Disusun Oleh:
Atiqa Lutfiah
Npm; 41183507190013
2022
BAB 1
PENDAHULUAN
Organisasi Kesehatan Dunia atau yang biasa disebut WHO (World Health
Organization 1948) menyatakan bahwa definisi kesehatan adalah kesejahteraan
fisik, sosial, dan mental tanpa ada gangguan (sakit atau cacat). Ketika individu
mampu mempersepsikan dirinya melalui kepuasan dan kperasaan yang
dimunculkan baik positif ataupun negative ketikan menjalankan perannya sebagai
marketik atau pencari nasabah yang ditargetkan. Diener (2000) Subjective well-
being ditentukan dengan bagimana cara individu mengevaluasi informasi atau
kejadian yang dialami dengan melibatkan proses kognitif yang aktif karena
menentukan bagaiaman informasi diinterpretasikan. Sementara reaksi afektif
dalam subjective well-being adalah reaksi individu terhadap peristiwa yang
meliputi emosi yang menyenangkan dan tidak menyenangkan dalam hidupnya.
Diener, Lucas dan Oishi (2005) menjelaskan bahwa subjective well-being atau
kesejahteraan subjektif adalah evaluasi individu tentang kehidupannya, termasuk
penilaian kognitif terhadap kepuasan hidupnya serta penilaian afektif terhadap
emosinya, seperti apa yang disebut orang awam sebagai kebahagiaan, ketentraman
, dan kepuasan hidup. Ketika seorang pegawai marketing mepersepsikan dirinya
melalui kepuasan hidup dan perasaan yang dimunculkan baik positif ataupun
negative ketika menjalankan tugas memenuhi target. Sementara reaksi afektif
dalam subjective well-being adalah reaksi individu terhadap peristiwa yang
meliputi emosi yang menyenangkan dan tidak menyenangkan dalam hidupnya.
Avey, Luthans, Smith dan Palmer (2010) menyatakan bahwa subjective well-
being dipengaruhi oleh beberapa hal, yaitu : self-efficay, optimism, hope, dan
resilienc. Dapat dikatakan individu pekerja marketing atau pencari nasabah
dengan psychological capital yang tinggi akan lebih fleksibel dan mudah
beradaptasi untuk melakukan dan memenuhi target kerjanya. Jika individu
memiliki hope seperti harapan memenuhi target maka ada kemauan untuk mencari
cara agar harapan itu terpenuhi contohnya seperti memposting ke sosial media,
meminta tolong dengan teman atau keluarga untuk menjadi nasabah yang sudah
membooking.
Cutrona (dalam Elliot & Graming 1990) bahwa seseorang mendapatkan sosial
support memperlihatkan kesejahteraan (well being ) yang lebih baik dalam
berbagai tingkat stress dibandingkan dengan orang yang kurang memperoleh
sosial support. Sosial support yang diterima sangat berpengaruh dalam
memberikan fungsi-fungsi sosial dan psikologis yang penting bagi pekerja (Sears,
2001). Sosial support merupakan kekuatan individu untuk mengurangi tekanan-
tekanan yang didapatkan baik di dalam rumah ataupun diluar rumah. Melalui
sosial support diharapkan para pekerja terutama marketing atau pencari nasabah
dapat mencapai kesejahteraannya
Weiss (dalam Cutrona & Russel (1987) menjelaskan dukungan sosial dengan
salah satu dimensinya yaitu integrasi sosial yang memungkinkan individu untuk
memperoleh perasan memiliki terhadap suatu kelompok yang memungkinkannya
untuk membagi minat, perhatian serta melakukan kegiatan yang sifatnya rekreatif
secara bersama-sama dan dapat menghilangkan perasaan kecemasan yang bisa
meningkatkan kesejahteraan subjektif.
Dari kasus, fenomea dan hasil pengamatan secara langsung yang ditemukan
oleh penulis yang telah dijelaskan diatas menjadi dasar penulis untuk menguji
pengaruh setiap dimensi dari variabel modal psikologi dan dukungan sosial
melalui penelitian yang berjudul “Pengaruh psychological Capital dan
Dukungan Sosial terhadap Subjective Well-Being pada Pegawai Warung
Dana Group”
A. Perumusan Masalah
a) Aspek kognitif
Aspek afektif kesejahteraan subjektif mengacu pada semua jenis evaluasi, baik
positif maupun negative, yang tersebut dibuat dalam kehidupan diri seorang
individu (Dienet, 2005). Dimensi afektif dari kesejahteraan subjektif dapat
dikategorikan menjadi evaluasi terhadap keberadaan afek-afek positif dan evaluasi
terhadap afek-afek negatif. Berikut penjelasan lebih lanjut mengenai kategori
aspek afektif:
1. Self-efficacy
a. Individu menemukan tujuan yang tinggi untuk individu dan memilih tugas
yang sulit
b. Individu menerima dan berhasil dalam tantangan
c. Individu mempunyai motivasi diri yang tinggi
d. Individu memberikan upaya yang dibutuhkan untuk meraih tujuannya
e. Individu gigih berjuang menghadapi hambatan
2. Optimism
a. Membuat atribusi yang umum
b. Atribusi yang stabil
c. Atribusi yang internal
3. Hope
a. goal-directed energy
b. planning to meet goals
4. Resiliency
a. Bangkit dari kegagalan
b. Kemajuan
c. Peningkatan tanggung jawab
C. Dukungan Sosial
a. Pengertian Dukungan Sosial
Zimet et.al (1988) menggambarkan dukungan sosial sebagai diterimanya
dukungan yang diberikan oleh orang-orang terdekat individu seperti keluarga,
teman dan orang lain yang berarti dalam kehidupan individu. Menurut Sarafino
(1994) menyatakan bahwa dukungan sosial yaitu bentuk penerimaan dari individu
atau sekelompok orang terhadap individu yang menimbulkan persepsi dalam
dirinya bahwa individu disayangi, diperhatikan, dihargai, dan ditolong.
Zimet et.al (1988) mengemukakan bahwa dukungan sosial dapat di terima dari
tiga sumber antara lain:
1. Dukungan keluarga
a. Membantu dalam membuat keputusan
b. Membantuk kebutuhan secara emosional
2. Dukungan teman
a. Tempat bercerita
b. Bantuan dalam memecahkan masalah
3. Significant other
a. Merasa dihargai
b. Merasa dipercaya
D. Kerangka Berpikir
Secara tidak sadar setiap karyawan selalu berusaha menyesuaikan diri dengan
lingkungannya, berpikir bagaimana cara agar mencapai target kerja yang sudah
ditetapkan perusahaan setiap bulannya, merasa resah setiap memasuki akhir bulan
tetapi belum mencapai target. Hal ini tentu dapat mempengaruhi kinerja
perusahaan. Hal tersebut juga didukung dan diperkuat oleh teori-teori seperti hasil
penelitian oleh Sener, dan Arzu (2011) mengenai modal psikologi yang dapat
mempengaruhi kesejahteraan subjektif, dan Maulida (2017) yang meneliti hal sam
terhadap pegawai.
Psychological Capital
(Luthans, Youssef Avolio
2007) (X1)
1. Self efficacy
2. Optimisme
3. Hope
4. Resiliency
Subjective well-being (Diener
et.al 2005) (Y)
Dukungan Sosial ( Zimet et 1. Aspek kognitif
al 1988) (x2) 2. Aspek afektif
1. Dukungan teman
2. Dukungan keluarga
3. Significant Other
Ha2: Adanya pengaruh antara dukungan sosial terhadap terhadap subjective well-
being karyawan Warung Dana Group
Ho2: Tidak adanya pengaruh antara dukungan sosial terhadap terhadap subjective
well-being karyawan Warung Dana Group
Ha3: Adanya pengaruh antara psychological capital dan dukungan sosial secara
simultan terhadap subjective well-being karyawan Warung Dana Group
Ho3: Tidak adanya pengaruh antara psychological capital dan dukungan sosial
secara simultan terhadap subjective well-being karyawan Warung Dana Group
Skala baku : Statisfaction with life scale (SWLS) Diener et al (1985) lima
item
1. Aspek kognitif
2. Aspek afektif
b. Psychological Capital (Luthans, Youssef Avolio 2007)
1. Self efficacy
2. Optimisme
3. Hope
4. Resiliency
c. Dukungan Sosial ( Zimet et al 1988)
1. Dukungan teman
2. Dukungan keluarga
3. Significant Other
Bibliography
Anggraini, S., Wicaksono, A. S., & Sholichah, I. F. (2022). PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL
TERHADAP SUBJECTIVE WELL BEING PADA SENIMAN TEATER DI KOTA GRESIK .
jurnal Psikosains, 73-82.
Diani, P. M., & Salendu, A. (2018). PERAN MEDIASI PSYCHOLOGICAL CAPITAL DALAM
HUBUNGAN ANTARA HARMONIOUS PASSION DENGAN SUBJECTIVE WELL-
BEING. JURNAL PSIKOLOGI ILMIAH.
Khairudin, & Mukhlis. (2019). Peran Religiusitas dan Dukungan Sosial terhadap
Subjective Well-Being pada Remaja. jurnal psikologis.
Sardi, Lutfi.N., Yulia Ayriza. 2020. Pengaruh Dukungan Sosial Teman Sebaya terhadap
Subjective Well-Being pada Remaja yang Tinggal di Pondok Pesantren. Jurnal Psikologi.
41-48
Maulida, D., & Saleh, A. R. (2017). Pengaruh Modal Psikologis dan Totalitas Kerja
terhadap Kesejahteraan Subjektif. Psikohumaniora: Jurnal Penelitian psikologi,
143-160.
Melya, Y., & Zaitul. (2019). Pengaruh Modal Psikologis Terhadap Komitmen Karir : Peran
Kesejahteraan Subjektif & Kepuasan Kerja Sebagai Mediasi pada Pegawai Setda
Provinsi Smbarpada Pegawai Setda Provinsi Smbar. Jurnal Program
Pascasarjana, 1-13.
Samputri, S. K., & Sakti, H. (2015). ). Dukungan sosial dan subjective well being pada
tenaga kerja wanita PT. Arni Family Ungaran. Jurnal Empati, 208-216.
Singhal, H., & Rastogi, R. (2018). Psychological capital and career commitment :the
mediating effect of subjective well-being. Management Decision, 458-473.
Yusti, M. (2014). Dukungan Sosial dan Subjective Well-Being pada Lanjut Usia Bersuku
Jawa di Provinsi Jawa. skripsi.