Anda di halaman 1dari 111

1

ANALISIS DAMPAK REVOLUSI INDUSTRI 4.0 TERHADAP


PENDAPATAN PEDAGANG PAKAIAN JADI DI PASAR AUR
BUKITTINGGI

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Meraih Gelar Strata (S1)
Ekonomi Islam

Disusun Oleh:
Muhammad Irvan
NIM: 3216.102

PROGRAM STUDI EKONOMI ISLAM


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) BUKITTINGGI
2020 M/1441 H
KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbil’alamin. Puji syukur penulis ucapkan

kehadirat Allah SWT, yang telah senantiasa melimpahkan rahmat dan

hidayah-Nya kepada penulis, sehingga penulis telah dapat menyelesaikan

penulisan skripsi yang berjudul “Analisis Dampak Revolusi Industri

4.0 Terhadap Pendapatan Pedagang Pakaian Jadi Di Pasar Aur

Bukittinggi”. Kemudian shalawat beriringan salam senantiasa kita

mohonkan kepada-Nya agar selalu tercurah kepada junjungan kita, Nabi

Muhammad SAW yang telah menyampaikan risalah-Nya kepada kita

sehingga menjadikan kita menjadi manusia beradab dan berilmu

pengetahuan.

Penulis menyadari bahwa, tanpa bantuan dan bimbingan dari

berbagai pihak, dari tahap awal sampai pada akhir penyusunan skripsi ini,

sangatlah sulit untuk menyelesaikannya. Oleh karena itu, pada

kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terimakasih untuk

keluarga tercinta terutama kepada orang tua, Ayahanda Jefri dan Ibunda

Erlinda atas segala pengorbanan yang tak terhingga dan tak ternilai, atas

segala doa dan usaha serta kerja keras demi menjadikan anakmu ini

sebagai anak yang bisa membanggakan, atas segala motivasi dan

dorongannya yang menjadikan ananda sebagai anak yang lebih kuat yang

nantinya akan selalu menjadi anak yang berbakti yang ibu harapkan.
Abang ku tercinta Haris Angga Wijaya, adek ku Dani yusuf, Neysa

Yolanda, Zaki terimakasih banyak karna yang telah memberikan

semangat dan dorongan selama kuliah ini, yang selalu membantu

keperluan kuliah ku yang selalu ada setiap suka maupun duka, yang selalu

ada setiap aku butuh. Buat adik-adik ku semngat untuk mengejar impian

kalian. Dan terima kasih juga kepada Hidayatul Qalby, yang sudah

hadir menjadi teman, sahabat, yang setia di kala suka maupun duka untuk

ku selama 5 tahun ini Penulisan skripsi ini tidak akan terlaksana dengan

baik tanpa ada dukungan dan bantuan dari pihak lain. Oleh karena itu,

izinkan penulis mengucapkan rasa syukur kepada orang-orang yang telah

berjasa dalam penyelesaian skripsi ini diantaranya:

1. Ibu Dr. Ridha Ahida, M.Hum selaku Rektor Institut Agama Islam Negeri

(IAIN) Bukittinggi, Bapak Dr. Iiz Izmuddin, M.A selaku Dekan Fakultas

Ekonomi dan Bisnis Islam serta Ibu Rini Elvira selaku Ketua Jurusan

Ekonomi Islam yang telah memberikan fasilitas kepada penulis untuk

menuntut ilmu di IAIN Bukittinggi.

2. Bapak Gusril Basir, SH, M.Hum selaku pembimbing yang telah meluangkan

waktu dan menyumbangkan buah pikiran untuk memberikan arahan dan

bimbingan dalam penyelesaian skripsi ini.Bapak

3. Yefri Joni, MA selaku Pembimbing Akademik (PA) yang telah memberikan

nasehatnya demi kelancaran proses belajar penulis.


4. Sahabat-sahabatku selama 4 tahun ini Inyun, Winda, Azizah,Vewi, Andres,

Erna, Tini kalian selalu memberi motivasi dan dukungan kepada ku, dan kita

saling memberi suport satu sama lain, semoga persahabatan kita kekal hingga

jannah dan semoga ke depan nya kita semua sukses dan mendapatkan apa yang

di inginkan4

5. Keluarga Pengurus Hmj Ekonomi Islam IAIN Bukittinggi Periode

2017/2018 dan Keluarga Pengurus DEMA FEBI IAIN Bukittinggi Periode

2018/2019, terimakasih untuk kebersamaan dan ilmu serta pengalaman kalian

selama kita memimpin masyarakat FEBI ini, semoga kelak kita bisa menjadi

pemimipin yang bijaksana

6. Keluarga Pengurus FORNAS MESYA, terimasih atas pertemuan dan

pengalaman selama ini. Semoga kalian semua bisa sukses menyelesaikan

skripisi, menggapai impian kalian. Walaupun kita berbeda kampus, tapi

pengalaman,motivasi kalian sudah membuat ku semangat dan tidak ingin patah

semngat.

7. Rekan -rekan Prodi Ekonomi Islam khususnya EI.C yang selalu memberikan

semangat dan juga bantuan dalam penyelesaian skripsi ini.

Selanjutnya penulis juga mengucapkan terimakasih banyak kepada

semua pihak yang telah membantu penulis dalam penyelesaian penulisan

skripsi ini. Penulis berdo’a dan berharap kepada Allah SWT semoga amal dan

kebaikan kita semua diridhai oleh Allah SWT dan bernilai ibadah di hadapan-
Nya. Dalam penulisan skripsi ini penulis menyadari bahwa di dalamnya masih

belum terlepas dari kekurangan dan kesalahan, baik dari segi penulisan

maupun penyampaiannya. Untuk itu, penulis sangat menghargai kritik dan

saran yang konstruktif dari segenap pembaca untuk lebih sempurnanya skripsi

ini. Atas kritik dan saran yang disampaikan, penulis ucapkan terimakasih.

Bukittinggi, Juli 2020


Penulis,

Muhammad Irvan
3216.102
ABSTRAK
Skripsi ini di susun oleh Muhammad Irvan, NIM 3216.102, Program
Study Ekonomi Islam, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Institute Agama
Islam Negri (IAIN) Bukittinggi, Tahun 2020M/1441H dengan judul “Analisis
Dampak Revolusi Industri 4.0 Terhadap Pendapatan Pedagang Pakaian Jadi
di Pasar Aur Kuning Bukittinggi”.
Penelitian ini di latar belakangi oleh bahwa sanya Revolusi industri 4.0
sangat berdampak bagi pedagang pakaian jadi di pasar aur kuning Bukittinggi,
berdampak baik bagi orang yang bisa memanfaatkan revolusi 4.0 dengan adanya
teknologi dan media sosial tempat memasarkan produknya, dan berdampak buruk
bagi pedagang pakaian yang tidak bisa memanfaatkan revolusi 4.0 untuk
memasarkan produk mereka
Penelitian ini yang di gunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian
adalah kualitatif yaitu penelitian yang di lakukan di suatu tempat untuk
memberikan gambaran yang lengkap terhadap suatu keadaan. Pengumpulan data
penulis lakukan dengan observasi dan wawancara sumber data dan informan
penelitian terdiri dari informan kunci dan informan pendukung. Informan kunci
yaitu Dinas Pengelolaan Pasar Kota Bukittinggi. Sedangkan yang menjadi
informan pendukung yaitu pedagang pakaian jadi di pasar Aur Bukittinggi.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................i

ABSTRAK.......................................................................................................iv

DAFTAR ISI...................................................................................................v

DAFTAR GAMBAR......................................................................................x

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah....................................................................... 1

B. Identifikasi Masalah.............................................................................. 7

C. Batasan Masalah ..................................................................................7

D. Rumusan Masalah ................................................................................7

E. Tujuan Penelitian.................................................................................. 8

F. Manfaat Penelitian ...............................................................................8

G. Penjelasan Judul.................................................................................... 9

BAB II LANDASAN TEORI

A. Revolusi Industri 4.0.............................................................................11

1. Pengertian Revolusi Industri 4.0 ....................................................11

2. Prinsip Desain Industri 4.0............................................................. 13

3. Bidang Kewirausahaan untuk Kemandirian Ekonomi ..................14

4. Revolusi Industri 4.0 di Indonesia.................................................. 15


5. Islam Dalam Merespon Tantangan Revolusi Industri 4.0 .............16

B. Bisnis ...................................................................................................17

1. Pengertian Bisnis ...........................................................................17

2. Tantangan- Tantangan yang dihadapi Bisnis.................................. 19

3. Manfaat Bisnis................................................................................ 20

4. Bisnis Online dan Pandangannya Dalam Islam.............................. 23

C. Pendapatan............................................................................................28

1. Perngetian Pendapatan.................................................................... 28

2. Sumber- Sumber Pendapatan .........................................................30

3. Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Pendapatan ..........................30

4. Pendapatan dalam Islam ................................................................31

5. Jenis-Jenis Pendapatan ...................................................................45

D. Tantangan yang Dihadapi Pebisnis di Era Revolusi Industri 4.0 ........46

E. Kajian Terdahulu.................................................................................. 47

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian..................................................................................... 50

B. Lokasi dan Waktu Penelitian ...............................................................51

C. Jenis dan Sumber Data.......................................................................... 51

D. Informan Penelitian.............................................................................. 51

E. Teknik Pengumpulan Data ..................................................................52


1. Observasi .......................................................................................52

2. Wawancara ....................................................................................53

3. Dokumentasi ..................................................................................54

F. Teknik Analisis Data ...........................................................................55

1. Tahap Reduksi Data........................................................................ 55

2. Display Data ...................................................................................55

3. Editing............................................................................................. 56

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Monografi Pasar Aur Kuning Bukittinggi............................................ 57

1. Sejarah Pasar Aur Kuning Bukittinggi............................................57

2. Peta Lokasi Pasar Aur..................................................................... 61

3. Visi dan misi Dinas Pengelola Pasar.............................................. 61

4. Toko/Kios, Lapangan Bulanan dan PKL........................................ 62

5. Sarana dan Fasilitas Umum............................................................ 62

6. Fungsi dan Misi Dinas Pengelola Pasar.......................................... 63

7. Tujuan dan Sasaran Dinas Pengelola Pasar.................................... 64

8. Strategi dan Kebijakan Dinas Pasar................................................ 65

9. Struktur Organisasi Dinas Koperasi dan Perdagangan................... 67

B. Hasil Penelitian..................................................................................... 68

C. Analisis Pembahasan............................................................................ 80

1. Tantangan- Tantangan yang Dihadapi Bisnis ................................80

2. Jenis Pendapatan dalam Islam....................................................... 82


BAB V PENUTUP

A.Kesimpulan...................................................................................... 89

B. Saran ............................................................................................89

DAFTAR KEPUSTAKAAN

LAMPIRAN-LAMPIRAN

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

DAFTAR GAMBAR
1. Gambar 2.1. Revolusi Industri 4.0................................................12
2. Gambar 4.1 Peta pasar aur kuning ................................................61
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Islam merupakan agama yang komprehensif dan universal karena Islam

mengkaji seluruh aspek kehidupan tidak hanya aspek spiritual tetapi Islam juga

mengkaji aspek muamalah, ekonomi, sosial, politik, hukum dan sebagainya.,

salah satu aspek terpenting yang terkait dengan hubungan antar manusia adalah

ekonomi, ekonomi dalam Islam mempunyai prinsip-prinsip yang berlandaskan

pada alquran dan hadist. Islam sebagai sumber kebenaran telah memberikan

ruang seluas-luasnya kepada umatnya untuk bekerja dan berbisnis sepanjang

yang dikerjakan dan yang dibisniskan tidak bertentangan dengan syariah. Syariah

lah yang menjadi pedoman dan referensi utama ketika manusia mengerjakan

seuatu yang baik untuk dirinya maupun untuk orang lain. Islam mendorong

pemeluknya untuk mencari rezki yang berkah, mendorong produksi dan

menekuni aktifitas ekonomi di berbagai bidang usaha seperti , pertanian,

perdagangan, industri dan bidang usaha lainnya.1

Sebagaimana firman Allah SWT

Artinya: Hai orang-orang yang beriman, makanlah diantara rezeki yang


baik-naik kami berikan kepadamudan bersykurlah kepada Allah Swt, jika
benar-benar kepadan Nya kamu menyembah

1
Yusuf Qardhawi, Norma dan Etika Ekonomi Islam, (Jakarta: Gema Insani Press, 1997), Hal 33
Allah SWT telah menetapkan aturan-aturan dalam menjalankan perilaku

manusia sehingga menguntungkan satu individu tanpa mengorbankan hak-hak

individu lainnya,dalam Islam hal yang perlu diperhatikan adalah etika dalam

bermuamalah.

Di Era Revolusi Industri 4.0 ini dalam mempertahankan hidup seseorang di

beri keleluasaan dalam mengambil sikap guna memenuhi kebutuhan-

kebetuhannya. Keleluasaan dan kebebasan merupakan fitrah bagi seorang

manusia dalam mengatur dan memenuhi kebutuhannya. Dan manusia dapat

memaksimalkan sumber daya yang ada untuk usaha apapun yang lebih

sistematis, efisien dan efektif dalam rangka mengelola sumber daya yang tidak

terbatas. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut seseorang dituntut untuk

melakukan pekerjaan, agar semua kebutuhan dapat terpenuhi. Di dalam Islam

juga disuruh untuk bekerja dan tidak bermalas-malasan.

Perkembangan di Era Revolusi Industri 4.0 ini yang mana teknologi telah

memicu perubahan kebiasaan individu salah satunya dalam jual beli baik itu

transaksi dan cara jual belinya, yang biasanya penjual dan pembeli berjumpa dan

bertatap wajah dalam melakukan akad tetapi sekarang sudah bisa lewat

tekhnologi canggih yang bisa memesan dan membayar menggunakan tekhnologi

mesin dan internet (media online). Kemajuan tekhnologi informasi di Era

Revolusi Industri 4.0 ini sangat pesat tidak lagi membatasi untuk berbisnis,

sekarang media online bisa dijadikan tempat promosi, pemasaran dan jual beli

yang di kenal dengan e-marketing ada beberapa pedagang yang bisa


memanfaatkan keadaan ini dan ada juga berberapa pedagang yang tidak bisa

memanfaatkan keadaan ini

Era Revolusi Industri 4.0 merupakan kemajuan teknologi baru yang

meintegrasikan dunia fisik, digital, dan biologis, dimana terdapat perubahan cara

hidup manusia secara fundamental atau mendasar. Dari Revolusi Industri 4.0 ada

beberapa dampak yang bisa dilihat dari pertumbuhan ekonomi ketika pedagang

bisa memanfaatkannya maka itu sebuah dampak positif bagi pedagang dan

masyarakat lain tetapi kalau gagal dalam memanfaatkannya maka kerugian besar

bagi pedagang dan masyarakat. Hal ini bisa dilihat dari segi persaingan antar

pedagang yang memanfaatkan kondisi ini dengan pedagang yang tidak

memanfaatkan kondisi ini maka terdapat ketimpangan dalam pertumbuhan

ekonomi dari sektor perdagangan. Di Era Revolusi Industri 4.0 tidak hanya

pedagang lokal bersaing dengan pedagang lokal dan bukan hanya persaingan

pedagang lokal dengan pedagang nasional tetapi juga persaingan pedagang lokal,

nasional dan internasional, kondisi ini yang menyebabkan pedagang lokal

utamanya pedagang Pasar Aur Bukittinggi mulai terjadinya kemerosotan

pendapatan dan kesusahan dalam menghadapi Era Revolusi Industri 4.0 ini,

karna lawan pedagang Pasar Aur Bukittinggi sekarang ini yaitu pedagang China

yang langsung bisa berinteraksi dengan konsumen melalui kecanggihan

tekhnologi seperti melalui aplikasi yang di terbitkan, seperti Shoope, Toko Pedia,

Lazada, yang merupakan turunan dari Ali Baba yaitu perusahaan Tiongkok yang

memiliki spesialis dalam e-commerce, ritel, internet, kecerdasan buatan dan


tekhnologi yang merupakan pebisnis online terbesar di dunia. Dilihat dari segi

harga jauh lebih murah karna Ali Baba merupakan pengecer terbesar di dunia.

Jadi, ini yang harus dihadapi oleh pedagang Pasar Aur Bukittinggi di Era

Revolusi 4.0 yang merupakan pasar bebas sudah di buka tergantung kesiapan

mental pedagang grosiran dan enceran Pasar Aur Bukittinggi sanggup atau

tidaknya melawan keadaan ini.

Dilihat dari historisnya Pasar Aur Bukittinggi merupakan pasar grosiran

pakaian yang ramai dikunjungi pembeli dari berbagai daerah di Sumatera Barat

ataupun dari luar Sumatera Barat, seperti Sumatera Utara, Riau, Jambi dan

Bengkulu. Pasar ini merupakan nomor 2 terbesar di Indonesia setelah Tanah

Abang Jakarta. Pusat grosir dan eceranpakaian di Pulau Sumatera berada diPasar

Aur Bukittinggi, di sana menyediakan bahan pakaian yang lengkap mulai dari

alat-alat jahit, bahan pakaian mentah, maupun pakaian jadi untuk pria dan

wanita, dengan berbagai model yang tersedia. Pada tahun 2015 tercatat di Dinas

Pasar Kota Bukittinggi jumlah toko/kios di Pasar Aur Bukittinggi 1.497 petak. 2

Dilihat kondisi sekarang ini menurut empiris penulis sudah ada berberapa toko

yang mulai tutup karna tidak siap melawan persaingan pasar bebas ini, dan

biasanya dulu tiap toko membutuhkan 4-6 orang tenaga kerja untuk berkerja di

tokonya, dan sekarang selaras dengan penurunan jumlahnya volume transaksi

sehingganya terjadinya pengurangan tenaga kerja untuk meminimalisir biaya

2
Dinas Pengelola Pasar Aur Bukittinggi, Profil Pasar Atas, Pasar Bawah, Pasar simpang Aur
Kota Bukittinggi,(Bukittinggi:Dinas Pengelolaan Pasar,2015), hal 7-10.
produksi, dan volume transaksi pun sudah mulai menurun dari tahun ke tahun

karna berkurangnya permintaan.

Ditinjau dari empiris penulis jual beli online di Era Revolusi Industri 4.0

mulai memutuskan mata rantai jalur perdagangan ke konsumen yang awalnya

dari produsen-distributor- pedagang grosiran-pedagang enceran-konsumen, tetapi

sekarang ini produsen bisa langsung menjualkan barangnya ke konsumen dengan

harga yang lebih murah melalui situs aplikasi bisnis online. Hal ini merupakan

dampak dari Revolusi Industri 4.0 yang harus di hadapi pedagang di Pasar Aur

Bukittinggi

Bisnis online termasuk perkembangan Revolusi Industri 4.0. Bisnis online

adalah suatu aktifitas bisnis baik jasa maupun produk yang di tawarkan melalui

media internet. Prinsipnya sama dengan menjalankan bisnis offline, ada produk,

jasa, dan nilai tambah yang perlu di jual agar bisa menghasilkan uang, tapi

bedanya kalau di jalankan secara online mekanisme jual beli ini dapat dilakukan

melalui internet atauonline. Ada beberapa kelebihan dan kekurangan bisnis

online yang merupakan salah satu bentuk dari perkembangan Revolusi Industri

4.0, salah satu kelebihannya pemasaran dapat di lakukan secara luas dan dalam

ruang lingkup yang besar, dan juga mudah dilakukan siapa saja dan dimana saja

asalkan mengerti cara penggunaan medianya, dan kekurangnya memiliki risiko

yang tinggi dan rentan akan penipuan, bahkan orang yang tidak paham sering

mengangap sebelah mata bisnis online ini. Dan penulis juga melihat ada sebagian

pedagang pakaian di Pasar Aur Bukittinggiyang menggunakan jasa online untuk


melancarkan bisnisnya, baik itu penjualan maupun pembelian barang untuk di

jual oleh pedagang Pasar Aur Bukittinggiyang sudah menggunakan jasa online.3

Dengan perkembangan teknologi di Era Revolusi Industri 4.0 pedagang

tidak perlu pergi jauh-jauh untuk mendapatkan barang yang mau di jualkan di

Pasar Aur Bukittinggi. Pembelian barang dapat di lakukan secara online dimana

saja dan kapan saja mereka ingin memesan barang yang akan mereka beli. Sesuai

informasi yang penulis dapatkan sebelum adanya bisnis online, pendapatan

perbulan pedagang pakaian jadi di Pasar Aur Bukittinggi sekitar Rp 10.000.000

per bulannya. Dengan adanya fasilitas di Era Revolusi Industri 4.0 yaitu bisnis

online maka pedagang akan mengalami perubahan dari segi pendapatan mereka

apakah akan menurun, meningkat, atau relatif stabil. Untuk itu penulis akan

meneliti pedagang yang memanfaatkan dan yang tidak memanfaatkan Revolusi

Industri 4.0, maka akan terlihat perubahan keadaan dan pendapatan pedagang

pakaian di Pasar Aur Bukittinggi.

Dari berberapa pedagang yang sudah penulis tanyakan pendapatan mereka

bervariasi, ada yang mengalami peningkatan dan ada juga yang mengalami

penurunan. Bisnis yang sama namun mengalami keadaan yang berbeda. Dengan

keadaan yang demikian maka penulis tertarik untuk meneliti lebih lanjut, dan di

tuangkan dalam skripsi dengan judul: ”ANALISIS DAMPAK REVOLUSI

INDUSTRI 4.0 TERHADAP PENDAPATAN PEDAGANG PAKAIAN

JADI DI PASAR AUR BUKITTINGGI”


3
Jusmaliani, dkk, Bisnis Berbasis Syariah, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), hal.199
B. Identifikasi Masalah

Dari latar belakang tersebut di atas, maka penulis mengidentifikasi masalah

tersebut sebagai berikut:

1. Di Era Revolusi Industri 4.0 terjadinya pengurangan pendapatan pedagang

pakaian jadi di Pasar Aur Bukittinggi.

2. Terjadinya pengurangan tenaga kerja dikarenakan pengurangan pendapatan

pedagang pakaian jadi di Pasar Aur Bukittinggi.

C. Batasan Masalah

Agar lebih terarah dan terfokusnya permasalahan tersebut maka penulisan ini

dibatasi pada analisis dampak revolusi industri 4.0 terhadap pendapatan

pedagang pakaian jadi di Pasar Aur-Bukittinggi.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan pemaparan latar belakang masalah yang telah disampaikan,

maka dapat perumusan masalah penelitian ini yaitu:

1. Apa saja faktor-faktor penyebab berkurangnya pendapatan dari hasil

penjualan pakaian di Pasar Aur Bukittinggi di Era Revolusi Industri 4.0?

2. Bagaimana kondisi jumlah tenaga kerja toko pakaian jadi di Pasar Aur

Bukittinggi di era Revolusi Industri 4.0?


E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah disebutkan di atas, maka tujuan

penelitian adalah:

1. Untuk mengetahui dan menganalisa faktor-faktor penyebab berkurangnya

pendapatan dari hasil penjualan pakaian di Pasar Aur Bukittinggi di Era

Revolusi Industri 4.0.

2. Untuk mengetahui dan menganalisa kondisi jumlah tenaga kerja toko

pakaian jadi di Pasar Aur Bukittinggi di era Revolusi Industri 4.0.

F. Manfaat Penelitian

1. Secara Akademis

a. Untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar sarjana pada prodi

strata 1 (S1) Ekonomi Islam Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN

Bukittinggi.

b. Untuk meningkatkan pemahaman dan kemampuan ilmiah dalam

menganalisa Dampak Revolusi Industri 4.0 Terhadap Pendapatan

Pedagang Pakaian Jadi di Pasar Aur Bukittinggi.

c. Bagi Perguruan Tinggi, hasil penelitian diharapkan dapat menjadi

dokumen akademik yang berguna untuk dijadikan acuan bagi civitas

akademis khususnya dalam penelitian mengenai dampak Revolusi

Industri 4.0 terhadap pendapatan..

2. Secara Praktis
a. Sebagai bahan pemikiran dan tambahan ilmu pengetahuan, rujukan serta

acuan bagi semua pihak yang membutuhkan.

b. Dapat digunakansebagaipedoman bagi semua pihak terutama

mahasiswayang melakukan kajian terhadap Dampak Revolusi Industri

4.0 Terhadap Pendapatan Pedagang Pakaian di Pasar Aur Bukittinggi.

G. Penjelasan Judul

Untuk dapat memperoleh suatu gambaran yang jelas dan menghindari

pengertian yang salah tentang apa yang di maksud, maka penulis menjelaskan

pengertian yang ada dalam judul ini. Berikut dijelaskan maksud dari beberapa

kata yang mempunyai makna penting dalam penulisan ini yaitu

Analisis : Penyelidikan terhadap suatu peristiwa untuk mengetahui

keadaan sebenarnya (sebab musabab, duduk perkara dan

sebagainya)4

Dampak : Pengaruh kuat yang mendatangkan akibat (baik negatif

maupun positif)5

Pendapatan : Penghasilan yang diperoleh dari suatu pekerjaan.6

Revolusi Industri 4.0 : Istilah Industri 4.0 lahir dari ide revolusi industri ke

empat yang secara resmi lahir di Jerman tepatnya saat

diadakan Hannover Fair pada tahun 2011. Beberapa negara


4
https://kbbi.web.id/analisis-atau-analisa, pukul 15.01
5
https://kbbi.web.id/dampak, pukul 15.03
6
https://kbbi.web.id/pendapatan, pukul 15.04
lain juga turut serta dalam mewujudkan konsep Industri 4.0

namun menggunakan istilah yang berbeda seperti Smart

Factories,Industrial Internet of Things, Smart Industry,

atau Advanced Manufacturing. Meski memiliki penyebutan

istilah yang berbeda, semuanya memiliki tujuan yang sama

yaitu untuk meningkatkan daya saing industri tiap negara

dalam menghadapi pasar global yang sangat dinamis.7

Pedagang : Orang yang mencari nafkah dengan cara berdagang.8

Pakaian Jadi : Barang siap pakai (baju, celana, dan sebagainya).9

Pasar Aur : Pasar tradisional yang terdapat di Kota Bukittinggi.

Berdasarkan keterangan di atas, maka dapat disimpulkan peneliti akan

menganalisa dampak Revolusi Industri 4.0 terhadap pedagang pakaian jadi di

Pasar Aur Bukittinggi.

BAB II

7
Hoedi Prasetyo dan Wahyudi Sutopo, Industri 4.0 : Telaah Klasifikasi Aspek dan Arah
Perkembangan Riset, Jurnal Teknik Industri, Vol. 13, No.1, 25 Januari 2018
8
https://kbbi.web.id/dagang-atau-pedagang, pukul 15.05
9
https://kbbi.web.id/pakaian, pukul 15.07
LANDASAN TEORI

A. Revolusi Industri 4.0

1. Pengertian Revolusi Industri 4.0

Revolusi Industri 4.0 ini muncul dari ide revolusi industri ke-empat

dimana teknologi telah menjadi basis dalam kegiatan bermasyarakat semua

proses di era ini dilakukan dengan sistem otomatisasi dalam semua proses

aktivasi, dimana perkembangan teknologi internet semakin berkembang

tidak hanya menghubungkan manusia diseluruh dunia akan tetapi juga

menjadi suatu basis bagi proses transaksi perdagangan ekonomi. Revolusi

Industri merupakan perubahan cara hidup dan proses kerja manusia secara

fundamental, dimana dengan kemajuan teknologi informasi dapat

mengintregrasikan dalam dunia kehidupan dengan digital yang dapat

memberikan dampak bagi seluruh disiplin ilmu. Revolusi Industri 4.0 semua

proses dilakukan secara sistem otomatisasi didalam semua proses aktivitasi,

dimana perkembangan teknologi internet semakin berkembang tidak hanya

menghubungkan manusia seluruh dunia namun juga menjadi suatu basis bagi

proses transaksi perdagangan secara online.

Dengan perkembangan teknologi yang semakin berkembang banyak

sekali munculnya bisnis online seperti Shopee, Toko Pedia, Lazada, dll,

dimana menunjukan integrasi aktivitas manusia dengan teknologi informasi,

sehingga mengakibatkan pertumbuhan ekonomi semakin meningkat. Di Era


Revolusi Industri 4.0 perdagangan atau bisnis tidak pernah diprediksi bahwa

model ini yang dahulu banyak digunakan oleh masyarakat untuk

kepentingan memenuhi keinginan manusia, namun pada Era Revolusi

Industri 4.0 model bisnis online ini dampaknya masyarakat menjadi lebih

mudah mendapatkan layanan berbelanja secara online dan bahkan dengan

harga yang sangat terjangkau.10

Gambar 2.1

Gambar 1. Revolusi Industri 4.0 (Sumber: www.kompasiana.com)

Di Era Revolusi Industri 4.0 akan lebih cepat dalam perkembangan

produk dan menciptakan konsumen yang beragam dan berdampak terhadap

harga realatif lebih murah.

2. Prinsip Desain Industri 4.0

10
M. Bukit, Strategi dan Inovasi Pendidikan Kejuruandari Kompetensi ke Kompetisi, (Bandung:
Alfabeta, 2014), hal. 47.
Beberapa prinsip desain Industri 4.0 sebagai berikut:

1) Interkoneksi

Interkoneksi yaitu kemampuan mesin, perangkat sensor dan orang

untuk terhubung dan berkomunikasi satu sama lain melalui Internet of

Thing (IoT).

2) Transparansi Informasi

Transparansi informasi merupakan kemampuan sistem informasi

untuk menciptakan salinan virtual dunia fisik dengan memperkaya

model digital dengan data sensor termasuk data dan penyediaan

informasi.

3) Bantuan Teknis

Bantuan teknis yang meliputi kemampuan sistem bantuan untuk

mendukung manusia dengan menggabungkan dan mengevaluasi

informasi secara sadar untuk membuat keputusan yang tepat dan

memecahkan masalah mendesak dalam waktu singkat.

4) Keputusan Terdesentralisasi

Keputusan terdesentralisasi yang merupakan kemampuan sistem

fisik maya untuk membuat keputusan sendiri dan menjalankan tugas

seefektif mungkin.

Revolusi Industri 4.0 dikenal dengan revolusi digital karena terjadi

proliferasi komputer dan otomatisasi pencatatan disemua bidang, karena

otomatisasi dan konektivitas disebuah bidang akan membuat perubahan


secara signifikan di dunia industri dan persaingan kerja menjadi tidak linier.

Salah satu karakteristik dari Revolusi Industri 4.0 menerapkan

pengaplikasikan kecerdasan buatan atau artificiall intellegent.

3. Bidang Kewirausahaan untuk Kemandirian Ekonomi

Bidang ekonomi pada Revolusi Industri 4.0 saat ini sedang pada

perubahan besar pada kemajuan teknologi memungkinkan otomatisasi

hampir disemua bidang. Diantara tantangan yang sedang dihadapi pada saat

ini, teknologi yang menggabungkan dunia fisik, digital dengan cara yang

fundamental, sejauh mana transformasi ini akan berdampak positif.

Transformasi yang memberikan dampak positif, dimana peran dunia usaha

dan organisasi sosial dinilai sangat strategis dalam memperkuat kemandirian

ekonomi bangsa, sehingga pertumbuhan ekonomi mendorong pertumbuhan

lebih kuat untuk mencapai pertumbuhan ekonomi 5%. Meningkatnya

kemandirian ekonomi mendorong dapat memperkuat orientasi

kewirausahaan guna pertumbuhan lebih baik sehingga dapat mencapai

tingkat kesejahteraan masyarakat secara merata.11

Meningkatnya kemandirian ekonomi pada revolusi model bisnis di Era

Industri 4.0 terlihat pada model bisnis online ini yang dahulu digunakan

masyarakat untuk kepentingan memenuhi keinginan dan kebutuhan manusia,

di Era Industri Revolusi 4.0 bisnis online dapat memberikan dampak positif

11
Niko Sangani, dkk, Pengaruh Revolusi Industri 4.0 pada Kewirausahaan untuk Kemandirian
Ekonomi, Seminar Bisnis Manajemen (SAMBIS-2019), ISSN:2685-1474, hal 229-230.
dalam perekonomian Indonesia, karena dapat memberikan dampak sosial

dan ekonomi secara langsung maupun tidak langsung yang dihasilkan oleh

pada perekonomian Indonesia, Bisnis online memberikan dampak pada

bidang perekonomian masyarakat, mitra UMKM dan dari pihak konsumen.

4. Revolusi Industri 4.0 di Indonesia

Revolusi industri di Indonesia telah dimulai sejak zaman pemerintahan

Hindia-Belanda. Induk dari terjadinya revolusi Industri dimulai dari Inggris.

Perkembangan Industri abad 18 ini dimulai sejak adanya penemuan mesin

uap, flying shuttle (alat tenun) dan water frame. Terjadinya Revolusi Industri

sangat mempengaruhi perubahan-perubahan cepat dalam berbagai bidang

kehidupan masyarakat, tanpa terkecuali bidang ekonomi. Terobosan baru

yang sedang digadang dalam menyukseskan Revolusi Industri 4.0 yaitu

pengembangan teknologi kecerdasan buatan Artifical Intellegence. Maka

dari itu, siap tidak siap, Bangsa Indonesia tidak bisa lari dari adanya revolusi

ini.

Revolusi pada tataran ke tiga tidak lagi berwujud dalam bentuk fisik

seperti penemuan mesin-mesin yang kemudian berdampak pada kegiatan

perekonomian. Namun lebih pada tatanan kehidupan manusia dunia yang

men-global. Globalisasi menggandeng paham liberalisme. Arus globalisasi

dibarengi dengan kemajuan teknologi digital. Maka perubahan yang


ditimbulkan pun mempengaruhi pola pikir manusia. Seperti dua tahap

revolusi yang lain, revolusi ini juga tidak dapat dihindari oleh masyarakat

Indonesia, Globalisasi masih dapat dirasakan hingga sekarang. Wacana

Revolusi Industri 4.0 merupakan lanjutan tahap Globalisasi. Konsep industri

4.0 dicetuskan pertama kali pada 2011 oleh Jerman, yang kemudian menjadi

tema utama pada pertemuan World Economic Forum (WEF) 2016 di Davos,

Swiss. Revolusi Industri 4.0 harus dihadapi oleh bangsa Indonesia dengan

cerdas agar tidak tertinggal semakin jauh. Tentu saja untuk menghadapi

revolusi ini, pemerintah perlu untuk memperhatikan dan menimbang betul

kebijakan-kebijakan yang nantinya dapat diambil dan diterapkan.12

5. Islam Dalam Merespon Tantangan Revolusi Industri 4.0

Revolusi industri 4.0 sebenarnya merupakan keniscayaan yang harus

mesti dihadapi oleh umat Islam karakteristik revolusi industri 4.0 yang harus

dipahami adalah. Pertama, munculnya inovasi disruptif, umat Islam yang

berinovasi memunculkan kondisi baru yang kadang tidak banyak yang bisa

menduga, menganggu atau merusak kondisi yang sudah ada, dan pada

akhirnya menggantikan teknologi terdahulu yang sudah mapan. Kedua,

perkembangan yang sangat pesat kecerdasan buatan. Kecerdasan yang

ditambahkan pada suatu sistem yang bisa diatur dalam konteks ilmiah.

Kecerdasan diciptakan dan di masukkan dalam suatu mesin komputer agar


12
Alifi Nur Prasetia Nugroho, dkk, Adikuasa Perdagangan Tiongkok: Tiongkok Dalam Revolusi
Industri 4.0 Di Indonesia (Tinjauan Sejarah Sosial-Ekonomi Pedagang Tiongkok Di Indonesia),
ISTORIA, September 2019, Vol. 15, No. 2, hal 124-126.
dapat melakukan pekerjaan seperti yang dapat dilakukan manusia. Ketiga,

istilah big data yang semula hanya dapat disimpan dalam memori besar

seperti mainfream atau server. Saai ini dengan basis internet setiap orang

dengan menggunakan smartphone dapat memiliki big data dengan berbagai

keterbatasanya. Seberapa besar seseorang khususnya umat Islam dalam

memanfaatkan teknologi digital menunjukkaan seberapa besar seseorang

terlibat dalam revolusi industri 4.0.

Jika sebagai seorang muslim pada peranya masing-masing telah

memanfaatkan teknologi digital untuk melakukan keputusan-keputusan

strategis seperti berbisnis busana muslim online, berdakwah menggali

kekuatan dan menyatukan umat Islam, memunculkan dakwah sosmed dan

lainya, bebarti mereka yang paling dapat menangkap peluang dan bisa

menghadapi tantangan revolusi industri 4.0.13

B. Bisnis

1. Pengertian Bisnis

Bisnis adalah suatu usaha yang dilakukan untuk mendapatkan suatu

keuntungan. Dalam artian luas bisnis adalah setiap kegiatan suatu aktifitas

yang menggunaan sumber daya modal kecil, sedang maupun dalam jumlah

modal yang sangat besar dengan maksud untuk menghasilkan dan atau untuk

13
Saeful Anwar, Revolusi Industri 4.0 Islam Dalam Merespon Tantangan Teknologi
Digitalisasi,Jurnal Studi Keislaman. Vol.8, No.2, 2019, hal. 24-25.
memenuhi kebutuhannya dan dari kegiatan tersebut diharapkan akan

diperoleh keuntungan.14

Bisnis adalah usaha yang dijalankan yang tujuan utamanya untuk

memperoleh keuntungan, keuntungan yang dimaksud adalah keuntungan

finansial.15 Menurut Brown dan Petrello bisnis adalah suatu lembaga yang

menghasilkan barang dan jasa di masyarakat. Apabila kebutuhan masyarakat

meningkat maka lembaga bisnis pun akan meningkat perkembangannya

sambil memperoleh laba. Yang dimaksud laba ialah penerimaan bisnis lebih

besar dari biaya yang sudah diperhitungkan untuk menghasilkan barang dan

jasa.16

Menurut Hughes dan Kapoor bisnis adalah suatu kegiatan usaha

individu yang terorganisasi untuk menghasilkan dan menjual barang dan jasa

guna mendapatkan keuntungan dalam memenuhi kebutuhan masyarakat.

Menurut Buchari Alma (1998) bisnis adalah sejumlah total usaha yang

meliputi bidang pertanian, perhotelan, usaha jasa dan pemerintahan yang

bergerak dalam bidang membuat dan memasarkan barang dan jasa ke

konsumen.17

Bisnis adalah pertukaran barang, jasa atau uang yang saling

mengntungkan dan memberikan manfaat. Menurut arti dasarnya, bisnis

14
Dadjim Sinaga, Studi Kelayakan Bisnis dalam Ekonomi Global, (Jakarta: Mitra Wacana Media,
2009), hal.12
15
Kasmir, Studi Kelayakan Bisnis, (Jakarta: Kencana, 2013), hal.7
16
Buchari Alma, Pengantar Bisnis, (Bandung: Alfabeta, 2015), hal. 21
17
Sugiono, Metode Penelitian Bisnis, (Bandung: Alfabeta, 2014), hal. 37
memiliki makna sebagai “the buying and selling of goods and services”.

Bisnis juga dipahami dengan suatu kegiatan usaha individu (private) yang

terorganisasi atau melembaga untuk menghasilkan dan menjual barang atau

jasa guna mendapatkan keuntungan dalam memenuhi kebutuhan masyarakat.

Bisnis dilakukan dengan tujuan untuk mendapatkan keuntungan (profit),

mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan, pertumbuhan sosial dan

tanggung jawab sosial.

Dari sekian banyak tujuan yang ada dalam bisnis, profit memegang

peranan yang sangat berarti dan banyak dijadikan alasan tunggal dalam

memlai bisnis. Seseorang dalam melakukan bisnis dapat menghasilkan suatu

keuntungan jika ia mengambil risiko, dengan memasuki suatu pasar baru dan

siap menghadapi persaingan dengan bisnis-bisnisnya. Adapun kegagalan

dalam berbisnis sebagian besar adalah karena kesalahan atau kekurangan

manajemen atas manusia, teknologi, bahan baku, dan modal.

2. Tantangan – Tantangan yang Dihadapi Bisnis

a. Tantangan Produktivitas

Dalam bisnis harus meningkatkan produktivitasnya, karena mereka

akan menghadapi pasar luas yang makin dilakukan dengan cara:

1) Memperbaharui mesin-mesin dengan mesin modern, canggih, agar

hasil produksinya tidak ketinggalan zaman dan efesien dalam

melakukan produksi.
2) Kembangkan kegiatan Research dan Development. Sediakan dana

untuk itu agar bisa berkembang desain, mutu dan pasar baru dari

produk yang dihasilkan.

3) Di negara maju banyak dipergunakan robot untuk mempercepat dan

mempermudah pekerjaan.

4) Kembangkan manajemen personalia agar karyawan dapat

dimotivasi dalam meningkatkan produk dan moralnya lebih baik.

5) Libatkan karyawan dalam pengambilan keputusan.

b. Tantangan Kualitas

Konsumen merasa tidak senang membeli produk yang cepat rusak

dan seringkali dipukuli. Meningkatkan mutu membuat sesuatu menjadi

lebih baik dan tingkat efesien pun menjadi lebih baik pula. Perbaikan

kualitas ini tidak menyangkut produk saja, namun juga mencakup

seluruh bagian dan tingkatan dalam perusahaan.

c. Tantangan Pasar Global

Persaingan global makin lama makin menigkat. Oleh sebab itu,

produktivitas dan kualitas produk harus ditingkatkan agar dapat

menghadapi persaingan global tersebut.

3. Manfaat Bisnis

Sudah pasti bahwa pendirian suatu bisnis akan memberikan berbagai

manfaat atau keuntungan terutama bagi pemilik usaha. Di samping itu,

keuntungan dan manfaat lain dapat pula dipetik oleh berbagai pihak dengan
kehadiran suatu usaha. Berikut keuntungan adanya kegiatan bisnis baik bagi

perusahaan, pemerintah maupun masyarakat, antara lain:

a. Memperoleh Keuntungan

Apabila suatu usaha dikatakan layak untuk dijadikan akan

memberikan keuntungan, terutama keuntungan keuangan bagi pemilik

bisnis. Keuntungan ini biasanya diukur dari nilai uang yang akan

diperoleh dari hasil usaha yang akan dijalankan.

b. Membuka Peluang Pekerjaan

Dengan adanya usaha jelas akan membuka peluang pekerjaan bagi

masyarakat. Adanya peluang pekerjaan akan memberikan pendapatan

bagi masyarakat yang bekerja pada usaha tersebut.

c. Manfaat Ekonomi

Secara umum manfaat ekonomi antara lain:

1) Menambah jumlah barang dan jasa. Dengan tersedia jumlah barang

dan jasa yang lebih banyak, masyarakat punya lebih banyak pilihan,

sehingga pada akhirnya akan berdampak pada harga yang cendrung

naik turun dan kualitas barang sejenis akan semakin meningkat.

2) Meningkatkan mutu produk. Hal ini disebabkan karena adanya

barang atau usaha sejenis dapat memacu produsen untuk

meningkatkan kualitas produknya.

3) Meningkat devisa. Untuk barang yang tujuannya ekspor akan dapat

menambah devisa bagi negara.


4) Menghemat devisa. Apabila semua barang kita impor dan sekarang

bisa kita produksi di negara kita, maka jelas tindakan ini

menghemat devisa negara.

d. Tersedia sarana dan prasarana

Bisnis yang dijalankan akan memberikan manfaat bagi masyarakat

secara bisnis yang dijalankan.18 Keuntungan yang di peroleh konsumen

dari berbelanja online melalui internet, salah satunya karna kebutuhan

konsumen berkembang sangat cepat, dan perusahaan pasti berharap

dapat berkomunikasi dengan konsumen lewat internet, sehingga internet

menjadi strategi dan memberi kesempatan kepada perusahaan besar dan

kecil untuk menawarkan secara cepat dengan biaya murah, menanggapi

produk dan pelayanan dengan kualitas tinggi sesuai dengan kebutuhan

konsumen dan pebisnis online adakan melakukan kajian untuk

konsumennya dan yang menjadi kajiannya yaitu jaga kesederhanaan,

berikan nilai tambah, mudahkan cara pembelian, tunjukan sertifikasi

keamanaan, jaga privasi pelanggan, berikan harga terendah, usahkan

tepat waktu, dan memberikan jawaban secepatnya19

4. Bisnis Online dan Pandangannya Dalam Islam

Perdagangan dan perniagaan dan pemasaran dengan penggunaan

internet, meniadakan aktifitas tradisional tatap muka antara pembeli dan

18
Kasmir, Studi Kelayakan Bisnis, ... hal. 7
19
Oviliani yenty yuliana, Penggunaan Tekhnologi Internet dalam Bisnis, Jurnal akuntansi dan
keuangan, vol.2, No.1, Mei 2000 hal.42-43
penjual, untuk tawar menawar, memeriksa barang yang akan dibeli sampai

penggunaan uang kontan dalam tranksaksi. Penggunaan fasilitas internet

memungkinkan aktivitas bisnis dilakukan dimana dan kapan saja tanpa

harus mempertemukan pihak yang bertranksaksi secara fisik.20

Bisnis online adalah sesuatu aktifitas bisnis baik jasa maupun produk

yang ditawarkan melalui media internet. Prinsipnya sama seperti

menjalankan bisnis offline, ada produk, ada jasa, ada nilai tambah yang perlu

dijual agar bisa menghasilkan uang. Tapi bedanya, bisnisnya dijelaskan

secara online di internet. Pemasaran dilakukan melalui intenet dan

pembelinya di dapat melalui internet.

Tranksaksi melalui internet jauh lebih efesien dan mudah dibandingkan

dengan menggunakan media lainnya atau jika dilakukan secara tatap muka.

Hanya dengan menampilkan produknya dalam media internet, maka

informasinya akan tersebar luas yang berarti membuka peluang bagi penjual

untuk menaikkan omset penjualannya. Sementara penjual lain yang tidak

menggunakan fasilitas ini akan senantiasa kalah bersaing dalam memasarkan

produknya. Dari sisi pembeli juga dirasakan sangat efesien, karena dengan

harga menelusuri situs-situs yang menawarkan produk yang dibutuhkannya,

barang tersebut bisa diperolehnya.

Manfaat bisnis online dapat kita rasakan dari sisi mitra pebisnis, dimana

bisnis online dapat mengurangi pengangguran, sehingga dapat memperluas


20
Jusmaliani, dkk, Bisnis Berbasis Syariah,..., hal.199.
kesempatan kerja, selain itu dapat meningkatkan penghasilan sehingga dapat

meningkatkan kesejahteraan keluarga dan kualitas kehidupan keluarga

pebisnis dapat meningkat. Selain itu peran bisnis online dapat mendukung

UMKM, dimana dengan bisnis tersebut dapat mendukung UMKM go online,

sehingga dapat meningkatkan volume transaksi penjualan mitra UMKM,

bisnis online pun dapat membuka akses pasar untuk mendorong penggunaan

perkembangan teknologi, sehingga dapat meningkatkan usaha. Selain itu

bisnis online dapat memberikan manfaat bagi konsumen, dampaknya

masyarakat menjadi lebih mudah mendapatkan barang kebutuhan dan

bahkan dengan harga yang sangat terjangkau.

Menurut Wahbah az-Zuhaily, prinsip dasar dalam tranksaksi muamalah

dan persyaratannya adalah membolehkan selama tidak dilarang oleh syariah

atau bertentangan dengan dalil (nash) syariah. Penjualan secara online dapat

dilihat dari segi kemaslahatan dan kebutuhan manusia akan teknologi yang

dapat berubah sesuai dengan perkembangan zaman. Berdasarkan prinsip

kebolehan tersebut, maka Islam memberikan kesempatan yang luas untuk

mengembangkannya. Bukankah Allah SWT, tidak menyempitkan kehidupan

manusia (QS Al-Baqarah: 185 dan 286), sehingga yang perlu diwaspadai

dalam media online adalah dampak negatifnya.21

21
Jusmaliani dkk, Bisnis Berbasis Syariah, ... , hal. 202.
Menurut teori, jual beli secara online termasuk dalam jenis jual beli

salam (pesanan).Batasan-batasan syariah menurut akad salam yakni sebagai

berikut:

a. Kuantitas dan kualitas barang sudah jelas ketika menjual produk online

Penjual menyebutkan sifat barang yang dapat dijangkau pembeli,

yakni barang tersebutdapat ditakar, ditimbang, maupun diukur. Terkait

kualitas, misalnya barang tersebut berupa baju maka perlu disebutkan

jenis kainnya.

b. Spesifikasi barang yang dipesan harus diketahui secara sempurna oleh

para pihak.

c. Penjual memaparkan spesifikasi barang sejelas-jelasnya.

Tidak menutup-nutupi cacat yang tersembunyi. Begitu juga pembeli

sebaiknya menanyakan lebih detail terkait produk yang dibeli secara

online. Berdasarkan etika jual beli, para pihak diharuskan berinteraksi

jujur. Jujur dalam hal ini menggambarkan barang dagangan tanpa ada

unsur kebohongan ketika menjelaskan macam, jenis (misalnya jenis dari

kain apa), sumber didapat dari mana, dan harga (bagaimana penjual

menentukan harga).

d. Barang yang dijual, waktu, dan tempat penyerahan dinyatakan dengan

jelas.

e. Barang yang dijual jelas tidak termasuk barang haram yang tidak

dibolehkan dalam Islam. Pada saat akad, para pihak dapat memastikan
waktu yang jelas, sehingga objek ataubarang dapat diserahkan kemudian

berdasarkan penentuan tanggal yang telah ditetapkan.

f. Pembayaran barang dapat dilakukan pada waktu dan tempat yang

disepakati.Misalnya melalui sistem COD (Cash On Delivery) atau

pengiriman langsung, waktudan tempat pembayaran dapat ditentukan

pada saat akad. Setelah mengetahui barangbenar-benar sesuai apa yang

diinginkan dan tidak ada cacat tersembunyi, makapembayaran dapat

langsung dilakukan.

Adapun standar syariah yang telah disebutkan, terdapat norma hukum

yang tercantumpada asas-asas perjanjian dalam hukum Islam. Asas

perjanjian dalam hukum Islam menurut Prof.Syamsul Anwar yakni:

a. Asas Ibahah (Mabda’ al-ibahah)

Pada asasnya segala sesuatu itu boleh dilakukan sampai ada dalil

yang melarangnya

b. Asas Kebebasan Berakad (Mabda’ Hurriyyah at Ta’aqud)

Penjual dalam jual beli online khususnya dapat menuangkan klausul

apapun dalamakad asalkan tidak melanggar batasan syariat, yakni

makan harta dengan jalan batil atautidak bertentangan dengan ketertiban

umum dan kesusilaan.

c. Asas Konsensualisme (Mabda’ ar-Radha’iyyah)


Para pihak menyatakan sepakat untuk saling menukar barang

dengan uang.Kesepakatan tersebut selanjutnya diaplikasikan melalui

tahap ijab dan qabul.

d. Asas Janji itu Mengikat

Dalam jual beli online terdapat slogan yang berbunyi, “Keep No

Canceled”. Jadi, ketikapembeli sudah memesan barang artinya barang

tersebut sudah diikat dan secara tidaklangsung sudah ada janji dengan

penjual bahwa ia akan membeli barang tersebut. Dalamkaidah usul fiqih

disebutkan bahwa, “perintah itu pada asasnya menunjukkan wajib”

e. Asas Keseimbangan (Mabda’ at’Tawazun fi al-Mu’awadhah)

Asas keseimbangan dalam jual beli online tercermin pada risiko

yang dipikul olehmasing-masing pihak, yakni penjual dan pembeli.

Ketika pembeli merasa dirugikan karenabarang tidak sesuai dengan

spesifikasi yang dipaparkan oleh penjual, maka barang dapat ditukar

dengan dasar kerelaan penjual.

f. Asas Kemaslahatan (Tidak memberatkan)

Bahwa perjanjian yang dibuat tidak merugikan salah satu pihak.

g. Asas Amanah

Dalam hukum perjanjian islam dituntut adanya sikap amanah dari

pihak penjual onlineuntuk memberikan informasi sejujurnya kepada

pihak pembeli yang tidak banyakmengetahuinya. Hal ini diperlukan

untuk menghindari gharar atau kemungkinan risiko yang akan terjadi.


h. Asas Keadilan

Dalam hukum Islam kontemporer dapat diterima suatu asas bahwa

demi keadilan, syarat yang tercantum dalam kontrak aku dapat diubah

oleh pengadilan apabila memang ada alasan untuk itu.22

Bagi Islam, kemajuan teknologi tidak boleh dijadikan celah oleh

seseorang untuk mengeksploitasi yang lain. Dan harus aman karena prinsip

syariahnya terpenuhi. Untuk menilai apakah aktivitas bisnis online sudah

sesuai dengan syariah, konsep usaha yang islami dapat dipergunakan sebagai

acuan, yaitu konsep halal.23

C. Pendapatan

1. Pengertian Pendapatan

Pendapatan adalah sesuatu yang sangat penting dalam setiap diri

individu atau organisasi (perusahaan). Yang dimaksud dengan pendapatan

adalah pendapatan dalam bentuk uang.24 Menurut kamus marketing,

pendapatan merupakan alur pembayaran yang selalu bertambah untuk

individu atau organisasi selama periode waktu tertentu dan biasanya

dilawankan dengan pengeluaran untuk periode yang sama untuk kepentingan

penyusunan anggaran.25

22
Efrita Norman Dan Idha Aisyah, Bisnis Online Di Era Revolusi Industri 4.0 (Tinjauan Fiqih
Muamalah), Jurnal Ekonomi, Keuangan, dan Bisnis Syariah, Vol. 1, No.1, 2019, hal. 38-40.
23
Jusmaliani dkk, Bisnis Berbasis Syariah, ... , hal. 203.
24
Sunarto, Prinsip-Prinsip Pemasaran, (Yogyakarta: Amus, 2003), hal.485
25
Syahrudin, Dasar-Dasar Ekonomi Mikro, (Jakarta: FEUI, 1990), hal. 23
Pendapatan adalah kenaikan kotor dalam aset atau peniruan dalam

liabilitas atau gabungan dari kedua selama periode yang berakibat dari

investasi yang halal, perdagangan, memberikan jasa atau aktivitas lain yang

bertujuan meraih keuntungan.26

Pendapatan merupakan semua uang yang masuk dalam sebuah rumah

tangga atau dalam unit terkecil lainnya dalam suatu masa tertentu. Ini

disebut dengan arus mengalirnya (flow) uang.27

Secara umum pendapatan dapat digolongkan menjadi tiga, yaitu:

a. Gaji dan upah yaitu suatu imbalan yang diperoleh seseorang setelah

melakukan suatu pekerjaan untuk orang lain, perusahaan swasta ataupun

pemerintah.

b. Pendapatan dari hak milik yaitu modal, tanah, dan sebagainya.

c. Pendapatan dari sumber lain. Dalam hal ini pendapatan yang diperoleh

tanpa mencurahkan tenaga kerja antara lain penerimaan dari pemerintah,

bunga bank, serta sumbangan dalam bentuk lain.28

2. Sumber-Sumber Pendapatan

Seorang individu dapat memperoleh pendapatan dengan jalan bekerja

maupun dengan harta benda yang dimilikinya, misalnya tanah, mesin, rumah

26
Gergory Mankiw, Pengantar Ekonomi, (Jakarta: Erlangga, 2003), hal.3
27
Serraden M, Aset untuk Orang Miskin, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2006), hal. 23
28
Karl E. Case, dkk, Prinsip-Prinsip Ekonomi, (Jakarta: Erlangga, 2006), hal.423.
atau lazim disebut dengan modal, sehingga dapat dikatakan bahwa untuk

memperoleh pendapatan indentik dengan menjual barang atau jasa.

Adapun sumber-sumber pendapatan bila dapat diketahui berasal dari

berbagai sumber. Hal ini seperti yang dijelaskan Undang-Undang Pajak

Pendapatan Pasal 22 tentang Pengertian Pendapatan. Pendapatan adalah

sejumlah uang atau nilai uang yang selama setahun diperoleh sebagai hasil

dari uang dan tenaga, barang tak bergerak, harta bergerak, dan hak atas

bayaran berkala.

3. Faktot- faktor yang Mempengaruhi Pendapatan

Faktor- faktor yang mempengaruhi besar pendapatan yang diperoleh

adalah:

1) Jumlah faktor produksi yang dimiliki dan di sumbangkan dalam

proses produksi, semangkin banyak produksi yang digunakan

maka semangkin besar pula pendapatan yang akan diterima.

2) Harga pokok produksi, hal ini turut pula menentukan besar

kecilnya pendapatan yang diterima pemilik faktor produksi,

semangkin tinggi harga faktor produksi maka akan semangkin

tinggi pula pendapatan yang diterima faktor produksi.

3) Efisiensi kerja, juga turut mempengaruhi pendapatan, karena

efisiensi kerja merupakan jumlah perkerjaan yang berhasil di

selenggarakan oleh seseorang pekerja. Umumnya dapat dikatakan


semangkin tinggi efisiensi kerja akan semangkin tinggi pula

tingkat pendapatannya.

4) Banyak sedikitnya modal yang dikeluarkan, besar kecilnya usaha

yang dilakukan seseorang sangat di pengaruhi oleh besar kecilnya

modal yang dipergunakan. Suatu usaha yang besar akan dapat

memberikan peluang yang besar pula terhadap pendapatan yang

diperolehnya.29

4. Pendapatan Dalam Islam

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia pendapatan adalah hasil kerja

(usaha dan sebagainya).30 Sedangkan pendapatan dalam kamus manajemen

adalah uang yang diterima oleh perorangan, perusahaan dan organisasi lain

dalam bentuk upah, gaji, sewa,bunga,komisi, ongkosdan laba.31

Pendapatan atau upah dapat didefinisikan sebagai jumlah uang yang

dibayar oleh orang yang memberi pekerjaan kepada pekerja atas jasanya

sesuai perjanjian.32 Islam menawarkan suatu penyelesaian yang sangat baik

atas masalah upah dan menyelamatkan kepentingan dua belah pihak, kelas

pekerja dan majikan tanpa melanggar hak-hak yang sah dari majikan. Prinsip

ini terdapat dalam surah al-Baqarah ayat 279:

29
Ratna Sukmayani, Ilmu Pengetahuan Sosial, ( Jakarta: PT Galaxy Puspa
Mega, 2008 ). Hal 117
30
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai
Pustaka, 1989), hal. 185.
31
BN.Marbun, Kamus Manajemen,(Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 2003), hal.230.
32
M. Umar Chapra, Islam dan Tantangan Ekonomi Islamisasi Ekonomi Kontemporer, (Surabaya:
Risalah Gusti, 1999), hal.161.
          
       
Maka jika kamu tidak mengerjakan (meninggalkan sisa riba), Maka
ketahuilah, bahwa Allah dan Rasul-Nya akan memerangimu. dan jika kamu
bertaubat (dari pengambilan riba), Maka bagimu pokok hartamu; kamu
tidak Menganiaya dan tidak (pula) dianiaya. (Q.S. Al-Baqarah: 279)

Dari ayat di atas dapat disimpulkan bahwa perlindungan atas

kepentingan dua belah pihak yaitu kelas pekerja dan majikan harus dijaga

(diselamatkan) tanpa melanggar hak-hak yang sah dari majikan termasuk

dengan adanya riba.

Penukaran kebutuhan pokok harus dilakukan lewat upaya-upaya

individu itu sendiri. Penukaran kewajiban personal bagi setiap muslim

(fardhu’ain) untuk memperoleh penghidupannya sendiri dan keluarganya.

Tanpa terpenuhinya kebutuhan ini, seorang muslim tidak dapat

mempertahankan kondisi kesehatan badan dan mentalnya. Serta efesiensinya

yang diperlukan untuk melaksanakan kewajiban budidayanya. Ibnu Sina

berpendapat bahwa adanya hak milik pribadi pada umumnya berasal dari

dua sumber:33

a. Harta Warisan, yaitu harta yang diterima dari keluarga yang meninggal

dan ada juga harta warisan yang diperoleh dari warisan nenek moyang.

Mereka dapat memuaskan diri dengan rezeki (harta warisan) tanpa harus

bekera keras.

33
Abdullah Zaky Al Kaaf, Ekonomi dalam Perspektif Islam, (Bandung: CV Pustaka Setia, 2002),
hal.175
b. Harta Usaha, yaitu harta yang diperoleh dari bekerja. Lain halnya

dengan harta warisan, untuk memperoleh harta seseorang harus bekerja

keras untuk memperolehnya agar dapat bertahan hidup. Terdapat

perbedaan antara pekerjaan intelektual dengan pekerja besar, pekerja

terampil dan pekerjaan tidak terampil. Perbedaan pendapatan (upah)

juga bisa ditimbulkan karena perbedaan keuntungan yang diperoleh dari

hasil usaha yang dilakukannya baik berupa uang maupun non uang.

Beberapa pekerja lebih menyenangkan dari pada pekerja lainnya. Hal ini

terdapat dalam al-Qur’an surah An-Nisa’ ayat 32:

         


      
          
   

“dan janganlah kamu iri hati terhadap apa yang dikaruniakan Allah
kepada sebahagian kamu lebih banyak dari sebahagian yang lain.
(karena) bagi orang laki-laki ada bahagian dari pada apa yang mereka
usahakan, dan bagi Para wanita (pun) ada bahagian dari apa yang
mereka usahakan, dan mohonlah kepada Allah sebagian dari karunia-
Nya. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui segala sesuatu.” (Q.S. An-
Nisa’: 32)

Ada empat sumber pendapatan dalam Islam yang berasal dari faktor-

faktor produksi, yaitu sewa, upah, keuntungan, dan profit.

a. Sewa

Secara etimologi al-ijarah berasal dari kata al-ajru yang berarti

al’Iwadh/ penggantian, dari sebab itulah ats-Tsawabu dalam konteks


pahala dinamai juga al-ajru/upah. Adapun secara terminologi, para

ulama fiqh berbeda pendapatnya, antara lain:

1) Menurut Sayyid Sabiq, ijarah adalah suatu jenis akad atau transaksi

untuk mengambil manfaat dengan jalan member penggantian.

2) Menurut Ulama Syafi‟iyah, ijarah adalah suatu jenis akad atau

transaksi terhadap suatu manfaat yang dituju, tertentu, bersifat

mubah dan boleh dimanfaatkan, dengan cara memberi imbalan

tertentu.

3) Menurut Amir Syarifuddin ijarah secara sederhana dapat diartikan

dengan akad atau transaksi manfaat atau jasa dengan imbalan

tertentu. Bila yang menjadi objek transaksi adalah manfaat atau

jasa dari suatu benda disebut Ijarah al’Ain, seperti sewa menyewa

rumah untuk ditempati. Bila yang menjadi objek transaksi manfaat

atau jasa dari tenaga seseorang disebut Ijarah ad-Dzimah.34

4) Menurut Syaikh Syihab Al-Din dan Syaikh Umairah bahwa yang

dimaksud dengan ijarah ialah akad atas manfaat yang diketahui

dan sengaja untuk memberi dan membolehkan dengan imbalan

yang diketahui ketika itu.

5) Menurut Hasbi Ash-Shiddiqie bahwa ijarah ialah akad yang

objeknya ialah penukaran manfaat untuk masa tertentu, yaitu

34
Abdul Rahman, Ghufron Ihsan, dkk, Fiqh Muamalah, (Jakarta: Kencana
Prenada Media Group, 2010), h.277.
pemilikan manfaat dengan imbalan, sama dengan menjual

manfaat.35 Dilihat dalam definisi yang diberikan tadi, hal-hal

penting dalam ijarah adalah:

a) Ijarah adalah sebuah kontrak (akad).

b) Hak pemanfaatan atas sesuatu dialihkan.

c) Untuk aset tertentu.

d) Untuk periode waktu tertentu.

e) Dengan imbalan berupa uang sewa yang telah disetujui.

Praktek sewa-menyewa terkadang sering diartikan bahwa yang

bisa dijadikan objek sewa-menyewa adalah barang/benda, padahal

selain itu juga ada objek sewa-menyewa yang dibolehkan dalam

syara‟ untuk dijadikan objek sewa-menyewa. Berikut adalah macam-

macam sewa-menyewa:

a. Ijarah ‘ala al-manafi.

Ijarah yang objek akadnya adalah manfaat, seperti

menyewakan rumah untuk ditempati, mobil untuk dikendarai,

baju untuk dipakai dan lain-lain. Dalam ijarah ini tidak

dibolehkan menjadikan objeknya sebagai tempat yang

dimanfaatkan untuk kepentingan yang dilarang oleh syara. Para

ulama berbeda pendapat mengenai kapan akad ijarah ini


35
Hendi Suhendi, Fiqh Muamalah, (Jakarta:Grafindo Persada, 2010), h. 94-95.
dinyatakan ada. Menurut ulama Hanafiyah dan Malikiyah,

akad ijarah dapat ditetapkan sesuai dengan perkembangan

manfaat yang dipakai. Konsekuensi dari pendapat ini adalah

bahwa sewa tidak dapat dimiliki oleh pemilik barang ketika

akad itu berlangsung, melainkan harus dilihat dahulu

perkembangan penggunaan manfaat tersebut.

Sementara itu ulama Syafi‟iyah dan Hanabilah

berpendapat bahwa ijarah ini sudah tetap dengan sendirinya

sejak akad ijarah terjadi. Karena itu, menurut mereka sewa

sudah dianggap menjadi milik barang sejak akad ijarah terjadi.

Karena akad ijarah memiliki sasaran manfaat dari benda yang

disewakan, maka pada dasarnya penyewa berhak untuk

memanfaatkan barang itu sesuai dengan keperluannya, bahkan

dapat meminjamkan atau menyewakan kepada pihak lain

sepanjang tidak mengganggu dan merusak barang yang

disewakan. Namun demikian ada akad ijarah ala al-manafi

yang perlu mendapatkan perincian lebih lanjut yaitu:

b. Ijarah al-ardh (akad sewa tanah)

untuk ditanami atau didirikan bangunan. Akad sewa

tersebut baru sah jika dijelaskan peruntukannya. Apabila

akadnya untuk ditanami, harus diterangkan jenis tanamannya,


kecuali jika pemilik tanah (mu’jir) memberi izin untuk

ditanami tanaman apa saja.

Akad sewa pada binatang harus jelas peruntukannya,

untuk angkutan atau kendaraan dan juga masa penggunaannya.

Karena binatang dapat dimanfaatkan untuk aneka kegiatan, jadi

untuk menghindari sengketa kemudian hari, harus diseratai

rincian pada saat akad.

c. Ijarah ‘ala al-amaal ijarah

Ijarah yang objek akadnya jasa atau pekerjaan, seperti

membangun gedung atau menjahit pakaian. Akad ijarah ini

terkait erat dengan masalah upah mengupah. Karena itu,

pembahasannya lebih dititik beratkan kepada pekerjaan atau

buruh (ajir). Ajir dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu

ajir khass dan ajir musytarak. Pengertian ajir khass adalah

pekerjaan atau buruh yang melakukan suatu pekerjaan secara

individual dlam waktu yang telah ditetapkan, seperti pembantu

rumah tangga dan sopir.36 Menurut Wahbah az-Zuhaili,

pekerjaan menyusukan anak kepada orang lain dapat

digolongkan dalam akad ijarah khass ini. Jumhur

(kesepakatan) ulama mengatakan seorang suami tidak boleh

menyewa istrinya untuk menyusukan anaknya karena pekerjaan


36
Qomarul Huda, Fiqh Mu’amalah, (Yogyakarta: Teras, 2011), h. 85.
tersebut merupakan kewajiban istri. Bahkan Imam Malik

menambahkan, suami dapat memaksa istrinya untuk

menyusukan anaknya (jika dia menolak).

b. Upah

Menurut struktur atas legislasi Islam, pendapatan yang berhak

diterima, dapat ditentukan melalui dua metode. Metode pertama adalah

ujrah (kompensasi, imbal jasa, upah), sedangkan yang kedua adalah bagi

hasil. Seorang pekerja berhak meminta sejumlah uang sebagai bentuk

kompensasi atas kerja yang dilakukan. Demikian pula berhak meminta

bagian profit atau hasil dengan rasio bagi hasil tertentu sebagai bentuk

kompensasi atas kerja. Sebagaimana dijelaskan dalam Sunnah.

Artinya: “Dari Ibnu Umar, bahwa Nabi Muhammad saw.


bersabda, “Berikanlah upah pekerja sebelum keringatnya
kering”. (HR. Ibnu Majah)

Islam menawarkan suatu penyelesaian yang saat baik atas

masalah pendapatan dan menyelamatkan kepentingan kedua belah

pihak, kelas pekerja dan para tanpa melanggar hak-hak yang sah dari

majikan. Dalam perjanjian (tentang pendapatan) kedua belah pihak

diperingatkan untuk bersikap jujur dan adil dalam semua urusan

mereka, sehingga tidak terjadi tindakan aniaya terhadap orang lain

juga tidak merugikan kepentingannya sendiri.


Penganiayaaan terhadap para pekerja berarti bahwa mereka

tidak dibayar secara adil dan bagian yang sah dari hasil kerja sama

sebagai jatah dari pendapatan mereka tidak mereka peroleh, sedangkan

yang dimaksud dengan penganiayaan terhadap majikan yaitu mereka

dipaksa oleh kekuatan industri untuk membayar pendapatan para

pekerja melebihi dari kemampuan mereka.

Oleh karena itu al-Quran memerintahkan kepada majikan

untuk membayar pendapatan para pekerja dengan bagian yang

seharusnya mereka terima sesuai kerja mereka, dan pada saat yang

sama dia telah menyelamatkan kepentingannya sendiri. Demikian pula

para pekerja akan dianggap penindas jika dengan memaksa majikan

untuk membayar melebihi kemampuannya. Prinsip keadilan yang

sama tercantum dalam surat al-Jaatsiyah ayat 22




Artinya: dan Allah menciptakan langit dan bumi dengan tujuan


yang benar dan agar dibalasi tiap-tiap diri terhadap apa yang
dikerjakannya, dan mereka tidak akan dirugikan. (al-Jaatsiyah
ayat 22.)
Prinsip dasar ini mengatur kegiatan manusia karena mereka

akan diberi balasan di dunia dan di akhirat. Setiap manusia akan

mendapat imbalan dari apa yang telah dikerjakannya dan masing-

masing tidak dirugikan. Ayat ini menjamin tentang upah yang layak

kepada setiap pekerja sesuai dengan apa yang telah disumbangkan


dalam proses produksi, jika ada pengurangan dalam upah mereka

tanpa diikuti oleh berkurangnya sumbangsih mereka, hal itu dianggap

ketidakadilan dan penganiayaan. Ayat ini memperjelas bahwa upah

setiap orang itu harus ditentukan berdasarkan kerjanya dan

sumbangsihnya dalam kerja samaproduksi dan untuk itu harus dibayar

tidak kurang, juga tidak lebih dari apa yang telah dikerjakannya.

Meskipun dalam ayat ini terdapat keterangan tentang balasan

tehadap manusia di akhirat kelak, terhadap pekerjaan mereka di dunia,

akan tetapi prinsip keadilan yang disebutkan di sini dapat pula

diterapkan kepada manusia dalam memperoleh imbalannya di dunia

ini. Oleh karena itu, setiap orang harus di beri pendapatan penuh

sesuai hasil kerjanya dan tidak seorangpun yang harus diperlakukan

secara tidak adil.Pekerja harus memperoleh upahnya sesuai

sumbangsihnya terhadap produksi. Dengan demikian setiap orang

memperoleh bagiannya dari deviden Negara dan tidak seorangpun

yang dirugikan.

Sisi doktrinal (normative) dari teori Islam yang mengikat dan

menjelaskan jenis-jenis perolehan pendapatan yang muncul dari

kepemilikan sarana-sarana produksi, juga untuk menjustifikasi izin

serta larangan bagi kedua metode penetapannya. Norma menyatakan

seluruh aturan hukum pada saat penemuannya atau saat berlakunya

adalah perolehan pendapatan (al-Kasb) didasarkan pada kerja yang


dicurahkan dalam aktivitas produksi. Kerja yang tercurah merupakan

satu satunya justifikasi dasar bagi pemberian kompensasi kepada si

pekerja dari orang yang memintanya melakukan pekerjaan itu. Orang

yang tidak mencurahkan kerja tidak beroleh justifikasi untuk

menerima pendapatan. Norma ini memiliki pengertian positif dan

negatifnya.

Pada sisi positif, norma ini menggariskan bahwa perolehan

pendapatan atas dasar kerja adalah sah. Sementara pada sisi negatif,

norma ini menegaskan ketidakabsahan pendapatan yang diperoleh

tidak atas dasar kerja. Sisi positif norma ini tercermin dalam aturan

aturan tentang pendapatan atau sewa. Aturan-aturan tersebut

mengizinkan pekerja yang jasa kerjanya tercurah pada aktivitas

produksi tertentu untuk menerima upah sebagai kompensasi atas kerja

yang dicurahkan dalam aktivitas produksi itu.

Sisi negatif norma ini menafikan setiap pendapatan yang tidak

didasarkan pada kerja yang tercurah dalam aktivitas produksi. Teks

yang termaktub dalam kitab An-nihayah menyatakan bahwa jika

melakukan kerja, maka berhak memperoleh surplus.Surplus yang

diterima itu adalah kompensasi atas kerja.Atas dasar keterkaitan

perolehan pendapatan dengan kerja.

c. Keuntungan
Profit dalam bahasa Arab disebut dengan ar-ribh yang berarti

pertumbuhan dalam perdagangan. Di dalam Almu'jamal-Iqtisadal-Islamiy

disebutkan bahwa Profit merupakan pertambahan penghasilan dalam

perdagangan. Profit kadang dikaitkan dengan barang dagangan itu

sendiri.37 Kata ini disebut hanya satu kali dalam Al-Quran, yaitu ketika

Allah mengecam tindakan orang-orang munafik: "Mereka itulah orang

yang membeli kesesatan dengan petunjuk, maka tidak lah beruntung

perniagaan mereka dan tidaklah mereka mendapat petunjuk." (QS. al-

Baqarah 2 : 16). Selain ribh, istilah lain yang terkait dengan keuntungan

yaitu al-nama', al- ghallah, dan al-faidah. Di dalam Tafsir Tematik

Konsep Keuntungan dan implementasinya terhadap penetapan harga

dijelaskan bahwa:

1) Nama' yaitu laba dagang (ar-ribh at-tijari) adalah

pertambahan pada harta yang telah dikhususkan untuk

perdagangan sebagai hasil dari proses barter dan perjalanan

bisnis. Laba ini dalam kosep akuntansi disebut laba dagang

(ribh tijari).

2) Al-ghalla (laba insidental) yaitu pertambahan yang terdapat

pada barang dagangan sebelum penjualan, seperti wol atau

susu dari hewan yang akan dijual. Pertambahan seperti ini

tidak bersumber pada proses dagang dan tidak pula pada


37
Ahmad asy-Syurbashi, Almu'jam al Iqtisad al-Islamiy (T.tp.: Dar al-Jail, 1981), h. 188.
usaha manusia. Pertambahan seperti ini dalam konsep

akuntansi disebut laba yang timbul dengan sendirinya/laba

insidental atau laba minor atau pendapatan marginal atau laba

sekunder.

3) Al-faidah (laba yang berasal dari modal pokok) adalah

pertambahan pada barang milik (asal modal pokok) yang

ditandai dengan perbedaan antara harga waktu pembelian dan

harga penjualan, yaitu sesuatu yang baru dan berkembang dari

barang-barang milik, seperti susu yang telah diolah yang

berasal dari hewan ternak. Dalam konsep akuntansi disebut

laba utama (primer) atau laba dari pengoperasian modal

pokok.38

Menurut Rawwas Qal'ahjiy, profit adalah tambahan dana yang

diperoleh sebagai kelebihan dari beban biaya produksi atau modal.

Secara khusus laba dalam perdagangan (jual beli) adalah tambahan

yang merupakan perbedaan antara harga pembelian barang dengan

harga jualnya. Adapun ketentuan tentang ukuran besarnya profit atau

laba tidak ditemukan dalam Al-Qur'an maupun hadis. Para pedagang

boleh menentukan profit pada ukuran berapapun yang mereka

inginkan, misalnya 25 persen, 50 persen, 100 persen, atau lebih dari

38
Mohammad Ridho, Tafsir Tematik Konsep Keuntungan dan Implementasinya
terhadap Penetapan Harga di dalam www.academia.edu.
modal. Dengan demikian, pedagang boleh mencari laba dengan

presentase tertentu selama aktivitasnya tidak disertai dengan kegiatan

yang melanggar norma Islam.39

Dalam Perspektif ulama fiqh, terdapat perbedaan tentang

ketentuan profit yang dibolehkan. Sebagian ulama Mazhab Maliki

mengatakan bahwa maksimal profit dalam perdagangan yaitu

sepertiga, dengan dalil sabda Rasulullah bahwa batas batas maksimal

harta yang dapat diwasiatkan yaitu sepertiga. Namun pendapat ini

tidak dapat lagi diterima, karena: Pertama, sabda Rasulullah yang

menyebut batas maksimal sepertiga tersebut tidak dapatmenjadi taqyid

(pembatasan) terhadap QS. An-nisa: 29, sebab topiknya terkait dengan

wasiat, sementara ayat di atas tentang perdagangan. Kedua, penetapan

batas maksimal laba sepertiga bertentangan dengan nash syariah yang

membolehkan laba lebih dari sepertiga. Al-Ghazali menganjurkan

perilaku ihsan dalam berbisnis sebagai sumber keberkahan, yakni

mengambil keuntungan rasional yang lazim berlaku pada bisnis

tersebut di tempat itu. Beliau juga menegaskan bahwa siapa pun yang

qana’ah (puas) dengan kadar keuntungan yang sedikit, maka niscaya

akan meningkatkan volume penjualannya. Selain itu, dengan

meningkatnya volume penjualannya dengan frekuensi yang berulang-

39
TaqiyuddinAn-nabhani, An-nizhamal-iqtishodi fial-Islam, (Beirut: Darul
Ummah, 1990), h. 191
ulang (sering) maka justru akan mendapatkan margin keuntungan yang

banyak, dan akan menimbulkan berkah.40

5. Jenis- Jenis Pendapatan

Pendapatan dibagi menjadi 3 yaitu:

a. Pendapatan berupa uang

Adalah segala pengahsilan yang berupa uang yang biasanya di

terima sebgai balas jasa. Sumber-sumber utamnya yaitu gaji, upah dan

lain-lain, pendapatan dari usaha sendiri, hasil investasi seperti modal,

tanah dan jaminan sosial.

b. Pendapatan berupa barang

Adalah segala penghasilan yang akan berbentuk balas jasa

dan di terima dalam bentuk barang. Misalnya bagian pembayaran

upah dan gaji di berikan dalam bentuk beras,pengobatan dan

perumahan.

c. Lain-lain penerimaan uang dan barang

Adalah segala penerimaan yang biasnya menambah

perubahan dalam keungan rumah tangga, misalnya penjualan

barang yang di pakai atau bisa juga dalam bentuk pinjaman uang.

D. Tantangan yang Dihadapi Pebisnis di Era Revolusi Industri 4.0

40
Isnaini Harahap, dkk, Hadis-Hadis Ekonomi, (Jakarta: Kencana, 2015), h. 96
Perkembangan teknologi informasi dengan pesat saat ini terjadi otomotisasi

yang terjadi diseluruh bidang, teknologi dan pendekatan baru yang

menggabungkan secara nyata, digital dan secara fundamental. Beberapa

tantangan yang dihadapi pada Era Industri 4.0 yaitu masalah keamanan teknologi

informasi, keandalan stabilitas mesin produksi, kurangnya keterampilan yang

memadai, tidak mampuan untuk berubah oleh pemangku kepentingan, dan

hilangnya banyak pekerjaan karena berubah menjadi otomatisasi. Dengan

hilangnya banyak pekerjaan karena berubah menjadi otomotisasi, sehingga

pengangguran menjadi ancaman yang akan terjadi, dimana tingkat pengangguran

pada bulan Februari 2018 sebesar 5,33% atau 7,01 jiwa dari total 131,55 juta

orang angkatan kerja (Sumber : BPPS 2018).

Revolusi model bisnis di Era Industri 4.0 pertama, memberikan solusi

terhadap permasalahan yang dihadapi masyakat, Kedua, pada era ini tidak pernah

merasa puas dengan hasil yang dicapainya sehingga berupaya secara terus

menerus melakukan inovasi. Ketiga model monopolistik kapitalisme baru, model

pemasaran 3.0, jika marketing pada era 1.0 fokus pada produk sedangkan di era

2.0 marketing fokus kepada konsumen,maka pada marketing 3.0 lebih dari itu

dimana perusahaan melihat konsumen tidak hanya sebatas pengguna produk

tetapi melihat konsumen dari multi dimensinya sebagai manusia sehingga

konsumen akan memilih produk yang memuaskan keinginannya untuk

berpartisipasi, berkreasi, komunitas dan idealisme.


E. Kajian terdahulu

Dalam penelitian Walia Nabila Sa’ad dengan judul Pengaruh E-Commerce

Terhadap Peningkatan Pendapatan Sentra Industri Keripik Pisang

Bandarlampung Ditinjau Dari Etika Bisnis Islam (2017), berdasarkan hasil

penelitian Pengaruh Electronic Commerce(E-Commerce)Terhadap Peningkatan

Pendapatan Sentra Industri Keripik Pisang Bandarlampung Ditinjau dari Etika

Bisnis Islam adalah sebagai berikut: berdasarkan uji t menunjukkan bahwa

kurang lebih 95% variabel (E-Commerce) mempengaruhi peningkatan

pendapatan, sebabE-Commercememberikan dampak positif bagi kemajuan usaha

kripik di sentra industry kripik PU di kota Bandarlampung. Dalampadangan

Etika Bisnis Islam, bahwa penggunaan E-Commerce pada sentraindustri kripik

PU ini sudah sesuai dengan prinsip-prinsipetika bisnis Islam. Dalam pandangan

Islam jugamencari harta dengan cara yang benar sangat di anjurkan dan juga

Allahmemerintahkan setiap hambanya untuk berusaha memperbaiki

kehidupannyasehingga terhindar dari kemiskinan.41

Perbedaan penelitian diatas dengan penelitian ini yaitu pada penelitian di

atas objeknya penelitiannya pada usaha kripik di sentra industry kripik PU di

Kota Bandarlampung sedangkan pada penelitian ini objeknya pada pedagang

pakaian jadi di Pasar Aur Bukittinggi. Adapun pada penelitian di atas membahas

41
Walia Nabila Sa’ad, “Pengaruh E-Commerce Terhadap Peningkatan Pendapatan Sentra Industri
Keripik Pisang Bandarlampung Ditinjau Dari Etika Bisnis Islam” (Studi Pada Sentra Industri Keripik
Pisang Di Kota Bandarlampung), Skripsi, Ekonomi Syariah, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Islam
Universitas Islam Negeri (UIN) Raden Intan Lampung, 2017, hal. 75-76.
mengenai E-Commerce yang mana hal ini merupakan salah satu produk dari

Revolusi Industri 4.0.

Dalam penelitian Elmalia dan Afrinawati dengan judul Pengaruh E-

Commerce terhadap Peningkatan Usaha Mikro Kecil dan Menengah di Kota

Padang (2018). Berdasarkan pembahasan dan analisis pengaruh E-Commerce

terhadap peningkatan pendapatan UMKM Binaan RKB BNI di Kota Padang,

maka dapat ditarik kesimpulan bahwa E-Commerce berpengaruh signifikan

terhadap peningkatan UMKM Binaan RKB BNI di Kota Padang.42

Perbedaan penelitian diatas dengan penelitian ini yaitu pada penelitian di

atas objeknya penelitiannya pada usaha kripik di sentra industry kripik PU di

Kota Bandarlampung sedangkan pada penelitian ini objeknya pada pedagang

pakaian jadi di Pasar Aur Bukittinggi. Adapun pada penelitian di atas membahas

mengenai E-Commerce yang mana hal ini merupakan salah satu produk dari

Revolusi Industri 4.0.

Dalam penelitianSugeng Haryono dan Nurlaela dengan judul Efektivitas

Penggunaan Media E-Commerce Terhadap Peningkatan Pendapatan UMKM

Depok Dilihat dari Etika Bisnis (2018). Berdasarkan deskripsi data penelitian dan

setelah dilakukan analisis,maka dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh

yang signifikan media e-commerce pada bisnis ritel terhadap peningkatan

UMKM di Depok.43
42
Elmalia dan Efrinawati, Pengaruh E-Commerce terhadap Peningkatan Usaha Mikro Kecil dan
Menengah di Kota Padang, Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam, Vol.3, No.2, 2018, hal. 245.
43
Sugeng Haryono dan Nurlaela, Efektivitas Penggunaan Mesia E-Commerce Terhadap
Peningkatan Pendapatan UMKM Depok Dilihat dari Etika Bisnis, Seminar Nasional&Diskusi Panel
Perbedaan penelitian diatas dengan penelitian ini yaitu pada penelitian di

atas objek penelitiannya pada UMKM di Depok sedangkan pada penelitian ini

objeknya pada pedagang pakaian jadi di Pasar Aur Bukittinggi. Pada penelitian

di atas membahas tentang efektivitas penggunaan media e-commerce terhadap

peningkatan pendapatan UMKM sedangkan pada penelitian ini lebih membahas

mengenai peningkatan pendapatan pedagang jadi akibat dampak yang

ditimbulkan revolusi industri 4.0.

Multi Disiplin Hasil Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Jakarta:Universitas Inraprasta
PGRI:, 2018.
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Dalam penelitian ini penulis menggunakan penelitian lapangan karena

penelitian dilakukan secara langsung ke objek penelitian untuk mengadakan

pengamatan dan pengumpulan data yang akan dianalisis. Adapun metode

penelitian yang penulis gunakan yaitu penelitian kualitatif.44

Penelitian kualitatif adalah suatu penelitian yang ditunjukan untuk

mendeskripsikan dan menganalisis fenomena, peristiwa, aktivitas social, sikap,

kepercayaan, persepsi, pemikiran orang secara individu maupun kelompok.

Penelitian kualitatif menghasilkan data deskriptif berupa data tertulis atau lisan

dari orang yang diamati.

Dalam penelitian ini penulis menggunakan pendekatan kualitatif karena

penelitian ini data yang diperoleh peneliti di lokasi berupa kata-kata bukan

angka. Kata-kata tersebut dapat berupa tertulis maupun lisan. Melalui pendekatan

kualitatif data yang diperoleh lengkap, lebih mendalam dan dapat dipercaya

dalam penelitian ini penulis mendeskripsikan tentang bagaimana dampak

Revolusi Industri 4.0 terhadap pendapatan pedagang pakaian jadi di pasar Aur

Bukittinggi.
44
Danu Eko Agustinova, Memahami Metode Penelitian Kualitatif: Teori & Praktik, (Yogyakara:
Calpulis, 2015), hlm. 10.
B. Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian dilakukan di Pasar Aur Bukittinggi, dengan waktu

penelitian dilakukan dalam kurun waktu 7 tahun terakhir (2013-2019).

C. Jenis dan Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder dan data

primer. Data sekunder yaitu data yang diperoleh dalam bentuk yang sudah jadi,

sudah dikumpulkan dan sudah diolah oleh pihak lain, biasanya sudah dalam

bentuk publikasi.45Data primer adalah data atau keterangan yang diperoleh

peneliti secara langsung dari sumbernya.46Sumber data sekunder yang digunakan

dalam penelitian ini ditinjau pada periode 2013-2019 yang diperoleh dari situs

Dinas Pengelolaan Pasar Kota Bukittinggi. Adapun sumber data primer yang

digunakan dalam penelitian ini didapat dari dokumentasi hasil wawancara dan

observasi di lapangan (Pasar Aur Bukittinggi).

D. Informan Penelitian

Informan adalah orang yang di manfaatkan untuk memberi informasi tentang

situasi dan kondisi latar penelitian. Jadi ia mempunyai banyak pengalaman

tentang latar penelitian. Ia berkewajiban secara sukarela menjadi tim penelitian

walaupun hanya bersifat informan. Sebagai anggota tim dengan kebaikannya dan

45
Jonathan Sarwanto, Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif, (Yogyakarta : Graha Ilmu,
2006), Hal. 17
46
Badja Waluya, Menyelami Fenomena Sosial di Masyarakat untuk kelas XII, (Bandung: PT Setia
Purna Invest, 2006), hal. 79.
kesukarelaannya, ia dapat membrikan pandangan tentang nilai-nilai, bangunan,

proses dan kebudayaan yang menjadi latar penelitian setempat.47

Informan yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah informan kunci dan

informan pendukung. Informan kunci adalah orang yang lansung memberikan

data kepada pengumpul data, sementara informan pendukung adalah orang yang

memberikan data tidak secara lansung tapi melalui perantara orang lain. Yang

menjadi informan kunci dalam penelitian ini adalah pedagang pakaian jadi, dan

menjadi informan pendukung Dinas Perdagangan Kota Bukittinggi.

E. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penulisan ini, metode pengumpulan data yang penulis gunakan

adalah sebagai berikut:

1. Observasi

Observasi adalah proses penggalian data yang di lakukan lansung oleh

peneliti sendiri (bukan asisten peneliti atau orang lain) dengan cara

melakukan pengamatan mendetail terhadap manusia sebagai objek observasi

dan lingkungannya dalam kancah riset48

Observasi sebagai alat pengumpulan data dapat di lakukan secara

spontan dan bisa pula dengan daftar lain yang telah disiapkan sebelumnya.

47
Lexy J Meleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, ( Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 1995),
Cet Ke-5hal 90
48
Haris Herdiansyah, Metodologi Penelitian Kualitatif untuk Ilmu Psikologi, (Jakarta: Salemba
Humanika, 2015) hal. 215
Pada dasarnya teknik observasi digunakan untuk melihat atau mengamati

perubahan fenomena sosial yang tumbuh dan berkembang yang kemudian

dapat dilakukan penelitian atas perubahan tersebut.

Bagi pelaksana atau petugas (Observer) harus melihat obyek dan peka

dalam mengungkap serta membaca permasalahan dalam momen-momen

tertentu dengan mengetahui dan memisahkan antara dan di perlukan dengan

yang tidak diperlukan.49 Teknik pengumpulan data dengan observasi

digunakan bila peneliti berkenan dengan perilaku manusia, proses kerja,

gejala-gejala alam dan bila responden yang diamati tidak terlalu besar.50

Dalam penelitian ini penulis melakukan metode observasi untuk

mendapatkan data tentang dampak Revolusi Industri 4.0 terhadap

pendapatan pedagang pakaian jadi di Pasar Aur Bukittinggi.

2. Wawancara

Wawancara merupakan suatu bentuk komunikasi verbal, semacam

percakapan yang bertujuan untuk memperoleh informasi.51 Wawanacara

merupakan percakapan dengan maksud tertentu, percakapan itu dilakukan

oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan

pertanyaan dan yang di wawancara (interview) yang memberikan jawaban. 52


49
P Joko Subagyo, Metodologi Penelitian dalam teori dan praktik, (Jakarta: Rineka Cipta 2011),
hal 63
50
Sugitono, Metode Penelitian Pendidikan, ( Bandung: Alfabeta, Cv,2009), hal.203
51
Moh. Pabunda Tika, Metode Riset Bisnis, (Jakarta: Bumi Aksara, 2006), hlm. 62.
52
Haris Herdiansyah, Wawancara Observasi dan Focus Groups, (Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada, 2015) Cet Ke-2 hal.29
Dalam pelaksaan wawancara, mengemukakan teknik snowball sampling

yaitu wawancara berdasarkan petunjuk pertama, selanjutnya dalam proses

wawancara berlansung pewawancara mengarahkan yang diwawancarai bila

responden menyimpang. Pedoman wawancara berfungsi sebagai pengendali

agar proses wawancara tidak kehilangan arah.53

Dalam penelitian ini wawancara yang dilakukan dengan tanya jawab

antara pedagang pakaian jadi yang terdapat di Pasar Aur Bukittinggi.

3. Dokumentasi

Dokumentasi yaitu teknik pengumpulan data berupa data-data tertulis

yang mengandung keterangan dan penjelasan serta pemikiran tentang

fenomena yang masih aktual dan sesuai dengan masalah penelitian. 54 Di

antaranya data yang berkaitan dengan masalah penelitian tentang pendapatan

pedagang pakaian jadi di Pasar Aur Bukittinggi.

F. Teknik Analisis Data

53
Cholid Narbuko dan Abu Ahmad, Metodologi Penelitian , ( Jakarta: PT Bumi Aksara, 1997),
cet Ke-I hal. 83
54
Muhammad, Metodologi Penelitian Ekonomi Islam: Pendekatan Kuantitatif, (Jakarta:
RajaGrafindo Persada, 2013), hlm. 150-152
Menurut Mile and Huberman, aktivitas dalam analisis data kualitatif

dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas,

sehingga datanya sudah jenuh. Aktivitas dalam analisis data yaitu:

1. Tahap reduksi data

Data yang diperoleh dari lapangan jumlahnya cukup banyak, untuk itu

maka perlu dicatat secara teliti dan rinci. Mereduksi data berarti merangkum,

memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari

tema dan polanya dan membuang yang tidak perlu. Dengan demikian data

yang diredusi akan memberikan gambaran yang lebih jelas dan

mempermudahpenelitian untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya,

dan mencarinya bila diperlukan.55 Data yang dirangkum dalam penelitian ini

dilakukan dengan cermat dan teliti supaya data yang dimiliki mempunyai

informasi yang pada dan jelas.

2. Display Data

Display data yaitu mengelola data setengah jadi yang sudah seragam

dalam bentuk tulisan dan sudah memiliki alur tema yang jelas ke dalam

suatu martiks kategorisasi sesuai tema-tema yang sudah di kelompokkan dan

55
Danur Eko Agustinova, Memahami Metode Penelitian Kualitatif: Teori&Praktik, (Yogyakarta:
Calpulis, 2015), hlm. 63.
dikategorikan serta memecah tema-tema tersebut ke dalam bentuk yang

konkrit dan sederhana.56

Yang sering digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian

kualitatif dengan teks yang bersifat naratif. Hasil display inilah di tarik suatu

kesimpulan sementara yang kemudian dilakukan verifikasi atau pembuktian

kebenaran.

3. Editing

Editing yaitu meneliti kembali data dan catatan-catatan untuk

dipersiapkan sebelum di tuangkan kedalam laporan penelitian dengan bahasa

yang baik.57

56
Sugiono,Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D (Bandung: Alfabeta,2011),Cet. Ke-
12 hal. 247
57
Sugiono, metode penelitian pendidikan, ... hal. 330
BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Monografi Pasar Aur Kuning Bukittinggi

Bagian ini mendeskripsikan sekilas mengenai Pasar Aur Kuning

Bukittinggi yang di pilih sebagai tempat penelitian.

1. Sejarah Pasar Aur Kuning Bukittinggi

Kota Bukittinggi adalah salah satu kota yang ada di Sumatera

Barat,luasnya hanya 0,06% dari luas provinsi Sumatera Barat. Kota

Bukittinggiterletak pada serangkaian Bukit Barisan yang membujur

sepanjang pulauSumatera, dan dikelilingi oleh dua gunung berapi,

yaitu gunung singgalangdan gunung merapi. Kota ini berada di

ketinggian 909.941 meter diataspermukaan laut dan memilki hawa

yang cukup sejuk dengan suhu berkisarantara 16,1-24,9 ºC. Total luas

wilayah kota Bukittinggi saat ini adalah25,24 KM2.

Kota Bukittinggi ini memiliki bukit-bukit dan lembah,

beberapa bukittersebut dalam wilayah perkotaan, diantaranya bukit

Ambacang, bukitMandiangin, bukit Campago, bukit Cangang, dan

sebagainya. Selain ituterdapat lembah yang dikenal dengan Ngarai

Sianok dengan kedalamanyang bervariasi antara 75-110 M, yang

didasarnya mengalir sebuah sungaiyang disebut dengan Sungai Batang

Masang.
Kota Bukittinggi terletak dalam lingkaran wilayah Kabupaten

Agam,yang mempunyai batasan wilayah yaitu sebelah Selatan

berbatasan denganNagari Gadut dan Nagari Kapau (Kecamatan

Tilatang Kamang).SebelahBarat berbatasan dengan Nagari Sianok,

Nagari Guguak dan Nagari Koto Gadang (kecamatan IV

Koto).Sebelah Timur berbatasan dengan Nagari IVAngkek

(Kecamatan IV Angkek).

Kota Bukittinggi popular dengan sebutan Kota Jam Gadang.

JamGadang adalah jam besar yang menjadi symbol sekaligus pusat

keramaiankota Bukittinggi. Dari menara tempat berdirinya Jam

Gadang inilahkegiatan wisata dan belanja bisa dimulai. Dan kota

Bukittinggi memiliki 3pasar pendukung yang sangat menunjang

kegiatan ekonomi masyarakat kotaBukittinggi, yaitu Pasar Atas, Pasar

Bawah dan Pasar Aur Kuning.58

Pasar Simpang Aur lebih dikenal pengunjung dengan nama

Pasar AurKuning, pasar adalah tempat berlangsungnya jual beli barang

dan jasa untuksemua kalangan masyarakat. Pasar juga merupakan

salah satu fasilitaspembelanjaan yang selama ini sudah menyatu dan

memilki tempat pentingdalam kehidupan masyarakat.Begitu juga bagi

masyarakat di KotaBukittinggi, pasar bukan sekedar tempat

58
Tim Litbang Kompas, Profil Daerah Kabupaten dan Kota, (Jakarta : PT Kompas Media
Nusantara,2003), jilid 2, hlm.115.
bertemunya penjual danpembeli.Pasar juga wadah interaksi social dan

representasi nilai-nilaitradisional.Oleh karena itu peranan pasar sangat

penting didalammembangun perekonomian masyarakat Bukittinggi.59

Pada Aur Kuning berada di kelurahan Tarok Dipo,

KecamatanGuguak Panjang Bukittinggi.Pasar Aur Bukittimggi

dibangun pada tahun1981, pada saat itu keadaan pasar belum seperti

pada sekarang ini.yang adahanya kios-kios kecil, gedung-gedung, dan

los-los apa adanya. Setelah beberapa waktu pasar Aur Kuning

Bukittinggi terus berkembang hingga dibangun Inkorba oleh PT

INKORBA yaitu toko di blok B, disebut Inkorbakarena dibangun oleh

PT.INKORBA.

Pasar Aur lebih dikenal pengunjung dengan nama Pasar Aur

Kuning, Pasar adalah tempat berlangsungnya jual beli barang dan jasa

untuk semua kalangan masyarakat. Pasar juga merupakan salah satu

fasilitas perbelanjaan yang selama ini sudah menyatu dan memiliki

tempat penting dalam kehidupan masyarakat. Begitu juga bagi

masyarakat di Kota Bukittinggi pasar bukan sekedar tempat

bertemunya penjual dan pembeli. Pasar juga wadah interaksi sosial

dan representasi nilai – nilai tradisional. Oleh karena itu peranan pasar

sangat penting di dalam membangun perekonomian masyarakat

59
Dinas Pengelola Pasar Kota Bukittinggi,Profil Pasar Kota Bukittinggi,(Bukittinggi:Kepala
Dinas Pengelola Pasar Bukittinggi,2016). hal.6.
Bukittinggi. Bagi masyarakat Bukittinggi terdapat beberapa Pasar

Tradisional, salah satunya Pasar Aur Kuning. Pasar Aur Kuning

merupakan Pasar terbesar di wilayah Bukittinggi, pasar ini merupakan

pasar yang sangat ramai dan padat dikunjungi dari jam 7.00 pagi

hingga jam 4 sore. Untuk mengelola pasar ini ditengah – tengah pusat

pertokoan akan kita jumpai Kantor Bidang Pengelolaan Pasar Aur

Kuning. Pasar ini berdiri sejak Tahun 80-an, berawal dari perluasan

pasar konveksi Pasar Atas dan memiliki luas sekitar 2.3 Hektar,

dengan Arsitektur bangunan mengabungkan konsep arsitektur Adat

Minangkabau dengan Arsitektur bangunan Kolonial Belanda, hal ini

ditandai dengan Arsitektur Kantor Bidang Pengelolaan Pasar yang

atapnya bagonjong, begitu juga terminal, serta bangunan toko/kios

lainnnya.

Pada tahun 1996 baru dibangun toko tahap I dan tahun 1998

dibanguntoko tahap II.Pembangunan toko tahap I dan tahap II ini

karena pindahanpara pedagang pasar Atas ke Pasar Aur

Kuning.Pemindahan Pasar Atas kePasar Aur Kuning ini karena

kondisi Pasar Atas saat itu pedagang yangberjualan hasil kerajinan

khas Minangkabau dan hasil bumi lainnya sangatbanyak, sehingga

bertumpuk dan terlalu padat.Maka dibangun lagi suatukawasan pasar


untuk mengatasi para pedagang yang bertumpuk itu yaituAur Kuning

Bukittinggi.60

2. Peta Lokasi Pasar Aur

Gambar Peta 4.1


Peta Pasar Aur Kuning

3. Visi dan Misi Dinas Pengelola Pasar

a. Visi

Visi dinas pengelola pasar yaitu mewujudkan pasar

sebagai magnet ekonomi yang tertib, aman, nyaman dan ramah

lingkungan.

60
Tim Litbang Kompas, Profil Daerah Kabupaten dan Kota.....hlm.115.
b. Misi

1) Mengingatkan pelayanan pengelolaan pasar

2) Mengingatkan pendapatan asli daerah ( PAD)

3) Mewujudkan pasar yabg tertib, aman, nyaman dan ramah

lingkungan.61

4. Toko/Kios, Lapangan Bulanan dan PKL

a. Toko / Kios : 1.497 Petak

b. Lapangan Bulanan : 4.383 Petak

c. Jumlah Pedagang Kaki Lima

 Hari Pekan : 350 Petak

 Hari Biasa : 50 Petak

d. Payung

 Hari Pekan : 94 Petak

 Hari Biasa : 19 Petak

5. Sarana dan Fasilitas Umum

a. WC Umum

Pasar Simpang Aur memiliki 4 lokasi WC umum yaitu :

1. WC Tahap I Lantai I

2. WC Tahap II Lantai II

3. WC Al-IbadLantai II

61
Tim Litbang Kompas, Profil Daerah Kabupaten dan Kota.... hlm.120.
4. WC Blok J

b. Mushalla

Dalam lokasi Pasar Simpang Aur terdapat 2 unit mushalla yaitu

1. Mushalla Al-Ibad yang berlokasi di Blok Al-Ibad

2. Mushalla yang berlokasi di BangunanTahap II Lantai III

3. Lahan Parkir

6. Fungsi dan Misi Dinas Pengelola Pasar

Bidang pengelolaan pasar mempunyai tugas melaksanakan

sebagian dinas pengelolaan pasar di bidang pembinaan dan

pengelolaan pasar pengembangan pasar dengan ruang lingkup pasar

Atas yang meliputi perencanaan anggaran, kebersihan, keamanan dan

ketertiban,retribusi evaluasi dan pelaporan serta pengembangan sarana

dan prasarana pasar. Adapun fungsi dinas pemgelolaan pasar yaitu :

a. Merumuskan, melaksanakan dan mengkoordinasikan

kebijakan, pedoman serta petunjuk teknis penyelenggaraan

sesuai urusan/kewenangan pemerintah daerah.

b. Merumuskan, melaksanakan dan mengkoordinasikan

kebijakan, pedoman serta petunjuk teknis dibidang pengelolaan

pasar.

c. Melakukan pengumpulan data sebagai bahan penyusunan

pedoman dan petunjuk teknis penyelenggaraan kerjasama


dibidang pengelolaan pasar sesuai dengan norma dan standar

dan prosedur yang ditetapkan dalam peraturan perundang-

undangan.

d. Menghimpun dana mengolah serta penyusunan rencana

kegiatan dan program kerja bidang pengelolaan dan

pengembangan pasar sebagai dokumen daerah.

e. Penyusunan kebijakan teknis dan penyelenggaraan program

yang meliputi kebersihan, keamanan, ketertiban, retribusi,

evaluasi dan pelaporan serta pengembangan sarana dan

prasarana pasar sebagai pelaksanaan evaluasi dan pelaporan

kegiatan dibidang pengelolan pasar secara berkala.

f. Penyusunan kebijakan teknis, menyelenggarakan,

mengkoordinir, perizinan, retribusi dan penagihan dalam

pencapaian target penerimaan-penerimaan, sumber-sumber

pendapatan dilingkup pasar.

7. Tujuan dan Sasaran Dinas Pengelolaan Pasar

a. Tujuan

1) Meningkatkan pelayanan public

2) Meningkatkan pendapatan dari pasar sebagai penopang

pendapatan asli daerah (PAD)

3) Meningkatkan penataan sarana dan prasarana pasar


4) Mewujudkan aktifitas perdagangan yang kondusif dan

ramah lingkungan

5) Meningkatkan kualitas dan kuantitas sarana dan

prasarana pasar.

b. Sasaran

1) Meningkatkan professional sumber daya manusia

pengelolaan pasar.

2) Meningkatkan realisai pendapatan asli daerah dari

retribusi pasar

3) Terwujudnya perlindungan konsumen dan pengamanan

perdagangan

4) Menata dan mengembangkan pasar yang ada menjadi

pasar tradisional yang modrn dan ramah lingkungan.62

8. Strategi dan Kebijakan Dinas Pengelolaan Pasar

a. Strategi

1) Merevisi struktur organisasi dinas pengelolaan pasar (DPP)

yang lebih responsive terhadap kebutuhan.

2) Merevisi peraturan daerah tentang retribusi pasar dan

pengaturan pengelolaan pasar yang sudah tidak relevan lagi

62
Tim Litbang Kompas, Profil Daerah Kabupaten dan Kota..... hlm.121.
3) Penempatan personil sesuai dengan bidangnya serta

peningkatan sumber daya manusia melalui pelatihan-pelatihan

4) Perlu menuntaskan atau pemecahan masalah tunggakan

retribusi pasar yang telah kronis serta mengintensivkan

koordinasi dengan surat keterangan pemerintah daerah terkait

5) Menyediakan kelengkapan administrasi dan payung hukum

kepada peesonil yang turun untuk menagih tunggakan dan

penegakan hukum

6) Menciptakan suasana aman, nyaman dan kondusif diwilayah

pasar

7) Meningkatkan pembinaan terhadap pedagang dengan

melakukan sosialisasi tentang konsep sapta pesona dalam

peningkatan pelayanan terhadap pengunjung pasar

8) Meyebarkan kawasan pasar yang berwawasan lingkungan

9) Perlu adanya dana APBD atau APBN untuk membangun

pasar yang representative sehingga dapat menampung

pedagang dalam berjualan

b. Kebijakan

1) Meningkatkan kualitas dan kuantitas sumber daya

manusia aparatur

2) Meningkatkan retribusi pasar dengan melakukan

penagihan langsung kelapangan dan penegakan hukum


3) Meningkatkan pengelolaan, penataan dan peningkatan

kualitas arana dan prasarana pasar.63

9. Struktur Organisasi Dinas Koperasi dan Perdagangan

Sesuai dengan peraturan wali kota Bukittinggi nomor 50

tahun2009 tentang kedudukan, tugas pokok , dan tata kerja dinas

pengelolaan pasar kota Bukittinggi disesuiakan dengan Perda nomor

12 tahun 2008 tentang pembentukan organisasi dan tata kerja dinas

daerah kota Bukittinggi yang merubah kantor pengelolaan pasar

menjadi dinas pengelolaan pasar (DPP). Maka dinas pengelolaan pasar

merupakan unsur pelaksana otonomi daerah di pimpin oleh seorang

kepala dinas yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada

kepala daerah melalui sekretaris daerah, dalam urusan pengelolaan

pasar. 64

Struktur Organisasi Dinas Pengelolaan Pasar Aur Kuning Bukittinggi.

 Bidang Pengelolaan Pasar: Zulfahmi Yunib, SH

 Kasi Pengelolaan Distribusi Fajarwati

 Kasi Pengembangan Sarana Prasarana: Oki Satria, ST

 Kasi Pengawasan Evaluasi Dan Pelaporan : Asmainil

 Penanggung Jawab Pasar Aur Kuning : Taufik

63
Tim Litbang Kompas, Profil Daerah Kabupaten dan Kota.....hlm.123.
64
T im Litbang Kompas, Profil Daerah Kabupaten dan Kota.....hlm.123.
Anggota:

 Yesica Handayani,SE

 Yessy Olivia

 Sukra

 Erizal

 Musmulyadi

 Indra Sukma

 Hasnarti

 Zufri Hardi

 Yuheldi

B. Hasil Penelitian

Wawancara dilakukan pada hari rabu tanggal 17 juni 2020 terhadap 5

orang narasumber. Narasumber yang berhasil diwawancarai secara intensif

dengan nama, yaitu Joharrudin Zamrud65, Muhammad Rolly66, Fahrezi

Hernarto67, Jafri Ayub68 dan Aina Amlia Saman69 Wawancara dilakukan hanya

dalam satu hari saja, waktu yang terpakai untuk wawancara lebih kurang 5

jam. Untuk memperkuat data hasil wawancara maka dilakukanlah penelusuran

65
Joharuddin Zamrud, Wawancara Pribadi, Rabu 17 Juni 2020, di Pasar Aur
Bukittinggi
66
Muhammad Rolly, Wawancara Pribadi, Rabu 17 Juni 2020, di Paasr Aur
Bukittinggi
67
Fahrezi Hernarto, Wawancara Pribadi, Rabu 17 Juni 2020, di Pasar Aur
Bukittinggi
68
Jafri Ayub, Wawancara Pribadi, Rabu 17 Juni 2020, di Pasar Aur Bukittinggi
69
Aini Amlia , Wawancara Pribadi, Rabu 17 Juni 2020 di Pasar Aur Bukittinggi
terhadap dokumen dan arsip yang ada. Semua data hasil penelitian ini

diuraikan berdasarkan fokus pertanyaan penelitian sebagai berikut:

1. Sudah berapa lama bapak/ibuk menjual pakaian jadi ini

Menurut Joharuddin Zamrud70, beliau mengatakan sudah 12 tahun

menjual pakaian jadi ini, menurut Muhammad Rolly71, beliau sudah 18

tahun menjual pakaian jadi, Fahrezi Hernarto72 kira-kira beliau berjualan

pakaian jadi ini sejak tahun 1999 kurang lebih sekitar 20 tahun, Jafri

Ayub73, beliau berjualan pakaian jadi ini sudah 25 tahun, dan Aini Amlia

beliau berjualan pakaian jadi ini sudah 27 tahun.

2. Berapakah penghasilan bersih bapak/ibuk dalam satu bulan.

Joharuddin Zamrud74,menjelskan penghasilan yang beliau

dapatkan selama dalam satu bulan sebanyak Rp 8.000.000. menurut

Muhammad Rolly75, menjelskan penghasilan yang beliau dapatkan selama

dalam satu bulan sebanyak Rp 8.500.000, Fahrezi Hernarto 76 mengatakan

penghasilan yang beliau dapatkan selama dalam satu bulan sebanyak Rp

10.000.000 Jafri Ayub77, menjelskan penghasilan yang beliau dapatkan

selama dalam satu bulan sebanyak Rp 15.000.000. Aini Amlia78,

70
Joharruddin Zamrud,.....
71
Muhammad Rolly,....
72
Fahrezi Hernarto,...
73
Jafri Ayub,....
74
Fahrezi Hernarto,…..
75
Muhammad Rolly,....
76

77
Jafri Ayub,....
78
Aini Amlia,....
mengatakan penghasilan yang beliau dapatkan selama dalam satu bulan

sebanyak Rp 15.000.000

3. Strategi apa saja yang bapak/ibuk gunakan untuk memasarkan produk?

Aini Amalia79 dan Fahrezi Hernanto80 mereka Mengatakan bahwa

srategi yang mereka gunakan untuk Proses penjualan yang mereka

lakukan adalah mereka menggunakan tekonologi dan media sosial untuk

memasarkan produk mereka, sedangkan menurut Jafri Ayub81Joharuddin

Zamrud82, mereka Mengatakan bahwa srategi yang mereka gunakan untuk

Proses penjualan yang mereka lakukan, mereka hanya menjalin hubngan

baik dengan konsumen dan membukak cabang baru serta memberi

potongan harga kepada konsemen. Muhammad Rolly83, beliau

Mengatakan bahwa srategi yang beliau gunakan dalam Proses penjualan

yang beliau lakukan, tidak menggunakan tekonologi dan media sosial

untuk memasarkan produk beliau Akan tetapi mencari tempat yang

srategis dan mempromosikan melalui mulut ke mulut.

4. Apakah bapak/ibuk menggunakan tekhnologi dan media sosial untuk

memasarkan produk?

79
Aini Amalia,....
80
Fahrezi Hernanto,....
81
Jafri Ayub,....
82
Joharuddin Zamrud,...
83
Muhammad Rolly,....
Aini Amalia84 dan Fahrezi Hernanto85 mereka Mengatakan bahwa

Proses penjualan yang mereka lakukan, mereka menggunakan tekonologi

dan media sosial untuk memasarkan produk mereka. Jafri

Ayub86Joharuddin Zamrud87, Muhammad Rolly88, mereka Mengatakan

bahwa Proses penjualan yang mereka lakukan, mereka tidakn

menggunakan tekonologi dan media sosial untuk memasarkan produk

mereka.

5. Kalau bapak/ibuk menggunakan tekhnologi atau media sosial, media

sosial apa saja yang bapak gunakan untuk memasarkan produk?

Aini Amalia89 dan Fahrezi Hernanto90 mereka Mengatakan bahwa

mereka sama-sama mengunnakan media sosial seperti WA, FACEBOOK

untuk memasarkan produk yang beliau jual.

6. Seberapa besar pengaruh tekhnologi dan media sosial terhadap usaha

bapak/ibuk?

Aini Amalia91 beliau mengatakan pengaruh tekhnologi dan media

sosial terhadap usaha beliau itu berpengaruh cukup besar, dan Fahrezi

84
Aini Amalia,....
85
Fahrezi Hernanto,....
86
Jafri Ayub,.....
87
Joharuddin Zamrud,...
88
Muhammad Rolly,...
89
Aini Amalia,....
90
Fahrezi Hernanto,...
91
Aini Amalia,....
Hernanto92 beliau mengatakan pengaruh tekhnologi dan media sosial

terhadap usaha beliau hanya memiliki sedikit pengaruh.

7. Apakah bapak/ibuk menggunakan shoope, lazada, dan media online

lainnya untuk memasarkan produk?

Menurut Joharuddin Zamrud93, Muhammad Rolly94, Fahrezi

Hernarto95, Jafri Ayub96, Aini Amlia97 mereka sama-sama mengatakan

tidak menggunakan shoope, lazada, dan media onlise lainya untuk

memasarkan produknya.

8. Apakah revolusi industri 4.0 memperngaruhi pendapatan bapak/ibuk ?

Menurut Joharuddin Zamrud98, Muhammad Rolly99, Fahrezi

Hernarto100, Jafri Ayub101, Aini Amlia102 mereka sama-sama mengatakan

revolusi industri 4.0 memperngaruhi pendapatan

9. Apakah dampak dari revolusi industri 4.0 berpengaruh baik/buruk

terhadap pendapatan bapak/ibuk?

92
Fahrezi Hernanto,...
93
Joharruddin Zamrud,....
94
Muhammad Rolly,....
95
Fahrezi Hernarto,....
96
Jafri Ayub,....
97
Aini Amlia,....
98
Joharruddin Zamrud,....
99
Muhammad Rolly,....
100
Fahrezi Hernarto,....
101
Jafri Ayub,....
102
Aini Amlia,....
Aini Amlia103 dan Fahrezi Hernanto104, mereka mengatakan

revolusi 4.0 yang dibuktikan dengan kecanggihan media sosial berdampak

baik mereka. Sedangkan menurut Jafri Ayub105Joharuddin Zamrud106,

Muhammad Rolly107, mereka menjelaskan bawha revolusi 4.0 berdampak

buruk bagi mereka karena menambah pesaing yang kuat di pasaran,

sehingga mengurangi transaksi jual beli mereka.

10. Apakah pada usaha bapak/ibuk terjadi peningkatan/penurunan pendapatan

tiap tahunya?

Menurut Joharuddin Zamrud108, Muhammad Rolly109, Jafri

Ayub110, mereka sama-sama mengatakan bahwa terjadi penurunan

terhadap pendapatan mereka setiap tahunnya. Aini Amlia111, Fahrezi

Hernarto112, mereka mengatakan bahwa pedapatan atau perolehan dari

jualan mereka setiap tahunnya sama saja, tidak terjadi penurunan dan tidak

jadi kenaikan.

11. Apakah transaksi jual beli tiap tahunnya terjadi peningkatan atau

penurunan?

103
Aini Amlia,....
104
Fahrezi Hernanto,....
105
Jafri Ayub,....
106
Joharuddin Zamrud,...
107
Muhammad Rolly,....
108
Joharruddin Zamrud,.....
109
Muhammad Rolly,....
110
Jafri Ayub,...
111
Aini Amlia,....
112
Fahrezi Hernarto,....
Menurut Joharuddin Zamrud113, Muhammad Rolly114, Fahrezi

Hernarto115 Jafri Ayub116, Aini Amlia117 mereka sama-sama mengatakan

transaksi jual beli tiap tahunnya terjadi penurunan.

12. Inovasi apa saja yang sudah bapak/ibuk lakukan agar produk ini dapat

bersaing dengan produk online lainnya?

Menurut Joharuddin Zamrud118, Muhammad Rolly119, Fahrezi

Hernarto120, Jafri Ayub121, Aini Amlia122 mereka sama-sama mengatakan

bahwa mereka melakuka inovasi baru seperti, mencari barang –barang

yang baru yang belum ada di pasaran, mencari ide-ide yang baru agar

produk ini dapat bersaing dengan produk online lainnya. Bahkan mereka

sedang berusaha menciptakan produk yang mereka desain sendiri.

13. Menurut bapak/ibuk perlukah inovasi itu dilakukan?

Menurut Joharuddin Zamrud123, Muhammad Rolly124, Fahrezi

Hernarto125, Jafri Ayub126, Aini Amlia127 mereka sama-sama mengatakan

113
Joharruddin Zamrud,....
114
Muhammad Rolly,....
115
Fahrezi Hernarto,....
116
Jafri Ayub,....
117
Aini Amlia,....
118
Joharruddin Zamrud,.....
119
Muhammad Rolly,....
120
Fahrezi Hernarto,....
121
Jafri Ayub,....
122
Aini Amlia,....
123
Joharruddin Zamrud,...
124
Muhammad Rolly,...
125
Fahrezi Hernarto,....
126
Jafri Ayub,...
127
Aini Amlia,...
bahwa mereka perlu melakukan inovasi baru untuk produk yang mereka

jual, karna seiringnya perkembangan zaman model-model pakaian akan

juga terus berkembang, dan konsumen membutuhkan pakaian model

terbaru setiap tahunya, bahkan setiap bulan.

14. Permasalahan apa saja yang di hadapi dalam usaha ini?

Muhammad Rolly128 mengatakan tidak ada permasalahan yang di

hadapinya dalam melakukan usaha ini, hanya sedikit mengalami kesulitan

dalam melakukan pemasaran produknya. Sedangkan Menurut Joharuddin

Zamrud129, Fahrezi Hernarto130, Jafri Ayub131, Aini Amlia132 mengatakan

bahwa permasalahan yang di hadapinya hampir sama yaitu kesulitan

dalam mengatasi penurunan transaksi dan kesulitan dalam melakukan

pemasaran, karena banyak pesaing baru dari luar yang mereka

menggunakan media sosial seperti Shoope, Lazada dll dalam memasarkan

produknya

15. Apakah Bapak/Ibuk memiliki karyawan dan berapa orang karyawan,

untuk melakukan penjualan usaha pakaian ini?

128
Muhammad Rolly,...
129
Joharruddin Zamrud,.....
130
Fahrezi Hernarto,...
131
Jafri Ayub,...
132
Aini Amlia,...
Zamrud133, Fahrezi Hernarto134, Jafri Ayub135, Aini Amlia136 dan

Muhammad Rolly137 mereka sama-sama mengatakan bahwa mereka

memilki karyawan dalam melakukan penjualan usaha ini, rata-rata mereka

memilkik karyawan sebanyak 3-5 orang per tokoh

16. Apakah Bapa/Ibuk melakukan penambahan atau pengurangan tenaga

kerja setiap tahunnya?

Muhammad Rolly138 Joharuddin Zamrud139, Fahrezi Hernarto140,

Jafri Ayub141, Aini Amlia142 mereka sama-sama mengatakan bahwa

mereka menambah tenaga kerja 2-3 orang di saat memasuki bulan suci

ramdhan, dan akan mengurangi tenaga kerja setelah habis bulan suci

ramadhan, karena pelonjakan transaksi akan terjadi di bulan ramdhan

menjelang lebaran. Sehingga mereka sangat kesulitan dalam melayani

konsumen ketika tenaga kerja tidak di tambah dari yang biasanya.

17. Apakah Bapak/Ibuk menjual pakaian jadi ini secara grosir atau eceran?

133
Joharruddin Zamrud,.....
134
Fahrezi Hernarto,...
135
Jafri Ayub,...
136
Aini Amlia,...
137
Muhammad Rolly,...
138
Muhammad Rolly,...
139
Joharruddin Zamrud,...
140
Fahrezi Hernarto,....
141
Jafri Ayub,....
142
Aini Amlia,...
Muhammad Rolly143 Joharuddin Zamrud144, Fahrezi Hernarto145,

Jafri Ayub146, Aini Amlia147 mereka sama-sama mengatakan bahwa

mereka menjual secara eceran dan grosiran.

18. Tantangan apa yang sering bapak/ibuk hadapi pada saat sekarng ini?

Jafri Ayub148, Muhammad Rolly149 Joharuddin Zamrud150, mereka

sama-sama mengatakan tantangan yang terjadi padaa saat ini yaitu banyak

nya para pedagang kaki 5 yang menjual barang yang sama dengan produk

kami dan mereka mejual harga yang lebih murah dari pada kami, karena

mereka menjual sendiri tampa menggunakan karyawan, sedangkan kami

menual harga yang lebih tinggi dari mereka, karena kami menggaji

karyawan dari keuntungan pakain tersebut. Sedangkan menurut Aini

Amalia151,Fahrezi Hernarto152 mereka sama-sama merasakan tantangan

yang terjadi pada saat sekarang ini, karena begitu banyak penjual-penjual

lain yang masuk ke pasar aur kuning ini, dengan jenis produk yang bagus-

bagus, dan bahkan mereka membawa produk yang tidak sama dengan

yang biasa nya.

143
Muhammad Rolly,...
144
Joharruddin Zamrud,...
145

146
Fahrezi Hernarto,...
147
Aini Amlia,...
148
Jafri Ayub,...
149
Muhammad Rolly,...
150
Joharuddin Zamrud,...
151
Aini Amalia,...
152
Fahrezi Hernarto,...
19. Seperti apakah kualitas produk bapak/ibu yang paling diminati para

konsumen ?

Fahrezi Hernarto153, Jafri Ayub154, Muhammad Rolly155,mereka

menyatakan bahwa kualitas produk yang sangat di minati konsumen yaitu

produk yang berkualitas sedang/menengah untuk menjualnya kembali

lebih mudah. Joharuddin Zamrud156 mengatakan bahwa produk yang dicari

konsumen yaitu produk yang KW/tiruan dengan harga yang paling murah,

karena lebih banyak konsumen yang berasal dari wilayah-wilayah

terpelosok. Sedangkan menurut Aini Amalia, 157 mengatakan bahwa

kualitas produk yang banyak diminati konsumen di tokoh nya yaitu yaitu

kualitas produk yang brand original/asli karena kami di sini lebih banyak

menjual produk yang bermerek atau ternama.

20. Seberapa bermanfaat bisnis pakaian ini terhadap pendapatan bapak/ibuk?

Fahrezi Hernarto158, Jafri Ayub159, Muhammad Rolly160,Joharuddin

Zamrud161 mereka sama-sama mengatakan sangat berpengaruh, karena

tempat mencari nafkah mereka hanya usaha bisnis pakaian ini, dan tidak

153
Fahrezi Hernarto,...
154
Jafri Ayub,...
155
Muhammad Rolly,...
156
Joharuddin Zamrud
157
Aini Amalia
158
Fahrezi Hernarto,
159
Jafri Ayub
160
Muhammad Rolly
161
Joharuddin Zamrud,...
mempunyai usaha lain. Aini Amalia162 mengatakan cukup berpengaruh,

karna ini merupakan salah satu tempat atau usaha beliau mencari uang

untuk menyambung hidup.

21. Apakah bapak/ibuk tertarik untuk memasarkan produk ini melalui online,

kalau iya/tidak apa alasan nya?

Fahrezi Hernarto163 Jafri Ayub164, Muhammad Rolly165,Joharuddin

Zamrud166 dan Aini Amalia167, mereka sama-sama mengatakan sangat

tertarik menggunakan media online untuk memasarkan produk, karena itu

salah satu cara dan langkah untuk bisa bersaing dengan onlineshop, dan

juga salah satu cara efektif untuk memasarkan produk.

22. Apakah sumber pendapatan bapak/ibuk hanya dari menjual pakai ini?

Fahrezi Hernanto168, Muhammad Rolly169, Fajri Ayub170 Joharuddin

Zamrud171, mereka sama-sama mengatakan sumber pendapatan mereka

hanya dari menjual pakaian ini, dan tidak ada yang lain, sedangakan Aini

Amalia172, beliau mengatakan sumber pendapatananya tidak hanya dari

162
Aini Amalia,...
163
Fahrezi Hernarto
164
Jafri Ayub
165
Muhammad Rolly
166
Joharuddin Zamrud
167
Aini Amalia
168
Fahrezi Hernanto
169
Muhammad Rolly
170
Fajri Ayub
171
Joharuddin Zamrud
172
Aini Amalia,...
menjual oakaian ini saja, beliau juaga mempunyai usaha kuliner yang

sedang dikembangkan oleh suaminya.

C. Analisis Pembahasan

Explore analisis pembahasan, cocok atau tidaknya suatu teori dengan

fakta di lapangan:

1. Tantangan – Tantangan yang Dihadapi Bisnis

a. Tantangan Produktivitas

Dalam bisnis harus meningkatkan produktivitasnya,

karena mereka akan menghadapi pasar luas yang makin

dilakukan dengan cara:

1) Memperbaharui mesin-mesin dengan mesin modern,

canggih, agar hasil produksinya tidak ketinggalan zaman

dan efesien dalam melakukan produksi.

2) Kembangkan kegiatan Research dan Development.

Sediakan dana untuk itu agar bisa berkembang desain,

mutu dan pasar baru dari produk yang dihasilkan.

3) Di negara maju banyak dipergunakan robot untuk

mempercepat dan mempermudah pekerjaan.

4) Kembangkan manajemen personalia agar karyawan dapat

dimotivasi dalam meningkatkan produk dan moralnya

lebih baik.
5) Libatkan karyawan dalam pengambilan keputusan.

b. Tantangan Kualitas

Konsumen merasa tidak senang membeli produk yang

cepat rusak dan seringkali dipukuli. Meningkatkan mutu

membuat sesuatu menjadi lebih baik dan tingkat efesien pun

menjadi lebih baik pula. Perbaikan kualitas ini tidak menyangkut

produk saja, namun juga mencakup seluruh bagian dan tingkatan

dalam perusahaan.

Berdasarkan hasil dari wawancara penulis dengan

narasumber mereka mengatakan bahwa Fahrezi Hernarto173, Jafri

Ayub174, Muhammad Rolly175,mereka menyatakan bahwa

kualitas produk yang sangat di minati konsumen yaitu produk

yang berkualitas sedang/menengah untuk menjualnya kembali

lebih mudah. Joharuddin Zamrud176 mengatakan bahwa produk

yang dicari konsumen yaitu produk yang KW/tiruan dengan

harga yang paling murah, karena lebih banyak konsumen yang

berasal dari wilayah-wilayah terpelosok. Sedangkan menurut

Aini Amalia,177 mengatakan bahwa kualitas produk yang banyak

173
Fahrezi Hernarto,...
174
Jafri Ayub,...
175
Muhammad Rolly,...
176
Joharuddin Zamrud
177
Aini Amalia
diminati konsumen di tokoh nya yaitu yaitu kualitas produk

yang brand original/asli karena kami di sini lebih banyak

menjual produk yang bermerek atau ternama

c. Tantangan Pasar Global

Persaingan global makin lama makin menigkat. Oleh sebab

itu, produktivitas dan kualitas produk harus ditingkatkan agar

dapat menghadapi persaingan global tersebut.

Dilihat dari hasil wawancara dengan penjual pakaian

jadi di pasar aur kning bukittinggi mereka memang

menghadapi tantangan di pasar, karena adanya revolusi 4.0 ini.

Oleh sebab itu sebagian dari yang penulis wawancari yaitu

Aini Amalia178, Fahrezi Hernarto179 dengan adanya revolusi 4.0

ini merek memanfaatkan alat teknologi untuk memasarkan

produk mereka, dan mereka semua melakukan inovasi baru

untuk produk-produk mereka, dan bahkan tahun ini mereka

semua mengatakan bahwa akan menerbitkan desain baru untuk

produk/pakaian mereka

2. Jenis Pendapatan dalam Islam

178
Aini Amalia,...
179
Fahrezi Hernarto,...
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia pendapatan

adalah hasil kerja (usaha dan sebagainya).180 Sedangkan

pendapatan dalam kamus manajemen adalah uang yang

diterima oleh perorangan, perusahaan dan organisasi lain

dalam bentuk upah, gaji, sewa,bunga,komisi, ongkosdan

laba.181

Pendapatan atau upah dapat didefinisikan sebagai

jumlah uang yang dibayar oleh orang yang memberi pekerjaan

kepada pekerja atas jasanya sesuai perjanjian.182 Islam

menawarkan suatu penyelesaian yang sangat baik atas masalah

upah dan menyelamatkan kepentingan dua belah pihak, kelas

pekerja dan majikan tanpa melanggar hak-hak yang sah dari

majikan. Prinsip ini terdapat dalam surah al-Baqarah ayat 279:

bÎ*sù öN©9 (#qè=yèøÿs? (#qçRsŒù'sù 5>öysÎ/ z`ÏiB «!$# ¾Ï&Î!qߙu‘ur (


bÎ)ur óOçFö6è? öNà6n=sù â¨râä①öNà6Ï9ºuqøBr& Ÿw šcqßJÎ=ôàs? Ÿwur
šcqßJn=ôàè? ÇËÐÒÈ
Maka jika kamu tidak mengerjakan (meninggalkan sisa riba),
Maka ketahuilah, bahwa Allah dan Rasul-Nya akan
memerangimu. dan jika kamu bertaubat (dari pengambilan
riba), Maka bagimu pokok hartamu; kamu tidak Menganiaya
dan tidak (pula) dianiaya. (Q.S. Al-Baqarah: 279)

180
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai
Pustaka, 1989), hal. 185.
181
BN.Marbun, Kamus Manajemen,(Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 2003), hal.230.
182
M. Umar Chapra, Islam dan Tantangan Ekonomi Islamisasi Ekonomi Kontemporer, (Surabaya:
Risalah Gusti, 1999), hal.161.
Dari ayat di atas dapat disimpulkan bahwa

perlindungan atas kepentingan dua belah pihak yaitu kelas

pekerja dan majikan harus dijaga (diselamatkan) tanpa

melanggar hak-hak yang sah dari majikan termasuk dengan

adanya riba.

Penukaran kebutuhan pokok harus dilakukan lewat

upaya-upaya individu itu sendiri. Penukaran kewajiban

personal bagi setiap muslim (fardhu’ain) untuk memperoleh

penghidupannya sendiri dan keluarganya. Tanpa terpenuhinya

kebutuhan ini, seorang muslim tidak dapat mempertahankan

kondisi kesehatan badan dan mentalnya. Serta efesiensinya

yang diperlukan untuk melaksanakan kewajiban budidayanya.

Ibnu Sina berpendapat bahwa adanya hak milik pribadi pada

umumnya berasal dari dua sumber:183

a. Sewa

Secara etimologi al-ijarah berasal dari kata al-ajru yang

berarti al’Iwadh/ penggantian, dari sebab itulah ats-Tsawabu

dalam konteks pahala dinamai juga al-ajru/upah. Adapun secara

terminologi, para ulama fiqh berbeda pendapatnya, antara lain:

183
Abdullah Zaky Al Kaaf, Ekonomi dalam Perspektif Islam, (Bandung: CV Pustaka Setia, 2002),
hal.175
1) Menurut Sayyid Sabiq, ijarah adalah suatu jenis akad atau

transaksi untuk mengambil manfaat dengan jalan member

penggantian.

2) Menurut Ulama Syafi‟iyah, ijarah adalah suatu jenis akad atau

transaksi terhadap suatu manfaat yang dituju, tertentu, bersifat

mubah dan boleh dimanfaatkan, dengan cara memberi imbalan

tertentu.

3) Menurut Amir Syarifuddin ijarah secara sederhana dapat

diartikan dengan akad atau transaksi manfaat atau jasa dengan

imbalan tertentu. Bila yang menjadi objek transaksi adalah

manfaat atau jasa dari suatu benda disebut Ijarah al’Ain,

seperti sewa menyewa rumah untuk ditempati. Bila yang

menjadi objek transaksi manfaat atau jasa dari tenaga

seseorang disebut Ijarah ad-Dzimah.184

4) Menurut Syaikh Syihab Al-Din dan Syaikh Umairah bahwa

yang dimaksud dengan ijarah ialah akad atas manfaat yang

diketahui dan sengaja untuk memberi dan membolehkan

dengan imbalan yang diketahui ketika itu.

b. Upah

184
Abdul Rahman, Ghufron Ihsan, dkk, Fiqh Muamalah, (Jakarta: Kencana
Prenada Media Group, 2010), h.277.
Menurut struktur atas legislasi Islam, pendapatan yang

berhak diterima, dapat ditentukan melalui dua metode. Metode

pertama adalah ujrah (kompensasi, imbal jasa, upah),

sedangkan yang kedua adalah bagi hasil. Seorang pekerja

berhak meminta sejumlah uang sebagai bentuk kompensasi

atas kerja yang dilakukan. Demikian pula berhak meminta

bagian profit atau hasil dengan rasio bagi hasil tertentu sebagai

bentuk kompensasi atas kerja. Sebagaimana dijelaskan dalam

Sunnah.

Artinya: “Dari Ibnu Umar, bahwa Nabi Muhammad


saw. bersabda, “Berikanlah upah pekerja sebelum
keringatnya kering”. (HR. Ibnu Majah)
c. Keuntungan

Profit dalam bahasa Arab disebut dengan ar-ribh yang berarti

pertumbuhan dalam perdagangan. Di dalam Almu'jamal-Iqtisadal-

Islamiy disebutkan bahwa Profit merupakan pertambahan

penghasilan dalam perdagangan. Profit kadang dikaitkan dengan

barang dagangan itu sendiri.185 Kata ini disebut hanya satu kali dalam

Al-Quran, yaitu ketika Allah mengecam tindakan orang-orang

munafik: "Mereka itulah orang yang membeli kesesatan dengan

petunjuk, maka tidak lah beruntung perniagaan mereka dan tidaklah

mereka mendapat petunjuk." (QS. al-Baqarah 2 : 16). Selain ribh,


185
Ahmad asy-Syurbashi, Almu'jam al Iqtisad al-Islamiy (T.tp.: Dar al-Jail, 1981), h. 188.
istilah lain yang terkait dengan keuntungan yaitu al-nama', al-

ghallah, dan al-faidah. Di dalam Tafsir Tematik Konsep Keuntungan

dan implementasinya terhadap penetapan harga dijelaskan bahwa:

1) Nama' yaitu laba dagang (ar-ribh at-tijari) adalah

pertambahan pada harta yang telah dikhususkan untuk

perdagangan sebagai hasil dari proses barter dan perjalanan

bisnis. Laba ini dalam kosep akuntansi disebut laba dagang

(ribh tijari).

2) Al-ghalla (laba insidental) yaitu pertambahan yang terdapat

pada barang dagangan sebelum penjualan, seperti wol atau

susu dari hewan yang akan dijual. Pertambahan seperti ini

tidak bersumber pada proses dagang dan tidak pula pada

usaha manusia. Pertambahan seperti ini dalam konsep

akuntansi disebut laba yang timbul dengan sendirinya/laba

insidental atau laba minor atau pendapatan marginal atau laba

sekunder.

3) Al-faidah (laba yang berasal dari modal pokok) adalah

pertambahan pada barang milik (asal modal pokok) yang

ditandai dengan perbedaan antara harga waktu pembelian dan

harga penjualan, yaitu sesuatu yang baru dan berkembang dari

barang-barang milik, seperti susu yang telah diolah yang


berasal dari hewan ternak. Dalam konsep akuntansi disebut

laba utama (primer) atau laba dari pengoperasian modal

pokok.186

Dapat penulis simpulkan bahwa jenis pendapatan yang

di peroleh dari nara sumber adalah keuntungan,karena dari

keuntungan lah mereka memperoleh uang dari penjualan.

BAB V

186
Mohammad Ridho, Tafsir Tematik Konsep Keuntungan dan Implementasinya terhadap
Penetapan Harga di dalam www.academia.edu.
PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan BAB I sampai dengan BAB

IV mengenai Analisis Dampak Revolusi Industri 4.0 terhadap pendapatan

pedagang pakaian jadi pasar aur kuning maka penulis menarik kesimpulan:

Revolusi industri 4.0 sangat berdampak bagi pedagang pakaian jadi di

pasar aur kuning bukittinggi, berdampak baik bagi orang yang bisa memanfaatkan

revolusi 4.0 dengan adanya teknologi dan media sosial tempat memasarkan

produknya, dan berdampak buruk bagi pedagang pakaian yang tidak bisa

memanfaatkan revolusi 4.0 untuk memasarkan produk mereka

Dan dari 5 orang yang penulis wawancarai ada 3 orang yang tidak

memanfaatkan revolusi industri 4.0, dikarnakan tidak bisa menggunakanya, dan 2

orang lagi bisa memanfaatkan tetapi tidak maksimal dalam pemanfaatanya.

B. Saran

1. Bagi Pihak Perbankan

a. Pihak Pasar Aur Kuning Bukittinggi diharapkan dapat lebih bisa berinovasi

untuk produk nya masing-masing agar bisa mengalahkan tantangan yang

ada pada saat sekarang ini


b. Seharusnya dengan adanya revolusi 4.0 ini, para penjual pakaian jadi, bisa

menggunakan teknologi yang ada untuk memasarkan produk nya, agar

produk yang mereka miliki bisa dikenali oleh orang banyak.

2. Bagi Peneliti Yang Akan Datang

Untuk penelitian yang selanjutnya diharapkan agar dapat menggunakan

variabel, objek dan data yang berbeda, sehingga nantinya diperoleh hasil yang

lebih baik.

DAFTAR PUSTAKA

AlKaaf, Abdullah Zaky. 2002. Ekonomi dalam Perspektif Islam.Bandung: CV

Pustaka Setia.
Aini Amlia, pedagang pakaian jadi di Pasar Aur Kuning Bukittinggi, 2020

Alma, Buchari. 2015. Pengantar Bisnis. Bandung: Alfabeta.

Agustinova, Danu Eko. 2015. Memahami Metode Penelitian Kualitatif: Teori &

Praktik. Yogyakara: Calpulis.

Ahmad, Cholid Narbuko dan Abu. 1997. Metodologi Penelitian. Jakarta: PT

BumiAksara.

Anwar, Saeful. 2018. Revolusi Industri 4.0 Islam Dalam Merespon Tantangan

Teknologi Digitalisasi.Jurnal Studi Keislaman. Vol 8. No 2.

Bukit, M. 2014. Strategi dan Inovasi Pendidikan Kejuruan dari Kompetensi ke

Kompetisi. Bandung: Alfabeta.

Case, Karl E dkk. 2006.Prinsip-Prinsip Ekonomi. Jakarta: Erlangga.

Chapra, M Umar. 1999. Islam dan Tantangan Ekonomi Islamisasi Ekonomi

Kontemporer. Surabaya: Risalah Gusti.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 1989. Kamus Besar Bahasa Indonesia.

Jakarta: Balai Pustaka.

Dinas Pengelolaan Pasar Aur Bukittinggi. 2015. Profil Pasar Atas, Pasar Bawah,

dan Pasar Simpang Aur Kota Bukittinggi. Bukittinggi: Dinas Pengelolaan

Pasar.

Efrita Norman Dan Idha Aisyah. 2019. Bisnis Online Di Era Revolusi Industri 4.0

(Tinjauan Fiqih Muamalah). Jurnal Ekonomi, Keuangan, dan Bisnis

Syariah. Vol 1.No 1.


Elmalia dan Efrinawati.2018.Pengaruh E-Commerce terhadap Peningkatan Usaha

Mikro Kecil dan Menengah di Kota Padang, Jurnal Ekonomi dan Bisnis

Islam.Vol 3.No 2.

Fahrezi Hernarto, pedagang pakaian jadi di Pasar Aur Kuning Bukittinggi, 2020

Haryono, Sugeng dan Nurlaela. 2018. Efektivitas Penggunaan Mesia E-Commerce

Terhadap Peningkatan UMKM Depok Dilihat dari Etika Bisnis, Seminar

Nasional&Diskusi Panel Multi Disiplin Hasil Penelitian dan Pengabdian

kepada Masyarakat, Jakarta:Universitas Inraprasta PGRI.

Herdiansyah, Haris. 2015. Metodologi Penelitian Kualitatif untuk Ilmu Psikologi.

Jakarta: Salemba Humanika.

Herdiansyah, Haris. 2015. Wawancara Observasi dan Focus Groups. Jakarta: PT

Raja Grafindo Persada.

Hoedi Prasetyo dan Wahyudi Sutopo, Industri 4.0 : Telaah Klasifikasi Aspek dan

Arah Perkembangan Riset, Jurnal Teknik Industri, Vol. 13, No.1, 25 Januari

2018.

Jonathan Sarwanto. 2006. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Yogyakarta :

Graha Ilmu.

Joharuddin Zamrud, pedagang pakaian jadi di Pasar Aur Kuning Bukittinggi, 2020

Jefri Ayub, pedagang pakaian jadi di Pasar Aur Kuning Bukittinggi, 2020

Jusmaliani, dkk. 2009. Bisnis Berbasis Syariah. Jakarta: Bumi Aksara.

Kasmir. 2013. Studi Kelayakan Bisnis. Jakarta: Kencana.


M, Serraden. 2006.Aset untuk Orang Miskin. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Mankiw, Gergory. 2003. Pengantar Ekonomi. Jakarta: Erlangga.

Marbun, BN. 2003. Kamus Manajemen. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.

Melepeng, Lexy J.1995. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja

Rosdakarya.

Muhammad rolly, pedagang pakaian jadi di Pasar Aur Kuning Bukittinggi, 2020

Muhammad. 2013. Metodologi Penelitian Ekonomi Islam: Pendekatan Kuantitatif.

Jakarta: RajaGrafindo Persada.

Nugroho, Alifi Nur Prasetia, dkk. Adikuasa Perdagangan Tiongkok: Tiongkok Dalam

Revolusi Industri 4.0 Di Indonesia (Tinjauan Sejarah Sosial-Ekonomi

Pedagang Tiongkok Di Indonesia). ISTORIA. Vol. 15, No. 2, September

2019.

Sangani, Niko dkk. Pengaruh Revolusi Industri 4.0 pada Kewirausahaan untuk

Kemandirian Ekonomi, Seminar Bisnis Manajemen (SAMBIS-2019),

ISSN:2685-1474

Sinaga, Dadjim. 2009. Studi Kelayakan Bisnis dalam Ekonomi Global.Jakarta: Mitra

Wacana Media.

Subagyo, P Joko. 2011. Metodologi Penelitian dalam teori dan praktik. Jakarta:

Rineka Cipta.

Sugiono. 2014. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta.

Sugiono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:

Alfabeta.
Sugitono. 2009. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Sunarto. 2003. Prinsip-Prinsip Pemasaran. Yogyakarta: Amus.

Syahrudin. 1990. Dasar-Dasar Ekonomi Mikro. Jakarta: FEUI.

Tika, Moh. Pabunda. 2006. Metode Riset Bisnis. Jakarta: Bumi Aksara.

Yuliana Oviliani Yenty. Penggunaan Tekhnologi Internet dalam Bisnis. Jurnal

akuntansi &keuangan Vol.2,No.1, Mei 2000.

https://kbbi.web.id/analisis-atau-analisa, pukul 15.01

https://kbbi.web.id/dampak, pukul 15.03

https://kbbi.web.id/pendapatan, pukul 15.04

https://kbbi.web.id/dagang-atau-pedagang, pukul 15.05

https://kbbi.web.id/pakaian, pukul 15.07


LAMPIRAN
Wawancara Penelitian

KepadaYth,

Bapak/Ibu di tempat.

Pertanyaan yang ada dalam wawancara inisemata-mata hanya untuk data

penelitian dalam rangka menyusun tugas akhir Skripsi adapun judul penelitian ini:

Analisis Dampak Revolusi Industri 4.0 Terhadap Pendapatan Pedagang Pakaian Jadi

di Pasar Aur Bukittinggi.

Dibawah ini ada beberapa macam pertanyaan yang saya berikan kepada

Bapak/Ibuk untuk memberikan jawaban terhadap pertanyaan tersebut

sesuai dengan pendapat dan pandangan Bapak/Ibuk.

Daftar pertanyaan wawancara:

1. Sudah berapa lama bapak/ibuk menjual pakaian jadi ini?

2. Berapakah penghasilan bapak/ibuk dalam satu bulan?

3. Strategi apa saja yang bapak/ibuk gunakan untuk memasarkan produk?

4. Apakah bapak/ibuk menggunakan tekhnologi dan media sosial untuk

memasarkan produk?

5. Kalau bapak/ibuk menggunakan tekhnologi atau media sosial, media sosial

apa saja yang bapak gunakan untuk memasarkan produk?


6. Seberapa besar pengaruh tekhnologi dan media sosial terhadap usaha

bapak/ibuk?

7. Apakah bapak/ibuk menggunakan shoope, lazada, dan media online lainnya

untuk memasarkan produk?

8. Apakah revolusi industri 4.0 memperngaruhi pendapatan bapak/ibuk ?

9. Apakah dampak dari revolusi industri 4.0 berpengaruh baik/buruk terhadap

pendapatan bapak/ibuk?

10. Apakah transaksi jual beli tiap bulannya terjadi peningkatan atau penurunan?

11. Apakah pada usaha bapak/ibuk terjadi peningkatan/penurunan pendapatan tiap

bulannya?

12. Inovasi apa saja yang sudah bapak/ibuk lakukan agar produk ini dapat

bersaing dengan produk online lainnya?

13. Menurut bapak/ibuk perlukah inovasi itu dilakukan?

14. Permasalahan apa saja yang di hadapi dalam usaha ini?

15. Apakah Bapak/Ibuk memiliki karyawan untuk melakukan penjualan usaha

pakaian ini?

16. Apakah Bapa/Ibuk melakukan penambahan atau pengurangan tenaga kerja

setiap tahunnya?

17. Apakah Bapak/Ibuk menjual pakaian jadi ini secara grosir atau eceran?

18. Tantangan apa yang sering bapak/ibuk hadapi pada saat sekarng ini?

19. Seperti apakah kualitas produk bapak/ibu yang paling diminati para

konsumen ?
20. Seberapa bermanfaat bisnis pakaian ini terhadap pendapatan bapak/ibuk?

21. Apakah bapak/ibuk tertarik untuk memasarkan produk ini melalui online,

kalau iya/tidak apa alasan nya?

22. Apakah sumber pendapatan bapak/ibuk hanya dari menjual pakai ini?

Bukittinggi, Juni 2020


Informan,

(______________________)
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Muhammad Irvan

Tampat Tanggal Lahir : Bukittinggi, 04 November 1996

Jenis Kelamin : Laki-Laki

Anak ke : 2 dari 5 Saudara

Bp : 2016

Alamat : Jorong Cibuak Ameh, Kec. Ampek


Angkek, Kab. Agam

Nama Ayah : Jefri

Nama Ibu : Erlinda

Pendidikan:

1. Sekolah Dasar Negeri 23 Cibuak Ameh, tamat tahun 2007.


2. Madrasah Tsanawiyah (MTS) Pondok Pesantren Tarbiyah Islamiyah Pasia
tamat tahun 2012.
3. Madrasah Aliyah (MA) Pondok Pesantren Tarbiyah Islamiyah Pasia tamat
tahun 2016
4. Pada tahun 2016 penulis melanjutkan pendidikan ke Institut Agama Islam
Negeri (IAIN) di Bukittinggi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam, Jurusan
Pendidikan Ekonomi Islam.

Organisasi:

1. Anggota Internal HMJ ( Himpunan Mahasiswa Jurusan Ekonomi Islam) IAIN


BUKITTINGGI periode 2017-2018.
2. Ketua Bidang Internal DEMA FEBI IAIN BUKITTTINGGI Periode 2018-
2019.

Prestasi:

2017:
1. Juara I Futsal PKM DEMA I IAIN Bukittinggi.
2. Juara II Lomba Pidato Bahasa Arab PKM DEMA FEBI IAIN Bukittinggi

2018
1. Juara 1 Futsal PKM DEMA I IAIN Bukittinggi.
2. Juara II Debat Ekonomi Islam PKM DEMA FEBI IAIN Bukittinggi

Anda mungkin juga menyukai