Anda di halaman 1dari 6

BUKU JAWABAN UJIAN (BJU)

UAS TAKE HOME EXAM (THE)


SEMESTER 2020/21.1 (2020.2)

Nama Mahasiswa : Arfani Mukrim

Nomor Induk Mahasiswa/NIM : 530059985

Tanggal Lahir : 13 Desember 1987

Kode/Nama Mata Kuliah : MMPO5101 / Ekologi

Kode/Nama Program Studi : 93 / Magister Ilmu Kelautan Bidang Minat Manajemen Perikanan

Kode/Nama UPBJJ : 20 / Bandar Lampung

Hari/Tanggal UAS THE : Selasa / 08 Desember 2020

Tanda Tangan Peserta Ujian

Petunjuk

1. Anda wajib mengisi secara lengkap dan benar identitas pada cover BJU pada halaman ini.
2. Anda wajib mengisi dan menandatangani surat pernyataan kejujuran akademik.
3. Jawaban bisa dikerjakan dengan diketik atau tulis tangan.
4. Jawaban diunggah disertai dengan cover BJU dan surat pernyataan kejujuran akademik.

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS TERBUKA
Surat Pernyataan
Mahasiswa
Kejujuran Akademik

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama Mahasiswa : Arfani Mukrim

NIM : 530059985

Kode/Nama Mata Kuliah : MMPO5101 / Ekologi

Fakultas : Magister Ilmu Kelautan Bidang Minat Manajemen Perikanan

Program Studi : Magister Ilmu Kelautan Bidang Minat Manajemen Perikanan

UPBJJ-UT : 20 / Bandar Lampung

1. Saya tidak menerima naskah UAS THE dari siapapun selain mengunduh dari aplikasi THE pada
laman https://the.ut.ac.id.
2. Saya tidak memberikan naskah UAS THE kepada siapapun.
3. Saya tidak menerima dan atau memberikan bantuan dalam bentuk apapun dalam pengerjaan soal
ujian UAS THE.
4. Saya tidak melakukan plagiasi atas pekerjaan orang lain (menyalin dan mengakuinya sebagai
pekerjaan saya).
5. Saya memahami bahwa segala tindakan kecurangan akan mendapatkan hukuman sesuai dengan
aturan akademik yang berlaku di Universitas Terbuka.
6. Saya bersedia menjunjung tinggi ketertiban, kedisiplinan, dan integritas akademik dengan
tidak melakukan kecurangan, joki, menyebarluaskan soal dan jawaban UAS THE melalui media
apapun, serta tindakan tidak terpuji lainnya yang bertentangan dengan peraturan akademik
Universitas Terbuka.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya. Apabila di kemudian hari terdapat
pelanggaran atas pernyataan di atas, saya bersedia bertanggung jawab dan menanggung sanksi akademik
yang ditetapkan oleh Universitas Terbuka.

Tanggamus, 08 Desember 2020

Yang Membuat Pernyataan

Arfani Mukrim
A. Jawaban Bacaan 1
1. Berdasarkan data LIPI ( 2017 ) pada buku Review Penelitian Oseanografi di Teluk
Jakarta 1970-2015, bahwa PerairanTeluk Jakarta dengan luas sekitar 514 km ini
merupakan wilayah perairan dangkal semi tertutup dengan kedalaman rata - rata
15 meter. Penelitian LON sebagai cikal bakal P2O pada tahun 1978 hingga 1979
berhasil mengidentifikasi 616 fauna dari perairan Teluk Jakarta dan Kepulauan
Seribu. Angka tersebut belum termasuk berbagai jenis plankton, bakteri,
foraminifera, algae, lamun dan mangrove.
Kemudian pada hasil penelitian Lembaga Oseanologi Nasional (1974 - 1984)
Kandungan klorofil-a di perairan Teluk Jakarta sangat fluktuatif baik antar tahun,
antar lokasi maupun antar musim, namum secara umum kandungan klorofil-a di
perairan Teluk Jakarta cenderung mengalami peningkatan dari tahun ke tahun.
Dimana Klorofil-a merupakan salah satu parameter yang sangat menentukan
produktivitas primer di laut. Pigmen hijau fitoplankton ini merupakan indikator
kelimpahan dan biomassa fitoplankton sebagai alga uniseluler.
Sejak tahun 1970 hingga tahun 2015, lebih dari sepuluh penelitian yang dilakukan
oleh P2O LIPI untuk mengungkap potensi sumberdaya ikan di kawasan Teluk
Jakarta. Hasil menunjukkan bahwa kawasan ini memiliki potensi keragaman jenis
yang cukup tinggi. Selama hampir lima dekade tercatat lebih dari 300 jenis ikan
hidup di kawasan ini.
Pada tahun 1983-1984, Adrim menemukan ikan napoleon di sekitar Pulau Pari,
Kepulauan Seribu. Ikan ini dikategorikan sebagai ikan langka (Endangered) oleh
International Union for Conservation of Nature (IUCN) sejak tahun 2004.
Dari uraian di atas ini menunjukan bahwa gambaran kondisi ekosistem yang
terdapat di Teluk Jakarta masih dalam kondisi baik sebelum adanya banyak industri
yang mencemari lingkungan perairan teluk Jakarta.
2. Perkembangan ekosistem di Teluk Jakarta berdasarkan bacaan tersebut adalah :
perkembangan ekosistem selalu dimulai dari struktur yang paling sederhana yaitu
individu. Sebagai contoh pada perkembangan ekosistem mangrove pada teluk
jakarta individu yang terbentuk terdiri dari berbagai jenis tumbuhan mangrove, ikan,
crustacea, algae, dan sebagainya. Kemudian dari individu tersebut berkembang ke
arah populasi dari berbagai macam individu tersebut. Kemudian menjadi komunitas
yang membentuk pola hubungan kehidupan bersama, sampai akhiran terbentuk
ekosistem yang mantap. Pada Perkembangan ekosistem di teluk jakarta sebelum
adanya industri mengalami ekosistem yang mantap dimana ekosistem mangrove,
padang lamun dan terumbu karang masih tidak mengalami kerusakan. Pada
dasarnya perkembangan ekosistem digambarkan dengan 3 parameter dimana
yang pertama perkembangan komunitas melibatkan perubahan struktur spesies
dan prosesnya yang terkait dengan waktu dan arah perkembangan. Kedua
Modifikasi lingkungan fisik dan yang ketiga sampai pada puncak ekosistem dimana
biomassa maksimum dan fungsi simbiose dipertahankan. Tetapi pada teluk jakarta
terjadi pencemaran dimana lingkungan fisik terganggu. Teluk Jakarta yang tadinya
mempunyai ekosistem terumbu karang, ekosistem padang lamun serta ekosistem
mangrove, saat ini hanya mempunyai ekosistem mangrove, karena ekosistem
terumbu karang, ekosistem padang lamun-nya yang sifatnya sangat fragile
mengalami kerusakan karena pencemaran tersebut. Ini menunjukan bahwa
ekosistem terumbu karang dan padang lamun tidak mampu bertahan dengan
lingkungan fisik yang tercemar. Sehingga hanya ekosistem mangrove dan biota
tertentu saja seperti kerang hijau yang mampu beradaptasi dengan lingkungan
yang tercemar. Kemudian pada ikan - ikan dan biota-biota yang sensitif juga
menghilang dari perairan Teluk Jakarta, menunjukan bahwa spesies tersebut tidak
mampu berkembang dan berupaya meningkatkan daya adaptasi dari lingkungan
fisik yang berubah.
Dapat disimpulkan bahwa perkembangan ekosistem pada teluk jakarta saat
tercemar tidak mengalami ekosistem yang mantap dan tidak terciptanya
perkembangan ekosistem menuju keseimbangan.
3. Berdasarkan bacaan tersebut bahwa teluk jakarta tidak mengalami suksesi, dimana
pengertian dari suksesi adalah sebuah perubahan baik ekosistem atau pergantian
komunitas yang terjadi secara perlahan-lahan. Bisa juga dikatakan bahwa suksesi
adalah proses perubahan ekosistem dalam kurun waktu tertentu ke arah
lingkungan yang lebih teratur atau lebih stabil. Sedangkan pada teluk jakarta tidak
mengalami perubahan yang lebih stabil / terjadi keseimbangan lingkungan, malah
mengurangi ekosistem seperti hutan lamun dan terumbu karang.
B. Jawaban Bacaan 2
4. Waduk Saguling merupakan waduk cascade dimana waduk yang dibangun pada
satu sungai yang sama dan biasanya beroperasi dalam satu sistem integrasi.
Waduk Saguling merupakan salah satu dari tiga waduk yang membendung aliran
Sungai Citarum yang merupakan sungai terbesar di Jawa Barat dan waduk tersebut
terletak paling hulu. Waduk Saguling mengalami pencemaran dimana konsentrasi
logam berat air raksa (Hg), timbal (Pb), kromium (Cr) dan cadmium (Cd) pada air
Waduk Saguling di semua stasiun memperlihatkan nilai yang sudah berada di atas
ambang batas yang sudah ditentukan, sehingga perairan Waduk Saguling dapat
dikatakan tercemar logam berat. Terjadinya pencemaran karena lokasi paling hulu
dan sebagai pintu pertama Sungai Citarum, di Saguling inilah semua kotoran
disaring untuk pertama kali sebelum kemudian disaring kembali oleh Waduk Cirata
dan terakhir oleh Waduk Jatiluhur, sehingga kotoran menumpuk pada waduk
saguling.
5. Dampaknya pada keanekaragaman hayati di dalam perairan Waduk Saguling :
a. Pencemaran kualitas air waduk yang mengganggu pertumbuhan
keanekaragaman hayati dan pemanfaatan air waduk. Bila terjadi bencana arus
balik (overturn) bahan pencemaran dari dasar waduk terangkat ke permukaan
air.
b. Perubahan fluktuasi muka air waduk, yang disebabkan oleh kerusakan DAS dan
DTA serta pengambilan air dan tenaga air, sehingga mengganggu
keseimbangan ekologis daerah sempadan waduk.
c. Penumpukan kotoran dapat menyebabkan Pendangkalan dan penyempitan
waduk dapat merusak ekosistem waduk bertipe paparan banjir sehingga akan
membahayakan keanekaragaman hayati pada ekosistem tersebut.
d. Pertumbuhan alga atau marak alga (algae bloom) yang disebabkan proses
penyuburan air waduk akibat pencemaran limbah organik dan zat penyubur.
6. Kecacatan pada larva sironomid terjadi karena perubahan morfologi pada larva
chironomid lebih utama disebabkan oleh kandungan logam berat dalam suatu
perairan. Chironomid merupakan serangga yang memiliki fase telur dan larva
diperairan dengan siklus hidup yang singkat. Larva chironomid merupakan larva
yang dapat mengakumulasi logam berat dalam jaringan tubuhnya. Kandungan
logam berat pada air telah diketahui dapat memberikan pengaruh kecacatan
atau abnormalitas morfologi pada larva chironomid.
Pembangunan yang terjadi di sekeliling waduk, Semula, Waduk Saguling
direncanakan hanya untuk keperluan menghasilkan tenaga listrik. Pada tahap
pertama pembangkit tenaga listrik yang dipasang berkapasitas 700 MW, tetapi bila
di kemudian hari ada peningkatan kebutuhan listrik pembangkit dapat ditingkatkan
hingga mencapai 1.400 MW. Selanjutnya Saguling ditata-ulang sebagai bendungan
multiguna, termasuk untuk kegunaan pengembangan lain seperti perikanan, agri-
akuakultur, pariwisata, dan lain-lain. Sekarang, waduk ini juga digunakan untuk
kebutuhan lokal seperti mandi, mencuci, bahkan untuk membuang kotoran. Hal ini
membuat Waduk Saguling kondisinya lebih mengkhawatirkan ketimbang Waduk
Cirata dan Waduk Jatiluhur yang sudah dibangun lebih dahulu. Karena Laju
sedimentasi di Waduk Saguling mencapai 4,2 juta meter kubik per tahun dan
adanya penumpukan kandungan bahan kimia berbahaya dalam air waduk akibat
pencemaran limbah rumah tangga dan pabrik di daerah aliran Citarum.
Dengan adanya pencemaran tersebut maka akibatnya lambat laun ekosistem
waduk terganggu dimana dampaknya mencemari kualitas air yang mengganggu
pertumbuhan biota akuatik dan pemanfaatan air danau. Salah satunya pencemaran
logam berat yang menimbulkan kecacatan larva sironomus Dicrotendipes simpsoni.
7. Metoda pencegahan agar kondisi ekosistem Waduk Saguling menjadi baik kembali:
a. Melakukan sosialisasi dan edukasi masyarakat sekitar saluran dan sungai
dalam rangka pengelolaan sampah dan limbah cair rumah tangga untuk tidak
membuang sampah ke aliran sungai maupun waduk tersebut;
b. Pemerintah selaku pemegang kebijakan untuk mengeluarkan peraturan yang
mengatur industri dalam memiliki Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) yang
dapat mengelola B3 dan berhak mencabut ijin usaha industri jika melanggar
aturan;
c. Membatasi kegiatan budidaya ikan / KJA pada waduk karena pakan dapat
menumpuk didasar waduk;
d. Melakukan pemantauan secara langsung maupun tidak langsung pada kualitas
air waduk baik pemantauan fisik air maupun pengujian kondisi air;
e. Membatasi alih lahan pada sekitar lingkungan waduk, untuk menekan laju
kegiatan manusia yang bisa menghasilkan sampah atau bahan pencemar lain.

Anda mungkin juga menyukai