Anda di halaman 1dari 9

Ghina lsti{omah, Ligia Rifani - Studi Kelayakan Hotel Bintang Tiga (3), Wisma, dan Pusdiklat PGN di Jalan 97

Serang, Bandung

STUDI KELAYAKAN PROYEK HOTEL BINTANG 3 (TIGA}, WISMA DAN PUSDIKLAT PGN DIJALAN
SERANG, BANDUNG

Ghina lstiqomah, Ligia Rifani


Mahasiswa Magister Manajemen Bisnis
Sekolah Pasca Sarjana Universitas Pendidikan lndonesia

Abstrak
Hotel adalah salah satu jenis akomodasi yang menggunakan sebagian atau semua bagian layanan
untuk jasa penginapan, penyedia makanan dan minuman dan layanan lainnya bagi masyarakat umum
yang dikelola secara komersial. Bandung menjadi kota strategis untuk membangun sebuah hotel
sebagai pusat pariwisata dan pusat pendidikan bagi siswa karena banyak universitas top di kota
Bandung. Agar proyek konstruksi ini tidak merugikan perusahaan maka harus dianalisis terlebih dahulu
apakah proyek tersebut layak dilakukan, terlebih dari aspek keuangan. Tujuan dari studi kelayakan ini
adalah untuk menentukan kelayakan rencana untuk membangun sebuah hotel bintang 3 (tiga) di
Wisma pusdiklatdan PGN, di lalan Serang No 2-8, Bandung, sehubungan dengan tujuan internal PGN'
Diperoleh analisis keuangan metode perhitungan Net Present Value (NPV) diperoleh nilai positif
sebesar Rp 13.595.000.000 (NPV> 0), Benefit Cost Ratio (BCR) diperoleh 1,39 nilai LEBIH lebih besar
dari satu (BCR> 1) pada tingkat suku bunga 18,60 per tahun, lnternal Rate of Return (lRR) diperoleh
nilai 18,60% leblh besar dari return yang diperlukan saat ini 13,56%, hasil analisis diperoleh oleh Pay
back Diskon pada hari ketujuh (7) dari bulan ketujuh, ini menunjukkan bahwa proyek bintang 3 wisma
Hotel dan Pusat Pelatihan di Serang Banten Jalan PGN layak. Saran yang diberikan untuk lebih
memeprtingkan kembali analisis sensitivitas berbagai aspek lain serta biaya operasi yang lebih
diperhitungkan

Kata Kunci: Hotel, Studi Keloyokon Proyek

Menurut Menteri Pariwisata, Pos, dan kota wisata dan edukasi. Hal ini disebabkan oleh
Telekomunikasi No Km 94/HK103/MPPT 1987, hotel banyaknya tempat wisata yang menjadi tujuan wisata

adalah salah satu jenis akomodasi yang dari berbagai penjuru di lndonesia, bahkan
mempergunakan sebagian atau keseluruhan bagian mancanegara. Bandung juga disebut sebagai kota
untuk jasa pelayanan jasa penginapan, penyedia edukasi karena banyak berdiri universitas-universitas
makanan dan minuman serta jasa lainnya bagi seperti lnstitut Teknologi Bandung (lTB), Universitas
masyarakat umum yang dikelola secara komersial. Padjadjaran (UNPAD), Universitas Pendidikan
Hotel menjadi sebuah usaha yang dibutuhkan untuk lndonesia (UPl) dan lainnya.
menunjang pariwisata. Khususnya untuk kawasan Di dalam Rencana Tata Ruang Wilayah(RTRW)
pariwisata yang padat seperti Bandung, hotel menjadi Kota Bandung 201L-2O3t yang menjadi dasar
bangunan wajib sebagai sarana akomodasi para kebijakan bagipemanfaatan ruang kota, dijelaskan
wisatawa n. bahwa penataan ruang dl Kota Bandungdalam
Kota Bandung ntemiliki kedudukan yang sangat pelaksanaannya dibagi kedalam 8 (delapan) sub
strategis baik dalam skalaregional maupun nasional, wilayah kota. Sub wilayahkota yang selanjutnya
yaitu sebagai sentra pelatyanan perdagangan danjasa disebut SWK adalah wilayah yang secara geografis
di Jawa Barat, dan sebagai pusat pengembangan beradadalam wilayah pelayanan satu subpusat

wilayah Jawa Barat. Kota Bandung dikenal sebagai pelayanan kota (SPK).
f-

98 Jurnal llmu Manajemen & Bisnis - Vol 5 No 2 September 2014

lnilah yang menyebabkan kawasan Bandung juga Rencana anggaran biaya adalah proses
padat dengan pembangunan hotel. Dengan perhitungan volume pekerjaan, harga dari berbagai
memperhatikan alasan tersebut maka Perusahaan macam bahan dan pekerjaan yang akan terjadi pada
Gas Negara (Persero) fbk (PGN) selaku pihak suatu konstruksi. Karena rencana anggaran biaya yang
pengembang memilih kawasan Jalan Serang, Bandung dibuat sebelum dimulainya pembangunan proyek,
sebagai tem pat u ntuk berinvestasi. maka jumlah ongkos yang diperoleh ialah taksiran
Tujuan dari studi kelayakan ini adalah untuk biaya bukan biaya sebenarnya atau actual cost.
mengetahui kelayakan dari rencana pembangunan Tentang cocok atau tidaknya suatu taksiran biaya
hotel bintang 3
(tiga)di WismadanPusdiklat PGN, dengan biaya yang sebenarnya sangat bergantung
JalanSerang No. 2-8, Bandung, sehubungan dengan dari kepandaian dan keputusan yang diambil dari
keperluan internal PGN. penaksir berdasarkan pengalamannya.
Tujuan dari pada diadakannya suatu studi Kas selalu diperlukan oleh perusahaan guna
kelayakan adalah untuk menghindari keterlanjuran membiayai operasi usaha dan juga untuk investasi
penanaman modal yang tertalu besar untuk kegiatan baru. Perusahaan berkepentingan dengan Aliran Kas
yang ternyata tidak menguntungkan. Biaya yang (cash Flow) dikarenakan aliran kas masuk bersih tidak
dibutuhkan untuk mengadakan study kelayakan ini sama dengan laba dalam pengertian ekonomi,
relatif kecil dibandingkan dengan resiko kegaga[an sehingga bagi para pengusaha yang lebih relevan
suatu investasi dalam jumlah yang besar. Aspek-aspek ada la h kas bukan la ba. Menu rut H usna n da n
studi kelayakan bisnis :Aspek pasar, aspek tekhnis, Swarsono. (1994:185) "komponen aliran kas ada tiga
aspek yuridis, aspek finansial, aspek management. yaitu lnitial Cash Flow, Operasional Cash Flow dan
Terminal Cash Flow"
a. lnitial Cash Flow
Kegiatan investasi merupakan kegiatan penting Yaitu pengeluaran kas pada awal periode proyek
yang memerlukan biaya besar dan berdampak jangka sebelum usaha tersebut menghasilkan, seperti
panjang terhadap kelanjutan usaha (Giatman, 2006). pengeluaran untuk pembelian gedung dan yang lain.
Oleh karena itu, analisis sistematis dan rasional sangat b. Operasional Cash Flow
dibutuhkan sebelum kegiatan itu direalisasikan. Suatu Yaitu pengeluaran kas yang dikeluarkan pada
investasi merupakan kegiatan menanamkan modal saat berlangsungnya proyek atau investasi, biasanya
jangka panjang, dimana selain investasi tersebut perlu untuk operasional proyek. Aliran kas ini keluar pada
pula disadari dari awal bahwa investasi akan diikuti saat awal proyek sampai dengan umur ekonomis
sejumlah pengeluaran lain yang secara periodik perlu proyek atau investasi tersebut.
disiapkan. Pengeluaran tersebut terdiri dari biaya c. Terminal Cash Flow
operasional (operation cost), biaya perawatan Yaitu aliran kas yang diperoleh pada waktu
(maintenance cost), dan biaya biaya lainnya yang proyek ini berakhir dengan adanya nilai sisa dan
tidak dapat dihindarkan. modal kerja.
Tujuan utama investasi adalah memperoleh Evaluasi kelayakan proyek dari aspek keuangan
berbagai manfaat yang cukup layak di kelak kemudian dapat dilakukan dengan menggunakan dua metode,
hari. Manfaat tadi bisa berupa imbalan keuangan yaitu metode konvensional dan metode arus kas
misalnya laba, manfaat non-keuangan atau kombinasi terdiskonto. Adapun parameter keuangan yang
dari kedua-duanya. Sebagai contoh manfaat non digunakan adalah sebagai berikut:
keuangan adalah penciptaan lapangan kerja baru, Metode Konvensional : Payback Period
peningkatan eksport, subsidi impor, ataupun Metode Discounted Cash Flow : Net Present Value
pendayagunaan bahan baku dalam negri yang (NPV), lnternal Rate of Return (tRR), Benefit Cost Ratio
berlimpah (Giatman, 2006). Perbedaan utama kedua metode tersebut di atas
terletak pada implementasi nilai waktu dan uang,
Ghina lstigomah, [igia Rifani - Studi Kelayakan Hotel Bintang Tiga (3), Wisma, dan Pusdiklat PGN di Jalan
99
Serang, Bandung

dimana pada metode konvensional tidak period, yaitu tidak memperhatikan nilai waktu uang,
memperhatikan nilai waktu dan uang dalam maka dicoba untuk memperbaiki metode tersebut
menghasilkan indikator kelayakannya. dengan cara mempresent-valuekan arus kas masuk
lnvestasl yang kecil dan sederhana penafsiran (cash inflow) dari rencana investasi tersebut
aliran kas tidak terlalu bermasalah, akan tetapi untuk kemudian baru dihitung payback period-nya. Dengan
investasi besar penafslrah kas perlu berhati-hati, oleh demikian arus kas yang dipakai adalah arus kas yang
karena itu
digunakan prinsip incremental (selisih), telah didiskontokan atas dasar cost of capital/interest
cara merealisasikan kas masuk jika terdapat bunga : rate/required rate of return atau opportunity cost.
Menurut Husnan (1998:91) dalam mencatat aliran kas Rumus dari Discounted Pay Back Period adalah :

perlu diperhatikan ialah :


o-b
L. Taksiran haruslah ditentukan atas dasar setelah Discounted PBP = n * *12 bulan
pajak
2. lnformasi tersebut haruslah didasarkan n = tahun terakhir dimana arus kas belum bias
lncremental (selisih) suatu usulan lnvestasi menutup initial investment
3. Aliran kas harus tidak memasukkan unsur s = jumlah initial investment (total investasi)
anggaran fiika investasi dibiayai dengan [ = jumlah kumulatif arus kas bersih yang telah
pinjaman) di kalikan df sampai tahun ke-n
s = jumlah arus kas bersih yang telah di kalikan
Kas Awal dftahun ke-n+1
Yang dimaksud kas awal adalah sejumlah uang
yang harus disediakan pada awal kegiatan proyek, Net Present Vatue (NPV)
yang nantinya uang ini harus dikembalikan dari NPV atau nilai sekarang bersih adalah analisis
penerimaan di akhir proyek (Giatman, 2006). Kas awal manfaat finansial yang digunakan untuk mengukur
biasanya diperlukan diawal-awal proyek (bulan layak tidaknya suatu usaha dilaksanakan dilihat dari
pertama). nilai sekarang (present value) arus kas bersih yang
Kas Akhir akan diterima dibandingkan dengan nilai sekarang
Kas akhir adalah kondisi kas pada akhir bulan dari jumlah investasi yang dikeluarkan.
dimana merupakan penjumlahan dari kas sesudah kas ladi, untuk menghitung NPV dari suatu usaha
awal dan total finansial. Oleh karena itu, aliran kas ini diperlukan data tentang: (1) jumlah investasi yang
berasal dari pengembalian modal kerja dan penjualan dikeluarkan, dan (2) arus kas berslh per tahun sesuai
dan aktiva tetap. Aliran kas terminal merupakan arus dengan umur ekonomis dari alat-alat produksi yang
kas masuk untuk selanjutnya dianalisis dengan kriteria digunakan untuk menjalankan usaha yang
penilaian investasi (Asiyanto, 2005). bersangkutan. Berdasarkan kedua data tersebut, NPV
Discounted Pay Bock Period (PBP) dihitung dengan menggunakan rumus sebagai
Menurut Umar (1999:197) Metode Pay Back berikut:
Period adalah suatu periode yang diperlukan untuk c' tt , *...* t'
menutup kembali pengeluaran investasi (initial cash
.\Pl' -c " . 1l*r')r* 1l+r)' (l+r)'
investment) dengan menggunakan allran kas, dengan
kata lain Pay Back Period merupakan rasio antara Co = Biaya investasi awal
initial cash investmeni dengan cash flow -nya yang Cn = Arus kas bersih proyek pada tahun ke n
hasilnya merupakan satuan waktu. Metode ini r = Tingkat suku bunga atau cost of capital
memilikl :;uatu kelenrahan yaitu mengabaikan nilai n = Periode investasi
waktur dari pacla L.rang (tlnre value of money). Untuk
mengatasi salah satu kelemahan dari metode payback
100 Jurnal llmu Manajemen & Bisnis - Vol 5 No 2 September 2014

Kriteria penilaian adalah, jika NPV adalah BCR = PV dari aliran kas yang akan datang
positlf,maka proyek harus diterima, sementara jika lnvestasi awal
NPV adalah negatif, maka proyek itu harus ditolak. Di dalam bab ini, kami akan menguji kelayakan
Jika dua proyek dengan NPV positif adalah mutually rencana pembangunan hotel bintang 3 yang akan
exclusive, maka salah satu dengan nilai NPV terbesar dilakukan oleh PGN.
harus dipilih.
lnternol Rote of Return (lRR)
Metode ini untuk membuat peringkat usulan Penentuan Objek Studi
investasi dengan menggunakan tingkat pengembalian Pada tahap ini penulis menentukan objek studi
atas investasi yang dihitung dengan mencari tingkat yang akan dipilih. yang menjadi obyek studi adalah
diskonto yang menyamakan nilai sekarang dari arus analisis finansial investasi pembangunan hotel bintang
kas masuk proyek yang diharapkan terhadap nilai 3 (tiga)di Wisma dan Pusdiklat PGN, Jalan Serang No.
sekarang biaya proyek atau sama dengan tingkat 2-8, Bandung, sehubungan dengan keperluan internal
diskonto yang membuat NPV sama dengan nol. PGN.

Studi Literatur
PV (biaya investasi) = PV (arus kas bersih setiap Pada tahap ini
meliputi studi kepustakaan
tahun) tentang pengertian lnvestasi, dan penerapanya
C, C2 C,
to =(t+'L * +"'+ terhadap analisis investasi pada proyek pembangunan
1r*a,' *'Y
Wisma dan Pusdiklat PGN.
P! = present value (nilai kini) Pengumpulan Data
Penelitian ini menggunakan teknik pengum pu lan
Apabila Co adalah investasi pada periode 0 dan data dilakukan dengan pengamatan, wawancara.
C1 sampai Cn adalah aliran bersih dari periode 1 Pengamatan dilakukan terhadap proses pelaksanaan
sampai n, maka metode IRR semata mata mencari kegiatan di Proyek Pembangunan Wisma dan
discount factor yang menyamakan Co dengan C1 Pusdiklat PGN, dan wawancara dilakukan kepada para
sampai Cn. staff yang menangani pembangunan dan operasional
Penerimdan atau penolakan usulan investasi ini hotel. Jenis data terdiri dari data primer dan data
adalah dengan membandingkan IRR dengan tingkat sekunder dimana data primer adalah data yang
bunga yang disyaratkan (required rate of return). diperoleh dari pengamatan dan pengolahan
Apabila IRR lebih besar dari pada tingkat bunga yang penelitian sendiri sedangkan data sekunder adalah
dlsyaratkan maka proyek tersebut diterima. data yang diperoleh dari hasil penelitian sebelumnya
Benefit Cosr Rotio (BCR) yang dilakukan oleh orang lain. Dalam penelitian ini
BCR adalah perbandingan antara nilai sekarang menggunakan data sekunder, diperoleh dari pihak-
dari aliran kas masuk di masa yang akan datang pihak yang terkait dalam proyek pembangunan
dengan nilai investasi. Selama BCR tersebut sama Wisma dan Pusdiklat PGN sebagai pembanding.
dengan atau lebih besar dari satu, maka usulan Pengolahan dan Analisis data
investasi tersebut dapat diterima. Secara umum jika Dalam metode analisis data, analisis kelayakan
metode NPV dan BCR dipakai untuk menilai suatu proyek dilihat dari ukuran-ukuran finansial. Setelah
usulan investasi, maka hasilnya akan selalu konsisten- pendapatan dan biaya diperoleh, dan aliran kas
Dengan kata lain, jika N PV mengatakan diterima, selama umur investasi selesai diolah maka data- data
maka BCR juga mengatakan diterima. Kriteria tersebut dianalisis dengan ukuran ukuran finansial
kelayakan adalah apabila BCR lebih besar dari pada yaitu: tVef Present Value (NPV), Benefit Cost Rotio
(satu) 1 maka rencana investasi dapat diterima, (BCR\, lnternol Rate of Return (1RR) dan menganalisis
sedangkan apabila BCR lebih kecil dari pada (satu) 1 Poy Back Period. Perubahan unsur-unsur dalam aspek
maka rencana investasi ditolak. financial berpengaruh terhadap keputusan yang
Ghina lstiqomah, Ligia Rifani - Studi Kelayakan Hotel Bintang Tiga (3), Wisma, dan Pusdiklat PGN di Jalan r.01
Serang, Bandung

diambil, untuk mengkaji sejauh mana perubahan dibebankan Bunga Masa Pembangunan (lnterest
unsurunsur dalam aspek finansial berpengaruh During Construction-l DC).

terhadap keputusan yang akan diambil dilakukan Asumsi Keuangan

dengan analisis sensitivitas. Asumsi yang digunakan dalam pengembangan


objek studi adalah sebagai berikut:
Asumsi Umum
Pendapatan diperoleh dari pendapatan hotel.

Kebutuhan lnvestasi Proyeksi arus kas dilakukan dalam mata uang


Jumlah investasi yang dibutuhkan untuk rupiah untuk jangka waktu 11 tahun.
mengembangkan proyek serta komposisi sumber Tingkat Diskonto.
pendanaannya adalah sebagai berikut: Tingkat diskonto ditentukan dengan
menggunakan metode Band of lnvestment, dengan
TABEL 1 menggunakan rumus sebagai berikut:
PROYEKSI KOM POSlSl PENDANAAN Tingkat diskonto = (ke x We) + (kd x Wd)
(Dalam Ribuan RuPiah)
dimana:
ke = Biaya ekultas
Deskripsi Jumlah
kd = Biaya hutang
(Rp)
We = Persentase pendanaan dengan ekuitas
BIAYA INVESTASI
Wd = Persentase pendanaan dengan hutang
Tanah 9% 12.s00.000.000

Bangunan 49% 3s.275.000.000


Biaya ekuitas dihitung dengan menggunakan
Mesin & Peralatan 4 589.300.000
r8%
Copitat Asset Pricing Model (CAPM), dengan
Furnitur & Fasilitas 14% 2.4s0.000.000
menggunakan rumus sebagai berikut:
Konsultan. liin-iiin. Biava preopening lOo/o 8.0s2.000.000
Ke = Rf + (B x RPm) + Resiko lain-lain
BIAYA INVESTASI (termasuk tanah) 62.966.300.000 dimana:
BIAYA INVESTASI (diluar tanah) 50.466.300.000 k" = Ekspektasi tingkat pengembalian
lnvestasi: sekuritas indlvidu
o Hutang 65% 32.803.095.000 Rf = Tingkat pengembalian sekuritas bebas
o Modal 35% u.663.205.000 risiko
TOTAL INVESTASI 50.466.300.000 $ = Beta
IDC: RP. - Premi risiko ekuitas untuk pasar

o Hutana 2.3ss.361 290 secara keselu ruhan (equity risk premium)


o Modal 1.268.211.463

TOTAL IDC 3.623.623.153

lnvestasi & IDC

o Hutanp 35.158.456.290

o Modal 18 93t.476.463

TOTAL INVISTAS| & IDC 54.089.932.753

Biaya investasi sebesar Rp64,7 miliar (di luar nilai


investasi tanah) akan dibiayal oleh pinjaman sebesar
Asumsi yang digunakan dalam perhitungan
Rp39,9 miliar (65%). Selama masa kgnstruksi, tingkat diskonto adalah sebagai berikut:

Perusahaan mentbayar angsuran sehingga tidak


TABEL 2
LOz Jurnal llmu Manajemen & Bisnis - Vol 5 No 2 September 2014

RAMATAN DISKONTO
800,000

Deskripsi Asumsi Keterangan Sumber 700,000

Biaya 500,000
50%
Modal
Rj 5,97Yo Tingkat Balikan )erhimpunan
500,000 :-----; 40%
Obligasi )edagang Surat Utang 400,000
Pemerintah Jangka {egara
300,000 ,Iu'ti{t{l 30%
Panjang www. himdasun.net)
a
o,87 Rata-rata beta Damodaran
200,000
20%
beberapa
perusahaan yang 10%
bergerak di bidang
properti terutama Oo/o

develoner
RP- 8,8% Premi Risiko Damodaran
lndonesia
I
Ke 13,52Yo

Biaya 1

Hutane
I
ka Ll,21% Rata-rata Suku Bank lndonesia
Bunga Pinjaman GAMBAR 1
Modal Kerja dan PROYEKSI ARR DAN TINGKAT HUNIAN
lnvestasi
k6 IL,27%
Proyeksi penerimaan untuk departemen kamar
W. 35% Rata-rata rasio Pasar
pasar ekuitas (Room Department) diperoleh dengan mengalikan
terhadap kapital
jumlah malam kamar terhuni dengan harga kamar
Wa 650/o

Tingkat 10,23yo rata-rata untuk tahun tersebut. Sedangkan


Diskonto penghasilan untuk departemen food and beverage
Asumsi khusus dan departemen lainnya adalah dengan menganalisa
L, Jumlah kamar yang beroperasi diasumsikan persentase dari penerimaan departemen-departemen
sebanyak 102 kamar. tersebut terhadap total pendapatan dari data historis
2. Jumlah hari operasional hotel yang digunakan dan rata-rata hotel-hotel sejenis;
untuk proyeksi arus kas adalah 365 hari; Pendapatan dari tiap departemen dikurangi
Berdasarkan analisa posisi pasar, ARR hotel dengan biaya departemen untuk memperoleh profit
tahun pertama diasumsikan sebesar Rp365.568, departemen. Proyeksi mengenai biaya-biaya per
kemudian mengalami kenaikan sebesar 7% di departemen tersebut diperoleh berdasarkan data
tahun pertama hingga tahun ke empat, dan 6% historis yang diperoleh dari hotel sejenis, yaitu
di tahun ke lima hingga akhir tahun proyeksi, dengan menganalisa rasio biaya departemen
sehingga ARR pada saat operasional (tahun terhadap pendapatan departemen. Perhitungan biaya
kedua) diasumsikan sebesar Rp391.157. ini juga mempertimbangkan adanya penggolongan
4. Tingkat hunian di tahun pertama operasional biaya tetap dan biaya variabel. Biaya tetap adalah
diasumsikan sebesar 40%, kemudian mengalami biaya yang cenderung tetap dan tidak terpengaruh
kenaikan seperti terlihat pada grafik berikut ini. oleh tingkat hunian, sedangkan biaya variabel
cenderung bervariasi mengikuti tingkat hunian.

Asumsi pengeluaran setiap departemen adalah


sebagai berikut:
TABEL 3
Ghina lstiqDmah, Ligia Rifani - Studi Kelayakan Hotel Bintang Tiga (3), Wisma, dan Pusdiklat PGN di Jalan 103
Serang, Bandung

B]AYA PROYEK merupakan kepastian melainkan sebuah indikasi


kemungkinan yang akan terjadi.

Beban Deportment Cost Kelayakan Keuangan


Operasi & Expenses Berdasarkan analisa kelayakan finansial, didapat
Kamar 18,40% pendapatan gambaran kelayakan sebagai berikut:
F&B kamar

Pendapatan lain- 51,8% pendapatan F & TABEL 4


lain B PROYEKSI PAYBACK PERIOD

48,0o/o pendaPatan

Undistributed la in-lain Parameter Kelayakan Kelayakan

Expenses Keuansan
INVESTASI& IDC (Ro)* 71.060.000.000

9,9% pendapatan HUTANG (Rp) 41.119.000.000


kotor EKUITAS (Rp) 23.616.000.000
5,8% pendaPatan NPV (Rp) >0 13.595.000.000
kotor IRR >Tingkat t8,600/o

4,57o pendapatan kotor Diskonto


PAYBACK PERIOD 7 Tahun 7 Bulan

DISCOUNTED PAYBACK \t Tahun 3


Beban PERIOD Bulan
Tetap BCR 1,39
La in Fee Manajemen 3}% pendapatan kotor *)Termasuk tanah
Fee lnsentif 7,5% pendapatan kotor

operasional 4 menunjukkan bahwa skenario layak jlka


Tabel
seluruh asumsi yang digunakan dalam penyusunan
Biava Pemilik proyeksi keuangan da pat terpenuhi.
(Owner's Costs\ Analisis Sensitivitas
Analisa sensitivitas bertujuan untuk mengukur
PBB 1,2% jumlah pengaruh perubahan pada variabel-variabel keuangan
Asuransi pendapatan yang berpengaruh terhadap indikator kelayakan
Provisi Real Estate, O,4% jumlah proyek. Analisis dilakukan dengan cara melakukan
Mesin dan pendapata n simulasi untuk mengtahui sejauh mana variabel-
Elektrikal 4,5% jumlah
variabel tersebut dapat berubah sebelum proyek
Provisi Fixture, pendapatan menjadi layak secara finansial, dengan menggunakan
indikator NPV dan lRR.
4,1% jumlah
Kami telah mempertimbangkan beberapa
Fu rn it ure penda patan variabel yang kemungkinan berpengaruh signifikan
terhadap kelayakan proyek seperti :

Sumber: Horwal-h H'l'l, /ndcueslo Hotel lndustry 2012 ARR

Biaya investasi
Kariri harus niengingatkan bahwa ProYeksi
sangat bergantLrttg pada banyak aspek yang bersifat
problematik dan untuk itu proyeksi bukanlah
104 Jurnal llmu Manajemen & Bisnis - Vol 5 No 2 September 2014

Berikut adalah hasil simulasi antara harga jual dan biaya investasi.

TABET 5

Hasil Simulasi Net Present Value


(Dalam Ribuan Rupiah)

NPV ARR

-30% -20% -1496 10% 20% 30%

30% -45.189.000 -37.803.000 -30.418.000 23.032.000 15.647.000 -8.261.000 -876.000

ZOYo 31.918.000 -24.533.000 17 .14t.OOO -9.162.OOO 2.776.OOO 5.009.000 12.395.000

\OY" -19.709.000 12.324.OOO -4.938.000 2.447.0OO 9.833.000 77.278.OOO 24.604.OOO


o
o -8.s62.000 1.175.000 6.209.000 13,595.000 20.980.000 28.365.000 35.751.000
c
G -LWo 1.524.000 8.909.000 16.295.000 23.680.000 31.055.000 38.451.000 45.837.000
o
i6 -2O/o 10.548.000 17.933.000 25.319.000 32.704.OO0 40.090.000 47.475.OOO 54.861.000

-30% 18.51.0.000 25.896.000 33.281.000 40.667,000 48.052.000 55.437.000 62.823.000

Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa jika Sedangkan jika biaya investasi tetap dan ARR
biaya investasi mengalami kenaikan sebesar 20% turun sebesar 20% maka proyek menjadi tidak layak.
dengan ARR tetap maka proyek menjadi tidak layak.

pembangunan Wisma dan Pusdiklat PGN layak


dilaksanakan.
lnternol Rote of Return (lRR) diperoleh nilai
Berdasarkan analisa kelayakan secara finansial, 34,548% lebih besar daripada arus
skenario tersebut layak untuk dilaksanakan, dengan pengembalian yang diinginkan sebesar 1-3,56%.
catatan bahwa semua asumsi yang digunakan dapat Dengan demikian pembangunan Wisma dan
terpenuhi. Pusdiklat PGN, layak dilaksanakan
' Adapun berdasarkan hasil analisis sensitivitas 4. Dari hasil analisis diperoleh Discounted Pay back
sebagaimana telah diuraikan di atas, variabel Periode pada tahun ketujuh (7) bulan kelima saat
ARR/Harga Sewa rata-rata dan biaya investasi jumlah pendapatan sebesar Rp
mempengaruhi kelayakan proyek secara signifikan. 36.614.717.266,00. lni berarti perusahaan baru
Dari hasil analisis dan perhitungan yang telah mencapaititik impas (break even point) atau
dilakukan, dapat diambil simpulan bahwa : jumlah pengeluaran sama dengan jumlah
1.. Pada analisis kelayakan finansial yang telah penerimaan. Selanjutnya, perusahaan akan
dilakukan dengan metode Net Present Volue memperoleh keuntu ngan.
(NPV) diperoleh nilai positif sebesar Rp 5. Dari analisis sensitivitas memberikan hasil
332.8U.A77.991,00 (NPV>O), pada tingkar suku sebagai berikut:
bunga 18,6A% per tahun. Dengan demikian Pembangunan Wisma dan Pusdiklat PGN
pembangunan Wisma dan Pusdiklat PGN, layak masih layak .dilaksanakan pada kondisi
d ila ksa na ka n. pendapatan tetap sedangkan biaya
2. Benefit Cost Ratio (BCR) diperoleh nilai 1,39lebih operasional naik hingga 10%.
besar dari satu (BCR>1) pada tingkat suku bunga Pada pendapatan tetap, kenaikan biaya
18,60 per tahun. Dengan demikian operasional sampai ZOYo, investasi sudah
tidak layak lagi. Hal ini ditunjukkan dari
Ghina lst'qomah, Ligia Rifani - Studi Kelayakan Hotel Bintang Tiga (3), Wisma, dan Pusdiklat PGN di Jalan 105
Serang, Bandung

perolehan NPV Rp (173.208.006.840) (NPV Asiyanto. 2003. Construction Project Cost

bernilai negatif) dan BCR sebesar 0,88 Management- Pradnya Paramita, ..lakarta.
(BCR<1). Pada penurunan pendapatan
sampai 5% dan biaya operasional tetap,
investasi sudah tidak layak lagi. Hal ini
ditunjukkan dari perolehan nilai NPV Rp
(30.614.918.788) (NPV bernilai negatif) dan
BCR sebesar 0,98 (BCR<1-).
Pada penurunan pendapatan sampai 5% dan
kenaikan biaya operasional sampai 5o/o,

investasi sudah tidak layak lagi. Hal ini


ditunjukkan dari perolehan nilai NPV Rp
(134.418.862.605) (N PV be rn i Ia i negatif), BCR
sebesar 0,90 (BCR < 1).

1. Direkomendasikan untuk melakukan analisis

sensitivitas dengan asumsi-asumsi lainnya yang


sekiranya beipengaruh terhadap kelayakan
pembangunan Wisma dan Pusdiklat PGN
2. Pada Proyek pembangunan Wisma dan Pusdiklat
PGN, diharapkan lebih memperhatikan aspek
biaya operasional dan aspek pendapatan, karena
keputusan investasi sensitif terhadap perubahan
biaya operasional dan pendapatan
3. Untuk meningkatkan hasil
penerimaan/pendapatan resort, diharapkan
lebih aktif dalam promosi dan pemasaran.

Giatman, M. 2006. Ekonomi Teknik. Raja Gravindo


Persada, Jakarta.
Husnan, Suad. 2000. Studi Kelayakan Proyek Edisi
Keempat. UPP STIM YKPN, Yogyakarta.
Husnan, Suad dan Sul^,rarsono. 1994. Study kelayakan
proyek. Edisi revisi.
Mulyadi. 2003. Alunlansi Manajemen : Konsep,
Manfaat dan Rekovasa. Edisi Tiga, Salemba
Empat, iakarta.
Giatman, M. 2006. illeonovni Telcnik. Raja Gravindo
Persada, lakarta.

Anda mungkin juga menyukai