VISI:
Membangun masyarakat yang sehat, bersih, menyehatkan dan menyenangkan melalui
tanaman hidroponik dan pengolahan hasil tanaman obat keluarga
MISI:
Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan warga sekolah tentang pertanian
hidroponik dan tanaman obat keluarga
Meningkatkan kesejahteraan warga sekolah dengan produksi hasil tanaman hidroponik
dan pengolahan TOGA
Mengajak masyarakat untuk beralih ke sayuran sehat hidroponik dan minuman herbal
dari TOGA
Memperkenalkan sayuran hidroponik dan TOGA ke semua lapisan masyarakat
Meningkatkan perekonomian masyarakat
Menciptakan lapangan kerja baru bagi masyarakat
Program Jangka Pendek
Memberdayakan peserta didik di Lingkungan SMA Negeri 1 Batuan
Mengkampanyekan dan mengedukasi tanaman Hidroponik dan tanaman obat keluarga
(TOGA) di sekolah, daerah batuan dan kabupaten Sumenep:
Program Jangka Menengah
Memfasilitasi pemasaran produk olahan hidroponik dan tanaman obat (TOGA)
2. Selayang Pandang
A. Hidroponik
Era Generasi millennial dituntut untuk menjadi individu yang digital native,
sebagai seorang yang berkembang mindset-nya dalam hal efisiensi dan kecepatan
dalam menerima informasi, lincah dan lebih terbuka, tidak kaku dalam melakukan
segala hal yang berkaitan dengan sesuatu yang bersifat educative, berbudaya
lingkungan dan inovatif.
Generasi millennial merupakan pendidik, penyuluh dan inovator untuk menjadi
lebih baik dari sebelumnya. Di era ini, tuntutan sehat adalah kebutuhan primer setiap
individu yang harus diemban generasi millennial, sebagai generasi yang melek digital
dalam segala hal. Salah satunya adalah dengan menciptakan lingkungan yang berbudaya
lingkungan, inovatif di era kompetitif dan era keunggulan informasi, serta dapat
menciptakan kawasan hijau sedikitnya di rumah, dan di lingkungan tempat tinggal
maupun sekolah yang merupakan rumah kedua bagi peserta didik dan seluruh warga
sekolah dengan cara “bertani millennial”menggunakan hidroponik dan minum jamu
tradisional yang sehat, dan alami.
Hidroponik adalah sebuah metode untuk bercocok tanam tanpa
menggunakan media tanam tanah seperti pada umumnya, namun dengan menggunakan
media selain tanah seperti air yang dialiri larutan nutrisi berisi unsur hara yang sangat
dibutuhkan oleh tanaman, sabut kelapa, serat, pasir, pecahan batu bata, serbuk kayu, dan
media lainnya untuk menggantikan tanah. Hidroponik mempunyai banyak keunggulan,
kemudahan, manfaat, dan kelebihan dalam produktivitas tanaman, mempunyai banyak
pola untuk dibentuk menjadi karya seni dalam berbagai event baik di sekolah, lingkungan
dinas dan lain sebagainya. Salah satu contohnya adalah Green House (GH) yang dapat
dimanfaatkan untuk menjadi kawasan ruang terbuka hijau menanam tanaman hijau yang
sehat, Tanaman Obat Keluarga (TOGA), bahkan tanaman produktif di depan rumah
dapat ditanam dengan cara hidroponik. Jenis tanaman hidroponik akan menghasilkan
jenis tanaman yang bebas dari hama dan penyakit. Menanam tanaman dengan sistem
hidroponik merupakan suatu metoda yang ramah lingkungan. Karena dalam
pembudidayaannya tidak perlu menggunakan pestisida atau bahkan herbisida yang
beracun. Meskipun sistem hidroponik menggunakan air-yang berlarutan nutrisi sebagai
unsur hara tanaman-sebagai media tanamnya akan tetapi dalam prakteknya air yang
diperlukan dalam bercocok tanam tidaklah sebanyak seperti budidaya dengan cara
konvensional dan dalam perawatannya juga tidak perlu dilakukan penyiraman secara
rutin. Sehingga ini menjadi faktor mengapa hasil tanamannya lebih sehat, efisien dan
produktif.
Dengan hidroponik ini diharapkan mampu meningkatkan kesejahteraan
masyarakat di wilayah-wilayah kabupaten Sumenep, terutama dalam peningkatan
perekonomian masyarakat sumenep terutama warga sekolah dalam wirausaha yang
produktif baik dalam skala rumah tangga, sekolah, instansi dan sebagainya. Harapan
lainnya akan memunculkan kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan masyarakat
dengan konsumsi sayur sehat hidroponik.
Untuk melaksanakan program pengembangan pertanian menggunakan sistem
hidroponik sebagai solusi ketahanan pangan di kabupaten sumenep tersebut, kebutuhan
titik hidroponik yang diperlukan adalah 320 titik dalam satu lahan.
B. Sejarah Singkat Kabupaten Sumenep
Sumenep (bahasa Madura: Songènèb) adalah Kabupaten yang memiliki luas
wilayah 2.093,45 km² dan populasi 1.041.915 jiwa. Kabupaten di provinsi Jawa Timur,
Indonesia ini merupakan kota yang penuh sejarah dan wisata bahari serta sarat akan
sumber daya alam di sektor pertaniannya terutama di tanaman obat-obatan.
Nama Songènèb sendiri dalam arti etimologi merupakan Bahasa Kawi / Jawa
Kuno yang jika diterjemaahkan sebagai berikut, Kata “Sung” mempunyai arti sebuah
relung/cekungan/lembah dan kata “ènèb” yang berarti endapan yang tenang, dan jika
diartikan lebih dalam lagi Songènèb / Songennep dalam bahasa Madura mempunyai arti
"lembah/cekungan yang tenang".
Penyebutan Kata Songènèb sendiri sebenarnya sudah popular semenjak Kerajaan
Singhasari sudah berkuasa atas Jawa dan Sekitarnya, seperti yang telah disebutkan dalam
kitab Pararaton tentang penyebutan daerah Sumenep pada saat sang Prabu Kertanegara
mendinohaken (menyingkirkan) Arya Wiraraja (penasehat kerajaan dalam bidang politik
dan pemerintahan) ke Sumeneppada tahun 1926 M;
'“Hanata Wongira, babatangira buyuting Nangka, Aran Banyak Wide, Sinungan
Pasenggahan Arya Wiraraja, Arupa tan kandel denira, dinohaksen, kinun adipati ring
Sungeneb, anger ing Madura wetan”.' Yang artinya: “Adalah seorang hambanya,
keturunan orang ketua di Nangka, bernama Banyak Wide, diberi sebutan Arya Wiraraja,
rupa-rupanya tidak dipercaya, dijauhkan disuruh menjadi adipati di Sumenep. Bertempat
tinggal di Madura timur”
Kabupaten Sumenep pada masa kolonial dikuasai oleh keluarga elit Kadipaten
Sumenep, yaitu wangsa Cakraningrat.
Luas Wilayah Kabupaten Sumenep adalah 2.093,457573 km², terdiri dari
pemukiman seluas 179,324696 km², Areal hutan seluas 423,958 km², rumput tanah
kosong seluas 14,680877 km², perkebunan/tegalan/semak belukar/ladang seluas
1.130,190914 km², kolam/tambak/air payau/danau/waduk/rawa seluas 59,07 km², dan
lain-lainnya seluas 63,413086 km². Untuk luas lautan Kabupaten Sumenep yang potensial
dengan keanekaragaman sumber daya kelautan dan perikanannya seluas + 50.000 km².
Sedangkan sektor pertanian Sumenep antara lain sebagai berikut :
1. Pertanian
a. Komoditi Pangan
Hamparan Sawah di Sumenep
Berdasarkan data Tahun 2010 luas lahan sawah di Kabupaten Sumenep
23.852 Ha, terbagi menjadi 13.388 Ha (56,13 %) lahan sawah tadah hujan, 5.385
Ha (22,57 %) lahan berpengairan teknis, 1.959 Ha lahan semi teknis, 1.071 Ha
lahan sederhana dan 2.049 Ha lahan memakai irigasi desa. Penggunaan lahan
khususnya lahan bukan sawah meliputi pekarangan, tegal, perkebunan, ladang,
huma, padang rumput, lahan sementara tidak diusahakan, hutan rakyat, hutan
negara, rawa-rawa, tambak, kolam dll.
Tanaman pangan dapat dikelompokkan menjadi 2 bagian yaitu komoditas
beras (padi sawah dan padi gogo) dan komoditas palawija (jagung, kedelai, kacang
tanah, kacang hijau, ketela pohon dan ketela rambat).
b. Komoditas Hortikultura
Komoditas sayur mayur yang diusahakan oleh masyarakat petani di
Kabupaten Sumenep antara lain adalah bawang merah (varietas rubaru), Lombok,
sayur mayur seperti : kacang panjang, mentimun, terong, kangkung, bayam dan
tomat dan komoditas buah-buahan dengan jumlah produksi yang bervariatif.
c. Komoditas Perkebunan dan Kehutanan
Tanaman tembakau sebagai komoditas favorit dikenal sebagai daun emas
yang dapat merubah perilaku dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat petani
tembakau. Luas lahan tembakau diperkirakan sekitar 10.377,94 Ha, dengan jumlah
produksi sebanyak 2,917.62 Ton.http://id.wikipedia.org/wiki/Kabupaten_Sumenep
Dari selayang pandang di atas dapat kita simpulkan bahwa Kabupaten
Sumenep mempunyai luasan terbesar dalam sektor pertaniannya dan di dalamnya
banyak terdapat salah satunya; tanaman obat-obatan. Selain wisata budaya, wisata
religi, dan wisata bahari. Lahan pertanian belum tersentuh sedikitpun, untuk
merevitalisasi hal ini perlu ada inovasi agar Kabupaten Sumenep dapat berkembang
dari segala bidang.
Modul Type A
6. Keuntungan yang dapat diperoleh masyarakat dari menanam dengan sistem
Hidroponik
a. Menanam tanpa menggunakan media tanah sedikitpun
b. Tidak membutuhkan lahan yang terlalu besar dan luas
c. Tanaman akan selalu tercukupi nutrisinya
d. Tanaman lebih cepat subur dan tumbuh besar
e. Akar tidak kekurangan oksigen dan mineral
f. Kualitas tanaman jauh lebih baik
g. Pemakaian air tidak terlalu banyak
h. Bisa dilakukan dipekarangan rumah
i. Tanaman tidak perlu di stek dan dicangkok
j. Membasmi penyakit tanaman relatif lebih mudah
k. Bebas hama dan reltif aman dari serangan serangga atau ulat
l. Tanaman lebih mudah untuk dilihat perkembangannya
m. Tidak perlu menyirami tanaman setiap hari
n. Tanaman tumbuh tidak dipengaruhi musim hujan ataupun kemarau
o. Tidak memerlukan insektisida atau pembasmi hama yang berlebihan
p. Tidak terlalu memerlukan paparan sinar mataahari langsung
q. Dapat menggunakan pot plastik, boto yang dibelah, wadah baskom atau tabung sesuai
selera
2. Temu kunci
Bahan : Cara Membuat:
Temu Kunci 500 gr 1. Cuci bersi bahan temu kunci dan daun
Daun sirih 25 lembar sirih
Garam 1/2/ sdm 2. Kupas temu kunci dan belender bersama
Asam Jawa 5 gr daun sirih
Gula merah 70 gr 3. Rebus temu kunci dan daun sirih yang
3. Pokak
Bahan : Cara Membuat:
Jahe 500 gr 1. Cuci bersih bahan jahe, batang sere dan
Batang sere 4 bh kayu manis
Kayu manis ± 10 cm 2. Kupas jahe dan batang sere (geprek)
Gula merah 300 gr 3. Rebus semua bahan hingga mendidih,
Air 2 ltr dinginkan
4. Setelah dingin kemas kedalam botol.
4. Aloe vera
Bahan : Cara Membuat:
Lidah buaya/Aloe vera 7 1. Kupas bersih lidah buaya hingga tersisa
buah (ukuran besar) dagingnya
Garam ½ sdt 2. Potong kotak-kotak daging lidah buaya,
Air 500ml alalu cuci bersih di air mengalir agar
Daun pandan 1 lbr lender hilang
Selasih secukupnya 3. Didihkan air, masukkan daun pandan,
garam dan lidah buaya selama 4 s.d. 5
Bahan Sirup menit, saring dan tiriskan
Air 800ml 4. Untuk sirup; didihkan air masukkan semua
Gula Pasir 250gr bahan, aduk hingga gula larut. Bila sudah
Susu cair UHT 200ml larut matikan api
Daun pandan 2lbr 5. Masukkan lidah buaya yang sudah dingin
kedalam botol, masukkan sirup, selasih
dan es batu
6. Penutup
Demikian proposal inovasi sekolah ini kami sampaikan, sebagai ihktiar untuk mencapai
harapan besar dalam pengembangan pertanian menggunakan sistem hidroponik dan
pengolahan tanaman TOGA sebagai solusi ketahanan pangan dan peningkatan kesehatan
masyarakat.
Sumenep, 10 September 2022