Anda di halaman 1dari 13

EKOLOGI

“Keseimbangan Ekologis Kehidupan Manusia”

Disusun Oleh:

Kelompok 5

1 D-III AKesehatanLingkungan

1. Eita Yuliasari
2. Hantini Nurul Fitriani
3. Ihdal Husnayain
4. Arif Rahman Hakim
5. Baginda Panji Amartha

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES JAKARTA II


Jln. Hang Jebat III/F3 KebayoranBaru, Jakarta Selatan, 12120
A. Pertumbuhan dan Perkembangan Daerah

Meskipun secara global dunia telah mengalami ledakan penduduk, tetapi di beberapa
Negara maju justru masih ada yang merasa kekurangan penduduk. Negara-negara yang
cepat pertumbuhan penduduknya adalah negara berkembang, sehingga jumlah penduduk
yang banyak merupakan masalah rumit yang harus dapat diatasi. Pertumbuhan penduduk
yang cepat atau tidak terkendali di suatu daerah pada suatu saat dapat melampaui “daya
dukung lingkungan” yaitu kemampuan suatu daerah untuk mendukung sejumlah
penduduk pada tingkat kehidupan yang wajar.
Pertumbuhan penduduk erat kaitannya dengan pertumbuhan dan perkembangan
daerah atau wilayah. Banyak orang beranggapan bahwa persoalan penduduk mudah
dipecahkan apabila jumlah penduduk yang ada dibagi-bagi ke setiap daerah secara
merata. Hal tersebut tidaklah benar karena penempatan penduduk ke berbagai daerah
bukanlah hanya di dasarkan dari luas daerah (meter persegi) melainkan tergantung dari
daya tampung dan daya dukung daerah tersebut. 
Negara Indonesia termasuk salah satu negara yang pertumbuhan penduduknya cepat
dan persebaran penduduknya tidak merata pada tiap-tiap daerah (pulau). Pertumbuhan
dan perkembangan penduduk di Indonesia tidak sama antara daerah yang satu dengan
lainnya. Selama ini pertumbuhan dan perkembangan penduduk di Pulau Jawa lebih pesat
dibandingkan di daerah lainnya. Atas hal tersebut, Pulau Jawa sering dianggap lebih cepat
berkembang di bandingkan daerah - daerah lainnya. Atas dasar hal ini maka pemerintah
melakukan program transmigrasi yaitu perpindahan penduduk dari Jawa ke luar Jawa
dengan tujuan untuk pemerataan persebaran jumlah penduduk di Indonesia.

B.     Perkembangan Penanggulangan Kerusakan Lingkungan

1.      Sawah
Sawah telah dikenal di Indonesia sejak berabad-abad yang lalu. Misalnya, jawa dulu di
sebut Jawadwipa yang berarti pulau padi. Nama ini nmenunjukkan, padi telah ada di Jawa
waktu orang india dating di Indonesia lebih dari 1.000 tahun yang lalu. Dapat diperkirakan
pada waktu itu sawah masih sederhana, atau bahkan padi masih dapat secara liar dirawa, di
lembah. Teknologi sawah itu makin berkembang, dan sawah menyebar dari lembah dan
daerah dataran rendah ke lereng gunung. Karena padi sawah memerlukan air yang tergenang,
diperlukan petak dan pematang. Dengan demikian perluasan sawah kelereng gunung, harus
disertai dengan pengembangan teknologi pembuatan petak dengan pematang sawah, sehingga
terjadilah sengkedan (teras) sawah yang mengikuti garis kontur. Dengan addanya teras sawah
yang mengikuti garis kontur, dan tertahannya air di petak sawah yang mengalir dengan
perlahan-lahan, erosi tanah dapat terkendalikan. Produksi sawah dapat dipertahankan pada
tingkat yang relative tinggi selama berabad-abad. Sawah dapat mengurangi risiko erosi
sampai sekecil-kecilnya. Oleh karena itu sawah dapatlah dianggap sebagai adaptasi manusia
dengan lingkungannya yang banyak bergunungdengan curah hujan yang tinggi.
Secara tradisional sawah ditanami dengan  banyak sekali variates padi. Hampir setiap
desa mempunyai satu atau lebih wariates padi local. Padi local itu tidaklah murni, melainkan
sebenarnya merupakan suatu campuran banyak variates. Oleh karena itu system sawah
tradisional merupakan pula sumber daya gen yang amat kaya. Sudah barang tentu sumber
daya gen itu terbatas pada padi.
Dari uraian diatas jelaslah sawah mempunyai fungsi pengendalian erosi dan pencagaran
sumber daya gen. lagi pula teknologinya telah dikenal dan dikuasai oleh banyak petani kita.
Sawah juga mempunyai fungsi produksi dan social-budaya yang penting. Oleh karena itu
sawah merupakan salah satu cara yang penting untuk pengendalian erosi. Dalam hal
digunakan sawah terdisional yang belum menggunakan variates yang unggul, juga akan
berfungsi untuk pencagaran sumber daya genetis. Maka sawah seyogyanya diperhatikan
sebagai salah satu alternative dalam penanggulangan lahan kritis. Apabila di daerah
berbukitdapat dibuat saluran irigasi pada garis kontur yang setinggi mungkin, orang dengan
sendirinya akan membuat sawah di bawah garis kontur itu, sehingga lereng bukit tersebut
akan berteras dan erosi dapat terkendalikan. Dorongan, penyuluhan dan investasi modal oleh
pemerintah untuk pembuatan sawah, tidak atau sedikit saja diperlukan. Jadi investasi yang
diperlukan untuk pengendalian erosi itu praktis hanya untuk pembuatan saluran irigasi itu.
Pembuatan saluran irigasi itu seyogyanya dikaitkan dengan pengembangan perikanan.
Dengan intensifikasi, produksi sawah dapat ditingkatkan. Dengan demikian sawah
mempunyai potensi besar untuk menaikkan dayadukung lingkungan dengan meningkatnya
daya dukung lingkungan tekanan penduduk akan berkurang.

2.      Pekarangan
Pekarangan adalah sebidang lahan dengan batas tertentu, ada bangunan tempat tinggal
dia atsanya umumnya ditanami dengan berbagai jenis tumbuhan. Di pekarangan sering pula
dipelihara unggas, ternak dan ikan. Dari banyak penelitian dapat diketahui, pekarangan
mempunyai fungsi ganda dan merupakan integrasi antara fungsi alam hutan dengan fungsi
untuk memenuhi kebutuhan social-budaya-ekonomi manusia. Fungsi ganda yaitu i )hidrologi,
ii ) pencagaran sumber daya gen, iii )efek iklim mikro, iv )social, v )produksi dan vi)estetis.
Fungsi hidrologi dapat terlihat dari sedikitnya erosi yang umumnya terdapat di
pekarangan. Hal ini disebabkan oleh i) keadaan pekarangan yang datar, ii) tajuk tanaman
yang berlapis, iii) lapisan seresah, dan iv) daur ulang. Pekarangan, walaupun di daerah
pegunungan, dibuat datar, karena hal itu diperlukan untuk membangun rumah. Keadaan yang
datar itu mengurangi resiko erosi. Karena umumnya pekarangan ditanami oleh berbagai jenis
tanaman, terbentuklah tajuk yang berlapis. Tajuk yang tinngi umumnya terdiri atas pohon
kelapa, albasiah dan pohon tinggi lainnya. Dibawahnya terdapat lapisan tajuk kedua yang
terbentuk oleh pohon buah-buahan, seperti rambutan dan mangga. Menyusullah tajuk pohon-
pohon yang lebih rendah lagi, antara lain, jambu biji, jeruk, nam-nam dan kopi. Lebih rendah
terdapat lapisan tajuk yang rendah misalnya talas dan cabe. Akhirnya terdapatlah tanaman
merayap di atas permukaan tanah, misalnya ubi jalar. Tajuk yang berlapis-lapis itu dengan
efektif dapat melindungi tanah dari erosi percikan.
Fungsi pencagaran sumberdaya gen terwujud dengan adanya banyak jenis yang ditanam
di pekarangan. Masing-masing jenis itu terdiri atas banyak variates. Sifat-sifat itu banyak
diturunkan, jadi terdapat dalam gen. karena itu pekarangan mengandung sumber daya genetis
yang amat kaya.
Efek iklim mikro dapat kita rasakan, apabila kita memasuki sebuah kampung. Di luar
kampung suhu lebih tinggi dan lebih silaudari peda didalam kampung, oleh karena adanya
naungan oleh pohon-pohonan.  
Fungsi social pekarangan terutama terlihat di pedesaan. Pertama ia merupakan symbol
status. Orang yang tidak mempunyai pekarangan dan membuat rumahnya dipekarang orang
lain, dianggap mempunyai status social yang rendah. Dan masih banyak fungsi social
lainnya.
3.      System talun-kebun
Di Jawa barat, dan di tempat lain dengan variasi tertentu, terdapat sistem pertanaman
yang menyerupai pekarangan, tetapi di atas lahan itu tidak ada bangunan tempat tinggal.
Sistem itu disebut talun. karena itu talun umumnya terdapat diluar kampong. Talung ditanami
dengan banyak jenis tumbuhan. Sebagian besar tenaman tahunan. Dapat terjadi talun itu
didominasi oleh suatu jenis, misalnya bambu.
Pada waktunya bambu atau kayu-kayuan dipanen dengan tebang habis, tebang pilih
atau dengan pemangkasan. Bambu atau kayu yang di panen dijual. Daun ranting yang kering
dikumpulkan dan dibakar. Abu dicampur dengan rabuk kandang yang diambil dari kampung
untuk digunakan sebagai pupuk.
Di tempat yang telah terbuka oleh adanya panen bambu atau kayu, ditanami dengan tanaman
semusim. Jenis tanaman tergantung pada factor tanah dan iklim, serta pasaran.

4.      Perkebunan rakyat


Di banyak tempat terdapat perkebunan rakyat yang ditanami dengan tanaman tahunan,
misalnya kopi, karet, dan lada. Banyak perkebunan itu produksinya rendah dan tanahnya
mengalami erosi. Erosi itu disebabkan oleh tidak adanya sengkedan, penyiangan bersih dan
pembersihan seresah. Pembersihan gulma dan seresah, menghilangkan perlindungan
permukaan tanah dari erosi dan percikan oleh tetesan air hujan yang lolos melalui tajuk
pohon dan erosi permukaan oleh air yang mengalir diatas permukaan tanah. Dengan
membuat sengkedan, menghentikan penyiangan bersih dan menanam tumbuhan kacang-
kacangan sebagai penutup tanah, erosi akan terkendalikan. Kesuburan tanah akan dapat
dipulihkan lagi oleh tumbuhan kacang-kacangan. Untuk mendapatkan produksi yang lebih
baik, perkebunan rakyat memerlukan pemupukan yang memadai. Dengan pengolahan yang
baik perkebunan rakyat akan menjadi salah satu alternative untuk penanggulangan kritis.

5.      Perikanan
Vegetasi pada umamnya dan hutan pada khususnya mempunyai funsi hidro-orologi
yang  baik.namun jenis hutan tertentu mempunyai kecepatan evapotranspirasi yang lebih
beser daripada penguapan dari permukaan air yang terbuka.Jadi,hilangnya air karena
penguapan dari satu hektar lahan yang ditanami dengan pohon-pohonan dapat lebih besar dari
pada kehilangan air karena penguapan dari satu hektar kolam yang terbuka.hal ini perlu
mendapat perhatian dalam penanggulangan lahan kritis karena umumnya perbaikan tata air
merupakan bagian penting dalam usaha itu. Dengan demikian pembuatan kolom atau
wadukkecil dalam kombinasi dengan penghijuan dan reboasasi akan menguntungkan. Akan
tetapi  pada umumnya bendungan itu berfungsi sebagai penahan lumpur dan penyiimpanan
air untuk pendudukdanbelum dikembangkan perikanan didalamnya.dengan penebaran benih
ikan,bendungan pengendalian akan dapat menaikan daya dukung lingkungan melalui
produksi ikan yang tinggi.
Syarat untuk pengembangan perikanan ialah kualitas air yang memadai dan laju erosi
yang tidak besar.apabila erosi terlalu besar,kandungan lumpur yang tinggi dalam air akan
menurunkan produksi perikanan ,oleh karena itu pembuatan bendungan pengendali dan
pengembangan perikanan untuk usaha penanggulangan  yang lain.cara itu merupakan
teknologi  tradisional yang telah membudidaya di banyak tempat.Oleh karena itu penggunaan
teknologi tiu dalam penanggulangan lahan kritis dapat diperkirakan  tidak akan banyak
mengalami kesulitan teknis maupun sosial budaya.
6.      Penciptaan lapangan pekerjaan di sektor non-pertanian
Tekanan penduduk terhadap lahan bersumber pada bertambahnya penduduk petani,
sedangkan luas lahan tidak bertambah.akibatnya ialah nisbah lahan terhadap petani makin
kecil dan pendapatan petani makin menurun. Nisbah itu dapat diperbesar dengan
memperbesar luas lahan atau memperkecil jumlah petani. Di Jawa luas lahan tidak dapat lagi
ditambah tanpa menimbulkan masalah lingkungan, seperti rusaknya hutan.  Pilihan yang
tinggal ialah memperkecil jumlah petani. memindahkan petani, misalnya transmigrasi,
mempunyai efek demikian.dalam hal ini jumlah penduduk, dan dengan demikian kepadatan
panduduk, tidak berkurang.akan tetapi tekanan penduduk terhadap lahan akan berkurang.
sebab tekanan penduduk terhadap lahan tidak ditentukan oleh jumlah penduduk total, 
melainkan oleh jumlah petani.            
Industri yang sangat mungkin untuk dikembangkan di daerah pedesan ialah industri
pasca panen. Dengan industri ini hasil pertanian akan mendapatkan nilai tambah. misalnya,
buah dapat diolah menjadi sari buah,bambu menjadi mabel, dan karet dapat menjadi berbagai
macam barang, nilai tambah ini makin besar, makin tinggi permintaan akan barang itu dan
mutu hasil industri itu. Nilai tambah yang tinggi dapat menjadi sumber kehidupan baru.
Dengan berkurangnya tekanan penduduk terhadap lahan, kerusakan hutan untuk
digunakan sebagai lahan pertanian juga berkurang.dengan demikian hutan lebih mudah untuk
dijaga keselamatannya. Apabila hutan yang rusak tidak terjamah, dalam kebanyakan hal
hutan dengan kekuatan dapat pulih kembali dengan kekuatan sendiri, karena adanya curah
hujan yang cukup di banyak daerah Indonesia.    

C.          Perubahan / Pencemaran Lingkungan

1.      Pengertian Pencemaran lingkungan


Secara garis besar sejarah perkembangan tingkat peradaban manusia dapat di
kelompokkan menjadi 3 era yaitu era nomaden, era pertanian menetap dan era
industrialisasi. Adanya perkembangan tingkat peradaban manusia mengakibatkan
kebutuhan manusia akan menimgkat baik jumlah maupun jenisnya. Manusia sangat
membutuhkan lingkungan atau sumber  daya alam. Kelangsungan hidup manusia
bergantung pada lingkungan sebagai sistem pendukung kehidupan (life support systems).
Pandangan manusia terhadap alam atau lingkungan ada dua yaitu paham
determinisme dan posibilisme. Paham determinisme berkeyakinan bahwa hidup manusia
sangat tergantung dengan alam. Dengan demikian alam tidak boleh disentuh dan
dibiarkan apa adanya. Paham posibilisme berkeyakinan bahwa manusia dapat
memanfaatkan alam untuk melangsungkan hidupnya. Dengan demikian manusia dapat
melakukan pengelolaan terhadap alam guna melangsungkan hidupnya
Fungsi lingkungan atau sumber daya alam secara garis besar dapat dikelompokkan
sebagai berikut :
  Sebagai sumber bahan mentah untuk kegiatan produksi dan konsumsi
  Sebagai asimilator (pengolah limbah secara alami)
  Sebagai sumber hiburan/ kesenangan/ rekreasi.
Adanya kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK), penggunaan ruang yang
semakin besar dan adanya eksploitasi sumber daya alam (SDA) selain meningkatkan
kesejahteraan manusia juga dapat menimbulkan masalah lingkungan seperti : deplesi SDA
(pengurasanSDA), perusakan lingkungan hidup, pencemaran lingkungan hidup, penyakit
akibat pencemaran lingkungan dan sebagainya. Untuk menghindari berbagai dampak negatif
terhadap lingkungan hidup, maka perlu upaya pengelolaan lingkungan hidup. Sebelum
membahas lebih jauh tentang masalah pencemaran lingkungan, ada beberapa pengertian atau
definisi-definisi yang penting menurut UU Nomor 23 Tahun 1997 tentang pengelolaan
lingkungan hidup, antara lain yaitu :
  Lingkungan Hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan dan makhluk
hidup termasuk manusia dan perilakunya yang mempengaruhi kelangsungan perikehidupan
dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lainnya.
  Daya Dukung Lingkungan Hidup (Life Supports) Adalah kemampuan lingkungan hidup untuk
mendukung perikehidupan manusia danmakhluk hidup lainnya.
  Daya Tampung Lingkungan Hidup (Carrying Capasity) Adalah kemampuan lingkungan hidup
untuk menyerap zat, energi dan/atau komponen lainyang masuk atau dimasukkan ke
dalamnya.
  Sumber Daya Adalah unsur lingkungan hidup yang terdiri atas sumber daya manusia, sumber
daya alam, baik hayati maupun non hayati dan sumber daya buatan.
         Perusakan lingkungan hidup adalah tindakan yang menimbulkan perubahan langsungatau
tidak langsung terhadap sifat fisik dan/atau hayatinya, yang mengakibatkan lingkunganhidup
tidak berfungsi lagi dalam menunjang pembangunan berkelanjutan.
         Pencemaran lingkungan hidup adalah masuknya atau di masukkannya makhluk hidup, zat,
energi, dan/atau komponen lain ke dalam lingkungan hidup oleh kegiatan manusia sehingga
kualitasnya turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan lingkungan hidup tidak dapat
berfungsi sesuai dengan peruntukkannya.
         Pengelolaan lingkungan hidup adalah upaya terpadu untuk melestarikan fungsi ligkungan
hidup yang meliputi kebijaksanaan penataan, pemanfaatan, pengembangan, pemeliharaan,
pemulihan, pengawasan dan pengendalian lingkungan hidup.
         Pelestarian fungsi lingkungan hidup adalah rangkaian upaya untuk memelihara
kelangsungan daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup.

Pencemaran lingkungan menurut The Environmental Pollution Panel of the President’s


Science Adirzory Committee, USA didefinisikan sebagai “Perubahan yang kurang
menguntungkan pada lingkungan yang secara keseluruhan terjadi akibat kegiatan manusia
baik langsung maupun tidak langsung melalui perubahan pola energi, derajat radiasi,
kandunganfisik dan kimiawi serta berkembangnya organisme”.
Kegiatan-kegiatan manusia di lingkungan dapat menimbulkan adanya pencemaran
lingkungan. Secara sederhana hal tersebut dapat digambarkan dengan bagan berikut ini :
Adanya pencemaran lingkungan (tanah, air, udara dan makanan) akan dapat
menimbulkan penyakit atau gangguan  kesehatan pada manusia. Bagan sederhananya adalah
sebagai berikut :

2.       Jenis  Pencemaran Lingkungan :

1)      Pencemaran Tanah


Yaitu perubahan fisik maupun kimiawi dari tanah yang dapat mengakibatkan menurunnya
daya guna/ daya dukung tanah.
  Sumber pencemaran tanah :
a.       Kejadian alam-Banjir, letusan gunung, dsb 
b.      Aktivitas manusia-Industri, pertanian, rumah tangga, tempat umum, perdagangan, dsb
  Bahan pencemar tanah :
a.       Bahan Anorganik : unsur batuan, mineral, air, udara, dsb 
b.      Bahan Organik : sampah atau limbah organik 
  Akibat pencemaran tanah :
a.       Terganggunya kehidupan organisme ( terutama mikro organisme dalamtanah) 
b.      Berubahnya sifat kimia atau sifat fisika tanah sehingga tidak baik untuk  pertumbuhan
tanaman.
c.       Mengubah dan mempengaruhi keseimbangan ekologi.

  Penanganan pencemaran tanah


a.       Remediasi
Remediasi adalah kegiatan untuk membersihkan permukaan tanah yang tercemar.Ada dua
jenis remediasi tanah, yaitu in-situ (atau on-site) dan ex-situ (atau off-site).
Pembersihan on-site adalah pembersihan di lokasi tersebut. Pembersihan ini lebihmurah
dan lebih mudah, terdiri dari pembersihan, venting  (injeksi), dan bioremediasi.
Pembersihan off-site meliputi penggalian tanah yang tercemar dankemudian dibawa ke
daerah yang  aman. Setelah itu di daerah aman, tanah tersebutdi bersihkan dari zat pencemar.
Caranya yaitu, tanah tersebut disimpan di bak/tanki yang kedap,  kemudian zat pembersih
dipompakan ke bak/tangki tersebut. Selanjutnya zat pencemar dipompakan keluar dari bak
yang kemudian diolah dengan instalasi pengolah air limbah. Pembersihan off-site ini jauh
lebih mahal dan rumit.
a.       Bioremediasi
Bioremediasi adalah proses pembersihan pencemaran tanah dengan menggunakan
mikroorganisme ( jamur , bakteri). Bioremediasi bertujuan untuk memecah atau
mendegradasi zat pencemar menjadi bahan yang kurang beracun atau tidak beracun (karbon
dioksidadan air).

2)      Pencemaran Air

Yaitu perubahan komposisi atau kondisi air sehingga kualitasnya menurun begitu pula
dayaguna dan daya dukungnya juga menurun.
  Sumber pencemaran air :
a.       Kejadian alam
-          Banjir, letusan gunung, aliran lava, aliran gas alam, dsb. 
b.      Aktivitas manusia
-          Industri, pertanian, rumah tangga, permukiman, perdagangan, tempatumum, dsb.
  Macam pencemaran air :
a.       Pencemaran oleh mikroorganisme baik pathogen maupun non pathogen 
b.      Pencemaran oleh bahan anorganik 
c.       Pencemaran oleh bahan organik 

  Dampak pencemaran air 


a.       Kualitas air menurun (fisik, kimia maupun mikrobiologis) 
b.      Timbulnya eutrofikasi
Contoh : pencemaran air oleh eceng gondok sehingga ekosistem air menjaditerganggu/rusak.
c.       Timbulnya gangguan kesehatan manusia dan makhluk hidup lainnya.
d.      Pendangkalan dasar perairan.
e.       Punahnya biota air 
f.       Menjalarnya wabah muntaber

3)      Pencemaran Udara


Adalah kehadiran satu atau lebih substansifisik,kimia, atau biologi di atmosfer dalam  jumlah
yang dapat membahayakan kesehatan manusia, hewan, dan tumbuhan, menggangguestetika
dan kenyamanan, atau merusak property.
  Udara adalah bagian dari atmosfer yang menyelimuti bumi. Lapisan-lapisan atmosfir (dari
yang terendah) sebagai berikut :
-          Troposfir
-          Stratosfir 
-          Mesosfir 
-          Ionosfir 
-          Termosfir 
Komposisi udara dalam troposfir :
-          Nirtogen (78%)
-          Oksigen (21%)
-          Argon (0,9%)
-          CO2 (0,04 %)
-          Neon(0,002%)
-          Helium (0,0005%)
-          Krypton (0,0001%)
-          Ozon (0 – 0,00002%)
-          Lain lain
  Sumber pencemaran udara :
  Alam
-          Kebakaran hutan
-          Letusan gunung berapi
-          Debu yang diterpa angin
-          Nitrifikasi dan denitrifikasi biologi
  Aktivitas manusia
-          Kegiatan industry
-          Transportasi
-          Rumah tangga
-          Pembakaran
  Selain itu sumber pencemar udara juga dapat dibedakan menjadi :
-          Pencemar primer 
Adalah substansi pencemar yang ditimbulkan langsung dari sumber pencemaranudara.
Contoh : karbon dioksida (merupakan hasil dari pembakaran ).
-          Pencemar sekunder 
Adalah substansi pencemar yang terbentuk dari reaksi pencemar-pencemar primer
diatmosfer . Contoh : Pembentukan ozon dalam smog fotokimia.
  Beberapa pencemar udara yang utama :
1)      Senyawa Karbon (CO dan CO2)
-          CO ( Carbon Monoxida)
Sumber utama asap kendaraan bermotor, asap rokok. Merupakan gas yang tidak  berbau,
tidak berwarna, toksis, mengikat hemoglobin dalam darah.
-          CO2 (Carbon Dioksida)
Sumber utama asap kendaraan, cerobong pabrik, pembakaran hutan dan sampah.Kadar CO2
yang berlebihan di atmosfer dapat mengakibatkan      “efek rumahkaca”.
2)      Senyawa Sulfur 
-          SO2 dan SO3
Sumber pembakaran batubara, pembakaran kayu, dsb. SO2 menyebabkan iritasi pada mata
dan saluran pernapasan. SO3 bereaksi dengan air (H2O) membentuk H2SO4 yang toksin dan
korosif.
-          H2S
Sumber pembusukkan bahan organic, misal sampah. Dapat memudarkan barang dari perak,
tembaga dan berbau busuk.

3)      Senyawa Hydrokarbon


Sumber utama : asap kendaraan bermotor dan asap pabrik. Tidak berefek langsungterhadap
kesehatan.
 
4)      NO dan NO2
-          NO (Nitrogen Oxida)
Sumber utama : mesin kendaraan bermotor, pembangkit tenaga listrik.Tidak berbahaya tetap
dapat bereaksi dengan O2 membentuk NO2
-          NO2 (Nitrogen Dioxida)
Sumber utama : asap kendaraan, pabrik, asap rokok.
Berwarna coklat, dapat mengurangi penglihatan. Dapat menyebabkan iritasimata dan ISPA
serta Paru-paru.
5)      Partikel
-          Variabel (dapat hidup) : bakteri, jamur, serbuk dari tumbuhan.
-          Non variable (tidak hidup) : debu gunung meletus, debu sisa pembakaran, debu jalanan, dsb.
-          Radioaktif : dapat menyebabkan efek somatic (langsung ke tubuh penerima) dan efek
genetic (berpengaruh terhadap gen/terkait dengan generasi berikutnya)
6)      Fluorida
Sumber : peleburan biji besi, pembuatan keramik, pabrik pupuk dan aluminium.
Konsentrasi rendah bagus untuk pertumbuhan tulang dan gigi. Konsentrasi tinggi dapat
menyebabkan iritasi pada mata, kulit, dan infeksi saluran pernapasan.

7)      Asap Rokok 


Asap rokok mengandung berbagai bahan pencemar yang dapat menyebabkan batuk kronis,
kanker paru-paru, mempengaruhi janin dalam kandungan dan berbagai gangguan kesehatan
lainnya.
Perokok dapat dibedakan mejadi dua yaitu :
-          Perokok aktif adalah mereka yang merokok.
-          Perokok pasif adalah orang yang tidak merokok tetapi menghirup asap rokok di suatu
ruangan.

  Akibat Pencemaran Udara


a.       Terganggunya kesehatan manusia, seperti batuk dan penyakit pernapasan (bronchitis,
emfisema, dan kemungkinan kanker paru-paru).
 
b.      Rusaknya bangunan karena pelapukan, korosi pada logam, danmemudarnya warna cat.

c.       Terganggunya pertumbuhan tanaman, seperti menguningnya daun ataukerdilnya tanaman


akibat konsentrasi SO2 yang tinggi atau gas yang bersifat asam.

d.      Adanya efek rumha kaca.

e.      Terjadinya hujan asam yang disebabkan oleh pecemaran oksida nitrogen.

3.      Dampak Pencemaran Lingkungan


Adanya pencemaran lingkungan dapat berdampak negatif terhadap kehidupan manusia
danlingkungannya, yaitu antara lain :
a.       Punahnya spesies tertentu
b.      Adanya ledakan hama tertentu
c.       Gangguan keseimbangan lingkungan
d.      Kesuburan tanah berkurang
e.       Timbulnya keracunan, penyakit atau gangguan kesehatan
f.       Terbentuknya lubang Ozon
g.      Timbulnya efek rumah kaca atau pemanasan global

4.      Upaya Pencegahan Pencemaran Lingkungan


Beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya pencemaran
lingkunganantara lain adalah sebagai berikut :
a.       Menetapkan baku mutu lingkungan. Baku mutu lingkungan adalah batas kadar yang
diperkenankan bagi zat atau bahan pencemar terdapat dilingkungandengan
tidak menimbulkan gangguan terhadap makhluk hidup,tumbuhanatau benda lainnya.
b.      Menempatkan daerah industri atau pabrik jauh dari daerah perumahan atau permukiman
penduduk.
c.       Pembuangan limbah industri diatur sehingga tidak mencemari lingkungan atau ekosistem.
d.      Pengawasan terhadap penggunaan jenis-jenis pestisida dan zat kimia lain yang dapat
menimbulkan pencemaran lingkungan.
e.       Memperluas gerakan penghijauan.
f.       Melakukan tindakan tegas terhadap para pelaku pencemaran lingkungan.
g.      Memberikan kesadaran terhadap masyarakat tentang arti pentingnya lingkungan hidup
sehingga manusia lebih mencintai lingkungan hidupnya.

D.    Model Ekologi Terjadinya Penyakit Akibat Pencemaran Lingkungan

Menurut Pasal 1 ayat (1) Undang-undang Nomor 23 Tahun 1997 pengertian lingkungan
hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya,  keadaan dan makhluk hidup
termasuk manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi kelangsungan peri kehidupan dan
kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lain. Pengelolaan lingkungan hidup adalah upaya
terpadu untuk melestarikan fungsi lingkungan hidup yang meliputi kebijaksanaan penataan,
pemanfaatan, pengembangan, pemeliharaan, pemulihan, pengawasan dan pengendalian
lingkungan hidup. Tujuan pengelolaan lingkungan hidup adalah agar tercapai keselarasan
hubungan antara manusia dan lingkungan hidup, terwujudnya manusia sebagai pembina
lingkungan hidup dan terlaksananya pembangunan berwawasan lingkungan. Pembangunan
berkelanjutan yang berwawasan lingkungan hidup adalah upaya sadar dan terencana yang
memadukan lingkungan hidup termasuk sumber daya ke dalam proses pembangunan untuk
menjamin kemampuan, kesejahteraan dan mutu hidup generasi masa kini dan generasi masa
depan ( Pasal 1 ayat (2)    dan (3) Undang-undang Nomor 23 Tahun 1997 ).
Salah satu komponen lingkungan hidup adalah sumber daya alam. Menurut Suratmo
(1995) sumber daya alam adalah segala sesuatu yang ada di alam yang dapat digunakan untuk
memenuhi kebutuhan hidup manusia baik generasi sekarang maupun generasi yang akan
datang. Pengelolaan sumber daya alam harus mengacu pada beberapa prinsip yaitu :
1)      keadilan terhadap alam (lingkungan) dan manusia,
2)      kelestarian dankeberlanjutan,
3)      demokrasi,
4)      transportasi,
5)      koordinasi dan keterpaduan antar sektor,
6)      efisiensi,
7)      desentralisasi yang demokratis,
8)      partisipasi publik,
9)      akuntabilitas publik dan
10)   free and priorinformed consent.
Menurut Kamil (2001) dalam Saptono (2005), ditinjau dari aspek alokasi
dan penggunaan sumber daya terdapat empat karakteristik penting yang selalu harus
diperhatikan yaitu equity, efektivitas dan efisiensi, ramah lingkungan dan resources prudence.
Karakteristik equity maksudnya adalah kesamaan peluang bagi semua anggota
masyarakat untuk mempertahankan dan memperbaiki kesejahteraannya. Efektivitas dan
efisiensi menghendaki agar berbagai keputusan publik didasarkan pada penggunaan sumber
daya alam terbaik.  Ramah lingkungan maksudnya adalah bahwa pemanfaatan potensi
sumber daya alam harus senantiasa diikuti dengan upaya untuk melestarikan fungsi
lingkungan hidup. Karakteristik resources prudence mensyaratkan bahwah sumber daya
dimanfaatkan secara optimal bagi kesejahteraan masyarakat dengan memperhatikan
kebutuhan masa sekarang maupun yang akan datang.
Salah satu konsep mengenai pembangunan berkelanjutan adalah sistem       sosio-
ekologis sebagaimana yang dikembangkan oleh Stockholm Environment Institute (Saptono,
2005). Sistem sosio-ekologis terdiri atas tiga sub sistem yang masing-masing berkenaan
dengan masyarakat (manusia), lingkungan  hidup dan ekonomi. Ketiga subsistem tersebut
saling mempengaruhi satu sama lainnya sehingga bila terjadi ketidakstabilan pada salah satu
sub sistem, maka sub sistem yang lain akan terkena dampaknya dan keseimbangan ketiga sub
sistem tersebut akan terganggu. Konsep pembangunan berkelanjutan merupakan
pembangunan yang harus menyeimbangkan ketiga sub sistem tersebut sehingga tingkat
kesejahteraan manusia dapat meningkat baik generasi sekarang maupun generasi yang akan
datang.
Pembangunan yang dilaksanakan secara sembarangan tanpa memperhatikan faktor
lingkungan hidup dan kesehatan masyarakat dapat menimbulkan terjadinya pencemaran
lingkungan yang pada akhirnya dapat menimbulkan terjadinya penyakit. Pencemaran
lingkungan hidup adalah masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup,  zat, energi,
dan/atau komponen lain ke dalam lingkungan hidup oleh kegiatan manusia sehingga
kualitasnya turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan lingkungan hidup tidak dapat
berfungsi sesuai dengan peruntukkannya    (UU No. 23 / 1997).  Sebagai contoh terjadinya
kasus pencemaran lingkungan yang sangat menggemparkan dunia adalah terjadinya penyakit
Minamata di Jepang sebagai akibat tercemarnya laut oleh limbah Mercury dari perusahaan.
Kesehatan masyarakat (public health) menurut Winslow (1920) dalam Notoatmodjo
(1997) didefinisikan sebagai ilmu dan seni untuk mencegah penyakit, memperpanjang hidup
dan meningkatkan kesehatan melalui usaha-usaha pengorganisasian masyarakat dengan
melaksanakan kegiatan perbaikan sanitasi lingkungan; pemberantasan penyakit menular;
pendidikan kesehatan; manajemen (pengorganisasian) pelayanan kesehatan; dan
pengembangan rekayasa sosial untuk  pemeliharaan kesehatan masyarakat. Untuk mencapai
derajat kesehatan yang optimal dilaksanakan upaya kesehatan melalui peningkatan kesehatan
(promotif), pencegahan penyakit (preventif), penyembuhan penyakit (kuratif) dan pemulihan
kesehatan (rehabilitatif).
Kesehatan lingkungan adalah ilmu yang mempelajari hubungan interaktif antara
komunitas (penduduk) dengan perubahan lingkungan yang memiliki potensi bahaya atau
menimbulkan gangguan kesehatan serta mencari upaya penanggulangannya. Kesehatan
lingkungan diselenggarakan untuk mewujudkan kualitas lingkungan yang sehat. Kualitas
lingkungan yang sehat adalah keadaan lingkungan yang bebas dari resiko yang
membahayakan kesehatan dan keselamatan hidup manusia. Upaya peningkatan kesehatan
lingkungan perlu dilakukan untuk meningkatkan mutu lingkungan hidup serta meningkatkan
kemauan, kemampuan pemerintah dan masyarakat dalam merencanakan dan melaksanakan
pembangunan berwawasan kesehatan. Kesehatan lingkungan meliputi penyehatan air dan
udara, pengamanan limbah padat, limbah cair, limbah gas, radiasi dan kebisingan,
pengendalian vektor penyakit, dan penyehatan atau pengamanan lainnya (Pasal 22 ayat (1)
Undang-undang Nomor 23 Tahun 1992). Pengendalian penyebab penyakit (agent ), pembawa
atau penular penyakit (vektor) serta sumber penyakit dilakukan agar tercipta lingkungan yang
sehat bagi seluruh penduduk (Depkes RI, 1999).
DAFTAR PUSTAKA

1.      Soemarwoto, Otto, 2008, Ekologi, Lingkungan Hidup Dan Pembangunan, Djambatan,
Jakarta. Halaman : 236-256
2.      Sastrawijaya, A. Tresna, 1991,Pencemaran Lingkungan, Rineka Cipta, Jakarta. Halaman :
48
3.      N.Daldjoeni, A. Suyitno,1979, Pedesaan Lingkungan dan Pembangunan, Alumni, Bandung.
Halaman : 7
4.      Soemarwoto,Otto,1997, Analisis Mengenai Dampak Lingkungan, UGM-Press, Yogyakarta.
Halaman : 75
5.      Undang-undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan
Hidup. Halaman : -

Anda mungkin juga menyukai