Anda di halaman 1dari 5

PENINGKATAN RASA PERCAYA DIRI ANAK USIA 4-5 TAHUN

MELALUI METODE SHOW AND TELL

Hesti Wela Arika, Maemonah


UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
Email : hestywelaarika22@gmail.com

Absrak
Indikator dalam penelitian ini yaitu kemampuan anak untuk berani tampil di depan kelas,
show benda yang dipegang, show and tell benda yang dipegang dan mejawab pertanyaan
dari guru. Penelitian bertujuan untuk melihat bagaimana metode show and tell dalam
meningkatkan rasa percaya diri anak anak usia 4-5 tahun di TK IT Mun Kuta Lambhuk.
Metode penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas dengan III siklus, subjek
pada penelitian berjumlah 7 anak terdiri dari 6 laki-laki dan 1 perempuan. Teknik
pengumpulan data berupa observasi melalui kegiatan show and tell benda yang dipegang
oleh anak dengan tema sayuran dan transportasi. Penelitian ini menghasilkan bahwa
terjadinya peningkatan rasa percaya diri anak dengan memakai metode show and tell.
Penelitian ini menghasilkan bahwa dengan metode ini bisa meningkatkan rasa percaya diri
anak berupa kegiatan anak mengamati benda yang dipegang guru. Kemudian guru
mempersilahkan anak maju ke depan kelas dan memilih benda apa yang akan dipakai untuk
kegiatan show and tell dengan benda yang telah dipilih anak, yaitu anak memperlihatkan
benda yang dipegang lalu menceritakan ciri-ciri benda yang dipegang. Disimpulkan bahwa
sudah berkembang rasa percaya diri anak sesuai harapan yaitu pada siklus I terdapat 43%,
kemudian siklus II meningkat menjadi 57% dan siklus III mencapai 86%.

Kata Kunci: Percaya Diri, Metode Show and Tell, Anak Usia Dini

PENDAHULUAN
Perkembangan dan pertumbuhan yang anak yang tidak mau menjawab pertanyaan
sangat cepat dan tidak dapat berulang gurunya. Mereka hanya mengancungkan
termasuk yang di dalamnya adalah tangan ketika ditanya dikarenakan melihat
perkembanganan pada percaya diri anak. temannya juga mengancungkan tangan.
Suatu kemampuan meupun keyakinan Akan tetapi jika guru meminta anak untuk
yang ada pada diri seseorang terhadap menjawab pertanyaan mereka hanya
kemampuan yang dimiliki dapat dikatakan merasa malu-malu dan tidak mau
sebagai rasa percaya diri, sehingga semua menjawab pertanyaan gurunya. Selain itu
tindakan tidak memiliki rasa kekhawatiran, jika anak diminta menyampaikan perasaan
kecemasan, gugup berlebihan, dan setiap di depan kelas, anak tidak mau maju ke
keinginannya dapat dilakukan secara bebas depan dan terlihat malu. Sehingga
melalui kebiasaan yang baik, memiliki berdampak pada prestasi belajar anak yang
kemampuan dalam mendorong potensi sebenarnya memiliki kemampuan tertentu
serta dapat mengetahui kekurangan dan tetapi tidak percaya diri untuk
kelebihan. Rasa percaya diri termaksud melakukannya. Sebagaimana disebutkan
dalam ruang lingkup kebiasaan positif dalam Peraturan Menteri yang mengatakan
dengan indikator kemandirian yakni bahwa “anak yang berusia 4-5 tahun sudah
menanamkan rasa percaya diri.” menunjukkan sikap sosial emosional
(Musfiroh, 2011:14). dengan indikator kesadaran diri yakni,
Observasi yang dilakukan di TK IT Mon menunjukkan kemandirian dalam
Kuta Lambhuk sebanyak 7 anak memiliki menentukan kegiatan, menampilkan rasa
rasa percaya diri yang kurang dalam proses percaya diri, mampu mengendalikan
pembelajaran. Hal ini ditunjukkan dengan perasaan, memahami peraturan dan

76
disiplin, gigih, dan bangga terhadap karya pengumpulaan data berbentuk kalimat
sendiri” (Peraturan Menteri Pendidikan yang memberikan gambaran tentang rasa
dan Kebudayaan Republik Indonesia kepercayaan diri anak berupa keberanian
Nomor 137 Tahun 2014). Rasa percaya yang ditunjukkan oleh kemampuan anak
diri seharusnya sudah berkembang sesuai untuk show-off di depan kelas, kemampuan
dengan aspek perkembangan anak pada anak untuk menunjukkan (show) benda
usia 4-5 tahun dalam sosial emosional yang dipegangnya, kemampuan anak untuk
anak. Hal ini lalu dikuatkan oleh Brewer menunjukkan dan menceritakan (show and
(Ningsih, 2014:2) bahwa perkembangan tell) benda yang dipegangnya di depan
kepercayaan diri anak usia 4 tahun sudah teman dan guru, kemampuan anak untuk
ada. Namun kenyataannya anak yang menjawab pertanyaan dari guru.
memasuki usia tersebut belum mampu
menunjukkan rasa percaya diri yang HASIL DAN PEMBAHASAN
terlihat selama proses pembelajaran. Hasil pada penelitian ini menghasilkan III
Kurangnya rasa percaya diri anak akan siklus yang menunjukkan bahwa adanya
menghambat perkembangan sosial peningkatan dalam kegiatan show and tell
emosionalnya. Oleh sebab itu, kehadiran dalam mengembangkan rasa percaya diri
guru dan orangtua sangat berpengaruh anak. Kegiatan tiap siklus dapat dilihat
dalam peningkatan rasa percaya diri anak. melalui grafik di bawah ini:
Grafik 1. Siklus I, Siklus II, dan Siklus III
METODE PENELITIAN Dalam Meningkatkan Rasa Percaya Diri
Penelitian ini dilaksanakan di TK IT Mun Anak
Kuta Lambhuk, yang dilaksanakan pada
tahun pelajaran 2020/2021. Waktu
100% 86%
penelitian disesuaikan dengan kalender
pendidikan karena pendekatan penelitian 80%
tindakan kelas membutuhkan beberapa 57% Belum
60% Berkembang
siklus dalam proses pembelajaran. Metode 43% 43%
40% 29% Mulai Berkemban
show and tell dapat dilakukan guru dengan
menjelaskan media apa saja yang akan 20% 14% Berkembang
dipakai untuk anak dalam melakukan Sesuai Harapan
0%
metode show and tell, anak mengamati Berkembang
Sangat Baik
benda yang sedang dipegang guru.
Kemudian guru mempersilahkan anak
maju ke depan kelas dan memilih suatu
benda apa yang akan dipakai oleh anak
dalam kegiatan show and tell, yaitu anak Hasil dari pengamatan yang telah terjadi
memperlihatkan benda yang dipegang dan pada siklus I dalam kegiatan show and tell
menceritakan ciri-ciri benda yang dapat dikatakan bahwa terdapat 2 atau
dipegang, kemudian guru memberikan 29% anak yang dapat dikategorikan belum
pertanyaan untuk anak. berkembang yaitu anak belum memiliki
Penelitian ini berupa subjek anak umur 4-5 keberanian tampil di depan kelas,
tahun kelompok A di TK IT Mun Kuta sedangkan anak mulai berkembang 2 anak
Lambhuk yang berjumlah 7 anak pada atau 29% yaitu anak mampu menunjukkan
tahun ajaran 2020/2021. Teknik benda yang dipegang dan anak yang
pengambilan data menggunakan observasi berkembang sesuai harapan 3 orang atau
berdasarkan jenis penilitian yaitu PTK 43% yaitu anak mampu menunjukkan dan
(Penelitian Tindakan Kelas). menceritakan benda yang dipegangnya.
Analisis data penelitian berupa deskriptif Anak yang belum dapat dikategorikan
kualitatif yaitu berupa informasi hasil dari berhasil sesuai indikator yang ditetapkan

77
karena anak belum menunjukkan adanya digunakan untuk meningkatkan rasa
yang mendapatkan kategori bintang percaya diri anak usia dini. Penelitian ini
bintang empat (****) atau mencapai 80- melakukan kegiatan show and tell dengan
100%, maka penelitian akan dilanjutkan III siklus, sehingga memperlihatkan bahwa
dengan tindakan selanjutnya. adanya peningkatan dan keberhasilan yang
Hasil pengamatan yang telah terjadi pada telah dicapai oleh anak. Anak-anak berani
siklus II dalam kegiatan show and tell tampil di depan kelas, show benda yang
terlihat bahwa terdapat 4 anak atau 57% dipegang, show and tell benda yang
yang dikategorikan terdapat dipegang dan menjawab pertanyaan guru.
perkembangan sesuai yang diharapakan Hal ini sependapat dengan Patsalides
yaitu anak mampu menunjukkan dan (Musfiroh, 2011:9) bahwa rasa percaya
menceritakan benda yang dipegangnya. diri (increase confidence) bisa meningkat
Kategori anak yang perkembangannya maupun berkembang dengan kegiatan
sangat baik sebanyak 3 anak atau 43% yang menggunakan metode show and tell.
yaitu anak berkemampuan menjawab Metode ini dapat mengembangkan rasa
pertanyaan dari guru. Anak yang belum percaya diri anak. Subjek dari penelitian
dapat dikategorikan berhasil sesuai sudah mulai berani tampil di depan kelas
indikator yang ditetapkan karena anak dengan percaya diri, menjawab pertanyaan
belum menunjukkan adanya yang dari gurunya. Dalam kegiatan
mendapatkan kategori bintang bintang menunjukkan lalu menceritakan ini anak-
empat (****) atau mencapai 80-100%, anak sudah mulai berani dalam
maka penelitian akan dilanjutkan dengan menunjukkan ketertarikannya untuk maju
tindakan selanjutnya. ke depan kelas, anak-anak menyukai
Hasil observasi pada siklus III dalam media-media yang dipakai selama kegiatan
kegiatan show and tell dapat dikatakan show and tell. Show and tell dapat
bahwa sebanyak 6 anak atau 86% dapat dilaksanakan pada proses pembelajaran
dikategorikan berhasil sesuai indikator anak, selain itu metode ini juga dapat
yang ditetapkan karena anak sudah merubah anak yang bermasalah dengan
menunjukkan kategori bintang empat diri dan sosialnya, dan membuat anak
(****) atau sudah mencapai 80-100%. menjadi lebih percaya diri lagi untuk
Penelitian ini memperlihatkan bahwa tampil dengan penuh semangat di depan
kegiatan show and tell menngalami kelas dengan bantuan pendidik. Pada tahap
perkembagan rasa percaya diri anak yang perkembangan anak ini, pendidik harus
sesuai dengan harapan yaitu tingkat mengetahui apa permasalahan anak dan
perkembangannya mencapai 86% yang mencari tau cara penyelesaiannya, salah
sesuai dengan pencapaian yang ditentukan satunya pada masalah yang dialami anak
dan diamati. Langkah-langkah kegiatan yaitu percaya dirinya, guru dapat
dengan menggunakan metode tersebut menerapkan metode show and tell dalam
dalam meningkatkan rasa percaya diri anak kegiatan anak saat melakukan
yaitu, awalnya guru menjelaskan media pembelajaran dalam meningkatkan rasa
apa saja yang akan dipakai untuk anak percaya diri anak dan membuat anak
dalam melakukan metode show and tell, mampu untuk berinteraksi dengan teman
anak mengamati benda yang dipegang sebayanya.
guru. Kemudian guru mempersilahkan Penelitian ini menggunakan III siklus
anak maju ke depan kelas dan memilih dalam proses kegiatan show and tell saat
benda apa anak akan pakai untuk pembelajaran berlangsung bahwa percaya
melakukan show and tell, yaitu anak diri anak mengalami peningkatan dengan
memperlihatkan benda yang dipegang dan baik karena anak telah mencapai
mengatakan ciri-ciri benda yang dipegang. kebehasilanr yang ditetapkan yaitu ketika
Kesimpulannya bahwa metode ini bisa tampil di depan kelas anak sudah berani,

78
show benda yang dipegang, show and tell dilaksanakan pada proses pembelajaran
benda yang dipegang dan menjawab anak, selain itu metode ini juga dapat
pertanyaan guru. merubah anak yang bermasalah dengan
diri dan sosialnya, dan membuat anak
PEMBAHASAN menjadi lebih percaya diri lagi untuk
Penelitian ini memperlihatkan bahwa tampil dengan penuh semangat di depan
kegiatan show and tell menngalami kelas dengan bantuan pendidik. Pada tahap
perkembagan rasa percaya diri anak yang perkembangan anak ini, pendidik harus
sesuai dengan harapan yaitu tingkat mengetahui apa permasalahan anak dan
perkembangannya mencapai 86% yang mencari tau cara penyelesaiannya, salah
sesuai dengan pencapaian yang ditentukan satunya pada masalah yang dialami anak
dan diamati. Langkah-langkah kegiatan yaitu percaya dirinya, guru dapat
dengan menggunakan metode tersebut menerapkan metode show and tell dalam
dalam meningkatkan rasa percaya diri anak kegiatan anak saat melakukan
yaitu, awalnya guru menjelaskan media pembelajaran dalam meningkatkan rasa
apa saja yang akan dipakai untuk anak percaya diri anak dan membuat anak
dalam melakukan metode show and tell, mampu untuk berinteraksi dengan teman
anak mengamati benda yang dipegang sebayanya.
guru. Kemudian guru mempersilahkan Penelitian ini menggunakan III siklus
anak maju ke depan kelas dan memilih dalam proses kegiatan show and tell saat
benda apa anak akan pakai untuk pembelajaran berlangsung bahwa percaya
melakukan show and tell, yaitu anak diri anak mengalami peningkatan dengan
memperlihatkan benda yang dipegang dan baik karena anak telah mencapai
mengatakan ciri-ciri benda yang dipegang. kebehasilanr yang ditetapkan yaitu ketika
Kesimpulannya bahwa metode ini bisa tampil di depan kelas anak sudah berani,
digunakan untuk meningkatkan rasa show benda yang dipegang, show and tell
percaya diri anak usia dini. Penelitian ini benda yang dipegang dan menjawab
melakukan kegiatan show and tell dengan pertanyaan guru.
III siklus, sehingga memperlihatkan bahwa
adanya peningkatan dan keberhasilan yang PENUTUP
telah dicapai oleh anak. Anak-anak berani SIMPULAN
tampil di depan kelas, show benda yang Hasil analisis data dari observasi sampai
dipegang, show and tell benda yang dengan siklus III serta pembahasan analisis
dipegang dan menjawab pertanyaan guru. yang sudah dilakukan dengan kegiatan
Hal ini sependapat dengan Patsalides show and tell, dapat disimpulkan bahwa:
(Musfiroh, 2011:9) bahwa rasa percaya dalam mengembangkan rasa percaya diri
diri (increase confidence) bisa meningkat anak usia 4-5 tahun di TK IT Mon Kuta
maupun berkembang dengan kegiatan Lambhuk dapat digunakan dengan metode
yang menggunakan metode show and tell. tersebut, yaitu dilakukan dengan cara
Metode ini dapat mengembangkan rasa mengajak semua anak untuk ikut berperan
percaya diri anak. Subjek dari penelitian dalam setiap kegiatan. Awalnya peneliti
sudah mulai berani tampil di depan kelas menjelaskan media apa yang dipakai anak
dengan percaya diri, menjawab pertanyaan dalam kegiatan yang menggunakan metode
dari gurunya. Dalam kegiatan show and tell sesuai dengan tema sayuran
menunjukkan lalu menceritakan ini anak- dan transportasi, anak mengamati benda
anak sudah mulai berani dalam yang dipegang guru. Kemudian guru
menunjukkan ketertarikannya untuk maju mempersilakan anak maju ke depan kelas
ke depan kelas, anak-anak menyukai dan mengambil benda yang dipilih lalu
media-media yang dipakai selama kegiatan digunakan untuk melakukan kegiatan show
show and tell. Show and tell dapat and tell, yaitu anak memperlihatkan benda

79
yang dipegang dan menceritakan ciri-ciri Lauster, Peter. (2006). Tes Keperibadian.
benda yang dipegang. Di dalam penelitian Jakarta: Bumi Aksara.
ini tentunya peneliti menemani anak pada Musfiroh, Tadkiroatun. (2011). Show and
saat melakukan kegiatan show and tell Tell Edukatif: Panduan
dengan benda yang dipegangnya. Rasa Pengembangan Social Skill Anak
percaya diri anak meningkat dengan Usia Dini. Yogyakarta: Tiara
menggunakan metode tersebut yaitu Wasacan Group.
berupa anak sudah berani tampil di depan Musfiroh, Tadkiroatun. (2011). Show and
kelas, menunjukkan (show) benda yang Tell Edukatif untuk Pengembangan
dipegang, menunjukkkan dan Empati, Afiliasi-Resolusi Konflik,
menceritakan (show and tell) benda yang dan Kebiasaan Positif Anak Usia
dipegang dan menjawab pertanyaan guru. Dini. Jurnal Kependidikan. Vol 41.
Nomor 2. Hlm 129-143.
SARAN Ndari, Susianty Selaras & Chandrawaty.
Rekomendasi dalam penelitian ini adalah Telaah Kurikulum Pendidikan Anak
guru harus meningkatkan kegiatan Usia Dini.
pembelajaran dan pendekatan kepada anak Ningsih, Mutasi. (2014). Meningkatkan
sehingga dapat meningkatkan rasa percaya Percaya Diri Melalui Metode Show
diri. and Tell pada Anak Kelompok A TK
Marsudi Putra, Dagaran,
Palbapang, Bantul, Yogyakarta.
DAFTAR PUSTAKA (SKRIPSI). Yogyakarta. UNY.
Aisyah, Siti, dkk. (2014). Perkembangan Peraturan Menteri Pendidikan dan
dan Konsep Dasar Pengembangan Kebudayaan Republik Indonesia No.
Anak Usia Dini. Tengerang Selatan: 137 Tahun 2014 Tentang Standar
Universitas Terbuka. Nasional Pendidikan Anak Usia
Arikunto, Suharsimi, dkk. (2006). Dini. Menteri Pendidikan dan
Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Kebudayaan Republik Indonesia.
PT Bumi Aksara. Romadhini, Nur Endah & Julianto. (2016).
Busro, Muhammad. (2018). Teori-teori Pengaruh Penerapan Metode Show
Manajemen Sumber Daya Manusia. and Tell Diiringi Musik Terhadap
Jakarta: Prenadamedia Gruoup. Kepercayaan Diri Anak Kelompok
Darmadi. (2017). Pengembangan Model A. Jurnal PAUD Teratai.Vol. 05.
dan Metode Pembelajaran dalam Nomor 02. Hlm 39-43.
Dinamika Belajar Siswa. Sujiono, Yuliana Nuraini. (2013). Konsep
Yogyakarta: Deepublish. Dasar Pendidikan Anak Usia Dini.
Gufran, Nur M & Risnawita, Rini S. Jakarta: PT Indeks.
(2011). Teori-Teori Psikologi. Undang-undang No. 20 Tahun 2003
Jogjakarta: Ar-Ruzz. tentang Sistem Pendidikan Nasional.
Hakim. (2002). Mengatasi Rasa Tidak Wijana, D Widarmi, dkk. (2015).
Percaya Diri. Jakarta: Puspa Swara. Kurikulum Pendidikan Anak Usia
Kertamuda, Miftahul Achyar. (2015). Dini Tangerang Selatan: Universitas
Golden Age: Strategi Sukses Terbuka.
Membentuk Karakter Emas pada
Anak Sejak Usia Dini. Jakarta: PT
Elex Media Komputindo.
Kustiawan, Usep. (2016). Pengembangan
Media Pembelajaran Anak Usia
Dini. Malang: Gunung Samudera.

80

Anda mungkin juga menyukai