Disusun Oleh :
Gilang Aditya
Syafiq
Ekonomi Ketenagakerjaan
Kelas E
Dosen Pengajar
ILMU EKONOMI
2022
BAB I
PENDAHULUAN
I. Latar Belakang
Individu yang memiliki kesejahteraan subyektif tinggi, ternyata merasa bahagia dan
senang dengan teman dekat dan keluarga. Individu tersebut juga kreatif, optimis, kerja keras,
tidak mudah putus asa, dan tersenyum lebih banyak daripada individu yang menyebut dirinya
tidak bahagia. Individu yang bahagia cenderung tidak memikirkan diri sendiri, tidak memiliki
banyak musuh, akrab dengan individu lain, dan lebih suka menolong.
KAJIAN PUSTAKA
A. Pengertian Wellbeing
Empat pendekatan untuk memahami well-being menurut (Cooke, Melchert & Connor,
2016):
1. Pandangan Hedonic
3. Quality of Life
Lebih luas dari pada hedonic & eudaimonic. Melibatkan aspek-aspek keberfungsian
fisik, psikis dan sosial.
4. Wellness
Lebih mirip dengan konsep quality of life. Well-being bukan sekedar terhidar dari
sakit atau abnormalitas, namun lebih luas meliputi life-style, spirititual, personality yang
sehat dan terintegrasi.
1. Subejective Wellbeing
Subjective well-being merupakan gambaran luas yang mengacu pada semua bentuk
mengenai evaluasi kehidupan seseorang atau pengalaman emosionalnya, yang meliputi
kepuasan, afek positif, dan rendahnya afek negatif. Veenhouven (2011) menjelaskan bahwa
subjective well-being merupakan tingkat di mana seseorang menilai kualitas kehidupannya
sebagai sesuatu yang diharapkan dan merasakan perasaan yang menyenangkan. Subjective
well-being dimaknai sebagai evaluasi kehidupan (life evaluation) yang dirasakan seseorang
terhadap aspek kehidupan tertentu maupun kehidupannya secara keseluruhan dengan juga
mempertimbangkan perasaan (affect) yang mencakup pengalaman emosional yang dialami,
dan eudaimonia (flourishing/eudaimonic) yang mengacu pada fungsi psikologi seseorang
yang dapat berjalan dengan baik.
Ada dua dimensi yang terdapat di subjective wellbeing, yang pertama yaitu Dimensi
kognitif yaitu Evaluasi individu terhadap kepuasan hidupnya secara global dan kepuasan
hidup dalam domain-domain tertentu (kesehatan fisik, kesehatan mental, pekerjaan, rekreasi,
hubungan sosial dan keluarga). Yang kedua yaitu Dimensi Afektif yaitu Evaluasi individu
terhadap perasaan-perasaan positif dan perasaan negatif.
2. Psychological Well-being
Psychological well being didefinisikan sebagai suatu evaluasi positif mengenai kehidupan
seseorang yang diasosiasikan dengan diperolehnya perasaan menyenangkan. Sedangkan
Hurlock (1999) mendefinisikan psychological well being sebagai sebuah kebutuhan untuk
memenuhi ketiga kebahagiaan yaitu penerimaan, kasih sayang dan pencapaian.Psychological
well-being juga merujuk pada perasaan seseorang mengenai aktivitas hidup sehari-hari.
Perasaan ini dapat berkisar dari kondisi mental negatif (misalnya ketidakpuasan hidup,
kecemasan, dan sebagainya) sampai ke kondisi mental positif, misalnya realisasi potensi atau
aktualisasi diri.
Well-Theory Theory adalah sebuah konstruksi kebahagiaan yang nyata dan dapat
diukur secara langsung. Teori kebahagiaan otentik adalah suatu usaha untuk menjelaskan
kebahagiaan yang nyata yang ditentukan oleh kepuasan hidup. Yang mana memiliki rentang
penilaian dari 1-10 dan kemudian mereka menilai sudah mencapai angka berapa kepuasan
hidup mereka. Orang yang memiliki emosi yang positif, yang menganggap hidup berarti, dan
yang bahagia merupakan orang yang memiliki tingkat kepuasan hidup yang paling tinggi.
Kesejahteraan sama seperti “cuaca” dan “kebebasan” yang dalam strukturnya tidak
ada ukuran tunggal yang dapat mendefenisikannya secara mendalam. Kesejahteraan memiliki
beberapa elemen pendukung yang membawa kita menjauh dari monisme. Setiap elemen
kesejahteraan harus memiliki tiga sifat:
Menurut BPS (2015) Indeks komposit yang disusun oleh tingkat kepuasan terhadap
10 aspek kehidupan yang esensial adalah Indeks kebahagiaan. Kesepuluh aspek tersebut
secara esensi dan bersama-sama menggambarkan tingkat kebahagiaan yang meliputi
kepuasan terhadap:
1) kesehatan
2) pendidikan
3) pekerjaan
5) keharmonisan keluarga
7) hubungan sosial
Menurut World Happiness Report Tingkat kebahagiaan secara umum diukur dengan
menggunakan 6 variabel: pendapatan perkapita, angka harapan hidup, dukungan sosial,
kebebasan, korupsi dan tingkat kedermawanan. Seluruh variabel tersebut memiliki hubungan
yang positif dengan tingkat kebahagiaan. Maka dari itu dapat diambil kesimpulan jika nilai
keseluruhan variabel tersebut semakin besar maka semakin besar pula tingkat kebahagiaan
suatu negara. Di sisi lain, di Indonesia tingkat kebahagiaan diukur oleh BPS berdasarkan
indeks kebahagiaan yang didapatkan dari Survei Pengukuran Tingkat Kebahagiaan (SPTK).
Indeks kebahagiaan dihitung dengan subjektif (bergantung pada individu masing-masing)
terhadap kondisi objektif (indikator-indikator) yang telah ditentukan. Perhitungan Indeks
kebahagiaan di Indonesia mencakup kepada 19 indikator yang berasal dari 3 dimensi yang
berbeda yaitu kepuasan hidup (life satisfaction), perasaan (afeksi) dan makna hidup
(eudaimonia). Dimensi kepuasan hidup terbagi lagi menjadi dua sub dimensi yaitu secara
personal dan secara sosial.
C. Indikator Kesejahteraan
Menurut (Suharto, 2017), dengan berbagai pendapat tentang kesejahteraan sosial dari
beberapa tokoh dapat disimpulkan konsep kesejahteraan sosial yaitu:
c) Sebuah bentuk kegiatan atau usaha yang dilakukan untuk mencapai hidup sejahtera
a) Fungsi pencegahan. Dalam hal ini kesejahteraan berperan untuk mencegah permasalahan
sosial yang timbul di masyarakat dengan menciptakan pola baru dalam hubungan sosial.
PEMBAHASAN
A. Tingkat kebahagian
Melihat hasil yang didapatkan setelah menyebar kuisioner dan megolah data nya dengan
SPSS, maka hasil yang didapatkan yaitu sebanyak 56 responden menyatakan bahwa
kehidupan mereka sangatalah bahagia dan sejahtera. Lalu sebanyak 33 responden
menyatakan bahwa tingkat kebahagiaan mereka masih terbilang aman atau tidak terlalu amat
bahagia. Sebanyak 15 responden menyatakan tingkat kehidupan mereka biasa saja. Sisanya
mengalami tingkat kebahagiaan yang sangat rendah sehingga masih ada masyarakat yang
tingkat Kebahagiaannya sangat rendah.
B. Tingkat Kecemasan
Dari hasil yang didapatkan melalui kuisioner dan pengolahan data mengguanakan SPSS
maka sebanyak 38 orang dinyatakan rasa kecemasan Hidupnya sangat rendah, sebanyak 44
orang menyatakan bahwa mereka juga mengalami kecemeasan yang rendah tetapi masih
aman. Sebanyak 35 responden lagi mengatakan bahwa mereka biaa saja dalam tingkat
kecemasan. Sisa dari responden tersebut menyatakan bahwa mereka sangat mengalami
kecemasan yang amat tinggi.
BAB IV
KESIMPULAN
Dari Penelitia yang didapatkan maka berhasil membuat kesimpulan yaitu dimana
tingkat kebahagian serta kesejahteraan masyarakat di sekitar kami sangatlah tinggi, karena
hasil data yang didapatkan bahwa hampir 50% lebih kebahagiaan dan kesejahteraan nya
sangat tinggi. Lalu untuk tingkat Kecemasan yang dialami oleh orang – orang yang ada di
sekitar kami sangatlah terbilang rendah juga. Sekitar 70% mengalami tingkat kecemasannya
rendah. Tetapi, masih ada masyarakat yang tingkat kebahgaiaan nya maih rendah serta
tingkat kecemasannya yang tinggi. Dengan melihat itu, perlunya aturan aturan dari
pemerintah agar kebahagiaan itu sendiri meningkat di Indonesia. Selain itu, membuat
lingkungan yang sehat dan saling mendukung akan menambah tingkat kebahagian itu sendiri
meningkat.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.theguardian.com/lifeandstyle/2014/nov/03/take-the-oxford-happiness-
questionnaire
https://wisatasekolah.com/pengertian-well-being-kesejahteraan-atau-kebahagiaan/
http://eprints.ums.ac.id/31979/2/04.%20BAB%20I.pdf
http://www.ocw.upj.ac.id/files/Slide-PSY505-PSY505-Slide-13.pdf
https://www.medicuss.net/post/well-being-kesejahteraan-hidup#:~:text=Kesejahteraan
%20hidup%20(well%20being)%20adalah,memiliki%20tujuan%20hidup%20dan
%20membuat
http://eprints.uad.ac.id/11146/1/Faktor-Faktor%20Yang%20Mempengaruhi
%20Subjective%20Well-Being%20Pada%20Ibu%20Jalanan.pdf
https://www.academia.edu/35334057/WELL_BEING
http://eprints.mercubuana-yogya.ac.id/5115/3/BAB%20II.pdf
https://dspace.uii.ac.id/bitstream/handle/123456789/17486/05.2%20bab%202.pdf?
sequence=13&isAllowed=y