A. Hasil Kegiatan
1. Gambaran Umum RSUP dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten
a. Sejarah singkat rumah sakit
RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten didirikan pada tanggal 20
Desember 1927, secara bersama-sama oleh perkebunan-perkebunan
(onderneming) milik pemerintah Hindia Belanda (kini Indonesia) yang
terdiri dari perkebunan tembakau, tebu dan perkebunan rami. Rumah
Sakit tersebut diberi nama “Dr. SCHEURER HOSPITAL” dan dikelola
oleh yayasan “Zending” yang bergerak dibidang kesejahteraan umat.
Rumah Sakit itu dipimpin oleh Dr. Bakker.
Pada tahun 1942 Jepang masuk / menguasai Pemerintah hindia
Belanda sehingga “Dr. SHEURER HOSPITAL” juga dikuasai Jepang.
Pada tahun 1945 Jepang kalah perang dan Indonesia memproklamasikan
kemerdekaannya. Dengan demikian “Dr. SHEURER HOSPITAL” juga
berada pada kekuasaan pemerintah Indonesia dan sejak saat itu namanya
diganti menjadi “RUMAH SAKIT UMUM TEGALYOSO
KLATEN”.Nama ini diambil dari nama desa dimana RSUP dr. Soeradji
Tirtonegoro berada yaitu desa Tegalyoso. Selama pemerintahan Jepang
Rumah Sakit dipimpin oleh Dr. Maeda dan Dr. Curuta. Kemudian
setelah Jepang pergi (tahun 1945) Rumah Sakit dipimpin oleh Dr.
Soenoesmo.
Dalam masa peralihan dari rumah sakit dibawah pengelolaan
zending menjadi Rumah Sakit Pemerintah RI masih terdapat beberapa
tenaga dokter asing antara lain Dr. Horner dan Dr Bakker Yunior.
Selama masa itu semua karyawan RSUP dr. Soeradji Tirtonegoro diberi
kesempatan untuk memilih, tetap bekerja di RSUP dr. Soeradji
Tirtonegoro untuk kemudian diangkat menjadi pegawai negeri atau
pindah ke rumah sakit Zending yang lain yaitu RS Bethesda Yogyakarta
atau RS Jebres Surakarta. Setelah Indonesia merdeka pada tahun 1945,
rumah sakit diambil alih oleh pemerintah Republik Indonesia. Karena
letak rumah sakit ini berada di desa Tegalyoso, maka kemudian nama
rumah sakit diganti menjadi Rumah Sakit Umum (RSU) Tegalyoso
Klaten.
Berdasarkan SK Menteri Kesehatan RI No. 1442A/
Menkes/SK/XII/1997 tertanggal 20 Desember 1997 nama RSUP
Tegalyoso berganti nama menjadi “RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro”
sampai dengan sekarang.
b. Visi dan Misi RSUP dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten
1) Visi
Unggul dalam Pelayanan Publik untuk mewujudkan Indonesia
maju pada tahun 2024 Unggul : Lebih tinggi (pandai, baik, cakap,
kuat, awet, dsb) daripada yang lain ; utama Pelayanan Publik :
segala bentuk jasa pelayanan, baik dalam bentuk barang publik
maupun jasa publik yang pada prinsipnya menjadi tanggungjawab
dan dilaksanakan oleh Instansi Pemerintah di Pusat, di Daerah dan
di lingkungan BUMN/BUMD, dalam rangka upaya pemenuhan keb
masyarakat maupun dalam rangka pelaksanaan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
2) Misi
a) Meningkatkan pelayanan kesehatan yang bercirikan Smart and
Inteligent hospital dengan mengedepankan mutu dan
keselamatan pasien
b) Meningkatkan pendidikan kedokteran, keperawatan, dan tenaga
kesehatan lain serta penelitian translasional
c) Meningkatkan kepuasan pelayanan publik melalui Zona
Integritas
d) Meningkatkan status kesehatan masyarakat dengan
mengedepankan Academic Health System(AHS) Univesitas
Gajah Mada (UGM)
c. Motto
“Bersih, Nyaman, Akurat”
Tabel 3.1
Review Identifikasi nama pasien pada DRM Rawat Inap
kasus Gastroenteritis of colitis of unspecified
RSUP dr. Soeraji Tirtonegoro Klaten
periode 2021
Tabel 3.2
Review Identifikasi nomor rekam medis pada DRM Rawat Inap
kasus Gastroenteritis of colitis of unspecified
RSUP dr. Soeraji Tirtonegoro Klaten
periode 2021
Tabel 3.3
Review Autentifikasi pada nama terang dokter DRM Rawat Inap kasus
Gastroenteritis and Colitis of unspecified berdasarkan Nama terang dokter di
RSUP dr.Soeraji Tirtonegoro Klaten periode 2021
Tidak
No Jenis Formulir Lengkap Lengkap Total
N % N % N %
1. Summary List 29 96,67 1 3,33 30 100
2. Formulir DPJP 27 90 3 10 30 100
Discharge
3. Summary 29 96,67 1 3,33 30 100
Tabel 3.4
Review Autentifikasi pada tanda tangan dokter DRM Rawat Inap kasus
Gastroenteritis and Colitis of unspecified berdasarkan Nama terang dokter di RSUP
Tidak
N
Jenis Formulir Lengkap Lengkap Total
o
N % N % N %
Formulir Rawat
1. /IGD 29 96,67 1 3,33 30 100
2. Formulir DPJP 28 93,33 2 6,67 30 100
Discharge
3. Summary 19 63,33 11 36,67 30 100
dr.Soeraji Tirtonegoro Klaten periode 2021
Tabel 3.5
Review pelaporan penting tanggal dan jam pengisian formulir pada DRM
Rawat Inap kasus Gastroenteritis and Colitis of unspecified
Di RSUP dr.Soeraji Tirtonegoro Klaten periode 2021
Tidak
N
Jenis Formulir Lengkap Lengkap Total
o
N % N % N %
1. Summary list 29 96,67 1 3,33 30 100
2. Formulir DPJP 22 73,33 8 26,67 30 100
Discharge
3. Summary 28 93,33 2 6,67 30 100
Tabel 3.6
Review pelaporan penting diagnosis pada DRM Rawat Inap kasus
Gastroenteritis and Colitis of unspecified RSUP dr.Soeraji Tirtonegoro Klaten
periode 2021
Tidak
N
Jenis Formulir Lengkap Lengkap Total
o
N % N % N %
1. Summary list 27 90 3 10 30 100
2. Formulir DPJP 28 93,33 2 6,67 30 100
Discharge
3. Summary 28 93,33 2 6,67 30 100
Berdasarkan tabel 3.6 dapat diketahui bahwa hasil diatas pada review
pelaporan penting diagnosis pasien kasus gastroenteritis yang dinyatakan
lengkap tertinggi terdapat pada 2 formulir yaitu formulir DPJP (RM 25) dan
Discharge Summary (49A) sebanyak 28 dokumen rekam medis (93,33%).
Sedangkan terendah terdapat pada formulir Summary list (RM 1) sebanyak 27
dokumen rekam medis dengan hasil prosentase 90%.
6. Mengidentifikasi ketepatan tata cara pendokumentasian pada dokumen rekam
medis rawat inap penyakit gastroenteritis
Review pendokumentasian yang baik dan benar dilakukan dengan
menganalisis dokumen rekam medis apakah sudah tercatat dengan jelas
terbaca, garis tetap serta pembetulan kesalahan penulisan.review dilakukan
dilakukan pada formulir summary list (RM 1), formulir Dokter
Penanggungjawab Pasien (DPJP) (25), dan Discharge Summary (RM 49).
Garis tetap pada ketepatan tata cara pendokumentasian DRM pasien
yaitu Penggunaan garis tetap dimaksudkan untuk menghindari penambahan
data dari pihak yang tidak berwenang. Adapun, hasil analisis review
pendokumentasian sebagai berikut :
Tabel 3.7
Review ketepatan teknis/cara pendokumentasian jelas terbaca pada DRM
Rawat Inap kasus Gastroenteritis and Colitis of unspecified
RSUP dr.Soeraji Tirtonegoro Klaten periode 2021
Berdasarkan tabel 3.7 dapat diketahui bahwa hasil diatas pada review
ketepatan teknis/cara pendokumentasian jelas terbaca kasus gastroenteritis
yang dinyatakan lengkap tertinggi terdapat pada formulir discharge summary
(RM 49) sebanyak 25 dokumen rekam medis dengan prosentase 83,33%.
Sedangkan terendah terdapat 2 formulir dengan hasil yang sama yaitu pada
formulir summary list (RM 1) dan formulir DPJP (RM 25) sebanyak 21
dokumen rekam medis dengan hasil prosentase 70%.
Tabel 3.8
Review ketepatan teknis/cara pendokumentasian garis tetap pada DRM Rawat
Inap kasus Gastroenteritis and Colitis of unspecified RSUP dr.Soeradji
Tirtonegoro Klaten periode 2021
Tabel 3.10
Data Kunjungan Rawat Jalan Poliklinik RSUP Dr.Soeradji
Tirtonegoro tahun 2021
Jumlah
Hari Buka
No Poliklinik Kunjunga
Klinik
n
1. Rehabilitasi Medik 9569 241
Hemodialisa Rawat
2. Jalan 20.982 241
3. Hematologi Onkologi 500 241
4. PCR Mandiri 1368 241
5. Genose 86 241
6. Rapid Antigen 979 241
7. Radioterapy Onkologi 1 241
8. Gynecology Onkologi 958 241
9. Fetoma Ternal 103 241
10. Fertilitas 323 241
11. BTKV 344 241
12. Perinatologi 243 241
13. Klinik PIE 1415 241
14. Bedah Onkologi 7465 241
15. Bedah Plastik 953 241
16. Gizi Rawat Jalan 85 241
17. Triase/Uji Kesehatan 1027 241
18. Rosela Estetik 77 241
19. Psikologi 5 241
20. VCT 2818 241
21. Psikiatri 1037 241
22. Jantung 4015 241
23. DOTS 1215 241
24. Paru 636 241
Bedah Mulut/Gigi
25. Spesialis 2267 241
26. Gigi dan Mulut 601 241
27. Kulit dan Kelamin 1868 241
28. Mata 4918 241
29. THT 2898 241
Tumbuh Kembang
30. Anak 4456 241
31. Kesehatan Anak 3412 241
32. Saraf Lansia 2379 241
33. Saraf 4039 241
34. KB 20 241
35. Gynecology 465 241
36. Obsetetri 1114 241
37. Bedah Anak 774 241
38. Bedah Digestive 1202 241
39. Bedah Urologi 1517 241
40. Bedah Saraf 1883 241
41. Bedah Ortopedi 9848 241
42. Bedah Umum 1140 241
43. Geriatri 867 241
44. Ginjal Hipertensi 1379 241
45. Penyakit Dalam 4699 241
Jumlah 107.950
Σ Kunjungan ( baru+lama )
b) Rerata kunjungan pasien perhari=
Σhari buka klinik
107.950
= = 447,92 pasien/hari
241
Σkunjungan baru
Rerata kunjungan pasien baru=
Σhari buka klinik
i. Triwulan I
Σkunjungan baru 1958
= =32 pasien
Σhari buka klinik 61
ii. Triwulan II
iv. Triwulan IV
Σkunjungan baru 1795
= = 30 pasien
Σhari buka klinik 59
34,92 : 447,93
1 :12,8
1:13
Dari perhitungan di atas dapat diketahui bahwa terdapat 1
kunjungan pasien baru di setiap 13 kunjungan pasien ke
poliklinik RSUP Dr.Soeradji Tirtonegoro.
Tabel 3.11
Data Asal Pasien Gawat Darurat
RSUP Dr.Soeradji Tirtonegoro Klaten 2021
Asal pasien Total pengunjung
Datang Sendiri 20755
Rujukan Puskesmas 155
Rujukan Rumah Sakit lain 673
Dokter praktek 64
Rujukan klinik 38
PMI 2
Rujukan Bidan 517
Jumlah 22205
Berdasarkan tabel 3.11 dapat diketahui bahwa asal pasien gawat
darurat tertinggi dengan total pengunjung sebanyak 20755 pasien, dan
terendah dari PMI sebanyak 2 pasien.
Tabel 3.12
Jumlah 22205
Tabel 3.13
Indikator Unit Rawat Inap
RSUP Dr.Soeradji Tirtonegoro Klaten periode 2021
Pasien Keluar
Mati
Pasien
>48 Jumlah Jumla Jumlah
Periode Keluar
jam + Hari h HP TT
(H+M)
> 48 <48
jam jam
Triwulan
l 3041 129 288 90 18926 436
Triwulan
ll 3559 227 354 91 21221 405
Triwulan
lll 3070 298 636 92 18872 328
Triwulan
IV 3340 121 258 92 17046 302
Total 13010 775 1536 365 76065 1471
Sumber: Laporan Instalasi Rekam Medik,2021
Rumus :
Σ HP
X 100 %
Σ TT tersedia x t
Dengan keterangan rumus :
Σ HP : Hari Perawatan
ΣTT tersedia : jumlah tempat tidur tersedia
t : Jumlah hari dalam satu periode
Maka, didapatkan data sebagai berikut :
(1) Triwulan I
18926
X 100 %
436 x 90
18926
= X 100 %
39240
= 48,231 = 48 %
(2) Triwulan II
21221
X 100 %
405 x 91
21221
= X 100 %
36855
= 57,57 = 58%
(3) Triwulan III
18872
X 100 %
328 x 92
18872
= X 100 %
30176
= 62,53 = 63 %
(4) Triwulan IV
17046
X 100 %
302 x 92
17046
= X 100 %
27784
= 61,35 = 61 %
Tabel 3.14
Penggunaan Tempat Tidur
RSUP Dr.Soeradji Tirtonegoroperiode 2021
Standar Ideal
BOR
Periode Ʃ HP Ʃ Hari Barber Johnson
(%)
(60% - 80%)
Triwulan 1 18926 90 48% Belum Ideal
Triwulan 2 21221 91 58% Belum Ideal
Triwulan 3 18872 92 63% Ideal
Triwulan 4 17046 92 61% Ideal
Tabel 3.15
Rata-rata Rawat Inap
RSUP Dr.Soeradji Tirtonegoro periode 2021
Standar
Ideal
Ʃ Pasien
Barber
Periode Ʃ HP Ʃ Hari Keluar AvLOS
Johnson
(H+M)
3 - 12
hari
Triwulan 1 18926 90 3041 7 Ideal
Triwulan 2 21221 91 3559 6 Ideal
Triwulan 3 18872 92 3070 7 Ideal
Triwulan 4 17046 92 3340 5 Ideal
(2)Triwulan II
(405x 91)– 21221
3559
= 4,393 = 4 hari
(3)Triwulan III
(328x 92)– 18872
3070
= 3,68 = 4 hari
(4)Triwulan IV
(302x 92)– 17046
3340
= 3,21 = 3 hari
Tabel 3.16
Tenggang Perputaran Tempat
RSUP Dr.Soeradji Tirtonegoro periode 2021
Periode Ʃ HP ƩHari Ʃ Pasien TOI Standar Ideal
Keluar Barber
(H+M) Johnson
1 - 3 hari
Triwulan 1 18926 90 3041 7 Belum ideal
Triwulan 2 21221 91 3559 4 Belum ideal
Triwulan 3 18872 92 3070 4 Belum ideal
Triwulan 4 17046 92 3340 3 Ideal
e) NDR
Tabel 3.18
Angka Kematian ≥48 jam
RSUP Dr.Soeradji Tirtonegoro periode 2021
Pasien Keluar
Periode Keluar mati>
(H+M) 48 jam NDR
Triwula
nl 3041 129 42,42
Triwula
n ll 3559 227 63,78
Triwula 3070 298 97,06
n lll
Triwula
n IV 3340 121 36,22
Total 13010 775 239,48
16.0
14.0
12.0
AVLOS
10.0
8.0
6.0
4.0
2.0
0.0
0.0 2.0 4.0 6.0 8.0 10.0 12.0 14.0 16.0 18.0 20.0
TOI
GARIS BOR TW I GARIS BOR TW II GARIS BOR TW III
GARIS BOR TW IV GARIS BTO TW I GARIS BTO TW II
GARIS BTO TW III GARIS BTO TW IV TITIK TW I
TITIK TW II TITIK TW III TITIK TW IV
Series26 Series28 Series30
Series32 TOI TW I LOS TW I
TOI TW II LOS TW II TOI TW III
LOS TW III TOI TW IV LOS TW IV
Gambar 3.1
Grafik Barber Johnson
RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten
Berdasarkan Grafik Barber Johnson triwulan I-IV diatas titik
pertemuan empat parameter BOR, AvLOS, TOI, dan BTO memiliki
hasil diluar daerah efisien.
d) Indikator persalinan
Tabel 3.20
Indikator Persalinan di RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten
2 Kematian ibu 11
Rumus=
∑ pasien kasus sectio caesarea
Periode waktu
410
¿ = 102,5
4
Jadi, hasil rerata yaitu 103 dalam kasus sectio caesarea
selama 3 bulan.
b) Rasio dengan kasus kebidanan
Rumus = Jumlah kasus sectio caesarea : jumlah kasus
kebidanan rawat inap
410 : 958
1 : 2,33
1 : 2
Dari 2 kunjungan kebidanan 1 diantaranya bersalin
dengan bantuan sectio caesarea.
c) Kematian Ibu
(1) Rerata
Rumus=
∑ kematian ibu
Periode waktu
11
¿ =2,75
4
1) Data dasar rumah sakit (RI. 1) adalah formulir untuk data rumah
sakit yang dilaporkan setiap waktu apabila ada perubahan data
rumah sakit.
2) Data ketenagaan (RL. 2) merupakan dat rekapitulasi semua tenaga
kerja yang ditetapkan resmi bekerja di suatu rumah sakit (full time)
berdasarkan jenis kelamin sesuai dengan keadaan, kebutuhan dan
kekurangan dalam rumah sakit, dan dilaporkan satu kali dalam
setahun paling lambat tanggal 15 bulan Januari tahun periode
pertama.
3) Data kegiatan pelayanan rumah sakit (RL. 3) adalah formulir yang
beriisikan data kegiatan pelayanan rumah sakit, yang dilaporkan
satu kali dalam setahun, paling lambat tanggal 15 bulan Januari
tahun setelah tahun periode pelaporan.
4) Data keadaan morbiditas dan mortalitas pasien rawat inap (RL. 4a)
adalah formulir untuk keadaan morbiditas pasien rawat inap yang
merupakan formulr rekapitulasi dari jumlah pasien keluar rumah
sakit (hidup dan meninggal). Data ini dikumpulkan dari tanggal 1
Januari sampai dengan 31 Desember setiap tahunnya.
5) Data keadaan morbiditas pasien rawat rawat jalan (RL. 4b) adalah
formulir standar untuk keadaan morbiditas pasien rawat jalan yang
merupakan formulir rekapitulasi dari jumlah kasus baru dan jumlah
kunjungan yang terdapat pada unit rawat jalan rumah sakit untuk
tahunan. Data dikumpulkan dari tanggal 1 Januari sampai dengan
31 Desember setiap tahunnya.
6) Data kegiatan pelayanan rumah sakit (RL 5) data ini terdapat 5 poin
yaitu:
a) Data pengunjung rumah sakit (RL 5.1) yang berisi data
pengunjung baru dan pengujung lama.
b) Data kunjungan rawat jalan (RI. 5.2) yang berisi data
kunjungan rawat jalan, kunjungan baru dan kunjungan lama.
c) Data 10 besar penyakit rawat inap (RL. 5.3) yang berisi data 10
besar penyakit rawat inap rekapitulasi dari pasien keluar rumah
sakit (hidup dan meninggal) untuk satu tahun, data
dikumpulkan dari tanggal 1 Januari sampai dengan 31
Desember setiap tahunnya.
d) Data 10 besar penyakit rawat jalan (RL 5.4) yang berisi data 10
besar penyakit rawat jalan rekapitulasi dari jumlah banyaknya
kasus baru pada unit rawat jalan untuk satu tahun. Data
dikumpulan dari tanggal 1 Januari sampai dengan 31 Desember
setiap tahunnya.
8. Mengidentifikasi aturan dan tata cara klasifikasi dan kodifikasi penyakit dan
tindakan gastroenteritis rawat inap
Aturan dan tata cara klasifikasi dan kodefikasi penyakit gastroenteritis
pada dokumen rekam medis, petugas koding di RSUD dr. Soeradji
Tirtonegoro Klaten untuk kodefikasi penyakit dan tindakan dilakukan
komputerisasi menggunakan ICD-10, ICD-9 manual/elektronik. Untuk
penetapan kode rawat jalan maupun rawat inap tidak ada perbedaan. Maka
dari itu, untuk tata cara kodefikasi penyakit gastroenteritis di RSUP Dr
Soeradji Tirtonegoro berdasarkan hasil analisis dan wawancara petugas
koding, sebagai berikut :
a. Petugas analisis kelengkapan menerima dokumen rekam medis dari
bangsal rawat inap.
b. Petugas menganalisis kelengkapan dokumen rekam medis rawat inap.
c. Petugas koding menerima dokumen rekam medis dari petugas analisis
kelengkapan
d. Petugas membaca diagnosis didalam discharge summary untuk
memastikan keakuratan diagnosis petugas koding mengecek pada lembar
formulir pada catatan perkembangan pasien terintergrasi RM 35
pengkajian awal untuk menghasilkan kode penyakit yang lebih akurat.
e. Apabila tidak terbaca atau tidak terdapat ketidaksesuaian diagnosis, maka
petugas maka petugas melakukan konfirmasi dengan perawat poliklinik
atau petugas administrasi bangsal.
f. Setelah itu, petugas menentukan lead term diagnosis penyakit.
g. Kemudian mencari lead term yang tertulis didalam summary list
pengkajian awal pada indeks alfabetik (alphabetic index) atau pada
volume 3 di dalam buku ICD-10.
h. Petugas memeriksa kode ke daftar tabulasi pada ICD-10 volume 1,
apakah kode yang dihasilkan sesuai dengan diagnosis yang ditulis oleh
dokter yang bertanggung jawab.
i. Petugas menentukan kode.
j. Petugas menuliskan kode diagnosis di kotak yang disediakan pada lembar
discharge summary/lembar INA CBG's apabila pasien BPJS sesuai
dengan nomer rekam medis pasien untuk kemudian diinput pada sinergis
kemudian simpan sebagai indek untuk kepentingan pelaporan.
k. Petugas coding menyerahkan dokumen rekam medis kepada petugas
assembling
l. Petugas coding mengumpulkan berkas klaim INA CBG’s untuk
diserahkan ke petugas IP3.
Leadterm :transfusion
transfusion:
blood NOS
Tabel 3.22
Tingkat Ketepatan Kode Diagnosis Gastroenteritis PadaDRMRawat
Inap di RSUP Dr.Soeradji Tirtonegoro periode 2021
Keakuratan Akurat Tidak Akurat
Kode di RS Kode ICD-10 N % N %
A09.9 A09.9 30 100% 0 0%
Berdasarkan tabel 3.22 menunjukkan bahwa keakuratan kode
diagnosis Gastroenteritis pasien rawat inap dengan dengan kode A09.9,
sebanyak 30 dokumen (100%).
12. Mengidentifikasi ketepatan kode tindakan gastroenteritis
Tindakan Gastroenteritis pada pasien rawat inap di RSUP Dr.Soeradji
Tirtonegoro dapat dilihat pada formulir discharge summary. Coder
melakukan koding tindakan sesuai dengan tindakan yang ditulis di formulir
dischaege summary. Untuk mendapatkan kode yang akurat, sebelum
mengkode koder melakukan review lembar-lembar pada dokumen rekam
medis yang berkaitan dengan diagnosis tersebut. Berdasarkan sampel dari
tiga puluh dokumen Gastroenteritis diketahui bahwa keakuratan kode
tindakan Gastroenteritis terdapat pada tabel di bawah ini :
Tabel 3.23
Tingkat Ketepatan Kode Tindakan Gastroenteritis pada Dokumen
Rekam Medis Pasien Rawat Inap di RSUP Dr.Soeradji Tirtonegoro
periode 2021
Dari 30 dokumen rekam medis rawat inap kasus Gastroenteritis terdapat
7 dokumen dengan tindakan sebagai berikut
Keakuratan Akurat Tidak
Akurat
Kode Kode
Tindakan N % N %
RS Peneliti
Tranfusion of blood 99.03 99.03 3 100% 0 0%
Closed (endoscopy)
48.24 1 100% 0 0%
biopsy of rectum 48.24
Electroencephalogra
89.14 89.14 1 100% 0 0%
m
Hemodialisis 39.95 39.95 2 100% 0 0%
Berdasarkan tabel 3.23 hasil review dari tujuh dokumen rekam medis
pasien rawat inap diagnosis gastoenteritis menunjukkan persentase tingkat
keakuratan kode tindakan 100% akurat.
B. Pembahasan
1. Mengidentifikasi waktu pelaksanaan analisis kelengkapan pada dokumen
rekam medis
Unit rekam medis RSUP dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten sudah
melakukan pengarahan kepada unit terkait yang bersangkutan untuk
melakukan pengisian rekam medis, agar pengisian lebih ditingkatkan untuk
mencapai kelengkapan maksimal yaitu 1×24 jam sesuai dengan Peraturan
Direktorat Jenderal Bina Pelayanan Medik Departemen Kesehatan RI Tahun
2008 tentang Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit. Didukung dengan
Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 129 (2008) yang menyatakan
bahwa Kelengkapan pengisian berkas rekam medis harus mencapai angka
100% selama 1x24 jam setelah pasien keluar rumah sakit serta sudah sesuai
dengan SOP Rumah Sakit dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten dengan No.
OT.02.02/1.4.13/398/2018 tentang analisis kelengkapan rekam medis. Bila
ditemukan ketidaklengkapan, maka dokumen rekam medis dikembalikan ke
bangsal yang bersangkutan untuk dilengkapi agar dokumen valid.
2. Mengidentifikasi kelengkapan pengisian identifikasi pasien pada dokumen
rekam medis rawat inap penyakit gastroenteritis
Identikasi pasien adalah suatu sistem identifikasi kepada pasien untuk
membedakan antara pasien satu dengan pasien lainnya sehingga memperlanca
atau mempermudah dalam pemberian pelayanan kepada pasien. Dalam
pelayanan RSUP dr.Soeraji Tirtonegoro Klaten, berdasarkan analisis
kelengkapan pengisian identitas pasien pada dokumen rekam medis, nama
pasien dan nomor rekam medis secara keseluruhan sudah terisi dengan
lengkap sesuai SOP Rumah Sakit dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten dengan No.
OT.02.02/1.4.13/398/2018 tentang analisis kelengkapan rekam medis.
A. Simpulan
1.
2. Menganalisis kelengkapan identitas pasien pada 30 sampel dokumen rekam
medis (DRM) yang meliputi nomor rekam medis dan nama lengkap pasien.
Formulir yang di analisis diantaranya formulir summary list (RM1), formulir
Dokter Penanggung Jawab Pasien (DPJP) (RM 25), Discharge Summary
(RM 49).
3. Kelengkapan autentifikasi pada 30 dokumen rekam medis pasien rawat inap
kasus gastroenteritis belum lengkap 100%. Review nama terang dokter
diperoleh hasil terendah sebesar 90% pada formulir dokter penanggung
jawab pasien (RM 25) dan pada review tanda tangan dokter diperoleh hasil
terendah sebesar 63,33% pada formulir discharge summary (RM49)
4. Kelengkapan pelaporan penting tanggal dan jam yang di nyatakan lengkap
tertinggi terdapat pada formulir summary list (RM 1) sebanyak 29 dokumen
rekam medis (96.67%) . Dan yang terendah terdapat di formulir DPJD (RM
25) sebanyak 27 dengen prosentase 90%. Sedangkan dalam kelengkapan
diagnosis pasien yang dinyatakan lengkap ada 2 yaitu formulir DPJP dan
Discharge Summary sebanyak 28 dokumen rekam medis (93.33%) dan yang
terendah terdapat pada formulir summary list sebanyak 27 (90%).
5.
6.
7.
8. Hasil Perhitungan Indikator Rawat Jalan dan Indikator Rawat Inap di RSUP
dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten:
a. Indikator Rawat Jalan di RSUP dr.Soeradji Tirtonegoro Klaten
mengalami penurunan dilihat dari rerata kunjungan perhari, rerata
kunjungan baru perhari, dan rasio kunjungan baru: total kunjungan
baru mengalami penurunan pada triwulan IV dan yang mengalami
kenaikan pada triwulan II yaitu rerata kunjungan pasien baru.
b. Indikator Gawat Darurat di RSUP dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten
berdasarkan hasil perhitungan dapat diketahui bahwa rerata pasien
gawat darurat perhari mencapai 61 pasien per hari. Dan angka
kematian pasien gawat darurat relatif tinggi yaitu 115 pasien
meninggal di IGD.
c. Indikator Rawat Inap di RSUP dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten
triwulan I dan II tidak efisien karena terdapat indikator yang tidak
ideal yaitu nilai BOR. Dan untuk nilai LOS, TOI, BTO sudah ideal
dan sudah sesuai standar Barber Johnson.
d. Indikator Persalinan di RSUP dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten
berdasarkan hasil perhitungan nilai NDR paling rendah pada triwulan I
yaitu 42,42% dan tertinggi pada triwulan III yaitu 97,06% nilai
tersebut belum ideal karena nilai standar ideal nya 2,5%. Dan nilai
GDR tertinggi pada triwulan III dan terendah pada triwulan IV nilai
tersebut belum ideal
9. Identifikasi pelaporan eksternal (RL1 – RL5) RSUP dr. Soeradji Tirtonegoro
Klaten dibuat secara komputerisasi menggunakan SIMRS/Sistem Informasi
Manajemen Terintegrasi Rumah Sakit (SINERGIS) berdasarkan SIRS revisi
VI.
10. Analisis aturan dan tata cara klasifikasi dan kodifikasi penyakit dan tidakan
di RSUP dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten petugas koding untuk kodefikasi
penyakit dan tindakan dilakukan komputerisasi menggunakan ICD-10, ICD-
9 cm manual/elektronik. Untuk penetapan kode rawat jalan maupun rawat
inap tidak ada perbedaan
11. Keakuratan kode diagnosis Gastroenteritis dari hasil observasi 30 dokumen
rekam medis rawat inap kasus gastroenteritis menunjukkan keakuratan
sebesar 100%.
12. Analisis ketepatan kode rawa inap di RSUP Dr.Soeradji Tirtongoro Klaten
menggunakan informasi yang terdapat pada lembar discharge summary,
lembar assesment, lembar catatan perkembangan pasien terintegrasi dan
semua formulir penunjang tegak diagnosis yang ada pada dokumen rekam
medis. Hasil review ketepatan kode diagnosis Gastroenteritis dengan sempel
30 dokumen rekam medis pasien rawat inap yaitu 100% akurat dengan kode
A09.9.
13. Ghfhj
B. Saran
1.