencemaran lingkungan, yaitu pencemaran air, pencemaran tanah,


pencemaran udara.Dampak pencemaran linkungan : Punahnya spesies tertentu,
Adanya ledakan hama tertentu, Gangguan keseimbangan lingkungan, Kesuburan
tanah berkurang, Timbulnya keracunan, penyakit atau gangguan kesehatan
Terbentuknya lubang Ozon, Timbulnya efek rumah kaca atau pemanasan global.

Menurut Pasal 1 ayat (1) Undang-undang Nomor 23 Tahun 1997 pengertian


lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya,  keadaan dan
makhluk hidup termasuk manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi
kelangsungan peri kehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup
lain.

Pembangunan yang dilaksanakan secara sembarangan tanpa memperhatikan


faktor lingkungan hidup dan kesehatan masyarakat dapat menimbulkan
terjadinya pencemaran lingkungan yang pada akhirnya dapat menimbulkan
terjadinya penyakit.

23
B.     Saran

Setiap masyarakat perlu memahami lebih dalam tentang lingkungan dan perlu
berpartisipasi dalam mengembalikan keseimbangan lingkungan, sebab kehidupan
generasi selanjutnya ada di tangan kita.

24
DAFTAR PUSTAKA

1. Soemarwoto, Otto, 2008, Ekologi, Lingkungan Hidup Dan Pembangunan,


Djambatan, Jakarta. Halaman : 236-256
2. Sastrawijaya, A. Tresna, 1991,Pencemaran Lingkungan, Rineka Cipta,
Jakarta. Halaman : 48
3. N.Daldjoeni, A. Suyitno,1979, Pedesaan Lingkungan dan
Pembangunan,Alumni, Bandung. Halaman : 7
4. Soemarwoto,Otto,1997, Analisis Mengenai Dampak Lingkungan, UGM-
Press, Yogyakarta. Halaman : 75
5. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 1997 tentang
Pengelolaan Lingkungan Hidup. Halaman : -

25

Anda mungkin juga menyukai