Anda di halaman 1dari 3

Nama : Ahmad Najib Najmuddin

NIM : 2310611110055
Matkul : Pengantar Lingkungan Lahan Basah

Adaptasi Budaya Masyarakat di Lahan Basah

Pendahuluan
Adaptasi merupakan aspek penting dalam kelangsungan hidup manusia, dan hal ini
terutama berlaku bagi masyarakat yang tinggal di wilayah lahan basah. Di Indonesia, terdapat
banyak wilayah yang memiliki lahan basah, seperti Kalimantan, Sumatera, dan Papua.
Masyarakat yang tinggal di daerah-daerah tersebut telah mengembangkan berbagai cara
untuk beradaptasi dengan lingkungan mereka yang penuh tantangan. Salah satu adaptasi yang
paling signifikan adalah pengembangan sistem pertanian yang sesuai dengan kondisi lahan
basah, seperti sistem sawah yang memanfaatkan air sebagai sumber irigasi. Selain itu,
masyarakat ini juga telah mengembangkan berbagai jenis perikanan dan akuakultur, seperti
budidaya ikan lele dan udang. Selain itu, mereka juga mengembangkan kerajinan tradisional,
seperti menganyam keranjang dan tikar dari alang-alang atau rumput lokal. Adaptasi
masyarakat ini terhadap lingkungannya merupakan bukti ketangguhan dan kecerdikan
mereka.

A. Adaptasi Pertanian di Lahan Basah


Lahan basah merupakan wilayah yang sulit untuk dijadikan lahan pertanian. Namun,
masyarakat di wilayah lahan basah di Indonesia telah mengembangkan berbagai cara untuk
bertahan hidup di lingkungan yang sulit tersebut. Salah satu cara yang dikembangkan adalah
dengan mengembangkan sistem pertanian yang cocok dengan kondisi lahan basah, seperti
sistem pertanian sawah yang memanfaatkan air sebagai sumber irigasi.
Sistem pertanian sawah yang dikembangkan oleh masyarakat di lahan basah memanfaatkan
air sebagai sumber irigasi. Air yang digunakan berasal dari sungai atau danau yang terdapat
di sekitar lahan pertanian. Air tersebut dialirkan ke sawah-sawah yang telah dibuat oleh
masyarakat. Sawah-sawah tersebut dibuat dengan cara menggali tanah dan membuat saluran
air yang mengalir dari sumber air ke sawah-sawah tersebut.
Selain sistem pertanian sawah, masyarakat di lahan basah juga mengembangkan teknik
pertanian lainnya seperti pertanian ladang dan pertanian basah. Pertanian ladang dilakukan
dengan cara membuka lahan baru di hutan atau lahan yang belum pernah digunakan
sebelumnya. Sedangkan pertanian basah dilakukan dengan cara menanam tanaman di lahan
yang tergenang air.
Masyarakat di lahan basah juga mengembangkan teknik pertanian organik. Teknik
pertanian organik ini dilakukan dengan cara menggunakan pupuk organik dan pestisida alami
yang berasal dari bahan-bahan alami seperti daun jarak, daun pepaya, dan bahan-bahan
organik lainnya.
Dalam mengembangkan sistem pertanian di lahan basah, masyarakat juga memperhatikan
keberlanjutan lingkungan. Mereka mengembangkan sistem pertanian yang ramah lingkungan
dan tidak merusak lingkungan sekitar. Salah satu contohnya adalah dengan mengembangkan
sistem pertanian yang menggunakan pupuk organik dan pestisida alami.

Pertanian di Lahan Basah Sistem Irigasi Persawahan

B. Adaptasi Perikanan dan Budidaya Tanaman Air di Lahan Basah


Masyarakat di wilayah lahan basah di Indonesia telah mengembangkan berbagai cara untuk
bertahan hidup di lingkungan yang sulit tersebut. Salah satu cara yang dikembangkan adalah
dengan mengembangkan sistem pertanian yang cocok dengan kondisi lahan basah, seperti
sistem pertanian sawah yang memanfaatkan air sebagai sumber irigasi. Selain itu, masyarakat
juga mengembangkan berbagai jenis perikanan dan budidaya tanaman air seperti padi, ikan
lele, dan udang.
Perikanan dan budidaya tanaman air merupakan sumber penghidupan yang penting bagi
masyarakat di lahan basah. Masyarakat di wilayah-wilayah tersebut telah mengembangkan
teknik-teknik budidaya yang cocok dengan kondisi lingkungan yang sulit. Salah satu
contohnya adalah budidaya ikan lele dengan menggunakan kolam terpal. Teknik ini sangat
cocok untuk lahan basah yang memiliki ketinggian yang rendah dan sering tergenang air.
Selain itu, masyarakat juga mengembangkan budidaya udang di tambak. Budidaya udang di
tambak ini memanfaatkan air payau yang berasal dari laut dan air tawar yang berasal dari
sungai.
Budidaya tanaman air juga menjadi salah satu sumber penghidupan yang penting bagi
masyarakat di lahan basah. Salah satu contohnya adalah budidaya padi. Masyarakat di lahan
basah telah mengembangkan teknik budidaya padi yang cocok dengan kondisi lingkungan
yang sulit. Teknik budidaya padi yang dikembangkan adalah sistem pertanian sawah yang
memanfaatkan air sebagai sumber irigasi. Selain itu, masyarakat juga mengembangkan
budidaya tanaman air lainnya seperti kangkung dan eceng gondok.
Sumber:
- Suryadi, Y. (2018). Adaptasi Masyarakat
Terhadap Lahan Basah di Desa Sungai Raya,
Kabupaten Kubu Raya, Kalimantan Barat.
Jurnal Sosial Ekonomi Pertanian, 12(1), 1-12.
- Sari, D. K., & Suryadi, Y. (2019). Adaptasi
Masyarakat Terhadap Lahan Basah di Desa
Sungai Raya, Kabupaten Kubu Raya,
Kalimantan Barat. Jurnal Sosial Ekonomi
Pertanian, 13(1), 1-12.

Anda mungkin juga menyukai