RENCANA PENELITIAN
Oleh :
20.177
AKADEMI KEPOLISIAN
SEMARANG
2023
DAFTAR ISI
` Halaman
HALAMAN JUDUL................................................................................. i
DAFTAR ISI........................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah...................................................... 1
1.2 Identifikasi Masalah.............................................................. 7
1.3 Perumusan Masalah............................................................ 8
1.4 Tujuan Penelitian................................................................. 8
1.5 Manfaat Penelitian............................................................... 9
1.6 Sistematika Penulisan.......................................................... 9
2
BAB I
PENDAHULUAN
4
3. Pengadaan minuman beralkohol golongan A, B dan C berasal dari pro
duksi dalam negeri dan impor. Pengadaan dari impor dilakukan perusa
haan yang telah memiliki penetapan sebagai IT-MB dari Menteri. Perus
ahaan pemilik IT-MB sebagaimana pada ayat (1) wajib memiliki SIUP-
MB. (Pasal 4)
11. . Setiap orang dilarang membawa minuman beralkohol dari luar negeri
sebagai barang bawaan, kecuali untuk dikonsumsi sendiri paling banya
k 1000 ml per orang dengan isi kemasan tidak kurang dari 180 ml. (Pa
sal 27)
14. . IT-MB, Distributor dan Sub Distributor, Penjual Langsung dan Penge
cer dilarang mengiklankan minuman beralkohol dalam media massa ap
a pun. (Pasal 30)
6
1.2 Identifikas i Masalah
1. Jumlah kasus tindak pidana peredaran miras ilegal yang meningkat setiap tah
un.
2. Upaya yang belum maksimal dilakukan oleh satuan binmas Polres Mojokerto
dalam mencegah tindak pidana peredaran miras ilegal.
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi bimbingan dan penyuluhan oleh satuan bin
mas Polres Mojokerto guna mencegah tindak pidana penyalahgunaan miras d
i masa pandemi Covid-19.
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini baik secara teoritis maupun
praktis yaitu :
1.6 Sistematika
8
Sistematika penulisan rencana penelitian ini terdiri dari 3 (tiga) bab dan untuk
memberikan gambaran menyeluruh terkait apa saja yang dimuat dan diberikan penje
lasan sebagai berikut :
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
10
a. Membantu pembaca dalam informasi hasil penelitian lain yan
g berhubungan dengan penelitian yang sedang dikerjakan.
b. Mengaitkan suatu penelitian dengan dialog yang lebih luas da
n berkelanjutan terkait suatu topik dalam pustaka, guna kemu
dian mengisi dan memperluas penelitian-penelitian sebelumn
ya.
c. Sebagai pedoman dan acuan dalam membandingkan hasil pe
nelitian dengan temuan-temuan lain.
d. Menginformasikan bahwa penelitian yang dilakukan berbeda
serta menunjukkan bahwa penelitian yang sedang dilakukan
ditujukan untuk hal-hal baru yang berbeda dengan penelitian l
ain.
Dalam memperoleh sejumlah informasi dan data awal yang dapat mendukung pen
eliti, maka dilakukan kajian terhadap beberapa penelitian terdahulu yang relevan d
engan fokus kasus dalam penelitian ini.
2.2.1 Teori
Kegunaan dari beberapa teori yang dipakai oleh peneliti untuk menganalisis perma
salahan yang akan diteliti sehingga pada akhirnya hasil dari penelitian ini dapat dip
ertanggungjawabkan
12
atan kemasyarakatan untuk menghilangkan unsur Potensi Gangguan (Faktor
Korelatif Kriminogen).
2. Preventif sebagai upaya pencegahan atas timbulnya Ambang Gangguan (poli
ce hazard), agar tidak berlanjut menjadi gangguan nyata / Ancaman Faktual
(crime).
3. Represif sebagai upaya penegakan hukum terhadap Gangguan Nyata atau A
ncaman Faktual berupa penindakan, pemberantasan, penumpasan sesudah k
ejahatan terjadi atau pelanggaran hukum, yang bertujuan untuk memberikan c
ontoh (Social Learning) dan menimbulkan Efek Deterence agar dapat mengan
tisipasi para pelaku melakukan / mengulangi perbuatannya.
Hal ini sejalan dengan upaya Pre-emtif dan Preventif pihak Kepolisian Negara
Kesatuan Republik Indonesia untuk menanggulangi kejahatan. Dimana upaya ini ber
tujuan untuk menghilangkan faktor-faktor kriminogen pada suatu daera sedini mungk
in. Upaya ini juga melibatkan partisipasi masyarakat dimana hal ini juga sejalan deng
an pengertian dari Pemolisian Masyarakat.
Kebijakan pencegahan kejahatan diarahkan pada deteksi dini melalui progra
m pemolisian masyarakat (Polmas). Tujuan penerapan Polmas adalah terwujudnya
kerjasama polisi dan masyarakat lokal (komunitas) untuk menanggulangi kejahatan
dan ketidak-tertiban sosial dalam rangka menciptakan ketenteraman umum dalam k
ehidupan masyarakat setempat. Menanggulangi kejahatan dan ketidaktertiban sosial
mengandung makna bukan hanya mencegah timbulnya tetapi juga mencari jalan kel
uar pemecahan permasalahan yang dapat menimbulkan gangguan terhadap keama
nan dan ketertiban yang bersumber dari komunitas itu sendiri.
Pencegahan sekunder membawa kedalam upaya pencegahan kejahatan yan
g mana secara tradisional ditangani oleh system peradilan pidana formal. Hal ini uta
manya disebabkan oleh orientasi pencegahan sekunder yang terfokus pada pengide
ntifikasian penyimpangan potensial dan sumber dari perilaku menyimpang. Pencega
han sekunder ini berhubungan dengan intervensi situasi dan person yang tengah me
nunjukkan sebuah kecenderungan ke arah perilaku kriminal.
Pencegahan tersier menitikberatkan pada penghilangan perilaku residivistik p
ada pelanggar. Penekanannya ada pada Tindakan yang diambil terhadap pelanggar
yang telah ditetapkan tidak melukai masyarakat lebih jauh.
2.2.1.3 Teori Manajemen
a) Perencanaan (Planning)
Perencanaan merupakan susunan prosedur yang tersusun secara terancang
dan teratur0untuk menetapkan suatu tujuan yang akan dicapai oleh suatu
organisasi serta0memecahkan dan menyelesaikan masalah yang ada dalam
organisasi tersebut. Diperlukan kemampuan untuk mengadakan visualisasi da
n melihat ke depan guna0merumuskan suatu pola dari himpunan tindakan unt
uk masa mendatang.
b) Pengorganisasian (Organizing)
Pengorganisasian0merupakan kegiatan dalam rangka pembagian tugas pada
orang yang berada dalam lingkup0aktivitas organisasi, sesuai dengan
kemampuan dan keahlian yang dimiliki. Tahapan ini tidak akan terwujud apabi
la tidak adanya hubungan dengan orang lain dan juga tidak menetapkan tuga
s-tugas tertentu kepada tiap-tiap orang. Fungsi ini mencakup: (1) membagi ko
mponen-komponen kegiatan yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan ke dala
m kelompok-kelompok (2) membagi tugas kepada seorang manajer untuk me
ngadakan pengelompokkan0tersebut sesuai dengan kemampuan dan keahlia
n tertentu (3) menetapkan wewenang antara kelompok atau unit-unit organisa
si. Pengorganisasian berhubungan erat dengan manusia sehingga pencahari
an dan penugasannya ke dalam unit-unit organisasi dimasukkan sebagai uns
ur organaizing.
c) Penggerakan (Actuating)
Penggerakan merupakan suatu usaha untuk membangkitkan0dan mendorong
anggota-anggota kelompok untuk berusaha dengan maksimal0dalam melaks
anakan0tugas-tugas mereka agar tercapainya tujuan yang sejalan dengan pe
rencanaan yang telah dibuat. Fungsi ini juga disebut “gerakan aksi” mencaku
14
p kegiatan yang dilakukan seorang manajer untuk mengawali dan melanjutka
n kegiatan yang telah di tetapkan oleh0unsur perencanaan dan pengorganisa
sian agar tujuan dapat tercapai.
d) Pengendalian (Controlling)
Proses pengendalian0merupakan kegiatan mengamati dan mengevaluasi
pelaksanaan dari program yang telah direncanakan. Evaluasi tersebut dapat
mengetahui kekurangan-kekurangan dari proses perencanaan,
pengorganisasian dan pelaksanaan sehingga dapat dilakukan perbaikan
untuk mencapai hasil yang lebih baik kedepannya.
Guna kepentingan penelitian ini, peneliti akan menjelaskan alat ukur efektifita
s sebagaimana pendapat ahli di atas sebagai berikut:
1) Efektifitas Waktu
2) Efektifitas Tenaga
Tenaga yang dimaksud berkenaan dengan tenaga fisik dan pikiran individu0m
aupun kelompok yang0terlibat0dalam0suatu0kegiatan. Tenaga juga berkenaa
n dengan kuantitas atau jumlah pekerja. Jika jumlah pekerja sangat0banyak d
an hasil yang diperoleh tidak layak maka dapat dikatakan pekerjaan tersebut
tidak efektif.
a. Aspek Peraturan
Peraturan dibuat untuk menjaga kelangsungan suatu kegiatan agar berjalan s
esuai dengan rencana.0Peraturan0merupakan0sesuatu yang harus0dilaksan
akan0agar0suatu0kegiatan0dianggap0sudah berjalan secara efektif.
16
b. Aspek Tugas
Individu atau organisasi0dianggap efektif jika dapat melakukan tugas dan fun
gsinya dengan baik sesuai dengan ketentuan. Oleh karena itu setiap individu0
dalam organisasi harus mengetahui tugas dan fungsinya sehingga dapat mel
aksanakan sesuai ketentuan yang berlaku.
c. Aspek Rencana
Suatu kegiatan dapat dinilai efektif jika memiliki suatu rencana yang akan dila
ksanakan untuk mencapai tujuan yang ingin dicapai. Tanpa adanya rencana
maka tujuan tidak mungkin akan tercapai.
d. Aspek Tujuan
Tujuan adalah target yang ingin dicapai dari suatu kegiatan dengan berorienta
si pada hasil dan proses yang telah direncanakan.
2.2.2 Konsep
1. Perencanaan
2. Pengorganisasian
Pengorganisasian dalam bimbingan penyuluhan dapat dilihat dalam Pasal 7 y
ang menerangkan tentang unsur-unsur yang dilibatkan dalam penyelenggaraan
kegiatan bimbingan penyuluhan Kamtibmas yang meliputi :
a. petugas Polri;
b. kelompok masyarakat berdasarkan kesamaan kepentingan (community of
interest);
c. para pemuda Mitra Kamtibmas; dan
d. instansi terkait lainnya.
3. Penggerakan
4. Pengendalian
Tahap pengendalian ini sudah sangat jelas terangkum dalam Pasal 11 Bab V tentan
g Analisa dan evaluasi yang menjelaskan :
18
(1) Analisa dan evaluasi kegiatan bimbingan dan penyuluhan dilaksanakan
melalui tahapan:
a. pemantauan;
b. pencatatan;
c. penilaian; dan
d. pelaporan berdasarkan hasil.
(2) Pemantauan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, dimulai sejak
awal kegiatan, selama proses kegiatan berlangsung, dan setelah kegiatan
dengan tujuan sasaran tercapai.
(3) Pencatatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b, merupakan umpan
balik untuk mengetahui informasi kemajuan kegiatan.
(4) Penilaian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c, merupakan kegiatan
yang dilakukan dari awal sampai dengan akhir untuk mengetahui pencapaian
target yang telah ditetapkan.
(5) Pelaporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d, didasarkan pada
hasil pemantauan, pencatatan, dan penilaian sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) sampai dengan ayat (4).
Gambar 2.1
Kerangka Berpikir
Meningkatnya Peredaran
miras illegal di mojokerto
Bimbingan Penyuluhan
Upaya perbaikan
BAB III
METODE PENELITIAN
20
Agar Penelitian ini menjadi terarah tidak keluar dari judul yang telah ditentuka
n dan mendapat hasil yang sesuai dengan apa yang diharapkan, maka perlu ditentu
kan suatu pendekatan dan jenis penelitian untuk mendapatkan data, antara lain seb
agai berikut:
Jenis penelitian yang digunakan untuk memperoleh hasil penelitian ini adalah
deskriptif analisis. Dengan menggunakan metode ini, diharapkan dapat memberikan
informasi secara lengkap dengan keadaan yang sesuai dilapangan . Hal ini ditujukan
agar diperoleh suatu hasil penelitian yang jelas dan terkait dengan peran satuan bin
mas dalam mencegah Peredaran Miras Ilegal di wilayah hukum Polres
MOJOKERTO.
Dalam hal ini peneliti menggambarkan fakta-fakta yang ditemukan pada saat
melakukan penelitian, selanjutnya data tersebut dikumpulkan dan dilakukan analisis
dengan menggunakan teori yang ada untuk dapat menjawab fokus permasalahan, s
ehingga mengetahui kejadian sebenarnya terkait sejauh mana pelaksanaan bimbing
an penyuluhan dalam upaya pencegahan Peredaran Miras Ilegal di wilayah hukum P
olres MOJOKERTO.
3.2 Fokus Penelitian
Dalam penelitian ini adapun lokasi yang telah ditentukan oleh lembaga untuk
digunakan peneliti dalam mencari data ialah Polres MOJOKERTO. Penelitian difoku
skan kepada peran satuan binmas dalam pencegahan meningkatnya kasus peredar
an miras illegal di wilayah hukum Polres MOJOKERTO Lokasi tersebut sudah sesu
ai dengan kriteria untuk memperoleh data yang cocok dengan persoalan yang diteliti.
Sumber data dalam penelitian kualitatif adalah perkataan dan perilaku dari o
rang yang diwawancarai. Pemilihan sumber data pada penelitian ini dilakukan denga
n pertimbangan dan tujuan tertentu. Sumber data yang dipakai dalam penelitian ini a
dalah :
22
1. Wawancara:
a. Kapolres
b. Kasat Binmas
c. Kanit Binmas
d. Anggota Bhabinkamtibmas
e. Masyarakat
2. Observasi:
a. Kegiatan Bimbingan Penyuluhan
b. Pelaksanaan Bimbingan Penyuluhan
c. Mengamati Kegiatan Bimbingan Penyuluhan
Pada penelitian ini dipelajari beberapa dokumen yang memiliki hubungan den
gan Peredaran Miras Ilegal oleh masyarakat di wilayah MOJOKERTO. Penelitian ini
menggunakan data yang diperoleh dari Satuan Binmas Polres MOJOKERTO, Unda
ng Undang tentang Kepolisian, Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indon
esia, serta beberapa buku dan dokumen lain yang memiliki hubungan dengan perma
salahan yang diteliti.
24
Dalam penelitian ini, analisis data dilakukan secara tiga tahap yaitu reduksi da
ta, sajian data, dan penarikan kesimpulan yang dijelaskan sebagai berikut :
Jadwal Wawancara:
Hari ketujuh dan empat belas dilakukan evaluasi apakah data sesuai dengan apa ya
ng telah didapatkan pada saat wawancara, observasi
DAFTAR PUSTAKA
Buku :
26
Amiarso, Erda Aldo. 2021. Pertimbangan Diskresi Kepolisian Dalam Penangana
n Kasus Tindak Pidana Minuman Keras Di Yogyakarta. Yogyakarta
Sugiyono, 2009, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, Bandung: Alfa
beta.
Mabes Polri.2007. Peraturan Kapolri Nomor 21 Tahun 2007 tentang Bimbingan dan
Penyuluhan Keamanan Dan Ketertiban Masyarakat