Anda di halaman 1dari 16

TANAMAN HIDROPONIK DAN HASIL PENGOLAHAN

TANAMAN OBAT KELUARGA (TOGA) DI SMA NEGERI 1


BATUAN
TANAMAN HIDROPONIK DAN HASIL PENGOLAHAN
TANAMAN OBAT KELUARGA (TOGA) DI SMA NEGERI 1
BATUAN KABUPATEN SUMENEP
1. Latar Belakang
Dunia sudah semakin canggih dengan teknologi-teknologi yang sangat membantu
manusia dalam beraktivitas, bahkan dari segi pemenuhan pangan. Namun, hal yang masih
selaras dengan perkembangan teknologi yaitu perkembangan jumlah kelahiran manusia,
sehilngga semakin berkurangnya lahan untuk pemenuhan dalam segi penanaman bahan
pangan, melainkan lahan sudah banyak diperuntukkan lahan pemukiman.
Zaman yang serba modern ini bertanam tak lagi harus menggunakan tanah khususnya
didaerah perkotaan. Berbagai metode bercocok tanam bisa digunakan bagi yang ingin
menekuninya. Salah satunya adalah bertanam secara hidroponik. Hidroponik sendiri adalah
suatu cara bertanam tanpa media tanah. Ketika dihadapkan pada masalah yang di hadapi di
dunia berkaitan dengan produksi pangan, berkebun dengan sistem hidroponik (hydroponic
system) menawarkan solusi yang menjanjikan. Di daerah sumenep yang notabene adalah
daerah pesisir yang kondisi air asin atau payau mapun lahan yang sempit di daerah
perkotaan, maka, hidroponik menawarkan cara untuk menumbuhkan tanaman pangan dengan
mudah. Juga, di daerah dimana tanah telah kehilangan nutrisi atau tanah subur sulit didapat,
hidroponik dapat menjadi alternatif ideal untuk bercocok tanam. Sehingga ketika keilmuan
bercocok tanam diajarkan pada peserta didik, maka ada sebuah pengalaman hidup yang bisa
diterapkan oleh peserta didik SMAN 1 batuan tentang bercocok tanam dengan teknik modern
yaitu hidroponik. Harapan pembelajaran menanam tanaman hidroponik bisa menjadi bekal
mereka di kehidupan berikutnya ketika mereka terjun dimasyarakat..
Disisi lain, perkembangan budaya daerah yang semakin tergerus oleh pengaruh-
pengaruh luar sehingga budaya minum jamu tradisional semakin berkurang akibat kehidupan
masyarakat yang serba ingin hidup praktis. Akibat dari itu warisan budaya jamu tradisonal
keraton di kabupaten sumenep semakin berkurang. Oleh sebab itulah maka muncullah rasa
keinginan melestarikannya dengan menerapkan penanaman tanaman-tanaman obat keluarga
di sekolah dan hasil tanaman tersebut diolah dan dipasarkan di warga sekolah. Harapan dari
ini semua, peserta didik utamanya yang merupakan generasi penerus bangsa, putra daerah
sumenep terbiasa dengan istilah tanaman obat keluarga (TOGA), pengolahannya serta
manfaat dari minum herbal alami.
Kami sebagai guru SMA Negeri 1 batuan bersama Tim Adiwiyata termotivasi untuk
berperan aktif dalam bidang pertanian hidroponik dan pengolahan hasil TOGA, sebagai
Pembinaan Pengembangan Sumberdaya Manusia dan Lingkungan khususnya warga SMA
Negeri 1 Batuan yang sehat dan berbudaya lingkungan hidup.

VISI:
Membangun masyarakat yang sehat, bersih, menyehatkan dan menyenangkan melalui
tanaman hidroponik dan pengolahan hasil tanaman obat keluarga

MISI:
 Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan warga sekolah tentang pertanian
hidroponik dan tanaman obat keluarga
 Meningkatkan kesejahteraan warga sekolah dengan produksi hasil tanaman hidroponik
dan pengolahan TOGA
 Mengajak masyarakat untuk beralih ke sayuran sehat hidroponik dan minuman herbal
dari TOGA
 Memperkenalkan sayuran hidroponik dan TOGA ke semua lapisan masyarakat
 Meningkatkan perekonomian masyarakat
 Menciptakan lapangan kerja baru bagi masyarakat
Program Jangka Pendek
 Memberdayakan peserta didik di Lingkungan SMA Negeri 1 Batuan
 Mengkampanyekan dan mengedukasi tanaman Hidroponik dan tanaman obat keluarga
(TOGA) di sekolah, daerah batuan dan kabupaten Sumenep:
Program Jangka Menengah
 Memfasilitasi pemasaran produk olahan hidroponik dan tanaman obat (TOGA)

2. Selayang Pandang
A. Hidroponik
Era Generasi millennial dituntut untuk menjadi individu yang digital native,
sebagai seorang yang berkembang mindset-nya dalam hal efisiensi dan kecepatan
dalam menerima informasi, lincah dan lebih terbuka, tidak kaku dalam melakukan
segala hal yang berkaitan dengan sesuatu yang bersifat educative, berbudaya
lingkungan dan inovatif.
Generasi millennial merupakan pendidik, penyuluh dan inovator untuk menjadi
lebih baik dari sebelumnya. Di era ini, tuntutan sehat adalah kebutuhan primer setiap
individu yang harus diemban generasi millennial, sebagai generasi yang melek digital
dalam segala hal. Salah satunya adalah dengan menciptakan lingkungan yang berbudaya
lingkungan, inovatif di era kompetitif dan era keunggulan informasi, serta dapat
menciptakan kawasan hijau sedikitnya di rumah, dan di lingkungan tempat tinggal
maupun sekolah yang merupakan rumah kedua bagi peserta didik dan seluruh warga
sekolah dengan cara “bertani millennial”menggunakan hidroponik dan minum jamu
tradisional yang sehat, dan alami.
Hidroponik adalah sebuah metode untuk bercocok tanam tanpa
menggunakan media tanam tanah seperti pada umumnya, namun dengan menggunakan
media selain tanah seperti air yang dialiri larutan nutrisi berisi unsur hara yang sangat
dibutuhkan oleh tanaman, sabut kelapa, serat, pasir, pecahan batu bata, serbuk kayu, dan
media lainnya untuk menggantikan tanah. Hidroponik mempunyai banyak keunggulan,
kemudahan, manfaat, dan kelebihan dalam produktivitas tanaman, mempunyai banyak
pola untuk dibentuk menjadi karya seni dalam berbagai event baik di sekolah, lingkungan
dinas dan lain sebagainya. Salah satu contohnya adalah Green House (GH) yang dapat
dimanfaatkan untuk menjadi kawasan ruang terbuka hijau menanam tanaman hijau yang
sehat, Tanaman Obat Keluarga (TOGA), bahkan tanaman produktif di depan rumah
dapat ditanam dengan cara hidroponik. Jenis tanaman hidroponik akan menghasilkan
jenis tanaman yang bebas dari hama dan penyakit. Menanam tanaman dengan sistem
hidroponik merupakan suatu metoda yang ramah lingkungan. Karena dalam
pembudidayaannya tidak perlu menggunakan pestisida atau bahkan herbisida yang
beracun. Meskipun sistem hidroponik menggunakan air-yang berlarutan nutrisi sebagai
unsur hara tanaman-sebagai media tanamnya akan tetapi dalam prakteknya air yang
diperlukan dalam bercocok tanam tidaklah sebanyak seperti budidaya dengan cara
konvensional dan dalam perawatannya juga tidak perlu dilakukan penyiraman secara
rutin. Sehingga ini menjadi faktor mengapa hasil tanamannya lebih sehat, efisien dan
produktif.
Dengan hidroponik ini diharapkan mampu meningkatkan kesejahteraan
masyarakat di wilayah-wilayah kabupaten Sumenep, terutama dalam peningkatan
perekonomian masyarakat sumenep terutama warga sekolah dalam wirausaha yang
produktif baik dalam skala rumah tangga, sekolah, instansi dan sebagainya. Harapan
lainnya akan memunculkan kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan masyarakat
dengan konsumsi sayur sehat hidroponik.
Untuk melaksanakan program pengembangan pertanian menggunakan sistem
hidroponik sebagai solusi ketahanan pangan di kabupaten sumenep tersebut, kebutuhan
titik hidroponik yang diperlukan adalah 320 titik dalam satu lahan.
B. Sejarah Singkat Kabupaten Sumenep
Sumenep (bahasa Madura: Songènèb) adalah Kabupaten yang memiliki luas
wilayah 2.093,45 km² dan populasi 1.041.915 jiwa. Kabupaten di provinsi Jawa Timur,
Indonesia ini merupakan kota yang penuh sejarah dan wisata bahari serta sarat akan
sumber daya alam di sektor pertaniannya terutama di tanaman obat-obatan.
Nama Songènèb sendiri dalam arti etimologi merupakan Bahasa Kawi / Jawa
Kuno yang jika diterjemaahkan sebagai berikut, Kata “Sung” mempunyai arti sebuah
relung/cekungan/lembah dan kata “ènèb” yang berarti endapan yang tenang, dan jika
diartikan lebih dalam lagi Songènèb / Songennep dalam bahasa Madura mempunyai arti
"lembah/cekungan yang tenang".
Penyebutan Kata Songènèb sendiri sebenarnya sudah popular semenjak Kerajaan
Singhasari sudah berkuasa atas Jawa dan Sekitarnya, seperti yang telah disebutkan dalam
kitab Pararaton tentang penyebutan daerah Sumenep pada saat sang Prabu Kertanegara
mendinohaken (menyingkirkan) Arya Wiraraja (penasehat kerajaan dalam bidang politik
dan pemerintahan) ke Sumeneppada tahun 1926 M;
'“Hanata Wongira, babatangira buyuting Nangka, Aran Banyak Wide, Sinungan
Pasenggahan Arya Wiraraja, Arupa tan kandel denira, dinohaksen, kinun adipati ring
Sungeneb, anger ing Madura wetan”.' Yang artinya: “Adalah seorang hambanya,
keturunan orang ketua di Nangka, bernama Banyak Wide, diberi sebutan Arya Wiraraja,
rupa-rupanya tidak dipercaya, dijauhkan disuruh menjadi adipati di Sumenep. Bertempat
tinggal di Madura timur”
Kabupaten Sumenep pada masa kolonial dikuasai oleh keluarga elit Kadipaten
Sumenep, yaitu wangsa Cakraningrat.
Luas Wilayah Kabupaten Sumenep adalah 2.093,457573 km², terdiri dari
pemukiman seluas 179,324696 km², Areal hutan seluas 423,958 km², rumput tanah
kosong seluas 14,680877 km², perkebunan/tegalan/semak belukar/ladang seluas
1.130,190914 km², kolam/tambak/air payau/danau/waduk/rawa seluas 59,07 km², dan
lain-lainnya seluas 63,413086 km². Untuk luas lautan Kabupaten Sumenep yang potensial
dengan keanekaragaman sumber daya kelautan dan perikanannya seluas + 50.000 km².
Sedangkan sektor pertanian Sumenep antara lain sebagai berikut :
1. Pertanian
a. Komoditi Pangan
Hamparan Sawah di Sumenep
Berdasarkan data Tahun 2010 luas lahan sawah di Kabupaten Sumenep
23.852 Ha, terbagi menjadi 13.388 Ha (56,13 %) lahan sawah tadah hujan, 5.385
Ha (22,57 %) lahan berpengairan teknis, 1.959 Ha lahan semi teknis, 1.071 Ha
lahan sederhana dan 2.049 Ha lahan memakai irigasi desa. Penggunaan lahan
khususnya lahan bukan sawah meliputi pekarangan, tegal, perkebunan, ladang,
huma, padang rumput, lahan sementara tidak diusahakan, hutan rakyat, hutan
negara, rawa-rawa, tambak, kolam dll.
Tanaman pangan dapat dikelompokkan menjadi 2 bagian yaitu komoditas
beras (padi sawah dan padi gogo) dan komoditas palawija (jagung, kedelai, kacang
tanah, kacang hijau, ketela pohon dan ketela rambat).
b. Komoditas Hortikultura
Komoditas sayur mayur yang diusahakan oleh masyarakat petani di
Kabupaten Sumenep antara lain adalah bawang merah (varietas rubaru), Lombok,
sayur mayur seperti : kacang panjang, mentimun, terong, kangkung, bayam dan
tomat dan komoditas buah-buahan dengan jumlah produksi yang bervariatif.
c. Komoditas Perkebunan dan Kehutanan
Tanaman tembakau sebagai komoditas favorit dikenal sebagai daun emas
yang dapat merubah perilaku dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat petani
tembakau. Luas lahan tembakau diperkirakan sekitar 10.377,94 Ha, dengan jumlah
produksi sebanyak 2,917.62 Ton.http://id.wikipedia.org/wiki/Kabupaten_Sumenep
Dari selayang pandang di atas dapat kita simpulkan bahwa Kabupaten
Sumenep mempunyai luasan terbesar dalam sektor pertaniannya dan di dalamnya
banyak terdapat salah satunya; tanaman obat-obatan. Selain wisata budaya, wisata
religi, dan wisata bahari. Lahan pertanian belum tersentuh sedikitpun, untuk
merevitalisasi hal ini perlu ada inovasi agar Kabupaten Sumenep dapat berkembang
dari segala bidang.

3. Mengembangkan Daerah Berwawasan Lingkungan


Dalam upaya mengembangkan daerah berwawasan lingkungan di Kota Sumenep,
khususnya di wilayah SMA Negeri 1 Batuan perlu memperhatikan, antara lain:
A. Konservasi lingkungan
Pengembangan daerah diharapkan dapat memiliki nilai-nilai pelestarian
lingkungan. Dengan banyaknya pepohonan, selain dapat menyerap kebisingan, menyerap
debu, menahan laju air hujan, juga dapat menjadikan udara segar dan nyaman.
Keberadaan pepohonan akan memiliki fungsi hidrologis untuk menahan cadangan air.
Selain itu, pemeliharaan berbagai jenis tanaman berguna untuk melestarikan sumber
plasma nutfah tanaman budidaya.
Pada dasarnya manusia sangat berperan terhadap perubahan lingkungannya.
Manusia dapat menjadikan lingkungan menjadi baik dan dapat pula merubah lingkungan
menjadi buruk. Kesuburan tanah dapat berubah, banyak sekali penyebabnya. Salah satu
sebab berkurangnya kesuburan tanah ialah terjadinya erosi atau pengikisan lapisan
permukaan tanah. Dengan adanya erosi ini lapisan tanah yang subur akan terbawa arus
air. Akhirnya, tanah itu kehilangan zat-zat makanan yang diperlukan tumbuhan. Lama-
kelamaan, tanah menjadi tandus. Dengan melakukan budidaya hidroponik, maka
sekaligus akan melakukan perlindungan terhadap tanah dan air, pengembangan terhadap
keanekaragaman jenis tumbuhan, serta pengawetan dan perlindungan alam yang akan
menciptakan lingkungan hidup yang serasi, selaras, dan seimbang.
B. Nilai manfaat Pangan.
Lingkungan alam yang indah serta tertata akan mempunyai daya tarik bagi
manusia. Keindahan panorama dapat diperoleh dari topografi, jenis tanaman, bentuk
bangunan yang tersusun dalam suatu tata ruang yang serasi dengan alam. Budidaya
penanaman sayur dengan sistem hidroponik selain memberikan manfaat keindahan
namun juga memberikan manfaat kesehatan. Nilai kesehatan yang dimaksud adalah
penanaman tanaman sayur dengan berbagai jenis yang biasanya sulit tumbuh di daerah
sumenep yang memiliki jenis tanah tandus minim air, bisa diatasi dengan menanam
berbagai jenis sayur dengan sistem hidroponik, contohnya sayur kale, bayam merah,
samhong, selada dll, yang jenis sayur tersebut sulit tumbuh di daerah Sumenep dan juga
tanaman obat keluarga di lingkungan rumah dan sekolah. Oleh karenanya, dalam
pembuatan sistem tanam hidroponik diperlukan adanya perencanaan kebutuhan Modul
tanam dan Alat serta bahan tanam Hidroponk dan system pengolahan hasil tanaman obat
keluarga (TOGA)
C. Nilai pendidikan
Kebun Hidroponik sebagai lahan buatan tidak hanya memberikan manfaat pada Nilai
Manfaat Pangan namun juga , dapat menawarkan hasil produksi budidaya hortikultura, yang
akan memberikan kesempatan kepada pengunjung untuk memetik sayur sendiri dari
pohonnya. Pengunjung yang tidak pernah merasakan panen, dapat memanen sendiri tanpa
harus memiliki kebun sehingga pengurus kebun juga memberikan fasilitas edukasi pada
pengunjung dengan harapan ada Ghiroh menanam dirumah sendiri meski dengan sistem
hidroponik sederhana. Dan hasil tersebut juga akan berdampak pada peserta didik untuk lebih
meningkatkan keterampilan bercocok tanam.
Selain hidroponik, pengunjung juga bias menikmati jamu tradisional yang di kemas
secara modern dan siap diminum jadi tidak hanya belajar hidroponik namun juga bias belajar
meracik herbal untuk kesehatan keluarga.
Kesan ini akan menjadi promosi yang efektif bagi masyarakat tentang hidup sehat
dengan makan sayur dan minum jamu tradisional serta edukasi tentang sistem tanam sayur
dengan sistem hidroponik dan pengolahan tanaman obat keluarga. Yang tidak kalah
pentingnya dalam pengembangan pertanian menggunakan sistem hidroponik sebagai
solusi ketahanan pangan di kabupaten sumenep tersebut adalah cita-cita besar kami untuk
menjadikan sekolah kami sebagai area wisata edukasi..

4. Waktu Pelaksanaan Kegiatan Inovasi


Kegiatan inovasi ini dilaksanakan di SMAN 1 Batuan sejak tahun 2020 hingga akhir tahun
2021.
Adapun deskripsi waktu dan langkah-langkah pengerjaan hidroponik dan pengolahan
tanaman TOGA adalah sebagai berikut.
a. Hidroponik
1. Proses Pembibitan dilaksanakan dalam kurun waktu 7 s.d. 10 hari berdasarkan jenis
sayur yang ditanam, untuk jenis sawi, bayam, kangkung, dan kale membutuhkan
waktu 7 hss dan selada 10 hss.
2. Proses Perawatan hingga panen;

Remaja Dewasa-Panen Masa Panen


Jenis Sayuran
pH PPM pH PPM (hari)

Sawi, bayam, 5,5 - 7 800 -1000 5,5 - 7 1500 - 1800 25-30


kangkung, kale

Selada 5,5 - 6 600 - 800 5,5 - 7 800 – 1.200 30-35

3. Dokumentasi aktivitas Hidroponik di SMAN 1 Batuan

Penyediaan Media Tanam Hidroponik hasil bantuan


partisipasi satu orang tua siswa SMAN 1 Batuan

Proses pembibitan tanaman sayuran bayam merah ke


rokbul oleh siswa dibimbing Ibu Norani pokja kehati SMAN
1 Batuan

Bibit Bayam merah yang sudah bersemi di media rokbull


Bibit yang sudah bersemi dipindah ke netpot

Bibit pada netpot siap dipindah ke pipa media Hidroponik

Alhamdulillah Siswa sedang memanen sayuran kangkung di


media tanam hidroponik
Siswa sedang merawat tanaman sayuran sawi sendok di
media tanam hidroponik

Guru dan siswa memanen sayuran dari media tanam


hidroponik

4. Biaya Pengadaan Modul Hidroponik


Type A
Keterangan Durasi Volume Harga Satuan Jumlah
Bahan Instalasi
Paralon;
Paralon 2,5" 10 145000 Rp 1,450,000
Dop 2,5" 20 20000 Rp 400,000
Paralon 2" 2 85000 Rp 170,000
Dop 2" 2 15000 Rp 30,000
Tee 2" 1 20000 Rp 20,000
Knee 2" 2 15000 Rp 30,000
Paralon 3/4 " 3 40000 Rp 120,000
Shock Kran 10 15000 Rp 150,000
Galvalum;
Canal 3 150000 Rp 450,000
Holo 4 55000 Rp 220,000
Ring 4 100000 Rp 400,000
Baut;
Baut 1,5 0.5 175000 Rp 87,500
Baut 3 0.5 225000 Rp 112,500
rivet 0.5 80000 Rp 40,000
Atap;
Supralite 4 50000 Rp 200,000
Seltip 2 12500 Rp 25,000
Terminal;
Manifold 1 50000 Rp 50,000
Konektor Selang 1 25000 Rp 25,000
Selang 5/8 2 25000 Rp 50,000
Selang PE 16 7500 Rp 120,000
Netpot;
Netpot 200 1200 Rp 240,000
Bak Nutrisi 1 125000 Rp 125,000
Transport
pickup Rp 100,000
Pengerjaan
Ongkos Tukang 2 2 150000 Rp 300,000
Konsumsi 2 3 30000 Rp 90,000
Listrik 1 100000 Rp 100,000
Pisau Circle 3 15000 Rp 45,000
Pembibitan
Pompa 3 m 1 450000 Rp 450,000
TDS pH 1 300000 Rp 300,000
Rockwool 1 100000 Rp 100,000
Bibit 2 50000 Rp 100,000
Nutrisi 1 225000 Rp 225,000
Total Rp 6,325,000

5. Model Modul Hidroponik

Modul Type A
6. Keuntungan yang dapat diperoleh masyarakat dari menanam dengan sistem
Hidroponik
a. Menanam tanpa menggunakan media tanah sedikitpun
b. Tidak membutuhkan lahan yang terlalu besar dan luas
c. Tanaman akan selalu tercukupi nutrisinya
d. Tanaman lebih cepat subur dan tumbuh besar
e. Akar tidak kekurangan oksigen dan mineral
f. Kualitas tanaman jauh lebih baik
g. Pemakaian air tidak terlalu banyak
h. Bisa dilakukan dipekarangan rumah
i. Tanaman tidak perlu di stek dan dicangkok
j. Membasmi penyakit tanaman relatif lebih mudah
k. Bebas hama dan reltif aman dari serangan serangga atau ulat
l. Tanaman lebih mudah untuk dilihat perkembangannya
m. Tidak perlu menyirami tanaman setiap hari
n. Tanaman tumbuh tidak dipengaruhi musim hujan ataupun kemarau
o. Tidak memerlukan insektisida atau pembasmi hama yang berlebihan
p. Tidak terlalu memerlukan paparan sinar mataahari langsung
q. Dapat menggunakan pot plastik, boto yang dibelah, wadah baskom atau tabung sesuai
selera

7. Manfaat hidroponik bagi masyarakat


a. Tanaman hidroponik jenis sayuran dapat dijadikan sebagai tanaman untuk
pemenuhan kebutuhan sehari hari tanpa harus sering pergi kepasar atau
supermarket yang memiliki jarak yang tidak dekat.
b. Jika telah bosan dengan jenis tanaman tertentu maka pemakaian cara hidroponik
dapat langsung digantikan dengan jenis tanaman lain dan akan menghasilkan
panen yang sama baiknya dari tanaman sebelumnya.
c. Posisi dan penataan tanaman hidroponik dapat disesuaikan sesuai selera sehingga
tidak mengganggu lingkungan disekitarnya, karean hidroponik bebas polusi,
bebas tanah dan mudah ditata.
d. Tanaman hidroponik dapat ditinggal pemilikinya dalam waktu yang cukup
panjang misalnya satu minggu, tanpa harus khawatir tanaman tersebut akan
kekurangan air atau nutrisi.
e. Tanaman hidroponik dapat diletakan didalam ruang yang memiliki atap genting
atau penadah hujan dan panas dalam bentuk apapun, karena teknik hidroponik
tidak terlalu mengandalkan matahari atau semburan air hujan.
b. Pengolahan Tanaman Obat Keluarga
a. Pembibitan; dilaksankana dalam kurun waktu 5 s.d 10 hari
b. Perawatan, dilaksanakan dalam kurun waktu 3 s.d 5 bulan masa pindah tanam
c. Pengolahan
1. Kunyit asam
Bahan : Cara Membuat:
 Kunyit 500gr 1. Kupas kunyit, cuci bersih dan parut
 Gula Merah 500 gr 2. Rebus kunyit bersama semua bahan
 Asam Jawa 100 gr lainnya hingga mendidih
 Garam 1/2sdt 3. Biarkan hingga dingin, saring jamu dan
 Air 1 ltr kemas ke dalam botol

2. Temu kunci
Bahan : Cara Membuat:
 Temu Kunci 500 gr 1. Cuci bersi bahan temu kunci dan daun
 Daun sirih 25 lembar sirih
 Garam 1/2/ sdm 2. Kupas temu kunci dan belender bersama
 Asam Jawa 5 gr daun sirih
 Gula merah 70 gr 3. Rebus temu kunci dan daun sirih yang

 Gula Pasir 100gr sudah dihaluskan, masukkan bahan-bahan


lainnya (garam, asam jawa, gula merah,
 Air 2 ltr
gula pasir)

3. Pokak
Bahan : Cara Membuat:
Jahe 500 gr 1. Cuci bersih bahan jahe, batang sere dan
Batang sere 4 bh kayu manis
Kayu manis ± 10 cm 2. Kupas jahe dan batang sere (geprek)
Gula merah 300 gr 3. Rebus semua bahan hingga mendidih,
Air 2 ltr dinginkan
4. Setelah dingin kemas kedalam botol.

4. Aloe vera
Bahan : Cara Membuat:
Lidah buaya/Aloe vera 7 1. Kupas bersih lidah buaya hingga tersisa
buah (ukuran besar) dagingnya
Garam ½ sdt 2. Potong kotak-kotak daging lidah buaya,
Air 500ml alalu cuci bersih di air mengalir agar
Daun pandan 1 lbr lender hilang
Selasih secukupnya 3. Didihkan air, masukkan daun pandan,
garam dan lidah buaya selama 4 s.d. 5
Bahan Sirup menit, saring dan tiriskan
Air 800ml 4. Untuk sirup; didihkan air masukkan semua
Gula Pasir 250gr bahan, aduk hingga gula larut. Bila sudah
Susu cair UHT 200ml larut matikan api
Daun pandan 2lbr 5. Masukkan lidah buaya yang sudah dingin
kedalam botol, masukkan sirup, selasih
dan es batu

d. Aktivitas budidaya TOGA di SMAN 1 Batuan


e. Pengolahan TOGA di SMAN 1 Batuan
- Pembuatan minuman Aloevera

- Pembuatan minuman Jamu Herbal Tradisional


d. Manfaat budi daya dan pengolahan TOGA bagi masyarakat sekitar
 Sebagai sarana mendekatkan tanaman obat kepada masyarakat untuk upaya
kesehatan mandiri.
 Sebagai pendayagunaan tanaman obat yang dapat diarahkan untuk peningkatan
kesehatan (promotif), pencegahan penyakit (preventif), penyembuhan penyakit
(kuratif), dan pemulihan kesehatan (rehabilitatif).
 Melestarikan budaya pengobatan tradisional sebagai warisan leluhur dengan
memanfaatkan tanaman yang berkhasiat.
 TOGA mempunyai manfaat sebagai mendukung menciptakan kesehatan dan
kesejahteraan keluarga antara lain sebagai sarana untuk (1) memperbaiki status gizi
keluarga, (2) menambah penghasilan keluarga, (3) meningkatkan kesehatan
lingkungan pemukiman, (4) melestarikan tanaman obat dan budaya bangsa.
 Sesuai namanya TOGA dapat dimulai dari halaman rumah kebun, ladang, selain itu
dapat dilakukan di halaman, dimana sulit untuk memiliki rumah dengan halaman
atau pekarangan yang memadai, TOGA dapat dibuat dengan menggunakan pot, poli
bag, ember dan bahan lain yang cocok untuk pot.

6. Penutup
Demikian proposal inovasi sekolah ini kami sampaikan, sebagai ihktiar untuk mencapai
harapan besar dalam pengembangan pertanian menggunakan sistem hidroponik dan
pengolahan tanaman TOGA sebagai solusi ketahanan pangan dan peningkatan kesehatan
masyarakat.
Sumenep, 10 September 2022

Anda mungkin juga menyukai