Anda di halaman 1dari 6

REVIEW BERITA ARTIKEL

Oleh:
Nama : Daurin Putri Mudira
NIM: 4522023037
Prodi: Hubungan Internasional
Mata Kuliah: Sistem Ekonomi Indonesia

Kebahagiaan merupakan salah satu hal yang di inginkan setiap manusia. Makna

kebahagiaan antara tiap manusia berbeda beda tergantung dari tujuan hidup masing

masing, sehingga Negara Negara di dunia saling berlomba lomba untuk mengejar

pertumbuhan ekonomi demi meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya. Namun

besarnya pendapatan, pendidikan yang tinggi kualitasnya, baik layanan kesehatan

yang nyata rupanya tidak serta merta membahagiakan masyarakatnya. Karena

kebahagiaan masyarakat dipengaruhi banyak hal, bukan hanya ekonomi. Sebagian

manusia berpendapat bahwa kebahagiaan dapat di ukur dari seberapa banyak

kekayaan material yang dimilikinya, sebagian lain juga berkata bahwa kebahagiaan

terletak pada tahta, kewibawaan, pangkat dan ketenaran yang dimilikinya. Dengan

meningkatnya pertumbuhan ekonomi akan meningkat pula pendapatan masyarakat,

dengan peningkatan pendapatan yang terjadi, maka kemampuan masyarakat dalam

memenuhi kebutuhannya menjadi lebih baik, Hal ini menunjukkan bahwa

kesejahteraan dalam bentuk pendapatan masyarakat mulai meningkat.

Tingkat kesejahteraan penduduk, kualitas pendidikan, pola penyebaran dan konsentrasi

investasi serta ketersediaan sarana prasaran. Pertumbuhan ekonomi dan kesenjangan

merupakan hal yang sangat penting dalam perencanaan pembangunan suatu daerah.

Penentuan kebijakan-kebijakan dalam proses pembangunan pada dasarnya bertujuan untuk


mencapai suatu kesejahteraan yang adil dan makmur dalam masyarakat. Ekonomi

kebahagiaan menyoroti variabel kebahagiaan sebagai tujuan utama manusia. Ekonomi

kebahagiaan mengkombinasikan teknik para ekonom dan psikolog dalam mempelajari

kesejahteraan pembangunan manusia. Kebahagiaan sangat berperan dalam menciptakan

masyarakat yang baik dan merupakan summum bonum menurut Aristoteles. Kebahagiaan

sangat berhubungan dengan konsep utilitas dalam ekonomi dan dapat menjadi proksi bagi

utilitas yang seringkali tidak dapat diukur secara eksplisit.

Jika dapat diukur secara akurat, atau paling tidak mendekati, kebahagiaan adalah variabel

alami bagi ekonom untuk dimodelkan karena maksimisasi utilitas adalah ide sentral dalam

ekonomi. penilaian kesejahteraan dalam arti sesungguhnya, yakni sejahtera lahir dan

batin/kebahagiaan perlu dijadikan isu penting agar tidak terjebak dalam unsur materi/uang

semata. Pertumbuhan ekonomi dalam ekonomi modern adalah perkembangan dalam

perekonomian yang menyebabkan barang dan jasa yang diproduksikan dalam masyarakat

meningkat yang selanjutnya diiringi dengan peningkatan kemakmuran masyarakat[18].

Dalam kegiatan ekonomi yang sebenarnya, pertumbuhan ekonomi berarti perkembangan

ekonomi fiskal yang terjadi di suatu negara seperti pertambahan jumlah dan produksi

barang industri, infra struktur, pertambahan jumlah sekolah, pertambahan produksi kegiatan-

kegiatan ekonomi yang sudah ada dan beberapa perkembangan lainnya. emuan menarik

tampak pada kriteria berdasarkan tingkat pendidikan yang menyatakan, bahwa semakin

tinggi pendidikan maka indeks kebahagiaan akan semakin meningkat, dengan posisi

tertinggi pada penduduk dengan tingkat pendidikan pasca sarjana (indeks = 72,16).

Hal yang sama juga terjadi pada kriteria berdasarkan pendapatan keluarga, yaitu indeks

kebahagiaan berbanding lurus dengan peningkatan pendapatan keluarga (kelompok

pendapatan lebih dari Rp 7.200.000 memiliki indeks 77,15, sementara kelompok terendah

yang berpendapatan mencapai Rp 1.800.000 memiliki indeks 67,99).


Dalam konteks bernegara dan pembangunan, dalam jangka pendek tampaknya kita masih

harus berlari lebih kencang bila ingin seperti Uni Emirat Arab dan Jerman yang telah

memiliki Ministry of Happiness and Wellbeing dengan program nasionalnya untuk

meningkatkan kebahagiaan dan kesejahteraan meliputi:

(1) pencapaian kebahagiaan dalam kebijakan, program dan layanan semua badan

pemerintah dan di tempat kerja,

(2) promosi kesejahteraan dan kebahagiaan sebagai gaya hidup di masyarakat dan

(3) pengembangan tolak ukur dan alat untuk mengukur kebahagiaan.

pemerintah pusat dan daerah dapat lebih melihat kebahagiaan penduduk sebagai salah

satu tujuan yang ingin dicapai melalui pembangunan. Saat ini belum banyak kepala daerah

yang berani menyebutkan mewujudkan masyarakat yang berbahagia di dalam visi saat

mengikuti kontestasi pemilihan kepala daerah. Dengan dicantumkannya masyarakat yang

bahagia dan sejahtera, maka saat terpilih menjadi kepala daerah, wajib melakukan survei

tingkat kebahagiaan Ada harapan bahwa kepala daerah akan mulai memperhatikan dampak

(outcome), bukan hanya keluaran, pembangunan di wilayahnya, terutama pada upaya

peningkatan akses pendidikan masyarakat dan upaya peningkatan pendapatan masyarakat.

Tentu hal ini membutuhkan waktu untuk sosialiasi, mengingat saat ini kebahagiaan

masyarakat belum secara spesifik muncul sebagai tujuan pembangunan nasional dan

daerah, namun dengan upaya yang sistematis dan gradual maka muncul harapan kedepan

Indonesia akan memiliki kementerian kebahagiaan dan kesejahteraan.

Kesejahteraan ekonomi berarti memiliki keamanan finansial saat ini dan masa depan.

Keamanan finansial saat ini mencakup kemampuan individu, keluarga, dan masyarakat

untuk secara konsisten memenuhi kebutuhan dasar mereka (termasuk makanan,

perumahan, utilitas, perawatan kesehatan, transportasi, pendidikan, perawatan anak,

pakaian, dan pajak yang dibayar), dan memiliki kendali atas hari mereka keuangan sehari-

hari. Juga mencakup kemampuan untuk membuat pilihan ekonomi dan menikmati rasa
aman, kepuasan, dan pemenuhan pribadi dengan keuangan pribadi dan pekerjaan.

Keamanan finansial di masa depan mencakup kemampuan untuk menghadapi guncangan

keuangan, memenuhi tujuan keuangan, membangun aset keuangan, mempertahankan

pendapatan yang memadai sepanjang masa hidup. Namun, agak sulit untuk mengukur

kebahagiaan, dan bahkan lebih sulit untuk mengumpulkan kebahagiaan di antara orang-

orang karena orang umumnya memiliki beragam selera. Akibatnya, selama bertahun-tahun

para ekonom harus bekerja keras menemukan beberapa nama teknis khusus untuk

kebahagiaan, termasuk utilitas, kepuasan, preferensi, selera, kurva ketidakpedulian.

Keadaan fisik yang baik bukan hanya karena tidak adanya penyakit, juga mencakup pilihan

gaya hidup untuk memastikan kesehatan, menghindari penyakit dan kondisi yang dapat

dicegah, dan untuk hidup dalam kondisi tubuh, pikiran, dan jiwa yang seimbang. Bagi

sebagian orang, kebahagiaan masih dianggap sebagai hal yang kurang lumrah digunakan

atau dihubungkan ke tingkat kesejahteraan maupun tingkat keberhasilan

pembangunan.Namun sebenarnya, kebahagiaan dapat menjadi pendekatan evaluasi

terhadap berbagai kebijakan atau pembangunan nasional yang telah terlaksana.Logikanya,

apabila suatu kebijakan atau pembangunan nasional dapat memberikan pengaruh atau

perubahan positif kepada kehidupan bermasyarakat, kualitas hidup masyarakat akan lebih

sejahtera dan secara otomatis dapat meningkatkan kebahagiaan masyarakat.Karena alasan

tersebut, beberapa negara telah berinisiatif menjadikan kebahagiaan sebagai indikator

pembangunan nasional.Karena alasan itu pula, negara-negara tersebut memberikan

perhatian lebih kepada indikator kebahagiaan dibanding indikator kesejahteraan lain yang

bersifat materiil ataupun kemakmuran ekonomi yang telah ada.

Dimensi kepuasan hidup dibedakan menjadi kepuasan hidup personal dan kepuasan hidup

sosial. Indikator penyusun untuk kepuasan hidup personal terdiri dari 5 (lima) indikator

kepuasan: pendidikan dan keterampilan, pekerjaan/usaha/kegiatan utama, pendapatan

rumah tangga, kesehatan dan kondisi rumah dan fasilitas rumah. Sedangkan kepuasan

hidup sosial disusun dari 5 (lima) indikator kepuasan: keharmonisan keluarga, ketersediaan
waktu luang, hubungan sosial, keadaan lingkungan, dan kondisi keamanan.Sedangkan

pada dimensi perasaan disusun oleh indikator: perasaan senang/riang/gembira, perasaan

tidak khawatir/cemas dan perasaan tidak tertekan. ika melihat dimensi yang digunakan

untuk mengukur tingkat kebahagiaan, banyak faktor yang dapat menjelaskan kenapa

penduduk perkotaan lebih bahagia dibanding penduduk perdesaan.Salah satunya adalah

kemudahan akses masyarakat perkotaan terhadap fasilitas publik seperti pendidikan dan

kesehatan dibandingkan masyarakat perdesaan. Kemudahan tersebut memberi pengaruh

signifikan terhadap kualitas pendidikan dan kesehatan masyarakat.Apalagi kesehatan

merupakan aspek yang sangat vital bagi kehidupan masyarakat. Semakin mudah

masyarakat untuk memenuhi kebutuhan pendidikan dan kesehatan, semakin tinggi pula

tingkat kebahagiaan yang dirasakan masyarakat.Kemudian apabila dibedakan menurut

status perkawinan, penduduk yang berstatus kawin lebih bahagia dibandingkan dengan

penduduk yang belum kawin, cerai hidup, maupun cerai mati. Fenomena ini tentu dapat

dijelaskan dari beberapa sisi.Pertama yang paling jelas yaitu dari sisi materiil, penduduk

yang telah menikah cenderung memiliki kondisi finansial yang lebih baik karena penduduk

yang memiliki pasangan bisa saling menyokong dalam memenuhi kebutuhan hidup sehari-

hari.Hal tersebut berbeda dengan penduduk yang belum menikah apalagi penduduk yang

berstatus cerai hidup maupun cerai mati. Kemudian apabila dilihat dari sisi psikologis,

tentunya penduduk yang memiliki pasangan cenderung lebih bahagia.

Anda mungkin juga menyukai