Anda di halaman 1dari 142

INTERPRETASI

TIM PENGAJAR
• Penanggung jawab :
Prof. Dr. E. K. S. Harini Muntasib
• Tim Pengajar:
Prof. Dr. E. K. S. Harini Muntasib
Dr. Eva Rachmawati, S.Hut, M.Si
Dr. Ir. Ricky Avenzora, M.Sc.F
Ir. Lin Nuriah Ginoga, M.Si
Dr Ir Nandi Kosmaryandi, M.Sc.F
Dr. Yudi Setiawan, S.P., M.Env.Sc
Minggu Pokok Bahasan/Sub Pokok Bahasan Dosen
Pengajar
1 Pendahuluan Harini Muntasib

2 Perencanaan Interpretasi Bagian 1 Harini Muntasib


3 Perencanaan Interpretasi Bagian 2 Harini Muntasib
4 Obyek dan Jalur Interpretasi Eva Rachmawati
5 Karakteristik dan Perilaku Pengunjung Eva Rachmawati
6 Pemetaan Interpretasi Yudhi Setiawan
7 Perencanaan Lanskap untuk Interpretasi Nandi
Koesmaryandi
UTS
Minggu Pokok Bahasan/Sub Pokok Dosen Pengajar
Bahasan
8 Komunikasi dalam Interpretasi Harini Muntasib
9 Media Interpretasi dan Contoh Ricky Avenzora
Penerapannya
10 Tata Cara dan Etika Pemanduan Ricky Avenzora

11 Contoh Interpretasi Animal Lin Nuriah Ginoga


Watching
12 Perencanaan Program Interpretasi Lin Nuriah Ginoga
13 Teknik Interpretasi Eva Rahmawati
14 Contoh/Studi Kasus Interpretasi Dosen Tamu
UAS
KONTRAK PERKULIAHAN
• Diselenggarakan dengan tatap muka namun apabila ada hal-
hal khusus, bisa diselenggarakan secara daring. Semua
mahasiswa wajib mengikuti semua perkuliahan dan tugas-
tugas yang diberikan
• Saat kuliah tatap muka maka mahasiswa tidak diperkenankan
ke kamar kecil kecuali sakit
• Menjunjung tinggi etika dan tatakrama, jadi ketika kuliah
dengan konsentrasi dan berpakaian sopan
• Intensif untuk ikut berdiskusi dan mengajukan pertanyaan
dengan sopan
• Kehadiran: diharapkan tepat waktu dan jika dilaksanakan
daring ada masalah jaringan dsb nya, memberitahukan via wa
KONTRAK PERKULIAHAN
• Semua tugas harus diserahkan tepat waktu, kalau terlambat
sehari dikurangi 5 %
• Saat UTS diberikan kesempatan untuk perbaikan nilai bagi
yang kurang, tetapi setelah UAS maka langsung akan
didapatkan hasil
• Hal-hal yang berkaitan dengan absen adalah tanggung jawab
mahasiswa sendiri
Kenapa Perlu Interpretasi?
kita datang ke suatu kawasan yang alami seperti Taman wisata,
Kebun raya, Taman Nasional ataupun tempat-tempat lain kita
biasanya akan bingung, harus kemana kita pergi ?
Ingin tahu

tempat-tempat yang indah ?


sejarah tempat yang kita datangi ?
cerita-cerita mitos?

Perlu

Penghubung/jembatan
dengan sumberdaya yang
kita datangi
Pengertian Interpretasi
Interpretasi adalah pelayanan kepada
pengunjung yang datang ke taman-taman,
hutan, tempat-tempat yang dilindungi dan
tempat-tempat rekreasi sejenis lainnya.

Interpretasi adalah suatu mata rantai


komunikasi antara pengunjung dan
sumberdaya yang ada (Sharpe, 1982)
Harold Wallin (dalam Sharpe, 1982),
interpretasi adalah suatu cara pelayanan untuk
membantu pengunjung supaya tergugah rasa
sensitifnya dalam merasakan keindahan alam,
kekomplekannya, variasinya dan hubungan
timbal balik dari lingkungan, rasa ketakjuban
dan hasrat untuk mengetahui.

Grater (1976), menyatakan bahwa interpretasi


yang lengkap harus dapat diketahui,
distimulasikan dan jelas.
Menurut Tilden (1957), interpretasi adalah suatu
aktifitas pendidikan untuk mengungkapkan arti dan
hubungan antara obyek alami dengan pengunjung
melalui pengalaman tangan pertama dan
penggambaran media (ilustrasi) secara sederhana.

Direktorat Taman Nasional dan Hutan Wisata (1988),


menyatakan bahwa yang disebut interpretasi
konservasi alam adalah suatu kegiatan bina cinta
alam yang khusus ditujukan kepada pengunjung
kawasan konservasi alam dan merupakan kombinasi
dari enam hal, yaitu pelayanan informasi, pelayanan
pemanduan, pendidikan, hiburan dan inspirasi serta
promosi.
York (dalam Sharpe,1982), mendeskripsikan interpretasi
sebagai kombinasi dari beberapa pelayanan yaitu pelayanan
informasi, pemanduan, pendidikan, hiburan, propaganda dan
inspirasi.

Don Aldridge (dalam Sharpe,1982) mendefinikan interpretasi


sebagai “seni dalam menerangkan suatu tempat oleh
seseorang sehingga membuat pengunjung atau publik sadar
akan arti dari hubungan ini sehingga membangunkan
keinginan untuk mendukung konservasi lingkungan”.

Menurut “The Country Recreation Glossary” (dalam Sharpe,


1982), interpretasi adalah proses untuk mengembangkan daya
tarik pengunjung dengan cara yang menarik dalam
menjelaskan suatu lokasi atau dengan cara yang menarik
dalam menjelaskan suatu lokasi atau dengan mendeskripsikan
dan menerangkan karakteristik lokasi tersebut dan hubungan
diantaranya
Ruang Lingkup Interpretasi
Ruang Lingkup interpretasi lingkungan
adalah perencanaan, pelaksanaan dan
pengembangan interpretasi lingkungan
terutama pada kawasan-kawasan yang
dikunjungi oleh pengunjung, baik untuk
berrekreasi maupun untuk penelitian atau
mengembangkan ilmu pengetahuan.
Kegiatan Interpretasi
diselenggarakan

bahasa yang mudah dimengerti oleh pengunjung


mempertemukan pengunjung dengan obyek-obyek interpretasi

Pengunjung Memperoleh pengalaman langsung

penglihatan,
pendengaran,
perasaan,
penciuman, atau perabaan
Sasaran Interpretasi
Menurut Sharpe (1982), sasaran interpretasi ada 3 yaitu:
1. Merangsang pengunjung untuk
mengembangkan kesadaran apresiasi dan
pengetahuannya mengenai kawasan yang
dikunjungi.
2. Penyempurnaan manajemen.
3. Menjadi sarana promosi agar publik atau
masyarakat luas mengetahui keberadaan
sumberdaya obyek yang dimaksud melaui biro-
biro perjalanan.
Tujuan interpretasi
Menjelaskan pengertian dan apresiasi terhadap
lingkungan dengan cara menyampaikan nilai-
nilai sumberdaya alam serta nilai sejarah dan
budayanya yang penting.
Dengan suatu program interpretasi yang baik
diharapkan pengaruh yang merusak (negatif)
dapat dicegah, selain itu dapat lebih memahami
nilai-nilai lingkungan secara utuh, bukan hanya
yang mereka lihat atau mereka amati saja.
Prinsip Interpretasi
Tilden (1957)memberikan 6 prinsip interpretasi yaitu :
 Suatu interpretasi yang tidak ada kaitannya antara
apa yang diperagakan atau diuraikan dengan apa
yang dialami atau kepribadian personalitas para
pengunjung akan merupakan hal yang sia-sia
 Informasi, penerangan atau materi yang sejenis
dengan itu saja bukanlah interpretasi.
 Interpretasi adalah suatu seni yang menggabungkan
bermacam-macam seni, baik bersifat ilmiah atau
arsitektur, atau seni yang pada suatu tingkatan dapat
diajarkan kepada orang lain.
 Cara menyampaikan interpretasi bukanlah dengan
suatu perintah melainkan dengan pancingan atau
persuasif (dorongan)
 Interpretasi bermaksud mempertunjukkan secara jelas
dan bukan sebagian-sebagian.
 Interpretasi yang ditujukan pada anak-anak tidak dapat
dipakai untuk orang dewasa karenamasing-masing
mempunyai pendekatan yang berbeda.
PERENCANAAN INTEPRETASI
BRADLEY DALAM SHARPE (1982),
PERENCANAAN INTERPRETASI MEMILIKI CIRI-
CIRI :

• Dapat dipergunakan
Perkembangan fasilitas interpretasi untuk menunjang program yang
direncanakan seharusnya disesuaikan. Programnya dapat
dipergunakan dan keselamatan pengunjung harus diperhatikan,
terutama dalam penggunaan jalan dan interaksi dengan subyek
interpretasinya.
• Efisien
Fasilitas yang digunakan efisien dari segi pelayanan, penggunaan dan
penggunaan serta pembiayaannya.
• Dapat mengungkap keindahan
Menyediakan paket yang bervariasi tetapi kompak dengan
karakteristik yang ada, indah dan memberikan gambaran dari
subyek interpretasinya.
• Fleksibel (lentur) dan selektif
Program yang disusun terutama disesuaikan dengan
fasilitas yang tersedia tetapi terus berkembang
sehingga pengunjung dapat lebih tertarik, mengerti,
merenungkan dan mengevaluasi sesuai yang didapat.
Program yang bagus akan selalu dipilih oleh
pengunjung.
• Kerugian sekecil mungkin pada komunitas alam dan
kebudayaan
Perencanaan harus memperhitungkan suapya tekanan
yang ditimbulkan pengunjung sekecil mungkin,
terutama untuk jenis-jenis langka, jarang.
• Penggunaan sumberdaya yang optimum
Problem utama dalam penyusunan perencanaan interpretasi adalah cara
penempatan kegiatan manusia dengan sumberdaya yang ada, supaya
seoptimum mungkin ditunjukkan, nyaman tapi sekecil mungkin menimbulkan
kerusakan sumberdaya. Sehingga selalu diperlukan perbaikan-perbaikan dari
program yang sudah ada atau menyusun program yang baru sama sekali.
• Partisipasi publik
Diperlukan pendapat umum dan saran-saran dari publik untuk menyusun
perencanaan program interpretasi, sebagai kritik dan acuan juga dalam
menyusun program selanjutnya.
Masukan

Inventarisasi
Pengumpulan Evaluasi
Obyektive Data Analisis Sintesis Rencana Implementasi
revisi

Umpan
Balik

PHASE PERENCANAAN INTERPRETASI (BRADLEY DALAM


SHARPE, 1982)
PROSES PERENCANAAN MENURUT
VEVERKA

WHY

HOW + WHEN + SO
WHAT I&O
WHERE WHAT
(Program)

WHO
WHAT

• Inventarisasi sumberdaya untuk interpretasi


• Menetapkan sumberdaya utama ( atribut penting )
dari sumberdaya yang ada di kawasan yang
direncanakan , misal Padang penggembalaan ,
Danau , Sungai , Satwa tertentu dsb
• Merupakan padang penggembalaan yang satwanya
lengkap
• Merupakan danau yang sangat indah
• Sungai yang jernih dan terpanjang di kawasan itu
• Ada satwa yang sangat langka di dunia
• Dsb
TEMA
 Cara menuliskan Tema :
ATRIBUT PENTING (tangible) + GAGASAN UNIVERSAL
(Intangible)
Cara menuliskan Tema :
1. Dituliskan dalam kalimat pendek, sederhana dan lengkap
2. Mengandung satu Gagasan
3. Mengungkapkan seluruh maksud presentasi Interpretasi
4. Spesifik dan menarik
WHY
 Menetapkan Sasaran Interpretasi
1. Sasaran Pengetahuan
misal mendapatkan pengetahuan tentang perkembangbiakan
badak
1. Sasaran Perasaan/Sensasional
Pengunjung diajak merasakan kondisi di tengah hutan
1. Sasaran Behavioral/Perilaku
Pengunjung diajak untuk ikut berperan menjaga kelestarian
hutan
WHO

Pengunjung yang riil dan yang potensial


Karakter, Demografi, Asal, Pola Kunjungan
Dikaitkan Minat dan perhatian dengan Tema yang
telah ditetapkan dengan melibatkan pengunjung
secara aktif dengan semua indera yang bisa, baik
mendengar, melihat, merasakan, dan melakukan
IV. PROGRAM

 Mengembangkan Pilihan Program Interpretasi :


1. Kegiatan
2. Bentuk Interpretasi
3. Teknik Interpretasi
4. Media Interpretasi
5. Sarana Prasarana pendukung Interpretasi
Contoh Alur Perencanaan Interpretasi

Tujuan
menyusun suatu perencanaan
interpretasi trail/jalur di suatu kawasan
Jenis Data

Sejarah kawasan
Kondisi umum lokasi penelitian
(letak & luas, topografi, iklim, tanah aksesibilitas, flora & fauna)
Karakteristik pengunjung
Kondisi biotik
(flora dan fauna)
Kondisi fisik jalur interpretasi
(panjang dan lebar jalur, fasilitas pendukung)
Pengelola
(perencanaan interpretasi yang telah atau akan dilakukan)
Masyarakat
(sejarah dan mitos yang ada)
Pengumpulan Data

Studi Literatur

Kondisi biologi

Observasi Lapang Kondisi fisik

Kondisi sejarah

Pengunjung
Wawancara dan Kuesioner
Pengelola
Analisis Data

Data Potensi

Sumberdaya Alam Pengunjung Pengelola

Dianalisa secara deskriptif

Perencanaan Interpretasi

Membuat usulan program interpretasi

Program interpretasi
Fasilitas interpretasi
Obyek interpretasi
Bentuk dan layanan interpretasi
Pelaksanaan
Diatur dalam suatu peraturan pelaksanaan yang mencakup:
 Rutin
 Khusus

a. Metode interpretasi
1. Langsung
2. Tidak langsung
Evaluasi Interpretasi
Sangat penting karena dalam pelaksanaan interpretasi perlu ada
kedinamisan.
Evaluasi interpretasi mencakup:
1. Evaluasi terhadap rencana kegiatan
Tinjauan pada rencana kegiatan yang ada apakah tujuan dan sasaran
yang dicaapi masih sesuai/tidak.
2. Evaluasi rencana satuan
Disusun oleh para ahli.
Antara lain evaluasi lokasi obyek interpretasi.
3. Evaluasi rencana penugasan
Untuk mengetahui respon dari pengunjung
4. Evaluasi pelaksanaan
Mengevaluasi pelaksanaan interpretasi.
Terima kasih
KARAKTERISTIK DAN PERILAKU
PENGUNJUNG

Eva Rachmawati
Interpretasi

Media
Sumberdaya
Pengunjung
interpretasi
(Interpretasi)
PENGUNJUNG/WISATAWAN/TOURIST
Rekomendasi PATA (Pacific Area Travel Association) League of
Nation (1936)
•“Orang-orang yang sedang mengadakan perjalanan dalam jangka
waktu minimal 24 jam dan maksimal 3 bulan di dalam suatu negara
yang bukan merupakan negeri dimana ia biasa tinggal”
Mereka itu meliputi:
•Orang-orang yang sedang mengadakan perjalanan untuk
bersenang-senang, untuk keperluan pribadi, untuk keperluan
kesehatan dan sebagainya.
•Orang-orang yang sedang mengadakan perjalanan untuk maksud
menghadiri pertemuan, konferensi, musyawarah atau di dalam
hubungan sebagai utusan berbagai badan organisasi (ilmu
pengetahuan, administrasi, diplomatik, olahraga, keagamaan, dsb.)
•Orang-orang yang sedang mengadakan perjalanan dengan maksud
bisnis.
•(Pejabat pemerintah dan orang-orang militer yang diposkan di
suatu negara lain tidak termasuk) kecuali dia mengadakan
perjalanan ke negara lain lagi.
• Pengunjung adalah orang – orang yang datang
ke suatu kawasan rekreasi dengan maksud dan
tujuan tertentu.
Berdasarkan kesenangan terhadap alam.
• Kelompok pengunjung tersebut yaitu kelompok
pengunjung yang senang melakukan aktifitasnya
didalam lingkungan alam
• Kelompok pengunjung yang bertujuan untuk
betul – betul mengenal alam dan isinya.
Bagi pengunjung kelompok pertama, alam bukan
merupakan daya tarik utama tetapi lingkungan
alam hanya untuk menambah makna
aktifitasnya. Contoh aktifitas tersebut misalnya
golf, lomba sepeda gunung dan sebagainya.

Sedangkan bagi pengunjung kelompok kedua,


alam merupakan daya tarik utama. Mereka
menginginkan kawasan yang asli, flora dan
fauna yang khas atau ingin menghayati alam
yang masih murni. Pengunjung jenis ini tidak
terlalu mementingkan sarana dan prasarana
yang bagus, asal cukup saja. Bagi mereka hal
yang terpenting adalah kekhasan dan kealamian
kawasan yang dikunjunginya.
Tipe – tipe Ecotourist (Kusler, 1991)
• Do it yourself ecotourist --- tinggal di berbagai
tipe akomodasi yang berbeda, mengunjungi
berbagai lokasi, tujuan atau pengalaman yang
ingin diperoleh sangat fleksibel

• Ecotourist on tour --- berada dalam suatu


kelompk perjalanan tertentu yang mengunjungi
suatu lokasi tertentu (ada organisasi atau
lembaga yang mengatur perjalanannya)

• School groups or scientific groups --- melakukan


suatu kegiatan penelitian ilmiah, tinggal di suatu
lokasi untuk waktu yang cukup lama
Tipe – tipe Ecotourist (Lindberg,
1991)
• Hard-core nature tourist --- ilmuwan peneliti atau suatu
kelompok yang bertujuan untuk melakukan pendidikan
lingkungan (misalnya melakukan pembersihan sampah,
dll)
• Dedicated nature tourist --- orang yang melakukan
perjalanan ke suatu kawasan dilindungi untuk melihat
kealamiannya serta sejarah budayanya
• Mainstream nature tourist --- orang yang senang
mengunjungi tempat-tempat yang tidak biasa, misalnya
habitat gorila, hutan amazon, dll
• Casual nature tourists --- orang yang menikmati alam
sebagai bagian dari pengalaman wisatanya (bukan tujuan
utamanya)
KARAKTERISTIK PENGUNJUNG
• Komposisi pengunjung
– Usia, misalnya anak – anak (5 – 12 tahun),
remaja (13 – 20 tahun), dewasa (21 – 60 tahun)
dan tua (>60 tahun) dan sebagainya.
– Tingkat pendidikan, misalnya Sekolah Dasar,
Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama, Sekolah
Lanjutan Tingkat Atas, Perguruan Tinggi, dan
sebagainya.
– Jenis pekerjaan, misalnya pegawai negeri,
swasta, pelajar/mahasiswa, ABRI dan
sebagainya.
– Jenis kelamin, yaitu pria dan wanita
• Tujuan datang pengunjung
misalnya ingin melihat – lihat
pemandangan untuk menghilangkan
stress, melakukan penelitian,
berkemah, dan lain – lain.
• Kegiatan yang dilakukan, misalnya
berjalan – jalan, makan – makan,
pengamatan burung, hiking, tracking,
dan lain – lain.
• Obyek yang didatangi
• Obyek yang disukai
Perilaku Pengunjung
• Perilaku manusia adalah ekspresi
manusia yang diakibatkan oleh adanya
dorongan dan keinginan dalam diri
individu bersangkutan.
• The Concise Oxford Dictionary --- perilaku
merupakan keinginan, dorongan atau
sikap untuk berbuat sesuatu yang
selanjutnya dilaksanakan melalui
tindakannya yang baik atau buruk.
Perilaku setiap orang akan berbeda satu sama
lain dan dipengaruhi beberapa hal yaitu :
• Agama yang dianut
• Kebudayaan masyarakat (masyarakat
modern atau masyarakat primitif)
• Umur
• Jenis kelamin
Perilaku pengunjung antara lain juga ditentukan
oleh persepsi, motivasi dan pengetahuan.
• Persepsi adalah cara seseorang memandang
atau gambaran seseorang terhadap suatu
masalah yang dihadapinya.
• Pengetahuan adalah tingkat atau kadar
pemahaman terhadap sesuatu masalah.
• Motivasi adalah keadaan diri seseorang yang
mendorong tingkah laku menuju tujuannya.
Motivasi berbeda dengan rangsangan.
Motivasi adalah suatu faktor dalam yang
merupakan pengungkapan dari seluruh
kebutuhan manusia, sedangkan rangsangan
adalah suatu faktor luar yang menyebabkan
manusia bereaksi atau memberikan respon.
Dorongan pengunjung untuk melakukan kegiatan
rekreasi sesuai dengan motivasi – motivasinya
yaitu :
• Motivasi untuk mencari kehidupan dalam tata
lingkungan yang berbeda.
• Motivasi untuk memperoleh pengalaman –
pengalaman baru.
• Motivasi untuk menyentuh alam lingkungan yang
asli, utuh dan tenang.
• Motivasi untuk mempelajari dan mengkaji alam
dan proses kehidupan alam.
• Motivasi untuk berpetualang di alam bebas.
• Motivasi untuk menyaksikan dan menikmati
panorama alam.
• Motivasi mencari inspirasi dan apresiasi.
Pengunjung, Interpretasi, Kawasan
• Tujuan interpretasi --- menjaga kelestarian kawasan,
meningkatkan pengetahuan dst --- jembatan antara kawasan
dengan pengunjung
• Hal tersebut perlu dikomunikasikan dengan pengunjung
• Ada beberapa informasi yang diperlukan berkaitan dengan
pengunjung, antara lain:
– Siapa pengunjung yang datang?
– Dari mana mereka berasal?
– Apa yang mereka pelajari dari kawasan yang mereka
datangi?
– Apa yang mereka ingin pelajari dari kawasan yang mereka
datangi?
– Apa pendapat mereka mengenai kawasan yang mereka
datangi?
– Apa pendapat mereka mengenai fasilitas yang ada di
kawasan yang mereka datangi?
– Apa harapan mereka terhadap kawasan?
– dll
• Untuk menjawab pertanyaan tersebut --- survey pengunjung
• Metode survey yang dapat dilakukan:
– Mail Questionnaires --- cukup sulit dilakukan
karena tidak semua mengembalikan kuisioner
yang diberikan, keuntungannya dapat
menjangkau responden di tempat yang jauh
(jangkauannya luas)
– Self-administered Questionnaires --- hampir
sama dengan Mail Questionnaires , tapi ada
beberapa responden yang dikontak langsung
oleh yang memberikan kuisioner
– Personal interviews
– Telephone interviews
– Observasi lapang
• Penentuan Responden:
– Sensus
– Sampling

Tergantung pada:
– Analisis yang digunakan --- statistik,
deskriptif, kualitatif, kuantitatif
– Tujuan yang ingin dicapai
– Ketersediaan dan kemampuan
sumberdaya --- manusia, waktu, dana
TERIMA KASIH
Interpretasi Alam (KSH353)

Yudi Setiawan

Department of Forest Resource Conservation and Ecotourism,


Faculty of Forestry
setiawan.yudi@gmail.com
https://sites.google.com/site/setiawanyudi33/
Pemahaman peta dan
data spasial
Pontianak 1887
Bogor & Jakarta
1914
Pemetaan dan Data Spasial

Sumber : Prof. Dr. Hasanuddin Z. Abidin : Kepala Badan Informasi Geospasial (BIG)
Pemetaan dan Data Spasial

GIS and Remote Sensing


Perencanaan

Database
Spasial Informasi
(beragam format)

Pengambilan
Three-way interaction model
Keputusan
KOMPONEN PENYUSUN S I G
A. HARDWARE
KOMPONEN S I G
B. SOFTWARE (TERMASUK OPERATING SYSTEM/OS)
SOFTWARE OS FORMAT SOURCE
ARCGIS WINDOWS VECTOR/RASTER Commercial
ARCVIEW WINDOWS VECTOR/RASTER Commercial
ERDAS WINDOWS VECTOR/RASTER Commercial
ERMAPPER WINDOWS VECTOR/RASTER Commercial
TNT MIPS WINDOWS VECTOR/RASTER Commercial
MAPINFO WINDOWS VECTOR Commercial
PCI WINDOWS VECTOR/RASTER Commercial
IDRISI WINDOWS RASTER Commercial
GRASS (Geographic WINDOWS VECTOR/RASTER Open source
Resources Analysis (FOSS)
Support System)
QGIS WINDOWS VECTOR/RASTER Open source

http://www.inigis.com/category/open-source-gis/quantum-gis
http://grass.fbk.eu/
http://www.clarklabs.org/products/idrisi-taiga.cfm
KOMPONEN PENYUSUN S I G
C. DATA
Satu set informasi (Numerik, Alphabet, Gambar) tentang
sesuatu (Barang, Kejadian, Kegiatan) yang didapat dari
observasi, pengukuran, penghitungan dengan menggunakan
metoda tertentu

a. INFORMASI DASAR DATA:


Sitasi, abstrak, tujuan, keterbatasan penggunaan, orang yang
bertanggung jawab/dimintai informasi
b. INFORMASI KUALITAS DATA:
Sumber data (skala, metoda pembangunan data dll)
c. ORGANISASI INFORMASI DATA SPASIAL:
Mekanisme bagaimana merepresentasikan spasial data (vector,
raster)
d. INFORMASI REFERENCE SPASIAL:
Data projeksi (UTM, IDTM, etc.)
Data Spasial :
Adalah data representasi permukaan bumi (representasi dalam
bentuk titik, garis ataupun area, yang mempunyai referensi
keruangan.

Referensi Keruangan (2 D)

 Koordinat (cartesian, geografi, Azimut/kompas)


 Pemberian tanda (Box) pada gambar
 Hubungan dengan daerah di sekitarnya
(letak Depok : antara Jakarta & Bogor)
 Pemberian nama pada peta
 Pemberian batas daerah
Koordinat (cartesian/azimut)

Azimut
Y (km)

Y km

X km

X (km)
Vector
• Points (no dimensions)
• Lines, or “arcs” (1 dimension) or
• Areas, or “polygons” (2 or 3 dimensions)
POINT LAYER
Examples:X,Y coordinates
Stream gauge / wave buoy,
stoplight, survey location / respondent,
5 residence / business, etc.
Point ID Location
4 3 1 4,3
2 2,2
3 1
3 1,4
2 2
4 4,1
1 4

0 1 2 3 4 5
LINE (ARC) LAYER
• Points define lines (arcs)
Arc

• Feature is the
ARC, not the
line segments Line segment

• Arcs Vertex
meet at
Node
the nodes

Image source: ESRI Arc Info electronic help


LINE (ARC) LAYER
• Each point has a unique location
POLYGON LAYER
• In a polygon layer, lines (arcs) define areas

Lines (Arcs)

Points

• Closed region

• Boundaries: line segments

• Area of homogenous phenomena


Data Raster
RASTER

• Grids, or pixels
• Cell size is constant
• Area of each cell defines the resolution
• Raster files store only one attribute, in the form
of a “z” value, or grid code.
.jpg, .bmp,
.tif, .img
RASTER AND VECTOR REPRESENTATIONS OF
THE SAME TERRAIN

Raster: great for surfaces Vector: limited with surfaces


RASTER AND VECTOR
REPRESENTATIONS OF
THE SAME LAND USE:
Vector & Raster Point :
Vektor : Sebuah titik yg posisinya
digambarkan dengan koordinat x & y
Raster : Sebuah pixel dengan nilai tertentu
yang letaknya digambarkan dalam posisi
Kolom & lajur

Garis :
Vektor : Sekumpulan titik yang saling
berhubungan sehingga membentuk garis.
Raster : Sekumpulan pixel yang mempunyai
nilai sama dan membentuk garis

Poligon :
Vektor : Sekumpulan titik saling berhubungan
membentuk poligon
Raster : Sekumpulan pixel yang mempunyai
nilai sama dan membentuk poligon
Perbedaan Representasi Vektor & Raster

http://www.indiana.edu/~gisci/courses/g338/lectures/introduction_vector.html
GIS Data Development and
Spatial Analysis

Spatial Data
Development
GIS Data Development and
Spatial Analysis

- Spatial Analysis
- Spatial Modeling
Data Collecting
 SUMBER & JENIS DATA
 DATA SPASIAL / PETA
 BAKOSURTANAL (RUPABUMI, LANDUSE/UNIT)
 LEMBAGA PENELITIAN TANAH & AGROKLIMAT (JENIS TANAH, SATUAN LAHAN)
 KIMPRASWIL (IRIGASI)
 DIREKTORAT GEOLOGI (HIDROGEOLOGI)
 LIPI (VEGETASI)
 DEPARTEMEN KEHUTANAN (FUNGSI & PENGGUNAAN HUTAN,
PENUTUPAN LAHAN, HPH, HTI, KAWASAN KONSERVASI)
 OSEANOGRAFI (BATIMETRI)

 DATA STATISTIK
 BIRO PUSAT STATISTIK (SENSUS PENDUDUK, PERTANIAN)
 KIMPRASWIL (CURAH HUJAN, DEBIT SUNGAI)
 DEPT. KEHUTANAN (HPH, HTI, KAWASAN KONSERVASI, POTENSI KAYU)
 DEPT. KELAUTAN & PERAIRAN (POTENSI IKAN)

 PENGINDERAAN JAUH (DATA CITRA/IMAGE)


 LAPAN
 KIMPRASWIL
 DEPT. HUT
 DEPT. LINGKUNGAN HIDUP
 NASA / TRFIC / BIOTROP / PPLH/USGS (http://glovis.usgs.us.gov)
INPUT DATA SIG

• Merubah analog menjadi digital dgn


• Digitasi
format Vektor

• Scan • Merubah analog menjadi digital dengan


format raster
• Merubah format data (vektor ke raster dan
• Tranformasi
sebaliknya)

• Import • Merubah format data lain kedalam SIG yang


kita gunakan
• Typing
• Merubah analog text ke digital text
Landsat (Land Satellite)
Landsat 7 ETM+
ETM+: Enhanced Thematic Mapper Plus

Landsat 8 OLI/TIRS
OLI: Operational Land Imager
TIRS: Thermal Infrared Sensor

31
http://glovis.usgs.gov/

32
http://earthexplorer.usgs.gov/

33
KOMBINASI WARNA
Multispectral Images/
Panchromatic Images
Color Composite Image

Berbagai warna dapat dibuat


berdasarkan 3 warna primer
(Hukum warna Aditif)
True Colour Composite/Natural color

Kombinasi 3 warna yang


disusun berurutan RGB,
sehingga menghasilkan
warna yang sama dengan
warna yg ditangkap mata
ketika memandang alam
terbuka

Untuk Landsat/IKONOS :
kombinasi band RGB = 3:2:1
False Colour Composite :
Vegetasi akan berwarna merah
dengan berbagai tone. Variasi
ini banyak digunakan untuk
studi klasifikasi vegetasi.

Merah tua menunjukkan


vegetasi yang lebih padat/lebih
sehat

Semakin muda menunjukkan


vegetasi yang jarang.

R = band 4 Air dangkal/keruh terlihat lebih


G = band 3
B = band 2 terang.
False Colour Composite

Kombinasi 3 warna
yang disusun
berurutan RGB : 4:5:1

Banyak digunakan
untk studi vegetasi.
Vegetasi sehat akan
berwarna merah gelap,
orange, coklat, kuning,
False Colour Composite
Kombinasi ini banyak
memberikan informasi
variasi dan kontras warna.
Vegetasi sehat berwarna
hijau terang.

Banyak digunakan untuk


pengelolaan hutan.

Daerah perumahan/urban
berwarna merah/pink

R = band 5
G = band 4
B = band 3
Klasifikasi Data Citra
Mengubah data citra menjadi informasi
penutupan lahan/penggunaan lahan

Penutupan lahan adalah kondisi fisik


permukaan bumi

Land use: deskripsi bagaimana


manusia mengelola lahan.

Misal:
Hutan = Land cover
Hutan Lindung = Land use
Padang rumput = Land cover
Ranch/Padang Golf : Land use
INTERPRETASI VISUAL
Element Order 1
 Tone : Variasi
kedalaman warna obyek
dari warna tua ke muda,
atau hitam ke putih yang
dapat dibedakan

 Colour : Warna obyek


False Color Composite : LANDSAT, RGB = 5:4:3
Colour/Warna & Tone
Obyek

Hijau :?
Hijau muda
Hijau tua
Merah : ?
Merah muda/pink
Biru :?
Tua
Kuningan : ?
Kuning muda
Putih :?
Putih
Abu
Hitam :?
VISUAL
Elemen Order 2:
 Size – membantu
menentukan obyek
berdasarkan ukuran
 Perkebunan rakyat &
perkebunan besar

 Shape – membantu
menentukan karakter obyek
berdasarkan bentuk
 man made – cenderung
garis lurus
 natural – cenderung tidak
beraturan
False ColorComposite : LANDSAT, RGB = 5:4:3
VISUAL
Elements Orde 2
 Texture – frekuensi perubahan
dan susunan dari tone
- Pengamatan visual
kehalusan/kekasaran
(smoothness or roughness)
Misal air: biasanya halus,
Alang-alang: medium texture,
dan hutan alam dataran
rendah: kasar

 Pattern - arrangement spasial


dari objects
 Linear untuk jalan, sungai dll
LANDSAT IKONOS
VISUAL
Elements Orde 3
 Site
– Bagaimana obyek berada
pada suatu tempat
– Aspect, topografi, geologi,
tanah, & vegetasi

 Association
– Obyek biasanya berasosiasi
dengan obyek yang lain
– Sangat membantu dalam
interpretasi man made
obyek
VISUAL
Elements Orde 3

 Height
-Menjelaskan detail dari
obyek (ketinggian obyek)

 Shadow
-Membantu menentukan
detil obyek
-Identifikasi dapat
ditingkatkan dengan
informasi bayangan
False Color Composite : LANDSAT, RGB = 5:4:3
Colour/Warna & Tone
Obyek

Hijau :?
Hijau muda
Hijau tua
Merah : ?
Merah muda/pink
Biru :?
Tua
Kuningan : ?
Kuning muda
Putih :?
Putih
Abu
Hitam :?
Contoh
Dimana Mangrove ? Dimana Hutan dataran rendah ?, Dimana Perkebunan ?
Dimana Lahan terbuka ? Dimana lahan pertanian ?, Dimana Sungai ?
Dimana Jalan ?, Dimana Awan ?
Dimana Bayangan awan ? Dimana Tambak ?, Dimana Semak belukar ?
Pemetaan untuk Wisata
Peta & Sumber Peta PETA :
Penyederhanaan kondisi
permukaan bumi dalam bentuk
hardprint/data analog.
KARTOGRAFI :
ilmu yang mempelajari
pembuatan peta dengan segala
aspek yang berkaitan dengan
peta, termasuk teknik
penggunaan peta, sistim
proyeksi peta, sejarah
pembuatan peta, koleksi,
pembuatan katalog dan
perawatan peta dll.
TIPE PETA :
A. PETA RUPA BUMI (RBI)/
Informasi Geospasial Dasar, Skala 1:10 000

https://tanahair.indonesia.go.id/portal-web/download/perwilayah
INPUT DATA PETA RUPA BUMI

TOPOGRAFI

SUNGAI
PERKAMPUNGAN
B. PETA TEMATIK
Informasi Geospasial Tematik
Skala 1: 250 000

Peta Penutupan Lahan KLHK


Komponen Peta/Informasi Geospasial

Apa saja komponen peta


pada Gambar di samping?
Komponen Peta/Informasi Geospasial
Judul Peta

Skala
Inset
Referensi Spasial

Legenda
KEGUNAAN PETA :
Mengetahui Letak/Lokasi (Desa, Ketinggian, dekat sungai), Menghitung jarak,
volume, luas, Mengetahui Arah, Mengetahui kemiringan lereng etc.
Sumber Informasi Geospasial
https://tanahair.indonesia.go.id/portal-web/
https://www.big.go.id/

• https://portalksp.ina-sdi.or.id/
Banyuwangi Tourist Map
Tourist Map
Semarang City
Tourism Map
(Singapore River)
Tourist Map
Singapore City
https://www.arcgis.com/apps/Shortlist/index.html?appi
Tourism Map using Story Map d=cf8f3b8c8a86418482c1244d3455a1dc
(supported by ArcGIS; ESRI)
https://ipbgis.maps.arcgis.com/apps/MapTour/index.html?ap
pid=59d2e2df5b9845c18e4f739346531db4#

https://dogis.org/giantpins/#

Silahkan dieksplore!!

https://storymaps.arcgis.com/stories
Kenapa SIG dibutuhkan?
Keuntungan menggunakan SIG :
• Penanganan data spatial menjadi lebih baik dalam
format baku
• Revisi dan pemutakhiran data menjadi lebih mudah
• Data dan informasi spasial mudah dicari, dianalisis
dan direpresentasikan
• Data spatial dapat dipertukarkan
• Produktivitas meningkat dan lebih efisien
• Penghematan waktu dan biaya
• Keputusan yang akan diambil menjadi lebih baik
• Analisis spasial dapat dikembangkan dengan
menggunakan formulasi yg kompleks
PERENCANAAN
LANSKAP
INTERPRETASI
WISATA ALAM
NANDI KOSMARYANDI
pak.nandi@gmail.com

A simple interpretation planning process


answers the following questions:

• What are the special features of this place – ordered in to


themes and topics?
• What locations do we want people to visit and where do we
not want them to go?
• Who are the different audiences we want to communicate
with?
• How long do we want different types of visitors to spend on
the site and in what locations?
• What are the constraints of the site – places or objects that
could be damaged or places that could become overcrowded,
for example?
• What do we want people to learn, feel and do as a result of
interacting with the interpretation?
• What techniques and media should we use to provide the
interpretation?

1
Identify interesting features in your area that could become
a trail.
• What is unique about your area? Is it history, food &
produce, natural features, the culture, local flora and
fauna, recreation, adventure etc.
• Use your imagination. Don’t underestimate what you
have to offer – for many visitors what you take for
granted everyday is part of the experience they are
looking for.
• If you feel your area doesn’t have enough to offer, consider
partnering with neighboring shires to create a regional
experience.
 Get inspiration from successful trails in other areas. Will
trails like these works in your area?

Identify the kind of trail experience you can create.


• Trails can vary from multi-day drive or walk trails to
short around town heritage walks. They can revolve
around physical activities like hiking or mountain biking.
You could have multiple trails catering to different
abilities, time available, budgets, activities, ages and
interests.
• What kind of trail do your area’s features and assets
best support?
• What visitors are you trying to attract? Day trippers,
young adventurers, grey nomads?

2
To do..
Determine if the trail is feasible
• What is the theme or main focus?
• What is the overall concept?
• Are there enough interesting features, locations and
activities to create the experience you’re aiming for?
• Walk, drive and investigate.
• Are there experts you can talk to about the feasibility of
the concept before investing too much?

3
Determine what resources you need to create the trail
• Depending on the type of trail you create, the route will
need to be planned and mapped.
• Key features and locations for activities, learning and
interpretation should be identified.

4
Create a design & construction plan
• During the planning stage a design and construction plan is
prepared, costed and committed to.
• Design considerations include: emergency access; whether
the trail will be single use or shared use, linear or looped;
whether the route of the trail will provide the best possible
experience, but avoid sensitive areas; possible congestion
and flow/direction of trail-users.
• Construction considerations will look at the surface
materials, facilities, amenities and infrastructure needed.
Things like benches, furniture, toilets, lighting, signs can
make or break a trail experience.
• Signage is especially important – wayfinding, interpretive
and facilities signage are likely to be essential.

5
Interpretative trail
• Interpretive trail system and materials will provide
physical and intellectual access to the natural and
cultural history of the project area through informal
education.
• The creation of a safe and comfortable series of
interpretive areas, that are physically accessible to
all types of people, including people of all ages and
those with disabilities, is a vital part of this plan.
• Interpretive signage that contains materials about
the site’s ecosystems and cultural history will help
visitors to expand their sense of place within the
trail.
• Within the interpretive program, many types of
visual, other sensory, and kinetic learning activities
should be considered.

PATHWAY FUNCTION
• Guiding the visitor movement
• Creating comfort and safety
• Setting site carrying capacity
• Delivering story of site

6
Pathway pattern
• Linier

• Grid

• Spiral

• Radial

• Network

• Komposit

Position of pathway to the space

7
Place interpretation where:
• visitors want to go e.g. sensitive areas
• site features raise obvious questions or create good stories
• there are obvious stopping points e.g. half way up a long
hill with a seat and view
• an audience can be temporarily captured by creating a
simple roofed or wind shelter
• visitors feel safe and are protected from natural hazards
e.g. cliffs
• it can be easily seen and found
• it will not interrupt views
• it can be easily maintained e.g. not where leaf litter
routinely accumulates
• it is least likely to be subject to vandalism.

Inventarisasi, identifikasi, ukur, nilai dan plotkan pada peta


rencana

8
9
10
11
12
Interpretive Signage

• Interpretive signs point out features of interest along the


trail and educate trail users about those features, which
can be natural, cultural, historical, or recreational.
• Interpretive signs can also direct users to avoid impacting
ecologically sensitive areas and educate recreational
users about the environment, thereby creating a new
purpose for recreational trails.

Signs
Sign boards need to:
• Fit into the environment, using appropriate materials.
• Withstand the weather, accidental damage and
vandalism.
• Materials should be either robust, long lasting and
durable or cheap, easily replaced and short lived.

13
14
Trail route design

• Most landscapes have :


 varying terrain,
 different vegetation and
 a variety of places within them.

• Some landscape may have :


 peaks to climb,
 others water of various sorts or
 stands of big trees to walk or ride through.

• The trails need to provide a reasonable match


between the various visitor requirements and the
features that the area has to offer.

15
Lengths of trail

Different people may be


interested in different types
and lengths of walk,
depending on who they are,
how fit they are and how
much time they have.

Trail construction principles


• Some guidelines to follow when considering trail
construction:
• Build as little surfaced trail as possible, if the ground
is hard, naturally well drained and can withstand the
expected traffic.
• Avoid steps and ramps if possible. This is obligatory
on barrier-free trails, and is a general principle to
follow elsewhere. Use short, steep pitches if needed in
the more rugged places, but generally try to find
suitable gradients for comfortable walking.
• Keep paths away from wet and soft ground, especially
silt, clay or peat soils if possible.
• Try to avoid routes crossing scree or talus slopes or
heavy boulder fields. These can be loose, dangerous
or difficult to stabilize.

16
Categorize trails:

• Barrier-free
• Easy
• Moderate
• Strenuous

17
Track structures

18
Stream crossings

19
CONTOH TAHAP PERENCANAAN
DATA

PRIMER SEKUNDER
JALUR,
OBYEK DAN
PENGUNJUNG

ANALISIS

POTENSI DAYA KARAKTERISTIK KONDISI JALUR


TARIK DAN
PREFERENSI
PENGUNJUNG

PERENCANAAN JALUR INTERPRETASI


(TEMA, RUTE, TEKNIK/KONSTUKSI, TATA
LETAK, STANDAR FASILITAS)

Selamat belajar…
Reference:
• Bell S. 2008. Design for Outdoor Recreation.
Second edition. Taylor & Francis. New York

20

Anda mungkin juga menyukai